CERPEN
CERPEN
“CERPEN”
Disusun Oleh
Nama : Bunga Anggraeni Putri
Kelas : IX B
Riko adalah anak Indonesia yang sedang tinggal dan bersekolah di Jepang.
Dia memiliki dua orang teman dekat yang bernama Hideyoshi dan Daici, mereka
tetap berteman walau berbeda agama yang dianut. Riko beragama Islam
sedangkan Hideyoshi dan Daici beragama Buddha. Riko harus bersekolah di
Jepang karena kedua orang tuanya bekerja di sana, Riko duduk di kelas Achi-
nensei atau kelas delapan SMP. Riko sudah bersekolah di Jepang sejak masih SD.
Riko hanya bisa pulang sekali atau dua kali dalam setahun jika orang tuanya tidak
sibuk. Pada tahun ini, orang tua Riko sangat sibuk, sehingga tahun ini mereka
tidak pulang ke tanah air. Riko merasa sedih, sebentar lagi akan diperingati hari
kemerdekaan Indonesia, biasanya setiap tahun ia sudah kembali ke Indonesia dan
membuat perlombaan untuk merayakan hari kemerdekaan di kampung
halamannya bersama nenek, kakek dan saudara-saudaranya.
Pada suatu hari di sekolah, Riko terlihat tidak semangat, dia duduk di atas
kursi dan badannya bersender ke arah depan meja, kedua teman dekatnya
melihatnya, mereka datang menghampiri Riko. “Kamu kenapa Riko, apa kamu
sakit?” Tanya Daici “Aku tidak sakit,” kata Riko “Jadi, mengapa kamu terlihat
begitu lemas?” Tanya Hideyoshi “Tahun ini, aku tidak bisa pulang ke Indonesia,
orang tuaku sedang sibuk, biasa bulan ini aku sudah di sana, sebentar lagi adalah
hari kemerdekaan Indonesia, biasanya aku ikut upacara di lapangan dekat
rumahku di sana. Setelah upacara aku ikut lomba, karena tahun ini aku tidak jadi
pulang, aku tidak semangat hari ini,” kata Riko dengan nada lemas. “Oh begitu,”
jawab Hideyoshi dan Daici serentak, tiba-tiba bel masuk kelas sudah berbunyi
semua anak-anak yang sedang bermain di luar langsung bergegas masuk. “Kita
sambung lagi di waktu istirahat ya,” kata Hideyoshi. “Baik,” kata Riko.
Beberapa saat kemudian, guru mereka masuk ke dalam kelas, semua siswa
langsung berdiri dan memberi hormat kepada guru, setelah itu mereka duduk
kembali, pelajaran pertama dimulai, suasana kelas menjadi tenang dan hanya
terdengar suara guru yang menjelaskan materi pembelajaran. Saat istirahat pun
tiba, seluruh siswa langsung menuju kantin, Riko berjalan lambat, teman akrabnya
sudah menunggu di kantin. Setibanya di kantin, Riko hanya duduk di meja kantin
dengan lemas, dia tidak membeli satu pun makanan, teman akrabnya juga sudah
menawari makanan kepadanya, tapi dia menolaknya. “Kamu masih belum
semangat ya?” Kata Daici. Riko hanya diam “Tadi kalau tidak salah, ketika di
Indonesia, saat peringatan hari kemerdekaan, biasanya kamu mengadakan
berbagai perlombaan, bagaimana kalau kita buat perlombaannya di sini?” Usul
Hideyoshi memancing Riko. “Boleh,” kata Riko yang tiba-tiba menjadi semangat.
“Kamu langsung semangat ya, ayo kita buat perlombaan, kita ajak teman-teman
sekelas,” kata Daici. “Ayo!” Jawab Riko dan Hideyoshi. Bel masuk kelas pun
tiba-tiba berbunyi, seluruh siswa kembali ke kelas masing-masing untuk
mengikuti pembelajaran selanjutnya.
Ketika sore, sudah saatnya untuk pulang, Riko, Hideyoshi dan Daici
berjalan kaki untuk pulang ke rumah, rumah mereka tidak begitu jauh dari
sekolah. Di perjalanan pulang, mereka berbicara agar suasana menjadi seru. “Kita
jadikan buat lomba?” Tanya Daici “Jadi,” kata Riko. “Lombanya nanti siapa yang
buat?” Tanya Daici lagi “Tenang saja, semua itu urusanku, kalian hanya undang
teman sekelas ke rumahku,” kata Riko “Baik akan kami undang, tanggal berapa
acaranya?” Tanya Hideyoshi “17 Agustus,” jawab Riko “Dua hari lagi, ya…,”
kata Daici. “Iya benar,” kata Riko. Ternyata mereka sudah sampai di rumah Riko,
mereka pun berpamitan
Keesokan harinya Riko sangat bersemangat ke sekolah, dia langsung
membawa kertas berisi formulir pendaftaran untuk lomba yang telah dia buat,
sesampainya di sekolah, Riko langsung membagikan kertas tersebut kepada
teman-temannya. Di hari itu Riko sangat bersemangat untuk belajar. Sepulangnya
dari sekolah, Hideyoshi dan Daici datang ke rumah Riko untuk membantu
membuat perlombaan. Mereka akan menjadi panitia di lomba tersebut.
Hingga hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, satu persatu teman-teman
sekelasnya datang. Setelah semuanya berkumpul, mereka menonton siaran
langsung upacara bendera yang ada di Indonesia melalui TV, lalu mereka berdiri
untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama sama walau teman-teman Riko
tidak mengerti artinya, setelah menonton upacara bendera, mereka langsung
memulai perlombaan, mereka semua mengikuti perlombaan dengan ceria, banyak
perlombaan yang baru diketahui oleh teman-teman Riko, di akhir perlombaan,
Riko, Hideyoshi dan Daici, membaca hasil perlombaan, mereka membagi
berbagai macam hadiah kepada teman-temannya, lalu mereka langsung membantu
membersihkan area perlombaan bersama-sama. “Wah, ternyata seru juga ya
perlombaannya,” kata Daici “Tahun depan, kita buat lagi, tapi di sekolah, undang
seluruh kelas di sekolah,” kata Hideyoshi, mereka pun tertawa bersama-sama
dengan gembira.
Setelah selesai membersihkan area perlombaan, tidak terasa sudah
waktunya teman-temannya berpamitan untuk pulang hari tersebut merupakan hari
yang menyenangkan bagi Riko. Walau berada Jauh dari Indonesia, Riko masih
bisa merasakan hari kemerdekaan di negara lain. Sungguh menjadi pengalaman
yang tidak terlupakan bagi Riko.