Anda di halaman 1dari 33

PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG

RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

4 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


4.1 PENDAHULUAN
4.1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Secara umum Tujuan penyusunan Laporan Keuangan adalah :
a. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk
membiayai seluruh pengeluaran.
b. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan
alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan.
c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam
kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai.
d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan
dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang,
termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.
f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah
mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama
periode pelaporan.

4.1.2 LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


a. Pasal 5 ayat (2) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);
d. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4400);
e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59 Tambahan Lembaran Negara Nomor
4844);
f. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
g. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah

(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4576);

6
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

h. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4614);
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2014 tentang Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintah berbasis akrual Pada Pemerintah Daerah;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
berbasis akrual (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 5165);
k. Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bantaeng Tahun 2012
Nomor 10 ;
l. Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 43 Tahun 2014 tentang Sistem dan Prosedur
Pengelolaan Keuangan Daerah;
m. Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Bupati Bantaeng tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bantaeng.
n. Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 12 Tahun 2019 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bantaeng Tahun Anggaran 2020 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 6 Tahun 2020;
o. Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 81 Tahun 2019 tentang Panjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bantaeng Tahun Anggaran 2020 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 49 Tahun 2020.

4.1.3 SISTEMATIKA PENULISAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Sistematika penulisan Catatan atas Laporan Keuangan adalah sebagai berikut
1. Pendahuluan
1.1 Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan
1.2 Landasan hukum penyusunan laporan keuangan
1.3 Sistimatika penulisan catatan atas laporan keuangan
2. Ekonomi makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD
2.1 Ekonomi makro
2.2 Kebijakan Keuangan
2.3 Indikator pencapaian target kinerja APBD
3. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan
3.1 Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan
3.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan
4. Kebijakan Akuntansi
4.1 Entitas pelaporan keuangan daerah
4.2 Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan
4.3 Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan
4.4 Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam standar
akuntansi pemerintahan
5. Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan
5.1 Catatan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

7
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

5.2 Catatan atas Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)


5.3 Catatan atas Pos-pos Neraca
5.4 Catatan atas Pos-pos Laporan Operasional (LO)
5.5 Catatan atas Pos-pos Laporan Arus Kas (LAK)
5.6 Catatan atas Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
6. Penjelasan atas informasi-informasi non keuangan
7. Penutup

4.2 EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET


KINERJA APBD KABUPATEN BANTAENG
4.2.1 EKONOMI MAKRO
Kabupaten Bantaeng memiliki luas wilayah 395,83 km2, dengan kepadatan penduduk 474
jiwa/km2. Berdasarkan hasil perhitungan dari data-data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Kabupaten Bantaeng, registrasi penduduk september tahun 2020 berjumlah 196.716 jiwa
yang tersebar di 8 Kecamatan, dengan jumlah penduduk terbesar di Kecamatan Bantaeng yaitu
1.373 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil di Kecamatan Uluere
sebanyak 172 jiwa/km2. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin yaitu laki-laki sebanyak
97.292 jiwa dan perempuan sebanyak 99.424 jiwa.

Adapun Indikator Makro Kabupaten Bantaeng Untuk Tahun 2017-2020 yaitu :


1. Produk Domestik Regional Bruto
PDRB merupakan salah satu indikator yang memiliki peranan penting dalam mengukur
keberhasilan.
- PDRB ADHB (Produk Domestik Regional Bruto atas Dasar Harga Berlaku
kabupaten bantaeng mengalami peningkatan secara signifikan di setiap tahunnya
dalam kurung waktu 3 tahun terakhir yaitu untuk capaian pada : pada tahun 2017
naik menjadi Rp.6,942,46 (Miliar), dan pada tahun 2018 Rp.7,769,05 Milyar
sedangkan pada tahun 2019 juga mengalami kenaikan Rp.8,781,04 Milyar dan di
tahun 2020 kembali lagi mengalami kenaikan Rp. 8.970,48 Milyar

- PDRB ADHK (Produk Domestik Regional Bruto atas Dasar Harga Konstan untuk
capaian pada :
Pada tahun 2017 naik menjadi Rp. 4,694.16 (Milyar), dan pada tahun 2018 sebesar
Rp. 5,075.84 (Miliar) sedangkan pada tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar Rp.
5,621.52 (Miliar), dan di tahun 2020 kembali mengalami kenaikan menjadi
sebesar Rp. 5,650,54 (Milyar)
- PDRB PERKAPITA Kab.Bantaemg mengalalmi peningkatan signifikan yaitu
untuk capaian pada :
Tahun 2017 PDRB Perkapita sebear Rp.37,41 (juta) dan pada tahun 2018 naik
menjadi Rp. 41,63 (Juta), sedangkan pada Tahun 2019 kembali mengalami
kenaikan sebesar Rp.46,80 (Juta).

8
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. Prosentase Laju Pertumbuhan Ekonomi


Pada tahun 2017 mencapai 7,31 % dan di tahun 2018 mengalami kenaikan menjadi 8,13
% dan di tahun 2019 juga mengalami kenaikan yang signifikan menjadi 10,75 %
sementara di tahun 2020 ini juga mengalami penurunan sebesar 0,52 % hal ini didukung
dari beberapa sektor usaha yaitu sektor pengolahan di kawasan industri, peningkatan
usaha pertanian serta pengadaan listrik dan gas. Capaian ini menjadikan LPE Bantaeng
menjadi urutan pertama di Sulawesi Selatan dan urutan ke-4 tingkat Nasional.

3. Inflasi
Inflasi di kabupaten bantaeng hampir tidak pernah terjadi. Hal ini berarti tingkat
penawaran dan ketersediaan barang dapat terpenuhi dengan baik (stabil) sehingga tidak
pernah terjadi lonjakan harga yang bisa dikategorikan sebagai inflasi.
4. Persentase Gina Ratio
Gini Ratio merupakan indikator yang menunjukkan berkurangnya ketimpangan karena
pendapatan yang membaik yaitu Pada tahun 2017 persentase Gini Ratio Kabupaten
Bantaeng ada pada angka 0,42 %, pada tahun 2018 persentase Gini Ratio turun menjadi
0,34 %, dan pada tahun 2019 persentase Gini Ratio mengalami kembali penurunan
0,337 % dan pada tahun 2020 persentase Gini Ratio kembali naik menjadi angka 0,344 %
, hal ini menjadi salah satu pendukung berkurangnya ketimpangan ini karena pendapatan
masyarakat yang membaik yaitu adanya intervensi bantuan seragam dan perlengkapan
sekolah yang membantu mengurangi pengeluaran rumah tangga.

5. Pengangguran
Pengangguran sangat erat kaitannya dengan ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat.
Semakin banyak lapangan kerja semakin tinggi juga kesempatan penduduk usia produktif
untuk bekerja, pun sebaliknya. Pengangguran terjadi ketika jumlah pencari kerja lebih
banyak dari pada kesempatan kerja yang tersedia. Seperti halnya pada tahun 2017 jumlah
pegangguran sebanyak 5.23% dan pada tahun 2018 jumlah pengangguran turun menjadi
3,69 % namun pada tahun 2019 pengangguran naik pada jumlah 3,98 % dan pada tahun
2020 pengngguran kembali naik pada jumlah 4,27 % angka ini menunjukkan bahwa
kualitas dan kompetensi tenaga kerja masih kurang dalam memenuhi kebutuhan pasar
kerja. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pencari kerja terdaftar berdasarkan tingkat
pendidikannya mayoritas adalah lulusan Universitas yaitu sebesar 46 persen, diikuti
dengan lulusan SMA sebesar 22 persen dan lulusan Diploma I/II/III sebesar 19 persen.
Sementara itu lulusan SD dan SMP sebesar 0 persen.

6. Persentase Kemiskinan
Persentase kemiskinan dari tahun ketahun mengalami penurunan yaitu pada tahun 2017
sebanyak 9,66 % jika dibandingkan dengan persentase di tahun 2018 sebanyak 9,23 serta
di tahun 2019 persentase kemiskinan semakin menurun hingga mencapai 9,03 % serta di
tahun 2020 semakin menurun menjadi 8,95% hal ini tentunya dipengaruhi oleh intervensi
dari program bantuan nasional seperti PKH, BPNT dan sejenisnya serta adanya intervensi
dari program unggulan yaitu bantuan perlengkapan sekolah, bantuan asuransi pertanian
dan pemberian bantuan modal usaha berbasis Dusun dan RW.

9
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

7. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


Persentase Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Bantaeng mengalami kenaikan
setiap tahunnya. Capaian positif ini di lihat pada Tahun 2017 sebanyak 67,72 % kemudian
meningkat di tahun 2018 sebanyak 67,76 % hingga di tahun 2019 persentase Indeks
Pembangunan Manusia turun pada angka 68,30 %, namun di tahun 2020 persentase
Indeks Pembangunan manusia meningkat menjadi 68,73 % capaian ini dikarenakan
komponen penyusun IPM mengalami peningkatan secara kontinyu seperti komponen
pendidikan, komponen kesehatan dan komponen perekonomian yang memiliki progress
yang cukup besar.

8. Harapan Lama Sekolah


Persentase lama sekolah terus mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2017 dengan
angka : 11.99 Tahun sementara di tahun 2018 dengan angka : 12.01 Tahun dan di tahun
2019 dengan angka : 12,03 Tahun, sementara di tahun 2020 dengan angka : 12,04
9. Rata-Rata Lama Sekolah
Persentase rata-rata lama sekolah terus mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2017
dengan angka : 6,45 tahun sementara di tahun 2018 dengan angka : 6,47 tahun dan di
tahun 2019 dengan angka : 6,48 Tahun sedangkan di tahun 2020 dengan angka : 6,72
Tahun

10. Angka Harapan Hidup


Angka harapan hidup kabupaten bantaeng terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun di mana perbandingan antara tahun 2017 dengan angka 69,90 tahun, sementara di
tahun 2018 dengan angka 70,11 tahun menjadi 70,42 tahun di tahun 2019 dan di tahun
2020 dengan angka 70,54 tahun

11. Pengeluaran
Jumlah pengeluaran yang terjadi dikabupaten bantaeng dari ke tahun juga mengalami
peningkatan yaitu pada tahun 2017 dengan angka Rp.10.751.000, sementara di tahun 2018
dengan angka Rp. 11.153.000 menjadi Rp.11.592.000 di tahun 2019. Semetara di tahun
2020 dengan Rp. 11. 632.000 Hal ini menunjukkkan bahwa transaksi yang dilkaukan
kabupaten bantaeng terus meningkat.

12. Jumlah Penduduk


Jumlah penduduk kabupaten bantaeng dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan,
yaitu : pada di tahun 2017 menjadi sebesar 185.581 jiwa sementara di tahun 2018
meningkat lagi menjadi 186.612 jiwa dan di tahun 2019 meningkat lagi menjadi 187.626
jiwa, sementara di tahun 2020 menjadi 196.716 jiwa

10
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Capaian pertumbuhan ekonomi di atas diharapkan menjadi modal untuk pelaksanaan


pembangunan di masa yang akan datang. Hal yang penting adalah kondisi perekonomian yang
selama ini sudah tercapai, mampu meningkatkan tingkat harapan hidup yang lebih baik,
menurunnya jumlah rumah tangga miskin, tersedianya lapangan kerja serta peningkatan kualitas
tenaga kerja melalui berbagai pendidikan dan pelatihan yang dapat mengurangi angka
pengangguran. Yang tidak kalah pentingnya adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat
yang tinggal di pelosok-pelosok khususnya di bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan yang
memadai.

4.2.2 KEBIJAKAN KEUANGAN


Sebagai tindak lanjut pelaksanaan Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban untuk membuat Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) setiap tahunnya. RKPD tahun 2020 merupakan penjabaran dari
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) tahun 2005-2025 Kabupaten Bantaeng
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2018-2023 Kabupaten
Bantaeng.

RPJMD tahun 2018-2023 Kabupaten Bantaeng sebagai tindak lanjut kebijakan program
Strategis, Visi Dan Misi Bupati dan Wakil Bupati yang terpilih. Penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RPKD) tahun 2020 sebagai Dokumen Perencanaan Tahunan merupakan
hasil dari Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang dilakukan secara
berjenjang, mulai dari tingkat desa/kelurahan sampai tingkat Kabupaten.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bantaeng Tahun 2020 sebagai landasan
penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) tahun 2019
menitikberatkan pada Akselerasi Pemerataan Pembangunan Untuk Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat. Akselerasi pemerataan pembangunan menjadi satu kesatuan yang diarahkan mampu
mengurangi tingkat kesenjangan ekonomi di kabupaten bantaeng yang semakin besar
mengaharuskan pemerintah untuk segera mengambil langkah strategis dalam rangka peningkatan
perekonomian daerah melalui pemerataan pembangunan.

Secara umum Rencana Kerja Pemerintah Daerah saat ini disusun dengan memperhatikan
ketentuan yang ada yaitu terwujudnya koordinasi antar pelaku pembangunan, terwujudnya
integrasi, sinkronisasi dan sinergitas pembangunan baik antar daerah, antar ruang, antar waktu,
antar fungsi pemerintahan maupun antar tingkat pemerintahan, terwujudnya keselararasan dan
konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan, serta
terwujudnya pemanfaatan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan,
namun yang terpenting adalah rencana tersebut disusun berdasarkan analisis obyektif kinerja
pembangunan saat ini yang secara garis besar dikelompokkan sebagai berikut.

a. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas


b. Pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja
c. Pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial dasar lainnya
d. Pemerataan pembangunan infrastruktur yang berbasis kelestarian lingkungan

11
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

e. Pengembangan Pertanian dan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan


f. Reformasi Birokrasi dan pelayanan publik

12
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

4.2.3 INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD


Secara umum target pendapatan pada RSUD Banyorang Tahun Anggaran 2021 Sebesar Rp.
13.450.000.000,00 dan yang bisa di capai sebesar Rp 53.408.371,00 atau 0,40%, sedangkan
Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2021 Berupa Belanja Pegawai Sebesar Rp. 1.276.909.658,00
dari anggaran sebesar Rp. 1.350.037.100,00 atau sebesar 94,58%, Belanja Barang dan Jasa
sebesar Rp. 2.323.161.351,00 dari anggaran sebesar Rp. 3.859.412.827,00 atau sebesar 60,19%
dan belanja modal sebesar Rp. 15.821.540.213,00 dari anggaran sebesar Rp. 16.835.495.102,00
atau sebesar 93,98%, sehingga Total Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp.
19.421.611.222,00 atau dari Total Anggaran sebesar Rp. 22.044.945,029,00 atau sebesar
88,10%.

4.2.4 HAMBATAN DAN KENDALA DALAM PENCAPAIAN TARGET YANG DITETAPKAN

Hambatan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bantaeng dalam pencapaian target pendapatan
yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
a. Masih adanya sebagian wajib pajak dan wajib retribusi yang kurang sadar untuk
memenuhi kewajiban tepat waktu.
b. Terbatasnya sarana dan prasarana yang ada sehingga potensi pendapatan belum digali
secara efektif.
c. Dampak ekonomi pada masyarakat akibat pandemi COVID-19 dimana adanya kebijakan
pemerintah dalam pembatasan aktivitas masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-
19 sehingga masyarakat tidak bisa memenuhi kewajiban pembayaran pajaknya.

Hambatan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bantaeng dalam pencapaian target belanja yang
telah ditetapkan adalah sebagai berikut :
a. Menyesuaikan ketersediaan kemampuan keuangan berdasarkan realisasi pendapatan
b. Adanya Penyesuaian-penyesuaian APBD berdasarkan regulasi-regulasi dari pemerintah
pusat untuk dilakukan refocusing kegiatan, realokasi anggaran dan perubahan anggaran
dalam penanganan pandemi covid-19
c. Adanya pengurangan dana transfer ke pemerintah daerah.

4.3 KEBIJAKAN AKUNTANSI


4.3.1 ENTITAS PELAPORAN DAN ENTITAS AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
Tujuan Kebijakan Akuntansi adalah mengatur penyusunan dan penyajian laporan Keuangan
Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan terhadap
anggaran dan antar periode. Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah Kabupaten Bantaeng
telah menetapkan kebijakan Akuntansi melalui Peraturan Bupati Nomor 47 Tahun 2015 tanggal
30 Desember 2015, hal ini bertujuan agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Bantaeng Tahun 2016 dapat dilaksanakan sesuai prosedur akuntansi dalam rangka penyusunan
dan penyajian laporan keuangan dengan menetapkan langkah-langkah konkrit pelaksanaan
akuntansi.

13
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan daerah yang terdiri dari satu atau lebih entitas
akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan sebagai pengguna anggaran/pengguna barang dan
oleh karenanya wajib menyelengggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk
digabungkan pada entitas pelaporan. Pada Tahun Anggaran 2016 ini, Pemerintah Kabupaten
Bantaeng melaksanakan prosedur Akuntansi sesuai dengan Permendagri No. 64 tahun 2013
tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah,
Entitas Akuntansi ini diberi kewenangan kepada para Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
sebagai unit pemerintahan yang melaksanakan program dan kegiatan. Entitas Akuntansi pada
Pemerintah Kabupaten Bantaeng terdiri atas Badan, Dinas, Kantor, Sekretariat Daerah,
Sekretariat DPRD dan Kantor Wilayah Kecamatan. Sementara untuk Entitas Pelaporan yang
merupakan unit Pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih akuntansi yang menurut ketentuan
perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan
keuangan yang kewenangannya dilaksanakan oleh Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD)
sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tanggal 19 Oktober 2016 tentang
Pembentukan Organisasi,Kedudukan dan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas-dinas Daerah
Kabupaten Bantaeng sesuai maksud dari Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Organisasi Perangkat Daerah.

4.3.2 BASIS AKUNTANSI YANG MENDASARI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


Penerapan Basis Akuntansi pada pelaksanaan APBD Kabupaten Bantaeng tahun 2016 ditempuh
melalui kebijakan dengan metode Basis Kas dan Basis Akrual. Basis Kas digunakan untuk
pengakuan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan. Sedangkan penerapan Basis Akrual digunakan
untuk pengakuan Aset, kewajiban dan Ekuitas Dana dalam penyusunan Neraca Daerah, serta
pengakuan pendapatan LO, beban dan surplus/defisit operasional dalam penyusunan Laporan
Operasional.
Basis Kas untuk pengakuan pendapatan dilaksanakan melalui Penerimaan keseluruhan
Pendapatan kedalam Rekening Kas Umum Daerah Kabupaten Bantaeng yang menambah Ekuitas
Dana yang merupakan Hak Pemerintah daerah dan tidak perlu dibayar kembali dalam periode
tahun anggaran yang bersangkutan. Akuntansi Pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas Bruto
yaitu membukukan penerimaan Bruto, dan tidak mencatat jumlah Nettonya (setelah
dikompensasi dengan pengeluaran). Basis Kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa
pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat Kas diterima oleh Kas Daerah, serta
Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari Kas Daerah.
Pemerintah Kabupaten Bantaeng tidak menggunakan istilah laba, melainkan menggunakan Sisa
Perhitungan anggaran (lebih/kurang) setiap tahun anggaran. Sisa Perhitungan tergantung pada
selisih realisasi penerimaan pendapatan dan pembiayaan dengan pengeluaran belanja dan
pembiayaan.
Basis Akrual digunakan pada penyusunan Laporan Operasional, Neraca, Laporan Perubahan
Ekuitas yang diartikan bahwa :

14
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

a. Untuk Laporan Operasional, Pendapatan dan Beban dibebankan pada tahun buku yang
bersangkutan. Hak dan Kewajiban tahun lalu ataupun tahun-tahun yang akan datang tidak
diperhitungkan dalam Laporan Operasional, melainkan diperhitungkan langsung pada
Ekuitas sebagai penambah dan pengurang ekuitas tahun berjalan.
b. Untuk Neraca, Aset, Kewajiban dan Ekuitas Dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya
transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada Keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Bantaeng.
c. Untuk Laporan Perubahan Ekuitas, jumlah Ekuitas akhir merupakan penambahan dan
pengurangan ekuitas Awal sebagai dari surplus/defisit yang diperoleh/diderita dari
operasional pemerintahan selama satu tahun buku. Pengurangan dan Penambahan Ekuitas
awal juga di pengaruhi oleh adanya penambahan/pengurangan langsung pada ekuitas
sebagai akibat dari adanya transaksi yang menyebabkan utang piutang pada pemerintah
daerah atau adanya koreksi pada ekuitas awal karena adanya kesalahan atau kelupaan
pencatatan pada tahun-tahun sebelumnya yang berpengaruh pada ekuitas.

4.3.3 BASIS PENGUKURAN YANG MENDASARI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


Basis Pengukuran yang digunakan sebagai karateristik kualitatif Laporan Keuangan Pemerintah
Kabupaten Bantaeng didasari atas ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi
akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuan kualitas yang dikehendaki dengan empat karateristik
pengukuran yaitu :
a. Relevan
Bahwa Laporan Keuangan ini diharapkan dapat mempengaruhi keputusan pengguna
laporan agar dapat menjadi bahan acuan dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa
kini atau masa depan dan mengkoreksi hasil evaluasi pengguna laporan masa lalu. Hal ini
dimaksudkan agar Laporan Keuangan ini memiliki manfaat umpan balik (Feedback value)
yang artinya bahwa informasi yang diungkapkan dapat ditegaskan atau dikoreksi oleh
pengguna laporan, memiliki manfaat prediktif (Predictive value) yang artinya bahwa
informasi Laporan Keuangan dapat membantu Pengguna Laporan untuk memprediksi
masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu atau kejadian masa kini, Tepat Waktu
dan Lengkap.
b. Andal
Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bantaeng pada tahun 2016 ini
memuat informasi dan menggambarkan transaksi selama periode akuntansi dengan jujur
dan wajar, sehingga laporan keuangan tersebut dapat diverifikasi atau diuji oleh pihak
pengguna dan mempunyai kateristik Netral yang dapat memenuhi kebutuhan umum dan
tidak bersifat bias.
c. Dapat dibandingkan
Laporan Keuangan yang disajikan juga dapat dibandingkan secara internal dan eksternal
dengan entitas pelaporan yang lain dengan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama
yaitu Standar Akuntansi Pemerintahan sesuai PP No. 71 Tahun 2010 dan Pertauran
Menteri Dalam Negeri No.64 Tahun 2013.

15
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

d. Dapat dipahami
Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bantaeng juga disusun dengan mekanisme
kerja yang dapat dipahami, baik oleh Entitas Pelaporan maupun Entitas Akuntansi
terutama bagi Pengguna laporan yang mempelajari informasi dimaksud.

4.3.4 PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI BERKAITAN DENGAN KETENTUAN


YANG ADA DALAM STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Penerapan Kebijakan Akuntansi pada Pemerintah Kabupaten Bantaeng pada tahun 2016 telah
dilaksanakan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (PP No. 71 Tahun 2010 dan
Permendagri Nomor 64 Tahun 2013) mulai pada Tahap Penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sampai dengan
Penyusunan Laporan Keuangan.
a. Kebijakan Akuntansi Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan,
belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan Pemerintah Kabupaten Bantaeng yang
masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya. Informasi tersebut berguna bagi
para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber
daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran dengan:
1) Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya
ekonomi;
2) Menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang
berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektivitas
penggunaan anggaran.
Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi
sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan
daerah dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara komparatif.
Laporan Realisasi Anggaran dapat menyediakan informasi kepada para pengguna laporan
tentang indikasi perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi:
1) Telah dilaksanakan secara efisien, efektif, dan hemat;
2) Telah dilaksanakan sesuai dengan anggarannya (APBN/APBD); dan
3) Telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Laporan Realisasi Anggaran sekurang-kurangnya mencakup pos-pos sebagai berikut:
1) Pendapatan
2) Belanja
3) Transfer
4) Surplus atau defisit
5) Penerimaan pembiayaan
6) Pengeluaran pembiayaan
7) Pembiayaan neto; dan
8) Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA / SiKPA)

16
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1) Pendapatan
Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Daerah. Pendapatan
diklasifikasikan menurut jenis pendapatan.
Transfer masuk adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain, misalnya
penerimaan dana perimbangan dari Pemerintah Pusat (Dana Alokasi Umum dan
Dana Alokasi Khusus) dan dana bagi hasil dari Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan.
Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan asas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
Dalam hal badan layanan umum daerah, pendapatan diakui dengan mengacu pada
peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum maupun
badan layanan umum daerah.
Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan
pendapatan pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan
sebagai pengurang pendapatan.
Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas
penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan
dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama.
Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas
penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai
pengurang ekuitas dana lancar pada periode ditemukannya koreksi dan
pengembalian tersebut.

2) Belanja
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Daerah. Khusus
pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai
fungsi perbendaharaan.
Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan mengacu pada peraturan
perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum maupun badan
layanan umum daerah.
Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis
belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas. Klasifikasi ekonomi dikelompokkan
dalam dua kelompok yakni Belanja Tak Langsung dan Belanja Langsung. Belanja
Tak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
Belanja Tak Langsung terdiri atas:
a) Belanja Pegawai
b) Belanja Bunga
c) Belanja Subsidi
d) Belanja Hibah

17
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

e) Belanja Bantuan Sosial


f) Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintahan Desa
g) Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintahan Desa
h) Belanja Tak Terduga.
Belanja pegawai dalam kelompok belanja tak langsung merupakan belanja
kompensasi, dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang
diberikan kepada pegawai negeri sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan. Uang representasi dan tunjangan pimpinan dan anggota
DPRD serta gaji dan tunjangan kepala daerah dan wakil kepala daerah serta
penghasilan dan penerimaan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dianggarkan dalam belanja pegawai.
Belanja bunga digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga utang yang
dihitung atas kewajiban pokok utang (principal outstanding) erdasarkan perjanjian
pinjaman jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.Belanja subsidi
digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya produksi kepada
perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat
terjangkau oleh masyarakat banyak.
Belanja hibah digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk
uang, barang dan/atau jasa kepada Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
lainnya, dan kelompok masyarakat/perorangan yang secara spesifik telah
ditetapkan peruntukannya
Bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan yang bersifat
sosial kemasyarakatan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada
kelompok/anggota masyarakat, dan partai politik. Bantuan sosial diberikan secara
selektif, tidak terus menerus/tidak mengikat serta memiliki kejelasan peruntukan
penggunaannya dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah dan
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
Belanja bagi hasil digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil kepada
pemerintah desa atau pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah
daerah lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang
bersifat umum atau khusus kepada pemerintahan desa, dan kepada pemerintah
daerah lainnya.
Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatiya tidak biasa
atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana
sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan
penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup
Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
Belanja Langsung terdiri atas:

18
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

a) Belanja Pegawai
b) Belanja Barang dan Jasa
c) Belanja Modal
Belanja Pegawai kelompok Belanja Langsung digunakan untuk pengeluaran
honorarium/upah dalam melaksanakan program dan kegiatan.
Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang
yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dan/atau pemakaian jasa
dalam melaksanakan program dan kegiatan pada pemerintahan daerah. Belanja
barang/jasa berupa belanja barang pakai habis, bahan/material, jasa kantor, premi
asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetak/penggandaan, sewa rumah/gedung/
gudang/parkir, sewa sarana mobilitas, sewa alat berat, sewa perlengkapan dan
peralatan kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian
kerja, pakaian khusus dan hari-hari tertentu, perjalanan dinas, perjalanan dinas
pindah tugas dan pemulangan pegawai, pemeliharaan, jasa konsultansi, dan lain-
lain pengadaan barang/jasa, dan belanja lainnya yang sejenis.
Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan.
Realisasi anggaran belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan
dalam dokumen anggaran. Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali
belanja) yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai
pengurang belanja pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode
berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja dibukukan dalam pendapatan lain-
lain.
3) Surplus/Defisit
Surplus adalah selisih lebih antara pendapatan dan belanja selama satu periode
pelaporan. Defisit adalah selisih kurang antara pendapatan dan belanja selama satu
periode pelaporan. Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu
periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit.

19
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

4) Pembiayaan
Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik
penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali,
yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup
defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara
lain dapat berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran
pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,
pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah
Daerah. Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas
Daerah. Penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan asas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya
(setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pencairan Dana Cadangan mengurangi Dana Cadangan yang bersangkutan.
Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah.
Pembentukan Dana Cadangan menambah Dana Cadangan yang bersangkutan.
Hasil-hasil yang diperoleh dari pengelolaan Dana Cadangan di pemerintah daerah
merupakan penambah Dana Cadangan. Hasil tersebut dicatat sebagai pendapatan
dalam pos pendapatan asli daerah lainnya.
Pembiayaan neto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi
pengeluaran pembiayaan dalam periode tahun anggaran tertentu.
Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu
periode pelaporan dicatat dalam pos Pembiayaan Neto. Sisa lebih/kurang
pembiayaan anggaran adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan
pengeluaran selama satu periode pelaporan.
Selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu
periode pelaporan dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA.
b. Kebijakan Akuntansi Penyusunan LO
Laporan operasional pemerintah Kab. Bantaeng menyediakan informasi mengenai
realisasi pendapatan yang seharusnya menjadi hak pemerintah Kab. Bantaeng pada tahun
berjalan. Pendapatan, beban (Beban Operasi dan Beban Transfer), Surplus/Defisit, dan
Pos Luar Biasa diperbandingkan dengan pencapaian Hak dan Kewajiban tahun
sebelumnya. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi
keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan
entitas pelaporan terhadap anggaran dengan:
1) Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya
ekonomi.
2) Menyediakan informasi mengenai pencapaian target secara menyeluruh yang
berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektifitas
penggunaan Anggaran.

20
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Laporan operasional juga menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi


sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah dalam
periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara Komparatif. Laporan
Operasional dapat menyediakan informasi kepada para pengguna laporan tentang indikasi
perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi:
1) Telah dilaksanakan secara efisien efektif dan hemat.
2) Telah dilaksanakan sesuai dengan anggarannya (APBN/APBD) dan
3) Telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Laporan operasional pemerintah Kab. Bantaeng tahun 2020 mencakup pos-pos berikut :
1) Pendapatan
2) Beban (Beban Operasi dan Beban Transfer)
3) Surplus/ Defisit dari kegiatan non operasional
4) Pos Luar Biasa

1) Pendapatan - LO
Pendapatan diakui pada saat terjadi transaksi yang menyebabkan pemerintah
daerah yang berhak atas suatu pendapatan pada tahun yang bersangkutan meskipun
kas belum diterima pada rekening kas umum daerah atau belum diterima oleh
bendahara penerimaan SKPD.
Beberapa Kebijakan terkait dengan pendapatan LO:
a) Transfer masuk adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain,
misalnya penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat (Dana
Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus) dan dana bagi hasil dari
pemerintah provinsi Sulawesi Selatan
b) Akuntansi pendapatan LO dilaksanakan berdasarkan asas Bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan Bruto dan tidak mencatat jumlah
nettonya (Setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Akuntansi pengembalian penerimaan/pendapatan LO, baik yang sifatnya
normal dan berulang maupun yang tidak berulang diberlakukan dan
disesuaikan dengan akuntansi atas transaksi pengembalian pada pendapatan
LRA
2) Beban – LO (Beban Operasi dan Beban Transfer)
Beban diakui pada saat terjadi transaksi yang menyebabkan pemerintah daerah
berkewajiban untuk melakukan pembayaran atas sesuatu pengeluaran pada tahun
yang bersangkutan meskipun kas belum dikeluarkan pada rekening kas umum
daerah atau belum dikeluarkan dari kas Bendahara pengeluaran SKPD
Beberapa kebijakan yang terkait dengan beban:
a) Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan beban yang didasarkan pada
jenis beban untuk melaksanakan suatu aktivitas.
b) Klasifikasi beban dikelompokkan dalam 2 kelompok yakni beban operasi
dan beban transfer

21
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

a) Belanja Operasi
Merupakan pembebanan yang telah dilakukan pemerintah Kab. Bantaeng
dalam rangka kelancaran operasional pemerintahan. Beban ini dapat
bersifat beban tidak langsung maupun beban langsung
(1) Beban Tidak Langsung merupakan pembebanan yang dilakukan namun
tidak berpengaruh langsung kepada operasional pemerintahan.
(2) Beban Langsung merupakan pembebanan yang langsung dilakukan untuk
operasional pemerintahan dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan.
Beban yang tergolong kedalam beban operasi adalah:
(1) Belanja pegawai
(2) Belanja Barang Jasa
(3) Beban Bunga
(4) Beban Subsidi
(5) Beban Hibah
(6) Beban Bantuan Sosial
(7) Beban Penyusutan dan
(8) Beban Lain-lain
Ad(1) Beban Pegawai digunakan untuk mengakui pengeluaran/ pembayaran gaji
dan tunjangan serta honorarium yang seharusnya dan / atau yang telah
dilakukan, termasuk gaji dan lain-lain beban pegawai yang masih harus
dibayar.
Ad(2) Beban Barang Jasa digunakan untuk mengakui pengeluaran atas
pembelian / pengadaan barang dan / atau pemakaian jasa baik tunai
maupun kredit dalam melaksanakan program dan kegiatan pada
pemerintahan daerah. Beban barang jasa berupa beban atas pembelian dan
penggunaan barang habis pakai, bahan / material, jasa kantor, premi
asuransi , perawatan kendaraan bermotor, cetak/ penggandaan, sewa
rumah/ gedung/ gudang / parkir, sewa sarana mobilitas, sewa alat berat,
sewa perlengkapan dan alat kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas
dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus dan hari-hari tertentu,
perjalanan dinas, perjalan dinas pindah tugas dan pemulangan pegawai,
pemeliharaan, jasa konsultansi, dan lain-lain pengadaan barang / jasa dan
beban lainnya yang sejenis termasuk pembayaran uang lembur dan jasa
upah kerja.
Ad(3) Beban Bunga digunakan untuk mengakui pembayaran bunga yang
seharusnya dan / atau yang telah dilakukan, yangdihitung atas kewajiban
pokok hutang (principal outstanding) berdasarkan perjanjian pinjaman
jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang.
Ad(4) Beban Subsidi digunakan untuk mengakui pengeluaran yang seharusnya
dan / atau yang telah dilakukan kepada perusahaan / lembaga tertentu agar
harga jual produksi/ jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat
banyak.

22
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Ad(5) Beban Hibah digunakan untuk mengakui pengeluaran hibah yang


seharusnya dan / atau yang telah dilakukan baik dalam bentuk uang
maupun dalam bentuk barang dan/ atau jasa kepada pemerintah pusat atau
pemerintah daerah lainnya, dan kelompok masyarakat/ perorangan yang
secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya.
Ad(6) Beban Bantuan Sosial digunakan untuk mengakui pemberian bantuan
yang bersifat sosial kemasyarakatan dalam bentuk uang dan/ atau barang
kepada kelompok/ anggota masyarakat, dan partai politik. Bantuan sosial
diberikan secara selektif, tidak terus menerus/ tidak mengikat serta
memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya dengan mempertimbangkan
kemampuan keuangan daerah dan ditetapkan dengan keputusan Bupati.
Ad(7) Beban Penyusutan digunakan untuk mengakui berkurangnya nilai aktiva
tetap yang disebabkan oleh penggunaan aktiva tetap tersebut dalam
mendukung operasional pemerintah Kabupaten Bantaeng.
Ad(8) Beban Lain-lainnya digunakan untuk mengakui pengeluaran atau yang
seharusnya dikeluarkan namun tidak teranggarkan dalam anggaran
pendapatan dan belanja daerah.

b) Beban Transfer
Atas transfer/ Bagi hasil ke desa dan/ atau pemberian bantuan keuangan
kepada pemerintah daerah lainnya dicatat sebagai beban yang akan
mengurangi surplus atau menambah defisit pemerintah daerah.
Surplus adalah selisih lebih antara pendapatan dan beban operasi selama
satu periode laporan. Defisit adalah selisih kurang antara pendapatan dan
beban operasi selama satu periode. Selisih lebih/kurang antara pendapatan
dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam Pos
Surplus/Defisit.
3) Surplus/ Defisit dari Kegiatan NON Operasional
Selain Surplus/ Defisit atas operasi Pemerintah Daerah, Surplus/ Defisit dari
Kegiatan Non Operasi dapat menambah/mengurangi Surplus Operasi
Pemerintahan. Surplus/Defisit dari kegiatan Non Operasi dapat berupa:
a) Surplus/Defisit penjualan asset Non Lancar;
b) Surplus/Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang;
c) Surplus/Defisit dari kegiatan non operasional lainnya.
4) Pos Luar Biasa
Pos Luar Biasa disiapkan untuk mencatat dan mengakui penerimaan dan
pengeluaran yang sifatnya luar biasa, seperti penerimaan bantuan dari Pemerintah
Pusat dan/ pihak lain dalam rangka pembiayaan kejadian yang luar biasa.

c. Kebijakan Akuntansi Penyusunan Neraca

23
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Neraca menggambarkan posisi keuangan Pemerintah Kabupaten Bantaeng mengenai aset,


kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.

24
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Neraca mencantumkan sekurang-kurangnya pos-pos berikut:


1) Kas dan setara kas;
2) Investasi jangka pendek;
3) Piutang pajak dan bukan pajak;
4) Persediaan;
5) Investasi jangka panjang;
6) Aset tetap;
7) Kewajiban jangka pendek;
8) Kewajiban jangka panjang;
9) Ekuitas dana.
Aset diakui jika potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh atau dilepas oleh
Pemerintah Kabupaten Bantaeng dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
dengan andal. Aset diakui pada saat diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan
atau pada saat penguasaannya berpindah. Aset dalam bentuk Kas yang diterima oleh
Pemerintah Kabupaten Bantaeng antara lain bersumber dari Pajak, penerimaan bukan
pajak, retribusi, pungutan hasil pemanfaatan kekayaan daerah dan setoran lain-lain.
1) Aset Lancar
Aktiva lancar adalah sumber daya ekonomis yang diharapkan dapat dicairkan
menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam satu periode akuntansi. Suatu aset
diklasifikasikan sebagai aset lancar jika:
a) diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual
dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan, atau
b) berupa kas dan setara kas.
Aset lancar meliputi:
a) Kas dan setara Kas
Kas adalah alat pembayaran sah yang setiap saat dapat digunakan untuk
embiayai kegiatan Pemerintah Kabupaten Bantaeng. Kas di Kas Daerah
merupakan saldo kas Pemerintah Kabupaten Bantaeng yang berada di
rekening Kas Daerah pada bank bank yang ditunjuk oleh Pemerintah
Kabupaten Bantaeng sesuai ketentuan yang berlaku. Kas dinyatakan dalam
nilai rupiah, apabila terdapat kas dalam valuta asing maka harus dikonversi
berdasarkan nilai kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi. Pada
akhir tahun, kas dalam valuta asing dikonversi ke dalam rupiah
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca.
b) Kas di Bendahara Pengeluaran/Penerimaan (Sisa Uang Persediaan)
Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan sisa kas (uang tunai dan
simpanan di bank) yang belum dipertanggungjawabkan oleh Bendahara
Pengeluaran sampai akhir tahun anggaran berjalan.
Kas di Bendahara Penerimaan adalah sisa Kas yang belum disetor oleh
Bendahara Penerimaan atas penerimaan daerah sampai akhir tahun
anggaran berjalan.

25
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

c) Investasi Jangka Pendek


Investasi Jangka Pendek merupakan investasi yang dapat segera dicairkan
(dikonversi) menjadi Kas dan dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua
belas) bulan atau kurang. Investasi jangka pendek harus memenuhi
karakteristik sebagai berikut:
(1) Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan;
(2) Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya
pemerintah dapat menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas;
(3) Berisiko rendah.
Investasi yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek, antara
lain terdiri atas:
(1) Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan atau yang dapat
diperpanjang secara otomatis (revolving deposits);
(2) Pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek oleh
pemerintah pusat maupun daerah dan pembelian Sertifikat Bank Indonesia
(SBI).
Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai
pengeluaran kas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja dalam
laporan realisasi anggaran.
Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan
obligasi jangka pendek, dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan
investasi meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi
perantara jual beli, jasa bank dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka
perolehan tersebut.
Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya
perolehan, maka investasi dinilai berdasar nilai wajar investasi pada
tanggal perolehannya yaitu sebesar harga pasar. Apabila tidak ada nilai
wajar, biaya perolehan setara kas yang diserahkan atau nilai wajar aset lain
yang diserahkan untuk memperoleh investasi tersebut.
Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya dalam bentuk
deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut.
Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek, antara lain
berupa bunga deposito, bunga obligasi dan deviden tunai (cash dividend)
dicatat sebagai pendapatan.
Pelepasan investasi pemerintah dapat terjadi karena penjualan, dan
pelepasan hak karena peraturan pemerintah dan lain sebagainya.
Penerimaan dari penjualan investasi jangka pendek diakui sebagai
penerimaan kas pemerintah daerah dan tidak dilaporkan sebagai
pendapatan dalam laporan realisasi anggaran.
d) Piutang
Piutang merupakan hak atau klaim kepada pihak ketiga yang diharapkan
dapat dijadikan kas dalam satu periode akuntansi.

26
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Piutang terdiri atas: bagian lancar tagihan penjualan angsuran, piutang


pajak daerah, piutang retribusi, dan piutang lain-lain.
Piutang diakui pada akhir periode akuntansi sebesar jumlah kas yang akan
diterima dan jumlah pembiayaan yang telah diakui dalam periode berjalan.
Piutang dinilai sebesar nilai nominal.
e) Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan
barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan
untuk digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor,
obat-obatan, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa,
dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.
Dalam hal pemerintah memproduksi sendiri, persediaan juga meliputi
barang yang digunakan dalam proses produksi seperti bahan baku
pembuatan alat-alat pertanian. Persediaan diakui pada saat potensi manfaat
ekonomi masa depan diperoleh pemerintah daerah dan mempunyai nilai
atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Persediaan diakui pada saat
diterima atau hak kepemilikannya dan/ atau kepenguasaannya berpindah.
Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil
inventarisasi fisik. Persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki
proyek swakelola dan dibebankan ke suatu perkiraan aset untuk kontruksi
dalam pengerjaan, tidak dimasukkan sebagai persediaan.
Persediaan disajikan sebesar:
(1) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;
(2) Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
(3) Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.
2) Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki lebih
dari 12 (dua belas) bulan. Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman
investasinya, yaitu permanen dan nonpermanen. Investasi Permanen adalah
investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan,
sedangkan Investasi Nonpermanen adalah investasi jangka panjang yang
dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.
Pengertian berkelanjutan adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki terus
menerus tanpa ada niat untuk memperjualbelikan atau menarik kembali. Sedangkan
pengertian tidak berkelanjutan adalah kepemilikan investasi yang berjangka waktu
lebih dari 12 (dua belas) bulan, dimaksudkan untuk tidak dimiliki terus menerus
atau ada niat untuk memperjualbelikan atau menarik kembali.

27
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi apabila memenuhi
salah satu kriteria:
a) Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa pontensial di
masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh
pemerintah;
b) Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai
(reliable).
3) Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum. Tidak termasuk dalam definisi aset tetap adalah aset yang
dikuasai untuk dikonsumsi dalam operasi pemerintah, seperti bahan (materials) dan
perlengkapan (supplies). Aset tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari
sebagian atau seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan,donasi dan
pertukaran dengan aset lainnya.
Klasifikasi Aset Tetap
Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam
aktivitas operasi entitas. Berikut adalah klasifikasi aset tetap yang digunakan:
a) Tanah;
b) Peralatan dan Mesin;
c) Gedung dan Bangunan;
d) Jalan, Irigasi, dan Jaringan;
e) Aset Tetap Lainnya; dan
f) Konstruksi dalam Pengerjaan.
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan
maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi
siap dipakai.
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat
elektronik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya
signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi
siap pakai.
Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun
oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten
Bantaeng dan dalam kondisi siap dipakai.
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai.
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan
operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.

28
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses
pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum selesai seluruhnya.
Aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan operasional pemerintah, tidak
memenuhi definisi aset tetap dan harus disajikan di pos aset lainnya sesuai dengan
nilai tercatatnya.
Kriteria Aset Tetap
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria:
a) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
c) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;
d) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan;
e) Memenuhi ketentuan batas nilai materialitas
Dalam menentukan apakah suatu pos mempunyai manfaat lebih dari 12 (dua belas)
bulan, suatu entitas harus menilai manfaat ekonomi masa depan yang dapat
diberikan oleh pos tersebut, baik langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan
operasional pemerintah. Manfaat tersebut dapat berupa aliran pendapatan atau
penghematan belanja bagi Pemerintah Kabupaten Bantaeng.
Manfaat ekonomi masa yang akan datang akan mengalir ke suatu entitas dapat
dipastikan bila entitas tersebut akan menerima manfaat dan menerima risiko
terkait.
Kepastian ini biasanya hanya tersedia jika manfaat dan risiko telah diterima entitas
tersebut. Sebelum hal ini terjadi, perolehan aset tidak dapat diakui.
Pengukuran Aset Tetap
Pengukuran dapat dipertimbangkan andal biasanya dipenuhi bila terdapat transaksi
pertukaran dengan bukti pembelian aset tetap yang mengidentifikasikan biayanya.
Dalam keadaan suatu aset yang dikonstruksi/dibangun sendiri, suatu pengukuran
yang dapat diandalkan atas biaya dapat diperoleh dari transaksi pihak eksternal
dengan entitas tersebut untuk perolehan bahan baku, tenaga kerja dan biaya lain
yang digunakan dalam proses konstruksi.
Tujuan utama dari perolehan aset tetap adalah untuk digunakan oleh pemerintah
dalam mendukung kegiatan operasionalnya dan bukan dimaksudkan untuk dijual.
Pengakuan aset tetap akan sangat andal bila aset tetap telah diterima atau
diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah.

29
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Saat pengakuan aset akan lebih dapat diandalkan apabila terdapat bukti bahwa telah
terjadi perpindahan hak kepemilikan dan/atau penguasaan secara hukum, misalnya
sertifikat tanah dan bukti kepemilikan kendaraan bermotor. Apabila perolehan aset
tetap belum didukung dengan bukti secara hukum dikarenakan masih adanya suatu
proses administrasi yang diharuskan, seperti pembelian tanah yang masih harus
diselesaikan proses jual beli (akta) dan sertifikat kepemilikannya di instansi
berwenang, maka aset tetap tersebut harus diakui pada saat terdapat bukti bahwa
penguasaan atas aset tetap tersebut telah berpindah, misalnya telah terjadi
pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas nama pemilik sebelumnya.
Penilaian Aset Tetap
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap
didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya
langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya
perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan
semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap
tersebut.
Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya,
termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja
untuk penggunaan yang dimaksudkan.
Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara gabungan
ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan
perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan.
Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atau pertukaran sebagian aset
tetap yang tidak serupa atau aset lainnya. Biaya dari pos semacam itu diukur
berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh yaitu nilai ekuivalen atas nilai tercatat
aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang
ditransfer/diserahkan.
Donasi
Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar nilai wajar
pada saat perolehan.
Sumbangan aset tetap didefinisikan sebagai transfer tanpa persyaratan suatu aset
tetap ke satu entitas, misalnya perusahaan nonpemerintah memberikan bangunan
yang dimilikinya untuk digunakan oleh satu unit pemerintah tanpa persyaratan
apapun. Penyerahan aset tetap tersebut akan sangat andal bila didukung dengan
bukti perpindahan kepemilikannya secara hukum, seperti adanya akta hibah.

30
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Tidak termasuk perolehan aset donasi, apabila penyerahan aset tetap tersebut
dihubungkan dengan kewajiban entitas lain kepada pemerintah daerah. Sebagai
contoh, satu perusahaan swasta membangun aset tetap untuk Pemerintah
Kabupaten Bantaeng dengan persyaratan kewajibannya kepada Pemerintah
Kabupaten Bantaeng telah dianggap selesai. Perolehan aset tetap tersebut harus
diperlakukan seperti perolehan aset tetap dengan pertukaran.
Apabila perolehan aset tetap memenuhi kriteria perolehan aset donasi, maka
perolehan tersebut diakui sebagai pendapatan pemerintah daerah dan jumlah yang
sama juga diakui sebagai belanja modal dalam laporan realisasi anggaran.
Pengeluaran Modal (Capital Expenditure)
Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa
manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomik di masa yang
akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar
kinerja, dikapitalisasi dalam nilai aset yang bersangkutan, dengan ketentuan
sebagai berikut:

31
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

a) Menambah umur manfaat aset yang bersangkutan lebih dari satu periode
akuntansi;
b) Nilai penambahan/perbaikan untuk Peralatan dan Mesin sesuai dengan
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bantaeng.
Dalam hal tambahan pengeluaran untuk suatu aset tetap tidak memenuhi dua
kriteria tersebut, maka pengeluaran tersebut tidak dapat dikapitalisir ke dalam nilai
aset tetap tersebut melainkan diakui sebagai belanja yang mengurangi nilai aset
bersih Pemerintah Kabupaten Bantaeng.
Penyusutan Aset Tetap
Pemerintah Kabupaten Bantaeng telahmenerapkan perhitungan penyusutan atas
aset tetap, sesuai dengan kebijakan akuntansi Pemerintah Kabupaten Bantaeng
Nomor 47 Tahun 2015, perlakuan pembebanan penyusutan atas aset menggunakan
perhitungan tahunan.
Revaluasi Aset Tetap
Suatu aset tetap dapat dilakukan penilaian kembali jika memenuhi kriteria :
a) Nilai perolehan tercatat dari suatu aset tetap sudah tidak dapat diyakini

kewajarannya sebagai akibat dari akumulasi biaya pemeliharaan terhadap

aset tetap tersebut terlalu besar sehingga tidak sesuai dengan nilai wajar.
b) Mendapat persetujuan dari institusi/pejabat yang berkompoten dengan
penilaian ulang aset tetap pemerintah.
c) Tidak ada pelarangan dari peraturan perundang-undangan.
Aset Bersejarah
Beberapa aset tetap dijelaskan sebagai aset bersejarah dikarenakan kepentingan
budaya, lingkungan, dan sejarah. Contoh dari aset bersejarah adalah bangunan
bersejarah, monumen, tempat-tempat purbakala (archaeological sites) seperti candi,
dan karya seni (works of art).
Aset bersejarah biasanya diharapkan untuk dipertahankan dalam waktu yang tak
terbatas. Aset bersejarah biasanya dibuktikan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Biaya untuk perolehan, konstruksi, peningkatan, rekonstruksi harus dibebankan
sebagai belanja tahun terjadinya pengeluaran tersebut. Biaya tersebut termasuk
seluruh biaya yang berlangsung untuk menjadikan aset bersejarah tersebut dalam
kondisi dan lokasi yang ada pada periode berjalan.
Penghentian dan Pelepasan Aset Tetap
Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara
permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomik masa yang
akan datang.
Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus dieliminasi dari
Neraca dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

32
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah daerah tidak
memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai
dengan nilai tercatatnya.
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan adalah aset-aset yang sedang dalam proses
pembangunan. Konstruksi Dalam Pengerjaan mencakup tanah, peralatan dan
mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya
yang proses perolehannya dan/atau pembangunannya membutuhkan suatu periode
waktu tertentu dan belum selesai. Perolehan melalui kontrak konstruksi pada
umumnya memerlukan suatu periode waktu tertentu. Periode waktu perolehan
tersebut bisa kurang atau lebih dari satu periode akuntansi.
Suatu Konstruksi Dalam Pengerjaan dipindahkan ke aset tetap yang bersangkutan
setelah pekerjaan konstruksi tersebut dinyatakan selesai dan siap digunakan sesuai
dengan tujuan perolehannya. Konstruksi Dalam Pengerjaan dicatat dengan biaya
perolehan.
4) Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi Pemerintah Kabupaten
Bantaeng.
Setiap entitas pelaporan mengungkapkan setiap pos kewajiban yang mencakup
jumlah-jumlah yang diharapkan akan diselesaikan dalam waktu 12 (dua belas)
bulan dan lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan
dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Semua
kewajiban lainnya diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.
Kewajiban jangka pendek dapat dikategorikan dengan cara yang sama seperti aset
lancar. Beberapa kewajiban jangka pendek, seperti utang transfer pemerintah atau
utang kepada pegawai merupakan suatu bagian yang akan menyerap aset lancar
dalam tahun pelaporan berikutnya.
Kewajiban jangka pendek lainnya adalah kewajiban yang jatuh tempo dalam waktu
12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Misalnya bunga pinjaman, utang
jangka pendek dari pihak ketiga, utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), dan
bagian lancar utang jangka panjang.
Suatu entitas pelaporan tetap mengklasifikasikan kewajiban jangka panjangnya,
meskipun kewajiban tersebut jatuh tempo dan akan diselesaikan dalam waktu 12
(dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan jika :
a) Jangka waktu aslinya adalah untuk periode lebih dari 12 (dua belas) bulan;
b) Entitas bermaksud untuk mendanai kembali (refinance) kewajiban tersebut
atas dasar jangka panjang; dan
c) maksud tersebut didukung dengan adanya suatu perjanjian pendanaan
kembali (refinancing), atau adanya penjadwalan kembali terhadap
pembayaran, yang diselesaikan sebelum laporan keuangan disetujui.

33
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Tunggakan Kewajiban
Tunggakan didefinisikan sebagai jumlah tagihan yang telah jatuh tempo namun
Pemerintah Kabupaten Bantaeng tidak mampu untuk membayar jumlah pokok
dan/atau bunganya sesuai jadwal. Beberapa jenis utang pemerintah mungkin
mempunyai saat jatuh tempo sesuai jadwal pada satu tanggal atau serial tanggal
saat debitur diwajibkan untuk melakukan pembayaran kepada kreditur.
Jumlah tunggakan atas pinjaman Pemerintah Kabupaten Bantaeng harus disajikan
dalam bentuk Daftar Umur (aging schedule) Kreditur pada Catatan atas Laporan
Keuangan sebagai bagian pengungkapan kewajiban.
Restrukturisasi Utang
Dalam restrukturisasi utang melalui modifikasi persyaratan utang, debitur harus
mencatat dampak restrukturisasi secara prospektif sejak saat restrukturisasi
dilaksanakan dan tidak boleh mengubah nilai tercatat utang pada saat
restrukturisasi kecuali jika nilai tercatat tersebut melebihi jumlah pembayaran kas
masa depan yang ditetapkan dengan persyaratan baru. Informasi restrukturisasi ini
harus diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan sebagai bagian
pengungkapan dari pos kewajiban yang terkait.
Jumlah bunga harus dihitung dengan menggunakan tingkat bunga efektif konstan
dikalikan dengan nilai tercatat utang pada awal setiap periode antara saat
restrukturisasi sampai dengan saat jatuh tempo. Tingkat bunga efektif yang baru
adalah sebesar tingkat diskonto yang dapat menyamakan nilai tunai jumlah
pembayaran kas masa depan sebagaimana ditetapkan dalam persyaratan baru (tidak
temasuk utang kontinjen) dengan nilai tercatat. Berdasarkan tingkat bunga efektif
yang baru akan dapat menghasilkan jadwal pembayaran yang baru dimulai dari saat
restrukturisasi sampai dengan jatuh tempo.
Suatu entitas tidak boleh mengubah nilai tercatat utang sebagai akibat dari
restrukturisasi utang yang menyangkut pembayaran kas masa depan yang tidak
dapat ditentukan, selama pembayaran kas masa depan maksimum tidak melebihi
nilai tercatat utang.
5) Ekuitas Dana
Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara
aset dan kewajiban pemerintah. Ekuitas dipengaruhi oleh operasional
pemerintahan. Penghematan yang dilakukan oleh pemerintah akan berdampak pada
perolehan surplus yang dapat dilihat pada Laporan Operasional Pemerintah.
Penghematan tersebut tidak berarti bahwa pemerintah dengan sengaja melakukan
penundaan pembayaran, akan tetapi dimulai dari penganggaran yang surplus atau
dengan tidak melaksanakan pekerjaan yang tidak menjadi prioritas meskipun
kegiatan tersebut telah masuk dalam perencanaan karena telah termuat dalam
APBD.
Penundaan pembayaran tetap merupakan beban pemerintah yang diperhitungkan
kedalam tahun anggaran berjalan, sehingga semakin besar penundaan pembayaran
maka semakin besar pula jumlah yang akan menjadi pengurang ekuitas.

34
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

d. Kebijakan Akuntansi Penyusunan Laporan Perubahan Saldo Anggaran


Laporan perubahan anggaran lebih (Laporan Perubahan SAL) merupakan akumulasi
SiLPA periode berjalan dan tahun-tahun sebelumnya. Laporan Perubahan SAL memuat:
1) Saldo Anggaran Lebih Awal
2) Penggunaan SAL sebagai penerimaan tahun berjalan
3) Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA)
4) Koreksi kesalahan pembukaan tahun sebelumnya
5) Lain-lain
6) Saldo anggaran lebih Akhir.
e. Kebijakan Akuntansi Penyusunan Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) menggambarkan pergerakan ekuitas PPKD. Laporan
Perubahan Ekuitas memuat:
1) Ekuitas awal
2) Surplus/Defisit – LO
3) Dampak Kumulatif perubahan kebijakan mendasar
4) Koreksi Nilai Persediaan
5) Selisih Revaluasi aset tetap; Lain-lain; dan
6) Ekuitas Akhir.
f. Kebijakan Akuntansi Penyusunan Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas disusun oleh PPKD selaku BUD. Inti dari Laporan Arus Kas ini adalah
Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas. Informasi mengenai Kas masuk dan Kas keluar di
peroleh dari buku besar Kas dan jurnal-jurnal yang telah dibuat sebelumnya. Semua
transaksi yang terkait dengan Arus Kas diklasifikasi ke dalam Aktivitas Operasi, Aktivitas
Investasi, Aktivitas Pendanaan, dan Aktivitas Transitoris.
1) Arus Kas dari aktivitas Operasi
Arus Kas dari Aktivitas Operasi menggambarkan penerimaan dan pengeluaran Kas
Pemerintah Kabupaten Bantaeng dalam pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat.
Beberapa contoh penerimaan dan pengeluaran Kas yang menggambarkan Aktivitas
Operasi Pemerintah ini adalah sbb.:
· Penerimaan Kas:
ü Penerimaan Pajak Daerah;
ü Penerimaan Retribusi Daerah;
ü Penerimaan Alokasi Umum, dll.
· Pengeluaran Kas:
ü Pembayaran Gaji;
ü Pembayaran atas pengadaan barang dan jasa;
ü Pembayaran Bantuan Sosial, dll.

35
PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG
RSUD BANYORANG
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2) Arus Kas dari aktivitas investasi


Arus Kas dari aktivitas investasi menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas
Pemerintah Kabupaten Bantaeng dalam upaya penyiapan sarana pendukung untuk
kelancaran pelaksana operasional pemerintahan. Beberapa contoh dari penerimaan
dan pengeluaran kas yang menggambarkan aktivitas investasi pemerintah adalah
sbb:
· Penerimaan Kas:
ü Pencairan dana cadangan;
ü Penjualan asset (yang tidak prioritas dalam penggunaan operasi
pemerintahan);
ü Penjualan kekayaan daerah yang di pisahkan, dll.
· Pengeluaran Kas
ü Pembentukan dana cadangan;
ü Pengadaan peralatan dan mesin;
ü Penyertaan modal pemerintah, dll.
3) Arus Kas dari aktivitas pendanaan
Arus kas dari aktivitas transitoris menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas
Pemerintah Kabupaten Bantaeng dalam manajemen kas atas kegiatan-kegiatan
yang tidak teranggarkan dalam APBD namun merupakan hak dan kewajiban
pemerintah daerah untuk dilaksanakan.
Beberapa contoh dari penerimaan dan pengeluaran kas yang menggambarkan
aktivitas transitoris ini adalah penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), seperti
penerimaan pajak Negara, yaitu Pengeluaran (pembayaran) Perhitungan Fihak
Ketiga (PFK) seperti pembayaran/pengembalian uang jaminan, penyetoran pajak
Negara, dll.

36
Secara umum target Pendapatan pada Rsud Banyorang Tahun Anggaran Sebesar
Rp13450000000.00 dan yang bisa dicapai sebesar Rp53408371.00 atau 000%, sedangkan Realisasi
Belanja Tahun Anggaran Berupa Belanja Pegawai Sebesar Rp1276909658.00 dari anggaran
sebesar Rp1350037100.00 atau sebesar 095%, Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp2323161351.00
dari anggaran sebesar Rp3859412827.00 atau sebesar 060%, dan belanja modal sebesar
Rp15821540213.00 dari anggaran sebesar Rp16835495102.00 atau sebesar 094%, sehingga Total
Realisasi Belanja Tahun Anggaran sebesar Rp141285201310.9800 atau dari Total Anggarn
sebesar Rp160701070882.00 atau sebesar 088%.

37
LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG


RSUD BANYORANG

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR

PER TANGGAL 31 DESEMBER 2021 (AUDITED)

Anda mungkin juga menyukai