Anda di halaman 1dari 12

Pengertian Penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer adalah kondisi kelainan yang ditandai dengan penurunan daya ingat,
penurunan kemampuan berpikir dan berbicara, serta perubahan perilaku pada penderita akibat
gangguan di dalam otak yang sifatnya progresif atau perlahan-lahan.

Pada fase awal, seseorang yang terkena penyakit Alzheimer biasanya akan terlihat mudah
lupa, seperti lupa nama benda atau tempat, lupa tentang kejadian-kejadian yang belum lama
dilalui, dan lupa mengenai isi percakapan yang belum lama dibicarakan bersama orang lain.

Seiring perkembangan waktu, gejala akan meningkat. Penderita penyakit Alzheimer


kemudian akan kesulitan melakukan perencanaan, kesulitan bicara atau menuangkan sesuatu
ke dalam bahasa, kesulitan membuat keputusan, kerap terlihat bingung, tersesat di tempat
yang tidak asing, mengalami gangguan kecemasan dan penurunan suasana hati, serta
mengalami perubahan kepribadian, seperti mudah curiga, penuntut, dan agresif. Pada kasus
yang parah, penderita penyakit Alzheimer bisa mengalami delusi dan halusinasi, serta tidak
mampu melakukan aktivitas atau bahkan tidak mampu bergerak tanpa dibantu orang lain.

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit Alzheimer, di
antaranya adalah gaya hidup yang tidak sehat, berjenis kelamin wanita, berusia di atas 65
tahun, memiliki orang tua atau saudara kandung yang sakit Alzheimer, memiliki riwayat
penyakit jantung, dan pernah mengalami luka berat di kepala.

Diagnosis dan pengobatan penyakit Alzheimer


Dalam mendiagnosis penyakit Alzeimer, penting bagi dokter untuk menanyakan gejala yang
dialami oleh pasien. Dokter akan menanyakan apakah pasien sering lupa, mengalami
perubahan perilaku, bicara tidak jelas, dan kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari tanpa
dibantu orang lain. Selain itu, dokter juga akan mengevaluasi riwayat kesehatan pasien,
seperti bagaimana status mental, penyakit apa yang pernah atau sekarang diderita, obat-
obatan apa yang dikonsumsi, dan adakah keluarga yang juga berpenyakit Alzheimer.

Pemeriksaan melalui CT scan atau MRI mungkin akan ditawarkan oleh dokter untuk melihat
adanya perubahan signifikan di dalam otak apabila pasien dicurigai menderita penyakit
Alzheimer.

Tujuan pengobatan dalam kasus penyakit Alzheimer adalah untuk memperlambat


perkembangan gejalanya saja karena penyakit ini belum bisa disembuhkan. Selain dengan
pemberian obat-obatan, penanganan dari aspek psikologis melalui stimulasi kognitif juga
harus diterapkan guna memperbaiki ingatan penderita, memulihkan kemampuannya dalam
berbicara dan memecahkan masalah, serta membantunya memperbaiki kemampuan
berbicara.

Penderita Alzheimer umumnya hidup sekitar 8-10 tahun setelah gejala muncul, namun ada
juga beberapa penderita lain yang bisa hidup lebih lama dari itu. Meski penyakit Alzheimer
belum ada obatnya, bentuk-bentuk penanganan yang ada saat ini bertujuan untuk
memperlambat perkembangan kondisi serta meredakan gejala-gejalanya.

Karena itu, segera temui dokter jika daya ingat Anda mengalami perubahan atau Anda
khawatir mengidap demensia. Penyakit Alzheimer yang dapat terdiagnosis sejak
dini memberikan Anda lebih banyak waktu untuk melakukan persiapan serta perencanaan
untuk masa depan. Selain itu, Anda akan mendapatkan penanganan medis lebih cepat yang
bisa sangat bermanfaat.

Pencegahan penyakit Alzheimer

Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penyakit Alzheimer, di antaranya
dengan menurunkan risiko terkena penyakit jantung, menjaga berat badan tetap sehat,
mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, mengurangi konsumsi minuman beralkohol,
berhenti merokok, menjaga otak agar tetap aktif bekerja, serta rutin memeriksakan diri ke
dokter seiring pertambahan usia.

Gejala Penyakit Alzheimer


Tahap perkembangan gejala penyakit Alzheimer dibagi menjadi tiga, yaitu tahap awal, tahap
pertengahan, dan tahap akhir. Pada tahap awal, gejala penyakit Alzheimer umumnya akan
sulit dikenali karena kemungkinan penderita akan mengira penurunan daya ingat sebagai hal
yang lumrah seiring efek perkembangan usia. Namun ketika gejala memasuki tahap lebih
lanjut, dampak yang lebih signifikan akan mulai terlihat pada diri dan perilaku penderita.

Tingkat kecepatan berkembangnya gejala penyakit Alzheimer berbeda-beda pada tiap


penderita, tapi umumnya gejala akan berkembang secara perlahan-lahan selama beberapa
tahun.
Berikut ini adalah contoh-contoh gejala penyakit Alzheimer di tahap awal yang bisa menjadi
tanda peringatan bagi Anda.

 Lupa dengan nama benda atau tempat.


 Lupa dengan kejadian-kejadian yang belum lama dialami.
 Lupa dengan hal-hal yang belum lama dibicarakan dengan orang lain.
 Kerap tersesat di tempat atau daerah yang seharusnya sudah familiar.
 Salah menaruh barang (misalnya menaruh piring di dalam lemari baju).
 Suka lupa cara menggunakan suatu barang.
 Kesulitan dalam menulis.
 Sering mengulang pertanyaan yang sama.
 Kesulitan merangkai kata-kata dalam berkomunikasi.
 Terlihat kurang berenergi dan tidak antusias.
 Tampak seperti mengalami depresi.
 Enggan beradaptasi dengan perubahan.
 Enggan melakukan hal-hal yang baru.
 Tidak tertarik lagi terhadap aktivitas yang sebelumnya disukai.
 Lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur, duduk, atau menonton televisi
daripada mengobrol dengan keluarga atau bersosialisasi.
 Sulit membuat keputusan.
 Mudah berburuk sangka.

Ketika memasuki tahap pertengahan, tingkat keparahan gejala penyakit Alzheimer yang
sudah ada sebelumnya akan meningkat. Biasanya penderita yang sudah memasuki tahap ini
perlu diberi perhatian ekstra dan mulai dibantu di dalam aktivitas kesehariannya, misalnya
mandi, menggunakan toilet, berpakaian, dan makan. Berikut ini adalah contoh-contoh gejala
penyakit Alzheimer pada tahap menengah.

 Sulit mengingat nama anggota keluarga sendiri atau teman.


 Disorientasi dan rasa bingung yang meningkat (misalnya penderita tidak tahu di mana
dirinya berada).
 Mengalami masalah dalam berkomunikasi.
 Perubahan suasana hati yang makin sering terjadi.
 Gelisah, frustrasi, cemas, dan depresi.
 Kadang-kadang mengalami gangguan penglihatan.
 Mengalami gangguan pada pola
 Perilaku impulsif, repetitif, atau obsesif.
 Mulai mengalami halusinasi atau delusi.

Setelah gejala melewati fase pertengahan dan masuk ke tahap akhir, penderita penyakit
Alzheimer akan membutuhkan pengawasan dan bantuan secara total dari orang lain dalam
hari-hari mereka. Tidak hanya penderita yang merasa sangat tertekan, tapi dapat juga
dirasakan oleh orang-orang di sekitar mereka juga. Contoh-contoh gejala penyakit Alzheimer
pada tahap akhir adalah:

 Penurunan daya ingat yang sudah makin parah.


 Tidak mampu berkomunikasi dengan orang lain.
 Menderita penyakit infeksi.
 Halusinasi dan delusi yang memburuk, membuat penderita menjadi selalu curiga
terhadap orang-orang di sekitarnya, bahkan berlaku kasar juga.
 Tidak mampu bergerak tanpa dibantu orang lain.
 Buang air kecil atau besar tanpa disadari.
 Berat badan turun secara signifikan.
 Tidak lagi memedulikan kebersihan dirinya sendiri.
 Tidak mampu makan sendiri.
 Mengalami kesulitan menelan saat makan.

Segera temui dokter apabila gejala penyakit Alzheimer pada kerabat atau teman Anda
meningkat secara signifikan atau jika Anda sendiri khawatir dengan penurunan daya ingat
yang dirasakan.

Penyebab Penyakit Alzheimer


Hingga saat ini penyebab pasti penyakit Alzheimer belum diketahui. Namun para ahli yang
melakukan penelitian mengemukakan bahwa di dalam otak penderita terjadi pengendapan
protein beta-amyloid dan kekusutan neurofibril yang menghalangi suplai nutrisi antar sel
otak. Seiring waktu, beta amyloid yang mengendap dan neurofibril yang kusut akan merusak
dan mematikan sel-sel otak sehingga akhirnya membuat ukuran otak menyusut. Saat proses
tersebut berjalan, gejala akan tampak pada penderita, yaitu berupa daya ingat berkurang,
perubahan suasana hati, dan menurunnya kemampuan bicara. Rusaknya sel-sel otak juga
dapat menurunkan kadar neurotransmitter di dalam otak yang berimbas kepada kacaunya
koordinasi antarsaraf otak.

Berikut ini sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit
Alzheimer.

 Umur. Penyakit Alzheimer rentan diidap oleh orang-orang yang telah berusia di atas
65 tahun (terlebih lagi bagi mereka yang berusia di atas 80 tahun). Namun dari
keseluruhan kasus yang terjadi, lima persen penderita penyakit alzheimer adalah
orang-orang yang berusia 40-65 tahun.
 Berjenis kelamin wanita.
 Pernah mengalami cedera parah pada bagian
 Genetik. Menurut penelitian, mereka yang memiliki orang tua atau saudara dengan
Alzheimer akan lebih berisiko terkena penyakit yang sama. Kurang dari lima persen
kasus penyakit Alzheimer terjadi akibat perubahan atau mutasi genetik yang
diturunkan dari generasi sebelumnya.
 Mengidap sindrom Down. Gangguan genetik yang menyebabkan terjadinya sindrom
Down juga dapat menyebabkan penumpukan protein beta-amyloid di otak sehingga
memicu terjadinya penyakit Alzheimer.
 Mengidap gangguan kognitif ringan. Orang-orang dengan kondisi ini biasanya akan
memiliki masalah pada daya ingat yang mungkin saja dapat memburuk seiring
perkembangan usia.

Selain faktor-faktor di atas, sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit
jantung juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit Alzheimer. Karena itu, harap
waspada jika Anda sering terpapar asap rokok, jarang berolahraga, jarang mengonsumsi
makanan berserat, menderita kolesterol tinggi, hipertensi, obesitas, dan diabetes tipe-2.
Diagnosis Penyakit Alzheimer
Alzheimer yang terdiagnosis sejak dini dapat membuat penderita memiliki lebih banyak
waktu untuk melakukan persiapan serta perencanaan untuk masa depan. Satu hal yang lebih
penting lagi adalah mendapatkan penanganan yang lebih cepat.

Sebenarnya cara paling akurat dalam mendiagnosis penyakit Alzheimer adalah melalui
autopsi yang memungkinkan pemeriksa melihat jaringan otak penderita.

Dokter akan mencurigai pasien menderita penyakit Alzheimer jika pertanyaan yang dijawab
oleh pasien seputar gejala, riwayat kesehatan dirinya dan keluarga (termasuk obat yang
dikonsumsi), serta gaya hidup mengarah kepada penyakit selain Alzheimer.

Selain mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait hal-hal di atas, dokter juga kemungkinan


akan melakukan:

 Pemeriksaan darah di laboratorium. Pemeriksaan ini dilakukan guna mengetahui


apakah ada kondisi lain selain penyakit Alzheimer yang menyebabkan pasien
mengalami penurunan daya ingat atau kebingungan, misalnya seperti defisiensi
vitamin atau gangguan tiroid.
 Pemeriksaan Pemeriksaan ini dilakukan guna mengetahui seberapa baik fungsi saraf
pasien, misalnya dengan menguji keseimbangan, koordinasi, daya refleks,
kemampuan mendengar atau melihat, dan kekuatan otot saat bangun dari duduk atau
pun berjalan.
 Pemeriksaan mental dan Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan
berpikir, daya ingat, serta fungsi mental pasien yang dibandingkan dengan orang yang
seumur serta sama tingkat pendidikannya.
 Pemindaian otak. Pemeriksaan ini dilakukan guna mendeteksi adanya kelainan atau
perubahan di dalam otak dan memastikan disebabkan oleh penyakit Alzheimer dan
bukan kondisi lain, seperti cedera berat, stroke, atau tumor. Metode pemindaian otak
bisa dilakukan dengan CT scan, MRI, pemeriksaan cairan serebrospinal, dan
tomografi emisi positron.

Pengobatan Penyakit Alzheimer


Penyakit Alzheimer belum dapat disembuhkan. Cara penanganan yang ada saat ini hanya
bertujuan untuk meredakan gejala, memperlambat perkembangan penyakit, serta membuat
penderita dapat hidup semandiri mungkin.

Jenis obat-obatan yang biasanya diresepkan oleh dokter untuk penyakit Alzheimer adalah
rivastigmine, galantamine, donepezil, dan memantine. Keempat obat ini mampu meredakan
gejala demensia dengan cara meningkatkan kadar zat tertentu di dalam otak.

Rivastigne, galantamine, dan donepezil biasa digunakan untuk menangani penyakit


Alzheimer dengan tingkat gejala awal hingga menengah. Ketiga obat ini termasuk kelompok
acetylcholinesterase inhibitors (ACE inhibitors) yang mampu mencegah penurunan
neurotransmitter acetylcholine (zat yang berperan dalam kemampuan belajar dan daya ingat
otak). Sedangkan memantine biasanya diresepkan bagi penderita Alzheimer dengan gejala
tahap menengah yang tidak dapat mengonsumsi obat ACE inhibitors. Memantine juga dapat
diresepkan pada pederita Alzheimer dengan gejala yang sudah memasuki tahap akhir.

Efek samping yang mungkin timbul dari mengonsumsi rivastigne, galantamine, dan
donepezil adalah:

 Kram otot
 Diare
 Mual
 Insomnia
 Rasa lelah
 Sakit kepala
 Pusing
 Agitasi
 Penurunan ritme jantung

Sedangkan efek samping yang mungkin timbul dari mengonsumsi memantine adalah:

 Sakit kepala
 Pusing
 Sesak napas
 Konstipasi
 Rasa lelah
 Hipertensi
 Perasaan bingung
 Gangguan keseimbangan

Selain melalui obat-obatan, pengobatan psikologis juga dapat diterapkan untuk menangani
penyakit Alzheimer.

 Stimulasi kognitif. Metode ini bertujuan meningkatkan daya ingat, kemampuan


berkomunikasi, dan kemampuan dalam memecahkan masalah.
 Terapi relaksasi dan terapi perilaku kognitif. Metode ini bertujuan mengurangi
halusinasi, delusi, agitasi, kecemasan, depresi yang dialami oleh penderita Alzheimer.

Jika Anda menderita penyakit Alzheimer atau memiliki keluarga yang menderita penyakit ini,
lakukanlah tips berikut ini di rumah.

 Buatlah catatan mengenai hal-hal yang ingin Anda lakukan dan tempel catatan
tersebut di pintu, kulkas, dekat televisi, atau di mana pun yang mudah terlihat.
 Setel alarm pada jam/ponsel sebagai pengingat atau beri tahu orang yang Anda
percaya mengenai rencana kegiatan yang akan Anda lakukan dan mintalah pada
mereka untuk mengingatkan.
 Simpan kontak kerabat, teman-teman, atau orang-orang yang Anda butuhkan di buku
telepon dan di ponsel.
 Simpan kunci di tempat yang biasanya Anda ingat dan mudah terlihat.
 Setel tanggal secara tepat pada ponsel agar Anda tidak lupa dengan hari atau bila
perlu mulailah berlangganan surat kabar tiap hari.
 Tempelkan label pada tiap wadah tertutup agar Anda tidak lupa isinya, misalnya pada
laci atau lemari makanan.
 Pasang pegangan pada tangga atau kamar mandi untuk menghindari diri dari terjatuh.
 Kurangi jumlah cermin karena dapat membuat penderita Alzheimer kebingungan atau
bahkan ketakutan.
 Atur perabotan agar tidak mengganggu dan membahayakan gerak penderita.

Pencegahan Penyakit Alzheimer


Umumnya, orang-orang yang pikiran dan fisiknya selalu aktif, serta mereka yang suka
bersosialisasi tidak akan mudah terkena penyakit Alzheimer. Karena itu lakukanlah hal-hal
menyenangkan yang dapat menstimulasi gerak tubuh dan pikiran Anda. Misalnya dengan
bermain musik, bermain yang dapat menstimulasi otak, menulis, membaca, belajar bahasa
asing, mengikut kegiatan sosial, dan berolahraga. Jalan santai di pagi atau sore hari,
berenang, tenis, bulutangkis, dan golf adalah contoh-contoh olahraga ringan yang
direkomendasikan.

Penyakit jantung sering dikaitkan dengan risiko mengidap penyakit Alzheimer. Jika
seseorang memiliki risiko tinggi terkena penyakit jantung, maka dirinya pun lebih rentan
terkena penyakit Alzheimer. Karena itu, lakukanlah beberapa langkah berikut ini agar jantung
tetap sehat dan terhindar dari risiko terkena penyakit Alzheimer.

 Konsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang, kadar lemak dan kolesterolnya
rendah. Tingkatkan asupan serat, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.
 Berhenti merokok dan batasi konsumsi minuman beralkohol.
 Jika Anda menderita stroke, diabetes, hipertensi, atau kolesterol tinggi, teraturlah
dalam mengonsumsi obat resep dan menjalani nasihat dari dokter mengenai pola
hidup sehat.
 Jika Anda mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, berusahalah untuk
menurunkan berat badan secara aman.
 Pastikan Anda selalu rutin memeriksakan tekanan darah, serta kadar kolesterol dan
gula secara teratur untuk mengantisipasi gangguan yang makin parah.
 Berolahraga secara rutin sedikitnya 2,5 jam tiap minggu, seperti bersepeda atau
berjalan kaki.
8 Cara Mencegah Alzheimer
, at Senin, Oktober 08, 2012

Cara Mencegah Alzheimer - Alzheimer adalah salah satu penyakit yang paling
ditakuti setiap orang. Penyakit ini dapat membuat seseorang kehilangan akal dan
pikiran. Alzheimer juga banyak menyerang anak muda. Sebenarnya alzheimer sangat
dipengaruhi oleh faktor genetik, namun para pakar kesehatan meneliti bahwa ada
faktor lain yang bisa membuat seseorang terserang alzheimer. Faktor tersebut antara
lain yaitu nutrisi, pendidikan, diabetes dan aktivitas mental serta fisik.

Dengan mengetahui betapa besarnya efek dari penyakit ini, tentunya pencegahan
wajib dilakukan sedini mungkin. Alzheimer memang susah diobati, namun alzheimer
masih bisa dicegah. Bagaimana cara mencegah alzheimer? Berikut ini 7 hal yang bisa
dilakukan untuk mencegah alzheimer.

1. Konsumsi makanan mengandung antioksidan


Makanan dengan antioksidan dapat mencegah penyakit pikun dan mencegah
tentunya mencegah Alzheimer. Banyak sekali sayur dan buah-buahan yang kaya
antioksidan. Selain itu teh jgua mengandung banyak antioksidan. Selengkapnya lihat
makanan yang mengandung antioksidan.

2. Kurangi makanan berlemak

Bukan hanya obesitas, lemak juga dapat memicu perubahan fungsi otak ke arah lebih
baik atau lebih buruk. Alzheimer juga bisa dipicu dari makanan berlemak. Sebaiknya
kurangi konsumsi lemak jenuh karena dapat membuat sel-sel otak yang menjadi
tidak efisien. Selain itu kurangi konsumsi makanan yang digoreng seperti gorengan,
nasi goreng, dll.

3. Olahraga

Rajin olahraga ternyata merangsang produksi kolestrol baik. Para peneliti mengklaim
kolesterol baik ini dapat berfungsi sebagai anti-inflamasi untuk mencegah kerusakan
pada sistem otak.

4. Rangsanglah pertumbuhan otak


Otak mulai menyusut saat usia mencapai 30-40 tahun. Namun peneliti berpendapat
seseorang dapat meningkatkan ukuran otak dengan rajin belajar. Cobalah
mempelajari berbagai hal baru, perluas pertemanan sebagai stimulasi, baca buku,
browsing di internet atau membeli permainan yang merangsang otak.

5. Kurangi makanan manis

Makanan manis tidak hanya menimbulkan masalah berat badan. Banyak makan
manis juga dapat merintis kerusakan otak. Suzanne de La Monte, MD, MPH, seorang
neuropathologist dari Brown University bersama tim melakukan penelitian. Ia
menunjukkan bahwa terlalu banyak mengonsumsi gula dapat menyebabkan
resistensi insulin yang memperburuk kondisi otak.

6. Masak makanan sendiri di rumah


Dengan memasak makanan sendiri, kita dapat memastikan sendiri bahan-bahan yang
digunakan adalah yang terbaik dan lebih sehat daripada beli makanan di luar.

7. Jaga kebersihan gigi

Gigi dan gusi yang tidak bersih dapat meracuni otak dan cenderung membuat
memori semakin rendah. Oleh karena itu rajin menyikat gigi dan flossing dapat
membantu menjaga gigi dan mempertajam memori.

8. Kenali tanda-tanda awal Alzheimer


Tanda-tanda awal alzheimer dapat berupa kesalahan kecil seperti salah menilai jarak
ketika berjalan, bingung saat membaca peta, rasa penciuman mulai hilang,
mengajukan pertanyaan yang sama berulang kali serta lupa menyimpan barang di
tempat yang aneh. Jika hal ini sudah ada pada diri anda, segera konsultasikan ke
dokter ahli.

Cara mencegah alzheimer sebaiknya mulai dilakukan sebelum terlambat. Iklan says
"Kita tidak akan pernah tahu kapan alzheimer menyerang, pencegah sedini mungkin
dapat menyelamatkan banyak jiwa" :)

Anda mungkin juga menyukai