Myres Ma Alkhairat
Myres Ma Alkhairat
Judul
Potensi Daun Kemangi Sebagai Antibakteri Melalui Uji Ekstrak
Bidang Penelitian:
Matematika, Sains dan Teknologi
10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% (+) (-)
S.aureus 9.89 9.22 9.78 9.86 9.58 8.99 8.81 8.34 7.53 7.40 19.48 8.89
E.colli 10.19 10.73 8.82 9.65 9.61 5.91 5.94 5.81 5.96 5.84 19.85 9.34
1
Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
A. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Apakah terdapat pengaruh perasan daun kemangi (Ocimum sanctum
L.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus &
Escherchia coli ?
2. Berapa konsentrasi terbaik perasan daun kemangi (Ocimum sanctum
L.) untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus &
Escherchia coli ?
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh perasan daun kemangi (Ocimum
sanctum L.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus &
Escherchia coli.
2. Untuk mengetahui konsentrasi perasan daun kemangi yang paling baik
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus &
Escherchia coli.
Manfaat penelitian
Kajian Teori
2
Tinjauan Pustaka / Penelitian Terdahulu
Menurut Nababan dkk (2015) bahwa pemberian ekstrak etanol daun kemangi
dengan konsentrasi yang berbeda-beda berpengaruh terhadap diameter zona
hambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus. Menurut Angelina, dkk (2015)
mengatakan bahwa ekstrak etanol Ocimum sanctum yang diujikan terhadap
bakteri Staphylococcus aureus memiliki zona hambat yang besar
dibandingkan terhadap bakteri Escherchia coli. Hal ini menunjukkan bahwa
ekstrak etanol Ocimum sanctum lebih berpotensi dalam menghambat
pertumbuhan bakteri gram positif dibandingkan dengan penghambatan
terhadap gram negatif.
Hipotesis yang bisa kami berikan yaitu, Daun kemangi bisa menjadi potensi
obat sebagai antibakteri
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan.
Menurut Hanafiah (dalam Norfahronni, dkk. 2014), untuk menentukan
banyaknya ulangan digunakan rumus :
( r-1)( n-1) ≥ 15
Dimana : n = banyaknya ulangan dan r = banyaknya perlakuan.
Maka, banyaknya ulangan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
( 6 – 1)( n – 1) ≥ 15
5( n – 1) ≥ 15
5n – 5 ≥ 15
5n ≥ 20
n≥4
3
d. Perlakuan D = Biakan Staphylococcus aureus & Escherichia coli diberikan
perasan daun Ocimum sanctum 15 %
e. Perlakuan E = Biakan Staphylococcus aureus & Escherichia coli diberikan
perasan daun Ocimum sanctum 20 %
f. Perlakuan F = Biakan Staphylococcus aureus & Escherichia coli diberikan
pada streptomisin dan vankomisin (kontrol positif).
3.4 Variabel penelitian
Variabel yang diamati dan diukur dalam penelitian ini yaitu :
1. Variabel bebas (X), yaitu Konsentrasi perasan daun kemangi.
2. Variabel terikat (Y), yaitu pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus &
Escherichia coli.
3.5 Definisi operasional variabel.
1. Perasan daun kemangi adalah hasil dari daun kemangi yang ditumbuk halus
dan diperas sehingga menghasilkan air perasan.
2. Konsentrasi perasan daun kemangi adalah campuran antara perasan daun
kemangi dengan aquades sehingga diperoleh konsentrasi 5%, 10%, 15%,
20%.
3. Pertumbuhan bakteri bisa dilihat dari zona hambat yaitu zona yang
menunjukkan aktif dan resisten tidaknya suatu bakteri terhadap suatu
senyawa atau zat.
3.6 Alat dan Bahan
3.6.1 Alat
Alat yang digunakan cawan petri besar, lampu spritus, mikropipet,
pinset, gunting, gelas kimia, ose, spatula, timbangan analitik, Erlenmeyer 250
ml, inkubator, jangka sorong, lumping dan alu, saringan kecil, oven, kertas
saring, autoklaf, hotplate, spektrofotometri, laminar air flow, gelas ukur, blutip,
kuvet.
3.6.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perasan daun tanaman
kemangi (Ocimum sanctum L.) bakteri Staphylococcus aureus & Escherichia coli,
media Muller Hilton Agar (MHA), media Nutrient Broth (NB), aquades, alkohol
70%, kapas, antibiotik vankomisin dan streptomisin, tisu, aluminium foil dan
blank dish.
3.7 Prosedur Kerja
3.7.1 Sterilisasi Alat
Sebelum disterilkan alat-alat yang akan digunakan dicuci dengan bersih
lalu dikeringkan. Gelas kimia, tabung reaksi, gelas ukur, cawan petri,
erlenmeyer, dan batang pengaduk dibungkus dengan kertas kemudian
disterilkan dalam oven dengan suhu 1600C selama ± 2 jam. Sedangkan alat-
alat lainnya yang terbuat dari logam seperti ose disterilkan pada pijaran api
sampai ± 1 menit.
3.7.2 Persiapan Bahan baku
Bahan baku dalam penelitian ini adalah perasan daun kemangi. Untuk
mendapatkan perasaan daun kemangi dilakukan dengan cara mengambil
daun muda dari tanaman kemangi yang masih segar kemudian dicuci bersih
untuk memungkinkan tidak ada kotoran yang tercampur di dalamnya.
Selanjutnya daun yang sudah dicuci tersebut ditumbuk sampai halus lalu
diperas. air perasan ini yang nantinya akan dilakukan dalam pembuatan
konsentrasi.
3.7.3 Pembuatan Konsentrasi Perasan Daun Kemangi (Ocimum sanctum
L.)
Perasaan daun tanaman kemangi diukur sebanyak 100 ml kemudian
dibagi menjadi empat bagian yaitu 5 ml perasaan daun kemangi dicampur
dengan 95 ml aquades merupakan suspensi dengan konsentrasi 5%, 10 ml
perasaan daun kemangi dicampur dengan 90 ml aquades merupakan suspensi
dengan konsentrasi 10%, 15 ml perasaan daun kemangi dicampur dengan 85
4
ml aquades merupakan suspensi dengan konsentrasi 15%, selanjutnya 20 ml
perasaan daun kemangi dicampur dengan 80 ml aquades merupakan suspensi
dengan konsentrasi 20%.
3.7.4 Pembuatan Starter Bakteri
Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli diinokulasi ke
masing-masing medium Nutrien Broth sebanyak 1 ose, kemudian diinkubasi
selama 1 x 24 jam dengan suhu 37oC (Prawira, dkk, 2013). Setelah masa
inkubasi, maka starter bakteri ini siap digunakan untuk kegiatan uji sensivitas
bakteri.
3.7.5 Uji Sensitivitas Antibakteri
Untuk uji sensivitas bakteri, terlebih dahulu starter Staphylococcus
aureus & Escherichia coli diukur kekeruhannya dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 580 nm dengan nilai Optical Density (OD) 0,6. Setelah
dilakukan pengukuran starter bakteri uji dimasukkan ke dalam cawan petri
sebanyak 1 ml dengan menggunakan mikropipet. Kemudian ke dalam cawan
dimasukkan Muller Hilton Agar (MHA) steril yang telah didinginkan sampai
450C sebanyak 30 ml dan selama penuangan medium tutup cawan tidak boleh
dibuka terlalu lebar untuk menghindari kontaminasi dari luar. Cawan petri
digerakkan di atas meja secara hati-hati untuk menyebarkan sel-sel mikroba
secara merata dengan gerakkan melingkar, setelah agar memadat dilakukan
uji kepekaan bakteri.
Uji kepekaan dalam penelitian ini menggunakan metode Diffusion test
(Kirby-Bauer) dengan langkah-langkah pertama adalah cakram blank
direndam dalam perasan daun kemangi. Proses perendaman dilakukan
dengan cara merendam cakram blank dalam perasan daun kemangi yang
memiliki konsentrasi berbeda selama 30 menit. Cakram blank diangkat
kemudian diletakkan dalam media MHA yang sudah terisi biakan bakteri
dengan menggunakan pinset, masing-masing cawan petri berisi lima lembar
kertas cakram yang sudah direndam pada perasan daun kemangi, cakram
yang direndam dalam akuades untuk kontrol negatif dan cakram yang
mengandung antibiotik vankomisin dan streptomisin untuk kontrol positif.
Media yang telah berisi kertas cakram di masukkan ke dalam inkubator dan
diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 370C selama pertumbuhan optimum
masing-masing bakteri. Diameter zona hambat atau zona bening yang
terbentuk diukur dengan menggunakan jangka sorong (Darmawi, dkk; 2013).
5
Untuk uji homogenitas menggunakan rumus Levene’s Wang (2008)
sebagai berikut:
(𝑁 − 𝑘) ∑𝑘𝑖−1 N𝑖 (Ž𝑖 − Ž)2
𝑊= + 𝑘
(𝐾 − 1) ∑𝑖−1 ∑N𝑖𝑗−1 (Z𝑖𝑗 − Ž𝑖)
2
Jadwal Penelitian
Untuk Penelitian “Potensi Daun Kemangi Sebagai Antibakteri Melalui Uji
Ekstrak” kami mengambil kesempatan selama kurang lebih 3 bulan dari
bulan Juni - Agustus tahun 2023 dan bertempat di Laboratorium
Mikrobiologi Jurusan Biologi Univeritas Negeri Manado
Daftar Pustaka
6
• Hendrik, SB. 2012. Antimikroba. BiologiOral/Farmakologi. Diakses pada
25 Agustus 2014. hsetiabudi@unair.ac.id.
• Holt, et al. (1994). Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 9th
Edition. USA: Williams and Wilkins Baltimore
• Ismarani. (2012). Potensi senyawa tanin dalam menunjang produksi
ramah lingkungan.CEFARS Jurnal agribisnis dan pengembangan
wilayah, 3(3)