Anda di halaman 1dari 2

1.

Siklus Karbon

Siklus karbon ialah proses perpindahan karbon dalam berbagai bentuk seperti proses
respirasi, makan, fotosintesis, transportasi dan aktivitas lainnya.

Satu aliran karbon yang melewati semua bagian di dalam sistem planet bumi baik berupa
tumbuhan, hewan, hingga manusia dan proses terjadinya secara alami. Siklus karbon juga
dapat dikatakan sebagai siklus biogeokimia dan terjadi pertukaran karbon pada biosfer,
hidrosfer, geosfer, hingga atmosfer bumi. Selain itu, siklus karbon merupakan suatu siklus
penyimpanan dan juga perpindahan unsur karbon yang terjadi di antara udara, makhluk hidup,
tanah, dan air.

Siklus karbon dapat bermula dari unsur karbon di udara dalam bentuk karbondioksida yang
diserap oleh tumbuhan. Dalam proses fotosintesis, tumbuhan mengubah karbondioksida
bersama air menjadi karbohidrat (glukosa). Dalam proses selanjutnya, baik pada produsen
maupun konsumen, glukosa dibentuk menjadi persenyawaan lain. Pada akhirnya,
karbondioksida akan dilepas oleh konsumen ke udara pada waktu bernapas. Produsen dan
konsumen yang telah mati juga akan diurai oleh bakteri pengurai, sehingga dihasilkan
karbondioksida yang juga dikembalikan ke udara. Siklus karbon tidak hanya terjadi pada jaringan
kehidupan di daratan, tetapi juga terjadi di perairan. Di laut, fotosintesis terjadi di area yang
tertembus sinar matahari. Sebagian besar karbon ditemukan pada kerang dan binatang berkulit
keras lainnya dalam bentuk kalsium karbonat (CaCO³).

Pada saat organisme tersebut mati, kulitnya terbenam dalam lumpur dan pasir sehingga
terpencil dari kegiatan-kegiatan biologis. Melalui waktu yang panjang, beberapa deposit karbon
tersebut menjadi bagian dari terumbu karang atau batuan berkapur, sementara yang lainnya
menjadi bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil yang digunakan selanjutnya akan melepas karbon
kembali ke udara, dan siklus pun dimulai lagi.
Namun, siklus karbon tidak hanya memberikan manfaat namun juga memberikan dampak
negatif atau permasalahan lainnya, salah satunya tingkat kandungan karbondioksida yang
terdapat di atmosfer menjadi terlalu banyak. Tumbuhan yang berguna untuk mengubah
karbondioksida menjadi oksigen setiap harinya mengalami pengurangan, hal ini terbukti dari
banyak hutan yang hilang setiap tahun. Tidak heran jika kandungan karbondioksida yang
terdapat di atmosfer memberikan efek rumah kaca atau global warming. Hal itu disebabkan
sinar UV tidak dapat dipantulkan kembali keluar atmosfer, justru terpantul ke dalam bumi kembali
dan mengakibatkan peningkatan suhu bumi.

Meskipun konsentrasi karbondioksida yang terdapat di udara sangat kecil jika dibandingkan
dengan oksigen dan nitrogen, namun karbon dioksida dapat menyebabkan efek rumah kaca.
Tidak menutup kemungkinan jika konsentrasi karbondioksida akan terus mengalami peningkatan
setiap harinya, maka siklus karbon sudah tidak dapat menyeimbangkan segala macam
ekosistem di bumi. Hal ini terbukti dari terjadinya perubahan iklim yang ekstrim, pemanasan
global, meningkatnya ketinggian permukaan air, mencairnya es di kutub dan masih banyak lagi.

Anda mungkin juga menyukai