Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL

“KONFLIK DI JAZIRAH ARAB”

Isnaeni_A31122069, Ni nyoman sinta sriani_A31122070, Moh sabri_A31122089

“Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Tadulako 2022

ABSTRAK

Jazirah Arab, wilayah yang meliputi negara-negara seperti Arab Saudi, Yaman, Irak, Suriah, dan
lainnya, telah menjadi pusat konflik yang kompleks selama beberapa dekade. Konflik-konflik ini
mencerminkan berbagai ketegangan politik, etnis, agama, dan ekonomi di kawasan tersebut,
serta intervensi berbagai aktor internasional. Artikel ini akan menguraikan beberapa konflik
utama yang memengaruhi Jazirah Arab dan dampaknya terhadap kawasan tersebut.

Kata kunci: Ekonomi, Politik, Arab Islam

ABSTRACT

The Arabian Peninsula, a region that includes countries such as Saudi Arabia, Yemen, Iraq, Syria
and others, has been at the center of complex conflicts for decades. These conflicts reflect
various political, ethnic, religious and economic tensions in the region, as well as the
intervention of various international actors. This article will outline some of the major conflicts
affecting the Arabian Peninsula and their impact on the region.

Keywords: Economy, Politics, Arab Islam


PENDAHULUAN

Jazirah Arab, yang juga dikenal sebagai Semenanjung Arab, telah menjadi tempat konflik
dan ketegangan selama berabad-abad. Faktor-faktor seperti politik, agama, dan sumber daya
alam telah memainkan peran dalam memicu konflik di wilayah ini.

Salah satu konflik terkenal di Jazirah Arab adalah konflik Arab-Israel. Konflik ini
dimulai pada tahun 1948 ketika Negara Israel didirikan di wilayah yang sebelumnya dihuni oleh
orang Palestina. Konflik ini telah berlangsung selama puluhan tahun dan menyebabkan banyak
pertempuran, kekerasan, dan penderitaan manusia.

Selain konflik Arab-Israel, Jazirah Arab juga telah mengalami konflik internal yang
kompleks. Salah satu konflik terkenal adalah Perang Saudara Yaman yang dimulai pada tahun
2015. Konflik ini melibatkan pemerintah Yaman yang didukung oleh koalisi Arab melawan
pemberontak Houthi yang didukung oleh Iran. Konflik ini telah menyebabkan bencana
kemanusiaan yang besar.

Selain itu, konflik di Jazirah Arab juga sering terkait dengan sekte-sekte agama yang
berbeda di wilayah ini. Konflik Sunni-Syiah, yang telah berlangsung selama berabad-abad,
sering memicu ketegangan dan pertempuran di wilayah ini. Kerusuhan sektarian antara Sunni
dan Syiah seringkali terjadi di negara-negara Arab seperti Irak, Bahrain, dan Lebanon.

Sumber daya alam juga menjadi sumber konflik di Jazirah Arab. Negara-negara seperti
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab memiliki kekayaan minyak dan gas alam yang melimpah.
Persaingan dalam menguasai sumber daya ini seringkali memicu ketegangan antara negara-
negara di Jazirah Arab.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyebab terjadinya konflik di jazirah arab

Pada zaman jahiliyah, perang antar kabilah arab sering terjadi. Hal ini dikarenakan
adanya perebutan kepemimpinan dan perebutan sumber mata air dan padang rumput. Sehingga
terjadilah perang yang berkepanjangan yang disebut Ayyamul Arab. Disamping solidaritas suku,
terdapat pula solidaritas artifisial yang disebut hilf atau tahalluf. Solidaritas ini berbentuk
konfederasi suku-suku yang berada dalam satu wilayah. Mereka bersekutu dan mengikatkan diri
dengan sumpah. Alasan terbentuknya hal itu adalah untuk menghadapi adanya persaingan dan
pertentangan antarsuku di Arab. Dengan harapan, agar asal-usul mereka terpelihara sebagai
sandaran dan tempat meminta bantuan atau kerja sama dalam melakukan penyerangan kepada
para musuh ataupun pada saat perebutan kepemimpinan.10 Misal, Kabilah suku-suku Quraisy
pernah melakukan perjanjian hilf dengan kabilah-kabilah lain. Mereka berkumpul dirumah
Abdullah Ibn Jud’an Ibn ‘Amr Ibn Ka’b Ibn Sa’d Ibn Taimi Ibn Murrah Ibn Ka’b Ibn Luay.

Konflik di Jazirah Arab: Faktor Pemicu, dan Dampaknya

Konflik di Jazirah Arab telah menjadi sorotan utama dalam dunia geopolitik global. Jazirah
Arab, yang terdiri dari negara-negara di sekitar Semenanjung Arab, telah mengalami berbagai
konflik yang melibatkan berbagai pihak dengan kepentingan politik, agama, dan sumber daya.

1. Konflik Israel-Palestina

Konflik yang paling dikenal di Jazirah Arab adalah konflik Israel-Palestina. Perselisihan
wilayah, status Yerusalem, hak pengungsi Palestina, dan berbagai isu lainnya telah
mengakibatkan ketegangan yang berkelanjutan antara Israel dan Palestina. Upaya perdamaian
telah berlangsung selama bertahun-tahun, namun penyelesaiannya tetap menjadi tantangan besar.

2. Perang Saudara Yaman

Yaman telah menjadi medan perang dalam konflik kompleks antara pemerintah yang diakui
secara internasional yang didukung oleh Arab Saudi dan pemberontakan Houthi yang didukung
oleh Iran. Perang ini telah menimbulkan krisis kemanusiaan parah di Yaman, dengan ribuan
warga sipil terdampar dalam keadaan sulit.

3. Konflik di Suriah

Perang saudara yang telah berlangsung selama bertahun-tahun di Suriah melibatkan pemerintah
Suriah, kelompok pemberontak, ISIS, dan campur tangan banyak aktor internasional. Konflik ini
telah menyebabkan jutaan pengungsi dan merusak infrastruktur negara tersebut.
4. Konflik di Irak

Irak telah menghadapi konflik etnis dan agama yang rumit, terutama antara kelompok Shia dan
Sunni, sejak invasi AS pada tahun 2003. Konflik ini telah berdampak pada stabilitas politik dan
keamanan di negara tersebut.

5. Krisis Qatar

Pada tahun 2017, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir memutuskan hubungan
diplomatik dengan Qatar, menciptakan krisis regional. Perselisihan ini melibatkan isu-isu seperti
dukungan Qatar terhadap kelompok-kelompok tertentu dan perannya dalam media regional.

Konflik-konflik ini telah membawa dampak serius pada kawasan Jazirah Arab, termasuk
krisis kemanusiaan, pengungsi, kerusakan infrastruktur, dan ketidakstabilan politik. Upaya-upaya
perdamaian terus berlanjut, namun penyelesaian konflik tersebut tetap menjadi tantangan yang
kompleks di Jazirah Arab.

Kepentingan Arab Saudi

Arab Saudi merupakan negara yang melakukan inisiasi intervensi militer di Yaman
dengan mengerahkan berbagai macam kekuatan militer yang dimiliki oleh negara tersebut.
Selaku sebagai pemimpin dari negara-negara Arab lainnya, Arab Saudi memiliki tanggung jawab
terhadap keamanan secara tidak langsung dari negara-negara Arab lainnya(Putra et al., 2019),
termasuk Yaman. Untuk menunjukkan posisi sebagai pemimpin, maka Arab Saudi membentuk
sebuah koalisi yang terdiri dari beberapa negara Arab lainnya dan menyerbu Yaman dengan
kekuatan militer dari masing-masing negara Arab yang tergabung dalam koalisi itu (Zahir,
2019). Arab Saudi juga diketahui memiliki ratusan pesawat tempur dan helikopter perang dan
merupakan aktor yang mendalangi pengeboman markas dari para pemberontak di Yaman yang
pada akhirnya memakan berbagai macam korban jiwa dari pihak sipil.

Selain daripada untuk menunjukkan kepemimpinan atas negara-negara Arab dan menjaga
stabilitas di wilayahnya, pertempuran di Yaman dapat dijadikan oleh Arab Saudi sebagai salah
satu cara untuk melawan keberadaan Iran di Timur Tengah yang menjadi musuh utama dari Arab
Saudi (Nainggolan, 2020), terutama setelah berbagai laporan yang mengindikasikan bahwa
pemberontak Houthi didukung secara tidak langsung oleh pemerintahan Iran di Teheran. Hal ini
menjadi salah satu kesempatan yang tidak dapat dilewatkan oleh Arab Saudi untuk
mengamankan dan memenangkan pengaruhnya dari Iran.

Dapat dikatakan bahwa langkah yang dilakukan oleh Arab Saudi adalah untuk
menyelematkan dan melindungi kepentingannya di wilayah sendiri terutama posisinya sebagai
pemimpin dari negara-negara Arab dan untuk melawan Iran sebagai salah satu
musuh terbesarnya.

KESIMPULAN

Dalam kesimpulan, konflik di Jazirah Arab adalah fenomena yang kompleks dan bermacam-
macam. Faktor-faktor politik, agama, dan sumber daya alam semuanya berperan dalam memicu
dan memperpanjang konflik di wilayah ini. Untuk mencapai stabilitas dan perdamaian,
diperlukan upaya yang serius dari semua pihak yang terlibat.

DAFTAR PUSTAKA

Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam I, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), hlm. 91.

Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam I, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), hlm. 119-
120.

Rahmat Dkk. “Analisis faktor-faktor penyebab intervensi militer koalisi arab di yamann 2016-
2021. Jurnal fisk Vol. 3 No. 1 (2022): 135.

Anda mungkin juga menyukai