6633-Article Text-12430-1-10-20180412
6633-Article Text-12430-1-10-20180412
2 Tahun 2014
DOI : doi.org/10.21009/parameter.252.06
P-ISSN : 0216-261X
Soni T. Tandiana
FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Abstract
An analysis on psycholinguistics field has been conducted by the writer to find out the speech produced by
the 5 years old ’native bilingual’ child namely Helga Claresta Raudina. Descriptive qualitative is used as
the method of the research, the data required are obtained by interviewing the respondent. The lexical and
grammatical types of speech produced by the respondent are analysed based on the psycholinguistics
theories. This research is done to give valuable information and description of how the five years old child
produces their languages.
Abstrak
Analisis psikolinguistik telah dilakukan oleh penulis untuk mengetahui kemampuan berbicara
bilingual anak 5 tahun, yaitu Helga Claresta Raudina. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan mewawancarai responden. Jenis leksikal dan
gramatikal berbicara dihasilkan oleh responden dianalisis berdasarkan teori psikolinguistik. Penelitian
ini dilakukan untuk memberikan informasi yang berharga dan deskripsi tentang bagaimana seorang
anak berusia lima tahun memproduksi bahasa.
107
Jurnal Parameter Volume 25 No. 2 Tahun 2014
DOI : doi.org/10.21009/parameter.252.06
P-ISSN : 0216-261X
gramatikal yang dihasilkan oleh seorang tahun (tepatnya 4 tahun 7 bulan). Setelah
anak bilingual berusia 5 tahun. data terkumpul, kemudian dideskripsikan,
Penguasaan bahasa seorang anak, ter- di-analisis dan ditarik kesimpulan
kadang sulit diprediksi. Karena keterbatasan berdasarkan hasil analisis data. Data
pengetahuan dan kebahasaannya seringkali penelitian diperoleh melalui teknik
seorang anak membuat kesalahan dalam wawancara. Objek penelitian merespon
memproduksi kalimat baik makna maupun setiap pertanyaan dalam situasi dan lokasi
gramatika. Tetapi terkadang, orang tua yang alamiah. Peneliti melakukan
terpana dengan ucapan seorang anak yang perekaman (recording) untuk mendokumen-
mengeluarkan ujaran seperti orang dewasa. tasikan data.
Pertanyaan yang seringkali muncul berkaitan
dengan hal ini, bagaimana seorang anak Perkembangan Kemampuan Bahasa
bilingual (dwibahasa) berusia 5 tahun Jika merasa lapar, haus, sakit, dll.
memproduksi kalimat dalam bahasa Ibu seorang bayi akan menangis. Dengan cara
maupun bahasa kedua? Bahasa mana yang ini, bayi mencoba menyampaikan apa yang
lebih sering digunakan anak bilingual ketika dirasakannya kepada lingkungannya.
berkomunikasi, bahasa Ibu atau bahasa Kemampuan komunikatif bayi akan
kedua? Apakah kalimat yang diproduksi berkembang melalui beberapa tahapan,
anak berusia 5 tahun berterima secara sampai dia benar-benar mampu bertutur
gramatik? Apakah kalimat yang diproduksi dalam bahasa ibunya dengan benar.
anak berusia lima tahun berterima dari sudut Tahapan-tahapan pemerolehan bahasa
makna? Beberapa pertanyaan tersebut pertama berdasarkan aspek kebahasaan
tentunya menuntut jawaban-jawaban melalui dapat digambarkan sebagai berikut:
observasi dan wawancara.
Data penelitian ini, kalimat yang Pemerolehan Fonologi
diproduksi oleh seorang anak berusia 4 tahun Dimulai dari tangisan yang tak
7 bulan bernama Helga Claresta Raudina. bermakna, pemerolehan fonologi anak mulai
Helga bersekolah di TKA. Dalam berproses. Pada minggu ke-13 sampai
kesehariannya, dia berbicara dalam dua minggu ke-15, anak sudah bisa
bahasa: bahasa Sunda (bahasa Ibu) dan berkomunikasi, misalnya dengan
bahasa Indonesia dengan orang tua, dan memberikan pesan-pesan komunikatif,
berbicara dalam bahasa ibu yaitu bahasa seperti mempermainkan lidah-nya,
Sunda dengan lingkungannya. Di sekolah tersenyum dan tertawa bila digoda,
digunakan dwibahasa tetapi yang lebih mengeluarkan bunyi bersifat laringal, seperti
dominan menggunakan bahasa Sunda. [i], diikuti oleh bunyi-bunyi yang lain,
Dengan demikian responden diduga akan seperti [au], [ua]. Umumnya pemerolehan
menggunakan bentuk-bentuk tuturan tertentu fonologi pada tahap awal pertumbuhan anak
yang umum diucapkan anak usia 5 tahun berupa bunyi-bunyi vokal.
dengan karakteristik tertentu kerena
responden dibesarkan di lingkungan Pemerolehan Morfologi
bilingual. Pemerolehan morfologi terjadi pada
tahun-tahun awal pertumbuhannya,
2. METODOLOGI PENELITIAN dipengaruhi oleh keadaan lingkungan anak
Penulis menggunakan metode dan perkembangan neurologisnya. Pada
deskrip-tif, bertujuan untuk memaparkan masa ini anak dapat mengucapkan mama,
masalah secara sistematis dan faktual papa, dsb. Pemerolehan morfologi pada awal
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi. per-tumbuhan ini masih sangat sederhana
Peneliti memfokuskan penelitian pada yaitu kata-kata yang berakhir huruf vokal,
produksi kalimat anak berusia di bawah 5 seperti [a], [i], [u].
108
Jurnal Parameter Volume 25 No. 2 Tahun 2014
DOI : doi.org/10.21009/parameter.252.06
P-ISSN : 0216-261X
110
Jurnal Parameter Volume 25 No. 2 Tahun 2014
DOI : doi.org/10.21009/parameter.252.06
P-ISSN : 0216-261X
betul mengacu pada keseluruhan objek ketimbang dengan meniru bahasa yang
tersebut, bukan hanya bagian-bagiannya. mereka dengar. .
d. Categorical scope: mengasumsikan
bahwa kata-kata dapat diperluas hingga Kecepatan Retrieval
objek-objek dalam kategori dasar yang Anak-anak memiliki ukuran leksikon
sama dengan referen asalnya. yang lebih kecil daripada orang dewasa, jadi
e. Novel name—nameless category: mereka memerlukan waktu lebih panjang
meng-asumsikan bahwa kata-kata yang untuk mengenali dan me-retrieve kata-kata
baru mengacu pada konsep-konsep yang (Wiegel-Crump & Dennis, 1986).
belum diberi label/nama.
f. Conventionality: mengasumsikan bahwa Organisasi Leksikal dan Asosiasi Kata
penutur lebih menyukai istilah yang lebih Respons biasanya meliputi
khusus daripada umum. pemberian antonim, sinonim, dan anggota
Pada waktu memasuki TK, anak lain dari kategori leksikal yang befungsi
mengetahui kira-kira 14.000 kata dan akan sebagai stimulus. Subyek merespons nomina
memperoleh 300 atau lebih kata-kata baru dengan nomina, verba dengan verba, dan
setiap tahun sampai mereka meninggalkan sebagainya, menunjukkan bahwa kata-kata
sekolah (Clark, 1995). Ada bukti penelitian dengan makna yang sama atau kontras
yang menunjukkan bahwa anak mulai tersimpan satu dekat yang lainnya dalam
mengorganisasikan leksikon ke dalam leksikon mental. Ini biasa disebut sebagai
jaringan (network). Clark (1993) mengamati respons paradigmatik.
bahwa anak kadang-kadang menambahkan Clark (1993) mengamati bahwa anak
banyak kata baru pada suatu ranah semantik kadang-kadang menambahkan banyak kata
(semantic domain) tunggal dalam waktu baru pada suatu ranah semantik (semantic
yang relatif singkat, seperti multiple words domain) tunggal dalam waktu yang relatif
untuk serangga-serangga atau makhluk- singkat, seperti multiple words untuk
makhluk air. Satu petunjuk tambahan bahwa serangga-serangga atau makhluk-makhluk
anak mengalami semacam reorganisasi air.
leksikal selama masa kanak-kanak ada dalam Satu petunjuk tambahan bahwa anak
respon mereka terhadap word association mengalami semacam reorganisasi leksikal
tasks. Jika diberi nomina seperti dog, anak selama masa kanak-kanak ada dalam respons
usia di bawah 5 tahun akan lebih mungkin mereka terhadap word association tasks.
untuk memberikan sebuah kata yang Pemerolehan bahasa ditandai oleh variasi
mengikuti kata dog itu dalam kalimat, individual dan juga oleh tren perkembangan
misalnya barks, ketimbang memberikan umum. Anak tampaknya memahami ke-
nomina lain baik yang menspesifikasi jenis seluruhan (gestalt) pola-pola bahasa orang
anjing seperti collie, maupun asosiasi dewasa sebelum mampu memproduksi
nomina umum, misalnya cat (Brown & aspek-aspek gramatika; anak yang demikian
Berko, 1960). Respond yang kedua ini mungkin akan menggunakan prosodi mirip
disebut respons sintagmatik. orang dewasa dan “dummy syllables” untuk
Setelah anak mulai belajar bentuk mengisi di antara butir-butir kosakata yang
jamak dan lampau reguler seperti horses dan mereka mampu hasilkan
skated, mereka menciptakan sejumlah
bentuk regulernya sendiri, seperti mouses Gramatika
dan eated, yang biasanya disebut Ujaran awal anak berbahasa Inggris
overregularization, dan merupakan bukti jelas tanpa infleksi gramatik, sedangkan
yang kuat bahwa anak sedang belajar sistem anak yang belajar jenis bahasa lain
bahasa mereka. Mereka memproduksi kata- menggunakan infleksi-infleksi demikan
kata menurut aturan dasar bahasa itu, lebih awal dalam masa perkembangan
bahasa mereka. Slobin (1985) mengusulkan
111
Jurnal Parameter Volume 25 No. 2 Tahun 2014
DOI : doi.org/10.21009/parameter.252.06
P-ISSN : 0216-261X
operating principals mengenai pemerolehan tertentu. Hal ini seringkali terjadi dalam
bahasa anak bahwa semakin umum (tersebar tuturan yang dia buat.
luas) suatu kategori morfologis dalam suatu Sebagian besar kalimat yang
bahasa, semakin mu-dah mempelajarinya. digunakan untuk merespon pertanyaan
Umumnya, kemunculan gramatika peneliti null subject, hal ini memperkuat
di-tentukan oleh banyak faktor, termasuk pendapat Dell Hymes (1986) yang
keumuman (pervasiveness) dan keberaturan mengatakan bahwa umumnya anak pada
(regularity) konstruksi-konstruksi gramatik awalnya menganggap bahasa mereka pro-
suatu bahasa, tingkat kebermaknaan drop atau bahasa tanpa subject.
semantiknya (Slobin, 1973), dan kejelasan
konsep gramatiknya. Bentuk-bentuk HELGA: ”Di belakang aja, dulu juga
gramatik yang diberi tekanan biasanya pernah lihat kan.”
diperoleh sebelum bentuk-bentuk yang tidak ”Kalau kelinci mah gini nih
ditekankan. Hymes (1986), semua anak pada caranya.”
awalnya menganggap bahasa mereka adalah ”Pake kandang. Kandangnya
bahasa pro-drop (null-subject) atau bahasa teh dikasih makan dulu,
tanpa subyek. Brown (1973), dengan kelincinya dimasukin gituh,
menggunakan data dari Adam, Eve, dan terus ditutup aja.”
Sarah, mengusulkan urutan (sequence)
perkembangan yang seragam, konsep- Dari beberapa frase yang digunakan
konsep yang secara fonologis beraturan dan dalam ujaran ini dalam sebuah daftar, tidak
secara semantic sederhana seperti present ditemukan adanya konjungsi. Hal ini
progressive (ing) muncul sebelum past tense. menunjukkan bahwa pendapat Brown
(1973), “Ujaran pendek yang diproduksi
3. HASIL DAN PEMBAHASAN oleh anak tidak memiliki artikle, preposisi,
infleksi, konjungsi atau modifikasi
Sebagai seorang yang gramatika apapun yang biasa digunakan
bilingual:bahasa ibu bahasa Sunda dan orang dewasa. Walaupun Brown melakukan
bahasa ke dua bahasa Indonesia, bahasa penelitiannya pada anak usia di bawah 2
utama yang digunakan untuk merespon tahun. Ternyata hal ini masih berlaku pada
setiap pertanyaan adalah bahasa Indonesia. anak di bawah usia 4,7 tahun.
Sebagai bahasa ibu, bahasa Sunda hanya Respons Helga juga seringkali
digunakan pada kata-kata untuk memberikan berupa daftar obyek. menurut (Brown &
penegasan (penekanan) dengan campur Berko, 1960) digolongkan respons
kode, seperti kata ’teh’, ’we’. Seperti pada paradigmatik meliputi pemberian antonim,
kalimat: sinonim, dan anggota lain dari kategori
leksikal yang berfungsi sebagai stimulus.
HELGA: Sama teman-teman kak Ega, Subyek merespons nomina dengan nomina
Emh. Main ayun-ayunan, yang menunjukkan bahwa kata-kata dengan
so-rodot-sorodoton, siangna makna yang sama atau ber lawanan
teh pulang we sama temen- tersimpan berdekatan dalam leksikon mental
te-men kak Ega anak.
Helga selalu merespon kata terakhir HELGA: ”Iya, kata bu guru juga gitu, kata
dari setiap kalimat tanya, terutama berkaitan mamah (nenek), Aa”
dengan pertanyaan mengenai tempat dengan ”Yumna (sepupu), kata orang-
kalimat yang baik secara gramatika. orang juga gitu!”
Kesalahan leksikal berkaitan dengan
jawaban mengenai tempat terjadi karena
keterbatasan pengetahu-an atau leksikon
112
Jurnal Parameter Volume 25 No. 2 Tahun 2014
DOI : doi.org/10.21009/parameter.252.06
P-ISSN : 0216-261X
114