Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGEMBANGAN KONSEP DASAR STRATEGI PEMBELAJARAN


AQIDAH AKHLAK

Diajukan sebagai tugas terstruktur mata kuliah Pembelajaran Aqidah Akhlak


yang diampu oleh bapak Selamet, S.Pd.I., M.Pd.I.

Disusun Oleh:
Elis Ropiatus Sa’adah 2107000820
Lilih Rahmawati 2107000841
Rezki Pratama 2107000864

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM (IAID) CIAMIS
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT penyusun panjatkan dengan penuh
kerendahan hati, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan pembuatan makalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pembelajaran Aqidah Akhlak dengan judul “Pengembangan Konsep Dasar
Strategi Pembelajaran Aqidah Akhlak” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari bapak Selamet, S.Pd.I., M.Pd.I. selaku Dosen Pengampu pada mata kuliah
Pembelajaran Aqidah Akhlak. Selain itu, bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Pengembangan Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Aqidah Akhlak bagi
para pembaca.

Keberhasilan penyusun dalam menyelesaikan makalah ini, tidak terlepas


dari bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Selamet, S.Pd.I., M.Pd.I. selaku Dosen Pengampu pada mata kuliah
Pembelajaran Aqidah Akhlak.
2. Seluruh Anggota Kelompok 3 pada mata kuliah Pembelajaran Aqidah
Akhlak.
3. Serta semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan
dan semangat dalam proses penyelesaian makalah ini.

Penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi


penyusun khususnya, dan umumnya bagi semua pembaca, serta dapat berguna
bagi kemajuan Institut Agama Islam Darussalam Ciamis. Oleh karena itu, Kritik
dan Saran yang bersifat membangun sangat di harapkan untuk kesempurnaan
makalah ini.

Ciamis, 3 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Strategi Pembelajaran Aqidah Akhlak ......................................................... 3
B. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Aqidah Akhlak ............ 6
C. Mempraktekan Salah Satu Strategi Pembelajaran Aqidah Akhlak ............ 10
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 14
A. Kesimpulan ................................................................................................ 14
B. Saran ........................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran pada dasarnya merupakan
pemilihan dan penetapan strategi pembelajaran yang optimal guna mencapai
perolehan belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
(Ulfah, 2021: 19). penentuan strategi pembelajaran tidak hanya dilakukan
pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran, tetapi juga dalam perencanaan
pembelajaran (Anita, 2014: 23).

Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah


satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang menekankan pada
kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan/keimanan yang
benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai asma’ul husna, serta
penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak
terpuji dan adab islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, materi pendidikan Akidah Akhlak bukan hanya


mengajarkan pengetahuan tentang agama, akan tetapi bagaimana membentuk
kepribadian siswa agar memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat dan
kehidupanya dihiasi dengan akhlak yang mulia dimanapun mereka berada.

Oleh karena itu diperlukannya pengetahuan mengenai strategi


pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran Aqidah Akhlak yang dapat
memperluas pemahaman peserta didik mengenai ajaran-ajaran agama,
mendorong mereka untuk mengamalkannya dan sekaligus dapat membentuk
akhlak dan kepribadiannya. Maka dalam makalah ini akan penyusun bahas
terkait strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran
Aqidah Akhlak.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi pembelajaran dalam pembelajaran aqidah akhlak?

1
2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dalam strategi pembelajaran aqidah
akhlak?
3. Bagaimana pelaksanaan dari salah satu strategi pembelajaran Aqidah
akhlak?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana strategi pembelajaran
dalam pembelajaran aqidah akhlak.
2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana kelebihan dan kekurangan
dalam strategi pembelajaran aqidah akhlak.
3. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana pelaksanaan dari salah satu
strategi pembelajaran aqidah akhlak.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Strategi Pembelajaran Aqidah Akhlak


Strategi merupakan langkah-langkah terencana yang bermakna luas dan
mendalam yang dihasilkan dari sebuah proses pemikiran dan perenungan
yang mendalam berdasarkan pada teori dan pengalaman tertentu (Abuddin,
2014: 206). Maka dapat diambil kesimpulan bahwa strategi adalah metode
atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Adapun makna pembelajaran secara harfiah berarti proses belajar.
Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu proses penambahan
pengetahuan dan wawasan melalui rangkaian aktivitas yang dilakukan secara
sadar oleh seseorang sehingga terjadi suatu perubahan dan menambah
pengetahuan baru dalam dirinya (Rachmawati, 2020: 3-4).
Pengetrian strategi pembelajaran menurut beberapa ahli diantaranya:
1. Kozna mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah setiap kegiatan
yang dipilih yaitu dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta
didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu (Aqib, 2015: 68).
2. Menurut Sudjana strategi mengajar merupakan tindakan pendidik dalam
melaksanakan rencana mengajar, artinya usaha pendidik dalam
melaksanakan rencana mengajar, dan usaha pendidik menggunakan
beberapa variabel pengajaran seperti tujuan, bahan, metode, alat dan
evaluasi agar dapat mempengaruhi siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan (Sidiq, 2019: 36).

Dari beberapa penjabaran tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa


strategi pembelajaran adalah satu kegiatan pembelajaran yang harus di
jalankan dengan baik oleh pendidik maupun peserta didik, hal ini bertujuan
agar sasaran atau tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Tentunya dengan memperhatikan beberapa pengertian dari strategi
pembelajaran tersebut. Strategi pembelajaran merupakan siasat yang akan
dipilih dan kemudian digunakan oleh seorang pendidik dalam kegiatan
mengajar sehingga mampu mempermudah peserta didik menerima dan

3
menguasai materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran
yang efektif dapat dikuasai peserta didik pada akhir kegiatan belajar
(Rachmawati, 2020: 3-4).
Jadi, strategi pembelajaran dapat dikatakan sebagai pola umum yang
berisi tentang rentetan kegiatan yang dijadikan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Pola yang ditetapkan sebagai hasil dari kajian strategi itu
dalam proses pengajaran dinamakan dengan metode pengajaran.
Secara etimologis strategi pembelajaran akidah akhlak adalah suatu
metode yang sadar dan terencana dalam menyiapkan dan memberi
pengalaman belajar peserta didik untuk mengenal, memahami, mengahayati
dan mengimani Allah dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia
dalam kehidupan sehari-hari
Akidah Ahlak merupakan mata pelajaran yang memiliki kontribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikan
akhlak al-karimah dan adab islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai
manifestasi dari keimanannya kepada Allah SWT, malaikat-Nya, Kitab-kitab-
Nya, Rasul-rasul-Nya, serta Qada dan Qadar.
Adapun strategi yang dilakukan dalam upaya pembinaan akhlakul
karimah peserta didik antara lain:
1. Teladan
Allah SWT dalam mendidik manusia menggukan contoh atau
teladan sehingga model terbaik agar mudah diserap dan diterapkan para
manusia. Disini guru sebagai teladan bagi anak didiknya dalam
lingkungan sekolah disamping orang tua dirumah.
2. Pembiasaan
Pembiasaan adalah sebuah Cara yang dapat dilakukan untuk
membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan
tuntutan ajaran agama Islam. Dalam pembiasaan tumbuh dan berkembang
dengan baik dan tentunya dengan pembiasaan-pembiasaan yang harus
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga muncul suatu rutinitas
yang baik yang tidak menyimpang dari ajaran Islam.

4
3. Koreksi dan Pengawasan
Adalah untuk mencegah dan menjaga, agar tidak terjadi sesuatu hal
yang tidak diinginkan.
4. Hukuman
Adalah suatu tindakan yang dijatuhkan kepada peserta didik secara
sadar dan sengaja sehingga menimbulkan penyesalan. Dengan adanya
penyesalan tersebut siswa akan sadar atas perbuatannya dan ia berjanji
tidak melakukan dan mengulanginya lagi.
Strategi pembelajaran dapat ditetapkan oleh guru dengan memperhatikan
tujuan dan materi pembelajaran. Pertimbangan pokok dalam menentukan
strategi pembelajaran terletak pada keefektifan proses pembelajaran. Jadi
strategi pembelajaran yang digunakan pada dasarnya hanya berfungsi sebagai
bimbingan agar siswa belajar.
Berikut beberapa strategi pembelajaran yang diterapkan dalam
pembelajaran aqidah akhlak MI diantaranya yaitu:
1. Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori yaitu strategi pembelajaran yang
menekankan kepada penyampaian materi secara verbal dari seorang
pendidik kepada peserta didik. Dalam strategi ini umumnya berpusat
pada pendidik dan peranan pendidik di sini adalah sebagai penceramah.
Dengan strategi pembelajaran ekspositori, pendidik mencari materi
pelajaran yang akan diajarkan dari berbagai sumber, kemudian diolah
oleh pendidik dan dibuat rangkuman atau bagan (Anita, 2014: 49).
2. Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri adalah staregi pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analis untuk mencari
dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah
yang dipertanyakan. Misalnya siswa diminta untuk mencari contoh-
contoh kejadian-kejadian/ciptaan-ciptaan Allah yang menunjukkan bukti
atau tanda Kebesaran, Kekuasaan dan Kemahuan Allah. Dalam strategi
ini umumnya berpusat pada peserta didik dan peranan pendidik sebagai
penceramah bergeser menjadi fasilitator.

5
3. Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif yaitu strategi pembelajaran yang
menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil, yakni antara empat
sampai enam peserta didik yang mempunyai latar belakang kemampuan
akademis, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda. Dalam strategi ini
juga umunya berpusat pada peserta didik namun di antara peserta didik
ditekankan untuk berdiskusi dan sharing pengetahuan.
4. Strategi Pembelajaran Konstekstual (CTL)
Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning
(CTL) yaitu suatu pendekatan yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengaplikasikan apa yang dipelajarinya di kelas.
Pembelajaran kontekstual terfokus pada perkembangan ilmu,
pemahaman, keterampilan siswa, dan juga pemahaman kontekstual siswa
tentang hubungan mata pelajaran yang dipelajarinya dengan dunia nyata.
Pembelajaran akan bermakna jika guru lebih menekankan agar siswa
mengerti relevansi apa yang mereka pelajari di sekolah dengan situasi
kehidupan nyata dimana isi pelajaran akan digunakan.
Dengan demikian pembelajaran kontekstual mengutamakan pada
pengetahuan dan pengalaman atau dunia nyata (Real Word Learning),
berpikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis, kreatif,
memecahkan masalah, siswa belajar menyenangkan, mengasyikkan, dan
tidak membosankan.
B. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Aqidah Akhlak
Tidak ada satu strategi pembelajaran pun yang paling baik diantara
strategi pembelajaran yang lain. Berikut ini merupakan kelebihan dan
kekurangan dari strategi pembelajaran yang telah dibahas di atas.

1. Stategi pembelajaran ekspositori


Ekspositori merupakan strategi atau rencana pembelajaran yang
banyak dan sering digunakan dalam kegiatan mengajar. Hal ini
disebabkan karena strategi atau rencana pembelajaran ini memiliki
beberapa keunggulan atau kelebihan, diantaranya:

6
Kelebihan:
a. Guru bisa mengontrol atau memeriksa urutan dan penguasaan materi
pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sampai sejauh
mana peserta didik memahami materi.
b. Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif dalam
pembelajaran di sekolah.
c. Strategi pembelajaran ekspositori juga dapat membuat peserta didik
lebih mendengarkan pelajaran, sekaligus membuat peserta didik bisa
melihat atau mengobservasi materi yang disampaikan oleh guru.
Kekurangan:
a. Strategi pembelajaran ini tidak mungkin dapat melihat keseluruhan
perbedaan karakter belajar setiap individu baik perbedaan
kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta
perbedaan gaya belajar peserta didik.
b. Strategi pembelajaran ekspositori lebih banyak dilakukan secara
ceramah atau penjelasan guru, sehingga sulit mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam hal kemampuan sosialisasi
hubungan interpersonal antar peserta didik yang ada di lingkungan
tersebut.
2. Strategi pembelajaran inquiri
Pendapat dari Sanjaya (2006:20) bahwa kelebihan dan kekurangan
dari model pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:
Kelebihan:
a. Pembelajaran yang menekankan pada pengembangan aspek kognitif,
afektif, psikomotor secara seimbang.
b. Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka.
c. Model inkuiri dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang mengganggap belajar adalah
perubahan tingkah laku berkat adanya perubahan
d. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas
rata-rata.

7
Kekurangan:
a. Sulit untuk mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
b. Sulit dalam merencanakan pembelajaran karena tidak sinkron
dengan kebiasaan siswa dalam belajar
c. Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang
sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang
telah ditentukan
d. Kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai
materi pelajaran, maka model pembelajaran inkuiri akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan
strategi pembelajaran inquiri lebih menekankan pada aspek kognitif,
psikomotor, afektif sehingga dapat menghasilkan pembelajaran bermakna
dan tujuan tercapai, kekurangan pada strategi pembelajaran inquiri adalah
kurang efektif jika diterapkan pada setiap siswa karena tidak semuanya
memiliki kemampuan diatas rata-rata.
3. Strategi pembelajaran kooperatif
Tentu saja strategi pembelajaran kooperatif ini memiliki kelebihan
dan kekurangan. Diantaranya berikut ini:
Kelebihan:
a. Siswa berkelompok sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik
dalam suasana yang menyenangkan.
b. Optimalisasi partisipasi siswa.
c. Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi
dengan pasangan dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong
dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
d. Adalakanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk
berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.
e. Meningkatkan penerimaan.
f. Meningkatkan hubungan positif.
g. Motivasi intrinsik makin besar.

8
h. Percaya diri yang tinggi.
i. Perilaku dalam tugas lebih.
j. Sikap yang baik terhadap guru dan sekolah.
k. Siswa bertanggung jawab dengan belajarnya.
l. Siswa mengartikan “apa yang guru bicarakan” kepada ”apa yang
dikatakan siswa” untuk PR mereka.
m. Siswa meningkat dalam “kaloborasi Kognitif”. Mereka
mengorganisasikan pikirannya untuk dijelaskan ide pada teman-
teman sekelas mereka.
Kekurangan:
a. Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat
menimbulkan sikap minder dan fasif dari siswa yang lemah.
b. Dapat terjadi siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang
pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai.
c. Pengelompokan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang
berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.
4. Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Dengan mengetahui kelemahan dan kelebihan CTL diharapkan kita
mampu untuk memperbaiki dan menyempurnakan CTL dalam
pembelajaran.
Kelebihan
a. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut
untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di
sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan
dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata,
bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan
tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori
siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
b. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan
konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut
aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk
menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis

9
konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan
”menghafal”.
Kekurangan:
a. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL.
Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah
mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk
menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa.
Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang.
Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat
perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan
demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ”penguasa”
yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa
agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan
menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi–strategi mereka
sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru
memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar
tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.

C. Mempraktekan Salah Satu Strategi Pembelajaran Aqidah Akhlak


Upaya meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran, pada intinya
tertumpu pada suatu persoalan, yaitu bagaimana guru memberikan
pembelajaran yang memungkinkan bagi siswa terjadi proses belajar yang
efektif atau dapat mencapai tujuan yang dihasilkan. Oleh karena itu
penentuan strategi dan pemilihan metode pembelajaran yang tepat adalah
salah satu solusinya. Salah satu strategi pembelajaran yang bisa dilakukan
dalam pembelajaran Akidah Akhlak adalah Pembelajaran Kontekstual atau
Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu suatu pendekatan yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan apa yang
dipelajarinya di kelas.

10
Penerapan pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh tugas utama
pembelajaran efektif. Tujuh tugas utama tersebut antara lain:

1. Konstruktivisme yaitu mengembangkan pemikiran siswa akan belajar


lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuan barunya.
2. Bertanya, yaitu mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
Melalui proses bertanya, siswa akan mampu menjadi pemikir yang handal
dan mandiri. Mereka dirangsang untuk mampu mengembangkan
ide/gagasan dan pengujian baru yang inovatif, mengembangkan metode
dan teknik untuk bertanya, bertukar pendapat, dan berinteraksi.
3. Menemukan (inquiry), yaitu melaksanakan sejauh mungkin kegiatan
inquiry untuk semua topik. Misalnya siswa diminta untuk mencari contoh-
contoh kejadian-kejadian/ciptaan-ciptaan Allah yang menunjukkan bukti
atau tanda kebesaran, kekuasaan dan kemahaan Allah.
4. Learning Commanity, yaitu menciptakan masyarakat belajar (belajar
dalam kelompok). Siswa hidup dalam lingkungan masyarakat tempat
tinggalnya atau di sekitar sekolah. Dengan demikian, masyarakat dapat
dijadikan sumber daya untuk mengembangkan pemahaman pembelajaran
kontekstual.
5. Pemodelan (Modeling). yaitu menghadirkan model sebagai contoh
pembelajaran. Siswa akan mudah memahami dan menerapkan proses dan
hasil belajar jika dalam pembelajaran guru menyajikan bentuk suatu model
bukan hanya berbentuk lisan.
6. Refleksi (Reflection), yaitu melakukan refleksi akhir pertemuan
pembelajaran. Refleksi ini merupakan ringkasan dari pembelajaran yang
telah disampaikan guru. Siswa mengungkapkan, lisan maupun tulisan apa
yang telah mereka pelajari. Refleksi ini bisa berbentuk kegiatan penulisan
mandiri tentang sebuah ringkasan dari hasil pembelajaran yang telah
diikutinya.
7. Penilaian sebenarnya (authentice assesment), yaitu melakukan penilaian
yang sebenarnya dengan berbagai cara, baik yang yang menyangkut aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotorik siswa

11
Metode Pembelajaran Kontekstual

Metode yang dilakukan dalam pembelajaran kontekstual Akidah


Akhlak adalah ceramah, simulasi (suri tauladan) dan juga metode latihan dan
pembiasaan.

1. Metode Ceramah
Metode ceramah dapat dipandang sebagai suatu cara penyampaian
pelajaran dengan melalui penuturan. Metode ceramah ini termasuk klasik.
Namun penggunaannya sangat populer. Banyak guru memanfaatkan
metode ceramah dalam mengajar oleh karena pelaksanaannya sangat
sederhana, tidak memerlukan pengorganisasian yang rumit.
Ceramah digunakan ketika menjelaskan pelajaran yang tentunya
diikuti oleh contoh realitas kehidupan yang berkaitan dengan materi yang
disampaikan, mulai dari peristiwanya, sebabnya dan juga akibat yang akan
diterimanya kelak.
2. Metode Simulasi/Suri Tauladan/Modelisasi
Metode simulasi (contoh/suri tauladan) adalah metode yang sangat
tepat dalam pembelajaran Akidah Akhlak ini, karena walau bagaimanapun
akhlak kita sebagai seorang pendidik akan menjadi contoh yang berarti
untuk peserta didik. Sebagaimana Rosul pun memberi contoh kepada
umatnya dalam gerak gerik kehidupan.
3. Metode Latihan dan Pembiasaan
Untuk meningkatkan keimanan dan akhlak sebagai manivestasi dari
pembelajaran Akidah dan Akhlak diperlukan latihan dan pembiasaan
secara berulang-ulang oleh guru di sekolah maupun oleh orang tua
dirumah, karena walau bagaimanapun kecakapan hidup siswa (life skill)
perlu dibina dan dibiasakan untuk senantiasa berpikir dan berakhlak
positif. Disamping itu juga pembentukan akhlak mahmudah sangatlah sulit
jika tidak dilatih dan dibiasakan.
Peranan orang tua dan lingkungan akan sangat menentukan sekali
dalam hal ini. Jika siswa hidup dalam keluarga yang kurang baik

12
akhlaknya, maka pendidikan di sekolah mengenai akhlak tidak bisa
terealisasikan karena anak akan melihat akhlak orang tua atau saudaranya
yang lain, begitupun lingkungan. Oleh karena itu kerja sama antara
sekolah, orang tua siswa, dan para tokoh-tokoh masyarakat sangatlah
diperlukan dalam pembinaan dan pembiasaan akhlak mahmudah ini.

Dapat disimpulkan bahwa upaya meningkatkan keberhasilan


pembelajaran merupakan tantangan yang selalu dihadapi oleh setiap orang
yang berkecimpung dalam profesi keguruan dan kependidikan. Banyak upaya
telah dilakukan, banyak pula keberhasilan telah dicapai, meskipun disadari
bahwa apa yang telah dicapai belum sepenuhnya memberikan kepuasan
sehingga menuntut renungan, pemikiran dan kerja keras untuk memecahkan
masalah tersebut.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Strategi pembelajaran dapat dikatakan sebagai pola umum yang berisi
tentang rentetan kegiatan yang dijadikan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran Aqidah akhlak di MI adalah: Strategi pembelajaran
Ekspositori, strategi pembelajaran inkuiri, strategi pembelajaran
kooperatif, dan strategi pembelajaran kontekstual.
2. Tentu saja disetiap strategi pembelajaran akan terdapat kekurangan dan
kelebihan. Adanya kelebihan bukan berarti lebih unggul maupun
sebaliknya. Maka dalam hal ini guru harus pandai membaca situasi
peserta didik dalam menggunakan strategi mana yang memungkinkan
berjalan dengan baik di dalam pembelajaran.
3. Strategi konstekstual (CTL) dipilih karena dipandang cocok dengan
tujuan pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah, karena
berkaitan dengan pemahaman yang mencakup aspek kognitif
(pengetahuan/pemahaman), Afektif (sikap) maupun Psikomotorik
(keterampilan) siswa.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun sudah berusaha memaparkan
dan menjelaskan materi dengan semaksimal mungkin, tapi tidak menutup
kemungkinan adanya kekeliruan dalam penyusunannya, baik dari segi materi,
maupun penyusunannya, oleh karena itu penyusun mengharapakan
sumbangsih pembaca untuk penyempurnaan makalah selanjutnya, dan
harapan bagi penyusun, semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi
pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta:


Kencana. Cet. 4

Aqib, Zaenal. 2015. Model-Model dan Strategi Pembelajaran Konstektual


(Inovatif). Bandung: Yrama Widia.

Anita, W Sri. 2014. Strategi Pembelajaran di SD. Banten: Universitas Terbuka.

Cecep, Anwar. 2012. Silabus Mata Kuliah Pembelajaran Akidah Akhlak Di


Madrasah. Bandung: UIN SDG.

Hidayat, Muhtar S. 2012. Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran.


Yogyakarta: Insania Vol. 17 No. 2 Mei-Agustus.

Khalimi. 2009. Pembelajaran Akidah Dan Akhlak. Jakarta: Direktorat Jendral


Pendidikan Islam.

Mu’awanah. 2011. Strategi Pembelajaran: Pedoman untuk Guru dan Calon


Guru. Kediri: Stain Kediri Press.

Rachmawati, Rina. Dkk. 2020. Call for Book Tema 2: Strategi Pembelajaran.
Surabaya: CV Jakad Media Publishing.

Ragin, Gestiana. Dkk. 2020. Implementasi Strategi Pembelajaran Ekspositori


untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika di Sekolah Dasar. Pandawa:
Jurnal Pendidian dan Dakwah. Vol. 2 No. 1 Januari.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media


Group

Sidiq, Ricu. Dkk. 2019. Strategi Belajar Mengajar Sejarah: Menjadi Guru
Sukses. Medan: Yayasan Kita Menulis.

15
Ulfah, Emilya. 2021. Strategi Pembelajaran Tematik Akidah Akhlak di Madrasah
Ibtidaiyah (MI). Banjar, Kalimantan Selatan: Jurnal Darussalam. Volume 22
No. 2 juli – Desember.

Zaini, Hisyam. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD.

16

Anda mungkin juga menyukai