Anda di halaman 1dari 5

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama Mahasiswa : Wiwin Winangsih


B. Judul Modul : Perkembangan Peserta Didik
C. Kegiatan Belajar : Krakteristik Generasi Z dan Alpha Dan
Implikasinya Dalam Pembelajaran

D. Refleksi : Setelah membaca dan mempelajari serta


memahami materi kegiatan belajar (KB4), di modul Perkembangan
Peserta Didik. Dengan kegiatan belajar karakteristik generasi Z dan
Alpha dan implikasinya dalam pembelajaran,kita sebagai guru
menghadapi peserta didik di generasi Z dan alpha, harus bisa
menyeimbangkan pembelajaran dengan berbasis komputer dan
internet. Tidak bisa dipungkiri dan tidak bisa dihindari seorang
guru jangan tertinggal apalagi gagap teknologi karena tuntutan
belajar kita adalah anak generasi Z dan Alpha.

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

A. Pengertian

Pakar Ahli Gagasan

Suhantono, Generasi Z yaitu generasi yang lahir


(2021:38) dari tahunn 1995-2010, sedangkan
generasi alpha adalah mereka yang
lahir setelah 2010.
Fiandra Generasi Z adalah generasi dengan
Konsep (Beberapa (2020:56) mobilitas digital yang cukup tinggi.
1 istilah dan Saat ini mereka hampir seluruhnya
definisi) di KB bergantung pada perangkat seluler,
bahkan pengerjaan tugas-tugas
disekolah mereka bergantung mobile
B.Karakteristik

Suhantono Ciri khas dari dua generasi Z dan Alpha


(2021:38) adalah akrab dengan gawai,
multitasking, banyak berkomunikasi
dengan orang lain secara luas melalui
media sosial online, cara berpikir
terbuka senang dengan hal yang
praktis dan kritis.

Sumardinata Cara pandang generasi digital berbeda


dan kris dengan para guru mereka, yang
(2018: 103) merupakan pendatang baru dunia
digital.
C. Strategi Pembelajaran

Hapudin Guru harus memahami karakter


(2021: 38) generasi alpha sehingga mampu
menyusun strategi khusus untuk
menciptakan pembelajaran yang
efektif dan bermakna.
Hapudin Generasi ini merupkakan generasi
(2021:37) internet, karena nyaris dalam
hidupnya tidak bisa dilepaskan dari
internet yang berbagai ragam
informasi, games, dll
Strategi Pembelajaran generasi Z dan generasi
alpha sebagai berikut :
Pertama Pengembangan HOTS, menurut
Suhantono (2021:40), berfikir tingkat
tinggi atau HOTS dan menjawab
tantangan kebutuhan siswa generasi Z
dan alpha berbasis IT.

Strategi ini merupakan strategi terbaik


sebagai alternatif untuk
penyelenggaraan proses pembelajaran
di kelas masa depan.
Kedua Memberikan kebebasan ekspresi, cara
mendidik di era didgital tentu harus
lebih memberikan kebebasan terhadap
anak untuk mengekspresikan dirinya
sendiri.
Ketiga Pengembangan karakter, melalui
teknologi informasi dan media sosial ,
guru bisa menumbuhkan sadar
kesehatan, kejujuran, teamwork,
problem solving dan juga high order
thinking skill. Mereka adalah guru yang
berani mndisrupsi diri sendiri. (
Sumardinata dan Kris, (2018:12)
Kihadjar Memiliki Among Method yang
Dewantara bertujuan membangun anak didik
menjadi manusia beriman dan
bertaqwa, merdeka lahir dan bathun,
budi pekerti luhur, cerdas, dan
bereketerampilan serta sehat jasmani
dan rohani (Haryati, 2019:140)
Ke empat Mengembangkan aneka minta dan
bakat, karakteristik generasi Z jelas
menuntut konsep pendidikan dan
kemampuan pendidik untuk
mengembangkan berbagai
kompetensinya, baik dari segi hard
skill, soft skill, karakter hingga
spiritualitas (Hapudin (2021:37)
Munit Chatib & Pemeblajaran pendidikan
Alamsyah Said mengembangkan kecerdasan jamak
(2012 : 143) siswa.
Howard Agar seseorang berhasil dalam
Gardner hidupnya kelak maka pendidikan
(1998:25) sebaiknya dilakukan dengan
pendekatan pribadi dengan
mempertimbangkan kecerdasan yang
dimiliki siswa.
Neni Hermita Cara belajar dan cara siswa memahami
(1998: 25) pelajaran disekolah tidak sesuai
dengan kecendrungan tipe kecerdasan
yang mereka miliki, inilah yang disebut
dengan intelligence clash atau
benturan kecerdasan.
Kelima Menggunakan media digital , guru
harus tanggap era digital jangan
gelagap IT, yaitu handal dalam
menggunakan komputer, dan internet
dalam pembelajaran.

Indonesia yang sering disebut negara kepulauan, hanya


baru sebagaian daerah-daerah yang mendapatkan akses
jaringan internet dan alat komputer ataupun leptop,
gadget, huawei dan alat elektronik lainnya, sehingga
penegrtian diatas tidak sesuai dengan keadaan bangsa
indonesia. Ada ketidakseimbangan digital antara mereka
yang berada di wilayah yang tidak berinternet.

Beberapa ayat Al qur’an mengisyaratkan tentang


bagaimana seorang muslim berprilaku terhadap sesama:

“Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum


mendorong kamu untuk berlaku tidak adil”
(QS. Al maidah : 8)

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan


berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan
Dia melarang (melakukan) perbuatan keji dan mungkar
dan permusuhan”

“Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil


terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam
urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung
halamanmu

K.H. Hasan Abdullah, beliau memberikan contoh meskipun


ada 11 orang maradona di lapangan, jika semuanya
ayanen, maka tidak akan ada seorang pun yang bisa
memasukan bola ke gawang. Bukan sekedar guru, namun
jiwa seorang guru lebih penting dari metode dan guru
( Bin Hadjid , 2013).

Daftar materi yang sulit dipahami yaitu:


1. Pada skarakteristik, dimana generasi Z dan alpha
dimana genrasi ini yang tidak akan lepas dari
internet dan gawai. Para native digital hidup dalam
Daftar materi
paradigma jaug tapi dekat, dekat tapi jauh.
2 pada KB yang
2. Cara mendidik dan pembelajaran yang
sulit dipahami
diselenggarakan bagi anak generasi digital tentu
harus lebih memberikan kebebasan, berekspresi.
3. Pemeblajaran yang bersifat otoriter dan berpusat
pada guru tentu tidak cocok lagi.
1. Generasi Z dan alpha hampir seluruhnya,
Daftar materi
bergantung pada internet dan prangkat seluler,
yang sering
untuk pengerjaan tugas-tugas disekolah semuanya
mengalami
3 dengan menggunakan internet, tetapi tidak relevan
miskonsepsi
dengan keadaan di negara indonesia yang
dalam
daerahnya belum menyeluruh untuk masuk
pembelajaran
jaringan internet.
2. Pada generasi Z dan alpha dalam pembelajaran
hampir semua memakai perangkat seluler,
komputer, leptop dan juga internet tapi
kesenjangannya masih banyak sebagian siswa
ataupun gurunya yang belum mampu mempunyai
perangkat tersebut, apalagi mahir atau terampil
dalam pengoperasiannya, yang akibatnya
pembelajaran dilakukan secara manual atau
konvensional.

Anda mungkin juga menyukai