Tugas Ipa
Tugas Ipa
PENYAKIT SIFILIS
Raja singa atau sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh bakteri. Gejala sifilis diawali dengan munculnya luka yang tidak terasa sakit
di area kelamin, mulut, atau dubur.
Luka pada area kelamin yang menjadi gejala sifilis (sipilis) sering kali
tidak terlihat dan tidak terasa sakit, sehingga tidak disadari oleh penderitanya.
Meski demikian, pada tahap ini, infeksi sudah bisa ditularkan ke orang lain.
Tanpa penanganan yang cepat dan tepat, sifilis dapat merusak organ otak,
jantung, dan beberapa organ lain. Pada wanita hamil, infeksi juga berbahaya
karena dapat menyebabkan kondisi janin tidak normal, bahkan kematian bayi.
Oleh karena itu, semakin dini diagnosis dan pengobatannya, semakin mudah
sifilis disembuhkan.
Gejala Sifilis
Sifilisprimer
Sifilis jenis ini ditandai dengan luka (chancre) di tempat bakteri masuk.
Sifilissekunder
Sifilis jenis ini ditandai dengan munculnya ruam pada tubuh.
Sifilislaten
Sifilis ini tidak menimbulkan gejala, tapi bakteri ada di dalam tubuh penderita.
Sifilistersier
Sifilis ini dapat menyebabkan kerusakan organ lainnya otak, saraf, atau jantung.
Penyebab Sifilis
Diagnosis Sifilis
Pengobatan Sifilis
Pengobatan siflis atau raja singa ini akan lebih efektif jika dilakukan
ketika tahap awal. Sifilis dapat diatasi dengan antibiotik penisilin Selama masa
pengobatan, penderita dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seks, sampai
dokter memastikan infeksi sudah sembuh.
Pencegahan Sifilis
Penularan sifilis dapat dicegah dengan perilaku seks yang aman, yaitu setia
pada 1 pasangan seksual atau menggunakan kondom. Selain itu, pemeriksaan atau
skrining terhadap penyakit sifilis atau sifilis ini juga perlu dilakukan secara rutin
pada orang-orang yang memiliki faktor risiko tinggi mengalami penyakit ini.
Gejala sipilis atau sifilis berkembang sesuai dengan tahapan yang dialami. Pada
tahapan tertentu, gejala sifilis sudah tidak muncul, namun penderita masih tetap
bisa menularkannya kepada orang lain. Berikut adalah penjelasan gejala sifilis,
yang juga dikenal dengan penyakit raja singa, berdasarkan tahap perkembangan
penyakitnya:
Sifilis Primer
Selain di area kelamin, luka juga dapat muncul di area mulut atau dubur.
Tidak hanya muncul di bagian luar, luka akibat sifilis atau sipilis ini, juga bisa
muncul di bagian dalam vagina, dubur, atau mulut sehingga tidak terlihat. Karena
luka tersebut bisa tidak menimbulkan rasa sakit, penderita bisa tidak menyadari
terkena sifilis.
Luka ini dapat menghilang dalam waktu 3 hingga 6 minggu, namun hal
tersebut bukan berarti penderita telah pulih. Bila tidak diobati, kondisi ini justru
menandakan infeksi telah berkembang dari primer menjadi sekunder.
Pada tahap ini, di area selangkangan juga dapat muncul benjolan yang
menandakan pembengkakan kelenjar getah bening, sebagai reaksi dari pertahanan
tubuh.
Sifilis Sekunder
Biasanya ruam yang muncul berwarna merah atau merah kecoklatan dan
terasa kasar, tapi ruam tersebut sering terlihat samar sehingga penderita tidak
menyadarinya.
Selain timbul ruam, gejala sipilis (sifilis) tahap sekunder juga dapat
disertai gejala lain, seperti demam, lemas, nyeri otot, sakit tenggorokan, pusing,
pembengkakan kelenjar getah bening, rambut rontok, serta penurunan berat
badan.
Ruam pada tahap ini juga akan menghilang meski penderita tidak
menjalani pengobatan. Namun gejala dapat muncul berulang kali setelahnya.
Tanpa pengobatan yang tepat, infeksi dapat berlanjut ke tahap laten atau tahap
tersier.
Sifilis Laten
Pada sifilis tahap ini, bakteri tetap ada, tapi sifilis tidak menimbulkan
gejala apa pun selama bertahun-tahun. Selama 12 bulan pertama tahap sifilis laten,
infeksi masih bisa ditularkan. Setelah dua tahun, infeksi masih ada di dalam
tubuh, tapi tidak bisa ditularkan kepada orang lain lagi.Jika tidak diobati, infeksi
ini dapat berkembang menjadi tahap tersier yang merupakan tahap sifilis paling
berbahaya.
Sifilis Tersier
Infeksi pada tahap ini dapat muncul antara 10 hingga 30 setelah terjadinya
infeksi pertama. Sifilis pada tahap tersier ditunjukkan dengan kerusakan organ
permanen, sehingga bisa berakibat fatal bagi penderitanya.Pada tahap ini, sifilis
bisa sangat berbahaya dan bahkan menyebabkan kematian. Sifilis tersier bisa
berdampak pada mata, otak, jantung, pembuluh darah, hati, tulang, dan sendi-
sendi. Akibatnya, penderita bisa mengalami kebutaan, stroke, atau penyakit
jantung.
Sifilis Kongenital
Bila ibu hamil terkena sifilis atau raja singa, infeksi ini juga dapat
menyebar kepada anaknya, baik sejak dalam kandungan atau saat persalinan.
Sifilis jenis ini disebut sifilis bawaan atau sifilis kongenital. Kondisi ini sering
menimbulkan komplikasi serius saat kehamilan, seperti keguguran, kematian janin
dalam kandungan, atau kematian bayi beberapa saat setelah dilahirkan.Bila
berhasil hidup, bayi yang lahir dengan sifilis atau sipilis kongenital biasanya tidak
menunjukkan gejala tertentu pada awalnya. Namun, beberapa bayi dapat
mengalami ruam di bagian telapak tangan atau telapak kaki, serta pembengkakan
kelanjar getah bening dan organ limpa.
Secara umum, pengobatan utama sifilis atau raja singa adalah dengan suntikan
antibiotik penisilin. Dosis penisilin berbeda-beda tiap penderita, tergantung
kondisinya. Untuk mengatasi sifilis yang masih di tahap awal, penyuntikan
penisilin cukup satu kali (dosis tunggal). Sedangkan pada sifilis tahap lanjut,
diperlukan dosis tambahan sesuai petunjuk dokter.
Setia pada satu pasangan merupakan cara paling ampuh untuk mencegah
penularan penyakit sipilis atau sifilis, yang menyebar lewat hubungan seksual.
Selain itu, menggunakan kondom saat berhubungan seksual juga merupakan
langkah pencegahan penularan sifilis.Selain melakukan hubungan seksual dengan
aman, sifilis atau raja singa juga bisa dicegah dengan membatasi konsumsi
alkohol dan NAPZA. Sebab, alkohol dan NAPZA dapat menurunkan kesadaran
dan melemahkan akal sehat seseorang, sehingga risiko untuk melakukan
berhubungan seksual dengan cara yang tidak aman akan meningkat.Yang terakhir,
penting bagi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin. Saat
pemeriksaan rutin kehamilan, dokter kandungan akan melakukan skrining
penyakit sifilis, biasanya saat trimester pertama kehamilan dan trimester akhir
kehamilan.Skrining sifilis juga perlu dilakukan secara rutin pada kelompok yang
memiliki risiko tinggi lainnya, seperti pada kelompok lelaki seks lelaki (LSL) atau
pekerja seks komersial. Pemeriksaan pada kelompok risiko tinggi ini sebaiknya
dilakukan setiap 3 bulan sekali
2. PENYAKIT KEPUTIHAN
Keputihan adalah cairan atau lendir pekat yang mengalir dari vagina.
Kebanyakan wanita mengalami keputihan sampai batas waktu tertentu, dan sedikit
keputihan adalah refleksi dari proses pembersihan normal tubuh. Jumlah dan jenis
keputihan bervariasi di antara wanita dan dengan siklus menstruasinya.
Penyebab Keputihan
Keputihan normal adalah pertanda tubuh yang sehat. Keluarnya cairan ini
merupakan cara tubuh membersihkan dan melindungi vagina. Hal yang bisa
menjadi penyebab keputihan adalah olahraga, penggunaan pil KB, dan stres.
Namun, keputihan yang abnormal biasanya disebabkan oleh infeksi, berikut di
antaranya:
1. Bakteri vaginosis
2. Infeksi jamur
Infeksi ragi adalah infeksi jamur yang menimbulkan cairan putih seperti
keju cottage, selain sensasi terbakar dan gatal. Munculnya ragi dalam vagina
adalah normal, tetapi pertumbuhannya dapat berlipat ganda dalam situasi tertentu.
Berikut ini kemungkinan yang dapat meningkatkan infeksi jamur:
1. Stres
2. Penggunaan pil KB
3. Diabetes
4. Kehamilan
5. Antibiotik, terutama digunakan dalam waktu 10 hari
3. Trikomoniasis
Hal tersebut menjadi penyebab keputihan berwarna kuning atau hijau yang
memiliki bau busuk. Rasa sakit, radang, dan gatal-gatal juga merupakan gejala
keputihan yang umum, meskipun beberapa orang tidak mengalami gejala apa pun.
4. Gonore
Penyakit radang panggul (PID) adalah infeksi yang sering menular melalui
hubungan seksual. Itu terjadi ketika bakteri menyebarke vagina dan ke organ
reproduksi lainnya. Ini dapat menghasilkan cairan yang berbau busuk dan tajam.
8. Setelah menopause
Jenis Keputihan
1. Putih
Aliran cairan yang jernih dan berair sangat normal. Kondisi ini bisa terjadi
kapan saja dalam sebulan. Cairan mungkin akan sangat tebal setelah berolahraga.
Ketika keluarnya cairan bening tetapi elastis dan seperti lendir (tidak
berair), kemungkinan menunjukkan bahwa Anda berovulasi. Kondisi ini tergolong
normal.
Keputihan jenis ini ditandai dengan bercak cokelat atau berdarah yang
biasanya normal, terutama saat terjadi selama atau setelah menstruasi. Aliran
cairan yang terlambat pada akhir haid bisa tampak cokelat, bukan merah.
Kemungkinan Anda juga akan mengeluarkan sedikit darah antar-periode yang
disebut bercak.
Cairan berwarna kuning atau hijau, terutama ketika tebal, kental, atau
disertai dengan bau yang tidak sedap, ini tidak normal. Jenis keputihan ini
mungkin tanda infeksi trikomoniasis, dan biasanya menyebar melalui hubungan
seksual.
Gejala Keputihan
1. Bakteri vaginosis
Tidak semua wanita yang mengalami bacterial vaginosis akan memiliki
gejala, tetapi bacterial vaginosis biasanya mengeluarkan cairan tipis dan
berwarna putih keabu-abuan. Ini biasanya disertai dengan bau amis yang
busuk.
2. Trichomonas
3. Gonore
4. Chlamydia
Pencegahan Keputihan
Pencegahan keputihan :
Gejala Epididimitis
Berikut ini adalah beberapa gejala yang dapat dialami oleh penderita
epididimitis:
Penyebab Epididimitis
Pengobatan Epididimitis
a) Antibiotik.
Antibiotik harus dihabiskan meski gejala sudah membaik, untuk
memastikan infeksi sudah benar-benar hilang. Contoh obat antibiotik yang
dapat diresepkan oleh dokter adalah doxycycline dan ciprofloxacin.
b) Obat pereda nyeri.
Untuk meredakan rasa sakit yang timbul akibat epididimitis, dokter akan
meresepkan obat pereda nyeri. Contohnya adalah paracetamol atau ibuprofen.
Selain dengan obat, pasien dapat melakukan upaya mandiri di rumah untuk
membantu meredakan gejala epididmitis. Di antaranya dengan:
Pada kasus epididimitis yang tidak berhasil diatasi dengan obat, dokter akan
menyarankan operasi. Prosedur ini dapat dilakukan jika telah timbul nanah di
dalam epididimitis. Pada kasus lain yang lebih parah, pasien terpaksa harus
menjalani epididimektomi atau operasi pengangkatan saluran epididimitis.
Berikut adalah beberapa gejala seseorang positif terkena HIV, antara lain:
1. Demam
Salah satu tanda-tanda pertama adalah demam ringan, sampai sekitar 39
derajat C (102 derajat F).
2. Kelelahan
Respon inflamasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh juga
dapat menyebabkan lelah dan lesu. Kelelahan dapat menjadi tanda awal
dan tanda lanjutan dari HIV.
3. Pegal, nyeri otot dan sendi, pembengkakan kelenjar getah bening
Sering menyerupai gejala flu, mononucleosis, infeksi virus atau yang lain,
bahkan sifilis atau hepatitis. Hal tersebut memang tidak mengherankan. Banyak
gejala penyakit yang mirip bahkan sama, termasuk nyeri pada persendian dan
nyeri otot, serta pembengkakan kelenjar getah bening.
Jika penderita HIV sudah kehilangan berat badan, berarti sistem kekebalan
tubuh biasanya sedang menurun.
6. Batuk kering
Batuk kering dapat merupakan tanda pertama seseorang terkena infeksi
HIV. Batuk tersebut dapat berlangsung selama 1 tahun dan terus semakin
parah.
7. Pneumonia
Batuk dan penurunan berat badan juga mungkin pertanda infeksi serius yang
disebabkan oleh kuman yang tidak akan mengganggu jika sistem kekebalan tubuh
bekerja dengan baik. Pneumonia merupakan salah satu infeksi oportunistik,
sedangkan yang lainnya termasuk toksoplasmosis, infeksi parasit yang
mempengaruhi otak, cytomegalovirus, dan infeksi jamur di rongga mulut.
8. Keringat malam
Sekitar setengah dari orang yang terinfeksi HIV akan berkeringat di malam hari
selama tahap awal infeksi HIV. Keringat malam terjadi bahkan saat tidak sedang
melakukan aktivitas fisik apapun.
9. Infeksi Jamur
Infeksi jamur yang umum pada tahap lanjut adalah thrush, infeksi mulut yang
disebabkan oleh Candida, yang merupakan suatu jenis jamur. Candida merupakan
jamur yang sangat umum dan salah satu yang menyebabkan infeksi jamur pada
wanita. Candida cenderung muncul di rongga mulut atau kerongkongan, sehingga
akan sulit untuk menelan.
Cold sores (herpes mulut) dan herpes kelamin (herpes genital) dapat menjadi
tanda dari stadium infeksi HIV. Herpes tersebut juga dapat menjadi faktor risiko
untuk tertular HIV. Karena herpes kelamin dapat menyebabkan borok yang
memudahkan virus HIV masuk ke dalam tubuh selama hubungan seksual. Orang-
orang yang terinfeksi HIV juga cenderung memiliki risiko tinggi terkena herpes
karena HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Tes ini dilakukan untuk mengukur jumlah HIV dalam darah (kopi/mL). Terdapat
dua jenis tes viral load: polymerase chain reaction (PCR) atau branched DNA (b-
DNA). Dari ringkasan hasil tes anda dapat mengetahui jenis tes yang digunakan.
Walaupun kedua tes ini memberikan kesimpulan yang hampir sama, hasil tes dari
dua jenis tes laboratorium ini tidak sebanding. Karenanya, walaupun hasil kedua
tes tersebut pada dasarnya memberikan informasi yang sama, sangatlah penting
untuk hanya menggunakan salah satu agar memberikan perbandingan yang
konsisten.
Tes ini mengukur jumlah sel CD4 (T sel) dalam tubuh anda, berdasarkan
kesehatan sistem kekebalan tubuh anda. Fokus dari tes ini adalah untuk mengukur
jumlah CD4 absolut. Jumlah CD4 absolut adalah jumlah sel CD4 yang ada dalam
sistim kekebalan tubuh anda.
Tes ini mengukur tiap komponen dalam darah diantaranya mengukur jumlah sel
darah putih, hemoglobin, hematocrit dan platelet dalam darah.
Tes ini merupakan skrining umum untuk mengukur apakah organ-organ tubuh
anda (jantung, hati, ginjal, pankreas), otot dan tulang, bekerja dengan benar
dengan mengukur kimia-kimia tertentu dalam darah. Salah satu fokus terpenting
dalam tes ini adalah monitor ensim hati. Hati merupakan organ tubuh penting
karena hati membantu memproses obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien.
5.PENYAKIT PROSTATITIS.
Penyebab Prostatitis
Gejala-gejala Prostatitis
o Selalu ingin buang air kecil (terutama pada malam hari) atau tidak
dapat buang air kecil.
o Nyeri punggung bawah, daerah dubur, dan nyeri pada saat
berkemih.
o Rasa berat di belakang skrotum.
o Nyeri setelah ejakulasi dan terdapat darah pada cairan semen.
Chronic prostatitis/chronic pelvic pain syndrome (CP/CPPS). Gejala
utama dari CP/CPPS adalah nyeri yang dirasakan lebih dari tiga bulan
pada salah satu bagian tubuh, seperti penis (terutama di daerah kepala
penis), bagian perut bawah atau punggung bawah, serta skrotum atau di
antara skrotum dan dubur. Sedangkan untuk Gejala lainnya sama dengan
gejala pada prostatitis bakteri kronis.
Asymptomatic inflammatory prostatitis. Tidak ada gejala yang dirasakan,
seringkali ditemukan saat pemeriksaan kesehatan pada prostat.
Pengobatan Prostatitis
Kutil kelamin merupakan salah satu penyakit infeksi menular seksual yang
paling umum terjadi dan menular melalui hubungan seksual, baik seks melalui
vagina, anal, ataupun secara oral. Kutil kelamin biasa menyerang daerah genital
yang lembap dan berupa benjolan kecil berwarna seperti kulit atau berbentuk
seperti kembang kol. Wanita lebih rentan terserang penyakit ini dibandingkan
dengan pria, dan disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV).
Gejala
Kutil kelamin pada wanita biasanya terdapat pada vulva, dinding vagina, area
antara alat kelamin luar dan anus, lubang anus, dan leher rahim. Pada pria, kutil
kelamin biasanya terdapat pada penis, skrotum, atau anus. Namun, pada beberapa
kasus, kutil kelamin terdapat di mulut atau tenggorokan yang dapat terjadi jika
seseorang melakukan kontak seksual secara oral dengan orang yang terinfeksi.
Beberapa gejala kutil kelamin, yaitu:
Penyebab
Setiap orang yang aktif secara seksual mempunyai risiko yang tinggi untuk
terserang infeksi dari HPV. Namun, kutil kelamin biasanya timbul pada orang
yang:
Dibawah usia 30 tahun, dan aktif secara seksual pada usia muda
Merokok
Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
Memiliki riwayat pelecehan sewaktu anak – anak
Mempunyai ibu yang memiliki riwayat menderita infeksi HPV sewaktu
melahirkan
Melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan dengan banyak
pasangan seksual
Memiliki riwayat menderita penyakit menular seksual lainnya.
Pengobatan
Operasi dapat dilakukan apabila kutil kelamin berukuran besar dan tidak
memberikan respon yang baik pada obat-obatan, atau jika sedang hamil. Operasi
yang dapat dilakukan meliputi:
Hindari penggunaan obat bebas yang ditujukan untuk kutil tangan pada kutil
kelamin, sebab obat-obatan ini tidak dimaksudkan untuk dipakai pada daerah
genital (kelamin) yang lembap. Salah penggunaan akan dapat memperparah rasa
sakit dan memperberat iritasi.
Pencegahan
Vaksin HPV paling efektif diberikan pada anak – anak yang belum aktif secara
seksual. Pemberian vaksin disarankan diberikan pada anak laki – laki usia 11
tahun dan anak perempuan berusia 12 tahun. Jika telah melewati masa tersebut,
tetapi belum mendapatkan vaksinasi, maka vaksin masih dapat diberikan sampai
dengan umur 26 tahun pada wanita dan laki – laki sampai dengan umur 21 tahun.
Namun, pada laki-laki masih dapat diberikan sampai dengan usia 26 tahun jika
diinginkan.
Penyakit ini dapat terjadi pada pria maupun wanita. Pada pria, chlamydia dapat
menyerang saluran dalam penis (uretra). Sedangkan pada wanita, chlamydia dapat
terjadi di organ panggul.
Selain organ kelamin, chlamydia dapat menyerang dubur, tenggorokan, dan mata.
Penularan terjadi bila bagian tersebut terkena cairan yang dihasilkan oleh organ
kelamin.
Banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi bakteri Chlamydia,
karena penyakit ini sering kali tidak menimbulkan gejala.
Gejala Chlamydia
Penyebab Chlamydia
Trakhoma dapat terjadi pada bayi baru lahir dari ibu penderita chlamydia yang
tidak diobati. Selain pada bayi baru lahir, trakhoma juga sering ditemukan pada
orang yang tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang buruk.
Melihat cara penularannya, chlamydia lebih mudah terjadi pada orang-orang yang
memiliki faktor risiko berikut:
Pengobatan Chlamydia
Ibu hamil penderita chlamydia perlu segera diobati dengan antibiotik, agar tidak
menularkan kepada janin dan bisa melahirkan secara normal. Pengobatan
chlamydia pada ibu hamil baru dimulai setelah diagnosanya dipastikan lewat
pemeriksaan laboratorium.
Jika ibu hamil tetap berisiko terkena chlamydia, akan dilakukan pemeriksaan
ulang pada trimester ketiga kehamilan. Bila hasilnya kembali positif, ibu hamil
akan diobati lagi.
Jika ibu hamil masih menderita chlamydia saat mendekati waktu persalinan, maka
dokter akan menyarankan persalinan dengan operasi caesar. Tujuannya adalah
untuk mengurangi risiko penularan chlamydia pada bayi yang dilahirkan.
Pencegahan Chlamydia
Ibu hamil
Ibu hamil perlu menjalani skrining chlamydia pada awal kehamilan dan
trimester ketiga kehamilan.
Pekerja seks komersial dan orang yang suka bergonta-ganti pasangan
Gonore adalah penyakit kelamin yang disebabkan karena infeksi bakteri dan dapat
menular dari orang ke orang. Ini biasanya juga ditularkan ketika Anda melakukan
kontak seksual dengan orang yang terinfeksi, atau melakukan kontak dengan
cairan tubuh mereka. Gonore, atau biasa disebut dengan kencing nanah, ini juga
dapat menular dari ibu kepada anak.
Sebagian besar laki-laki mungkin tidak akan menyadari gejala bahwa ia telah
mengidap gonore, karena beberapa laki-laki memang tidak mendapatkan
gejalanya.
Gejala yang paling umum dan paling pertama dikenali adalah rasa panas atau
terbakar ketika buang air kecil. Setelah itu akan diikuti oleh gejala lainnya berupa:
Ketika telah diobati, infeksi ini mungkin masih akan bertahan di tubuh selama
beberapa hari. Pada kasus yang jarang ditemui, gonore dapat menyebabkan
kerusakan pada tubuh, khususnya urethra dan testis. Rasa nyeri juga dapat
dirasakan hingga ke rektum.
Gejala penyakit seksual menular pada perempuan ini awalnya tidak terbentuk
dengan jelas, seperti infeksi jamur vagina pada umumnya, sehingga beberapa
perempuan salah menebak infeksi yang diidapnya. Berikut ini adalah beberapa
gejala yang muncul pada perempuan:
Berikut beberapa macam obat kencing nanah berupa antibiotik yang digunakan
untuk menyembuhkan gonore.
Pencegahan
Vagina terus menerus memproduksi cairan secara alami. Jumlah dan tekstur
cairan vagina tersebut bisa berubah-ubah sepanjang siklus menstruasi. Oleh
karena itu, normal jika seorang wanita mengalami keputihan, namun keputihan
yang normal seharusnya tidak berbau.
Vaginitis dapat disebabkan oleh penyakit menular seksual. Kondisi ini perlu
segera ditangani, terutama pada ibu hamil, karena berisiko menyebabkan bayi
terlahir prematur atau lahir dengan berat badan yang rendah.
Gejala Vaginitis
Gejala vaginitis sangat beragam, namun yang sering kali muncul adalah:
Keputihan berwarna putih atau kuning kehijauan yang berbau tidak sedap
Gatal di area vagina.
Kemerahan di sekitar vagina.
Flek atau perdarahan dari vagina.
Nyeri saat buang air kecil dan berhubungan seks.
Segera periksakan diri ke dokter bila muncul gejala-gejala di atas, terutama bila:
Penyebab Vaginitis
Banyak faktor yang bisa menyebabkan vaginitis. Tetapi pada sebagian besar
kasus, vaginitis disebabkan oleh infeksi bakteri.
Diagnosis Vaginitis
Guna memastikan vaginitis, dokter akan terlebih dulu menanyakan gejala yang
dialami pasien dan apakah pasien pernah menderita keluhan yang sama
sebelumnya. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan berikut:
Pemeriksaan kadar asam dan basa vagina, atau disebut juga pH vagina.
Pemeriksaan bagian dalam vagina, untuk melihat tanda peradangan.
Pemeriksaan sampel cairan vagina di laboratorium, untuk mengetahui
penyebab vaginitis.
Pemeriksaan sampel jaringan.
Pengobatan Vaginitis
Terapi pengganti hormon digunakan untuk mengatasi vaginitis yang dipicu oleh
penurunan hormon estrogen.
Sedangkan untuk mengatasi vaginitis yang disebabkan oleh iritasi atau alergi,
dokter akan menganjurkan pasien untuk menghindari pemicunya, misalnya sabun
pembersih vagina atau kondom berbahan dasar lateks. Selain itu, dokter juga
dapat memberikan obat-obatan untuk meredakan peradangan dan gatal.
Pencegahan Vaginitis