Anda di halaman 1dari 16

MEDIA RELATION

MAKALAH
“Strategi Komunikasi dalam Public Relation”

Disusun Oleh :
1. Rizka Dewi Nasela (10821835)
2. Shanata Aura Tania (10821892)

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Tuti Widiastuti

Fakultas Ilmu Komunikasi


Uiversitas Gunadarma
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat dan
karunia-Nya dapat menyelesaikan tugas makalah (Rismayanti, 2008) kelompok yang berjudul
tentang “Strategi Komunikasi dalam Public Relation” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dalam penyusunan dari makalah kelompok ini adalah untuk memenuhi
tugas Ibu Prof. Dr. Tuti Widiastuti pada mata kuliah Media Relation. Selain itu, makalah
kelompok ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Strategi Komunikasi dalam
Public Relation” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Tuti Widiastuti selaku dosen
mata kuliah Media Relation yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Dan juga kepada
semua pihak yang telah membagi Sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempuarnaan
makalah ini.

Depok, 21 Maret 2023

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
1.3 Tujuan & manfaat........................................................................................................ 5
BAB II........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
2.1 Pengertian Komunikasi .................................................................................................... 6
2.2 Komponen Komunikasi.................................................................................................... 6
2.3 Proses Komunikasi........................................................................................................... 8
2.4 Gangguan Komunikasi................................................................................................... 10
2.5 Komunikasi Persuasif dalam Praktik Public Relations .................................................. 11
BAB III .................................................................................................................................... 15
PENUTUP................................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Komunikasi akan terjadi di setiap manusia karena mereka saling berinteraksi


satu sama lain dalam kepentingan yang sama ataupun berbeda. Dengan berkomunikasi,
manusia dapat memahami orang lain. Komunikasi memang pada hakekatnya adalah
suatu proses sosial yang saling mempengaruhi.

Komunikasi juga merupakan kebutuhan manusia yang utama yang dapat


dilakukan secara langsung ataupun melalui media dalam bentuk verbal dan non verbal.
Pada saat berkomunikasi, pihak yang menyampaikan pesan atau komunikator berusaha
menyampaikan pesan sedemikian rupa sehingga pesan yang di sampaikan dapat di
pahami oleh penerima pesan atau komunikasi dan kemudian komunikasi akan
memberikan feedback atau umpan balik atas pesan yang di sampaikan tersebut.

Public relations mencoba membuka kran komunikasi yang menyenangkan


dengan publiknya. Komunikasi yang di jalin akan berdampak pada hubungan yang
serasi dan selaras antara organisasi dengan publiknya. Jadi, memang terdapat strategi
komunikasi dengan public relation, namun setiap public relation memiliki strategi
komunikasi yang berbeda beda. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas lebih
lanjut dengan materi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat di rumuskan sebagai
berikut :
1. Apa pengertian komunikasi?
2. Apa saja komponen komunikasi?
3. Bagaimana proses komunikasi?
4. Apa saja gangguan komunikasi?
5. Apa komunikasi persuasif dalam praktik public relations?
1.3 Tujuan

Makalah ini dibuat untuk memberikan informasi, memaparkan ide, dan membujuk
pembaca untuk ikut berpikir secara kritis mengenai ide atau topik yang dibahas dalam
makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi

Istilah Komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu “communicatus” yang artinya
“berbagi” atau “milik bersama”. Komunikasi merupakan kegiatan manusia yang unik.
Manusia tidak bisa hidup tanpa adanya orang lain, mereka saling mengadakan interaksi
satu sama lain dalam kepentingan yang sama maupun dalam bentuk yang berbeda,
saling bertukar pikiran dan pendapat untuk menyatukan persepsi.
Banyak pakar komunikasi yang berupaya mendefinisikan komunikasi. Salah
satunya Harold D. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan
komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan, “who, says what, in which channel,
to whom, with what effect.” (komunikasi adalah siapa, mengatakan apa, melalui apa,
kepada siapa, dan apa pengaruhnya). Menurut pengertian tersebut, proses komunikasi
terjadi ketika seseorang mengatakan atau menyampaikan sesuatu (pesan) melalui media
atau saluran penyampaian (pesan) kepada orang (lain) dan penyampaian pesan tersebut
memunculkan suatu akibat tertentu.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi merupakan kebutuhan
manusia dalam melakukan hubungan dengan manusia lain baik dalam bentuk
mempengaruhi orang lain, mengekspresikan diri maupun untuk mempelajari tentang
dunia orang lain. Dalam melakukan komunikasi dapat dilakukan dengan cara langsung
maupun melalui media massa baik dalam bentuk verbal dan non verbal.

2.2 Komponen Komunikasi


Berdasarkan pengertian tersebut dapat diuraikan bahwa proses komunikasi
melibatkan beberapa komponen, yaitu:

1. Komunikator (communicator, source, sender)


Komunikator adalah pihak atau orang yang menyalurkan pesan kepada pihak
lain/komunikan. Komunikator dapat perseorangan, kelompok, bahkan
institusional. Komunikator perseorangan tak lain adalah jika satu orang
menyampaikan pesan kepada orang lain. Komunikator kelompok jika suatu
kelompok orang (kelompok kecil maupun besar) merumuskan dan
menyampaikan pesan kepada orang lain.
2. Pesan (message)
Pesan adalah informasi, konsep, nilai, dll, yang disampaikan oleh komunikator
dalam bentuk bahasa verbal, tulis, bunyi, gambar, maupun lambang/simbol
lainnya. Pesan ini dapat bersifat sederhana, seperti kata atau simbol yang
berlaku dalam sebuah sistem sosial masyarakat, maupun kompleks seperti
sebuah rangkaian ajaran yang berupa kumpulan kata dan kalimat. Dalam Islam
dapat dicontohkan; Al-Qur’an merupakan sebuah pesan yang berupa informasi
hari akhir, konsep, serta suatu tatanan nilai. Al-Qur’an merupakan sebuah pesan
yang bersifat kompleks, karena banyak hal yang harus dipahami terlebih dahulu
untuk dapat memahami isi pesannya. Demikian juga kitab-kitab suci lainnya.
Termasuk juga undang-undang yang dirumuskan dan kemudian disepakati oleh
suatu masyarakat merupakan sistem pesan yang bersifat kompleks, yakni di
dalamnya menyangkut banyak informasi, konsep, serta nilai.
3. Media (channel, media)
Media adalah saluran yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan
pesan kepada komunikan. Media dapat berbentuk bahasa, maupun media
komunikasi lainnya seperti tanda (seperti kentongan, sandi), telepon, televisi,
internet, dll). Media ini akan terus mengalami perkembangan seiring dengan
perkembangan teknologi. Manusia dengan segala inovasi dan pengetahuannya
akan terus melakukan pengembangan, termasuk pengembangan di bidang
teknologi komunikasi. Sehingga konsep komunikasipun akan mengalami
perkembangan. Media komunikasipun semakin variatif, semakin banyak varian
dan macamnya. Semuanya dapat dimanfaatkan untuk melakukan komunikasi.
Tergantung dari komunikator dalam memanfaatkan media yang ada.
4. Komunikan (communicant, receiver)
Komunikan adalah pihak atau orang yang menerima pesan dari pihak
komunikator, dalam suatu proses komunikasi. Sama dengan komunikator,
komunikan dapat perseorangan, kelompok, maupun institusional. Penjelasan
lebih lanjut tentang siapa komunikan perseorang, kelompok, dan institusional,
tak berbeda dengan jenis komunikator. Yang membedakan hanyalah jika
komunkator sebagai penyampai pesan, tetapi komunikan adalah penerima
pesan. Itu saja.
5. Efek (effect, impact, influence)
Efek adalah pengaruh yang ditimbulkan dari proses komunikasi. Suatu misal,
adanya perubahan persepsi komunikan tentang suatu masalah. Komunikasi
adalah proses transmisi atau pemindahan pesan dari satu pihak yang disebut
dengan komunikator kepada pihak yang disebut dengan komunikan. Proses ini
mengandung maksud tertentu. Maskud dari proses transmisi/ penyampaian
pesan ini tak lain adalah adanya perubahan sikap dan juga perilaku, khususnya
bagi penerima pesan. Perubahan sikap dan perilaku inilah yang disebut dengan
efek.

2.3 Proses Komunikasi

Proses komunikasi tidaklah sederhana meskipun seolah hanya berupa


pertukaran pesan antara komunikator dengan komunikan. Proses komunikasi yang
tidak sederhana ini menjadikan kajian komunikasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis.
Yang paling sederhana komunikasi dibagi menjadi dua tahap, yaitu;

1. Komunikasi Primer
Komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai
media. Lambang dalam komunikasi ini adalah bahasa, gestur, isyarat, gambar,
warna, dan lambang lainnya yang dapat “menerjemahkan” pikiran dan atau
perasaan komunikator kepada komunikan. Namun demikian, dari sekian banyak
bentuk dan jenis lambang, yang paling banyak digunakan dalam proses
komunikasi primer ini adalah bahasa.
2. Komunikasi Sekunder
Komunikasi sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada
orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah
lambang sebagai media pertama. Proses komunikasi ini dilaksanakan karena
komunikan berada di tempat yang berjauhan atau jumlahnya terlalu banyak,
sehingga tidak memungkinkan dilakukan komunikasi secara primer (face to
face). Media yang digunakan dalam proses komunikasi ini adalah surat, telepon,
surat kabar, majalah, radio, televisi, film, internet, dsb. Philip Kotler
menggambarkan proses komunikasi sebagai berikut;
Sender; adalah komunikator sebagai pihak yang merumuskan dan
menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

Encoding; adalah (penyandian) proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk


lambang yang memuat makna yang dimaksudkan oleh sender/komunikator.

Message; adalah pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang


disampaikan oleh sender.

Media; adalah saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari sender kepada
komunikan Decoding; adalah (pengawasan). Yaitu suatu proses yang dilakukan
oleh komunikan dalam menetapkan/menerjemahkan/memahami makna pada
lambang yang disampaikan oleh sender kepadanya.

Receiver; adalah komunikan sebagai pihak yang menerima pesan dari sender.

Response; adalah tanggapan. Yakni seperangkat reaksi yang dilakukan oleh


pada komunikan setelah diterpa pesan yang diterimanya dari sender.

Feedback; adalah (umpan balik), yaitu tanggapan yang diberikan oleh receiver
kepada sender apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator

Noise; adalah gangguan yang muncul dan menghambat proses komunikasi.


Gangguan itu bisa sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh
receiver/komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh sender
/komunikator kepadanya, atau karena faktor lain seperti kendala alam, kendala
semiotika, kendala psikologis, kendala budaya, dsb.

Menurut Wilbur Schramm, suatu proses komunikasi akan dapat berjalan efektif
jika antara sender (komunikator) dan receiver (komunikan) memiliki kesamaan-
kesamaan pengalaman. Sebab, kesamaan pengalaman mempermudah receiver
memahami makna pesan yang disampaikan oleh sender. Kesamaan pegalaman antara
sender dan receiver mempermudah proses pengawasan, sehingga komunikasi berjalan
lebih efektif. Sebaliknya, perbedaan strata sosial serta pengalaman antara komunikator
dengan komunikan menjadikan proses komunikasi terhambat, kecuali dengan satu yang
dalam ilmu komunikasi disebut dengan empathy, yakni kemampuan memproyeksikan
diri kepada peranan orang lain.

2.4 Gangguan Komunikasi

Menurut Chaney dan Martin mengatakan bahwa gangguan komunikasi segala


sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi yang efektif dalam
artian gangguan komunikasi adalah penghalang atau hal-hal yang dapat mempengaruhi
kelancaraan kegiatan. Komunikasi yang terjadi antara komunikator ke komunikan
untuk menyampaikan pesan atau informasi tidak selamanya berjalan efektif, sama
halnya dengan komunikasi organisasi ada hambatan yang seringkali terjadi.

Gangguan pasti selalu ada walaupun sebuah organisasi berusaha


menghindarinya, untuk itu perlu di ketahui beberapa gangguan dalam komunikasi,
supaya komunikasi organisasi berjalan efektif. Ada beberapa hambatan komunikasi
yaitu:

1. Gangguan teknis, gangguan ini terjadi jika salah satu alat yang digunakan
dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang
ditransmisi melalui saluran mengalami kerusakan. Misalnya gangguan pada
stasiun radio atau televisi, gangguan jaringan telepon, dan lainnya.
2. Gangguan semantik dan psikologis, gangguan semantik ialah gangguan
komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan.
Sedangkah, gangguan psikologis terjadi karena adanya gangguan yang
disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu.
3. Gangguan fisik, gangguan ini disebabkan karena kondisi geografis misal jarak
jauh sehingga sulit berkomunikasi, tidak adanya sarana dan sebagainya.
4. Gangguan status, gangguan yang disebabkan karena jarak sosial di antara
peserta komunikasi, misalnya perbedaan status antara senior dengan junior
atau atasan dengan bawahan. Perbedaan ini biasanya menuntut perilaku
komunikasi yang selalu memperhintungkan kondisi dan etika yang sudah
membudaya dalam masyarakat.
5. Gangguan kerangka berfikir, gangguan ini disebabkan karena adanya
perbedaan persepsi antara komunikator dan komunikan terhadap pesan yang
digunakan dalam berkomunikasi
6. Gangguan budaya, gangguan yang terjadi karena adanya perbedaan
norma, kebiasaan, dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat
dalam komunikasi.

2.5 Komunikasi Persuasif dalam Praktik Public Relations

Kegiatan public relations tidak lepas dari komunikasi dan komunikasi yang
dilakukan harus bersifat persuasif. Untuk melakukan komunikasi secara persuasif
seorang praktisi public relations harus memperhatikan kondisi psikologis orang dalam
berkomunikasi. Beberapa realitas psikologis tersebut oleh Onong disingkat dengan
akronim AIDDA, yaitu;

1. Attention (perhatian); dalam hal ini seorang komunikator dituntut untuk


menarik perhatian komunikan atau khalayak, dan setiap khalayak memiliki
perhatian yang berbeda. Oleh karenanya, seorang praktisi public relations
dituntut untuk mampu mencermati dan mengenali hal-hal apa yang menjadi
perhatian khalayaknya. Dan sudah barang tentu beraneka ragam tema harus
diangkat oleh praktisi public relations dalam komunikasi agar dapat menarik
perhatian para khalayaknya.
2. Interest (minat/kepentingan); Komunikan dituntut untuk menumbuhkan minat
yang ada dalam diri khalayak. Minat di sini muncul ketika seseorang merasa
memiliki kepentingan terhadap suatu masalah yang menjadi tema
pembicaraan/komunikasi.
3. Desire (hasrat/keinginan); Komunikasi persuasif akan dapat terlaksana ketika
seorang komunikator mampu menggugah keinginan khalayak. Ketika
kepentingan khalayak sudah disentuh, maka satu langkah yang tidak boleh
dilupakan adalah bagaimana pikiran dan emosi khalayak digugah sehingga
mereka berkeinginan melakukan sesuatu yang dapat memenuhi kepentingan
tersebut.
4. Decision (keputusan); Langkah berikutnya dalam komunikasi persuasif adalah
mendorong khalayak untuk mau mengambil keputusan. Perhatian sudah
dimunculkan, kepentingan khalayak sudah disuguhkan, keinginan sudah
ditumbuhkan. Satu langkah sebagai tindak lanjutnya adalah keberanian
khalayak mengambil keputusan. Seorang komunikator tidak boleh berhenti
berkomunikasi dan meyakinkan khalayak sebelum mereka mengambil
keputusan.
5. Action (Kegiatan); Khalayak melakukan apa yang sudah diputuskannya.

Untuk dapat melakukan komunikasi secara persuasif, ada beberapa teknik yang
dapat dilakukan;

1. Teknik asosiasi, yaitu penyajian pesan komunikasi dengan cara menumpangkan


pesan pada suatu obyek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian khalayak.
2. Teknik integrasi, yakni komunikator berupaya menyatukan diri dengan
khalayak luas. Melalui kata, simbol, serta identitas komunikator berupaya
menyamakan dirinya dengan mereka. Dalam bahasa formal, penggunaan kata
’kita’ dan ’kami’ memberikan makna bahwa komunikator memiliki kesamaan
dengan khalayak yang diwakilinya. Sehingga dengan demikian, khalayak
merasa terwakili dengan apa yang dikemukakan oleh komunikator.
3. Teknik ganjaran, dilakukan dengan cara memberikan janji tertentu kepada pihak
lain yang mau memberikan dukungan atau apa yang diinginkan oleh
komunikator.
4. Teknik tatanan (to ice), yaitu menata pesan sedemikian rupa sehingga enak
didengar, mudah diingat, dan mendorong orang untuk ringan melakukannya.
5. Teknik red-herring, yakni teknik tipu muslihat. Dalam hal ini adalah teknik
mengalihkan perhatian ketika sedang terdesak dalam adu argumentasi dan
kemudian mengarahkan pada hal yang dikuasainya agar mampu melakukan
serangan dalam bentuk melemahkan argumentasi lawan demi untuk
memperoleh kemenangan.

Adnan Putra, pakar humas maskah workshop yang berjudul “Public Relations
Strategy” (Rosady 2001) mengatakan bahwa strategi adalah bagian terpadu dari suatu
rencana (plan), rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning) yang
pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar manajemen. Sebagaimana
dijelaskan sebelumnya, public relations bertujuan untuk menegakkan dan
mengembangkan suatu citra yang menguntungkan (favourable image) bagi organisasi,
perusahaan atau produk dan jasa terhadap pihak yang berkepentingan (stakeholder)
sebagai sasaran yang terkait yaitu public internal dan eksternal.

Dalam proses penerapan strategi public relations membutuhkan komunikasi


yang efektif yang melibatkan komunikator dengan segala kemampuan
(communications skill) untuk mempengaruhi konsumen dengan dukungan berbagai
aspek teknis dan praktis dalam bentuk taktik atau strategi dalam pencapaian tujuan.
Tujuan tersebut bersifat internal dan eksternal. Tujuan yang tersifat eksternal
mengcakup beberapa hal, yakni:

1. Memperluas langganan atau pemasaran,


2. Memperkenalkan suatu jenis hasil produksi atau gagasan yang berguna bagi
konsumen,
3. Mencari dan mengembangkan modal,
4. Memperbaiki citra perusahaan persepsi masyarakat guna mendapatkan opini
yang positif.

Hal tersebut pula yang dilakukan oleh humas PT. Cimory Group. Strategi
komunikasi public relations PT. Cimory Group dalam menjalankan bisnisnya
mengedepankan strategi stabilitas dalam hal ini melakukan peningkatan produk pasar
melalui Cimory Riverside di wilayah Bogor dalam bersaing dengan competitor lain.
Yang kedua adalah strategi Ekspansi, yaitu mengembangkan penambahan produk.
Masyarakat yang awalnya hanya mengenal produk susu Cimory, kini produk
berkembang yaitu, Chocomory Pie, Chocomory Moo Moo Roll, Chocomory Crispy
Cookies, dan Chocomory Bar. Berikutnya adalah Strategi Penciutan yang berkaitan
dengan lingkungan, kondisi, visi, arah dan tujuan.melihat visi Cimory Group yakni
MACRO yaitu: Motivated, Active, Cooperative, Responsible dan Ownership. Dan
yang terakhir yaitu Citra perusahaan melalui Public Relations membahas tentang tugas
Public Relations menjadi support dalam aktifitas kegiatan, seperti mensupport acara
dari anak-anak sekolah, kampus, maupun kementrian-kementrian. Melihat Brand
Image PT Cimory Group strategi yang dilakukan antaranya melalui peningkatan brand
awareness. Kegiatan ini meliputi seperti kontes desain logo yang melibatkan konsumen
setianya. Keikutsertaan 330 hasil desain konsumen terlihat bahwa peran brand
awereness pada produk Cimory sangat efektif. Melihat Brand Image PT Cimory Group
strategi yang dilakukan antaranya menggunakan model two-way Symmetric atau dapat
disebut dengan komunikasi dua arah, yaitu PT. Cimory Group menyampaikan
keunggulan produk kepada masyarakat dan masyarakat dapat memberikan masukkan
kepada PT. Cimory Group untuk pengembangan produk lebih lanjut. Strategi tersebut
dilakukan untuk membranding Cimory dengan menitikberatkan hubungan baik dengan
masyarakat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Yang dapat kami simpulkan bahwa komunikasi merupakan kebutuhan manusia dalam
melakukan hubungan dengan manusia lain baik dalam bentuk mempengaruhi orang lain,
mengekspresikan diri maupun untuk mempelajari tentang dunia orang lain. Dalam melakukan
komunikasi dapat dilakukan dengan cara langsung maupun melalui media massa baik dalam
bentuk verbal dan non verbal. Proses komunikasi pun melibatkan beberapa komponen dan
berjalannya komunikasi tidak selamanya berjalan lancar. Maka dari itu diperlukan strategi
untuk melancarkan rencana yang bertujuan untuk menegakkan, mengembangkan, dan
memajukan citra perusahaan seperti yang dilakukan oleh public relations PT. Cimory Group.

3.2 Saran

Kami menyadari banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, saran dari
pembaca sangat di butuhkan untuk evaluasi kami sebagai penulis untuk membangun kualitas
dari penulis dalam pembuatan makalah kedepannya. Dengan adanya makalah ini, diharapkan
dapat menambah wawasan pembaca dan penulis dalam memahami strategi komunikasi dalam
public relations. Atas saranya kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Artis, S. A. (2011). Strategi Komunikasi Public Relations. Jurnal Sosial Budaya, Vol. 8 No.
02 Juli-Desember 2011, 184-185.
Ishaq, R. e. (2015). Kuliah Public Relations Pengantar & Praktik. Jawa Timur: STAIN
Kediri Press.
Prakoso, J. H. (2023). Strategi Komunikasi Public Relations P.T Cimory Group Dalam
Membangun Brand Image. Jurnal Akrab Juara, 8 Nomor 1, 85-92.
Rismayanti. (2008). HAMBATAN KOMUNIKASI YANG SERING DIHADAPI DALAM
SEBUAH ORGANISASI. Jurnal Ilmiah Al-Hadi, 830-831.

Anda mungkin juga menyukai