Anda di halaman 1dari 7

Proposal Penelitian

Judul
Potensi Daun Kemangi Sebagai Antibakteri Melalui Uji Ekstrak

Bidang Penelitian:
Matematika, Sains dan Teknologi

Nama Peneliti : 1. Siti Rohmi Al Munawirah


2. Juniar Olivia Mile
Asal Madrasah : MA Alkhairaat KP Jawa Tondano
Latar Belakang Masalah
Kemangi merupakan tanaman yang mudah didapatkan tersebar hampir
diseluruh Indonesia karena dapat tumbuh liar maupun dibudidayakan dan
banyak dijumpai di Indonesia sebagai tanaman yang kaya akan manfaat,
salah satu manfaat tanaman kemangi di Indonesia yaitu sebagai sayuran
untuk pemacu selera makan. Umumnya masyarakat Tondano menggunakan
tanaman kemangi sebagai sayuran dan menghilangkan \bau mulut. Daun
kemangi memiliki banyak kandungan kimia yang diyakini dapat digunakan
sebagai antibakteri, seperti minyak atsiri, alkaloid, glikosida, saponin,
flavonoid, triterpenoid, steroid dan tannin (Darmiati, 2007).

Kemangi diduga memiliki potensi sebagai senyawa antibakteri alternatif


karena terdapat kandungan metabolit sekunder yang besar. Potensi sebagai
senyawa antibakteri dari tanaman dapat diketahui melalui pengujian
terhadap bakteri-bakteri patogen yang menyebabkan penyakit bagi manusia.
Bakteri patogen yang sering digunakan dalam pengujian potensi senyawa
antibakteri adalah bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Bakteri S.aureus mewakili bakteri Gram positif dan bakteri E. coli mewakili
bakteri Gram negatif (Holt etal.,1994).

Staphylococcus aureus sering dilaporkan sebagai penyebab keracunan.


Staphylococcus aureus dalam jumlah 106−10 cfu/ml berpotensi
menghasilkan enterotoksin yang bersifat tahan panas sampai dengan suhu
1100C selama 30 menit. Enterotoksin S.aureus menyebabkan mual, muntah,
dan diare (Suwito, 2010). Escherichia coli dapat menghasilkan enterotoksin
yang menyebabkan diare. Bakteri ini juga merupakan penyebab utama
infeksi pada saluran kencing dan meningitis (WHO, 2000 dalam Setyorini,
2013).

Selanjutnya berdasarkan hasil pra laboratorium yang kami lakukan


menunjukan bahwa terdapat variasi luas zona hambat oleh beberapa
konsentrasi perasan daun kemangi (Ocimum sanctum L.), Zona hambat yang
terbentuk dapat dilihat dalam tabel berikut :

10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% (+) (-)
S.aureus 9.89 9.22 9.78 9.86 9.58 8.99 8.81 8.34 7.53 7.40 19.48 8.89
E.colli 10.19 10.73 8.82 9.65 9.61 5.91 5.94 5.81 5.96 5.84 19.85 9.34

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik melakukan


penelitian untuk mengetahui “Potensi Daun Kemangi Sebagai Antibakteri
Melalui Uji Ekstrak”

1
Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
A. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Apakah terdapat pengaruh perasan daun kemangi (Ocimum sanctum
L.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus &
Escherchia coli ?
2. Berapa konsentrasi terbaik perasan daun kemangi (Ocimum sanctum
L.) untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus &
Escherchia coli ?

B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh perasan daun kemangi (Ocimum
sanctum L.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus &
Escherchia coli.
2. Untuk mengetahui konsentrasi perasan daun kemangi yang paling baik
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus &
Escherchia coli.
Manfaat penelitian

1. Dapat memberikan informasi dan wawasan pengetahuan tentang


manfaat daun kemangi sebagai obat tradisional.
2. Dapat menambah wawasan bagi peneliti tentang manfaat daun
tanaman kemangi sebagai penghambat bakteri yang menyebabkan
penyakit. Selain itu, dapat dijadikan pedoman untuk penelitian
selanjutnya.

Kajian Teori

Kemangi dikenal dengan nama daerah Surawung (Sunda), Lampes (Jawa


Tengah), Kemangek (Madura), Uku-uku (Bali), Lufe-lufe (Ternate), Hairy Basil
(Inggris), Balakama (Gorontalo). Kemangi merupakan tanaman semak
semusim dengan tinggi 30-150 cm. Batangnya berkayu, segi empat, beralur,
bercabang, dan memiliki bulu berwarna hijau. Daunnya tunggal dan
berwarna hijau, berbentuk bulat telur, ujungnya runcing, pangkal tumpul,
tepi bergerigi, dan pertulangan daun menyirip (Gambar 2.2). Bunga kemangi
tersusun pada tangkai bunga berbentuk menegak. Bunga jenis hermafrodit,
berwarna putih dan berbau wangi. Bunga majemuk berkarang dan di ketiak
daun ujung terdapat daun pelindung berbentuk elips atau bulat telur dengan
panjang 0,5-1 cm, kelopak bunga berbentuk bibir, sisi luar berambut kelenjar
dan berwarna hijau, mahkota bunga berwarna putih dengan benang sari
tersisip di dasar mahkota dan kepala putik bercabang dua namun tidak sama
(Sudarsono dkk, 2002).

Menurut Darmawati (2007) bahwa didalam daun kemangi (Ocimum sanctum


L.) memiliki kandungan kimia, seperti minyak atsiri, alkaloid, glikosida,
saponin, flavonoid, triterpenoid, steroid dan tanin. Beberapa golongan
kandungan kimia tersebut dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Sifat
dari penghambatan ini disebut sebagai bakteriostatik atau bakteriosida
(Hadipoentyanti dan Wahyuni, 2008).

2
Tinjauan Pustaka / Penelitian Terdahulu

Ocimum sanctum L merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim dan


banyak dijumpai di Indonesia sebagai tanaman yang kaya akan manfaat.
Bagian dari tumbuhan kemangi yang dapat dimanfaatkan diantaranya
adalah bagian biji dan daunnya. Penelitian Ali dan savita (dalam Angelina,
2015) mengatakan bahwa kandungan flavonoid daun kemangi (Ocimum
sanctum) dapat memberikan efek antibakteri terhadap E. coli, S. aureus, dan
K. pneumonia. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa kombinasi dari
kedua senyawa flavonoid daun kemangi yaitu orientin dan visenin
memberikan efek antibakteri yang sinergis (saling menguatkan) dibandingkan
dengan penggunaan salah satu dari kedua senyawa flavonoid tersebut.

Menurut Nababan dkk (2015) bahwa pemberian ekstrak etanol daun kemangi
dengan konsentrasi yang berbeda-beda berpengaruh terhadap diameter zona
hambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus. Menurut Angelina, dkk (2015)
mengatakan bahwa ekstrak etanol Ocimum sanctum yang diujikan terhadap
bakteri Staphylococcus aureus memiliki zona hambat yang besar
dibandingkan terhadap bakteri Escherchia coli. Hal ini menunjukkan bahwa
ekstrak etanol Ocimum sanctum lebih berpotensi dalam menghambat
pertumbuhan bakteri gram positif dibandingkan dengan penghambatan
terhadap gram negatif.

Staphylococcus aureus merupakan patogen oportunistik yang berkolonisasi


di permukaan kulit dan mukosa individu. Staphylococcus aureus dapat
ditemukan pada permukaan kulit sebagai kuman flora normal, terutama di
sekitar hidung, mulut, alat kelamin, dan sekitar anus (Purba, 2008).
Selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan Nazhifah, dkk (2013) bahwa
terdapat bakteri Staphylococcus aureus. dari isolasi sampel luka bakar.
Hipotesis

Hipotesis yang bisa kami berikan yaitu, Daun kemangi bisa menjadi potensi
obat sebagai antibakteri
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan.
Menurut Hanafiah (dalam Norfahronni, dkk. 2014), untuk menentukan
banyaknya ulangan digunakan rumus :
( r-1)( n-1) ≥ 15
Dimana : n = banyaknya ulangan dan r = banyaknya perlakuan.
Maka, banyaknya ulangan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
( 6 – 1)( n – 1) ≥ 15
5( n – 1) ≥ 15
5n – 5 ≥ 15
5n ≥ 20
n≥4

Dimana : n = banyaknya ulangan.

a. Perlakuan A = Biakan Staphylococcus aureus & Escherichia coli diberikan


Aquadest (kontrol negative).
b. Perlakuan B = Biakan Staphylococcus aureus & Escherichia coli diberikan
perasan daun Ocimum sanctum 5 %
c. Perlakuan C = Biakan Staphylococcus aureus & Escherichia coli diberikan
perasan daun Ocimum sanctum 10 %

3
d. Perlakuan D = Biakan Staphylococcus aureus & Escherichia coli diberikan
perasan daun Ocimum sanctum 15 %
e. Perlakuan E = Biakan Staphylococcus aureus & Escherichia coli diberikan
perasan daun Ocimum sanctum 20 %
f. Perlakuan F = Biakan Staphylococcus aureus & Escherichia coli diberikan
pada streptomisin dan vankomisin (kontrol positif).
3.4 Variabel penelitian
Variabel yang diamati dan diukur dalam penelitian ini yaitu :
1. Variabel bebas (X), yaitu Konsentrasi perasan daun kemangi.
2. Variabel terikat (Y), yaitu pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus &
Escherichia coli.
3.5 Definisi operasional variabel.
1. Perasan daun kemangi adalah hasil dari daun kemangi yang ditumbuk halus
dan diperas sehingga menghasilkan air perasan.
2. Konsentrasi perasan daun kemangi adalah campuran antara perasan daun
kemangi dengan aquades sehingga diperoleh konsentrasi 5%, 10%, 15%,
20%.
3. Pertumbuhan bakteri bisa dilihat dari zona hambat yaitu zona yang
menunjukkan aktif dan resisten tidaknya suatu bakteri terhadap suatu
senyawa atau zat.
3.6 Alat dan Bahan
3.6.1 Alat
Alat yang digunakan cawan petri besar, lampu spritus, mikropipet,
pinset, gunting, gelas kimia, ose, spatula, timbangan analitik, Erlenmeyer 250
ml, inkubator, jangka sorong, lumping dan alu, saringan kecil, oven, kertas
saring, autoklaf, hotplate, spektrofotometri, laminar air flow, gelas ukur, blutip,
kuvet.
3.6.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perasan daun tanaman
kemangi (Ocimum sanctum L.) bakteri Staphylococcus aureus & Escherichia coli,
media Muller Hilton Agar (MHA), media Nutrient Broth (NB), aquades, alkohol
70%, kapas, antibiotik vankomisin dan streptomisin, tisu, aluminium foil dan
blank dish.
3.7 Prosedur Kerja
3.7.1 Sterilisasi Alat
Sebelum disterilkan alat-alat yang akan digunakan dicuci dengan bersih
lalu dikeringkan. Gelas kimia, tabung reaksi, gelas ukur, cawan petri,
erlenmeyer, dan batang pengaduk dibungkus dengan kertas kemudian
disterilkan dalam oven dengan suhu 1600C selama ± 2 jam. Sedangkan alat-
alat lainnya yang terbuat dari logam seperti ose disterilkan pada pijaran api
sampai ± 1 menit.
3.7.2 Persiapan Bahan baku
Bahan baku dalam penelitian ini adalah perasan daun kemangi. Untuk
mendapatkan perasaan daun kemangi dilakukan dengan cara mengambil
daun muda dari tanaman kemangi yang masih segar kemudian dicuci bersih
untuk memungkinkan tidak ada kotoran yang tercampur di dalamnya.
Selanjutnya daun yang sudah dicuci tersebut ditumbuk sampai halus lalu
diperas. air perasan ini yang nantinya akan dilakukan dalam pembuatan
konsentrasi.
3.7.3 Pembuatan Konsentrasi Perasan Daun Kemangi (Ocimum sanctum
L.)
Perasaan daun tanaman kemangi diukur sebanyak 100 ml kemudian
dibagi menjadi empat bagian yaitu 5 ml perasaan daun kemangi dicampur
dengan 95 ml aquades merupakan suspensi dengan konsentrasi 5%, 10 ml
perasaan daun kemangi dicampur dengan 90 ml aquades merupakan suspensi
dengan konsentrasi 10%, 15 ml perasaan daun kemangi dicampur dengan 85

4
ml aquades merupakan suspensi dengan konsentrasi 15%, selanjutnya 20 ml
perasaan daun kemangi dicampur dengan 80 ml aquades merupakan suspensi
dengan konsentrasi 20%.
3.7.4 Pembuatan Starter Bakteri
Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli diinokulasi ke
masing-masing medium Nutrien Broth sebanyak 1 ose, kemudian diinkubasi
selama 1 x 24 jam dengan suhu 37oC (Prawira, dkk, 2013). Setelah masa
inkubasi, maka starter bakteri ini siap digunakan untuk kegiatan uji sensivitas
bakteri.
3.7.5 Uji Sensitivitas Antibakteri
Untuk uji sensivitas bakteri, terlebih dahulu starter Staphylococcus
aureus & Escherichia coli diukur kekeruhannya dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 580 nm dengan nilai Optical Density (OD) 0,6. Setelah
dilakukan pengukuran starter bakteri uji dimasukkan ke dalam cawan petri
sebanyak 1 ml dengan menggunakan mikropipet. Kemudian ke dalam cawan
dimasukkan Muller Hilton Agar (MHA) steril yang telah didinginkan sampai
450C sebanyak 30 ml dan selama penuangan medium tutup cawan tidak boleh
dibuka terlalu lebar untuk menghindari kontaminasi dari luar. Cawan petri
digerakkan di atas meja secara hati-hati untuk menyebarkan sel-sel mikroba
secara merata dengan gerakkan melingkar, setelah agar memadat dilakukan
uji kepekaan bakteri.
Uji kepekaan dalam penelitian ini menggunakan metode Diffusion test
(Kirby-Bauer) dengan langkah-langkah pertama adalah cakram blank
direndam dalam perasan daun kemangi. Proses perendaman dilakukan
dengan cara merendam cakram blank dalam perasan daun kemangi yang
memiliki konsentrasi berbeda selama 30 menit. Cakram blank diangkat
kemudian diletakkan dalam media MHA yang sudah terisi biakan bakteri
dengan menggunakan pinset, masing-masing cawan petri berisi lima lembar
kertas cakram yang sudah direndam pada perasan daun kemangi, cakram
yang direndam dalam akuades untuk kontrol negatif dan cakram yang
mengandung antibiotik vankomisin dan streptomisin untuk kontrol positif.
Media yang telah berisi kertas cakram di masukkan ke dalam inkubator dan
diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 370C selama pertumbuhan optimum
masing-masing bakteri. Diameter zona hambat atau zona bening yang
terbentuk diukur dengan menggunakan jangka sorong (Darmawi, dkk; 2013).

3.8 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Pengukuran luas
wilayah jernih dilakukan setelah inkubasi 24 jam, dari hasil inkubasi terlihat
zona jernih disekitar kertas cakram. Zona jernih tersebut menandakan daya
hambat antibakteri, zona jernih tersebut diukur menggunakan jangka sorong.
Apabila zona hambat yang terbentuk pada uji difusi agar berukuran kurang
dari 5 mm, maka aktivitas penghambatannya dikategorikan lemah. Apabila
zona hambat berukuran 5-10 mm dikategorikan sedang, 10-19 mm
dikategorikan kuat dan 20 mm atau lebih dikategorikan sangat kuat (Davis
and Stout, 1971).
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu
teknik analisis data statistik. Data yang akan doperoleh diuji prasyarat
parametrik yaitu uji normalitas dan uji homogenitasnya terlebih dahulu.
Untuk uji normalitas digunakan rumus Kolmo-gorov-Smirnov sebagai
berikut:
√n1+n2
KS = n1, n2 ..... nn > 1,36 n1−n (Marascuilo, 1985)
Keterangan: n1 = Banyaknya data pada kelompok 1
n2 = Banyaknya data pada kelompok 2

5
Untuk uji homogenitas menggunakan rumus Levene’s Wang (2008)
sebagai berikut:
(𝑁 − 𝑘) ∑𝑘𝑖−1 N𝑖 (Ž𝑖 − Ž)2
𝑊= + 𝑘
(𝐾 − 1) ∑𝑖−1 ∑N𝑖𝑗−1 (Z𝑖𝑗 − Ž𝑖)
2

Keterangan: n = Banyaknya data


K = Banyaknya kelas atau kelompok
Zij = [ Yij – Yi]
Yi = Rata-rata dari kelompok ke i
Zi = Rata-rata dari kelompok ke Zj
Ž = Rata-rata menyeluruh dari Zij
Jika data normal dan homogen, maka selanjutnya data diuji dengan
analisis Multifaktor dengan menggunakan uji F dengan rumus:
𝑦…..2
a) FK kum = 𝑎𝑟
∑𝛼(𝑥) 𝑦𝑡
2
b) JKP kum = − FK kum
𝑟
𝛼
c) JKTkum = ∑𝑖−1 ∑𝑗−1 ∑𝑟𝑗−1 𝑦𝑖𝑖 2 − FK kum
r

d) JKG kum = JKTkum – JKP kum


P Varians antar kelompok
e) F kum = E = Varians dalam kelompok (Sudjana, 2002).

Keterangan: JKTkum = Jumlah kuadrat total komulatif


JKPkum = Jumlah kuadrat perlakuan komulatif
JKGkum = Jumlah kuadrat galat komulatif
FKkum = Faktor koreksi komulatif.

Jadwal Penelitian
Untuk Penelitian “Potensi Daun Kemangi Sebagai Antibakteri Melalui Uji
Ekstrak” kami mengambil kesempatan selama kurang lebih 3 bulan dari
bulan Juni - Agustus tahun 2023 dan bertempat di Laboratorium
Mikrobiologi Jurusan Biologi Univeritas Negeri Manado
Daftar Pustaka

• Angelina M, Turnip M, Khotimah S. (2015) Uji Aktivitas Antibakteri


Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,
Pontianak. Di akses pada tanggal 02 januari 2016.
• Campbell, Neil A., Jane B Reece., Lisa A Urry.,Michael B Cain., Steven A
Wasserman.,Peter V Minorsky and Robert B Jackson.(2010). Biologi jilid
1. Edisi 8. Erlangga,Jakarta.
• Cavalieri, S.J., Rankin, I.D., Harbeck, R.J.,Sautter R.S., McCarter Y.S.,
Sharp S. E.,OrtezJ.H.,Spiegel C.A., 2005, Manual ofAntimicrobial
Susceptibility Testing,American Society for Microbiology, USA,3–11, 101–
113.
• Cuppett, S., M. Schrepf. & C. Hall III. (1954).Natural Antioxidant – Are
They Reality.Dalam Foreidoon Shahidi : NaturalAntioxidants, Chemistry,
Health Effect and Applications, Champaign :AOCS Press.
• Darmawi, Zakiah Heryawati Manaf, dan FahriPutranda, 2013, Daya
Hambat Getah JarakCina (Jatrophamultifida L.) Terhadap
Staphylococcus aureus Secara in vitro,Jurnal MedikaVeterinaria, 7(2),
113-115,ISSN: 0853-1943
• Darsana IO, Besung IK, Mahatmi H, 2012. Potensi Daun
binahong(Anrederacordifolia (Tenore) Steenis)dalam Menghambat
Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Secara In Vitro. Indonesia
Medicius Veterinus, ISSN Jurnal. 1(3): 337– 351.

6
• Hendrik, SB. 2012. Antimikroba. BiologiOral/Farmakologi. Diakses pada
25 Agustus 2014. hsetiabudi@unair.ac.id.
• Holt, et al. (1994). Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 9th
Edition. USA: Williams and Wilkins Baltimore
• Ismarani. (2012). Potensi senyawa tanin dalam menunjang produksi
ramah lingkungan.CEFARS Jurnal agribisnis dan pengembangan
wilayah, 3(3)

Anda mungkin juga menyukai