Anda di halaman 1dari 28

IDENTITAS DAN INTEGRASI NASIONAL

DOSEN PENGAMPU:

Dra.Yusna Melianti,M,Hum

DI SUSUN OLEH:

 AKHA ZILAN PUTRA (01.01.22.505)


 DWI AULIA (01.01.22.511)
 KARISMA YANTI (01.01.22.516)
 WULAN SARI ANGGRAINI (01.01.22.536)

MATA KULIAH

KEWARGANEGARAAN

PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan
nafas kehidupan, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul
“IDENTITAS NASIONAL DAN INTEGRASI NASIONAL”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Dalam makalah ini membahas tentang bagaimanakah hakikat pendidikan
kewarganageraan dikalangan mahasiswa ataupun perguruan tinggi. Akhirnya saya sampaikan
terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.Tak ada gading yang tak
retak, begitulah adanya makalah ini. sehingga saya berharap masukan dan saran demi
perbaikan di masa yang akan datang, akhirnya semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
khususnya bagi para pembaca di perguruan tinggi.

Medan 22 maret 2023

Penulis kelompok 1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada hakikatnya manusia hidup tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri,


manusia senantiasa membutuhkan orang lain. Pada akhirnya manusia hidup secara
berkelompok-kelompok. Manusia dalam bersekutu atau berkelompok akan membentuk
suatu organisasi yang berusaha mengatur dan mengarahkan tercapainya tujuan hidup
yang besar. Dimulai dari lingkungan terkecil sampai pada lingkungan terbesar. Pada
mulanya manusia hidup dalam kelompok keluarga. Selanjutnya mereka membentuk
kelompok lebih besar lagi seperti suku, masyarakat dan bangsa. Kemudian manusia hidup
bernegara. Mereka membentuk negara sebagai persekutuan hidupnya. Negara merupakan
suatu organisasi yang dibentuk oleh kelompok manusia yang memiliki cita-cita bersatu,
hidup dalam daerah tertentu, dan mempunyai pemerintahan yang sama. Negara dan bangsa
memiliki pengertian yang berbeda.
Apabila negara adalah organisasi kekuasaan dari persekutuan hidup manusia maka bangsa
lebih menunjuk pada persekutuan hidup manusia itu sendiri. Di dunia ini masih ada bangsa
yang belum bernegara. Demikian pula orang-orang yang telah bernegara yang pada
mulanya berasal dari banyak bangsa dapat menyatakan dirinya sebagai suatu bangsa. Baik
bangsa maupun negara memiliki ciri khas yang membedakan bangsa atau negara tersebut
dengan bangsa atau negara lain di dunia. Ciri khas sebuah bangsa merupakan identitas dari
bangsa yang bersangkutan. Ciri khas yang dimiliki negara juga merupakan identitas dasar
negara yang bersangkutan. Identitas-identitas yang disepakati dan diterima oleh bangsa
menjadi identitas nasional bangsa.
Identitas Nasional dalam konteks bangsa (masyarakat) memiliki beberapa contoh
kegiatan dimana diantaranya ada yang membangun ada juga yang menghancurkan
suatu ciri khas yang dimiliki suatu bangsa khususnya diIndonesia. Contoh kegiatannya
diantaranya yaitu kegiatan khitanan, kegiatan tedhak siten, nyadran, pos kampling, budaya
masyarakat tidak mau antri, membuang sampah disembarangan tempat, serta penyatuan
berbagai kelompok sosial dan budaya dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk
suatu identitas nasional yang disebut dengan Integrasi Nasional.

B. RUMUSAN MASALAH

 Apa yang dimaksud dengan Identitas Nasional?

 Apa saja unsur-unsur pembentuk Identitas Nasional?

 Apa itu Integrasi Nasional?

 Bagaimana penjelasan mengenai Identitas Nasional?

C. TUJUAN

 Mengetahui pengertian dari Identitas Nasional

 Mengetahui unsur-unsur pembentuk pada Identitas Nasional

 Mengetahui penjelasan mengenai Integrasi Nasional

 Mengetahui secara lebih dalam seluk beluk dalam Integrasi Nasional

4
BAB II

PEMBAHASAN

NAMA:AKHA ZILAN PUTRA

NIRM:01.01.22.505

A. PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL

Identitas sendiri memiliki arti sebagai ciri yang dimiliki setiap pihak yang
dimaksud sebagai suatu pembeda atau pembanding dengan pihak yang lain. Sedangkan
nasional atau Nasionalisme memiliki arti suatu paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan
tertinggi individu harus diserahkan kepada Negara kebangsaan. Identitas nasional adalah
kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan
bangsa satu dengan bangsa yang lainnya. Identitas nasional dalam kosteks bangsa
cenderung mengecu pada kebudayaan, adat istiadat, serta karakter khas suatu negara.
Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam simbol-simbol
kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional yaitu Bahasa
Indonesia, Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara yaitu
Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 serta Bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Pahlawan – pahlawan rakyat
pada masa perjuangan nasional seperti Pattimura, Hasanudin, Pangeran Antasari dan lain
– lain.
Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan negara Indonesia dapat
mengikat eksistensinya serta memberikan daya hidup. Sebagai bangsa dan negara yang
merdeka, berdaulat dalam hubungan internasional akan dihargai dan sejajar dengan bangsa
dan negara lain. Identitas bersama itu juga dapat menunjukkan jatidiri serta
kepribadiannya. Rasa solidaritas sosial, kebersamaan sebagai kelompok dapat mendukung
upaya mengisi kemerdekaan. Dengan identitas bersama itu juga dapat memberikan
motivasi untuk mencapai kejayaan bangsa dan negara di masa depan. Identitas nasional
merupakan suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan sebelumnya. Perlu
dirumuskan oleh suku-suku tersebut. Istilah Identitas Nasional secara terminologis adalah
5
suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa
tersebut dengan bangsa lain. Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat
kuat terutama karena pengaruh kekuasaan internasional.
Ciri khas suatu bangsa yang merupakan local genius dalam menghadapi pengaruh
budaya asing akan menghadapi challence dan response. Jika challence cukup besar
sementara response kecil maka bangsa tersebut akan punah dan hal ini sebagaimana
terjadi pada bangsa Aborigin di Australia dan bangsa Indian di Amerika. Namun demikian
jika challance kecil sementara response besar maka bangsa tersebut tidak akan
berkembang menjadi bangsa yang kreatif.
Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi
maka harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian
bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi.
Sebagaimana terjadi di berbagai negara di dunia, justru dalam era globalisasi dengan
penuh tantangan yang cenderung menghancurkan nasionalisme, muncullah kebangkitan
kembali kesadaran nasional.

B. FAKTOR PEMBENTUK IDENTITAS NASIONAL

Terdapat dua faktor penting dalam pembentukan identitas nasional yaitu faktor
primodial dan faktor kondisional. Faktor primodial atau faktor objektif adalah faktor
bawaan yang bersifat alamiah yang melekat pada bangsa tersebut seperti geografi, ekologi
dan demografi. Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah
kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi anta
rwilayah dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan
demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia. Sedangkan faktor
kondisional atau faktor subyektif adalah keadaan yang mempengaruhi terbentuknya
identitas nasional. Faktor subyektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan
yang dimiliki bangsa Indonesia. Faktor historis ini mempengaruhi proses pembentukan
masyarakat dan bangsa Indonesia, beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor
yang terlibat di dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut.
Selain itu terdapat factor lain yaitu faktor sakral dapat berupa kesamaan agama
yang dipeluk masyarakat atau ideologi doktriner yang diakui oleh masyarakat yang
bersangkutan. Agama dan ideologi merupakan faktor sakral yang dapat membentuk

6
bangsa negara. Faktor sakral ikut menyumbang terbentuknya satu nasionalitas baru.
Negara Indonesia diikat oleh kesamaan ideologi Pancasila. Tokoh kepemimpinan dari
para tokoh yang disegani dan dihormati oleh masyarakat dapat pula menjadi faktor yang
menyatukan bangsa negara. Pemimpin di beberapa negara dianggap sebagai penyambung
lidah rakyat, pemersatu rakyat dan simbol pemersatu bangsa yang bersangkutan.
Contohnya Soekarno di Indonesia, Nelson Mandela di Afrika Selatan, Mahatma Gandhi
di India, dan Tito di Yugoslavia. Prinsip kesediaan warga bangsa bersatu dalam perbedaan
(unity in deversity) juga menjadi faktor pembentuk identitas nasional. Yang disebut
bersatu dalam perbedaan adalah kesediaan warga bangsa untuk setia pada lembaga yang
disebut negara dan pemerintahnya tanpa menghilangkan keterikatannya pada suku
bangsa, adat, ras, agamanya. Sesungguhnya warga bangsa memiliki kesetiaan ganda
(multiloyalities). Warga setia pada identitas primordialnya dan warga juga memiliki
kesetiaan pada pemerintah dan negara, namun mereka menunjukkan kesetiaan yang lebih
besar pada kebersamaan yang terwujud dalam bangsa negara di bawah satu pemerintah
yang sah. Mereka sepakat untuk hidup bersama di bawah satu bangsa meskipun berbeda
latar belakang. Oleh karena itu, setiap warga negara perlu memiliki kesadaran akan arti
pentingnya penghargaan terhadap suatu identitas bersama yang tujuannya adalah
menegakkan Bhinneka Tunggal Ika atau kesatuan dalam perbedaan (unity in deversity)
suatu solidaritas yang didasarkan pada kesantunan (civility).
Faktor yang tak kalah penting yaitu sejarah. Persepsi yang sama diantara warga
masyarakat tentang sejarah mereka dapat menyatukan diri dalam satu bangsa. Persepsi
yang sama tentang pengalaman masa lalu, seperti sama-sama menderita karena
penjajahan, tidak hanya melahirkan solidaritas tetapi juga melahirkan tekad dan tujuan
yang sama antar anggota masyarakat itu.
Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan
profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan variasi
kebutuhan masyarakat, semakin saling tergantung diantara jenis pekerjaan. Setiap orang
akan saling bergantung dalam memenuhi kebutuhan hidup. Semakin kuat saling
ketergantungan anggota masyarakat karena perkembangan ekonomi, akan semakin besar
solidaritas dan persatuan dalam masyarakat. Solidaritas yang terjadi karena perkembangan
ekonomi oleh Emile Durkheim disebut Solidaritas Organis. Faktor ini berlaku di
masyarkat industri maju seperti Amerika Utara dan Eropa Barat.
7
Lembaga-lembaga pemerintahan dan politik. Lembaga-lembaga itu seperti birokrasi,
angkatan bersenjata, pengadilan, dan partai politik. Lembaga-lembaga itu melayani dan
mempertemukan warga tanpa membeda-bedakan asal usul dan golongannya dalam
masyarakat. Kerja dan perilaku lembaga politik dapat mempersatukan orang sebagai satu
bangsa. Faktor persamaan turunan, bahasa, daerah, kesatuan politik, adat-istiadat dan
tradisi, atau persamaan agama. Akan tetapi teranglah bahwa tiada satupun diantara faktor
– faktor ini bersifat hakiki untuk menentukan ada - tidaknya atau untuk merumuskan
bahwa mereka harus seketurunan untuk merupakan suatu bangsa.
Faktor – faktor obyektif itu penting, namun unsur yang terpenting ialah kemauan bersama
yang hidup nyata. Kemauan inilah yang kita namakan Nasionalisme. Yakni suatu paham
yang memberi ilham kepada.

C.SIFAT IDENTITAS NASIONAL

Identitas nasional merupakan jati diri bangsa yang bersifat dinamis dan khas yang
menjadi pandangan hidup dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama. Pada era
globalisasi ini eksistensi bangsa-bangsa di dunia sedang dihadapkan oleh tantangan yang
sangat kuat dari kekuatan internasional baik di bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik.
Apabila bangsa tersebut tidak mempunyai atau tidak mampu mempertahankan identitas
nasional yang menjadi kepribadiannya, maka bangsa tersebut akan mudah goyah dan
terombang-ambing oleh tantangan zaman. Bangsa yang tidak mampu mempertahankan
identitas nasional akan menjadi kacau, bimbang dan kesulitan dalam mencapai cita-cita
dan tujuan hidup bersama. Kondisi suatu bangsa yang sedemikianrupa sudah tentu
merupakan hal yang mudah bagi bangsa lain yang lebih kuat untuk menguasai bahkan
untuk menghancurkan bangsa yang lemah tersebut. Oleh karena itu, identitas nasional
sangat mutlak diperlukan supaya suatu bangsa dapat mempertahankan eksistensi diri dan
mencapai hal-hal yang menjadi cita-cita dan tujuan hidup bersama.

8
NAMA:DWI AULIA

NIRM:01.01.22.511

A.PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL DAN INTEGRITAS NASIONAL


 Pengertian identitas nasional

Identitas sendiri memiliki arti sebagai ciri yang dimiliki setiap pihak yang dimaksud
sebagai suatu pembeda atau pembanding dengan pihak yang lain. Sedangkan nasional atau
Nasionalisme memiliki arti suatu paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi
individu harus diserahkan kepada Negara kebangsaan. Identitas nasional adalah
kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan
bangsa satu dengan bangsa yang lainnya.
Identitas nasional dalam konteks bangsa cenderung mengecu pada kebudayaan, adat
istiadat, serta karakter khas suatu negara. Sedangkan identitas nasional dalam konteks
negara tercermin dalam simbol-simbol kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih,
Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika,
Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
serta Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Pahlawan –
pahlawan rakyat pada masa perjuangan nasional seperti Pattimura, Hasanudin, Pangeran
Antasari dan lain – lain.
Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan negara Indonesia dapat
mengikat eksistensinya serta memberikan daya hidup. Sebagai bangsa dan negara yang
merdeka, berdaulat dalam hubungan internasional akan dihargai dan sejajar dengan bangsa
dan negara lain. Identitas bersama itu juga dapat menunjukkan jatidiri serta kepribadiannya.
Rasa solidaritas sosial, kebersamaan sebagai kelompok dapat mendukung upaya mengisi
kemerdekaan. Dengan identitas bersama itu juga dapat memberikan motivasi untuk
mencapai kejayaan bangsa dan negara di masa depan.
Identitas nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan
sebelumnya. Perlu dirumuskan oleh suku-suku tersebut. Istilah Identitas Nasional secara
terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Eksistensi suatu bangsa pada era
globalisasi yang sangat kuat terutama karena pengaruh kekuasaan internasional.
Ciri khas suatu bangsa yang merupakan local genius dalam menghadapi pengaruh
budaya asing akan menghadapi challence dan response. Jika challence cukup besar
sementara response kecil maka bangsa tersebut akan punah dan hal ini sebagaimana terjadi
pada bangsa Aborigin di Australia dan bangsa Indian di Amerika. Namun demikian jika
challance kecil sementara response besar maka bangsa tersebut tidak akan berkembang
menjadi bangsa yang kreatif.
Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka
harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa
Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi
di berbagai negara di dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yang
cenderung menghancurkan nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran
nasional.
9
 Definisi Integrasi Nasional
Integrasi Nasional berasal dari dua kata, yakni Integrasi dan Nasional. Integrasi ini
berasal dari Bahasa Inggris (integrate) yang memiliki arti menyatupadukan,
mempersatukan atau menggabungkan.
Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Integrasi memiliki arti pembauran sehingga
menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh.

Secara Politis :
Integrasi Nasional secara politis ini memiliki arti bahwa penyatuan berbagai kelompok
budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas
nasional.

Secara Antropologi:
Integrasi Nasional secara antropologis ini berarti bahwa proses penyesuaian diantara unsur-
unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu kesatuan fungsi di dalam
kehidupan masyarakat.
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang
ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari
kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa
karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola
budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan
sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui
dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia
manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.

B.FAKTOR FAKTOR PEMBENTUK INTEGRITAS NASIONAL DAN YANG


MEMPENGHARUHI INTEGERASI NASIONAL
 Faktor Pembentuk Identitas Nasional
Terdapat dua faktor penting dalam pembentukan identitas nasional yaitu faktor
primodial dan faktor kondisional. Faktor primodial atau faktor objektif adalah faktor
bawaan yang bersifat alamiah yang melekat pada bangsa tersebut seperti geografi, ekologi
dan demografi. Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah
kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi anta
rwilayah dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan
demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia. Sedangkan faktor kondisional
atau faktor subyektif adalah keadaan yang mempengaruhi terbentuknya identitas nasional.
Faktor subyektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki
bangsa Indonesia. Faktor historis ini mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan
bangsa Indonesia, beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang terlibat di
dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut.
Selain itu terdapat factor lain yaitu faktor sakral dapat berupa kesamaan agama yang
dipeluk masyarakat atau ideologi doktriner yang diakui oleh masyarakat yang
bersangkutan. Agama dan ideologi merupakan faktor sakral yang dapat membentuk bangsa
negara. Faktor sakral ikut menyumbang terbentuknya satu nasionalitas baru. Negara
Indonesia diikat oleh kesamaan ideologi Pancasila. Tokoh kepemimpinan dari para tokoh
yang disegani dan dihormati oleh masyarakat dapat pula menjadi faktor yang menyatukan
10
bangsa negara. Pemimpin di beberapa negara dianggap sebagai penyambung lidah rakyat,
pemersatu rakyat dan simbol pemersatu bangsa yang bersangkutan. Contohnya Soekarno
di Indonesia, Nelson Mandela di Afrika Selatan, Mahatma Gandhi di India, dan Tito di
Yugoslavia.
Prinsip kesediaan warga bangsa bersatu dalam perbedaan (unity in deversity) juga
menjadi faktor pembentuk identitas nasional. Yang disebut bersatu dalam perbedaan adalah
kesediaan warga bangsa untuk setia pada lembaga yang disebut negara dan pemerintahnya
tanpa menghilangkan keterikatannya pada suku bangsa, adat, ras, agamanya. Sesungguhnya
warga bangsa memiliki kesetiaan ganda (multiloyalities). Warga setia pada identitas
primordialnya dan warga juga memiliki kesetiaan pada pemerintah dan negara, namun
mereka menunjukkan kesetiaan yang lebih besar pada kebersamaan yang terwujud dalam
bangsa negara di bawah satu pemerintah yang sah. Mereka sepakat untuk hidup bersama di
bawah satu bangsa meskipun berbeda latar belakang. Oleh karena itu, setiap warga negara
perlu memiliki kesadaran akan arti pentingnya penghargaan terhadap suatu identitas
bersama yang tujuannya adalah menegakkan Bhinneka Tunggal Ika atau kesatuan dalam
perbedaan (unity in deversity) suatu solidaritas yang didasarkan pada kesantunan (civility).
Faktor yang tak kalah penting yaitu sejarah. Persepsi yang sama diantara warga
masyarakat tentang sejarah mereka dapat menyatukan diri dalam satu bangsa. Persepsi yang
sama tentang pengalaman masa lalu, seperti sama-sama menderita karena penjajahan, tidak
hanya melahirkan solidaritas tetapi juga melahirkan tekad dan tujuan yang sama antar
anggota masyarakat itu.
Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan profesi
sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan variasi kebutuhan
masyarakat, semakin saling tergantung diantara jenis pekerjaan. Setiap orang akan saling
bergantung dalam memenuhi kebutuhan hidup. Semakin kuat saling ketergantungan
anggota masyarakat karena perkembangan ekonomi, akan semakin besar solidaritas dan
persatuan dalam masyarakat. Solidaritas yang terjadi karena perkembangan ekonomi oleh
Emile Durkheim disebut Solidaritas Organis. Faktor ini berlaku di masyarkat industri maju
seperti Amerika Utara dan Eropa Barat.
Lembaga-lembaga pemerintahan dan politik. Lembaga-lembaga itu seperti birokrasi,
angkatan bersenjata, pengadilan, dan partai politik. Lembaga-lembaga itu melayani dan
mempertemukan warga tanpa membeda-bedakan asal usul dan golongannya dalam
masyarakat. Kerja dan perilaku lembaga politik dapat mempersatukan orang sebagai satu
bangsa. Faktor persamaan turunan, bahasa, daerah, kesatuan politik, adat-istiadat dan
tradisi, atau persamaan agama. Akan tetapi teranglah bahwa tiada satupun di antara faktor
– faktor ini bersifat hakiki untuk menentukan ada - tidaknya atau untuk merumuskan bahwa
mereka harus seketurunan untuk merupakan suatu bangsa. Faktor – faktor obyektif itu
penting, namun unsur yang terpenting ialah kemauan bersama yang hidup nyata. Kemauan
inilah yang kita namakan Nasionalisme.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGHARUHI INTEGRASI NASIONAL


Di dalam Integrasi Nasional terdapat beberapa faktor yang memengaruhinya, faktor-
faktor tersebut yaitu sebagai berikut :
 Faktor Pendorong Integrasi Nasional
faktor pendorong merupakan faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu proses atau
tindakan tertentu yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok. Dalam mewujudkan
11
integrasi nasional, terdapat beberapa faktor yang mendorong terwujudnya integrasi
nasionaldi Indonesia.
Adapun faktor pendorong tersebut diantaranya:

1) Adanya rasa yang senasib dan seperjuangan


yang diakibatkan oleh faktor-faktor sejarah Indonesia telah mengalami sejarah
yang kelam di masa lalu, terutama zaman dimana Indonesia dijajah oleh
bangsa lain selama bertahun-tahun. Dalam sejarah kemerdekaanIndonesia 17
Agustus 1945, perjuangan yang dilakukan oleh setiap elemen masyarakat
untuk memperoleh kemerdekaan bukanlah sesuatu yang sifatnya main-main.
Rasa senasib seperjuangan di masa lalu yang terbawa sampai dengan masa
sekarang menjadi salah satu faktor pendorong untuk mewujudkan integrasi
nasional. Jika di masa lalu rasa senasib seperjuangan digunakan untuk
memujudkan kemerdekaan Indonesia, di era sekarang ini rasa senasib
seperjuangan digunakan untuk memperkuat stabilitas nasional demi
terwujudnya persatuan Indonesia dalam integrasi nasional.
2) Adanya ideologi nasional
Ideologi nasional negara kita Indonesia adalah Pancasila. Sebagai ideologi
nasional, Pancasila tidak dapat digantikan oleh ideologi manapun. Walalupun
Indonesia terdiri dari banyak kepercayaan, arti penting dan fungsi Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia tidak bisa terlepas dari kehidupan
sehari-hari masyarakat. Pemaknaan ideologi nasional yaitu Pancasila dilakukan
melalui implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari untuk
mewujudkan integrasi nasional di Indonesia. Melalui pemaknaan ideologi
nasional yaitu Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, integrasi nasional akan
lebih mudah untuk diwujudkan.
3) Adanya sikap tekad dan keinginan untuk kembali bersatu
Perbedaan dan kemajemukan di Indonesia bukanlah salah satu alasan untuk
dijadikan faktor penyebab konflik sosial yang terjadi di kalangan masyarakat.
Justru perbedaan inilah yang membuat masyarakat Indonesia mempunyai
keinginan untuk mempersatukan perbedaan di dalam satu kesatuan bangsa yang
utuh. Baik di dalam masyarakat tradisonal dan modern, keinginan untuk
mempersatukan perbedaan di dalam kehidupan sehari-hari tentunya ada. Dalam
kehidupan berbangsa negara dan berbangsa Indonesia, keinginan untuk
mempersatukan bangsa merupakan salah satu perwujudan nilai-nilai luhur
Pancasila sebagai dasar negara.
4) Adanya ancaman dari luar
Walupun Indonesia sudah merdeka selama 71 tahun, bukan tidak mungkin
ancaman dari luar itu masuk ke Indonesia. Ancaman-ancaman dari luar di era
globalisasi sekarang ini tidak dapat diartikan sebagai ancaman yang menjajah
seperti pada masa kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, untuk
mengantisipasi ancaman dari luar dalam kaitannya dengan bahaya globalisasi
dan modernisasi, integrasi nasional perlu diwujudkan di setiap lapisan
masyarakat yang ada tinggal di wilayah Indonesia.

 Faktor Pendukung Integrasi Nasional

1) Penggunaan bahasa Indonesia


12
Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa. Jika melihat sejarah, hal
ini telah dikumandangkan sejak di gelorakan Sumpah Pemuda pada 28
Oktober 1928 yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung
tinggi bahasa persatuaan Bahasa Indonesia”. Dengan semangat para pemuda
tersebut maka, disepakati Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu tanpa
memandang perbedaan di dalamnya.
2) Semangat persatuan serta kesatuan di dalam Bangsa
Kesadaran akan persatuan perlu dimunculkan dalam semangat persatuan dan
kesatuan, hal ini diperlukan untuk menjalin rasa kekeluargaan,
persahabatan, dan sikap saling tolong-menolong antar sesama dan bersikap
nasionalisme, serta menjalin rasa kemanusiaan yang memiliki sikap dan
toleransi serta keharmonisan untuk hidup secara berdampingan.
3) Adanya Kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yakni Pancasila
Pancasila adalah landasan idiil bangsa yang kedudukannya sangat
berpengaruh bagi jalannya kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagi
seseorang yang di dalam jiwanya terdapat sifat patriotisme yang tinggi,
maka Ia akan selalu menerapkan butir-butir Pancasila di setiap aspek
kehidupannya.
4) Adanya jiwa dan rasa semangat dalam bergotong royong
Gotong royong berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil
yang didambakan. Sikap gotong royong adalah bekerja bersama-sama
dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil
pekerjaan tersebut secara adil. Serta suatu usaha atau pekerjaan yang
dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh semua komponen
masyarakat menurut batas kemampuannya masing-masing.

 Faktor Penghambat Integrasi Nasional


Faktor penghambat sendiri merupakan suatu penghalang untuk melakukan tindakan
secara individu maupun kelompok. Beberapa faktor penghambat terwujudnya integrasi
nasionaldiantaranya:
1) Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan
Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah suku dan kebudayaan
terbanyak di dunia. Namun sayangnya, ada beberapa pandangan masyarakat
terhadap pemerintah tentang keberagaman ini. Ada beberapa kemajemukan
yang terdapat di dalam masyarakat yang kurang diperhatikan oleh
pemerintah terutama yang berkaitan dengan kebudayaan setempat.
Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang dilakukan oleh
pemerintah maupun masyarakat Indonesia sendiri membuat kemajemukan
itu terkikis secara perlahan-lahan.
2) Kurangnya toleransi antar sesama golongan.
Kurangnya toleransi terhadap keberagaman dan kemajemukan yang ada di
masyakat menjadi salah satu penyebab konflik sosial. Dampak akibat
konflik sosial yang terjadi di dalam masyarakat terutama dalam hal yang
berkaitan dengan toleransi akan mengurangi rasa persatuan dan kesatuan
bangsa. Selain itu, kurangnya toleransi terhadap perbedaan yang terjadi
secara terus-menerus akan membuat sebuah bangsa hancur akan sendirinya
sehingga integrasi nasional tidak akan pernah terwujud.

13
3) Kurangnya kesadaran di dalam diri masing-masing rakyat Indonesia
Kurangnya kesadaran diri dalam diri masyarakat untuk menjaga persatuan
dan kesatuan juga menjadi salah satu faktor yang mengambat terwujudnya
integrasi nasional. Di era globalisasi, masyarakat menjadi lebih
individualistis dan cenderung tidak memperdulikan kondisi dan situasi
yang ada di sekitarnya. Jika tidak dicegah, rasa kesadaran diri yang
berkurang sebagai dampak globalisasi akan makin mempersulit terwujudnya
integrasi nasional. Oleh karena itu, diperlukan kiat-kiat untuk membangun
karakter bangsa di era globalisasi untuk meningkatkan kesadaran diri
masyarakat untuk mewujudkan rasa persatuan dan kesatuan demi
terwujudnya integrasi nasional bangsa.

4) Adanya sikap ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan


pembangunan
5) Dengan diberlakukannya otonomi daerah, maka sebagian
wewenang dan tanggungjawab pemerintah pusat telah dilimpahkan kepada
pemerintah daerah. Denganbegitu akan semakin nampak ketimpangan baik sosial
maupun ekonomi antar daerah. Untuk menyeimbangkan ketimpangan tersebut
diperlukan kesadaran diri akan rasa keadilan sosial yang merata di berbagai daerah
di Indonesia.

C. SIFAT SIFAT INTEGRITAS NASIONAL


Identitas nasional merupakan jati diri bangsa yang bersifat dinamis dan khas yang
menjadi pandangan hidup dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama. Pada era
globalisasi ini eksistensi bangsa-bangsa di dunia sedang dihadapkan oleh tantangan yang
sangat kuat dari kekuatan internasional baik di bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik.
Apabila bangsa tersebut tidak mempunyai atau tidak mampu mempertahankan identitas
nasional yang menjadi kepribadiannya, maka bangsa tersebut akan mudah goyah dan
terombang-ambing oleh tantangan zaman. Bangsa yang tidak mampu mempertahankan
identitas nasional akan menjadi kacau, bimbang dan kesulitan dalam mencapai cita-cita dan
tujuan hidup bersama. Kondisi suatu bangsa yang sedemikianrupa sudah tentu merupakan
hal yang mudah bagi bangsa lain yang lebih kuat untuk menguasai bahkan untuk
menghancurkan bangsa yang lemah tersebut. Oleh karena itu, identitas nasional sangat
mutlak diperlukan supaya suatu bangsa dapat mempertahankan eksistensi diri dan mencapai
hal-hal yang menjadi cita-cita dan tujuan hidup bersama.
Integrasi nasional penting untuk diwujudkan dalam kehidupan masyrakat Indonesia
dikarenakan Indonesia merupakan negara yang masih berkembang atau dapat dikatakan
negara yang masih mencari jati diri. Selain itu, integrasi nasional sangat penting untuk
diwujudkan karena integrasi nasional merupakan suatu cara yang dapat menyatukan
berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia.
Indonesia sangat dikenal dengan keanekaraganm suku, budaya, dan agama. Oleh
sebab itu, adanya pengaruh globalisasi yang masuk ke Indonesia membuat masyarakat
Indonesia lebih memilih untuk suatu yang trend walaupun hal tersebut membuat upaya
integrasi tidak terwujud. Masyarakat Indonesia belum sadar akan pengaruh globalilasi yang
ternyata tidak baik bagi masyarakat Indonesia. Selain pengaruh globalisasi, masyarakat
Indonesia bertindak atas wewenang sendiri maupun kelompok sehingga konflik terjadi
dimana-mana seperti pertengkaran antar suku, pembakaran tempat-tempat ibadah dan lain
sebagainya. Konflik tersebutlah yang membuat integrasi nasional susah diwujudkan. Upaya
14
integrasi terus dilakukan agar Indonesia menjadi satu kesatuan yang mana disebutkan
dalam semboya bhinneka tunggal ika.

D. ANCAMAN TERHADAP INTEGRITAS NASIONAL


Indonesia yang berada di tengah-tengah dunia dilewati garis khatulistiwa, diapit oleh
dua benua yaitu Asia dan Australia, serta berada diantara dua samudera yaitu Samudera
Hindia dan Pasifik. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa wilayah Indonesia berada pada
posisi silang sangat sangat strategis.
Perlu kalian ketahui, bahwa posisi silang negara Indonesia tidak hanya meliputi
aspek kewilayahan saja, melainkan meliputi pula aspek-apek kehidupan sosial, antara lain:
a. Penduduk Indonesia berada diantara daerah berpenduduk padat di utara dan daerah
berpenduduk jarang di selatan.
b. Ideologi Indonesia terletak antara komunisme di utara dan liberalisme di selatan.
c. Demokrasi Pancasila berada diantara demokrasi rakyat di utara (Asia daratan bagian
utara)dan demokrasi liberal di selatan.
d. Ekonomi Indonesia berada diantara sistem ekonomi sosialis di utara dan sistem
ekonomikapitalis di selatan.
e. Masyarakat Indonesia berada diantara masyarakat sosialis di utara dan masyarakat
individualis di selatan.
f. Kebudayaan Indonesia dinatara kebuadayaan timur di utara dan kebudayaan barat di
selatan.
Sistem pertahanan dan keamanan Indonesia berada diantara sistem pertahanan
continental di utara dan sistem pertahanan maritim di barat, selatan dan timur. Posisi silang
Indonesia sebagaimana diuraikan di atas merupakan sebuah potensi sekaligus ancaman bagi
integrasi nasional bangsa Indonesia.
Dikatakan sebuah potensi karena akan memberikan dampak positif bagi kemajuan
bangsa Indonesia serta akan memperkokoh keberadaan Indonesia sebagai negara yang tidak
dapat disepelekan perannya dalam menunjang kemajuan serta terciptanya perdamaian
dunia. Akan tetapi, posisi silang ini juga mejadikan Indonesia sebagai negara yang tidak
terbebas dari ancaman yang dapat memecah belah bangsa.

15
NAMA:KARISMA YANTI

NIRM:01.01.22.516

A. PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL


Identitas sendiri memiliki arti sebagai ciri yang dimiliki setiap Pihak yang
dimaksud sebagai suatu pembeda atau pembanding dengan Pihak yang lain. Sedangkan
nasional atau Nasionalisme memiliki arti suatu Paham, yang berpendapat bahwa
kesetiaan tertinggi individu harus Diserahkan kepada Negara kebangsaan. Identitas
nasional adalah Kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa
Yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya. Identitas nasional dalam
konteks negara tercermin dalam simbol- simbol kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera
Merah Putih, Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan Negara yaitu Bhinneka
Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar) negara
yaitu UUD 1945 serta Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat. Pahlawan – pahlawan rakyat pada Masa perjuangan nasional seperti Pattimura,
Hasanudin, Pangeran Antasari Dan lain – lain.

Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan negara Indonesia


dapat mengikat eksistensinya serta memberikan daya hidup. Sebagai bangsa dan negara
yang merdeka, berdaulat dalam hubungan Internasional akan dihargai dan sejajar dengan
bangsa dan negara lain. Identitas bersama itu juga dapat menunjukkan jati diri serta
Kepribadiannya Rasa solidaritas sosial, kebersamaan sebagai kelompok Dapat
mendukung upaya mengisi kemerdekaan. Dengan identitas bersama Itu juga dapat
memberikan motivasi untuk mencapai kejayaan bangsa dan Negara di masa depan. Oleh
karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi Globalisasi maka harus
tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa
Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana
terjadi di berbagai negara di dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan
yang cenderung menghancurkan nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali
kesadaran Nasional

B. FAKTOR PEMBENTUK IDENTITAS NASIONAL


Terdapat dua faktor penting dalam pembentukan identitas nasional yaitu faktor
primodial dan faktor kondisional.
1) Faktor primodial atau faktor objektif

adalah faktor bawaan yang bersifat alamiah yang melekat pada bangsa
tersebut seperti geografi, ekologi dan demografi. Kondisi geografis-ekologis
yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis
dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antara wilayah dunia di Asia
Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis,
16
ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia.

2) faktor kondisional atau faktor subyektif


adalah keadaan yang mempengaruhi terbentuknya identitas nasional. Faktor
subyektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia. Faktor historis ini mempengaruhi proses
pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia, beserta identitasnya, melalui
interaksi berbagai faktor yang terlibat di dalamnya. Hasil dari interaksi dari
berbagai faktor tersebut. Faktor yang tak kalah penting yaitu sejarah. Persepsi
yang sama diantara warga masyarakat tentang sejarah mereka dapat
menyatukan diri dalam satu bangsa. Persepsi yang sama tentang pengalaman
masa lalu, seperti sama-sama menderita karena penjajahan, tidak hanya
melahirkan solidaritas tetapi juga melahirkan tekad dan tujuan yang sama
antar anggota masyarakat itu. Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan
melahirkan spesialisasi pekerjaan profesi sesuai dengan aneka kebutuhan
masyarakat. Semakin tinggi mutu dan variasi kebutuhan masyarakat,semakin
saling tergantung diantara jenis pekerjaan. Setiap orang akan saling
bergantung dalam memenuhi kebutuhan hidup. Semakin kuat saling
ketergantungan anggota masyarakat karena perkembangan ekonomi, akan
semakin besar solidaritas dan persatuan dalam masyarakat. Solidaritas yang
terjadi karena perkembangan ekonomi oleh Emile Durkheim disebut
Solidaritas Organis. Faktor ini berlaku di masyarkat industri maju seperti
Amerika Utara dan Eropa Barat. Lembaga-lembaga pemerintahan dan politik.
Lembaga-lembaga itu seperti birokrasi, angkatan bersenjata, pengadilan, dan
partai politik. Lembaga-lembaga itu melayani dan mempertemukan warga
tanpa membeda-bedakan asal usul dan golongannya dalam masyarakat. Kerja
dan perilaku lembaga politik dapat mempersatukan orang sebagai satu
bangsa.

C. IDENTITAS NEGARA INDONESIA

Setelah Indonesia lahir maka dibentuk terkait karakteristik negara Indonesia yang
di dalamnnya berisikan Identitas nasional Indonesia. Setiap negara Indonesia memiliki
identitas untuk melambangkan keagungan suatu negara. Seperti negara Indoenesia yang
memiliki identitas yang dapat menjadi penciri atau pembangun jati diri bangsa Indonesia.
Identitas Indonesia menjadikan bangsa Indonesia sebagai pemersatu dan simbol
kehormatan negara. Selain itu identitas Nasional menjadikan negara Indonesia yang
bermartabat diantara negara-negara lain yang memiliki beragam kebudayaan, agama dan
memiliki jiwa toleransi maupun solidaritas tinggi.

 Definisi Integrasi Nasional

Integrasi Nasional berasal dari dua kata, yakni Integrasi dan Nasional. Integrasi ini
Berasal dari Bahasa Inggris (integrate) yang memiliki arti menyatupadukan,
mempersatukan atau Menggabungkan.
17
a. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Integrasi memiliki arti pembauran
sehingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh.
b. Secara Politis. Integrasi Nasional secara politis ini memiliki arti bahwa
penyatuan berbagai kelompok Budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah
nasional yang membentuk suatu identitas Nasional.
c. Secara Antropologi Integrasi Nasional secara antropologis ini berarti bahwa
proses penyesuaian diantara unsurunsur kebudayaan yang berbeda sehingga
mencapai suatu kesatuan fungsi di dalam Kehidupan masyaraka
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang
ada pada Suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Seperti yang kita Ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari
kebudayaan ataupun Wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi
bangsa karena kita bisa Memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau
mengelola budaya budaya yang Melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain
menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini Juga akhirnya menimbulkan masalah yang
baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang Melimpah itu akan menghasilkan
karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga Dapat mengancam keutuhan
bangsa Indonesia.

 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Integrasi Nasional

Di dalam Integrasi Nasional terdapat beberapa faktor yang memengaruhinya, faktor-


faktor Tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Faktor Pendorong Integrasi Nasional


Faktor pendorong merupakan faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu proses atau
Tindakan tertentu yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok. Dalam
mewujudkan Integrasi nasional, terdapat beberapa faktor yang mendorong terwujudnya
integrasi nasional Di Indonesia. Adapun faktor pendorong tersebut diantaranya:

1) Adanya rasa yang senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor-
faktor sejarah Indonesia telah mengalami sejarah yang kelam di masa lalu,
terutama zaman dimana Indonesia dijajah oleh bangsa lain selama bertahun-
tahun. Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, perjuangan
yang dilakukan oleh setiap elemen masyarakat Untuk memperoleh
kemerdekaan bukanlah sesuatu yang sifatnya main-main. Rasa Senasib
seperjuangan di masa lalu yang terbawa sampai dengan masa sekarang
menjadi Salah satu faktor pendorong untuk mewujudkan integrasi nasional.
Jika di masa lalu rasa Senasib seperjuangan digunakan untuk memujudkan
kemerdekaan Indonesia, di era Sekarang ini rasa senasib seperjuangan
digunakan untuk memperkuat stabilitas nasional Demi terwujudnya persatuan
Indonesia dalam integrasi nasional.
2) Adanya ideologi nasional Deologi nasional negara kita Indonesia adalah
Pancasila. Sebagai ideologi nasional, Pancasila tidak dapat digantikan oleh
ideologi manapun. Walalupun Indonesia terdiri Dari banyak kepercayaan, arti
penting dan fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia 18
tidak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Pemaknaan
Ideologi nasional yaitu Pancasila dilakukan melalui implementasi nilai-nilai
Pancasila Dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan integrasi nasional
di Indonesia. Melalui Pemaknaan ideologi nasional yaitu Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, integrasi Nasional akan lebih mudah untuk
diwujudkan.
3) Adanya sikap tekad dan keinginan untuk kembali bersatu Perbedaan dan
kemajemukan di Indonesia bukanlah salah s`122atu alasan untuk dijadikan
Faktor penyebab konflik sosial yang terjadi di kalangan masyarakat. Justru
perbedaan Inilah yang membuat masyarakat Indonesia mempunyai keinginan
untuk Mempersatukan perbedaan di dalam satu kesatuan bangsa yang utuh.
Baik di dalam Masyarakat tradisonal dan modern, keinginan untuk
mempersatukan perbedaan di dalam Kehidupan sehari-hari tentunya ada.
Dalam kehidupan berbangsa negara dan berbangsaIndonesia, keinginan untuk
mempersatukan bangsa merupakan salah satu perwujudan Nilai-nilai luhur
Pancasila sebagai dasar negara.
4) Adanya ancaman dari luar Walupun Indonesia sudah merdeka selama 71
tahun, bukan tidak ancaman dari Luar itu masuk ke Indonesia. Ancaman-
ancaman dari luar di era globalisasi sekarang ini Tidak dapat diartikan sebagai
ancaman yang menjajah seperti pada masa kemerdekaan Indonesia. Oleh
karena itu, untuk mengantisipasi ancaman dari luar dalam kaitannya Dengan
bahaya globalisasi dan modernisasi, integrasi nasional perlu diwujudkan di
Setiap lapisan masyarakat yang ada tinggal di wilayah Indonesia. mungkin
 Faktor Pendukung Integrasi Nasional
Penggunaan bahasa Indonesia Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa.
Jika melihat sejarah, hal ini telah Dikumandangkan sejak di gelorakan Sumpah Pemuda
pada 28 Oktober 1928 yang Berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung
tinggi bahasa persatuaan Bahasa Indonesia”. Dengan semangat para pemuda tersebut
maka, disepakati Bahasa Indonesia Adalah bahasa pemersatu tanpa memandang
perbedaan di dalamnya. Semangat persatuan serta kesatuan di dalam Bangsa Kesadaran
akan persatuan perlu dimunculkan dalam semangat persatuan dan kesatuan, Hal ini
diperlukan untuk menjalin rasa kekeluargaan, persahabatan, dan sikap saling Tolong-
menolong antar sesama dan bersikap nasionalisme, serta menjalin rasa Kemanusiaan
yang memiliki sikap dan toleransi serta keharmonisan untuk hidup secara Berdampingan.
1) Adanya Kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yakni
Pancasila Pancasila adalah landasan idiil bangsa yang kedudukannya sangat
berpengaruh bagi Jalannya kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagi
seseorang yang di dalam jiwanya Terdapat sifat patriotisme yang tinggi,
maka Ia akan selalu menerapkan butir-butir Pancasila di setiap aspek
kehidupannya.
2) Adanya jiwa dan rasa semangat dalam bergotong royong Gotong royong
berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang Didambakan.
Sikap gotong royong adalah bekerja bersama-sama dalam menyelesaikan
pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil pekerjaan tersebut
secara adil. Serta suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih
dan secara sukarela oleh semua komponen masyarakat menurut batas
19
kemampuannya masing-masing.
 Faktor Penghambat Integrasi Nasional
Faktor penghambat sendiri merupakan suatu penghalang untuk melakukan tindakan
secara individu maupun kelompok. Beberapa faktor penghambat terwujudnya integrasi
nasional diantaranya:

1) Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan Indonesia adalah negara


yang memiliki jumlah suku dan kebudayaan terbanyak di dunia. Namun
sayangnya, ada beberapa pandangan masyarakat terhadap pemerintah
tentang keberagaman ini. Ada beberapa kemajemukan yang terdapat di
dalam masyarakat yang kurang diperhatikan oleh pemerintah terutama
yang berkaitan dengan kebudayaan setempat. Kurangnya penghargaan
terhadap kemajemukan yang dilakukan oleh pemerintah maupun
masyarakat Indonesia sendiri membuat kemajemukan itu terkikis secara
perlahan-lahan.
2) Kurangnya toleransi antar sesama golongan Kurangnya toleransi terhadap
keberagaman dan kemajemukan yang ada di masyarakat menjadi salah
satu penyebab konflik sosial. Dampak akibat konflik sosial yang terjadi di
dalam masyarakat terutama dalam hal yang berkaitan dengan toleransi
akan mengurangi rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu,
kurangnya toleransi terhadap perbedaan yang terjadi secara terus-
menerus akan membuat sebuah bangsa hancur akan sendirinya sehingga
integrasi nasional tidak akan pernah terwujud

20
NAMA :WULAN SARI ANGGRAINI

NIRM :01.01.22.536

A. PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL

Secara etimologi, kata identitas berasal dari kata “Identity” (Inggris), yang
berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada diri seseorang sebagai
pembeda dengan yang lain. Dalam term antropologi, identitas adalah sifat yang khas
yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi, golongan sendiri,
kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau Negara sendiri. Pengertian tersebut,
maka pada dasarnya identitas tidak terbatas pada individu semata tetapi berlaku
pula pada suatu kelompok.
Adapun kata nasional, berasal dari kata “nation” (Inggris), merupakan
identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh
kesamaan-kesamaan, baik fisik maupun budaya, agama, dan bahasa maupun
non fisik seperti budaya, agama, dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-
cita, dan tujuan. Himpunan kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut
dengan istilah identitas bangsa atau identitas nasional yang pada akhirnya
melahirkan tindakan kelompok (collective action) yang diwujudkan dalam bentuk
organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional. Kata
nasional sendiri tidak bisa dipisahkan dari kemunculan konsep nasionalisme yaitu
suatu paham mengenai kebangsaa. Banyak kalangan berpendapat bahwa gelombang
demokratisasi dapat menjadi ancaman serius bagi identitas suatu bangsa termasuk
Indonesia. Dewasa ini, hampir tidak satu bangsa pun di dunia bisa terhindar dari
gelombang besar demokratisasi. Gelombang demokrasi yang ditopang oleh
kepesatan teknologi informasi telah menjadikan dunia seperti perkampungan global
(global village) tanpa sekat pemisah. Lalu dimanakah identitas lokal berada dan
bagaimana sebaliknya suatu bangsa menjadi bagian dari proses demokrasi global
tanpa harus kehilangan identitas nasionalnya.
Berdasarkan pada fenomena tersebut, makalah ini akan membahas tentang
identitas nasional: pengertian, unsur-unsur pembentuk identitas dan multi
kulturalisme. Setelah pembahasan ini saudara diharapkan dapat:
21
1. Memahami hakikat dan dimensi identitas nasional.

2. Memahami unsur-unsur pembentukan identitas nasional.


B. UNSUR UNSUR PEMBENTUKAN IDENTITAS NASIONAL

Salah satu identitas bangsa Indonesia adalah dikenal sebagai sebuah


bangsa yang majemuk. Kemajemukan Indonesia dapat dilihat dari sisi sejarah,
kebudayaan, suku bangsa, agama dan bahasa, Indonesia memiliki berbagai macam
unsur yang membentuknya.
 Sejarah
Menurut catatan sejarah, sebelum menjadi negara, bangsa Indonesia pernah
mengalami masa kejayaan yang gemilang. Persepsi yang sama tentang pengalaman
masa lalu, seperti sama-sama menderita karena penjajahan. Dua kerajaan Nusantara,
Majapahit dan Sriwijaya misalnya, dikenal sebagai pusat kerajaan Nusantara yang
pengaruhnya menembus batas-batas teritorial di mana dua kerajaan itu berdiri.
Kebesaran dua kerajaan Nusantara tersebut telah membekas pada semangat
perjuangan bangsa Indonesia pada abad-abad berikutnya ketika penjajah asing
menancapkan kuku imperialismenya. Semangat juang bangsa Indonesia dalam
mengusir penjajah, menurut banyak ahli, telah menjadi ciri khas tersendiri bagi
bangsa Indonesia yang kemudian menjadi salah satu unsur pembentukan identitas
nasional Indonesia.
 Kebudayaan

Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentukan identitas nasional meliputi


tiga unsur, yaitu akal budi, peradaban, dan pengetahuan. Akal budi bangsa Indonesia
dapat dilihat pada sikap ramah dan santun kepada sesama. Sedangkan, unsur identitas
beradabanya tercermin dari keberadaan dasar negara Pancasila sebagai nilai-nilai
bersama bangsa Indonesia yang majemuk. Sebagai bangsa maritim, kendala bangsa
Indonesia dalam pembuatan kapal Pinisi dimasa lalu merupakan identitas
pengetahuan bangsa Indonesia lainnya yang tidak dimiliki oleh bangsa lain di dunia.
 Suku Bangsa
Kemajemukan merupakan identitas lain bangsa Indonesia. Namun demikian,
lebih dari sekadar kemajemukan yang bersifat alamiah tersebut, tradisi bangsa
Indonesia untuk hidup bersama dalam kemajemukan merupakan unsur lain yang
harus terus dikembangkan dan dibudayakan. Kemajemukan alamiah bangsa
Indonesia dapat dilihat pada keberadaan lebih dari ribuan kelompok suku, beragam 22

bahasa, budaya, dan ribuan kepulauan.


 Agama
Keanekaragaman agama merupakan identitas lain dari kemajemukan alamiah
indonesia. Dengan kata lain, keragaman agama dan keyakinan di Indonesia tidak
hanya dijamin oleh konstitusi negara, tetapi juga merupakan suatu rahmat Tuhan
Yang Maha Esa yang harus tetap dipelihara dan disyukuri bangsa Indonesia.
Mensyukuri nikmat kemajemukan dapat dilakukan dengan sikap dan tindakan untuk
tidak memaksakan keyakinan dan tradisi, baik mayoritas maupun minoritas, atas
kelompok lainnya.
 Bahasa
Bahasa indonesia adalah salah satu identitas nasional Indonesia yang penting.
Sekalipun Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bangsa Indonesia
(bahasa yang digunakan bangsa Melayu) sebagai bahasa penghubung
(linguafranca) sebagai kelompok etnis yang mendiami kepulauan Nusantara
memberikan identitas tersendiri bagi bangsa Indonesia. Peristiwa Sumpah Pemuda
tahun 1929, yang menyatakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa
Indonesia, telah memberikan nilai tersendiri bagi pembentukan identitas nasional
bangsa Indonesia. Lebih dari sekedar bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki
nilai tersendiri bagi bangsa Indonesia; ia telah memberikan sumbangan besar pada
pembentukan persatuan dan nasionalisme Indonesia. Bangsa Indonesia sepakat
bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus sebagai identitas
nasional indonesia.

C. INTEGRASI NASIONAL

Ketika kita berbicara tentang persatuan dalam suatu negara, pasti tidak bisa
terlepas dengan istilah integrasi nasional. dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara integrasi nasional menjadi suatu hal yang penting, terlebih di Indonesia
yang mempunyai beragam suku dan latar belakang masyarakat yang berbeda.
Integrasi nasional harus diterapkan dengan baik di Indonesia untuk mempertahankan
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Selain itu juga menjaga nilai
persatuan juga kesatuan bangsa melalui empat pilar yaitu Pancasila, NKRI, Bhinneka
Tunggal Ika, dan UUD 1945. Berikut ini penjelasan lengkap seputar integrasi
nasional. Mulai dari Pengertian integrasi nasional, syarat integrasi nasional, jenis
integrasi nasional, faktor pendorong integrasi nasional, faktor penghambat integrasi 23

nasional, contoh integrasi nasional, dll.


Secara etimologi, integrasi nasional berasal dari bahasa Latin yaitu Integrate
yang artinya memberi tempat bagi unsur tertentu demi mewujudkan suatu
keseluruhan. Sementara itu, kata Nasional berasal dari bahasa Inggris yaitu Nation
yang artinya bangsa. Jadi istilah Nasional ini mengandung beberapa pengertian yaitu
kebangsaan dan bersifat bangsa sendiri. Secara umum integrasi nasional secara
politis adalah penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya dalam kesatuan
wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional. Sementara itu, secara
antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian antara unsur-unsur
kebudayaan yang beranekaragam untuk mencapai suatu keserasian fungsi dalam
kehidupan bermasyarakat.
Agar tercipta suatu integrasi nasional, suatu bangsa ataupun negara harus
mempunyai beberapa hal yang kuat dan pokok. Berikut adalah syarat integrasi
nasional:
 Kesadaran
Rasa kesadaran merupakan hal yang penting dalam mewujudkan integrasi nasional,
khsususnya kesadaran akan perbedaan dan saling menghargai antara satu dengan

yang lainnya. Selain itu juga adanya rasa kesadaran akan pentingnya saling
berhubungan antara satu dengan yang lainnya dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
 Adanya Konsensus Bersama
Untuk masyarakat yang majemuk seperti Indonesia ini, pastinya ada suatu
kesepakatan atau konsensus bersama mengenai aturan dan nilai dalam menjalani
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal itu bertujuan agar keragaman tidak menjadi
penghalang untuk mewujudkan nilai persatuan dan kesatuan.
 Adanya Nilai dan Norma
Dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara pastinya ada nilai dan norma yang
harus ditaati oleh setiap anggotanya. Hal itu memang sudah menjadi kesepakatan
bersama sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari maupun bernegara. Nilai dan
norma tersebut sebenarnya ada yang berbeda antara suatu kelompok dengan yang
lainnya. Namun, untuk nilai dan norma yang sama itu seringkali dalam skala nasional
yang sifatnya universal atau menyeluruh bagi setiap masyarakat meskipun mereka
juga beragam.
Berikut adalah jenis integrasi nasional yang juga menjadi strategi terwujudnya
24
integrasi:
 Asimilasi
Asimilasi merupakan proses percampuran dua kebudayaan atau lebih menjadi satu
kebudayaan yang baru yang sifatnya melebur, sehingga kebudayaan yang baru
terbentuk tidak memiliki ciri-ciri kedua atau lebih kebudayaan pembentuknya.
Dalam hal ini, negara berusaha meleburkan beberapa kebudayaan agar dijadikan
menjadi satu kebudayaan yang sifatnya lebih mudah diterima oleh semua
masyarakat. Pastinya hal itu bertujuan untuk mewujudkan integrasi nasional di
tengah keberagaman budaya dan sosial masyarakat. Cara ini cukup efektif untuk
mencegah adanya saling klaim ataupun sifat etnosentrisme yang berlebihan.
 Akulturasi
Akulturasi adalah percampuran dua macam atau lebih kebudayaan menjadi satu
kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan sifat atau ciri-ciri budaya yang asli

pembentuknya. Hal ini bisa diterapkan dalam suatu negara untuk menciptakan
integrasi nasional di tengah keragaman budaya masyarakat.
Pemerintah atau negara bisa menjadikan cara ini sebagai suatu hal yang cukup
inovatif dalam menciptakan persatuan dan kesatuan masyarakatnya. Meskipun
demikian juga tetap menghargai dan memelihara nilai-nilai budaya tertentu dengan
baik sebagai bentuk identitas budaya maupun sosial.
 Pluralis
Pluralis merupakan paham yang menghargai adanya perbedaan dalam masyarakat
ataupun negara. Paham ini berusaha mewujudkan integrasi nasional dengan cara
memberi kesempatan bagi semua unsur perbedaan yang ada di masyarakat untuk
lebih maju dan berkembang.
Bisa dikatakan paham ini sangat demokratis dan sangat tepat untuk diterapkan di
Indonesia. Usaha pemberian kesempatan untuk setiap unsur keragaman yang ada
tersebut didasarkan pada hak masing-masing komponen, sehingga semua bebas
melakukannya dengan baik dan tidak melanggar norma dan nilai persatuan dan
kesatuan.
 Normatif
Integrasi normatif ini terwujud karena adanya norma-norma tertentu yang telah
disepakati oleh masyarakat. Dengan berlakunya norma tersebut artinya masyarakat
telah bersatu dan sepakat untuk menjalankan dan menaatinya. Jadi, adanya norma
25
tertentu bisa mempersatukan masyarakat yang beragam di suatu negara.
Instrumental
Integrasi nasional dalam bentuk instrumental ini terlihat sangat nyata karena
memang dari fisik orang atau masyarakat. Hal itu bisa terbentuk karena adanya
kesamaan atau keseragaman antar individu atau kelompok dalam lingkungan hidup.
 Fungsional
Integrasi fungsional terbentuk karena adanya kesamaan fungsi tertentu dalam suatu
masyarakat. Mereka yang merasa mempunyai kesamaan fungsi atau peran cenderung
mudah bersatu dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
 Koersif

Integrasi koersif ini terjadi karena adanya paksaan dari pihak penguasa atau
pemerintah. Jadi, sifatnya tidak secara suka rela ketika bersatu dalam suatu hal.
Integrasi semacam ini pastinya tidak bisa bertahan lama dan kuat karena memang
sifatnya yang terpaksa.
Terciptanya suatu integrasi nasional juga bisa terhambat akibat beberapa hal.
Terlebih lagi dengan negara Indonesia yang mempunyai beragam perbedaan dan
bentangan wilayah yang sangat luas. Hal itu pastinya menjadi tantangan tersendiri
bagi bangsa Indonesia. Berikut adalah beberapa faktor penghambat integrasi
nasional:
 Kurangnya Penghargaan Terhadap Kemajemukan
Tidak semua orang bisa memahami dan menghargai perbedaan yang ada. Mereka
cenderung sulit untuk diajak mewujudkan persatuan dan kesatuan di tengah
keragaman bangsa. Padahal kemajemukan sendiri merupakan kekayaan bangsa
yang tidak ternilai harganya.

Oleh sebab itu, setiap masyarakat perlu memahami arti toleransi dan
semacamnya, khususnya di Indonesia ini. Hal itu mengingat bahwa realita yang ada
Indonesia mempunyai beragam agama dan budaya. Setiap orang atau kelompok
masyarakat mempunyai agama ataupun kebudayaan yang berbeda-beda. Begitu pula
mereka tidak bisa dipaksa dan tidak bisa di samakan mengenai hal itu.
 Kuatnya Paham Etnosentrisme
Beberapa orang ataupun masyarakat di suatu daerah masih memegang teguh paham
etnosentrisme. Paham ini menganggap bahwa etnis tertentu jauh lebih baik dan
dominan dari yang lainnya. Hal ini biasanya terjadi dalam masyarakat pedalaman 26

atau tradisional yang sulit pula dirubah cara pandang dan berpikirnya. Hal itu
kemudian menyebabkan sulitnya terjadi integrasi nasional.
Oleh karena itu, paham nasionalisme perlu ditingkatkan dan disebarluaskan di
seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Paham nasionalisme bukan hanya
diberikan melalui pendidikan atau pengajaran saja, namun juga dalam bentuk
prakteknya khususnya untuk yang masih dasar.
 Ketimpangan Pembangunan
Pembangunan dalam suatu negara belum tentu mengalami kemerataan. Ada
beberapa daerah atau wilayah yang masih sangat jauh dari kata sejahtera atau
makmur. Demikianlah yang disebut dengan ketimpangan pembangunan dan hal itu
menjadi penghambat terciptanya integrasi nasional.

Masyarakat yang berada di wilayah yang cukup tertinggal akibat ketimpangan


pembangunan, cenderung acuh dengan rasa persatuan nasional. Bahkan bisa
membuat masyarakat tersebut menentang pemerintah. Hal itu kemudian bisa
menimbulkan perpecahan antara pemerintah dengan masyarakat tertentu.Agar hal itu
tidak terjadi, sebaiknya pemerintah berusaha memeratakan pembangunan yang ada,
khususnya untuk daerah yang tertinggal dan terluar. Tujuannya bukan hanya untuk
meningkatkan kesejahteraan penduduk, namun juga untuk mempersatukan dan
mempererat hubungan antara pemerintah dengan masyarakat

27
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu
bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya. Identitas nasional dalam
konteks bangsa cenderung mengecu pada kebudayaan, adat istiadat, serta karakter khas suatu
negara. Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam simbol-simbol
kenegaraan seperti: Pancasila.
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan
yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan
ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa
memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang
melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal
inijuga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.

B. SARAN
Identitas nasional dan Integrasi nasional sangat diperlukan oleh negara indonesia
karena dari integrasi nasional dapat mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada di
indonesia, sehingga tidak adanya konflik perpecahan yang terjadi dikarenakan perbedaan
semata. Walaupun indonesia ini berbeda- beda suku, ras, agama, dan budaya, tetapi tetap
indonesia adalah negara yang satu yang mempunyai satu tujuan untuk memakmurkan negara
Indonesia sehingga memiliki karakter identitas kebangsaan. Bagi pembaca diharapkan agar
mengetahui apakah Identitas nasional dan Integrasi Nasional serta berbagai faktor yang
mempengaruhi dan pentingnya Identitas nasional dan Integrasi Nasional Bagi Bangsa
Indonesia. Dengan mengetahui pentingnya Identitas nasional dan Integrasi Nasional Bagi
Bangsa Indonesia., diharapkan kita memiliki karakter identitas kebangsaan dan kita bisa
menjadi warga negara yang baik dan mampu melaksanakan proses pemersatuan perbedaan-
perbedaan yang ada pada negara kita sehingga terciptanya keserasian dan tidak adanya
konflik dalam negara ini.

28

Anda mungkin juga menyukai