Tugas Ant Pariwisata Analisis Alexander Panjaitan (210905030)
Tugas Ant Pariwisata Analisis Alexander Panjaitan (210905030)
NIM : 210905030
Kelas : MBKM
Mata Kuliah : Antropologi Pariwisata
Dosen : Dr. Irfan Simatupan M.Si., & Ibnu Avena Matondang S.Sos., M.Si.
Tugas Analisis Pengembangan Pariwisata Berbasis Budaya : aspek pendukung & aspek
penghalang
Pendahaluan
Analisis pengembangan pariwisata ulos ini menjadi objek menjadi hal baru yang lagi
disemarakkan oleh pemerintah dan masyarakat lokal untuk revitalisasi budaya budaya yang ada
di Silalahi untuk dikelola sebagai salah satu destinasi yang menjadi daya tarik pariwisata di
Silalahi.Sebagaimana Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009
tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pemerintah, dan pemerintah daerah (Mutaqien et al., 2022).Pengembangan ini bukan tanpa dasar
melainkan sebagai suatu proudly dari masyarakat lokal daerah itu sendiri yaitu Silalahi.Ulos
yang sudah melingkupi segala hal dari way of life masyarakat.Dulu ulos digunakan sebagai
pakaian yang menjadi sandang untuk setiap hari seiring berjalannya waktu ulos menadi hal yang
berkaitan erat dengan budaya mereka sendiri yaitu perlengkapan adat.Namun ulos memiliki
esensi sendiri dalam setiap jenisnya maupun fungsinya.Ulos yang paling terkenal dengan ke
khasan Silalahi yaitu ulos Gobar.Dimana Ulos ini adalah ulos dengan nilai secara esensi maupun
nominal yang paling tinggi.Pengrajin dari tenun ulos Silalahi sendiri sampai waktu sekarang ini
masih ada namun keberadaannya sudah mulai berkurang.Penerus dari generasi ke generasi tetap
ada namun untuk generasi sekarang kurang diminati oleh kaula muda dengan beberapa alas an
tidak menyukai proses pembuatan karena memakan waktu yang cukup lama dan alat yang masih
sangat tradisionil.
UU Nomor 22 Tahun 1999 juga memberikan peluang yang lebih luas bagi daerah dalam
pengelolaan berbagai potensi sumber daya; kewenangan merumuskan dan menetapkan berbagai
aturan (perda) tanpa harus memohon persetujuan dari pusat; meningkatkan pemberdayaan
masyarakat melalui peranserta masyarakat baik dalam perencanaan, pelaksanaan,maupun
evaluasi berbagai program pembangunan, dan lain sebagainya (Pujaastawa, 2017).Kembali
kepada kebijakan pemerintah dan masyarakat lokal akan pengembangan Pariwisata Budaya
untuk memberikan focus lebih terhadap pemajuan akan pengembangan wisata ulos.
DAFTAR PUSTAKA
Mutaqien, N. F., Pujaastawa, I. B. G., & Suwena, I. W. (2022). Baduy Dalam Sentuhan
Pariwisata: Studi Antropologi Tentang Perkembangan Pariwisata di Desa Kanekes dan
Implikasinya. Sunari Penjor : Journal of Anthropology, 5(2), 69.
https://doi.org/10.24843/sp.2021.v5.i02.p03
Pujaastawa, I. B. G. (2017). Diktat antropologi pariwisata. Universitas Udayana, 41.