Kisah Nabi Ibrahim A

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Kisah Nabi Ibrahim A.

S
Nabi Ibrahim a.s adalah salah satu nabi yang diutus oleh Allah SWT untuk
menyampaikan risalah tauhid dan mengajak manusia untuk meninggalkan
penyembahan berhala dan segala bentuk kesyirikan. Beliau adalah bapak para nabi
dan rasul, dan juga nenek moyang dari Nabi Muhammad SAW. Kisah nabi Ibrahim
a.s penuh dengan ujian, pengorbanan, dan keajaiban yang menunjukkan keimanan dan
keteguhan hatinya dalam mengikuti perintah Allah SWT.

Kelahiran Nabi Ibrahim A.S


Nabi Ibrahim a.s dilahirkan pada tahun 2295 SM di negeri Mausul , di tengah-tengah
masyarakat jahiliyah yang menyembah berhala-berhala yang terbuat dari kayu dan
batu. Ayah beliau bernama Azar , yang merupakan seorang seniman yang ahli
membuat patung-patung tersebut. Beliau juga masih keturunan dari Sam bin Nuh ,
yang merupakan anak dari Nabi Nuh a.s.

Pada masa itu, negeri Mausul dikuasai oleh Raja Namrud , yang sombong dan
angkuh, bahkan mengaku sebagai tuhan. Raja Namrud mendapat mimpi buruk bahwa
akan lahir seorang anak laki-laki yang akan meruntuhkan kerajaannya dan
menghancurkan tuhan-tuhannya . Karena itu, ia memerintahkan untuk membunuh
semua bayi laki-laki yang lahir di negerinya.

Allah SWT melindungi ibu nabi Ibrahim a.s dari kekejaman Raja Namrud, sehingga
kehamilannya tidak diketahui oleh orang-orang . Beliau melahirkan nabi Ibrahim a.s
di sebuah gua yang tersembunyi, dan menyusuinya di sana selama beberapa tahun.
Kemudian, beliau membawanya pulang ke rumahnya dan menitipkannya kepada
ayahnya.

Masa Kecil Nabi Ibrahim A.S


Nabi Ibrahim a.s adalah seorang anak yang cerdas dan berakal sehat sejak kecil.
Beliau selalu bertanya-tanya tentang patung-patung yang dibuat oleh ayahnya dan
disembah oleh kaumnya. Beliau tidak percaya bahwa patung-patung itu dapat
memberi manfaat atau mudarat kepada manusia. Beliau juga tidak percaya bahwa
Raja Namrud adalah tuhan, karena ia hanya seorang manusia biasa.

Beliau mulai mencari tahu tentang Tuhan yang sebenarnya, yang menciptakan langit
dan bumi, matahari dan bulan, bintang-bintang dan segala makhluk. Beliau
mengamati alam semesta dengan teliti dan mendapati bahwa semua ciptaan Allah
SWT bersifat fana dan berubah-ubah. Beliau menyadari bahwa Tuhan yang haq
adalah satu, yaitu Allah SWT, yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, tidak ada
sesuatu yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Beliau mulai menyatakan kebenaran tauhidnya di hadapan ayahnya dan kaumnya.


Beliau menasehati mereka agar meninggalkan penyembahan berhala-berhala yang
tidak dapat mendengar, melihat, atau bergerak. Beliau juga menantang Raja Namrud
untuk membuktikan kekuasaannya sebagai tuhan. Namun, ayahnya dan kaumnya
tidak mau mendengarkan nasihat nabi Ibrahim a.s, bahkan marah dan mengancamnya.
Ujian Nabi Ibrahim A.S
Nabi Ibrahim a.s mendapat banyak ujian dari Allah SWT dalam perjuangannya
menyebarkan risalah tauhid. Di antara ujian-ujian tersebut adalah:

 Ujian api: Ketika nabi Ibrahim a.s menghancurkan semua patung-patung di kuil
kaumnya kecuali patung terbesar, sebagai bukti bahwa patung-patung itu tidak
berdaya . Kaumnya marah besar dan memutuskan untuk membakar nabi Ibrahim
a.s hidup-hidup di dalam api yang besar . Namun, Allah SWT menyelamatkan
beliau dengan menjadikan api itu dingin dan damai bagi beliau .
 Ujian hijrah: Ketika nabi Ibrahim a.s tidak berhasil mengajak kaumnya beriman
kepada Allah SWT, beliau memutuskan untuk hijrah meninggalkan negerinya
bersama istrinya Sarah dan keponakannya Luth . Beliau berkelana ke berbagai
negeri seperti Mesir, Palestina, Suriah, hingga Mekkah.
 Ujian istri kedua: Ketika nabi Ibrahim a.s dan istrinya Sarah berada di Mesir,
mereka bertemu dengan raja Fir’aun yang terpesona oleh kecantikan Sarah. Raja
Fir’aun ingin mengambil Sarah sebagai istrinya, tetapi Allah SWT melindungi
Sarah dengan mengirimkan malaikat Jibril yang menampar raja Fir’aun setiap
kali ia mendekati Sarah . Akhirnya, raja Fir’aun melepaskan Sarah dan
memberinya seorang budak perempuan bernama Hajar sebagai hadiah . Sarah
kemudian menyerahkan Hajar kepada nabi Ibrahim a.s sebagai istri keduanya .
 Ujian anak: Ketika nabi Ibrahim a.s sudah tua dan belum memiliki anak, Allah
SWT mengaruniakan beliau seorang anak laki-laki dari istrinya Hajar, yang
bernama Ismail . Nabi Ibrahim a.s sangat bahagia dan bersyukur atas nikmat
Allah SWT. Namun, Allah SWT kemudian memerintahkan beliau untuk
mengorbankan anaknya Ismail sebagai ujian bagi keimanannya . Nabi Ibrahim
a.s dan Ismail pun bersedia menaati perintah Allah SWT dengan penuh
kesabaran dan ketawakalan . Namun, ketika nabi Ibrahim a.s hendak
menyembelih Ismail, Allah SWT menggantikan Ismail dengan seekor domba
yang disembelih sebagai kurban . Allah SWT pun memuji keikhlasan dan
ketaatan nabi Ibrahim a.s dan Ismail, dan memberikan beliau seorang anak laki-
laki lagi dari istrinya Sarah, yang bernama Ishaq.
 Ujian pembangunan Ka’bah: Ketika nabi Ibrahim a.s dan Ismail sudah dewasa,
Allah SWT memerintahkan mereka untuk membangun Ka’bah di Mekkah
sebagai rumah ibadah pertama bagi umat manusia . Nabi Ibrahim a.s dan Ismail
pun bekerja keras untuk mengumpulkan batu-batu dan menempatkannya sesuai
dengan petunjuk Allah SWT . Setelah Ka’bah selesai dibangun, Allah SWT
memerintahkan nabi Ibrahim a.s untuk menyeru manusia untuk datang berhaji
ke Ka’bah . Nabi Ibrahim a.s pun menaati perintah Allah SWT dengan
mengumandangkan azan yang didengar oleh seluruh makhluk di bumi dan langit
. Sejak saat itu, Ka’bah menjadi tempat suci bagi umat Islam yang datang dari
berbagai penjuru dunia untuk melaksanakan ibadah haji .
 Ujian debat dengan kaumnya: Ketika nabi Ibrahim a.s kembali ke negerinya
setelah membangun Ka’bah, beliau masih berusaha mengajak kaumnya untuk
beriman kepada Allah SWT dan meninggalkan penyembahan berhala-berhala.
Namun, kaumnya tetap keras kepala dan tidak mau mendengarkan nasihat nabi
Ibrahim a.s. Mereka bahkan mencela dan menghina nabi Ibrahim a.s dan Tuhan
yang beliau sembah. Nabi Ibrahim a.s pun membantah mereka dengan
argumentasi yang logis dan tegas. Beliau menunjukkan bahwa berhala-berhala
itu tidak dapat memberi manfaat atau mudarat kepada siapa pun, sedangkan
Allah SWT adalah pencipta dan pemberi rezeki bagi semua makhluk. Beliau
juga menunjukkan bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang menguasai langit dan
bumi, matahari dan bulan, bintang-bintang dan segala yang ada di antaranya.
Beliau juga menantang mereka untuk membuktikan kekuatan tuhan-tuhan
mereka jika mereka benar-benar yakin. Namun, kaumnya tidak dapat menjawab
tantangan nabi Ibrahim a.s, bahkan mereka menjadi semakin marah dan
sombong .

Wafatnya Nabi Ibrahim A.S


Nabi Ibrahim a.s wafat pada usia 175 tahun di negeri Palestina . Beliau dimakamkan
di samping istrinya Sarah di gua Makhpela di Hebron . Beliau meninggalkan
keturunan yang mulia dari anak-anaknya Ismail dan Ishaq, yang menjadi nenek
moyang para nabi dan rasul setelahnya. Di antara keturunan beliau adalah Nabi Musa
a.s, Nabi Daud a.s, Nabi Sulaiman a.s, Nabi Isa a.s, dan Nabi Muhammad SAW.

Nabi Ibrahim a.s adalah teladan bagi umat Islam dalam hal keimanan, ketaatan,
kesabaran, pengorbanan, dan keikhlasan dalam mengabdi kepada Allah SWT. Beliau
juga disebut sebagai al-Khalil (kekasih) Allah SWT karena kedekatan dan
kecintaannya kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan beberapa kalimat
(perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman:
“Sesungguhnya Aku menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim
berkata: “Dan (jadikanlah imam) juga dari keturunanku”. Allah berfirman:
“Perjanjian-Ku tidak akan sampai kepada orang-orang yang zalim”. (QS. Al-
Baqarah: 124)
Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan ia
mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah menjadikan Ibrahim sebagai
kesayangan-Nya. (QS. An-Nisa’: 125)
Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-
orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka:
“Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah
selain dari Allah; kami ingkari kamu; dan telah nyata antara kami dan kamu
permusuhan dan kebencian sampai selama-lamanya kamu beriman kepada Allah
saja”. (QS. Al-Mumtahanah: 4)

Anda mungkin juga menyukai