Anda di halaman 1dari 3

(Mandeley) (Mandeley)Nama : Alexander Panjaitan

NIM : 210905030
Kelas : MBKM
Mata Kuliah : Antropologi Pariwisata
Dosen : Dr. Irfan Simatupan M.Si., & Ibnu Avena Matondang S.Sos., M.Si.
Tugas Analisis Pengembangan Pariwisata Berbasis Budaya : aspek pendukung & aspek
penghalang

Rumah Ulos Silalahi


Abstrak : Pengembangan pariwisata berbasis budaya merupakan Potensi budaya dan kearifan
lokal dalam pengembangan pariwisata menjadi bagian dari produk kreativitas manusia yang
memiliki nilai ekonomi.Rumah Ulos Silalahi menjadi objek analisis pengembangan pariwisata
berbasis budaya.Rumah ulos ini menjadi salah satu sektor yang sedang dikembangkan oleh
pemerintah setempat dan masyarakat lokal dengan tujuan revitalisasi akan keberadaan ulos
Silalahi yang menjadi memiliki nilai dan khas tersendiri.Pendirian bangunan yang cukup
mewah lantai 2 dengan gaya bangunan semi modern dilakukan sebagai langkah serius
pengembangan pariwisata ulos ini.Sebelumnya keberadaan ulos Silalahi sudah menjadi
destinasi wisata Silalahi sendiri dimana wisatawan,pengunjung maupun tourist lokal,nasional
maupun internasional melakukan kunjungan untuk melihat keberadaan ulos itu sendiri atau
dijadikan sebagai objek penelitian.Bangunan Rumah Ulos sendiri menjadi tempat layak nya
museum untuk keberadaan ulos dengan menyimpan berbagai narasi akan ulos itu sendiri
dikelola untuk menjaga agar tidak hilangnya ulos Silalahi yang menjadi khas desa itu sendiri.

Kata kunci : Pengembangan,Rumah Ulos,Desa


Silalahi,potensi,budaya,dikelola,destinasi,kearifan lokal.

Pendahaluan
Analisis pengembangan pariwisata ulos ini menjadi objek menjadi hal baru yang lagi
disemarakkan oleh pemerintah dan masyarakat lokal untuk revitalisasi budaya budaya yang ada
di Silalahi untuk dikelola sebagai salah satu destinasi yang menjadi daya tarik pariwisata di
Silalahi.Sebagaimana Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009
tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pemerintah, dan pemerintah daerah (Mutaqien et al., 2022).Pengembangan ini bukan tanpa dasar
melainkan sebagai suatu proudly dari masyarakat lokal daerah itu sendiri yaitu Silalahi.Ulos
yang sudah melingkupi segala hal dari way of life masyarakat.Dulu ulos digunakan sebagai
pakaian yang menjadi sandang untuk setiap hari seiring berjalannya waktu ulos menadi hal yang
berkaitan erat dengan budaya mereka sendiri yaitu perlengkapan adat.Namun ulos memiliki
esensi sendiri dalam setiap jenisnya maupun fungsinya.Ulos yang paling terkenal dengan ke
khasan Silalahi yaitu ulos Gobar.Dimana Ulos ini adalah ulos dengan nilai secara esensi maupun
nominal yang paling tinggi.Pengrajin dari tenun ulos Silalahi sendiri sampai waktu sekarang ini
masih ada namun keberadaannya sudah mulai berkurang.Penerus dari generasi ke generasi tetap
ada namun untuk generasi sekarang kurang diminati oleh kaula muda dengan beberapa alas an
tidak menyukai proses pembuatan karena memakan waktu yang cukup lama dan alat yang masih
sangat tradisionil.

Isi ( bagian inti )


Sebagai inti dari analisis yang menjadi tugas untuk Tugas Analisis Pengembangan
Pariwisata Berbasis Budaya : aspek pendukung & aspek penghalang saya akan mencantumkan
beberapa aspek yang mendukung pengembangan dan juga aspek yang menghambat
pengembangan pariwisata berbasis budaya yang dimana ulos menjadi objek yang saya ambil
sebagai bahan analisis.
Aspek pendukung :
 Pemerintah sebagai mediator yang menyokong pengembangan wisata berbasis budaya
dengan menyediakan sarana Rumah Ulos sebagai tempat untuk para pengrajin menjual
maupun tempat melestarikan ulos ulos berharga ini.
 Masyarakat yang menjadi pengrajin memberikan perhatian lebih dengan menjual barang
hasil tenun ke Rumah Ulos untuk melengkapi kolekssi ulos khas Silalahi
 Pariwisata Silalahi menjadi bertambah dengan kehadiran Rumah Ulos ini.
 Sektor Ekonomi masyarakat meningkat dimana masyakarakat mendaptkan penghasilan
selainn Bertani
Aspek Penghambat :
 Pengarajin tenun ulos terbatas,dimana para pengrajin didominasi oleh orangtua dengan
umur +45 untuk kalangan muda tidak mendapatkan ketertarikan untuk mempuni
kerajinan tenun ini.
 Produksi Ulos yang cukup lama,karena menggunakan alat taradisionil.
 Publikasi terhadap keberadaan ulos Silalahi yang masih mendep.

UU Nomor 22 Tahun 1999 juga memberikan peluang yang lebih luas bagi daerah dalam
pengelolaan berbagai potensi sumber daya; kewenangan merumuskan dan menetapkan berbagai
aturan (perda) tanpa harus memohon persetujuan dari pusat; meningkatkan pemberdayaan
masyarakat melalui peranserta masyarakat baik dalam perencanaan, pelaksanaan,maupun
evaluasi berbagai program pembangunan, dan lain sebagainya (Pujaastawa, 2017).Kembali
kepada kebijakan pemerintah dan masyarakat lokal akan pengembangan Pariwisata Budaya
untuk memberikan focus lebih terhadap pemajuan akan pengembangan wisata ulos.
DAFTAR PUSTAKA
Mutaqien, N. F., Pujaastawa, I. B. G., & Suwena, I. W. (2022). Baduy Dalam Sentuhan
Pariwisata: Studi Antropologi Tentang Perkembangan Pariwisata di Desa Kanekes dan
Implikasinya. Sunari Penjor : Journal of Anthropology, 5(2), 69.
https://doi.org/10.24843/sp.2021.v5.i02.p03
Pujaastawa, I. B. G. (2017). Diktat antropologi pariwisata. Universitas Udayana, 41.

Anda mungkin juga menyukai