Anda di halaman 1dari 97

KARAKTERISTIK KIMIA DAN ORGANOLEPTIK COOKIES DARI

TEPUNG KOMPOSIT TERIGU, UBI JALAR UNGU (Ipomea batatas L.),

DAN KACANG HIJAU (Vigna radiata)

SKRIPSI

FELLY KARTINI TAMBUNAN

17031105006

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2022
KARAKTERISTIK KIMIA DAN ORGANOLEPTIK COOKIES DARI

TEPUNG KOMPOSIT TERIGU, UBI JALAR UNGU (Ipomea batatas L.),

DAN KACANG HIJAU (Vigna radiata)

FELLY KARTINI TAMBUNAN

17031105006

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknologi Pertanian pada Fakultas Pertanian

Universitas Sam Ratulangi

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2022
LEMBAR PENGESAHAN

KARAKTERISTIK KIMIA DAN ORGANOLEPTIK COOKIES DARI

TEPUNG KOMPOSIT TERIGU, UBI JALAR UNGU (Ipomea batatas L.),

DAN KACANG HIJAU (Vigna radiata)

FELLY KARTINI TAMBUNAN

17031105006

Telah memenuhi syarat untuk diterima oleh Komisi Pembimbing

Ir. Erny J. N. Nurali, MS Prof. Dr. Ir. Lucia C. Mandey, MS


Ketua Anggota

Tanggal lulus : 29 Juli 2022

Fakultas Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian

Dekan Ketua

Ir. DedieTooy, M.Si, Ph.D Dr. Yoakhim Oessoe, STP, MSi


NIP. 196712301992031002 NIP. 196712301992031002
LEMBAR PERNYATAAN MAHASISWA

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Felly Kartini Tambunan

NIM : 17031105006

Program Studi : Teknologi Pangan

JudulSkripsi : Karakteristik Kimia dan Organoleptik Cookies dari


Tepung Komposit Terigu, Ubi Jalar Ungu (Ipomea batatas
L.), dan Kacang Hijau (Vigna radiata)

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Skripsi ini adalah asli hasil karya dari saya dan belum pernah disajikan
oleh orang lain untuk memperoleh gelar di suatu perguruan tinggi.
2. Pada skripsi saya ini, tidak terdapat karya atau pernah ditulis atau
diterbitkan orang lain, kecuali yang tertulis dikutip dalam naskah ini dan
disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
3. Apabila ternyata di kemudian hari terdapat penyimpangan dan
ketidakbenaran pernyataan ini, maka saya bersedia menerima segala
akibatnya termasuk pencabutan gelar sarjana yang telah saya peroleh.

Manado, 29 Juli 2022

Yang membuat pernyataan

Felly Kartini Tambunan

NIM. 17031105006
RIWAYAT HIDUP

Felly Kartini Tambunan adalah nama penulis skripsi. Penulis dilahirkan

pada tanggal 21 Juli 1999 sebagai anak ketiga dari enam bersaudara dengan nama

ayah Parluhutan Tambunan dan ibu Wanti Panjaitan. Penulis dilahirkan di desa

Sigotom Julu, KabupatenTapanuli Utara.

Pendidikan formal penulis diawali pada tahun 2005 di SD 174583 Sigotom

Julu, Kabupaten Tapanuli Utara dan lulus pada tahun 2011, kemudian pada tahun

yang sama meneruskan pendidikan di SMP N 3 Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli

Utara dan lulus pada tahun 2014, pada tahun yang sama dibulan Juni melanjutkan

pendidikan di SMA. N. 1. Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara dan akhirnya

menyelesaikan masa studi pada tahun 2017.

Pada tahun 2017 Penulis terdaftar di Universitas Sam Ratulangi melalui

jalur SNMPTN di Fakultas Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Program Studi

Teknologi Pangan, dan lulus dengan NIM. 17031105006 sampai pada sekarang

ini penulis sudah menyelesaikan skripsi ini.

Selama menjadi mahasiswa Penulis mengikuti kegiatan PK2MB yang

diselenggarakan oleh BEM Fakultas Pertanian, setelah itu Penulis juga mengikuti

kegiatan BRMK yang diselenggarakan oleh BKK Fakultas Pertanian, kemudian

Penulis juga mengikuti kegiatan Pengkaderan anggota baru HIMAJU TETA

Fakultas Pertanian.
MAZMUR 62:2

“Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah

keselamatanku.”

YOSUA 1:8

“Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat

ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya

engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang

tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian

perjalananmu akan berhasil dan engkau akan

beruntung.”

Skripsi ini penulis dedikasikan untuk Bapak, Mamak,

abang-abang dan adik-adik tersayang.


RINGKASAN

Felly Kartini Tambunan 17031105006. Karakteristik Kimia dan Organoleptik

Cookies dari Tepung Komposit Terigu, Ubi Jalar Ungu (Ipomea batatas L.),

dan Kacang Hijau (Vigna radiata). Dibawah bimbingan Ir. Erny J. N. Nurali

MS, dan Prof. Dr. Ir. Lucia C. Mandey, MS.

Cookies ialah salah satu jenis biskuit yang terbuat dari adonan lunak,

berkadar lemak besar, relative renyah apabila dipatahkan serta penampang

potongannya, bertekstur padat. Biasanya memakai bahan baku tepung terigu yang

dibuat dari gandum yang bisa diolah jadi sebagian produk antara lain: kue, roti,

mie, donat serta bermacam aneka produk makanan, karena ini menimbulkan

meningkatnya permintaan produk tepung terigu tiap tahunnya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kadar air, kadar

protein, menganalisis kadar lemak, serta mengevaluasi tingkat kesukaan dari

cookies dari tepung komposit terigu, ubi jalar ungu dan kacang hijau.

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL)

dengan perlakuan variasi presentasi tepung terigu, tepung ubi jalar ungu dan

tepung kacang hijau yaitu perlakuan (A) Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar

ungu 100g : Tepung kacang hijau 0g, perlakuan (B) Tepung terigu 100g : Tepung

ubi jalar ungu 75g : Tepung kacang hijau 25g, perlakuan (C) Tepung terigu 100g :

Tepung ubi jalar ungu 50g : Tepung kacang hijau 50g, perlakuan (D) Tepung

terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu 25g : Tepung kacang hijau 75g.
Hasil penelitian menunjukkan cookies tepung komposit terigu, ubi jalar

ungu dan kacang hijau masing-masing perlakuan menghasilkan karakteristik

kimia sebagai berikut : Kadar air berkisar antara (3,83% - 7%), Kadar protein

(16,92%–20,43%), Kadar lemak (53,83%–69,83%).

Hasil organoleptik cookies tepung komposit terigu, ubi jalar ungu dan

kacang hijau yang paling disukai panelis dari segi warna, rasa, aroma, dan tekstur

adalah pada perlakuan D yaitu perbandingan (tepung terigu 100 g: tepung ubi jalar

ungu 25g : tepung kacang hijau 75g) dengan nilai rata-rata warna 4,69 (sangat

suka), rasa 5,17 (sangat suka), aroma 4,90 (sangat suka)

Kata kunci: cookies, tepung komposit


SUMMARY

Felly Kartini Tambunan. 17031105006. The Chemical and Organoleptic

Characteristics of Cookies of Wheat Composite Flour, Purple Sweet Potato

and Green Beans. Supervised by Ir. Erny J.N. Nurali MS, and Prof. Dr. Ir. Lucia

C. Mandey, MS.

Cookies is kind of biscuit made from soft dough, high fat, relatively crispy

when broken and cross-sectional pieces, densely textured. Generally using raw

materials for wheat flour made from wheat which can be processed into several

products, including: cakes, bread, noodles, donuts and various food products, this

has led to an increase in demand for wheat flour products every year.

The purpose of this research was to analize the content of water, protein,

fat, and to evaluate the level of favorability of cookiesmade from raw materials for

purple sweet potatoes and green beans flour.This study used the Complete

Randomized Design (RAL) method with a variation treatment of the presentation

of wheat flour, purple sweet potato flour and green bean flournamely treatment

(A)Wheat flour 100g: Purple sweet potato flour 100g: Green bean flour 0g,

treatment (B) Wheat flour 100g: Purple sweet potato flour 75g: Green bean flour

25g, treatment (C) Wheat flour 100g: Purple sweet potato flour 50g: Green bean

flour 50g, treatment (D) Wheat flour 100g: Purple sweet potato flour 25g: Green

bean flour 75g.


The results of the research that showed that the cookies made by

composite flour, (wheat flour purple sweet potatoes and green beans) have the

chemical characteristic, namely water content ranging from (3.83% - 7%), protein

content (16.92% – 20.43%), fat content (53.83% – 69.83%).

The results of the organoleptic test of cookies composite flour of wheat,

purple sweet potatoes and green beans that the panelists liked the most in terms of

color, taste, aroma, and texture were in treatment D, namely the ratio (wheat flour

100g: purple sweet potato flour 25g: mung bean flour 75g) with an average color

value of 4.69 (likes), taste 5.17 (like), aroma 4.90 (like) and texture 4.98 ( like).

Keywords: cookies, composite flour


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

telah memberikan kasih karunia berkat dan hikmat kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian sampai pada penyusunan skripsi ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Teknologi Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-

tulusnya kepada Ir. Erny J. N. Nurali, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing,

juga kepada Prof. Dr. Ir. Lucia C. Mandey, MS sebagai Anggota Komisi

Pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk

mengarahkan penulis pada penyusunan proposal, pada saat penelitian, hingga

penyusunan skripsi. Penulis juga menyadari bahwa bantuan dari bimbigan dari

berbagai pihak yang telah membantu penulis dari masa perkuliahan sampai pada

penyusunan skripsi. Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Ellen Kumaat MSc. DEA sebagai Rektor Universitas Sam

Ratulangi Manado

2. Ir. Dedie Tooy, MSi. Ph.D sebagai Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Sam Ratulangi Manado.

3. Dr. Yoakhim Oessoe, STP, MSi sebagai Ketua Jurusan Teknologi

Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado.

4. Ir. Tineke Langi, MSi sebagai Ketua Program Studi Teknologi Pangan

Universitas Sam Ratulangi.

i
5. Ir. Erny J.N. Nurali, MS sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah

membimbing dan memberikan motivasi selama penulis berkuliah.

6. Komisi Penguji : Dr. Mercy I.R. Taroreh, STP, MSi sebagai ketua komisi

penguji, dan Ir. Lana Laluyan, MSi, dan Dr. Ir. Jan R. Assa, MS sebagai

anggota komisi penguji.

7. Staf dosen Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Sam Ratulangi Manado.

8. Pimpinan dan Staf Laboratorium Teknologi Pangan, Nci Nur staf

Laboratorium MIPA yang telah menyediakan fasilitas serta membantu

penulis selama melaksanakan penelitian.

9. Keluarga Tambunan terkasih yang selalu ada untuk membantu mendoakan

dan memberikan dukungan baik secara material maupun moral.

10. Sahabat Pasukan Makan Gratis (Yelinsa, Naomi, Maria, Andro,Milly,

Kristina, Rahayu) yang membantu mendoakan serta menemani penulis

selama masa kuliah sampai pada masa penyusunan skripsi.

11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Rasa hormat dan terimakasih yang tak terhingga, penulis sampaikan

kepada Bapak Parluhutan Tambunan Mama tercinta Nurmala Gultom yang

sudah disurga, dan Mama sambung Wanti Panjaitan yang selama ini telah

mendidik, membesarkan, memberikan perhatian, kasih sayang, memberikan

dorongan moral maupun materi terlebih doa demi keberhasilan penulis, juga

kepada Ompung Maju Tambunan yang sudah disurga dan Abang-abang

terkasih Marsel Tambunan, Rommel Tambunan dan Adik-adik tersayang

ii
Pirman Tambunan, Jesika Priskila Tambunan, Ottora Natanael Tambunan

yang selalu mendoakan penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan, untuk

itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Akhir

kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Manado, Juli 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI
ivv

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 4

1.3 Tujuan Penelitian 4

1.4 Manfaat Penelitian 4

BAB II 5

2.1 Tepung Komposit 5

2.2Tepung Terigu 6

2.3 Ubi Jalar Ungu(Ipomea batatas L.) 8

2.4 Kacang Hijau (Vigna radiate) 10

2.5 Cookies 13

2.6 Bahan tambahan pembuatan cookies 14

2.6.1 Gula 14

2.6.2 Telur 15

2.6.3 Lemak 15

2.6.4 Susu skim 15

2.6.5 Baking powder 15

iv
2.6.6 Vanili 16

2.6.7 Garam 16

BAB III 17

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 17

3.2 Bahan dan Alat 17

3.3 Metode Penelitian 17

3.4 Prosedur penelitian 18

3.4.1Pembuatan Tepung Ubi Jalar Ungu 19

3.4.2 Pembuatan Tepung Kacang Hijau 20

3.4.3 Proses Pembuatan Cookies


211

3.5 Prosedur Analisa 53

3.5.1 AnalisaKadar Air (SNI 01-2891-1992)


233

3.5.2 AnalisaKadar Protein (Metode Kjeldahl, Sudarmadji dkk., 1997


233

3.5.3AnalisaKadar Lemak (Metode Soxhlet, Sudarmadji dkk, 1997)


244

3.5.4 Uji Organoleptik (Setyaningsih, et al. 2010)


244

BAB IV 26

4.1 Karakteristik Kimia


266

4.1.1 Kadar Air


266

4.1.2 Kadar Protein


288

4.1.3 Kadar Lemak 30

v
4.2 Organoleptik 31

4.2.1 Warna 32

4.2.2 Rasa 33

4.2.3 Aroma 35

4.2.4 Tekstur 36

BAB V 40

5.1 Kesimpulan 40

5.2 Saran 40

DAFTAR PUSTAKA 41

LAMPIRAN 46

vi
DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Komposisi Kimia Tepung Terigu Per 100g Bahan 8

2. Komposisi Kandungan Gizi Tepung Ubi Jalar Ungu 10

3. Kandungan Gizi Tepung Kacang Hijau dalam 100g 12

4. Syarat Mutu Cookies Berdasarkan SNI-2975-1992 14

5. Formulasi Bahan Baku Cookies 28

6. Nilai Rata-rata Uji Kadar Air Cookies 27

7. Nilai Rata-rata Uji Kadar Protein Cookies 29

8 Nilai Rata-rata Uji Kadar Lemak Cookies 31

9. Nilai Rata-rata Uji Organoleptik Terhadap Warna 33

Cookies

10. Nilai Rata-rata Uji Organoleptik Terhadap Rasa 35

Cookies

11. Nilai Rata-rata Uji Organoleptik Terhadap Aroma 36

Cookies

12. Nilai Rata-rata Uji Organoleptik Terhadap Tekstur 38

Cookies

vii
DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Diagram Alir Pembuatan Tepung Ubi Jalar Ungu 19

2. Diagram Alir `Pembuatan Tepung Kacang Hijau 20

3. Diagram Alir Pembuatan Cookies 22

4. Grafik Radar Uji Organoleptik Cookies 39

viii
ix
DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Kuisioner Uji Tingkat Kesukaan (Uji Hedonik) 47

2. Hasil Analisis Uji Kadar Air Cookies 48

3. Hasil Analisis Uji Kadar Protein Cookies 50

4. Hasil Analisis Uji Kadar Lemak Cookies 53

5. Nilai Rata-rata Uji Organoleptik Terhadap Warna 55

Cookies

6. Nilai Rata-rata Uji Organoleptik Terhadap Rasa 59

Cookies

7. Nilai Rata-rata Uji Organoleptik Terhadap Aroma 63

Cookies

8 Nilai Rata-rata Uji Organoleptik Terhadap Tekstur 67

Cookies

9. Dokumentasi Proses Pembuatan Cookies 71

10. Dokumentasi Analisis Kadar Kimia 73

11. Dokumentasi Uji Organoleptik Cookies 75

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cookies ialah salah satu jenis biskuit yang terbuat dari adonan lunak,

berkadar lemak besar, relative renyah apabila dipatahkan serta penampang

potongannya, bertekstur padat. Biasanya memakai bahan baku tepung terigu yang

dibuat dari gandum yang bisa diolah jadi sebagian produk antara lain: kue, roti,

mie, donat serta bermacam aneka produk makanan, karena ini menimbulkan

meningkatnya permintaan produk tepung terigu tiap tahunnya.

Usaha untuk mengurangi konsumsi tepung terigu yang terus bertambah

ialah dengan mencari alternative pengganti dari bahan baku lokal, dengan

mengolahnya menjadi tepung sebagai tepung kombinasi (tepung komposit).

Peneliti meningkatkan produk pangan cookies dari campuran ubi jalar ungu serta

kacang hijau yang diolah jadi tepung sehingga bisa meningkatkan produk tepung

komposit untuk mengurangi penggunaan tepung terigu. Oleh sebab itu

pemanfaatan tepung dari bahan baku local perlu ditingkatkan guna mengurangi

ketergantungan terhadap tepung terigu hingga perlu dicoba diversifikasi bahan

utama pembuatan cookies dari bahan baku local semacam ubi jalar ungu serta

kacang hijau.

Ubi jalar ungu (Ipomea Batatas L.) ialah salah satu komoditas yang

mempunyai daya guna besar di Indonesia, ubi jalar ungu merupakan selaku

sumber gula yang memiliki 25-70% pati dikala dikeringkan. Isi pati pada ubi jalar

ungu terdiri dari 30-40% amilosaserta 60-70% amilopektin. Ubi jalar ungu juga

2
mempunyai kandungan serat pangan yang besar ialah 4,72% per 100 gr. Selain

itu, ubi jalar ungu pula memiliki banyak sumber antioksidan yang berasal dari

antosianin, vit C, vit E serta betakaroten. Kandungan antosianin pada ubi jalar

ungu ialah 110-210 mg/100 gr, betakaroten sebesar 1.208 mg serta vit C sebesar

10,5 miligram.

Tepung ubi jalar ungu ialah bahan baku industry setengah jadi yang

memiliki kemampuan buat dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industry

pangan yang gunanya bisa mensubstitusi tepung terigu. Hasil kandungan

proksimat terbaik meliputi kadar air 1,72%, kadar karbohidrat 39.53%, serta kadar

protein 4.81%. Hal ini menunjang pemanfaatan tepung ubi jalar ungu sebagai

alternative diversifikasi pangan pada pembuatan cookies berbahan tepung

komposit untuk meningkatkan kandungan gizi cookies.

Kacang hijau (Vigna radiata) merupakan sejenis tumbuhan budidaya

palawija yang diketahui luas di wilayah tropis. Kacang hijau mempunyai

kandungan protein yang lumayan besar yaitu 22% serta sumber mineral yang

penting antara lain kalsium dan phosphor. Tepung kacang hijau adalah salah satu

langkah untuk membuat produk olahan setengah jadi yang lebih inovatif.

Pemakaian tepung kacang hijau bisa digunakan sebagai bahan pensubstitusi pada

tepung lain seperti tepung terigu. Komposisi kimiawi tepung kacang hijau per

100g bahan, yaitu kadar air 6,25%, kadar protein 25,79 gram, lemak 1,38 gram,

serat kasar 1,04 gram, abu 3,11 gram, serta karbohidrat 62,93 gram. Menurut

Sholihati dkk (2019), penambahan tepung kacang hijau dalam pembuatan cookies

bisa berperan sebagai sumber protein untuk menaikkan kandungan gizi serta serat,

kacang hijau mempunyai kandungan protein serta asam folat yang besar.

3
Menurut Fadhilah (2018), tepung kacang hijau digunakan sebagai

substitusi pembuatan kue nastar dengan pemakaian 45% tepung kacang hijau

mendapatkan kue nastar dengan tekstur yang sangat disukai. Hanafi 1999 dalam

Mayasari 2015 juga menyatakan, tepung ubi jalar sanggup mensubstitusi tepung

terigu pada pembutan cookies sebesar 30% dengan suplementasi tepung kacang

hijau 10%. Berdasarkan komponen gizi dan sebagian keunggulan dari tepung ubi

jalar ungu serta tepung kacang hijau hingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan

baku pembuatan cookies, pada penelitian ini diharapkan bisa mendapatkan produk

cookies yang bisa memadai kebutuhan gizi dan disukai konsumen. Oleh sebab itu

penulis melakukan penelitian dengan judul “Karakteristik Kimia dan

Organoleptik Cookies dari Tepung Komposit Terigu, Ubi Jalar Ungu

(Ipomea batatas L.), dan Kacang Hijau (Vigna radiata)”.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah formulasi tepung komposit (terigu, ubi ungu, kacang hijau)

berpengaruh terhadap karakteristik kimia dan organoleptik pada cookies

yang dihasilkan?

2. Bagaimana formula tepung komposit yang tepat untuk pembuatan cookies

yang disukai panelis?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengevaluasi formulasi tepung komposit (terigu, ubi ungu, kacang hijau)

sehingga menghasilkan cookies dengan karakteristik kimia dan

organoleptik yang tepat

2. Mengevaluasi produk cookies tepung komposit yang disukai panelis

melalui uji organoleptik

1.4 Manfaat Penelitian

Meningkatkan nilai guna komoditi ubi jalar ungu dan kacang hijau sebagai

komoditi lokal yang dimanfaatkan dalam pembuatan cookies sehingga

ketergantungan akan impor tepung terigu dapat dikurangi, serta memberikan

pengetahuan tentang formulasi tepung komposit (ubi jalar ungu dan kacang hijau)

yang terbaik dalam pembuatan cookies.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tepung Komposit

Tepung komposit merupakan jenis tepung yang terbuat dari bahan baku

local seperti umbi-umbian, kacang-kacangan, ataupun sereal, serta umumnya

digunakan sebagai jenis tepung untuk produk seperti bakery serta ekstrusi

(Andarwulan dkk, 2014). Sebagian produk bakery, antara lain cookies, roti,

biskuit, serta muffin, terbuat dari kayu komposit seperti singkong, kedelai, serta

kacang hijau. Tepung komposit dapat digunakan sebagai bahan substitusi parsial

tepung terigu dalam pembuatan olahan pangan roti yang mengandung gluten

ataupun rendah gluten yang berbahan beras, jagung, kedelai, umbi-umbian dengan

akumulasi hidrokoloid seperi gum xanthan, gum guar, karagenan, carboxymethyl

cellulose (CMC), ataupun pati-patian seperti pati jagung, pati kentang serta lain

sebagainya (Sinaga, 2020).

Inovasi tepung ialah salah satu proses alternative untuk produk setengah

jadi yang banyak dibuat oleh produsen pangan. Perihal ini disebabkan inovasi

tersebut mempunyai khasiat yang besar semacam masa simpan yang lama,

gampang dibuat serta gampang dalam pengolahan. Penyiapan produk setengah

jadiialah salah satu metode untuk pengawetan hasil panen, paling utama buat

komoditas yang kandungan airnya besar, seperti umbi-umbian serta kacang-

kacangan.

Tepung komposit digunakan dalam pembuatan produk mi, pasta serta

bakeri buat tingkatkan mutu fisik, kimia, reologi serta sensoris produk

6
(Sholichah,2019). Tepung komposit ini terbuat dengan tujuan untuk memperoleh

bahan yang cocok dengan produk olahan karena sifat fungsional dari tiap-tiap

bahan baku diharapkan mampu memenuhi kekurangan satu sama lain antar bahan.

Tepung komposit merupakan tipe tepung yang terbuat dari bermacam tipe

tepung, semacam umbi-umbian, kacang-kacangan, ataupun sereal, serta umumnya

digunakan selaku tipe tepung buat produk semacam santapan panggang serta

ekstrusi (Andarwulandkk, 2014).Sebagian produk bakery, antara lain cookies, roti,

biskuit, serta muffin, terbuat dari kayu komposit seperti singkong, kedelai, serta

kacang hijau. Tepung komposit dapat digunakan sebagai bahan substitusi parsial

tepung terigu dalam pembuatan olahan pangan roti yang leluasa rendah gluten

ialah berbahan beras, jagung, kedelai, umbi-umbian dengan akumulasi

hidrokoloid seperti gum xanthan, gum guar, karagenan, carboxymethyl cellulose

(CMC), ataupun pati-patian semacam pati jagung, pati kentang serta lain

sebagainya (Sinaga, 2020).

2.2 Tepung Terigu

Tepung terigu ialah hasil dari proses penggilingan gandum (Triticum

aestivum L.) yang tersusun oleh 67- 70% karbohidrat, serat kasar 2, 5- 3%, 10-

14% protein, serta 1- 3% lemak. Protein dari tepung terigu membentuk sesuatu

jaringan yang saling berikatan pada adonan serta bertanggungjawab sebagai

komponen yang membentuk visko elastik (Damodaran serta Paraf, 1997 dalam

Zaqie, 2018). Protein utama dalam tepung terigu ialah gluten, terdiri dari gliadin

(20-25%) serta glutenin (35-40%). Polimer- polimer ini berhubungan dengan

polimer yang lain lewat ikatan hidrogen, ikatan hidrofobik, serta disulfida cross-

linking buat membentuk seperti lembaran film dan mempunyai kemampuan

7
mengikat gas yang terperangkap pada pembuatan adonan, gluten memberikan

kekuatan pada adonan, mampu menyimpan gas, membentuk struktur, serta

penyerapan air.

Bersumber pada isi proteinnya, tepung terigu dipecah jadi 3 jenis, yaitu

tepung terigu hard wheat, mempunyai isi protein sebanyak 12- 13%, digunakan

dalam pembuatan kue serta mie, berikutnya tepung terigu medium wheat,

mempunyai isi protein sebanyak 9,5-11%, biasannya digunakan buat pembuatan

roti serta kue serta setelah itu tepung terigu soft wheat, mempunyai kandungan

protein dekat 7,5-8%, digunakan dalam pembuatan bolu, biskuit, cookies, kue

kering serta crackers. Gluten merupakan protein yang ada pada tepung terigu,

gluten bersifat elastic sehingga akan mempengaruhi kekenyalan ataupun

pengembangan pada produk, karena memiliki kandungan gluten yang rendah,

maka jenis terigu soft wheat ini sangat sesuai dalam pembuatancookies yang tidak

membutuhkan proses kekenyalan ataupun pengembangan produk.

8
Tabel 1: Komposisi Kimia Tepung Terigu Per 100 g Bahan

Komponen Jumlah

Energi (kal) 365

Air (g) 12,0

Protein (g) 8,9

Lemak (g) 1,3

Karbohidrat (g) 77,3

Mineral (g) 0,5

Kalsium (Mg) 16,0

Fosfor (Mg) 106

Besi (Mg) 1,2

Vitamin A (S.1) 0

Vitamin B1 (Mg) 0,12

Vitamin C (Mg) 0

B.d.d (%) 100

Sumber: Direkturat Gizi Departemen Kesehatan RI, 2000:20

2.3 Ubi Jalar Ungu(Ipomea batatas L.)

Ubi jalar ungu merupakan jenis ubi yang memiliki antosianin serta

mempunyai kulit bercorak ungu kehitaman (ungu redup), ubi jalar ungu memiliki

zat pencegah kanker, beta karoten, asam fenolik, antosianin, serta tokoferol (Suda,

et al., 2003 dalam Elisabeth dkk, 2015). Ubi jalar ungu bisa diolah jadi produk

yang berbeda seperti tepung, pasta, kue, kue pastry, serta mie (Elisabeth dkk,

2015). Ubi jalar ungu mempunyai permukaan yang halus, mempunyai kadar air

yang tinggi serta gampang rusak. Pengolahan ubi jalar ungu jadi tepung ialah

9
salah satu metode buat memperpanjang usia simpan ubi ungu pasca panen.

Tepung ubi jalar ungu mempunyai sebagian keunggulan dibanding dengan pati

ubi jalar, antara lain: bisa ditaruh dalam waktu lama sehingga bisa penuhi

kebutuhan pengguna ubi jalar selama tahun, bisa digunakan sebagai bahan baku

industry secara langsung, dan tepung ubi jalar ungu mempunyai kemampuan

besar untuk berbagai produk olahan. Menurut Vamelasari, 2015 kandungan kimia

tepung ubi jalar ungu sebagai berikut kadar air 8, 00%, kadar abu 1, 99%, kadar

protein 0, 22%, kadar lemak 0,78%, kalori 366, 89( kal/ 100 gr), dalam

pembuatan tepung ubi jalar ungu, permasalahan utama yang dihadapi yaitu

permasalahan reaksi pencoklatan enzimatik. Warna ubi ungu akan menjadi kusam

yang diakibatkan oleh enzim fenolase. Untuk menghambat reaksi pencoklatan

enzimatik, maka ubi jalar ungu perlu dikukus untuk merusak struktur enzim

fenolase tersebut, rusaknya struktur enzim fenolase tersebut, hingga respon

pencoklatan enzimatik pada ubi jalar ungu bisa dihambat (Vamelasari, 2015). Ubi

jalar ungu yang sudah dijadikan tepung ubi jalar ungu mempunyai warna ungu,

serta aroma ubi ungu masih terasa.

10
Tabel 2: Komposisi Kandungan Gizi Tepung Ubi Jalar Ungu

Komposisi Tepung Ubi Jalar Ungu

Air (%) 4,2

Abu (%) 2,92

Karbohidrat (%) 65,93

Protein (%) 2,36

Lemak (%) 0,76

Serat kasar (%) 4,19

Gula (%) 18,38

Sumber : Anwar dkk (1993) dalam Firza (2020)

Proses pembuatan tepung ubi jalar ungu diawali dengan pencucian dan

pengupasan kulit ubi jalar ungu segar, kemudian dilakukan pengecilan dengan

ketebalan ±2mm, selanjutnya direndam dengan air selama ±15 menit untuk

mengurangi kadar HCN yang terdapat pada lendir ubi. Tahap selanjutnya yaitu

pengeringan menggunakan oven dengan suhu 400C selama 10 jam dan

didapatkan chips yang kering dan rapuh. Chips kering dihaluskan dengan blender

untuk mendapatkan tepung ubi jalar ungu.Kemudiaan dilakukan pengayakan 80

mesh,

2.4 Kacang Hijau (Vigna radiata)

Kacang hijau merupakan sejenis tanaman serta palawijaya yang telah

tumbuh yang biasanya diketahui di wilayah tropika. Tanaman yang terkategori

dalam famili (Fabaceae) ini mempunyai banyak khasiat dalam kehidupan tiap

hari selaku sumber pangan nabati berprotein besar. Kacang hijau berisi 10-15 biji,

11
bijinya bundar dengan berat 0,5-0,8 miligram, bercorak hijau mengkilat (Purwono

dan Hartono, 2012 dalam Hutagalung, 2018).

Kacang hijau mempunyai kandungan protein yang lumayan besar yaitu

22,2 gr dan kandungan serat 4,1 gr sehingga bisa dicoba untuk pemanfaatan

pengolahan pangan baru, salah satunya dengan metode pembuatan tepung karena

kacang hijau lebih fleksibel sebagai bahan baku ataupun substitusi produk

berbasis olahan tepung (Kementerian Kesehatan RI, 2009). Menurut Nugraha

(2014), tepung kacang hijau merupakan produk yang diperoleh dari biji tumbuhan

kacang hijau yang sudah dihilangkan kulitnya serta diolah jadi tepung. Tepung

kacang hijau bercorak putih kekuningan. Warna kuning berasal dari karoten

sebaliknya warna putih berasal dari pati. Kacang hijau yang hendak terbuat tepung

wajib dihilangkan kulitnya terlebih dulu, sebab pada kulitnya terdapat zat anutrisi,

yaitu asam fitat. Tidak hanya itu, penghilangan kulit kacang hijau dicoba buat

membetulkan penampakan tepung yang dihasilkan. Komposisi kimiawi tepung

kacang hijau per 100g bahan, ialah kandungan air 6,25%, kandungan protein

25,79 gr, lemak 1,38 gr, serat1,4 gr, abu 3,11 gr, serta karbohidrat 62, 93 gr

(Nugraha, 2014).

Tepung kacang hijau merupakan tepung yang didapat dari hasil olahan

kacang hijau yang dijadikan tepung yang lewat sebagian proses semacam

pencucian, penyangraian, penggilingan serta pengayakan, sehingga bisa jadi

tepung. Tepung kacang hijau dibuat dari kacang hijau tanpa kulit, mempunyai

nilai protein yang besar (22,2%) serta kayaasam amino lisin sehingga bisa

memenuhi isi nilai gizi. Kacang hijau merupakan sejenis tanaman serta palawijaya

yang telah tumbuh yang biasanya diketahui di wilayah tropika. Tanaman yang

12
terkategori dalam famili (Fabaceae) ini mempunyai banyak khasiat dalam

kehidupan tiap hari sebagai sumber pangan nabati berprotein besar. Kacang hijau

berisi 10-15 biji, bijinya bundar dengan berat 0,5-0,8 miligram, bercorak hijau

mengkilat (Purwono serta Hartono, 2012 dalam Hutagalung, 2018).

Tepung kacang hijau merupakan tepung yang didapat dari hasil olahan

kacang hijau yang dijadikan tepung yang melewati sebagian proses seperti

pencucian, penyangraian, penggilingan serta pengayakan. Tepung kacang hijau

dibuat dari kacang hijau tanpa kulit, mempunyai nilai protein yang besar (22,2%)

serta kaya akanasam amino lisin sehingga bisa memenuhi isi nilai gizi.

Tabel 3: Kandungan Gizi Tepung Kacang Hijau Per 100 gr Bahan

Komponen Hasil

Kadar air (%) 3,31

Kadar abu (%) 3,40

Protein (%) 21,45

Lemak (%) 4,47

Karbohidrat (%) 67,37

Serat Kasar (%) 31,52

Sumber : Ina dkk, 2019

Pembuatan tepung kacang hijau diawali dengan pencucian kacang hijau

kering, selanjutnya direndam dalam air selama ±6 jam, kemudian kacang hijau

dibersihkan dari kulitnya, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 600C

selama 6 jam. Kacang hijau yang telah kering dihaluskan dengan blender lalu

diayak dengan ayakan 80 mesh.

13
2.5 Cookies

Cookies ialah kue yang bertekstur renyah, bertekstur sama dengan butiran

yang halus. Cookies umumnya dibuat dari bahan tepung terigu, gula pasir, lemak

serta telur. Cookies bisa bersifat fungsional apabila dalam pembuatannya

ditambahkan bahan-bahan yang membagikan dampak positif untuk tubuh seperti

serat, kalsium serta provitamin A (Harahap, 2019).

Cookies memiliki bentuk yang kecil-kecil, sehingga bisa dengan mudah

untuk dikonsumsi. Cookies awet ataupun tahan lama bila ditaruh serta dikemas

dalam tempat yang kedap udara, seperti toples. Cookies yang dihasilkan wajib

penuhi ketentuan kualitas yang ditetapkan supaya aman buat dikonsumsi secara

umum. Cookies memiliki tekstur yang renyah serta tidak gampang hancur seperti

dengan kue- kue kering pada biasanya.

14
Tabel 4: Syarat Mutu Cookies di Indonesia Berdasarkan Standar Nasional

Indonesia (SNI 01-2975-1992).

Kriteria uji Klasifikasi

Kalori (kalori/100 gram) Minimum 400

Air (%) Maksimum 5

Protein (%) Minimum 9

Lemak (%) Minimum 9,5

Karbohidrat (%) Minimum 70

Abu (%) Maksimum 1,5

Serat kasar (%) Maksimum 1,5

Logam berbahaya Negatif

Bau dan rasa Normal dan tidak tengik

Warna Normal

Sumber: (BSN,1992)

2.6 Bahan TambahanPembuatanCookies

2.6.1 Gula

Gula berperan untuk memberikan dampak pada permukaan serta warna kue,

pemakaian gula yang besar bisa membuat adonan jadi keras serta rapuh (gampang

rusak), gula pula berperan sebagai pemberi rasa manis. Selain sebagai bahan

pelengkap makanan, gula pula bisa dimanfaatkan sebagai bahan tambahan

makanan dan merupakan senyawa zat yang memiliki karbohidrat yang

mempunyai rasa manis.

15
2.6.2 Telur

Telur berperan sebagai pengikat buat bermacam bahan supaya pembuatan

cookies lebih normal, telur pula berperan sebagai penambah rasa serta warna.

Telur yang ditambahkan ke produksi cookies berperan sebagai pengemulsi serta

menghasilkan permukaan yang renyah pada cookies.

2.6.3 Lemak

Lemak yang digunakan dalam pembuatan cookies merupakan yang berasal

dari lemak susu (butter) ataupun lemak nabati (margarin). Lemak adalah salah

satu komponen penting dalam pembuatan cookies yaitu sebagai pemberi aroma,

pelembut tekstur, memberikan rasa gurih, memberikan warna pada permukaan

cookies serta mengempukkan cookies.

2.6.4 Susu skim

Susu skim berupa (serbuk) mempunyai aroma khas kokoh serta kerap

digunakan pada pembuatan cookies. Susu skim berperan membagikan aroma,

memperbaiki tekstur serta warna pada permukaan (Firza,2020). Laktosa yang

tercantum didalam susu skim ialah disakarida pereduksi, yang bila berkombinasi

dengan protein lewat respon maillard serta terdapatnya proses pemanasan akan

memberikan warna cokelat menarik pada permukaan cookies sehabis dipanggang

(Manley,1998).

2.6.5 Baking powder

Baking powder berperan buat tingkatkan kerenyahan cookies, tidak hanya itu

baking powder pula berperan buat membentuk volume, mengendalikan aroma

serta rasa, mengatur penyebaran serta pengembangan cookies, serta pula

16
menjadikan cookies lebih ringan (Hui dkk, 2006). Pemakaian baking powder

dalam jumlah yang berlebihan menghasilkan rasa yang pahit. Baking powder

sebagai leavening agent (bahan pengembang) dipakai secara luas dalam produksi

kue kering.

2.6.6 Vanili

Vanilli merupakan jenis perisa yang sangat universal digunakan dalam

pembuatan cookies, flavor serta aroma vanili berasal dari senyawa fenolik vanillin

serta senyawa yang lain. Batasan pemakaian vanili kebahan makanan merupakan

separuh sendok teh kedalam 500 gr adonan (Charley, 1982 dalam Firza, 2020).

2.6.7 Garam

Dalam produksi cookies, garam digunakan selaku fasilitas buat membentuk

rasa dari makanan yang dipanggang. Pemanfaatan garam secara keseluruhan

dalam produksi kue tidak lebih dari 1%.

17
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pangan Program Studi Teknologi

Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi, Manado dan

Laboratorium Farmasi Universitas Sam Ratulangi Manado. Penelitian ini

dilakukan dalam waktu ± 1 bulan.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan cookies adalah tepung

terigu (Kunci biru), tepung ubi ungu, tepung kacang hijau, gula halus (Gulaku),

telur ayam, margarin (Blue band), susu skim (dancow),vanili (koepoe-koepoe),

baking powder (koepoe-koepoe), garam (cap sawi), dan bahan kimia untuk

analisis.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbang ananalitik,

oven, baskom, spatula, roller, mixer, cetakan cookies,erlenmeyer, gelasukur,

alumunium foil, cawan alumunium, desikator, hot plate, corong , labu Kjeldahl,

labu ukur, tanur, soxhlet.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Rancangan

Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dengan masing-masing 3 kali ulangan.

Perlakuan yang digunakan adalah:


A : Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu100g: Tepung kacang hijau 0g

B : Tepung terigu 100g: Tepung ubi jalar ungu75g : Tepung kacang hijau 25g

C : Tepung terigu 100g: Tepung ubi jalarungu 50g : Tepung kacang hijau 50g

D : Tepung terigu 100g: Tepung ubi jalar ungu25g : Tepung kacang hijau 75g

Tabel 5: Formulasi Bahan Baku Cookies

Komposisi Bahan Berat bahan (g)

A B C D

Tepung terigu 100 100 100 100

Tepung ubi jalar ungu 100 75 50 25

Tepung kacang hijau 0 25 50 75

Telur 26 26 26 26

Gula halus 50 50 50 50

Susu skim 13 13 13 13

Mentega 25 25 25 25

Baking powder 1 1 1 1

Vanili 1 1 1 1

Garam 1 1 1 1

17
3.4 Prosedur penelitian

Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, tahap pertama yaitu penepungan

(ubi jalar ungu dan kacang hijau), tahap kedua formulasi tepung komposit (tepung

terigu, ubi ungu, dan kacang hijau) dalam pembuatan cookies, serta uji

organoleptik untuk mendapatkan cookies yang paling disukai panelis, tahap ketiga

yaitu dilakukan uji kimia cookies yang terpilih dari hasil uji organoleptik.

18
3.4.1PembuatanTepung Ubi Jalar Ungu

Persiapan Alat dan Bahan

Dicuci dan
dibersihkan Kulit ubi
Ubi jalar ungu
kulitnya jalar ungu

Dipoton-potong Hasil ubi jalar ungu yang


dengan Direndam
telah dibersihkan
ketebalan ±2
direndam dengan air
mm selama ±15
menit
Chips ubi jalar ungu
Ditiriskan
selama ±5 Chips ubi
Hasil dari chips ubi jalar jalar ungu di
ungu yang telah ditiriskan oven
dengan suhu
400C (10
jam)
Dihaluskan Hasil dari chips ubi jalar ungu
dengan blender
yang telah kering
sampai halus Diayak
dengan
ayakan 80
mesh
Tepung ubi
jalar ungu

Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Tepung Ubi Jalar Ungu

19
3.4.2 Pembuatan Tepung Kacang Hijau

Persiapan Alat dan Bahan

direndam
Dicuci bersih Kacang hijau dengan air
selama ± 6jam

Dibersihkan Hasil dari kacang hijau yang Kulit


dari kulitnya telah direndam kacang
hijau

Hasil dari kacang hijau yang


Ditiriskan ±20 telah dibersihkan dari kulitnya
menit di oven
pada suhu
60ºC
Hasil dari kacang hijau selama 6
Diblender jam
yang telah di oven
sampai halus

di ayak
Tepung kacang
dengan
hijau ayakan 80
mesh

Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Tepung Kacang Hijau

20
3.4.3 Proses PembuatanCookies

Proses pembuatan cookies diawali dengan mencampur gula halus,

margarin, telur, lalu dilakukan pengocokan dengan mixer sampai berbentuk krim.

Setelah semuanya homogen dilakukan penambahan tepung komposit berdasarkan

formulasi yang telah ditentukan dan dilakukan pencampuran bahan vanili dan

baking powder. Kemudian dilakukan pengadukan hingga semua bahan bercampur

rata dan kalis. Adonan ditipiskan dengan roller dan selanjutnya dicetak. Adonan

yang telah dicetak kemudian dipanggang dalam oven dengan suhu 160ᵒC selama

15 menit. Terakhir cookies didiamkan selama 5 menit dalam suhu ruang (20-

25°C) yang berfungsi untuk mengeraskan tekstur cookies.

21
Persiapan Alat dan Bahan-bahan

Tepung Dicampur
komposit, Gula halus,
mentega, telur menggunak
susu skim,
vanilli, baking an mixer
powder, dan
garam Hasil pencampuran yang
sudah berbentuk krim Diaduk
menggunak
Ditipiskan Hasil dari pengadukan an spatula
menggunakan
dengan spatula
roller

Adonan yang telah


Dipanggang
Dicetak ditipiskan dengan roller
mengunakan dengan
cetakan suhu oven
cookies Hasil dari cookies yang telah dengan
dipanganggang suhu 160ºC
selama 15
Didiamkan menit
dengan suhu
ruang 20- Cookies
250C Analisa:

1. Kadar air
2. Kadar protein
3. Kadar lemak
4. Uji
organoleptik

Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan cookies

22
3.5 Prosedur Analisis

3.5.1 Analisis Kadar Air (SNI 01-2891-1992)

Sampel dihaluskan serta ditimbang sebanyak 2 gr, kemudian dimasukkan

kedalam cawan yang diketahui beratnya setelah itu dikeringkan dalam oven

selama 3 jam dengan temperatur 105ᵒC. Setelah itu sampel didinginkan dalam

desikator serta timbang. Sehabis itu, sampel dipanaskan kembali dalam oven

selama 1 jam dengan temperatur 105ᵒC, kemudian dinginkan dalam desikator

serta timbang. Perlakuan ini diulang sampai diperoleh berat konstan.

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙𝑎𝑤𝑎𝑙(𝑔)−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 (𝑔)
Kadar Air (%) = × 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑔)

3.5.2 Analisis Kadar Protein (Metode Kjeldahl, Sudarmadji dkk., 1997)

Kandungan Protein (Metode Kjeldhal, Sudarmadji dkk.,1997) Sampel yang

sudah dihaluskan ditimbang 2 gram masukkan kedalam labu kjedahl. Tambahkan

10 gram campuran selenserta 30 ml H2SO4 pekat. Setelah itu didestruksikan

dalam ruang asam sampai larutan jadi hijau jernih. Sehabis didinginkan,

diencerkan dengan air suling 250 ml serta dipindahkan kedalam labu didih 500 ml

dan di tambahkan sebagian butir batu didih. Tambahkan 120 ml NaOH 30% serta

hubungkan dengan perlengkapan penyuling. Sulingkan sampai 200 ml dari cairan

tersulingkan. Hasil sulingan ataupun destilat ditampung denganLarutan H2SO4 0,

25 N berlebihan. Titar kelebihan H2SO4 dengan NaOH 0, 5 N (a ml) dengan

memakai indicator mengsel sebagai penunjuk. Blanko dekerjakan di atas (b ml).

(𝑏−𝑎)×𝑁×0,014 ×5,95
Protein= × 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

23
Keterangan :

a = ml titar untukcontoh (sampel)

b = ml titar untukblanko

N = normalitas NaOH

3.5.3 Analisis Kadar Lemak (Metode Soxhlet, Sudarmadjidkk, 1997)

Sampel yang sudah dihaluskan ditimbang sebanyak 2 gram setelah itu

dimasukkan dalam slongsong yang dibuat dari kertas saring. Berikutnya

dimasukkan dalam perlengkapan soxhlet serta ekstrak dengan pelarut petroleum

ether sepanjang 6 jam. Sebagai penampung merupakan labu lemak yang bobotnya

dikenal. Setelah itu slongsong kertas saring diambil, pelarut petroleum ether

disuling hingga habis serta lemak dalam labu dipanaskan dalam oven pengering

pada temperatur 103- 105˚C kira-kira 1 jam. Dinginkan dalam deksikator serta

timbang sampai berat konstan.

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑑𝑎ℎ 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑑𝑎ℎ


% lemak = X 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙

3.5.4 Uji Organoleptik (Setyaningsih, et al. 2010)

Uji Organoleptik dilakukan untuk mengenalibatas penerimaan konsumen

ataupun panelis terhadap produk yang sudah terbuat. Pada uji rating hedonik,

panelis diminta untuk mengevaluasi sempel berkode setelah itu menilai sampel

tersebut dengan memberikan skor. Jumlah panelis minimal 25 orang. Penilaian

sebagai berikut:

1 = Sangat tidak suka

2 = Tidak suka

24
3 = Netral

4 = Suka

5= Sangat suka

25
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Kimia

4.1.1 Kadar Air

Hasil rata-rata analisis kadar air cookies tepung komposit terigu, ubi jalar

ungu dan kacang hijau berkisar antara 3,83%-7%. Rata-rata kadar air cookies

tepung komposit terigu, ubi jalar ungu dan kacang hijau dapat dilihat pada Tabel

6.

Tabel 6. Nilai Rata-rata Kadar Air CookiesTepungKompositTerigu, Ubi Jalar

Ungu dan Kacang Hijau

Perlakuan Rata-rata Notasi

(A) TT 100g : TJU 100g : TKH 0g 3.83% a

(D) TT 100g : TJU 25g : TKH 75g 4.5% a

(B) TT 100g : TJU 75g : TKH 25g 5.16% b

(C) TT 100g : TJU 50g : TKH 50g 7% c

TT ; TepungTerigu; TJU ; Tepung Ubi Jalar Ungu; TKH ; TepungKacang Hijau

BNT 5%= 1,94

Keterangan: Huruf yang berbeda di belakang rata-rata menunjukkan adanya

perbedaan nyata dari uji BNT

Hasil analisis sidik ragam terhadap kadar air pada cookies, menunjukkan

bahwa perlakuan campuran tepung terigu tepung ubi jalar ungu, dan tepung
kacang hijau pada cookies berpengaruh nyata terhadap kadar air cookies sehingga

dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Uji BNT 5% membuktikan bahwa perlakuan A

berbeda nyata dengan perlakuan D tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan B

dan C.

Berdasarkan hasil uji kadar air cookies, diketahui dengan penambahan

tepung komposit yang berbeda tiap formula memberikan pengaruh terhadap kadar

air cookies. Hasil uji menunjukkan kadar air terendah terdapat pada perlakuan A

(Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu 100g : Tepung kacang hijau 0g)

dengan nilai 3.83%, sedangkan kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan C

(Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu 50g : Tepung kacang hijau 50g)

dengan nilai 7%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi tepung

kacang hijau, maka kadar air semakin tinggi, sebaliknya semakin rendah proporsi

tepung kacang hijau maka akan menurunkan kadar air cookies, kemampuan bahan

pangan untuk mengikat air dipengaruhi oleh kandungan protein. Peningkatan

kadar air tersebut diduga disebabkan oleh kandungan protein yang terdapat pada

tepung kacang hijau. Adanya penyerapan air diakibatkan gugus karboksil pada

protein, air akan diikat oleh serat secara kimia pada gugusan hidrofilik sehingga

air bebas yang dapat diuapkan semakin berkurang dan dapat menurunkan kadar

air. Menurut Setiani dkk, 2020 Penurunan kadar air disebabkan oleh mekanisme

interaksi pati dan protein sehingga air tidak dapat diikat secara sempurna karena

ikatan hidrogen yang seharusnya mengikat air telah dipakai untuk interaksi pati

dan protein. Berdasarkan SNI 01- 2973-2011 kadar air cookies dianjurkan

27
maksimal 5%. Perlakuan yang memenuhi syarat SNI cookies yaitu A dan D

sedangkan B dan C tidak memenuhi syarat SNI.

4.1.2 Kadar Protein

Hasil rata-rata analisis kadar protein cookies tepung komposit terigu, ubi

jalar ungu dan kacang hijau berkisar antara 16.92%-20.43%. Rata-rata kadar

protein cookies tepung komposit terigu, ubi jalar ungu dan kacang hijau dapat

dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Nilai Rata-Rata Kadar Protein Cookies Tepung Komposit Terigu, Ubi

Jalar Ungu dan Kacang Hijau

Perlakuan Rata-rata Notasi

(A) TT 100g : TJU 100g : TKH 0g 16.92% a

(B) TT 100g : TJU 75g : TKH 25g 18.38% a

(C) TT 100g : TJU 50g : TKH 50g 21.01% b

(D) TT 100g : TJU 25g : TKH 75g 20.43% c

TT ; Tepung Terigu; TJU ; Tepung Ubi Jalar Ungu; TKH ; Tepung Kacang Hijau

BNT 5%= 3,25

Keterangan: Huruf yang berbeda di belakang rata-rata menunjukkan adanya

perbedaan nyata dari uji BNT

Hasil analisis sidik ragam terhadap kadar air pada cookies menunjukkan

bahwa perlakuan campuran tepung terigu, tepung ubi jalar ungu, dan tepung

kacang hijau pada cookies berpengaruh nyata terhadap kadar protein cookies

sehingga dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Uji BNT 5% membuktikan bahwa

28
perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan B tetapi tidak berbeda nyata dengan

perlakuan C dan D.

Hasil uji menunjukkan kadar protein terendah terdapat pada perlakuan A

(Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu 100g : Tepung kacang hijau 0g)

dengan nilai 16.92%, sedangkan kadar protein tertinggi terdapat pada perlakuan D

(Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu 25g: Tepung kacang hijau 75g)

dengan nilai 20.43%.

Berdasarkan hasil analisis, tingginya kandungan protein pada cookies

(tepung komposit terigu, ubi jalar ungu dan kacang hijau) dipengaruhi oleh

penambahan tepung kacang hijau sebesar 75% pada proses pembuatan cookies,

dimana kandungan protein dari tepung kacang hijau sebanyak 22 g yang kaya

akan asam amino lisin (7,94%). Selain itu kandungan protein cookies dipengaruhi

oleh penggunaan kuning telur yang dimana kuning telur mengandung protein

sebesar 16,15g/100g bahan.

Menurut SNI 01-2973-1992 syarat mutu cookies menyatakan jika

kandungan protein cookies paling sedikit ialah 9%. Maka dari itu, kandungan

protein cookies (tepung komposit terigu, ubi jalar ungu serta kacang hijau) yang

dihasilkan telah memenuhi standar yang diresmikan. Protein ialah sumberasam

amino yang memiliki unsur-unsur C, H, O, serta N. Perbedaan protein dengan

lemak serta karbohidrat terdapat pada isi N yang tidak dimiliki oleh keduanya.

Menurut Berliana dkk, 2019 fungsi utama protein ialah untuk membuat jaringan

baru serta melindungi jaringan yang pernah ada, protein ikut pula mengatur

berbagai proses tubuh dengan membuat zat-zat pengatur tubuh .

29
4.1.3 Kadar Lemak

Hasil rata-rata analisis kadar lemak pada cookies tepung komposit terigu,

ubi jalar ungu dan kacang hijau berkisar antara 53.83%-69.83%. Rata-rata.kadar

lemak cookies tepung komposit terigu, .ubi jalar.ungu dan kacang hijau dapat

dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Nilai Rata-Rata Kadar Lemak Cookies Tepung Komposit Terigu, Ubi

Jalar Ungu dan Kacang Hijau

Perlakuan Rata-rata

(A) TT 100g : TJU 100g : TKH 0g 53.83%

(B) TT 100g : TJU 75g : TKH 25g 60.33%

(C) TT 100g : TJU 50g : TKH 50g 58.83%

(D) TT 100g : TJU 25g : TKH 75g 69.83%

TT ; Tepung.Terigu; TJU ; Tepung.Ubi Jalar Ungu; TKH ; Tepung.Kacang.Hijau

Berdasarkan hasil uji kadar lemak cookies diketahui dengan penambahan

tepung komposit yang berbeda tiap formula tidak berpengaruh terhadap kadar

lemak cookies sehingga tidak dilanjutkan ke uji BNT. Hasil uji menunjukkan

kadar protein terendah terdapat pada perlakuan A (Tepung terigu 100g: Tepung

ubi jalar ungu 100g : Tepung kacang hijau 0g) dengan nilai 53.83%, sedangkan

kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan D (Tepung terigu 100g: Tepung ubi

jalar ungu 25g : Tepung kacang hijau 75g) dengan nilai 69.83%. Berdasarkan

hasil uji kadar lemak dapat diketahui bahwa penambahan tepung komposit tidak

menyebabkan hasil yang berbeda nyata. Tabel 8 menunjukkan bahwa kadar lemak

cookies tepung komposit terigu, ubi jalar ungu dan.kacang hijau dari hasil

30
pengujian berkisar antara 53.83%-69.83%. Berdasarkan SNI.01-2973-1992 syarat

mutu cookies menyatakan bahwa kadar lemak cookies minimum yaitu 18%.

Dengan demikian, kadar lemak cookies (tepung komposit terigu, ubi jalar ungu

dan kacang hijau) yang dihasilkan berada jauh diatas standar SNI mutu cookies.

Berdasarkan nilai rata-rata seluruh sampel kadar lemak menunjukkan

bahwa proporsi bahan tambahan yang mengandung kadar lemak tinggi

berpengaruh terhadap kadar lemak cookies tepung komposit terigu, tepung ubi

jalar ungu, dan tepung kacang hijau. Pengaruh peningkatan nilai kadar lemak

disebabkan oleh jumlah proporsi bahan tambahan yang berkadar lemak tinggi,

semakin tinggi proporsi bahan tambahan dalam pembuatan cookies tepung

komposit terigu, tepung ubi jalar ungu, .dan tepung kacang hijau maka akan

meningkatkan jumlah kadar lemak. Hal ini sejalan dengan penelitian Prastiwi

(2018) yang menyatakan bahwa penambahan bahan-bahan yang mengandung

lemak tinggi pada pembuatan cookies seperti: telur, margarine dan susu bubuk,

lebih banyak disbanding cookies biasa. Lemak termasuk dalam golongan senyawa

lipida yang memiliki sifaf khas yaitu daya larutnya pada pelarut organic

Penentuan kadar lemak dengan pelarut, selain lemak juga akan terikut fosfolipid,

sterol, asam lemak bebas, karotein dan pigmen lain dan disebut sebagai lemak

kasar (crude fat). Lemak merupakan zat makanan yang penting untuk kesehatan

tubuh dan sumber energy yang lebih efektif disbanding dengan karbohidrat dan

protein.

4.2.Organoleptik

Uji organoleptik yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji tingkat

kesukaan panelis terhadap warna, rasa, aroma dan tekstur pada cookies tepung

31
komposit terigu, ubi jalar ungu dan kacang hijau. Sebanyak 25 panelis.yang

memberikan penilaian berdasarkan tingkat kesukaan dari masing-masing panelis

Panelis yang digunakan adalah mahasiswa Prodi Teknologi Pangan Unsrat.

4.2.1.Warna

Hasil organoleptik cookies tepung komposit terigu ubi jalar ungu dan

kacang hijau terhadap warna berkisar antara 4.11 (suka)–4.96 (sangat suka) yang

dapat dilihat padaTabel 9.

Tabel 9. Nilai Rata-rata Tingkat Kesukaan Terhadap Warna Cookies Tepung

Komposit Terigu, Ubi Jalar Ungu dan Kacang Hijau

Perlakuan Rata-rata Kriteria

(A) TT100g : TJU 100g : TKH 0g 4.11 Suka

(B) TT 100g : TJU 75g : TKH 25g 4.96 Sangat

suka

(C) TT 100g : TJU 50g : TKH 50g 4.17 Suka

(D) TT 100g : TJU 25g : TKH 75g 4.69 Sangat

suka

TT ; Tepung Terigu; TJU ; Tepung Ubi Jalar Ungu; TKH ; Tepung Kacang Hijau

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam dinyatakan bahwa perlakuan

cookies tepung komposit terigu, ubi jalar ungu dan kacang hijau tidak

berpengaruh terhadap warna cookies, sehingga tidak dilakukan pengujian lanjutan.

Nilai rata-rata terendah terdapat pada perlakuan A (Tepung terigu 100g: Tepung

ubi jalar ungu 100g : Tepung kacang hijau 0g) dengan nilai 4.11 (dikategorikan

suka) dan nilai tertinggi diperoleh pada perlakuan B (tepung terigu 100g : tepung

32
ubi jalar 75g : tepung kacang hijau 25g) dengan nilai 4.96 (dikategorikan sangat

suka).

Warna cookies yang dihasilkan dari setiap perlakuan yaitu cokelat tua

hingga cokelat muda dengan berbagai tingkatan warna. Jika dilihat secara visual,

semakin banyak proporsi tepung ubi jalar ungu maka semakin kontras warna

cokelat yang dihasilkan, sebaliknya semakin sedikit proporsi tepung ubi jalar

ungu maka kontras warna berkurang dan cenderung lebih cerah. Panelis

menyatakan bahwa warna yang dihasilkan pada cookies tepung komposit terigu,

ubi jalar ungu dan kacang hijau menarik, dapat diterima dan disukai oleh panelis.

Hal ini disebabkan karena Ubi jalar ungu mengandung pigmen antosianin.

Antosianin adalah kelompok pigmen yang menyebabkan warna kemerah-

merahan, letaknya didalam cairan sel yang bersifat larut dalam air (Sanmas,

2018).

Menurut Winarno (2002) yang menyatakan bahwa warna merupakan

komponen terpenting dalam menentukan kualitas bahan pangan. Suatu bahan

pangan yang dinilai tidak baik apabila memiliki warna yang berbeda atau telah

menyimpang dari warna yang seharusnya. Penentuan mutu suatu bahan pangan

tergantung dari beberapa faktor, tetapi sebelum factor lain diperhatikan secara

visual factor warna tampil lebih dulu untuk menentukan mutu bahan pangan.

4.2.2 Rasa

Hasil organoleptik cookies tepung komposit terigu, ubi jalar ungu dan

kacang hijau terhadap rasa berkisar antara 4.26 (suka)–5.17 (sangat suka) yang

dapat dilihat pada Tabel 10.

33
Tabel 10. Nilai Rata-rata Tingkat Kesukaan Terhadap Rasa Cookies Tepung

Komposit Terigu, Ubi Jalar Ungu dan Kacang Hijau

Perlakuan Rata-rata Kriteria

(1) TT 100g : TJU 100g : TKH 0g 4.26 Suka

(2) TT 100g : TJU 75g : TKH 25g 4.82 Sangat suka

(3) TT 100g : TJU 50g : TKH 50g 4.05 Suka

(4) TT 100g : TJU 25g : TKH 75g 5.17 Sangat suka

TT ; TepungTerigu; TJU ; Tepung.Ubi.Jalar.Ungu; TKH ; Tepung.Kacang.Hijau

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam dinyatakan bahwa perlakuan tidak

berpengaruh terhadap rasa cookies tepung komposit terigu, ubi jalar ungu dan

kacang hijau sehingga tidak dilakukan pengujian lanjutan. Nilai rata-rata tertinggi

diperoleh pada perlakuan D (Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu 25g:

Tepung kacang hijau 75g) dengan nilai 5.17 (dikategorikan sangat suka) dan nilai

terendah terdapat pada perlakuan C (Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu

50g : Tepung kacang hijau 50g) dengan nilai 4.05 (dikategorikan suka). Perlakuan

D (Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu 25 g : Tepung kacang hijau 75g)

merupakan perlakuan yang paling disukai panelis dari segi rasa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase tepung ubi jalar ungu dan

tepung kacang hijau tidak berpengaruh terhadap rasa cookies, semakin banyak

penambahan tepung kacang hijau maka semakin disukai oleh panelis. Secara

keseluruhan rasa cookies tepung komposit terigu ubi jalar ungu dan kacang hijau

dapat diterima oleh panelis. Hal ini sesuai dengan pendapat Winarno (2008),

menyatakan bahwa rasa berbeda dengan bau dan lebih banyak melibatkan panca

34
indra lidah. Pengindraan cecapan dapat dibagi menjadi empat cecapan utama yaitu

asin, asam, manis dan pahit.

4.2.3 Aroma

Hasil organoleptik cookies tepung komposit terigu, ubi.jalar.ungu.dan

kacang.hijau.terhadap.aroma.berkisar antara 4.14(suka)–4.90 (sangat.suka) .yang

dapat.dilihat.pada.Tabel 11.

Tabel 11. Nilai Rata-rata Tingkat Kesukaan Terhadap Aroma Cookies Tepung

Komposit Terigu, Ubi Jalar Ungu dan Kacang Hijau

Perlakuan Rata-rata Kriteria

(C) TT 100g : TJU 50g : TKH 50g 4.14a Suka

(A) TT 100g : TJU 100g : TKH 0g 4.41a Suka

(B) TT 100g : TJU 75g : TKH 25g 4.58b Sangat suka

(D) TT 100g : TJU 25g : TKH 75g 4.90c Sangat suka

TT ; TepungTerigu; TJU ; TepungUbi.Jalar.Ungu; TKH ; TepungKacang.Hijau

BNT 5%= 1.10

Keterangan: Huruf yang berbeda di belakang rata-rata menunjukkan adanya

perbedaan nyata dari uji BNT

Hasil analisis sidik ragam terhadap aroma pada cookies menunjukkan

bahwa perlakuan campuran tepung terigu, tepung ubi jalar ungu, dan tepung

kacang hijau pada cookies berpengaruh nyata terhadap kadar air cookies sehingga

dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Uji BNT 5% membuktikan bahwa perlakuan C

35
berbeda.nyata.dengan.perlakuan.A.tetapi.tidak.berbeda.nyata.dengan.perlakuan.B

dan.D.

Berdasarkan nilai rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap aroma

tertinggi adalah pada perlakuan D (Tepung terigu 100g: Tepung ubi jalar ungu:

Tepung kacang hijau 75g) dengan nilai 4.90 (dikategorikan sangat suka),

sedangkan nilai rata-rata tingkat kesukaan terhadap aroma terendah adalah pada

perlakuan C (Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu 50g : Tepung kacang

hijau 50g) dengan nilai 4.14 (dikategorikan suka).

Berdasarkan hasil uji sensori pada parameter aroma dengan penambahan

tepung kacang hijau sebanyak 75% menghasilkan tingkat kesukaan panelis yang

berbedaan nyata pada aroma cookies. Aroma pada cookies juga dipengaruhi oleh

beberapa bahan yang digunakan antara lain lemak, susu, telur dan tepung yang

digunakan. Hal ini dijelaskan oleh (Matz dan Matz, 1978 dalam Mayasari, 2015)

bahwa aroma yang timbul disebabkan karena pada saat proses pemanggangan

senyawa volatile yang terdapat pada bahan menguap. Menurut Farida dkk. (2008),

menyatakan bahwa mentega atau margarine akan memberikan aroma yang harum

pada cookies.

4.2.4 Tekstur

Hasil organoleptik cookies tepung komposit terigu, ubi jalar ungu dan

kacang hijau terhadap tekstur berkisar antara 3,65(suka)–4.98 (sangat suka) yang

dapat dilihat pada Tabel 12.

36
Tabel 12. Nilai Rata-rata Tingkat Kesukaan Terhadap Tekstur Cookies Tepung

Komposit Terigu, Ubi Jalar Ungu dan Kacang Hijau

Perlakuan Rata-rata Kriteria

(C) TT 100g : TJU 50g : TKH 50g 3.65a Suka

(A)TT 100g : TJU 100g : TKH 0g 3.94a Suka

(B) TT 100g : TJU 75g : TKH 25g 4.54b Sangat

suka

(D) TT 100g : TJU 25g : TKH 75g 4.94c Sangat

suka

TT ; Tepung.Terigu; TJU ; Tepung.Ubi.Jalar.Ungu; TKH ; Tepung.Kacang.Hijau

BNT 5%= 1.65

Keterangan: Huruf yang berbeda di belakang rata-rata menunjukkan adanya

perbedaan nyata dari uji BNT

Hasil analisis sidik ragam terhadap tekstur pada cookies menunjukkan

bahwa perlakuan campuran tepung terigu, tepung ubi jalar ungu, dan tepung

kacang hijau pada cookies berpengaruh nyata terhadap kadar air cookies sehingga

dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Uji BNT 5% membuktikan bahwa perlakuan C

berbeda nyata dengan perlakuan A tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan B

dan D.

Berdasarkan nilai rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur

tertinggi adalah pada perlakuan D (Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu:

Tepung kacang hijau 75g) dengan nilai 4,98 (dikategorikan sangat suka),

sedangkan nilai rata-rata tingkat kesukaan terhadap tekstur terendah adalah pada

37
perlakuan C (Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu 50g: Tepung kacang

hijau 50g) dengan nilai 3,65 (dikategorikan suka).

Berdasarkan nilai rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur

menunjukkan bahwa penambahan tepung terigu pada setiap perlakuan, maka

tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur semakin tinggi (suka), hal ini

dipengaruhi oleh kandungan gluten pada tepung terigu. Menurut Manley (2000),

gluten merupakan komponen yang sangat penting dalam proses adonan yang akan

mempengaruhi tekstur cookies. Tekstur sebuah produk terutama cookies

berhubungan dengan kadar air suatu produk. Kadar air yang tinggi membuat

produk cookies tidak renyah dan teksturnya kurang disukai oleh panelis. Menurut

winarno (2008), semakin banyak tepung komposit yang ditambahkan maka

tekstur cookies semakin padat. Berdasarkan komentar panelis, perlakuan D

(Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu 25g : Tepung kacang hijau 75g)

paling disukai dari segi tekstur karena perlakuan D menghasilkan cookies

bertekstur renyah.

Untuk mengetahui produk yang paling disukai panelis berdasarkan warna,

aroma, rasa, dan tekstur cookies tepung komposit terigu, ubi jalar ungu, dan

kacang hijau secara lengkap dapat dilihat pada grafik radar organoleptik yang

menggambarkan nilai rata-rata nilai kesukaan panelis terhadap cookies tepung

komposit terigu, ubi jalar ungu, dan kacang hijau pada setiap perlakuan sebagai

berikut :

38
Gambar 4. Grafik Radar Uji Organoleptik Cookies Tepung Komposit Terigu, Ubi

Jalar Ungu dan Kacang Hijau.

Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui bahwa perlakuan D (Tepung terigu

100g : Tepung ubi jalar ungu 25g : Tepung kacang hijau 75g) menunjukkan area

grafik yang lebih luas terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur cookies tepung

komposit terigu, ubi jalar ungu dan kacang hijau. Hal ini menandakan perlakuan

D (Tepung terigu 100g : Tepung ubi jalar ungu 25g : Tepung kacang hijau 75g)

merupakan perlakuan yang paling disukai oleh panelis.

39
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

1. Hasil penelitian menunjukkan cookies komposit terigu, ubi jalar ungu dan

kacang hijau masing-masing perlakuan menghasilkan karakteristik kimia

yaitu kadar air berkisar antara (3,83%-7%), kadar protein (16,92%–

20,43%), kadar lemak (53,83%– 69,83%).

2. Hasil organoleptik cookies tepung komposit terigu, ubi jalar ungu dan

kacang hijau yang paling disukai panelis dari segi warna, rasa, aroma, dan

tekstur adalah pada perlakuan D yaitu perbandingan (Tepung terigu 100 g:

Tepung ubi jalar ungu 25g : Tepung kacang hijau 75g) dengan nilai rata-

rata warna 4,69 (sangat suka), rasa 5,17 (sangat suka), aroma 4,90 (sangat

suka).

5.2 Saran

Cookies dari campuran Tepung terigu 100 g: Tepung ubi jalar ungu 25g :

Tepung kacang hijau 75g adalah yang paling disukai panelis dengan nilai tertinggi

untuk warna, aroma, tekstur dan rasa yaitu sangat suka dengan kandungan air

(3,83%-7%), kadar protein (16,92%–20,43%), kadar lemak (53,83%–69,83%).


DAFTAR PUSTAKA

AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of The Association of Official

Analitycal Chemist. Association of Official Analitycal Chemists,

Washington D.C.

Apriliyanti. T, 2010. Kajian Sifat Fisikokimia dan Sensori Tepung Ubi Jalar Ungu

(Ipomea batatas blackie) Dengan Variasi Proses Proses

Pengeringan. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Andarwulan N, C. F. Agustia, dan D. S Astuti. 2014. Formulasi dan Karakteristik

Cake berbasis Tepung Komposit Organik Kacang Merah, Kedelai,

dan Jagung. Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman,

Purwokerto.

Ainun. H. 2018. Karakteristik Fisiko Kimia dan Fungsional Tepung Komposit

Dari Tepung Ubi Jalar Ungu (Ipomea batatas L.) Temodifikasi

HMT, Dekstrin dan Susu Rendah Lemak. Teknologi Hasil

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera

Utara Medan.

Badan Pusat Statistik. 2018. Data Statistik Indonesia Impor Gandum 2018.

http//www.bps.go.id/statictable/2019/02/14/2016/impor-biji-gandum-

dan-meslin-menurut-negara-asal-utama-2010-2018.html[20 Maret

2020).

Badan Pusat Statistik. 2017. Data impor non-migas (komoditi) 2012-2016. Badan

Pusat Statistik, Jakarta.


Badan Standarisasi Nasional. SNI 01-2973-1992. Syarat Mutu dan Cara Uji

Biskuit. Badan Standarisasi Nasional: Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. SNI 2973:2011 Tentang Syarat Mutu Biskuit. 2011.

Badan Standarisasi Nasional: Jakarta.

Berliana D, Z. Zukryandry, dan B. Hidayat,. 2019. Aalisis Preferensi Konsumen

dan Proksimat cookies Bebas Gluten Berbahan Baku Tepung Ubi

Kayu (Manihot utilissima) Tinggi Protein. Jurusan Teknologi

Pertanian Program Studi Teknologi Pangan

Elisabet. 2018. Pengaruh Perbandingan Tepung Ubi Jalar Ungu, Tepung Kacang

Hijau, Dengan Tepung terigu dan Penambahan CMC terhadap Mutu

Foodbar. Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian. Universitas

Sumatera Utara.

Elisabeth, A.A.D. dan S. F. Aurum. 2015. Formulasi Tepung Komposit Keladi

dan Ubi Jalar Sebagai Bahan Baku Mi Kering Pengganti Sebagian

Terigu. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali.

Firza. A. 2020. Karakteristik Fisiko kimia dan Organoleptik cookies Berbahan

Tepung Komposit Terigu, Ubi Ungu, dan Sukun. Jurusan Teknologi

Hasil Pertanian Fakultas Pertanian. Universitas Jember.

Fadhilah. N. 2018. Pengaruh Substitusi Tepung Kacang Hijau (Vigna Radiata L)

Terhadap Daya Terima Kue Kering (Modifikasi Kue Nastar). Program

Studi Pendidikan Vokasi Seni Kuliner Fakultas Teknik. Universitas

Negeri Jakarta.

Faridah, Anni, dan S. Kasmita 2008. Patiseri Jilid 2 Untuk Smk. Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta..

42
Garnis. M., 2016. Karakteristik Cookies Kaya Serat Berbahan Baku Campuran

Mocaf, Tepung Tempe Telur, Tepung Kacang Hijau Dan Tepung

Pisang Nangka. Skripsi. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Hutagalung. E. 2018. Mutu Fisik dan Mutu Kimia Klepon Dari Tepung Beras

Hitam dan Ubi Jalar Ungu Sebagai Pangan Fungsional. Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Medan Jurusan

Gizi Program Studi Diploma IV Gizi.

Harahap, A.O,. 2019. Mutu Fisik dan Kimia Cookies Tepung Kacang Merah

(Phaseolus vulgaris) dan Tepung Bit Sebagai Pangan Fungsional.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan

Medan Jurusan Gizi Program Studi Diploma IV Gizi.

Hutabarat, R.F,. 2010. Studi pemanfaatan ekstrak kulit ubi jalar (Ipomoea batatas

L. Poir) sebagai indikator pada titrasi asam basa. Skripsi. Fakultas

Pertanian. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Hui, Y.H,. 2006. Bakery Products Science and Technology.USA : Blackwell

Publishing.

Ina T, A.L.N. Yusasrini, A.P. Gaudiya, dan Waisnawi. 2019. Pengaruh

Perbandingan Tepung Suweg (Amorphophallus campanulatus ) dan

Tepung Kacang Hijau (Vigna radiate ) Terhadap Karakteristik

Cookies. Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas

Teknologi Pertanian, Unud

43
Jamaluddin, Molenaar. R, dan Tooy. D. 2014. Kajian Isotermi Sorpsi Air dan

Fraksi Air Terikat Kue Pia Kacang Hijau Asal Kota Gorontalo. Jurnal

Ilmu dan Teknologi Pangan.

Lubis, N.A,. 2019. Pengaruh Substitusi Tepung Kentang (Solanum tuberosum)

Terhadap Mutu Organoleptik Biskuit Kacang Hijau (Vigna radiata)

Sebagai MP-ASI

Manley, D. 1998. Technology of Biscuit, Cracker, and Cookies Third Edition.

Washington: CRC Press.

Mayasari. R. 2015. Kajian Karakteristik Biskuit Yang Dipengaruhi Perbandingan

Tepung Ubi Jalar (Ipomea batatas L...) dan Tepung Kacang Merah

(Phaseolus Vulgaris L.). Program Studi Teknologi Pangan Fakultas

Teknik. Universitas Pasundan Bandung.

Nugraha P. N,.2014. Kandungan Protein dan Karakteristik Lain Flakes Tepung

Komposit Bonggol Pisang Batu (Musa brachycarph) dan Kacang

Hijau (Phaseolus radiatus L.). Universitas Padjajaran Fakultas

Teknologi Industri Pertanian Jurusan Teknologi Industri Pangan

Jatinagor.

Prastiwi. 2018. Sifat Fisiko Kimia dan Organoleptik Cookies Beras Hitam (Oryza

sativa L. indica). Laboratorium Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo.

Sudarmadji, S. B. Haryono, dan Suhardi. 1984. Prosedur Analisa untuk Bahan

Makanan dan Pertanian. Bandung: Penerbit Angkasa.

44
Setyaningsih, A. Apriyantono, M. Puspitasari. 2010. Analisis Sensori untuk

Industri Pangan dan Agro.Bogor: IPB Press.

Siswanti. S, R. B. K. Anandito, M. L. Imawan. 2020. Physical, Chemical and,

Sensory Characteristic Of Cookies Based On White Yam (Dioscorea

alata), Jack Bean (Canavalia ensiformis) Composite Flour and Wheat

Flour. Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian,

Universitas Sebelas Maret.

45
LAMPIRAN

46
Lampiran 1. Kuisioner Uji Tingkat Kesukaan (Uji Hedonik) Kuisioner Uji
Tingkat Kesukaan

Nama Produk :

Hari/Tanggal :

Intruksi : Dihadapan saudara disajikan 12 sampel cookies tepung komposit terigu,


ubi jalar ungu dan kacang hijau. Saudara diminta untuk mencicipi dan
menilai berdasarkan tingkat kesukaan (hedonik) terhadap warna, rasa,
aroma dan tekstur dengan memberikan nilai dan komentar terhadap
sampel yang telah dicicipi.

Skala penilaian menggunakan skala numerik :

5= Sangat suka

4= Suka

3= Netral

2= Tidak suka

1= Sangat tidak suka

Paramete Kode Sampel


r 76 91 45 85 92 87 16 45 85 72 68 98
8 3 3 6 6 4 2 8 6 6 9 9
Warna
Rasa
Aroma
Tekstur
Komentar :

Warna :

Rasa :

Aroma :

Tekstur:
Tanda Tangan

47
Lampiran 2. Hasil Analisis Uji Kadar Air Cookies Tepung Komposit Terigu, Ubi

Jalar Ungu, dan Kacang Hijau

Pengulangan A B C D Jumlah

1 2.5 5 7.5 4.5 19.5

2 6.5 5.5 6.5 4.5 23

3 2.5 5 7 4.5 19

Jumlah 11.5 15.5 21 13.5 61.5

Rata-rata 3.83 5.16 7 4.5

1. Faktor Koreksi

FK = ∑x2/ r.t

FK = 61.52 /12

=315.1875

2. Jumlah Kuadrat Total

JKT= ∑ (x)2 – FK

JKT= (2,52+ 6,52+ …..+ 4,52+ 4,52 ) – 315,1875

= 28,0625

3. Jumlah Kuadrat Perlakuan

JKP= ∑y2 /r – FK

JK Perlakuan = (11,52+ 15,52+ 212+ 13.52)/3 –315,1875

= 16,7292

4. Jumlah Kuadrat Galat

JKG = Jumlah Kuadrat Total – Jumlah Kuadrat Perlakuan

JKG = 28,0625 – 16,7292

48
= 11,3333

5. Kuadrat Tengah Perlakuan

KTP = JK Perlakuan/ DB Perlakuan

KTP = 16,7292 /3 = 5,5764

6. Kuadrat Tengah Galat

KTG = JK Galat/ DB Galat

KTG =11,3333 /8

= 1,4166

7. F Hitung = KT Perlakuan/ KT Galat

F Hitung = 5,5764/ 1,4166

= 3,936467

Tabel Sidik Ragam Uji Kadar Air Cookies Tepung Komposit Terigu, Tepung Ubi

Jalar Ungu, dan Tepung kacang hijau

SK Db JK KT Fhit Ftabel (5%)

Perlakuan 3 16,72 5,57 3,93 3,58

Galat 8 11,33 1,41

Total 11 28,06

Berdasarkan Tabel Sidik Ragam, jika F hitung>dari F tabel maka dilanjutkan ke

uji BNT 5%.

BNT 5% = Nilai t 5% × √2 × 𝐾𝑇𝐺/𝑟

= 2 × √2 𝑥 1,4166 /3

= 2 × 0,66468 = 1,325

49
Lampiran 3. Hasil Analisis Uji Analisis Kadar Protein Cookies Tepung

Komposit Terigu, Ubi Jalar Ungu, dan Kacang Hijau

Pengulangan A B C D Jumlah

1 17,51 17,51 19,26 17,51 71,79

2 17,51 17,51 21,89 21,89 78,8

3 15,76 20,13 21,89 21,89 79,67

Jumlah 50,78 55,15 63,04 61,29 230,26

Rata-rata 16,92 18,38 21,01 20,43

1. Faktor Koreksi

FK = ∑x2/ r.t

FK = 2302 /100

= 4418.3056

2. Jumlah Kuadrat Total

JKT= ∑ (x)2 – FK

JKT= (17,512+ 17,512+ …..+ 21,892+ 21,892 ) – 4418.3056

= 40,40

3. Jumlah Kuadrat Perlakuan

JKP = ∑y2 /r – FK

JK Perlakuan = (50,782+ 55,152+ 63,042+ 61,292)/3 – 4418.3056

= 40,38

4. Jumlah Kuadrat Galat

JKG = Jumlah Kuadrat Total – Jumlah Kuadrat Perlakuan

50
JKG = 55,9254– 31,9066

= 24,0188

5. Kuadrat Tengah Perlakuan

KTP = JK Perlakuan/ DB Perlakuan

KTP = 31,9066/3

= 13,12

6. Kuadrat Tengah Galat

KTG = JK Galat/ DB Galat

KTG = 24,0188/8

= 3,00

7. F Hitung = KT Perlakuan/ KT Galat

F Hitung = 10,6355/3,00235

= 445,02

Tabel Sidik Ragam Uji Kadar Protein Cookies Tepung Komposit Terigu, Tepung

Ubi Jalar Ungu, dan Tepung kacang hijau

SK Db JK KT Fhit Ftabel

(5%)

Perlakuan 3 40,38 13,12 445,02 3,58

Galat 8 24,01 3,00

Total 11 40,40

Berdasarkan Tabel Sidik Ragam, jika F hitung>dari F tabel maka dilanjutkan ke

uji BNT 5%.

51
BNT 5% = Nilai t 5% × √2 × 𝐾𝑇𝐺/𝑟

= 2 × √2 𝑥 3,00 /3

=2,82

52
Lampiran 4. Hasil Analisis Uji Analisis Kadar Lemak Cookies Tepung Komposit

Terigu, Ubi Jalar Ungu, dan Kacang Hijau

Pengulangan P1 P2 P3 P4 Jumlah

1 51 54,5 68,5 76 250

2 56,5 57 62,5 73 249

3 54 69,5 45,5 60,5 229,5

Jumlah 161,5 181 176,5 209,5 728,5

Rata-rata 58,83 60,33 58,83 69,83

1. Faktor Koreksi

FK = ∑x2/ r.t

FK = 728,52 /12

= 44226.0208

2. Jumlah Kuadrat Total

JKT= ∑ (x)2 – FK

JKT= (512+ 56,52+ …..+ 732+ 60,52 ) – 44226.0208

= 966,7292

3. Jumlah Kuadrat Perlakuan

JKP = ∑y2 /r – FK

JK Perlakuan = (161,52+ 1812+ 176,52+ 209,52)/3 – 44226.0208

= 402,5625

4. Jumlah Kuadrat Galat

JKG = Jumlah Kuadrat Total – Jumlah Kuadrat Perlakuan

53
JKG = 966,7292– 402,5625

= 564,1667

5. Kuadrat Tengah Perlakuan

KTP = JK Perlakuan/ DB Perlakuan

KTP = 402,5625/3

= 134,187

6. Kuadrat Tengah Galat

KTG = JK Galat/ DB Galat

KTG = 564,1667/8

= 70,5208

7. F Hitung = KT Perlakuan/ KT Galat

F Hitung = 134,1875/ 70,5208

= 1,9028

Tabel Sidik Ragam Uji Kadar Lemak Cookies Tepung Komposit Terigu, Tepung

Ubi Jalar Ungu, dan Tepung kacang hijau

SK Db JK KT Fhit Ftabel

Perlakuan 3 402,5625 134,1875 1,9028065 3,58

Galat 8 564,166667 70,5208333

Total 11 966,729167

Berdasarkan Tabel Sidik Ragam, Jika F hitung < dari F Tabel maka tidak

dilanjutkan ke uji BNT 5%.

54
Lampiran 5. Nilai Rata-Rata Uji Organoleptik Terhadap Warna Cookies Tepung

Komposit Terigu, Tepung Ubi Jalar Ungu, dan Tepung kacang hijau

Panelis P1 P2 P3 P4 Total
1 3,33 5 6 6,33 20,66
2 2,67 4,67 4 4,33 15,67
3 5 6 5,67 4,67 21,34
4 5,33 6 5,67 5,67 22,67
5 4,67 4 3 4,67 16,34
6 4,00 4 4 7 19
7 4,67 4 3,33 4 16
8 4 5 3,67 4 16,67
9 3 4,67 2 4,33 14
10 5 5 4 3,33 17,33
11 4 5,33 5 5 19,33
12 3,33 4,33 4,33 4,67 16,66
13 4,67 5,67 5 5 20,34
14 5 6,33 5,67 6 23
15 5 6,33 5 6,33 22,66
16 4 4,33 3 5 16,33
17 3,33 4,67 4 4 16
18 5 4 2,67 6 17,67
19 1,67 2,67 4,67 2 11,01
20 4 5,33 2,33 3 14,66
21 5 5,33 5 5 20,33
22 4,33 5,33 4,67 3,67 18
23 3 5 4,33 3,33 15,66
24 3 5 2 5 15
25 5,67 6 5,33 5 22
Total 102,67 123,99 104,34 117,33 448,33
Rata-rata 4,11 4,96 4,17 4,69

55
1. Faktor Koreksi

∑ 𝑥2
𝐹𝐾 =
𝑟. 𝑡

448,332
𝐹𝐾 =
100

= 2009,997889

2. Jumlah Kuadrat Total

𝐽𝐾𝑇 = ∑ 𝑥 2 − 𝐹𝐾

𝐽𝐾𝑇 = (3,332 + 2,672 + ⋯ + 52 + 52 ) − 2009,997889

= 2159,8383 − 2009,997889

= 149,840411

3. Jumlah Kuadrat Perlakuan

∑ 𝑦2
𝐽𝐾𝑃 = − 𝐹𝐾
𝑟

(102,672 + 123,992 + 104,342 + 117,332 )


𝐽𝐾𝑃 = − 2009,997889
25

= 12,714651

4. Jumlah Kuadrat Panelis

∑ 𝑦2
𝐽𝐾𝑃 = − 𝐹𝐾
𝑎

(20,662 + 15,672 + ⋯ + 152 + 222 )


𝐽𝐾 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠 = − 2009,997889
4

= 56,101736

5. Jumlah Kuadrat Galat

𝐽𝐾𝐺 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛

− 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠

56
𝐽𝐾𝐺 = 149,840411 − 12,714651 − 56,101736

= 81,024024

6. Kuadrat Tengah Perlakuan

𝐽𝐾 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
𝐾𝑇𝑃 =
𝐷𝐵 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛

12,714651
𝐾𝑇𝑃 =
3

= 4,238271

7. Kuadrat Tengah Panelis

𝐽𝐾
𝐾𝑇𝑃 =
𝐷𝐵 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠

56,101736
𝐾𝑇𝑃 =
24

= 2,33757233

8. Kuadrat Tengah Galat

𝐽𝐾 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
𝐾𝑇𝐺 =
𝐷𝐵 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
81,024024
𝐾𝑇𝐺 =
72

= 1,1253336

𝐾𝑇 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
9. 𝐹 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡

4,238271
𝐹 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
1,1253336

= 3,76623

57
Tabel Sidik Ragam Uji Organoleptik Terhadap Warna Cookies Tepung Komposit

Terigu, Tepung Ubi Jalar Ungu, dan Tepung kacang hijau

SK Db JK KT Fhit Ftabel

(5%)

Perlakuan 3 96,99434017 32,33144672 0,011707498 2,74

Panelis 24 57,476136 2,394839

Galat 72 198835,3205 2761,601674

Total 99 198989,791

Berdasarkan Tabel Sidik Ragam, Jika F hitung < dari F Tabel maka tidak

dilanjutkan ke uji BNT 5%

58
Lampiran 6. Nilai Rata-Rata Uji Organoleptik Terhadap Rasa Cookies Tepung

Komposit Terigu, Tepung Ubi Jalar Ungu, dan Tepung kacang hijau

Panelis P1 P2 P3 P4 Total
1 3,67 4,67 3 4,67 16,01
2 3,67 4,67 4 3,33 15,67
3 4,67 6 3 5 18,67
4 5 5 5 5 20
5 3 3 3,33 3,33 12,66
6 4 4 3,33 4 16,33
7 5 4,67 3 6,33 19
8 3,67 3,33 4 4,67 15,67
9 4,33 4,33 3 5,33 16,99
10 4,67 6,33 3 7 21
11 4 7 5,67 6 22,67
12 4,67 4,67 4,67 6,33 20,34
13 3,67 4,33 5,33 4,67 18
14 3,33 3,67 3 5,33 15,33
15 4,33 4,33 3,67 4 16,33
16 3 4,67 2 4,33 14
17 4,67 4,33 3,33 4 16,33
18 5,33 4,67 5,33 5,67 14
19 4,67 5,33 6 5,67 16,33
20 4,67 3,67 3,33 6 21
21 5,33 5,33 5,33 5,33 21,32
22 5 5,33 5,33 4,67 20,33
23 3,33 4 3,33 4,67 15,33
24 3,33 6,33 4,67 7 21,33
25 5,67 6 5,67 7 24,34
Total 106,68 120,66 101,32 129,33 457,99
Rata-rata 4,2672 4,8264 4,0528 5,1732

59
1. Faktor Koreksi

∑ 𝑥2
𝐹𝐾 =
𝑟. 𝑡

457,992
𝐹𝐾 =
100

= 2097,548401

2 Jumlah Kuadrat Total

𝐽𝐾𝑇 = ∑ 𝑥 2 − 𝐹𝐾

𝐽𝐾𝑇 = (3,672 + 3,672 + ⋯ + 72 + 72 ) − 2097,548401

= 2230,7985 − 2097,548401

= 133,250099

3 Jumlah Kuadrat Perlakuan

∑ 𝑦2
𝐽𝐾𝑃 = − 𝐹𝐾
𝑟

(106,682 + 120,662 + 101,322 + 129,332 )


𝐽𝐾𝑃 = − 2097,548401
25

= 12,714651

4 Jumlah Kuadrat Panelis

∑ 𝑦2
𝐽𝐾𝑃 = − 𝐹𝐾
𝑎

(16,012 + 15,672 + ⋯ + 21,332 + 24,342 )


𝐽𝐾 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠 =
4

− 2097,548401

= 112,967799

5 Jumlah Kuadrat Galat

60
𝐽𝐾𝐺 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛

− 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠

𝐽𝐾𝐺 = 133,250099 − 12,714651 − 112,967799

= 7,567649

6. Kuadrat Tengah Perlakuan

𝐽𝐾 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
𝐾𝑇𝑃 =
𝐷𝐵 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛

12,714651
𝐾𝑇𝑃 =
3

= 4,238217

7. Kuadrat Tengah Panelis

𝐽𝐾 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠
𝐾𝑇𝑃 =
𝐷𝐵 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠
112,967799
𝐾𝑇𝑃 =
24

= 4,706991625

8. Kuadrat Tengah Galat

𝐽𝐾 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
𝐾𝑇𝐺 =
𝐷𝐵 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡

7,567649
𝐾𝑇𝐺 =
72

= 0,105106236

𝐾𝑇 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
9. 𝐹 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡

4,238217
𝐹 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = = 1,78557374
7,567649

61
Tabel Sidik Ragam Uji Organoleptik Terhadap Rasa Cookies Tepung Komposit

Terigu, Tepung Ubi Jalar Ungu, dan Tepung kacang hijau

SK Db JK KT Fhit Ftabel

(5%)

Perlakuan 3 4518,882762 1506,294254 0,534027776 2,74

Panelis 24 53,117874 2,21324475

Galat 72 203085,2911 2820,629043

Total 99 207657,2917

Berdasarkan Tabel Sidik Ragam, Jika F hitung < dari F Tabel maka tidak

dilanjutkan ke uji BNT 5%.

62
Lampiran 7. Nilai Rata-Rata Uji Organoleptik Terhadap Aroma Cookies Tepung

Komposit Terigu, Tepung Ubi Jalar Ungu, dan Tepung kacang hijau

Panelis P1 P2 P3 P4 Total
1 3,67 5,67 5 6,33 20,67
2 3 3,33 3,33 4 13,66
3 5 5,33 5,33 4,67 20,33
4 4,67 4,67 4,67 5 19,01
5 5,33 4 4 5,33 18,66
6 5 5 4,67 5,67 20,34
7 5,67 3,33 2,67 5 16,67
8 5 4,33 4 4 17,33
9 3,67 4 4 4,67 16,34
10 4,67 3,67 3,67 4 16,01
11 3,33 4,33 3,67 4 15,33
12 4,33 4,33 4,67 4,33 17,66
13 4 4,33 4,33 5 17,66
14 4,67 6 4,67 6,33 21,67
15 6,33 6,67 4,33 7 24,33
16 4,33 4,33 3,33 4,67 16,66
17 3,67 3,33 4 4,67 15,67
18 3,67 4,67 4,67 5,67 18,68
19 3,67 4,33 4,67 4 16,67
20 4,33 4,33 3,33 3,33 15,32
21 5 5,67 6 6 22,67
22 4,67 5 3,33 3 16
23 3,67 4,33 4,33 3,67 16
24 3,67 4 3,67 5,33 16,67
25 5,33 5,67 3,33 7 21,33
Total 110,35 114,65 103,67 122,67 451,34
Rata-rata 4,414 4,586 4,1468 4,9068

63
1. Faktor Koreksi

∑ 𝑥2
𝐹𝐾 =
𝑟. 𝑡

451,342
𝐹𝐾 =
100

=2037.077956

2. Jumlah Kuadrat Total

𝐽𝐾𝑇 = ∑ 𝑥 2 − 𝐹𝐾

𝐽𝐾𝑇 = (3,672 + 32 + ⋯ + 5,332 + 72 ) −2037.077956

= 2119,863 − 2037,077956

=82,785044

3. Jumlah Kuadrat Perlakuan

∑ 𝑦2
𝐽𝐾𝑃 = − 𝐹𝐾
𝑟

(110,352 +114,652 +103,672 +122,672 )


𝐽𝐾𝑃 = −2037.077956
25

= 7,607756

4. Jumlah Kuadrat Panelis

∑ 𝑦2
𝐽𝐾𝑃 = − 𝐹𝐾
𝑎

(20,672 +13,662 +⋯+16,672 +21,332 )


𝐽𝐾 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠 = − 2037.077956
4

= 41,847294

5. Jumlah Kuadrat Galat

𝐽𝐾𝐺 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛

− 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠

64
𝐽𝐾𝐺 = 82,785044 − 7,607756 − 41,847294

= 33,329994

6. Kuadrat Tengah Perlakuan

𝐽𝐾 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
𝐾𝑇𝑃 =
𝐷𝐵 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛

7,607756
𝐾𝑇𝑃 =
3

= 2,53591866

7. Kuadrat Tengah Panelis

𝐽𝐾 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠
𝐾𝑇𝑃 =
𝐷𝐵 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠

41,847294
𝐾𝑇𝑃 =
24

= 1,74363725

8. Kuadrat Tengah Galat

𝐽𝐾 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
𝐾𝑇𝐺 =
𝐷𝐵 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
33,329994
𝐾𝑇𝐺 =
72

= 0,46291658

𝐾𝑇 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
9. 𝐹 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡

2,53591866
𝐹 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = = 5,478133
0,46291658

65
Tabel Sidik Ragam Uji Organoleptik Terhadap Aroma Cookies Tepung Komposit

Terigu, Tepung Ubi Jalar Ungu, dan Tepung kacang hijau

SK Db JK KT Fhit Ftabel

(5%)

Perlakuan 3 7,607756 2,535918667 5,478133119 2,74

Panelis 24 41,847294 1,74363725

Galat 72 33,329994 0,462916583

Total 99 82,785044

Berdasarkan Tabel Sidik Ragam, jika F hitung > dari F tabel maka dilanjutkan ke

uji BNT 5%.

BNT 5% = Nilai t 5% × √2 × 𝐾𝑇𝐺/𝑟

= 1,99346 × √2 𝑥 0,46/3

= 1,99346 × 0,2168

= 0,4322

66
Lampiran 8. Nilai Rata-Rata Uji Organoleptik Terhadap Tekstur Cookies Tepung

Komposit Terigu, Tepung Ubi Jalar Ungu, dan Tepung kacang hijau

Panelis P1 P2 P3 P4 Total
1 2,67 4 2,67 4,33 13,67
2 2,67 4,67 4 2 13,34
3 4 3,67 3,33 4,67 15,67
4 5 5 5 5 20
5 3,67 5 3,33 6 18
6 3,33 5,33 1,33 3,33 13,32
7 2 4 1 5,67 12,67
8 3,67 3,33 3,67 5,67 16,34
9 4 4 2 6 16
10 5,33 7 4,67 6,67 23,67
11 3,33 5 5,67 5,33 19,33
12 4 4 3,33 5,67 17
13 3,67 4,67 3 6 17,34
14 4 4,33 3,33 5,33 16,99
15 4,67 3 2,33 4 14
16 2,67 4,67 1,67 5 14,01
17 5 4 4 4 17,33
18 6 4 4 6 20
19 4 3,33 6,33 5 18,66
20 4 3 2,67 5 14,67
21 5,33 5,67 5,33 5 21,33
22 5 6 6 3,33 20,33
23 2,67 5 3 3 13,67
24 3,67 5,33 4 6,67 19,67
25 4,33 5,33 5,67 6 21,33
Total 98,68 113,66 91,33 124,67 428,34
Rata-rata 3,9472 4,5464 3,6532 4,9868

67
1. Faktor Koreksi

∑ 𝑥2
𝐹𝐾 =
𝑟. 𝑡

428,342
𝐹𝐾 =
100

=1834.751556

2. Jumlah Kuadrat Total

𝐽𝐾𝑇 = ∑ 𝑥 2 − 𝐹𝐾

𝐽𝐾𝑇 = (2,672 + 2,672 + ⋯ + 6,672 + 62 ) −1834.751556

= 156,77

3. Jumlah Kuadrat Perlakuan

∑ 𝑦2
𝐽𝐾𝑃 = − 𝐹𝐾
𝑟

(98,682 +113,662 +91,332 +124,672 )


𝐽𝐾𝑃 = −1834.751556
25

= 26,853076

4. Jumlah Kuadrat Panelis

∑ 𝑦2
𝐽𝐾𝑃 = − 𝐹𝐾
𝑎

(13,672 +13,342 +⋯+19,672 +21,332 )


𝐽𝐾 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠 = − 1834.751556
4

= 55,401394

5. Jumlah Kuadrat Galat

𝐽𝐾𝐺 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛

− 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠

𝐽𝐾𝐺 = 108,444544 − 26,853076 − 55,401394=74,51

68
6. Kuadrat Tengah Perlakuan

𝐽𝐾 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
𝐾𝑇𝑃 =
𝐷𝐵 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛

26,853076
𝐾𝑇𝑃 =
3

= 8,951025

7. Kuadrat Tengah Panelis

𝐽𝐾 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠
𝐾𝑇𝑃 =
𝐷𝐵 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠
55,401394
𝐾𝑇𝑃 =
24

=2,3083914

8. Kuadrat Tengah Galat

𝐽𝐾 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
𝐾𝑇𝐺 =
𝐷𝐵 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
26,190074
𝐾𝑇𝐺 =
72

= 1,03
𝐾𝑇 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
9. 𝐹 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡

8,951025
𝐹 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
0,363751

= 8,64

69
Tabel Sidik Ragam Uji Organoleptik Terhadap Tekstur Cookies Tepung

Komposit Terigu, Tepung Ubi Jalar Ungu, dan Tepung kacang hijau

SK Db JK KT Fhit Ftabel

(5%)

Perlakuan 3 26,853076 8,951025333 8,648708061 2,74

Panelis 24 55,401394 2,308391417

Galat 72 74,516774 1,034955194

Total 99 156,771244

Berdasarkan Tabel Sidik Ragam, jika F hitung > dari F tabel maka dilanjutkan ke

uji BNT 5%.

BNT 5% = Nilai t 5% × √2 × 𝐾𝑇𝐺/𝑟

= 1,99346 × √2 𝑥 0,36/3

= 1,99346 × 1,52

= 3,0446

70
Lampiran 10. Dokumentasi Pembuatan Cookies Tepung Komposit Terigu, Ubi

Jalar Ungu dan Kacang Hijau

71
72
Lampiran 11.Dokumentasi Analisis Kimia

Kadar Air

Kadar Protein

73
Kadar Lemak

74
Lampiran 12. Dokumentasi Uji Organoleptik Tepung Komposit Terigu, Ubi Jalar

Ungu dan Kacang Hijau

75

Anda mungkin juga menyukai