252 502 1 SM
252 502 1 SM
—————————— ——————————
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam budi dan penuh kasih sayang terhadap individu lain; (4)
penelitian ini adalah teknik tes, wawancara, dan cenderung memilih profesi yang menekankan pada
dokumentasi. Tes pada penelitian ini digunakan untuk keterampilan sosial; (5) cenderung mengikuti tujuan yang
mengetahui gaya kognitif yang dimiliki masing-masing sudah ada; dan (6) cenderung bekerja dengan
siswa dan untuk mengetahui kesalahan kesalahan apa saja mengutamakan motivasi eksternal dan lebih tertarik pada
yang dilakukan siswa dengan gaya kognitif FI, FIs, FD, dan penguatan eksternal, berupa hadiah, pujian atau dorongan
FDs dalam menyelesaikan soal cerita pada materi Program dari orang lain. Sedangkan individu dengan gaya kognitif
Linear. FIS tidak sepenuhnya memiliki karakteristik seperti yang
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dijelaskan di atas, namun ia tetap memiliki beberapa
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimulan. karakteristik seperti yang di jelaskan di atas.
Data yang terkumpul kemudian dipilih hal pokok dan
penting, kemudian disajikan dalam tabel agar 2. Hasil Tes Program Linear
mempermudah pembaca, dan diakhir akan ada kesimpulan Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2
dari peneliian ini. soal cerita Program linear. Berdasarkan hasil tes dan
wawancara yang dilakukan terhadap keenam subjek, maka
C. HASIL DAN PEMBAHASAN dapat dianalisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan
1. Karakteristik FI, FIS, FDS, dan FD subjek berdasarkan gaya kognitif yang mereka miliki.
Berdasarkan hasil tes GEFT yang melibatkan 23 siswa Berikut hasil analisis proses berpikir subjek pada setiap
kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Pabelan didapat, 10 siswa nomor soal.
memiliki gaya kognitif FI, 6 siswa memiliki gaya kognitif Soal 1 : Di sebuah pameran, seorang sales diminta untuk
FIS, 3 siswa memiliki gaya kognitif FDS, dan 4 siswa menjual dua jenis krim pelembab yaitu krim A dan
memiliki gaya kognitif FD. Selanjutnya peneliti mengambil krim B. Sales tersebut harus dapat menjual krim A
masing-masing satu subjek FI, satu subjek FIs, satu subjek minimal 10 buah dan krim B minimal 20 buah.
FDs, dan satu subjek FD untuk dilakukan wawancara, Jumlah kedua krim yang harus dijual tidak lebih dari
dimana wawancara ini bertujuan untuk menganalisis 100 buah. Sales tersebut akan mendapatkan komisi
kesalahan siswa dalam mengerjakan soal cerita Program Rp50.000,00 untuk setiap penjualan krim A dan
Linear dengan sub materi nilai optimum Rp40.000,00 untuk setiap penjualan krim B. Jika
Witkin dalam Kristanto (2016) mengklarifikasikan banyaknya penjualan krim A tidak boleh melebihi
beberapa karakteristik individu yang memiliki gaya 20 buah, maka berapakah keuntungan maksimum
kognitif field independent, antara lain (1) memiliki yang dapat diperoleh sales tersebu?
kemampuan menganalisis untuk memisahkan objek dari
lingkungan sekitar, sehingga persepsinya tidak a. Subjek FI
terpengaruh bila lingkungan mengalami perubahan; (2)
mempunyai kemampuan mengorganisasikan objek-objek
yang belum terorganisir dan mereorganisir objek-objek
yang sudah terorganisir; (3) cenderung kurang sensitif,
dingin, menjaga jarak dengan orang lain, dan
individualistis; (4) memilih profesi yang bisa dilakukan
secara individu dengan materi yang lebih abstrak atau
memerlukan teori dan analisis; (5) cenderung
mendefinisikan tujuan sendiri, dan (6) cenderung bekerja
dengan mementingkan motivasi intrinsik dan lebih
dipengaruhi oleh penguatan intrinsik. Sedangkan individu
dengan gaya kognitif FIS tidak sepenuhnya memiliki
karakteristik seperti yang dijelaskan di atas, namun ia
tetap memiliki beberapa karakteristik seperti yang di
jelaskan di atas.
Witkin dalam Kristanto (2016) mengklarifikasikan
beberapa karakteristik individu yang memiliki gaya
kognitif field dependent, antara lain (1) cenderung berpikir
global, memandang objek sebagai satu kesatuan dengan
lingkungannya, sehingga persepsinya mudah terpengaruh
oleh perubahan lingkungan; (2) cenderung menerima
Gambar 5. Hasil tes subjek FI
struktur yang sudah ada karena kurang memiliki
kemampuan merestrukturisasi; (3) memiliki orientasi
sosial, sehingga tampak baik hati, ramah, bijaksana, baik
Astri Andriyani, Analisis Kesalahan siswa... 19
Subjek FI terlihat tidak melakukan kesalahan mulai S2 : “(diam sejenak) ohh, ini salah menghapus ,
dari membuat model matematika, menentukan fungsi tadinya mau menghapus yang ini (menunjuk
objektif, menggambar grafik, menentukan daerah angka 20) mau dipindah ke sini (menunjuk
penyelesaian, menentukan titik pojok, melakukan sebelah tanda ≤ yang sudah terlanjur dihapus)
perhitungan fungsi objektif, dan menentukan nilai akhir. malah ini (menunjuk tanda ≤ yang sudah di hapus)
Namun dalam penulisan nilai akhir subjek FI tidak yang kehapus.”
mengembalikan jawabannya pada soal yang diminta, P : “Lalu harusnya bagaimana?”
dimana dalam soal diminta untuk mencari berapakah S2 : “Harusnya 10 ≤ x ≤ 20.”
keuntungan maksimum yang dapat diperoleh sales Berdasarkan hasil tertulis, dan wawancara diketahui
tersebut. Subjek FI hanya menuliskan nilai maksimumnya. subjek FIS melakukan kesalahan teknis, yaitu salah dalam
Berikut adalah cuplikan wawancara dengan subjek FI menuliskan pertidaksaman.
P : “yang ditanyakan dalam soal apa?” Subjek FIS tidak melakukan kesalahan saat menentukan
S1 : “Nilai maksimumnya.” fungsi objektif, menggambar grafik, menentukan daerah
P : “Coba lihat soalnya, apa yang di cari?” penyelesaian, menentukan titik pojok, melakukan
S1 : “Keuntungan maksimum yang diperoleh sales.” perhitungan fungsi objektif, dan menentukan nilai akhir.
P : “Berarti Rp4.200.000 ini apa?”
S1 : “Keuntungan sales.” c. Subjek FDS
P : “Lalu kenapa kemaren jawabnya hanya nilai
maksimumnya? Kok tidak ditulis keuntungan
maksimum yang diperoleh sales?”
S1 : “Salah nulis itu.”
Berdasarkan hasil tertulis, dan wawancara diketahui
subjek FI melakukan kesalahan teknis, yaitu salah dalam
menuliskan hasil akhir.
b. Subjek FIS
a. Subjek FI
S1 : “2x + 3y = 18 . oh iya ini gambarnya salah, ini menggambar grafik. Berikut cuplikan wawancara dengan
harusnya yang dimisalkan x = 0 sama y = 0 itu subjek FIs
kan. Yah berarti ini salah semua?” P : “Pengurus karya wisata menyewa bus sekurang-
P : “Prosedurnya sudah benar hanya saja kesalahan kurangnya 7 unit. Sekurang-kurangnya berarti
ini mengakibatkan kesalahan pada proses boleh kurang tidak?”
selanjutnya. Kenapa gambarnya bisa salah?” S3 : “Tidak.”
S1 : “La ini angkanya besar, lupa kalok bisa P : “Maka tandanya harusnya bagaimana?”
disederhanakan.” S3 : “( ≥ ).”
Berdasarkan hasil tertulis dan wawancara subjek FI P : “lalu kenapa jawabanmu ( ≤ ).”
pada dasarnya melakukan kesalahan konseptual, namun S3 : “Tadi belum paham maksud soal.”
setela adanya wawancara ternyata subjek FI mampu P : “Apa kata-katanya membingungkan?”
menjelaskan proses yang benar, hanya saja ia lupa untuk S3 : “Tidak, cuman tadi membacanya tidak diulang-
menyederhanakanya. Oleh karena itu kesalahan subjek FI ulang jadi sekali baca.”
ini dikategorikan kedalam kesalahan teknis P : “Lalu kenapa jawabanya ini tidak dilanjutkan?”
S3 : “Gambar grafik 40x + 60y = 360 gak bias.”
b. Subjek FIS P : “Apa belum pernah diajarkan?”
S3 : “Mungkin sudah, tapi lupa.”
Berdasarkan hasil tertulis dan wawancara kesalahan
subjek FIs dalam membuat model matematika
dikategorikan kesalahan konseptual, dimana kesalahan ini
diakibatkan karena subjek kurang memahami soal.
Kesalahan konseptual juga dilakukan subjek dimana ia
tidak bisa menggambar grafik 40𝑥 + 60𝑦 = 360.
D. SIMPULAN DAN SARAN [4] Suci, RD. 2015. “Analisis Kesalahan Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Program Linear Pada Siswa Kelas
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, berikut XI MIA Semester 1 SMA Negeri Jakenan Pati Tahun Pelajaran
ini adalah kesimpulan dari analisis kesalahan siswa dalam 2014/2015”. Skripsi. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
menyelesaikan soal cerita Program Linear, yang tercantum diperoleh dari (file:///C:/Users/Astri-
Andriyani/Downloads/badi.pdf) (diakses pada 4 Febuari
dalam tabel. 2017)
TABEL 1 [5] Sulistiyaningsih, A. 2017. Analisis Kesalahan Sisa menurut
HASIL ANALISIS KESALAHAN SUBJEK FI, FIS, FDS, dan FD Kastolan dalam Pemecahan Masalah Matematika.Seminar
Soal Kategori matematika dan pendidikan matematika UNY
Jenis Kesalahan [6] Widdhiastutu . 2014. Analisis Kesalahan Siswa dalam
1 Kesalahan
FI Salah menulis nilai akhir Teknik Menyelesaikan Soal Uraian Matematika Berbentuk Cerita
FIS Salah menulis model matematika Teknik pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
Salah membuat pemisalan dalam model (SPLDV) Kelas VIII Semester Gasal SMP Negeri 2 Ngemplak
matematika Boyolali Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Universitas
Konseptual Muhamadiyah Surakarta. diperoleh dari
Salah dalam membuat grafik
FDS dan (http://eprints.ums.ac.id/29694/4/04.BAB_I.pdf ) (diakses
Perhitungan nilai akhir yang tidak
Prosedural pada 4 Febuari 2017)
lengkap
Tidak menuliskan nilai akhir
Salah dalam menuliskan titik pojok Teknis dan
FD
Tidak menuliskan nilai akhir Prosedural
Soal Kategori
Jenis Kesalahan
2 Kesalahan
Salah perhitungan dalam mengambar
FI Teknik
grafik
FIS Salah dalam mengambar grafik Konseptual
Salah dalam membuat model
FDS matematika Konseptual
Salah dalam mengambar grafik
Salah dalam membuat semua model
matematika
FD Salah dalam menggambar grafik Konseptual
Tidak menuliskan titik pojok
Tidak melanjutkan pekerjaanya
DAFTAR RUJUKAN
[1] Kepner, MD, & Neimark, ED. 1984. “Test-retest Reliability
and Differensial Pattern of Score Change on the Group
Embedded Figures Test”. Journal of Personality and Social
Psychology, 46 (6), 1405-1413.
[2] Kristanto, BR. 2016. “Analisis Proses Berpikir dalam
Menyelesaikan Soal Geometri Ditinjau dari Gaya Kognitif Fild
Independent Dan Fild Dependent Pada Siswa Kelas VIII SMP
4 Boyolali”. Skripsi. Universitas Kristen Satya Wacana.
[3] Nasution, S.1988. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar
dan Mengajar. Jakarta: Bina Aksara