Draft Skripsi Felly K. Tambunan-1
Draft Skripsi Felly K. Tambunan-1
SKRIPSI
17031105006
FAKULTAS PERTANIAN
MANADO
2022
KARAKTERISTIK KIMIA DAN ORGANOLEPTIK COOKIES DARI
17031105006
FAKULTAS PERTANIAN
MANADO
2022
LEMBAR PENGESAHAN
17031105006
Dekan Ketua
NIM : 17031105006
1. Skripsi ini adalah asli hasil karya dari saya dan belum pernah disajikan
oleh orang lain untuk memperoleh gelar di suatu perguruan tinggi.
2. Pada skripsi saya ini, tidak terdapat karya atau pernah ditulis atau
diterbitkan orang lain, kecuali yang tertulis dikutip dalam naskah ini dan
disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
3. Apabila ternyata di kemudian hari terdapat penyimpangan dan
ketidakbenaran pernyataan ini, maka saya bersedia menerima segala
akibatnya termasuk pencabutan gelar sarjana yang telah saya peroleh.
NIM. 17031105006
RIWAYAT HIDUP
pada tanggal 21 Juli 1999 sebagai anak ketiga dari enam bersaudara dengan nama
ayah Parluhutan Tambunan dan ibu Wanti Panjaitan. Penulis dilahirkan di desa
Julu, Kabupaten Tapanuli Utara dan lulus pada tahun 2011, kemudian pada tahun
Utara dan lulus pada tahun 2014, pada tahun yang sama dibulan Juni melanjutkan
Teknologi Pangan, dan lulus dengan NIM. 17031105006 sampai pada sekarang
diselenggarakan oleh BEM Fakultas Pertanian, setelah itu Penulis juga mengikuti
Fakultas Pertanian.
MAZMUR 62:2
keselamatanku.”
YOSUA 1:8
beruntung.”
Cookies dari Tepung Komposit Terigu, Ubi Jalar Ungu (Ipomea batatas L.),
dan Kacang Hijau (Vigna radiata). Dibawah bimbingan Ir. Erny J. N. Nurali
Cookies ialah salah satu jenis biskuit yang terbuat dari adonan lunak,
potongannya, bertekstur padat. Biasanya memakai bahan baku tepung terigu yang
dibuat dari gandum yang bisa diolah jadi sebagian produk antara lain: kue, roti,
mie, donat serta bermacam aneka produk makanan, karena ini menimbulkan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kadar air, kadar
cookies dari tepung komposit terigu, ubi jalar ungu dan kacang hijau.
dengan perlakuan variasi presentasi tepung terigu, tepung ubi jalar ungu dan
tepung kacang hijau yaitu perlakuan (A) Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar
ungu 100g : Tepung kacang hijau 0g, perlakuan (B) Tepung terigu 100g : Tepung
ubi jalar ungu 75g : Tepung kacang hijau 25g, perlakuan (C) Tepung terigu 100g :
Tepung ubi jalar ungu 50g : Tepung kacang hijau 50g, perlakuan (D) Tepung
terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu 25g : Tepung kacang hijau 75g.
Hasil penelitian menunjukkan cookies tepung komposit terigu, ubi jalar
kimia sebagai berikut : Kadar air berkisar antara (3,83% - 7%), Kadar protein
Hasil organoleptik cookies tepung komposit terigu, ubi jalar ungu dan
kacang hijau yang paling disukai panelis dari segi warna, rasa, aroma, dan tekstur
adalah pada perlakuan D yaitu perbandingan (tepung terigu 100 g: tepung ubi jalar
ungu 25g : tepung kacang hijau 75g) dengan nilai rata-rata warna 4,69 (sangat
and Green Beans. Supervised by Ir. Erny J.N. Nurali MS, and Prof. Dr. Ir. Lucia
C. Mandey, MS.
Cookies is kind of biscuit made from soft dough, high fat, relatively crispy
when broken and cross-sectional pieces, densely textured. Generally using raw
materials for wheat flour made from wheat which can be processed into several
products, including: cakes, bread, noodles, donuts and various food products, this
has led to an increase in demand for wheat flour products every year.
The purpose of this research was to analize the content of water, protein,
fat, and to evaluate the level of favorability of cookiesmade from raw materials for
purple sweet potatoes and green beans flour.This study used the Complete
of wheat flour, purple sweet potato flour and green bean flournamely treatment
(A)Wheat flour 100g: Purple sweet potato flour 100g: Green bean flour 0g,
treatment (B) Wheat flour 100g: Purple sweet potato flour 75g: Green bean flour
25g, treatment (C) Wheat flour 100g: Purple sweet potato flour 50g: Green bean
flour 50g, treatment (D) Wheat flour 100g: Purple sweet potato flour 25g: Green
composite flour, (wheat flour purple sweet potatoes and green beans) have the
chemical characteristic, namely water content ranging from (3.83% - 7%), protein
purple sweet potatoes and green beans that the panelists liked the most in terms of
color, taste, aroma, and texture were in treatment D, namely the ratio (wheat flour
100g: purple sweet potato flour 25g: mung bean flour 75g) with an average color
value of 4.69 (likes), taste 5.17 (like), aroma 4.90 (like) and texture 4.98 ( like).
Puji dan syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
telah memberikan kasih karunia berkat dan hikmat kepada penulis, sehingga
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
juga kepada Prof. Dr. Ir. Lucia C. Mandey, MS sebagai Anggota Komisi
penyusunan skripsi. Penulis juga menyadari bahwa bantuan dari bimbigan dari
berbagai pihak yang telah membantu penulis dari masa perkuliahan sampai pada
1. Prof. Dr. Ir. Ellen Kumaat MSc. DEA sebagai Rektor Universitas Sam
Ratulangi Manado
2. Ir. Dedie Tooy, MSi. Ph.D sebagai Dekan Fakultas Pertanian Universitas
4. Ir. Tineke Langi, MSi sebagai Ketua Program Studi Teknologi Pangan
i
5. Ir. Erny J.N. Nurali, MS sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah
6. Komisi Penguji : Dr. Mercy I.R. Taroreh, STP, MSi sebagai ketua komisi
penguji, dan Ir. Lana Laluyan, MSi, dan Dr. Ir. Jan R. Assa, MS sebagai
11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis yang tidak
sudah disurga, dan Mama sambung Wanti Panjaitan yang selama ini telah
dorongan moral maupun materi terlebih doa demi keberhasilan penulis, juga
ii
Pirman Tambunan, Jesika Priskila Tambunan, Ottora Natanael Tambunan
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Akhir
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI
ivv
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I 1
BAB II 5
2.2Tepung Terigu 6
2.5 Cookies 13
2.6.1 Gula 14
2.6.2 Telur 15
2.6.3 Lemak 15
iv
2.6.6 Vanili 16
2.6.7 Garam 16
BAB III 17
BAB IV 26
v
4.2 Organoleptik 31
4.2.1 Warna 32
4.2.2 Rasa 33
4.2.3 Aroma 35
4.2.4 Tekstur 36
BAB V 40
5.1 Kesimpulan 40
5.2 Saran 40
DAFTAR PUSTAKA 41
LAMPIRAN 46
vi
DAFTAR TABEL
Cookies
Cookies
Cookies
Cookies
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Cookies
Cookies
Cookies
Cookies
x
BAB I
PENDAHULUAN
Cookies ialah salah satu jenis biskuit yang terbuat dari adonan lunak,
potongannya, bertekstur padat. Biasanya memakai bahan baku tepung terigu yang
dibuat dari gandum yang bisa diolah jadi sebagian produk antara lain: kue, roti,
mie, donat serta bermacam aneka produk makanan, karena ini menimbulkan
ialah dengan mencari alternative pengganti dari bahan baku lokal, dengan
Peneliti meningkatkan produk pangan cookies dari campuran ubi jalar ungu serta
kacang hijau yang diolah jadi tepung sehingga bisa meningkatkan produk tepung
pemanfaatan tepung dari bahan baku local perlu ditingkatkan guna mengurangi
utama pembuatan cookies dari bahan baku local semacam ubi jalar ungu serta
kacang hijau.
Ubi jalar ungu (Ipomea Batatas L.) ialah salah satu komoditas yang
mempunyai daya guna besar di Indonesia, ubi jalar ungu merupakan selaku
sumber gula yang memiliki 25-70% pati dikala dikeringkan. Isi pati pada ubi jalar
ungu terdiri dari 30-40% amilosaserta 60-70% amilopektin. Ubi jalar ungu juga
2
mempunyai kandungan serat pangan yang besar ialah 4,72% per 100 gr. Selain
itu, ubi jalar ungu pula memiliki banyak sumber antioksidan yang berasal dari
antosianin, vit C, vit E serta betakaroten. Kandungan antosianin pada ubi jalar
ungu ialah 110-210 mg/100 gr, betakaroten sebesar 1.208 mg serta vit C sebesar
10,5 miligram.
Tepung ubi jalar ungu ialah bahan baku industry setengah jadi yang
proksimat terbaik meliputi kadar air 1,72%, kadar karbohidrat 39.53%, serta kadar
protein 4.81%. Hal ini menunjang pemanfaatan tepung ubi jalar ungu sebagai
kandungan protein yang lumayan besar yaitu 22% serta sumber mineral yang
penting antara lain kalsium dan phosphor. Tepung kacang hijau adalah salah satu
langkah untuk membuat produk olahan setengah jadi yang lebih inovatif.
Pemakaian tepung kacang hijau bisa digunakan sebagai bahan pensubstitusi pada
tepung lain seperti tepung terigu. Komposisi kimiawi tepung kacang hijau per
100g bahan, yaitu kadar air 6,25%, kadar protein 25,79 gram, lemak 1,38 gram,
serat kasar 1,04 gram, abu 3,11 gram, serta karbohidrat 62,93 gram. Menurut
Sholihati dkk (2019), penambahan tepung kacang hijau dalam pembuatan cookies
bisa berperan sebagai sumber protein untuk menaikkan kandungan gizi serta serat,
kacang hijau mempunyai kandungan protein serta asam folat yang besar.
3
Menurut Fadhilah (2018), tepung kacang hijau digunakan sebagai
substitusi pembuatan kue nastar dengan pemakaian 45% tepung kacang hijau
mendapatkan kue nastar dengan tekstur yang sangat disukai. Hanafi 1999 dalam
Mayasari 2015 juga menyatakan, tepung ubi jalar sanggup mensubstitusi tepung
terigu pada pembutan cookies sebesar 30% dengan suplementasi tepung kacang
hijau 10%. Berdasarkan komponen gizi dan sebagian keunggulan dari tepung ubi
jalar ungu serta tepung kacang hijau hingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan
baku pembuatan cookies, pada penelitian ini diharapkan bisa mendapatkan produk
cookies yang bisa memadai kebutuhan gizi dan disukai konsumen. Oleh sebab itu
4
1.2 Rumusan Masalah
yang dihasilkan?
Meningkatkan nilai guna komoditi ubi jalar ungu dan kacang hijau sebagai
pengetahuan tentang formulasi tepung komposit (ubi jalar ungu dan kacang hijau)
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tepung komposit merupakan jenis tepung yang terbuat dari bahan baku
digunakan sebagai jenis tepung untuk produk seperti bakery serta ekstrusi
(Andarwulan dkk, 2014). Sebagian produk bakery, antara lain cookies, roti,
biskuit, serta muffin, terbuat dari kayu komposit seperti singkong, kedelai, serta
kacang hijau. Tepung komposit dapat digunakan sebagai bahan substitusi parsial
tepung terigu dalam pembuatan olahan pangan roti yang mengandung gluten
ataupun rendah gluten yang berbahan beras, jagung, kedelai, umbi-umbian dengan
cellulose (CMC), ataupun pati-patian seperti pati jagung, pati kentang serta lain
Inovasi tepung ialah salah satu proses alternative untuk produk setengah
jadi yang banyak dibuat oleh produsen pangan. Perihal ini disebabkan inovasi
tersebut mempunyai khasiat yang besar semacam masa simpan yang lama,
jadiialah salah satu metode untuk pengawetan hasil panen, paling utama buat
kacangan.
bakeri buat tingkatkan mutu fisik, kimia, reologi serta sensoris produk
6
(Sholichah,2019). Tepung komposit ini terbuat dengan tujuan untuk memperoleh
bahan yang cocok dengan produk olahan karena sifat fungsional dari tiap-tiap
bahan baku diharapkan mampu memenuhi kekurangan satu sama lain antar bahan.
Tepung komposit merupakan tipe tepung yang terbuat dari bermacam tipe
digunakan selaku tipe tepung buat produk semacam santapan panggang serta
biskuit, serta muffin, terbuat dari kayu komposit seperti singkong, kedelai, serta
kacang hijau. Tepung komposit dapat digunakan sebagai bahan substitusi parsial
tepung terigu dalam pembuatan olahan pangan roti yang leluasa rendah gluten
(CMC), ataupun pati-patian semacam pati jagung, pati kentang serta lain
aestivum L.) yang tersusun oleh 67- 70% karbohidrat, serat kasar 2, 5- 3%, 10-
14% protein, serta 1- 3% lemak. Protein dari tepung terigu membentuk sesuatu
komponen yang membentuk visko elastik (Damodaran serta Paraf, 1997 dalam
Zaqie, 2018). Protein utama dalam tepung terigu ialah gluten, terdiri dari gliadin
polimer yang lain lewat ikatan hidrogen, ikatan hidrofobik, serta disulfida cross-
7
mengikat gas yang terperangkap pada pembuatan adonan, gluten memberikan
penyerapan air.
Bersumber pada isi proteinnya, tepung terigu dipecah jadi 3 jenis, yaitu
tepung terigu hard wheat, mempunyai isi protein sebanyak 12- 13%, digunakan
dalam pembuatan kue serta mie, berikutnya tepung terigu medium wheat,
roti serta kue serta setelah itu tepung terigu soft wheat, mempunyai kandungan
protein dekat 7,5-8%, digunakan dalam pembuatan bolu, biskuit, cookies, kue
kering serta crackers. Gluten merupakan protein yang ada pada tepung terigu,
maka jenis terigu soft wheat ini sangat sesuai dalam pembuatancookies yang tidak
8
Tabel 1: Komposisi Kimia Tepung Terigu Per 100 g Bahan
Komponen Jumlah
Vitamin A (S.1) 0
Vitamin C (Mg) 0
Ubi jalar ungu merupakan jenis ubi yang memiliki antosianin serta
mempunyai kulit bercorak ungu kehitaman (ungu redup), ubi jalar ungu memiliki
zat pencegah kanker, beta karoten, asam fenolik, antosianin, serta tokoferol (Suda,
et al., 2003 dalam Elisabeth dkk, 2015). Ubi jalar ungu bisa diolah jadi produk
yang berbeda seperti tepung, pasta, kue, kue pastry, serta mie (Elisabeth dkk,
2015). Ubi jalar ungu mempunyai permukaan yang halus, mempunyai kadar air
yang tinggi serta gampang rusak. Pengolahan ubi jalar ungu jadi tepung ialah
9
salah satu metode buat memperpanjang usia simpan ubi ungu pasca panen.
Tepung ubi jalar ungu mempunyai sebagian keunggulan dibanding dengan pati
ubi jalar, antara lain: bisa ditaruh dalam waktu lama sehingga bisa penuhi
kebutuhan pengguna ubi jalar selama tahun, bisa digunakan sebagai bahan baku
industry secara langsung, dan tepung ubi jalar ungu mempunyai kemampuan
besar untuk berbagai produk olahan. Menurut Vamelasari, 2015 kandungan kimia
tepung ubi jalar ungu sebagai berikut kadar air 8, 00%, kadar abu 1, 99%, kadar
protein 0, 22%, kadar lemak 0,78%, kalori 366, 89( kal/ 100 gr), dalam
pembuatan tepung ubi jalar ungu, permasalahan utama yang dihadapi yaitu
permasalahan reaksi pencoklatan enzimatik. Warna ubi ungu akan menjadi kusam
enzimatik, maka ubi jalar ungu perlu dikukus untuk merusak struktur enzim
pencoklatan enzimatik pada ubi jalar ungu bisa dihambat (Vamelasari, 2015). Ubi
jalar ungu yang sudah dijadikan tepung ubi jalar ungu mempunyai warna ungu,
10
Tabel 2: Komposisi Kandungan Gizi Tepung Ubi Jalar Ungu
Proses pembuatan tepung ubi jalar ungu diawali dengan pencucian dan
pengupasan kulit ubi jalar ungu segar, kemudian dilakukan pengecilan dengan
ketebalan ±2mm, selanjutnya direndam dengan air selama ±15 menit untuk
mengurangi kadar HCN yang terdapat pada lendir ubi. Tahap selanjutnya yaitu
didapatkan chips yang kering dan rapuh. Chips kering dihaluskan dengan blender
mesh,
dalam famili (Fabaceae) ini mempunyai banyak khasiat dalam kehidupan tiap
hari selaku sumber pangan nabati berprotein besar. Kacang hijau berisi 10-15 biji,
11
bijinya bundar dengan berat 0,5-0,8 miligram, bercorak hijau mengkilat (Purwono
22,2 gr dan kandungan serat 4,1 gr sehingga bisa dicoba untuk pemanfaatan
pengolahan pangan baru, salah satunya dengan metode pembuatan tepung karena
kacang hijau lebih fleksibel sebagai bahan baku ataupun substitusi produk
(2014), tepung kacang hijau merupakan produk yang diperoleh dari biji tumbuhan
kacang hijau yang sudah dihilangkan kulitnya serta diolah jadi tepung. Tepung
kacang hijau bercorak putih kekuningan. Warna kuning berasal dari karoten
sebaliknya warna putih berasal dari pati. Kacang hijau yang hendak terbuat tepung
wajib dihilangkan kulitnya terlebih dulu, sebab pada kulitnya terdapat zat anutrisi,
yaitu asam fitat. Tidak hanya itu, penghilangan kulit kacang hijau dicoba buat
kacang hijau per 100g bahan, ialah kandungan air 6,25%, kandungan protein
25,79 gr, lemak 1,38 gr, serat1,4 gr, abu 3,11 gr, serta karbohidrat 62, 93 gr
(Nugraha, 2014).
Tepung kacang hijau merupakan tepung yang didapat dari hasil olahan
kacang hijau yang dijadikan tepung yang lewat sebagian proses semacam
tepung. Tepung kacang hijau dibuat dari kacang hijau tanpa kulit, mempunyai
nilai protein yang besar (22,2%) serta kayaasam amino lisin sehingga bisa
memenuhi isi nilai gizi. Kacang hijau merupakan sejenis tanaman serta palawijaya
yang telah tumbuh yang biasanya diketahui di wilayah tropika. Tanaman yang
12
terkategori dalam famili (Fabaceae) ini mempunyai banyak khasiat dalam
kehidupan tiap hari sebagai sumber pangan nabati berprotein besar. Kacang hijau
berisi 10-15 biji, bijinya bundar dengan berat 0,5-0,8 miligram, bercorak hijau
Tepung kacang hijau merupakan tepung yang didapat dari hasil olahan
kacang hijau yang dijadikan tepung yang melewati sebagian proses seperti
dibuat dari kacang hijau tanpa kulit, mempunyai nilai protein yang besar (22,2%)
serta kaya akanasam amino lisin sehingga bisa memenuhi isi nilai gizi.
Komponen Hasil
kering, selanjutnya direndam dalam air selama ±6 jam, kemudian kacang hijau
dibersihkan dari kulitnya, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 600C
selama 6 jam. Kacang hijau yang telah kering dihaluskan dengan blender lalu
13
2.5 Cookies
Cookies ialah kue yang bertekstur renyah, bertekstur sama dengan butiran
yang halus. Cookies umumnya dibuat dari bahan tepung terigu, gula pasir, lemak
untuk dikonsumsi. Cookies awet ataupun tahan lama bila ditaruh serta dikemas
dalam tempat yang kedap udara, seperti toples. Cookies yang dihasilkan wajib
penuhi ketentuan kualitas yang ditetapkan supaya aman buat dikonsumsi secara
umum. Cookies memiliki tekstur yang renyah serta tidak gampang hancur seperti
14
Tabel 4: Syarat Mutu Cookies di Indonesia Berdasarkan Standar Nasional
Warna Normal
Sumber: (BSN,1992)
2.6.1 Gula
Gula berperan untuk memberikan dampak pada permukaan serta warna kue,
pemakaian gula yang besar bisa membuat adonan jadi keras serta rapuh (gampang
rusak), gula pula berperan sebagai pemberi rasa manis. Selain sebagai bahan
15
2.6.2 Telur
cookies lebih normal, telur pula berperan sebagai penambah rasa serta warna.
2.6.3 Lemak
dari lemak susu (butter) ataupun lemak nabati (margarin). Lemak adalah salah
satu komponen penting dalam pembuatan cookies yaitu sebagai pemberi aroma,
Susu skim berupa (serbuk) mempunyai aroma khas kokoh serta kerap
tercantum didalam susu skim ialah disakarida pereduksi, yang bila berkombinasi
dengan protein lewat respon maillard serta terdapatnya proses pemanasan akan
(Manley,1998).
Baking powder berperan buat tingkatkan kerenyahan cookies, tidak hanya itu
16
menjadikan cookies lebih ringan (Hui dkk, 2006). Pemakaian baking powder
dalam jumlah yang berlebihan menghasilkan rasa yang pahit. Baking powder
sebagai leavening agent (bahan pengembang) dipakai secara luas dalam produksi
kue kering.
2.6.6 Vanili
pembuatan cookies, flavor serta aroma vanili berasal dari senyawa fenolik vanillin
serta senyawa yang lain. Batasan pemakaian vanili kebahan makanan merupakan
separuh sendok teh kedalam 500 gr adonan (Charley, 1982 dalam Firza, 2020).
2.6.7 Garam
17
BAB III
METODE PENELITIAN
terigu (Kunci biru), tepung ubi ungu, tepung kacang hijau, gula halus (Gulaku),
baking powder (koepoe-koepoe), garam (cap sawi), dan bahan kimia untuk
analisis.
alumunium foil, cawan alumunium, desikator, hot plate, corong , labu Kjeldahl,
B : Tepung terigu 100g: Tepung ubi jalar ungu75g : Tepung kacang hijau 25g
C : Tepung terigu 100g: Tepung ubi jalarungu 50g : Tepung kacang hijau 50g
D : Tepung terigu 100g: Tepung ubi jalar ungu25g : Tepung kacang hijau 75g
A B C D
Telur 26 26 26 26
Gula halus 50 50 50 50
Susu skim 13 13 13 13
Mentega 25 25 25 25
Baking powder 1 1 1 1
Vanili 1 1 1 1
Garam 1 1 1 1
17
3.4 Prosedur penelitian
Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, tahap pertama yaitu penepungan
(ubi jalar ungu dan kacang hijau), tahap kedua formulasi tepung komposit (tepung
terigu, ubi ungu, dan kacang hijau) dalam pembuatan cookies, serta uji
organoleptik untuk mendapatkan cookies yang paling disukai panelis, tahap ketiga
yaitu dilakukan uji kimia cookies yang terpilih dari hasil uji organoleptik.
18
3.4.1PembuatanTepung Ubi Jalar Ungu
Dicuci dan
dibersihkan Kulit ubi
Ubi jalar ungu
kulitnya jalar ungu
19
3.4.2 Pembuatan Tepung Kacang Hijau
direndam
Dicuci bersih Kacang hijau dengan air
selama ± 6jam
di ayak
Tepung kacang
dengan
hijau ayakan 80
mesh
20
3.4.3 Proses PembuatanCookies
margarin, telur, lalu dilakukan pengocokan dengan mixer sampai berbentuk krim.
formulasi yang telah ditentukan dan dilakukan pencampuran bahan vanili dan
rata dan kalis. Adonan ditipiskan dengan roller dan selanjutnya dicetak. Adonan
yang telah dicetak kemudian dipanggang dalam oven dengan suhu 160ᵒC selama
15 menit. Terakhir cookies didiamkan selama 5 menit dalam suhu ruang (20-
21
Persiapan Alat dan Bahan-bahan
Tepung Dicampur
komposit, Gula halus,
mentega, telur menggunak
susu skim,
vanilli, baking an mixer
powder, dan
garam Hasil pencampuran yang
sudah berbentuk krim Diaduk
menggunak
Ditipiskan Hasil dari pengadukan an spatula
menggunakan
dengan spatula
roller
1. Kadar air
2. Kadar protein
3. Kadar lemak
4. Uji
organoleptik
22
3.5 Prosedur Analisis
kedalam cawan yang diketahui beratnya setelah itu dikeringkan dalam oven
selama 3 jam dengan temperatur 105ᵒC. Setelah itu sampel didinginkan dalam
desikator serta timbang. Sehabis itu, sampel dipanaskan kembali dalam oven
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙𝑎𝑤𝑎𝑙(𝑔)−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 (𝑔)
Kadar Air (%) = × 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑔)
dalam ruang asam sampai larutan jadi hijau jernih. Sehabis didinginkan,
diencerkan dengan air suling 250 ml serta dipindahkan kedalam labu didih 500 ml
dan di tambahkan sebagian butir batu didih. Tambahkan 120 ml NaOH 30% serta
(𝑏−𝑎)×𝑁×0,014 ×5,95
Protein= × 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
23
Keterangan :
b = ml titar untukblanko
N = normalitas NaOH
ether sepanjang 6 jam. Sebagai penampung merupakan labu lemak yang bobotnya
dikenal. Setelah itu slongsong kertas saring diambil, pelarut petroleum ether
disuling hingga habis serta lemak dalam labu dipanaskan dalam oven pengering
pada temperatur 103- 105˚C kira-kira 1 jam. Dinginkan dalam deksikator serta
ataupun panelis terhadap produk yang sudah terbuat. Pada uji rating hedonik,
panelis diminta untuk mengevaluasi sempel berkode setelah itu menilai sampel
sebagai berikut:
2 = Tidak suka
24
3 = Netral
4 = Suka
5= Sangat suka
25
BAB IV
Hasil rata-rata analisis kadar air cookies tepung komposit terigu, ubi jalar
ungu dan kacang hijau berkisar antara 3,83%-7%. Rata-rata kadar air cookies
tepung komposit terigu, ubi jalar ungu dan kacang hijau dapat dilihat pada Tabel
6.
Hasil analisis sidik ragam terhadap kadar air pada cookies, menunjukkan
bahwa perlakuan campuran tepung terigu tepung ubi jalar ungu, dan tepung
kacang hijau pada cookies berpengaruh nyata terhadap kadar air cookies sehingga
dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Uji BNT 5% membuktikan bahwa perlakuan A
berbeda nyata dengan perlakuan D tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan B
dan C.
tepung komposit yang berbeda tiap formula memberikan pengaruh terhadap kadar
air cookies. Hasil uji menunjukkan kadar air terendah terdapat pada perlakuan A
(Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu 100g : Tepung kacang hijau 0g)
dengan nilai 3.83%, sedangkan kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan C
(Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu 50g : Tepung kacang hijau 50g)
kacang hijau, maka kadar air semakin tinggi, sebaliknya semakin rendah proporsi
tepung kacang hijau maka akan menurunkan kadar air cookies, kemampuan bahan
kadar air tersebut diduga disebabkan oleh kandungan protein yang terdapat pada
tepung kacang hijau. Adanya penyerapan air diakibatkan gugus karboksil pada
protein, air akan diikat oleh serat secara kimia pada gugusan hidrofilik sehingga
air bebas yang dapat diuapkan semakin berkurang dan dapat menurunkan kadar
air. Menurut Setiani dkk, 2020 Penurunan kadar air disebabkan oleh mekanisme
interaksi pati dan protein sehingga air tidak dapat diikat secara sempurna karena
ikatan hidrogen yang seharusnya mengikat air telah dipakai untuk interaksi pati
dan protein. Berdasarkan SNI 01- 2973-2011 kadar air cookies dianjurkan
27
maksimal 5%. Perlakuan yang memenuhi syarat SNI cookies yaitu A dan D
Hasil rata-rata analisis kadar protein cookies tepung komposit terigu, ubi
jalar ungu dan kacang hijau berkisar antara 16.92%-20.43%. Rata-rata kadar
protein cookies tepung komposit terigu, ubi jalar ungu dan kacang hijau dapat
Tabel 7. Nilai Rata-Rata Kadar Protein Cookies Tepung Komposit Terigu, Ubi
TT ; Tepung Terigu; TJU ; Tepung Ubi Jalar Ungu; TKH ; Tepung Kacang Hijau
Hasil analisis sidik ragam terhadap kadar air pada cookies menunjukkan
bahwa perlakuan campuran tepung terigu, tepung ubi jalar ungu, dan tepung
kacang hijau pada cookies berpengaruh nyata terhadap kadar protein cookies
sehingga dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Uji BNT 5% membuktikan bahwa
28
perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan B tetapi tidak berbeda nyata dengan
perlakuan C dan D.
(Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu 100g : Tepung kacang hijau 0g)
dengan nilai 16.92%, sedangkan kadar protein tertinggi terdapat pada perlakuan D
(Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu 25g: Tepung kacang hijau 75g)
(tepung komposit terigu, ubi jalar ungu dan kacang hijau) dipengaruhi oleh
penambahan tepung kacang hijau sebesar 75% pada proses pembuatan cookies,
dimana kandungan protein dari tepung kacang hijau sebanyak 22 g yang kaya
akan asam amino lisin (7,94%). Selain itu kandungan protein cookies dipengaruhi
oleh penggunaan kuning telur yang dimana kuning telur mengandung protein
kandungan protein cookies paling sedikit ialah 9%. Maka dari itu, kandungan
protein cookies (tepung komposit terigu, ubi jalar ungu serta kacang hijau) yang
lemak serta karbohidrat terdapat pada isi N yang tidak dimiliki oleh keduanya.
Menurut Berliana dkk, 2019 fungsi utama protein ialah untuk membuat jaringan
baru serta melindungi jaringan yang pernah ada, protein ikut pula mengatur
29
4.1.3 Kadar Lemak
Hasil rata-rata analisis kadar lemak pada cookies tepung komposit terigu,
ubi jalar ungu dan kacang hijau berkisar antara 53.83%-69.83%. Rata-rata.kadar
lemak cookies tepung komposit terigu, .ubi jalar.ungu dan kacang hijau dapat
Tabel 8. Nilai Rata-Rata Kadar Lemak Cookies Tepung Komposit Terigu, Ubi
Perlakuan Rata-rata
tepung komposit yang berbeda tiap formula tidak berpengaruh terhadap kadar
lemak cookies sehingga tidak dilanjutkan ke uji BNT. Hasil uji menunjukkan
kadar protein terendah terdapat pada perlakuan A (Tepung terigu 100g: Tepung
ubi jalar ungu 100g : Tepung kacang hijau 0g) dengan nilai 53.83%, sedangkan
kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan D (Tepung terigu 100g: Tepung ubi
jalar ungu 25g : Tepung kacang hijau 75g) dengan nilai 69.83%. Berdasarkan
hasil uji kadar lemak dapat diketahui bahwa penambahan tepung komposit tidak
menyebabkan hasil yang berbeda nyata. Tabel 8 menunjukkan bahwa kadar lemak
cookies tepung komposit terigu, ubi jalar ungu dan.kacang hijau dari hasil
30
pengujian berkisar antara 53.83%-69.83%. Berdasarkan SNI.01-2973-1992 syarat
mutu cookies menyatakan bahwa kadar lemak cookies minimum yaitu 18%.
Dengan demikian, kadar lemak cookies (tepung komposit terigu, ubi jalar ungu
dan kacang hijau) yang dihasilkan berada jauh diatas standar SNI mutu cookies.
berpengaruh terhadap kadar lemak cookies tepung komposit terigu, tepung ubi
jalar ungu, dan tepung kacang hijau. Pengaruh peningkatan nilai kadar lemak
disebabkan oleh jumlah proporsi bahan tambahan yang berkadar lemak tinggi,
komposit terigu, tepung ubi jalar ungu, .dan tepung kacang hijau maka akan
meningkatkan jumlah kadar lemak. Hal ini sejalan dengan penelitian Prastiwi
lemak tinggi pada pembuatan cookies seperti: telur, margarine dan susu bubuk,
lebih banyak disbanding cookies biasa. Lemak termasuk dalam golongan senyawa
lipida yang memiliki sifaf khas yaitu daya larutnya pada pelarut organic
Penentuan kadar lemak dengan pelarut, selain lemak juga akan terikut fosfolipid,
sterol, asam lemak bebas, karotein dan pigmen lain dan disebut sebagai lemak
kasar (crude fat). Lemak merupakan zat makanan yang penting untuk kesehatan
tubuh dan sumber energy yang lebih efektif disbanding dengan karbohidrat dan
protein.
4.2.Organoleptik
Uji organoleptik yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji tingkat
kesukaan panelis terhadap warna, rasa, aroma dan tekstur pada cookies tepung
31
komposit terigu, ubi jalar ungu dan kacang hijau. Sebanyak 25 panelis.yang
4.2.1.Warna
Hasil organoleptik cookies tepung komposit terigu ubi jalar ungu dan
kacang hijau terhadap warna berkisar antara 4.11 (suka)–4.96 (sangat suka) yang
suka
suka
TT ; Tepung Terigu; TJU ; Tepung Ubi Jalar Ungu; TKH ; Tepung Kacang Hijau
cookies tepung komposit terigu, ubi jalar ungu dan kacang hijau tidak
Nilai rata-rata terendah terdapat pada perlakuan A (Tepung terigu 100g: Tepung
ubi jalar ungu 100g : Tepung kacang hijau 0g) dengan nilai 4.11 (dikategorikan
suka) dan nilai tertinggi diperoleh pada perlakuan B (tepung terigu 100g : tepung
32
ubi jalar 75g : tepung kacang hijau 25g) dengan nilai 4.96 (dikategorikan sangat
suka).
Warna cookies yang dihasilkan dari setiap perlakuan yaitu cokelat tua
hingga cokelat muda dengan berbagai tingkatan warna. Jika dilihat secara visual,
semakin banyak proporsi tepung ubi jalar ungu maka semakin kontras warna
cokelat yang dihasilkan, sebaliknya semakin sedikit proporsi tepung ubi jalar
ungu maka kontras warna berkurang dan cenderung lebih cerah. Panelis
menyatakan bahwa warna yang dihasilkan pada cookies tepung komposit terigu,
ubi jalar ungu dan kacang hijau menarik, dapat diterima dan disukai oleh panelis.
Hal ini disebabkan karena Ubi jalar ungu mengandung pigmen antosianin.
merahan, letaknya didalam cairan sel yang bersifat larut dalam air (Sanmas,
2018).
pangan yang dinilai tidak baik apabila memiliki warna yang berbeda atau telah
menyimpang dari warna yang seharusnya. Penentuan mutu suatu bahan pangan
tergantung dari beberapa faktor, tetapi sebelum factor lain diperhatikan secara
visual factor warna tampil lebih dulu untuk menentukan mutu bahan pangan.
4.2.2 Rasa
Hasil organoleptik cookies tepung komposit terigu, ubi jalar ungu dan
kacang hijau terhadap rasa berkisar antara 4.26 (suka)–5.17 (sangat suka) yang
33
Tabel 10. Nilai Rata-rata Tingkat Kesukaan Terhadap Rasa Cookies Tepung
berpengaruh terhadap rasa cookies tepung komposit terigu, ubi jalar ungu dan
kacang hijau sehingga tidak dilakukan pengujian lanjutan. Nilai rata-rata tertinggi
diperoleh pada perlakuan D (Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu 25g:
Tepung kacang hijau 75g) dengan nilai 5.17 (dikategorikan sangat suka) dan nilai
terendah terdapat pada perlakuan C (Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu
50g : Tepung kacang hijau 50g) dengan nilai 4.05 (dikategorikan suka). Perlakuan
D (Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu 25 g : Tepung kacang hijau 75g)
Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase tepung ubi jalar ungu dan
tepung kacang hijau tidak berpengaruh terhadap rasa cookies, semakin banyak
penambahan tepung kacang hijau maka semakin disukai oleh panelis. Secara
keseluruhan rasa cookies tepung komposit terigu ubi jalar ungu dan kacang hijau
dapat diterima oleh panelis. Hal ini sesuai dengan pendapat Winarno (2008),
menyatakan bahwa rasa berbeda dengan bau dan lebih banyak melibatkan panca
34
indra lidah. Pengindraan cecapan dapat dibagi menjadi empat cecapan utama yaitu
4.2.3 Aroma
dapat.dilihat.pada.Tabel 11.
Tabel 11. Nilai Rata-rata Tingkat Kesukaan Terhadap Aroma Cookies Tepung
bahwa perlakuan campuran tepung terigu, tepung ubi jalar ungu, dan tepung
kacang hijau pada cookies berpengaruh nyata terhadap kadar air cookies sehingga
dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Uji BNT 5% membuktikan bahwa perlakuan C
35
berbeda.nyata.dengan.perlakuan.A.tetapi.tidak.berbeda.nyata.dengan.perlakuan.B
dan.D.
tertinggi adalah pada perlakuan D (Tepung terigu 100g: Tepung ubi jalar ungu:
Tepung kacang hijau 75g) dengan nilai 4.90 (dikategorikan sangat suka),
sedangkan nilai rata-rata tingkat kesukaan terhadap aroma terendah adalah pada
perlakuan C (Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu 50g : Tepung kacang
tepung kacang hijau sebanyak 75% menghasilkan tingkat kesukaan panelis yang
berbedaan nyata pada aroma cookies. Aroma pada cookies juga dipengaruhi oleh
beberapa bahan yang digunakan antara lain lemak, susu, telur dan tepung yang
digunakan. Hal ini dijelaskan oleh (Matz dan Matz, 1978 dalam Mayasari, 2015)
bahwa aroma yang timbul disebabkan karena pada saat proses pemanggangan
senyawa volatile yang terdapat pada bahan menguap. Menurut Farida dkk. (2008),
menyatakan bahwa mentega atau margarine akan memberikan aroma yang harum
pada cookies.
4.2.4 Tekstur
Hasil organoleptik cookies tepung komposit terigu, ubi jalar ungu dan
kacang hijau terhadap tekstur berkisar antara 3,65(suka)–4.98 (sangat suka) yang
36
Tabel 12. Nilai Rata-rata Tingkat Kesukaan Terhadap Tekstur Cookies Tepung
suka
suka
bahwa perlakuan campuran tepung terigu, tepung ubi jalar ungu, dan tepung
kacang hijau pada cookies berpengaruh nyata terhadap kadar air cookies sehingga
dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Uji BNT 5% membuktikan bahwa perlakuan C
berbeda nyata dengan perlakuan A tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan B
dan D.
tertinggi adalah pada perlakuan D (Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu:
Tepung kacang hijau 75g) dengan nilai 4,98 (dikategorikan sangat suka),
sedangkan nilai rata-rata tingkat kesukaan terhadap tekstur terendah adalah pada
37
perlakuan C (Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu 50g: Tepung kacang
tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur semakin tinggi (suka), hal ini
dipengaruhi oleh kandungan gluten pada tepung terigu. Menurut Manley (2000),
gluten merupakan komponen yang sangat penting dalam proses adonan yang akan
berhubungan dengan kadar air suatu produk. Kadar air yang tinggi membuat
produk cookies tidak renyah dan teksturnya kurang disukai oleh panelis. Menurut
(Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu 25g : Tepung kacang hijau 75g)
bertekstur renyah.
aroma, rasa, dan tekstur cookies tepung komposit terigu, ubi jalar ungu, dan
kacang hijau secara lengkap dapat dilihat pada grafik radar organoleptik yang
komposit terigu, ubi jalar ungu, dan kacang hijau pada setiap perlakuan sebagai
berikut :
38
Gambar 4. Grafik Radar Uji Organoleptik Cookies Tepung Komposit Terigu, Ubi
100g : Tepung ubi jalar ungu 25g : Tepung kacang hijau 75g) menunjukkan area
grafik yang lebih luas terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur cookies tepung
komposit terigu, ubi jalar ungu dan kacang hijau. Hal ini menandakan perlakuan
D (Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu 25g : Tepung kacang hijau 75g)
39
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Hasil penelitian menunjukkan cookies komposit terigu, ubi jalar ungu dan
2. Hasil organoleptik cookies tepung komposit terigu, ubi jalar ungu dan
kacang hijau yang paling disukai panelis dari segi warna, rasa, aroma, dan
Tepung ubi jalar ungu 25g : Tepung kacang hijau 75g) dengan nilai rata-
rata warna 4,69 (sangat suka), rasa 5,17 (sangat suka), aroma 4,90 (sangat
suka).
5.2 Saran
Cookies dari campuran Tepung terigu 100 g: Tepung ubi jalar ungu 25g :
Tepung kacang hijau 75g adalah yang paling disukai panelis dengan nilai tertinggi
untuk warna, aroma, tekstur dan rasa yaitu sangat suka dengan kandungan air
Washington D.C.
Apriliyanti. T, 2010. Kajian Sifat Fisikokimia dan Sensori Tepung Ubi Jalar Ungu
Surakarta
Purwokerto.
Utara Medan.
Badan Pusat Statistik. 2018. Data Statistik Indonesia Impor Gandum 2018.
http//www.bps.go.id/statictable/2019/02/14/2016/impor-biji-gandum-
dan-meslin-menurut-negara-asal-utama-2010-2018.html[20 Maret
2020).
Badan Pusat Statistik. 2017. Data impor non-migas (komoditi) 2012-2016. Badan
Badan Standarisasi Nasional. SNI 2973:2011 Tentang Syarat Mutu Biskuit. 2011.
Elisabet. 2018. Pengaruh Perbandingan Tepung Ubi Jalar Ungu, Tepung Kacang
Sumatera Utara.
Negeri Jakarta.
Faridah, Anni, dan S. Kasmita 2008. Patiseri Jilid 2 Untuk Smk. Direktorat
42
Garnis. M., 2016. Karakteristik Cookies Kaya Serat Berbahan Baku Campuran
Hutagalung. E. 2018. Mutu Fisik dan Mutu Kimia Klepon Dari Tepung Beras
Harahap, A.O,. 2019. Mutu Fisik dan Kimia Cookies Tepung Kacang Merah
Hutabarat, R.F,. 2010. Studi pemanfaatan ekstrak kulit ubi jalar (Ipomoea batatas
Publishing.
43
Jamaluddin, Molenaar. R, dan Tooy. D. 2014. Kajian Isotermi Sorpsi Air dan
Fraksi Air Terikat Kue Pia Kacang Hijau Asal Kota Gorontalo. Jurnal
Sebagai MP-ASI
Tepung Ubi Jalar (Ipomea batatas L...) dan Tepung Kacang Merah
Jatinagor.
Prastiwi. 2018. Sifat Fisiko Kimia dan Organoleptik Cookies Beras Hitam (Oryza
44
Setyaningsih, A. Apriyantono, M. Puspitasari. 2010. Analisis Sensori untuk
45
LAMPIRAN
46
Lampiran 1. Kuisioner Uji Tingkat Kesukaan (Uji Hedonik) Kuisioner Uji
Tingkat Kesukaan
Nama Produk :
Hari/Tanggal :
5= Sangat suka
4= Suka
3= Netral
2= Tidak suka
Warna :
Rasa :
Aroma :
Tekstur:
Tanda Tangan
47
Lampiran 2. Hasil Analisis Uji Kadar Air Cookies Tepung Komposit Terigu, Ubi
Pengulangan A B C D Jumlah
3 2.5 5 7 4.5 19
1. Faktor Koreksi
FK = ∑x2/ r.t
FK = 61.52 /12
=315.1875
JKT= ∑ (x)2 – FK
= 28,0625
JKP= ∑y2 /r – FK
= 16,7292
48
= 11,3333
KTG =11,3333 /8
= 1,4166
= 3,936467
Tabel Sidik Ragam Uji Kadar Air Cookies Tepung Komposit Terigu, Tepung Ubi
Total 11 28,06
= 2 × √2 𝑥 1,4166 /3
= 2 × 0,66468 = 1,325
49
Lampiran 3. Hasil Analisis Uji Analisis Kadar Protein Cookies Tepung
Pengulangan A B C D Jumlah
1. Faktor Koreksi
FK = ∑x2/ r.t
FK = 2302 /100
= 4418.3056
JKT= ∑ (x)2 – FK
= 40,40
JKP = ∑y2 /r – FK
= 40,38
50
JKG = 55,9254– 31,9066
= 24,0188
KTP = 31,9066/3
= 13,12
KTG = 24,0188/8
= 3,00
F Hitung = 10,6355/3,00235
= 445,02
Tabel Sidik Ragam Uji Kadar Protein Cookies Tepung Komposit Terigu, Tepung
SK Db JK KT Fhit Ftabel
(5%)
Total 11 40,40
51
BNT 5% = Nilai t 5% × √2 × 𝐾𝑇𝐺/𝑟
= 2 × √2 𝑥 3,00 /3
=2,82
52
Lampiran 4. Hasil Analisis Uji Analisis Kadar Lemak Cookies Tepung Komposit
Pengulangan P1 P2 P3 P4 Jumlah
1. Faktor Koreksi
FK = ∑x2/ r.t
FK = 728,52 /12
= 44226.0208
JKT= ∑ (x)2 – FK
= 966,7292
JKP = ∑y2 /r – FK
= 402,5625
53
JKG = 966,7292– 402,5625
= 564,1667
KTP = 402,5625/3
= 134,187
KTG = 564,1667/8
= 70,5208
= 1,9028
Tabel Sidik Ragam Uji Kadar Lemak Cookies Tepung Komposit Terigu, Tepung
SK Db JK KT Fhit Ftabel
Total 11 966,729167
Berdasarkan Tabel Sidik Ragam, Jika F hitung < dari F Tabel maka tidak
54
Lampiran 5. Nilai Rata-Rata Uji Organoleptik Terhadap Warna Cookies Tepung
Komposit Terigu, Tepung Ubi Jalar Ungu, dan Tepung kacang hijau
Panelis P1 P2 P3 P4 Total
1 3,33 5 6 6,33 20,66
2 2,67 4,67 4 4,33 15,67
3 5 6 5,67 4,67 21,34
4 5,33 6 5,67 5,67 22,67
5 4,67 4 3 4,67 16,34
6 4,00 4 4 7 19
7 4,67 4 3,33 4 16
8 4 5 3,67 4 16,67
9 3 4,67 2 4,33 14
10 5 5 4 3,33 17,33
11 4 5,33 5 5 19,33
12 3,33 4,33 4,33 4,67 16,66
13 4,67 5,67 5 5 20,34
14 5 6,33 5,67 6 23
15 5 6,33 5 6,33 22,66
16 4 4,33 3 5 16,33
17 3,33 4,67 4 4 16
18 5 4 2,67 6 17,67
19 1,67 2,67 4,67 2 11,01
20 4 5,33 2,33 3 14,66
21 5 5,33 5 5 20,33
22 4,33 5,33 4,67 3,67 18
23 3 5 4,33 3,33 15,66
24 3 5 2 5 15
25 5,67 6 5,33 5 22
Total 102,67 123,99 104,34 117,33 448,33
Rata-rata 4,11 4,96 4,17 4,69
55
1. Faktor Koreksi
∑ 𝑥2
𝐹𝐾 =
𝑟. 𝑡
448,332
𝐹𝐾 =
100
= 2009,997889
𝐽𝐾𝑇 = ∑ 𝑥 2 − 𝐹𝐾
= 2159,8383 − 2009,997889
= 149,840411
∑ 𝑦2
𝐽𝐾𝑃 = − 𝐹𝐾
𝑟
= 12,714651
∑ 𝑦2
𝐽𝐾𝑃 = − 𝐹𝐾
𝑎
= 56,101736
56
𝐽𝐾𝐺 = 149,840411 − 12,714651 − 56,101736
= 81,024024
𝐽𝐾 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
𝐾𝑇𝑃 =
𝐷𝐵 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
12,714651
𝐾𝑇𝑃 =
3
= 4,238271
𝐽𝐾
𝐾𝑇𝑃 =
𝐷𝐵 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠
56,101736
𝐾𝑇𝑃 =
24
= 2,33757233
𝐽𝐾 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
𝐾𝑇𝐺 =
𝐷𝐵 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
81,024024
𝐾𝑇𝐺 =
72
= 1,1253336
𝐾𝑇 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
9. 𝐹 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
4,238271
𝐹 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
1,1253336
= 3,76623
57
Tabel Sidik Ragam Uji Organoleptik Terhadap Warna Cookies Tepung Komposit
SK Db JK KT Fhit Ftabel
(5%)
Total 99 198989,791
Berdasarkan Tabel Sidik Ragam, Jika F hitung < dari F Tabel maka tidak
58
Lampiran 6. Nilai Rata-Rata Uji Organoleptik Terhadap Rasa Cookies Tepung
Komposit Terigu, Tepung Ubi Jalar Ungu, dan Tepung kacang hijau
Panelis P1 P2 P3 P4 Total
1 3,67 4,67 3 4,67 16,01
2 3,67 4,67 4 3,33 15,67
3 4,67 6 3 5 18,67
4 5 5 5 5 20
5 3 3 3,33 3,33 12,66
6 4 4 3,33 4 16,33
7 5 4,67 3 6,33 19
8 3,67 3,33 4 4,67 15,67
9 4,33 4,33 3 5,33 16,99
10 4,67 6,33 3 7 21
11 4 7 5,67 6 22,67
12 4,67 4,67 4,67 6,33 20,34
13 3,67 4,33 5,33 4,67 18
14 3,33 3,67 3 5,33 15,33
15 4,33 4,33 3,67 4 16,33
16 3 4,67 2 4,33 14
17 4,67 4,33 3,33 4 16,33
18 5,33 4,67 5,33 5,67 14
19 4,67 5,33 6 5,67 16,33
20 4,67 3,67 3,33 6 21
21 5,33 5,33 5,33 5,33 21,32
22 5 5,33 5,33 4,67 20,33
23 3,33 4 3,33 4,67 15,33
24 3,33 6,33 4,67 7 21,33
25 5,67 6 5,67 7 24,34
Total 106,68 120,66 101,32 129,33 457,99
Rata-rata 4,2672 4,8264 4,0528 5,1732
59
1. Faktor Koreksi
∑ 𝑥2
𝐹𝐾 =
𝑟. 𝑡
457,992
𝐹𝐾 =
100
= 2097,548401
𝐽𝐾𝑇 = ∑ 𝑥 2 − 𝐹𝐾
= 2230,7985 − 2097,548401
= 133,250099
∑ 𝑦2
𝐽𝐾𝑃 = − 𝐹𝐾
𝑟
= 12,714651
∑ 𝑦2
𝐽𝐾𝑃 = − 𝐹𝐾
𝑎
− 2097,548401
= 112,967799
60
𝐽𝐾𝐺 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
= 7,567649
𝐽𝐾 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
𝐾𝑇𝑃 =
𝐷𝐵 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
12,714651
𝐾𝑇𝑃 =
3
= 4,238217
𝐽𝐾 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠
𝐾𝑇𝑃 =
𝐷𝐵 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠
112,967799
𝐾𝑇𝑃 =
24
= 4,706991625
𝐽𝐾 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
𝐾𝑇𝐺 =
𝐷𝐵 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
7,567649
𝐾𝑇𝐺 =
72
= 0,105106236
𝐾𝑇 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
9. 𝐹 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
4,238217
𝐹 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = = 1,78557374
7,567649
61
Tabel Sidik Ragam Uji Organoleptik Terhadap Rasa Cookies Tepung Komposit
SK Db JK KT Fhit Ftabel
(5%)
Total 99 207657,2917
Berdasarkan Tabel Sidik Ragam, Jika F hitung < dari F Tabel maka tidak
62
Lampiran 7. Nilai Rata-Rata Uji Organoleptik Terhadap Aroma Cookies Tepung
Komposit Terigu, Tepung Ubi Jalar Ungu, dan Tepung kacang hijau
Panelis P1 P2 P3 P4 Total
1 3,67 5,67 5 6,33 20,67
2 3 3,33 3,33 4 13,66
3 5 5,33 5,33 4,67 20,33
4 4,67 4,67 4,67 5 19,01
5 5,33 4 4 5,33 18,66
6 5 5 4,67 5,67 20,34
7 5,67 3,33 2,67 5 16,67
8 5 4,33 4 4 17,33
9 3,67 4 4 4,67 16,34
10 4,67 3,67 3,67 4 16,01
11 3,33 4,33 3,67 4 15,33
12 4,33 4,33 4,67 4,33 17,66
13 4 4,33 4,33 5 17,66
14 4,67 6 4,67 6,33 21,67
15 6,33 6,67 4,33 7 24,33
16 4,33 4,33 3,33 4,67 16,66
17 3,67 3,33 4 4,67 15,67
18 3,67 4,67 4,67 5,67 18,68
19 3,67 4,33 4,67 4 16,67
20 4,33 4,33 3,33 3,33 15,32
21 5 5,67 6 6 22,67
22 4,67 5 3,33 3 16
23 3,67 4,33 4,33 3,67 16
24 3,67 4 3,67 5,33 16,67
25 5,33 5,67 3,33 7 21,33
Total 110,35 114,65 103,67 122,67 451,34
Rata-rata 4,414 4,586 4,1468 4,9068
63
1. Faktor Koreksi
∑ 𝑥2
𝐹𝐾 =
𝑟. 𝑡
451,342
𝐹𝐾 =
100
=2037.077956
𝐽𝐾𝑇 = ∑ 𝑥 2 − 𝐹𝐾
= 2119,863 − 2037,077956
=82,785044
∑ 𝑦2
𝐽𝐾𝑃 = − 𝐹𝐾
𝑟
= 7,607756
∑ 𝑦2
𝐽𝐾𝑃 = − 𝐹𝐾
𝑎
= 41,847294
64
𝐽𝐾𝐺 = 82,785044 − 7,607756 − 41,847294
= 33,329994
𝐽𝐾 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
𝐾𝑇𝑃 =
𝐷𝐵 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
7,607756
𝐾𝑇𝑃 =
3
= 2,53591866
𝐽𝐾 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠
𝐾𝑇𝑃 =
𝐷𝐵 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠
41,847294
𝐾𝑇𝑃 =
24
= 1,74363725
𝐽𝐾 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
𝐾𝑇𝐺 =
𝐷𝐵 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
33,329994
𝐾𝑇𝐺 =
72
= 0,46291658
𝐾𝑇 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
9. 𝐹 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
2,53591866
𝐹 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = = 5,478133
0,46291658
65
Tabel Sidik Ragam Uji Organoleptik Terhadap Aroma Cookies Tepung Komposit
SK Db JK KT Fhit Ftabel
(5%)
Total 99 82,785044
Berdasarkan Tabel Sidik Ragam, jika F hitung > dari F tabel maka dilanjutkan ke
= 1,99346 × √2 𝑥 0,46/3
= 1,99346 × 0,2168
= 0,4322
66
Lampiran 8. Nilai Rata-Rata Uji Organoleptik Terhadap Tekstur Cookies Tepung
Komposit Terigu, Tepung Ubi Jalar Ungu, dan Tepung kacang hijau
Panelis P1 P2 P3 P4 Total
1 2,67 4 2,67 4,33 13,67
2 2,67 4,67 4 2 13,34
3 4 3,67 3,33 4,67 15,67
4 5 5 5 5 20
5 3,67 5 3,33 6 18
6 3,33 5,33 1,33 3,33 13,32
7 2 4 1 5,67 12,67
8 3,67 3,33 3,67 5,67 16,34
9 4 4 2 6 16
10 5,33 7 4,67 6,67 23,67
11 3,33 5 5,67 5,33 19,33
12 4 4 3,33 5,67 17
13 3,67 4,67 3 6 17,34
14 4 4,33 3,33 5,33 16,99
15 4,67 3 2,33 4 14
16 2,67 4,67 1,67 5 14,01
17 5 4 4 4 17,33
18 6 4 4 6 20
19 4 3,33 6,33 5 18,66
20 4 3 2,67 5 14,67
21 5,33 5,67 5,33 5 21,33
22 5 6 6 3,33 20,33
23 2,67 5 3 3 13,67
24 3,67 5,33 4 6,67 19,67
25 4,33 5,33 5,67 6 21,33
Total 98,68 113,66 91,33 124,67 428,34
Rata-rata 3,9472 4,5464 3,6532 4,9868
67
1. Faktor Koreksi
∑ 𝑥2
𝐹𝐾 =
𝑟. 𝑡
428,342
𝐹𝐾 =
100
=1834.751556
𝐽𝐾𝑇 = ∑ 𝑥 2 − 𝐹𝐾
= 156,77
∑ 𝑦2
𝐽𝐾𝑃 = − 𝐹𝐾
𝑟
= 26,853076
∑ 𝑦2
𝐽𝐾𝑃 = − 𝐹𝐾
𝑎
= 55,401394
68
6. Kuadrat Tengah Perlakuan
𝐽𝐾 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
𝐾𝑇𝑃 =
𝐷𝐵 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
26,853076
𝐾𝑇𝑃 =
3
= 8,951025
𝐽𝐾 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠
𝐾𝑇𝑃 =
𝐷𝐵 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠
55,401394
𝐾𝑇𝑃 =
24
=2,3083914
𝐽𝐾 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
𝐾𝑇𝐺 =
𝐷𝐵 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
26,190074
𝐾𝑇𝐺 =
72
= 1,03
𝐾𝑇 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
9. 𝐹 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
8,951025
𝐹 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
0,363751
= 8,64
69
Tabel Sidik Ragam Uji Organoleptik Terhadap Tekstur Cookies Tepung
Komposit Terigu, Tepung Ubi Jalar Ungu, dan Tepung kacang hijau
SK Db JK KT Fhit Ftabel
(5%)
Total 99 156,771244
Berdasarkan Tabel Sidik Ragam, jika F hitung > dari F tabel maka dilanjutkan ke
= 1,99346 × √2 𝑥 0,36/3
= 1,99346 × 1,52
= 3,0446
70
Lampiran 10. Dokumentasi Pembuatan Cookies Tepung Komposit Terigu, Ubi
71
72
Lampiran 11.Dokumentasi Analisis Kimia
Kadar Air
Kadar Protein
73
Kadar Lemak
74
Lampiran 12. Dokumentasi Uji Organoleptik Tepung Komposit Terigu, Ubi Jalar
75