Anda di halaman 1dari 10

BAGAIMANA INDONESIA

MENGHADAPI ERA GLOBALISASI


Perubahan Iklim Dunia Usaha
Gerbang era globalisasi Dunia telah terbuka, khususnya sejak awal millennium lalu, yang
ditandai dengan menisbinya batas-batas wilayah antar negara di dunia dalam segala aspek
sumber daya. Sebagaimana telah di siratkan dalam berbagai perjanjian Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO) yang berawal dari perjanjian perdagangan multilateral (GATT)
pada perundingan Uruguay maupun kesepakatan pelaksanaan wilayah perdagangan bebas di
Asia (AFTA) bagi negara-negara kawasan Asia.
Memudarnya batas-batas ini tentu membuat arus lintas beragam sumber daya antar negara
menjadi kian mudah dan murah. Sebuah negara yant tidak memiliki sebuah jenis sumber daya
kini dapat memperolehnya dari negara lain.
Memasuki era globalisasi berarti pula memasuki era perdagangan bebas, yang menuntut
setiap pelaku usaha untuk lebih meningkatkan keunggulan kompetitifnya bila ingin tetap
eksis dalam pasar global. Seluruh pelaku usaha mau tidak mau harus mempersiapkan diri bila
ingin tetap sukses dalam era perdagangan bebas. Tidak terkecuali para pelaku usaha di
Indonesia, dengan mengingat kawasan Asia pun akan segera memberlakukan AFTA pada
tahun 2008, dimana untuk mempersiapkan hal itu akan diterapkan penghapusan segala bentuk
proteksi bagi pelaku bisnis domestik dalam bentuk penurunan struktur tarif (CPET) secara
bertahap.
Berbagai kewajiban dan ketentuan telah disepakati dalam putaran Uruguay. Segala bentuk
kewajiban dan ketentuan tersebut akan segera diberlakukan dalam era perdagangan bebas
yang harus dipatuhi oleh setiap pelaku usaha bila hendak turut bermain dalam percaturan
bisnis dunia. Hal ini dimaksudkan untuk dapat menciptakan perlakuan dan kesempatan yang
sama dengan menghilangkan berbagai bentuk hambatan perdagangan, baik berupa hambatan
tarif (tariff barier) maupun hambatan non tariff (non tariff barier).
Beberapa kewajiban yang menonjol dari perundingan yang melahirkan Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO) itu adalah:
Setiap negara harus memberikan perlakuan yang sama baiknya, pada produk atau jasa yang
berasal dari negara lain.
Adanya transparansi dalam setiap aturan main yang diterapkan.
Adapun ketentuan mengenai akses pasar menyatakan bahwa setiap negara berkewajiban
memberikan hak kepada pengusaha negara lain untuk memasuki pasar negaranya, khususnya
untuk sektor-sektor produk dan jasa yang telah dinyatakan sebagai sektor terbuka.
Dengan demikian akan tercipta suatu lingkungan persaingan yang sangat tajam, yang tidak
akan terlepas dari kemampuan penguasaan terhadap sumber daya alam, sumber daya
manusia, teknologi serta kemampuan dalam memanfaatkan peluang pada kancah
perdagangan internasional.
Untuk itu diperlukan suatu keunggulan kompetitif yang sangat kuat agar dapat bertahan dan
berkembang di era globalisasi, karena tidak dimungkinkannya lagi berlaku jaminan proteksi
dari pemerintah setempat untuk pelaku usaha domestik yang ingin memasuki pasar dunia.
Hanya pelaku usaha yang mampu meningkatkan keunggulan kompetitifnya yang berhasil
meraih dan meningkatkan pangsa pasar dalam kancah internasional.
Dalam setiap rekomendasinya Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) selalu menekankan
pentingnya masalah stabilitas ekonomi-politik, adanya transparansi, peningkatan efisiensi,
pengembangan infrastruktur, kerjasama dalam bidang teknologi dan finansial serta
pengembangan sumber daya manusia. Rekomendasi tersebut dianggap penting untuk
dilaksanakan oleh setiap pelaku usaha guna dapat memperkuat dan meningkatkan keunggulan
kompetitifnya.
Politik
Era demokratisasi telah merebak hampir di seluruh kawasan dunia, tidak terkecuali di
Indonesia. Sejalan dengan meningkatnya sistem demokratisasi, maka kesadaran akan
perlunya sistem otonomi juga semakin meningkat. Ide bahwa suatu pemerintahan ataupun
pimpinan pusat dalam bentuk satu mainframe yang merupakan bagian penting dari
keseluruhan pemerintahan akan menjadi usang. Kondisi ini menuntut terlaksananya
transparansi dalam setiap aspek berbangsa dan bernegara. Trend-trend dunia secara luar biasa
akan menuju ke arah kebebasan politik.
Indonesia sendiri akhir-akhir ini telah mengalami kemajuan yang sangat tajam dan berarti
dalam kehidupan berdemokrasi. Masa pembelajaran yang diperlukan Indonesia memang
sempat menimbulkan ketidak stabilan politik pada awal-awal tahap mengenal bentuk
demokrasi seutuhnya. Periode ini memang sempat menyebabkan meningkatnya country risk,
khususnya di mata para investor dunia.
Namun setelah berhasil melewati masa-masa sulit, situasi politik di Indonesia berangsur-
angsur pulih. Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi masyarakat pada umumnya dan
masyarakat bisnis pada khususnya, karena kestabilan politik serta sistem demokratisasi dan
transparansi dalam setiap aturan main yang diterapkan merupakan kunci utama untuk
memasuki era perdagangan bebas.
Kemampuan pemerintah untuk menjaga kestabilan politik dalam negeri yang menjamin
kepastian hukum dan penegakkan aturan yang jelas menjadi factor penting bagi keputusan
investor untuk memilih sebuah negara sebagai tempat menanamkan modal dan
mengembangkan usaha.

Ekonomi
Tingkat persaingan menjadi semakin tajam dalam memasuki era globalisasi ini. Perdagangan
bebas memungkinkan mengalirnya barang dan jasa antar negara tanpa adanya hambatan yang
berarti. Kondisi ini tentu menuntut kesiapan dan ketangguhan dari setiap pelaku usaha bila
tidak ingin tersingkir dari pasar dunia.
Keunggulan komparatif seperti mengandalkan tenaga kerja murah tidak lagi terlalu berarti,
sejak dimungkinkannya dilakukan multi sourcing pada era pasar bebas. Untuk itu diperlukan
keunggulan kompetitif yang lebih kuat, baik dalam hal sumber daya manusia yang
berkualitas, penguasaan teknologi maupun kemampuan akses pasar yang luas melampaui
batas-batas negara, dalam menghadapi persaingan yang kian meningkat.
Trend-trend dunia secara luarbiasa juga menuju ke arah pembentukan aliansi ekonomi guna
menunjang keunggulan kompetitif. Suatu trend besar yang akan terjadi di dalam komunitas
bisnis global adalah trend aliansi strategis. Dimana sebagian besar aliansi strategis itu akan
berskala internasional. Deregulasi, liberalisasi dan swastanisasi segera melanda dan melaju di
seluruh kawasan dunia.
Bagi pelaku usaha di Indonesia, kondisi ini bukan perkecualian, bila tidak ingin tertinggal
atau bahkan terlindas di percaturan dunia. Keunggulan kompetitif menjadi sebuah kewajiban
untuk setiap pelaku usaha bila ingin sukses dalam memasuki era perdagangan bebas, dimana
setiap pelaku bisnis dapat memasuki pasar negara manapun dengan tidak adanya lagi batas-
batas wilayah secara nyata. Sudah tentu kondisi ini menuntut sikap profesionalitas yang
tinggi dari setiap pelaku usaha, menuju era multi national company atau bahkan transnational
company.
Pasar bebas semakin memungkinkan kepemilikan sebuah perusahaan oleh banyak investor di
penjuru dunia sehingga mayoritas kepemilikan di satu pihak tidak lagi menjadi hal utama
yang menentukan keberhasilan untuk dapat memasuki pasar global. Situasi ekonomi
Indonesia yang semakin membaik dengan semakin pulihnya tingkat kestabilan dalam negeri
akan sangat mendukung masuknya pelaku-pelaku usaha dari manca negara untuk melakukan
aliansi strategis dengan pelaku-pelaku usaha di Indonesia.
Kecenderungan lain yang terjadi adalah pemfokusan seluruh sumber daya hanya pada unit
usaha yang berprospek dan menguntungkan serta sesuai dengan nilai-nilai maupun
kepentingan strategis jangka panjang. Pemilihan pemfokusan ini dapat dilakukan berdasarkan
evaluasi atas beberapa kriteria tertentu yaitu:
Prospek atau nilai usaha.
Kesesuaian dengan visi dan misi perusahaan.
Pemfokusan ini akan lebih memungkinkan setiap pelaku usaha untuk dapat mencurahkan
perhatian dan seluruh sumber dayanya dalam mencapai keuntungan tertinggi dengan
meningkatkan core competency di bidang-bidang yang terpilih saja, yang pada akhirnya akan
meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan tersebut.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa trend yang akan terjadi sebagai akibat dari
terbukanya perdagangan bebas adalah:
Spesialisasi kegiatan ekonomi
Mengalirnya arus modal atau investasi untuk memperoleh production based yang paling
kompetitif dalam upaya meningkatkan pangsa pasar.
Sosial
Kecenderungan terjadinya perubahan sosial maupun gaya hidup dari desa menuju
metropolitan, dari konsumsi produk padat karya menuju sarat teknologi canggih pada
masyarakat dunia maupun sebagian besar masyarakat Indonesia semakin menuntut tingkat
kepraktisan dalam gaya hidup serta meningkatkan kesadaran akan kebutuhan informasi. Hal
ini semakin meningkatkan kebutuhan akan pemberdayaan setiap elemen dalam masyarakat
untuk dapat lebih fleksibel serta tangguh dalam menghadapi dinamika dunia, yang menuju
pada suatu sistem dunia tanpa batas.
Pertumbuhan yang luar biasa akan segera menyusul ketika orang dibebaskan untuk
menyumbangkan ide dan energinya, dengan tidak adanya lagi keharusan untuk menerima
segalanya yang datang dari pemerintahan atau pimpinan pusat. Hal ini melahirkan suatu
pergeseran tatanan sosial baru dari sentralisasi menuju desentralisasi.
Derasnya arus informasi serta banyaknya pilihan produk dan jasa akan meningkatkan
kesadaran masyarakat akan kebutuhan pada produk dan jasa yang berkualitas tinggi.
Kebebasan dan keterbukaan pasar dunia akan diberikan pada siapapun yang dapat memenuhi
standar persyaratan teknis maupun standar persyaratan sistem jaminan mutu, melalui
prosedur pengujian yang diakui oleh lembaga akreditasi dan sertifikasi internasional.
Tidaklah mengherankan bila pada akhirnya kualitas yang dijamin melalui standar jaminan
mutu (ISO) akan menjadi salah satu prasyarat dalam transaksi perdagangan bebas, karena
konsumen dunia akan semakin kritis dalam memilih dan menilai kualitas dari produk ataupun
layanan jasa (service) yang ditawarkan.
Ketidakmampuan pelaku usaha untuk memenuhi standar kualitas internasional akan
mengurangi daya saingnya di pasar bebas, terutama bagi mereka yang menginginkan
pengembangan usaha ke arah bentuk transnational company guna dapat merambah pasar
internasional.
Pencapaian standar kualitas ini hanya dimungkinkan dengan adanya dukungan yang kuat dari
sumber daya yang berkualitas (termasuk sumber daya manusia), sistem manajemen yang baik
serta nilai-nilai budaya perusahan yang mengakar kuat, dibarengi dengan adanya komitmen
terhadap visi dan misi yang jelas.
Budaya
Revolusi dalam teknologi, khususnya teknologi informatika dan telekomunikasi telah
membuat segalanya menjadi transparan. Kemajuan di bidang teknologi maupun infrastruktur
penunjang lainnya telah membuat terjadinya evolusi budaya menuju budaya yang lebih
mandiri, serta semakin meningkatnya kesadaran untuk memperluas pengetahuan. Dengan
demikian akan tercipta suatu jaringan masyarakat yang global, tanpa adanya lagi batas-batas
wilayah yang nyata.
Tenaga kerja, khususnya tenaga ahli telah berubah peran dengan semakin meningkatnya
tingkat pengharapan dan kepuasan. Hal ini menuntut adanya pemberdayaan serta wewenang
yang lebih besar dalam lingkup perusahaan.
Semakin besar kekuasaan teknologi, semakin besar pula kekuasaan yang dimiliki pemakai
induvidualnya. Dengan demikian akan terjadi peningkatan pemberdayaan baik secara
individual (tenaga kerja) maupun dalam bentuk gaya kepemimpinan dalam perusahaan.
Ketika para pelaku bisnis mulai menyadari bahwa pasar mereka pada akhirnya akan menjadi
satu dan sama, aliansi lintas perbatasan dan lintas industri akan menjadi norma baru dalam
masyarakat industri.
Dilain pihak semakin lancar arus informasi, membuat semakin banyak orang mendengar
keindahan lingkungan dan budaya belahan dunia lainnya, yang semakin meningkatkan hasrat
masyarakat untuk melihat sendiri lingkungan dan budaya itu sejalan dengan sifat
keingintahuan dan hasrat pembelajaran pada diri manusia sebagaimana dijelaskan dalam teori
Y tentang sifat dasar manusia. Trend ini akan merupakan peluang emas tersendiri dari sisi
ekonomi, khususnya dari segi pariwisata. Melakukan perjalanan pariwisata akan menjadi
budaya tersendiri yang diakibatkan oleh trend informasi global. Sarana infrastruktur
penunjang yang baik sangat diperlukan dalam mendukung perkembangan sektor pariwisata
yang semakin pesat.
Teknologi
Seperti telah disinggung sebelumnya, bahwa kemajuan pesat dalam teknologi, khususnya
telekomunikasi dan informatika telah membuat evolusi dalam segala aspek kehidupan,
khususnya dalam aspek sosial budaya. Era transparansi telah dimulai, yang membuat tidak
adanya lagi batas-batas yang nyata antar negara, khususnya dalam dunia usaha sehingga
semakin memungkinkan dilakukannya multi sourcing serta terciptanya transnational
company guna memperluas akses penetrasi pasar dunia.
Pergeseran produk dan jasa dari padat karya menjadi sarat teknologi akan terjadi dalam kurun
waktu yang tidak lama lagi. Telekomunikasi akan merupakan kekuatan penggerak yang
secara serentak menciptakan ekonomi global yang besar sekali. Serta di dalam jaringan
ekonomi global abad ke 21, teknologi informasi akan mendorong perubahan sama pastinya
seperti ketika manufaktur mendorong perubahan di dalam era industri.
Kemajuan pesat dalam teknologi telekomunikasi dan informatika melahirkan suatu bentuk
perdagangan baru berupa perdagangan menggunakan media elektronik (e-commerce) yang
memungkinkan terjadinya perdagangan melewati batas-batas negara serta penguasaan pasar
dunia dalam bentuk transnational company. Trend e-commerce ini telah menunjukkan betapa
semakin tipisnya batas-batas wilayah antar negara di dunia yang semakin global sejalan
dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dunia akan gaya hidup yang lebih praktis.
Pada dasarnya ada empat ide dasar yang sedang terwujud di dunia ini yang disebabkan oleh
perkembangan teknologi:
Pembauran teknologi
Aliansi strategi
Pembentukan jaringan global
Akses pada teknologi informasi-telekomunikasi untuk pengembangan individu
Untuk itu tidak ada jalan lain kecuali diperlukannya dukungan dan kesiapan yang kuat bagi
setiap pelaku usaha dalam hal penguasaan teknologi dan informasi bila tidak ingin tertinggal
dalam kancah internasional. Penguasaan teknologi dan informasi akan menjadi suatu
keharusan dalam dunia usaha. Semakin besar kemajuan dalam akses informasi, akan semakin
besar pula kemampuan dan kesempatan setiap pelaku usaha untuk belajar dan mendapatkan
keuntungan melalui pembagian informasi penting dari seluruh dunia.
Penguasaan informasi merupakan hal yang penting bagi para pelaku usaha di negara-negara
berkembang, karena bersama dengan gerakan swastanisasi dan pendidikan, hal lain yang
paling mendukung kesejahteraan ekonomi negara yang sedang berkembang adalah prasarana
telekomunikasi dan akses informasi. Tanpa prasarana telekomunikasi dan informasi maka
perekonomian suatu bangsa akan gagal. Tepat ketika bergerak secara global ke satu pasar
ekonomi maka kita pun bergerak dalam telekomunikasi ke satu jaringan tingkat dunia dengan
keterkaitan satu sama lain.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat telah pula menciptakan semakin banyak jenis jasa
yang dapat diperdagangkan. Bahkan kemajuan teknologi akan memacu proses pemberdayaan
individual yang melahirkan semakin banyak bentuk perdagangan hak intelektual atau hak
cipta. Adanya kecenderungan ini telah membuat kesepakatan perundingan perdagangan
multilateral (GATT) dalam putaran Uruguay menghasilkan aturan-aturan baru dalam bidang
perdagangan jasa atau services (GATS) serta perdagangan hak-hak intelektual (TRIPs) yang
menunjukkan semakin tingginya tingkat pengakuan dan penghargaan masyarakat dunia akan
sumber daya manusia yang berkualitas.
Namun disadari bahwa tidak semua negara memiliki tingkat kemajuan yang sama dalam hal
teknologi, walaupun era pasar bebas sangat menuntut kemampuan dan pengusaan teknologi
sebagai salah satu kunci keunggulan kompetitif. Kondisi ini akan menciptakan terjadinya
suatu aliansi strategis ataupun kooperasi yang saling menguntungkan antar perusahaan dari
berbagai negara.
Penanaman Nilai-Nilai Utama (Core Values)
Penentuan arah strategi menuju masa depan yang cemerlang tentunya tidak terlepas dari visi
dan misi yang di canangkan oleh suatu perusahaan. Sebuah visi dan misi yang implementatif
tentu harus digali dari budaya yang mengakar kuat di seluruh tubuh perusahaan. Guna dapat
meningkatkan kinerja perusahaan yang berkualitas, secara keseluruhan diperlukan adanya
suatu dukungan nilai-nilai perusahaan yang tertanam kuat sebagai dasar pijakan bagi seluruh
unit kerja di dalamnya dalam mencapai sasaran dan tujuan jangka panjang perusahaan.
Pembangunan budaya serta nilai-nilai perusahan yang kuat sangat diperlukan dalam proses
perkembangan maupun perbaikan. Budaya perusahaan akan mencerminkan sasaran, tujuan,
ideologi perusahaan kepada seluruh anggotanya serta akan memberikan garis-garis pedoman
yang kukuh yang akan membentuk perilaku setiap individu dalam melakukan setiap tindakan
untuk mencapai sasaran utama maupun tujuan perusahaan. Disamping itu, budaya perusahaan
juga akan menjadi perekat sosial atau normatif bagi seluruh perusahaan yang membentuk
norma-norma perilaku serta gaya kepemimpinan yang diterapkan.
Pada dasarnya budaya dan nilai-nilai utama yang ditanamkan melaksanakan beberapa fungsi
penting yaitu:
Identitas bagi seluruh perusahaan.
Komitmen dari setiap individu.
Stabilitas sistem sosial.
Sehingga pada akhirnya budaya dan nilai-nilai utama perusahaan akan mempengaruhi
perilaku dalam:
Nilai-nilai perusahaan yang mendasari setiap tindakan.
Iklim perusahaan.
Gaya kepemimpinan.
Budaya dan nilai yang dianut tentulah harus merupakan budaya dan nilai yang selaras dengan
sasaran dan tujuan perusahaan dan diyakini dapat mencapai sasaran dan tujuan tersebut.
Nilai-nilai utama (core value) yang menekankan pada adanya komitmen untuk selalu
meningkatkan keinginan akan pemberdayaan melalui suatu proses belajar yang terus menerus
(learning organization), kerja sama yang baik (team work) serta kualitas pencapaian sangat
diperlukan bagi sebuah perusahaan yang berkeinginan membentuk dirinya menjadi
transnational company guna lebih survive dalam merambah pangsa pasar pada percaturan
pasar international. Tak pelak lagi, suatu sikap profesionalitas yang membudaya pada setiap
individunya mutlak diperlukan dan ditanamkan dalam pengelolaan suatu perusahaan berskala
multinational.
Dengan mengacu pada visi dan misi serta tujuan jangka panjang, sebuah perusahaan yang
bercita-cita dapat eksis di pasar global sebagai pelaku usaha yang diperhitungkan
keberadaannya, haruslah menerapkan nilai-nilai utama yang tepat, berupa:
Sikap profesionalisme dan transparansi dalam setiap tindakan.
Pencapaian hasil usaha serta kualitas pelayanan yang unggul.
Kerja sama yang baik dalam bentuk team work dan sinergi antar unit bisnis.
Kepercayaan dan Perlakuan yang sama serta adil bagi seluruh anggota.
Keinginan untuk terus berkembang melalui proses pemberdayaan (empowerment) guna
meningkatkan produktifitas secara berkesinambungan.
Mencapai pertumbuhan keuntungan bagi para pemegang saham (stake holders).
Budaya dan nilai yang diyakini oleh perusahaan haruslah diimplementasikan dan
disosialisasikan ke seluruh unit kerja dan setiap individu yang tergabung di dalamnya. Setiap
manajemen puncak wajib meneruskan budaya dan nilai perusahaan ke segenap unit bisnis
dan seluruh anggotanya.
Dengan adanya budaya dan nilai perusahaan ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi setiap
unit kerja ataupun unit bisnis dalam membentuk dan mengembangkan sub-budaya yang
sesuai iklim dan lingkungan usahanya. Dengan demikian akan terjadi kesinambungan
kepentingan dalam mencapai sasaran dan tujuan bersama dalam jangka panjang serta tercipta
suatu sinergi dan harmonisasi antar unit bisnis.
Pentingnya Fokus Kompetensi Utama (Core Competence)
Untuk dapat meningkatkan daya saing atau keunggulan kompetitif di pasar dunia, sebuah
perusahaan seyogyanya haruslah memiliki core competence yang kuat dengan memfokuskan
perhatian dan sumberdaya yang dimilikinya hanya pada unit-unit usaha yang berprospek,
menguntungkan serta memiliki kesesuaian dengan visi dan misi yang diyakininya. Tidak
adanya kejelasaan pengalokasian sumber daya yang tepat sebagai akibat dari tidak adanya
fokus pada kompetensi utama hanya akan membuat perusahaan seringkali membuang waktu
dan energi pada sektor-sektor yang tidak dikuasai dan berujung pada kegagalan pencapaian
jangka panjang.
Dengan memfokuskan seluruh perhatian dan sumberdaya yang dimilikinya pada ke bidang-
bidang usaha yang dikuasai, sebuah perusahaan akan mampu meningkatkan daya saing
ataupun keunggulan kompetitifnya guna dapat merambah kancah dunia usaha domestik serta
internasional sebagai pelaku usaha yang diperhitungkan sebagaimana tertuang visi dan
misinya.

Terapkan Rencana yang sesuai dengan kondisi


Suatu rencana yang seringkali ditempuh oleh suatu perusahaan untuk dapat bertahan dalam
masa-masa sulit adalah strategi pengurangan aset perusahaan. Rencana pengurangan aset,
khususnya dalam hal pengurangan jumlah karyawan merupakan rencana yang terlihat
menguntungkan dalam jangka waktu pendek.
Namun hal ini dapat berpengaruh pada kestabilan perusahaan dalam jangka panjang untuk
tetap dapat mempertahankan nilai-nilai yang telah dibinanya guna dapat mencapai tujuan
jangka panjang serta kesiapan memasuki pasar global.
Perusahaan-perusahaan yang melakukan pengurangan jumlah karyawan berharap bahwa
mereka akan dapat mengurangi overhead cost, sehingga seakan-akan dapat meningkatkan
keuntungan dan produktivitas. Namun hasil-hasil penelitian baik literatur maupun empiris
lebih banyak menunjukkan bahwa langkah ini lebih banyak mengandung konsekwensi
negatif, karena perusahaan akan menjadi kehilangan kekuatan penopang jalannya usaha,
termasuk kehilangan sumber-sumber daya manusia yang telah terdidik dan terlatih serta telah
mengenal dan memahami nilai-nilai budaya maupun iklim berusaha di perusahaan.
Rencana yang lebih tepat diterapkan dalam kondisi sulit adalah rencana sistemik. Suatu
rencana bagi setiap pelaku bisnis yang telah memiliki sumber daya perusahaan yang sangat
bernilai, khususnya dalam hal sumber daya manusia yang mumpuni dan telah teruji
kehandalannya, yang mampu bertahan dan bersama-sama perusahaan bersiap diri agar dapat
survive dalam kancah pasar global.
Rencana sistemik lebih mengarah pada perumusan kembali dan pembentukan budaya
perusahaan yang kuat. Budaya yang mementingkan kualitas dalam perusahaan untuk
mencapai tujuan dalam jangka waktu panjang melalui suatu proses pemberdayaan sumber
daya manusia secara berkesinambungan (learning organization).
Perhatian akan dipusatkan pada pembangunan budaya dan nilai-nilai perusahaan, sistem
pengelolaan sumber daya manusia serta peningkatan pelayanan terhadap pelanggan secara
terus menerus. Hal ini sejalan dengan asumsi dasar dari teori Y akan sifat dasar manusia yang
menegaskan bahwa pada dasarnya manusia bekerja secara intrinsik sehingga selalu
termotivasi untuk bekerja dan ingin menjadi lebih kreatif serta berprestasi.
Untuk dapat menerapkan rencana sistemik, organisasi harus dapat menghargai dan
memberdayakan setiap individu yang bekerja di dalam perusahaan dengan memberikan lebih
banyak kewenangan yang membutuhkan perubahan dan pengembangan dalam budaya
perusahaan maupun gaya kepemimpinan untuk dapat mencapai peningkatan kualitas,
produktivitas dan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu diperlukan suatu program
pemberdayaan perusahaan baik dari segi manajemen maupun pada setiap individu yang
terlibat di dalamnya melalui suatu proses organisasi yang terus belajar (learning
organization). Pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia ini sejalan pula
dengan rekomendasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Learning organization merupakan suatu usaha secara sadar yang merupakan bagian dari
organisasi untuk bertahan dan meningkatkan kompetensi organisasi. Hal ini dilakukan agar
dapat meningkatkan kemampuan beradaptasi terhadap dinamika dunia usaha serta
meningkatkan efisiensi dan kualitas, karena perusahaan harus tetap dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan atau dinamika yang terjadi namun dengan tetap memperhatikan stabilitas
serta kontinuitas untuk dapat berfungsi dengan baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan dari proses learning organization ini adalah untuk
menuju suatu perbaikan baik secara individual maupun dari sisi nilai-nilai perusahaan yang
pada akhirnya mempengaruhi gaya kepemimpinan dalam suatu perusahaan serta perubahan
perilaku (change of behaviour) dari setiap sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya ke
arah perilaku yang diinginkan.
Guna dapat menunjang rencana sistemik, diperlukan sinergi yang erat antar unit-unit kerja,
sehingga dapat memperkuat nilai-nilai yang dimiliki. Setiap individu yang tergabung dalam
perusahaan dapat saling bertukar ilmu dan pengalaman, sejalan dengan terjadinya
kecenderungan perubahan dalam pemahaman keberadaan ataupun posisi tenaga kerja di
seluruh dunia, yang semakin menuju ke arah gerakan lintas perusahaan.
Pada akhirnya sinergi dan proses learning organization diperlukan dalam peran manajerial
agar dapat mempertahankan keseimbangan dinamis antara kebutuhan akan stabilitas, guna
memudahkan perusahaan dalam mencapai tujuan-tujuan jangka pendek, dan kontinuitas
untuk menjamin terjadinya proses perkembangan yang sejalan dengan kebutuhan akan
adaptasi dan inovasi. Keseimbangan ini dibutuhkan agar gerak perusahaan dapat lebih
proaktif dan fleksibel dalam menanggapi setiap peluang maupun perubahan eksternal yang
terjadi.
Penguasaan teknologi juga menjadi aspek penting dalam keberhasilan dan kemajuan suatu
perusahaan, khususnya dalam menghadapi era perdagangan bebas menuju suatu bentuk
transnational company. Dengan penguasaan teknologi yang kuat, khususnya dalam bidang
teknologi telekomunikasi dan infomatika akan memudahkan perusahaan untuk dapat lebih
proaktif dalam menanggapi setiap peluang yang ada serta lebih efisien dalam melakukan
koordinasi.
Pelaku usaha yang tidak adaptif terhadap perkembangan teknologi serta tidak menguasai
informasi-informasi strategis akan tertinggal dan terlindas dalam pertarungan di era
globalisasi.
Dapat dikatakan bahwa peningkatan produktifitas sangat ditentukan oleh 3 faktor:
Keahlian manajerial dengan sikap profesionalitas.
Sumber daya manusia yang berkualitas, yang dibangun berdasarkan budaya perusahaan yang
kuat.
Penguasaan akan teknologi.
Suatu strategi yang tidak kalah penting untuk diterapkan sebuah perusahaan yang ingin terus
bertumbuh di era globalisasi ini adalah strategi aliansi. Strategi ini memungkinkan sebuah
perusahaan dapat memperoleh kekuatan kompetitif dalam menghadapi tingkat persaingan
yang sangat tajam di pasar dunia.
Rencana aliansi ini ditempuh mengingat krisis ekonomi yang berkepanjangan dapat membuat
kondisi finansial banyak perusahaan menjadi terguncang, yang tentunya akan mempersulit
gerak langkahnya dalam merambah pasar yang lebih luas lagi.
Dengan masalah-masalah ekonomi yang di hadapi Indonesia, termasuk lingkup dunia
perbankan dewasa ini maka strategi pendanaan yang hanya bertumpu pada pinjaman Bank
akan menjadi tidak realistis. Pinjaman Bank tidak lagi merupakan alternatif yang langgeng
mengingat stok hutang yang sudah membengkak. Untuk itu diperlukan suatu dukungan
keuangan dari mitra strategis dalam bentuk suatu strategi aliansi.
Rencana ini juga sangat dibutuhkan dalam hal penguasaan teknologi, mengingat umumnya
sebagian besar teknologi canggih berasal dari negara-negara maju. Dengan strategi aliansi ini
sebuah perusahaan akan dapat semakin memperkuat dan meningkatkan keunggulan
kompetitifnya di pasar international.
Pada akhirnya untuk dapat meningkatkan core competency yang dimiliki serta keunggulan
kompetitif di pasar dunia, sebuah perusahaan haruslah memfokuskan perhatian dan
sumberdaya yang dimilikinya hanya pada unit-unit bisnis yang berprospek, menguntungkan
serta memiliki kesesuaian dengan visi dan misi serta nilai-nilai budaya yang diyakininya.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa langkah strategis yang perlu dijalankan oleh
sebuah perusahaan guna dapat mencapai sasaran dan tujuan jangka panjang. Perusahaan yang
ingin berkiprah sebagai salah satu pelaku usaha yang diperhitungkan keberadaannya di pasar
global serta dibanggakan dalam pasar domestic maka langkah-langkah strategi yang tepat
untuk diterapkan adalah dalam bentuk:
rencana sistemik, dengan membangun budaya perusahaan yang kuat serta senantiasa
melakukan proses pemberdayaan bagi setiap individu maupun sistem manajemen secara
keseluruhan melalui suatu proses belajar yang terus menerus. Dengan proses belajar (learning
organization) ini diharapkan akan tercapai suatu perbaikan dalam bentuk gaya manajemen
yang sesuai serta perilaku yang diinginkan melalui sistem penghargaan (reward system) yang
baik, program pelatihan yang berkesinambungan serta penanaman nilai-nilai utama
perusahaan.
Suatu bentuk kerja sama yang menguntungkan (team work) atau sinergi antar unit kerja
ataupun unit bisnis, khususnya yang memiliki kesamaan ruang lingkup usaha guna saling
memperkuat dan meningkatkan keunggulan kompetitif.
rencana aliansi, guna menambah kekuatan dan keunggulan kompetitif dalam percaturan pasar
dunia.
Fokus pada bisnis inti (core business) yang berprospek dan memiliki kesesuaian dengan visi,
misi maupun strategi jangka panjang, yaitu pada sektor telekomunikasi dan infrastruktur.
Mengingat sumber daya manusia merupakan faktor penentu dan tulang punggung penggerak
roda usaha, maka dalam upaya bertahan dan bahkan bertumbuh di era globalisasi ini perlu
segera dilakukan pemberdayaan sumber daya manusia yang handal dan berkualitas. Sumber
daya manusia yang tidak hanya mengandalkan kemampuan fisik namun juga kemampuan
rencana perencanaan dan pengelolaan yang baik.
Bertumpu pada sumber daya manusia yang hanya mengandalkan kekuatan fisik hanya
membuat sebuah perusahaan tertinggal dan kalah bersaing dalam percaturan dunia usaha
international. Sekedar ‘menjual’ sumber daya manusia yang murah pada akhirnya akan
membuat sebuah negara hanya menjadi tempat singgah sementara bagi pelaku dan investor
dunia usaha.
Perkembangan teknologi informasi membuat konsumen yang kian cerdas, selektif dan kritis
dalam memilih jenis barang maupun layanan yang ditawarkan. Konsumen tidak lagi sekedar
memilh barang dan layanan yang dibutuhkan namun telah memilih sesuai spesifikasi dan
standar yang diinginkannya, sehingga mutu dan kualitas barang dan jasa menjadi factor yang
sangat penting dalam proses pengambilan keputusan konsumen.
Pembangunan sumber daya manusia yang handal tentu tidak dapat diperoleh secara instan.
Perlu strategi pengembangan sumber daya manusia yang berkarakter dan berkeahlian. Untuk
itu dibutuhkan kerjasama dan koordinasi antara semua pihak yang berkepentingan, baik dunia
usaha dan pemerintah. Peran pemerintah tentu tak kalah penting dengan dunia usaha dalam
upaya pembentukan manusia yang berkarakter tangguh, yang harus dimulai dari bangku
pendidikan. Sedangkan dunia usaha diharapkan berperan dalam pengembangan sumber daya
manusia sesuai dengan kemajuan teknologi terkini.
Sudah waktunya bagi setiap pelaku usaha dan pemerintahan setiap negara untuk mulai
mencanangkan “tahun pemberdayaan sumber daya manusia menuju pengembangan
sumber daya manusia yang handal dan berkualitas, yang siap untuk menyongsong era
perdagangan bebas dan memasuki percaturan pasar dunia, bila tidak ingin tergilas
oleh kemajuan zaman”.

Anda mungkin juga menyukai