Anda di halaman 1dari 2

KANCIL DAN BUAYA

(Pada suatu hari sang kancil sedang duduk termenung di dalam hutan. Dia sedih
karena ketersediaan makanannya mulai habis, sang kancil berinisiatif untuk
mencari keluar kawasan tempat tinggalnya. Sang kancil mulai mencari dan
menyusuri sungai, ketika tiba di satu tempat, sang kancil melihat kebun buah-
buahan yang sudah masak di seberang sungai. Kancil pun mencari cara untuk
menyebrangi sungai tersebut. Hingga akhirnya kancil melihat buaya yang
sedang berjemur dan menghampirinya).

Kancil: Hai buaya, aku punya sesuatu untukmu.

Buaya: Apa itu kancil?

Kancil: Jadi begini, aku hendak membagi daging domba yang kutemukan di
jalan tadi. Tapi aku harus tahu dulu jumlah kalian di sini.

Buaya: Benarkah? Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?

Kancil: Begini saja, kalian berbarislah yang rapi, dan aku akan menghitung
kalian.

Buaya: Baiklah, aku akan memanggil teman-temanku yang lain. Tunggu


sebentar ya. Tapi benarkan perkataanmu? Jika kau berbohong, kaulah yang akan
menggantikan daging domba tersebut.

Kancil: Benar kok, aku tidak berbohong.


(Buaya pun memanggil teman-temannya dan mereka berjejer dengan rapi).

Buaya: Hei kancil, kami sudah berbaris, Cepat hitung kami.


Kancil: Baiklah.

(Kancil pun menghitung sambil melompati punggung buaya satu per satu dan
melompat ke seberang).

Kancil: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10, sampai.

Buaya: Jadi berapa jumlah kami kancil? Mana daging dombanya?

Kancil: Sebenarnya aku berbohong. Aku hanya membutuhkan kalian untuk


menyebrangi sungai ini.

Buaya: Berani sekali kau kancil. Aku akan memakanmu sebagai gantinya.

(Kancil pun buru-buru kabur ke dalam hutan sehingga buaya tidak


bisa menangkapnya).

Anda mungkin juga menyukai