Modul 11 Material Requirement Planning (MRP) (1/2)
Modul 11 Material Requirement Planning (MRP) (1/2)
Aggregate
Forecast & Production Resource
Firm Orders Planning Availability
Material Master
Requirements Production
Planning Scheduling
Beberapa kemampuan yang menjadi ciri utama dari sistem MRP, yaitu:
• Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat. Artinya menentukan secara
tepat “kapan” suatu pekerjaan harus diselesaikan atau “kapan” material harus
tersedia untuk memenuhi permintaan atas produk akhir yang sudah
direncanakan pada master production schedule.
• Membentuk kebutuhan minimal untuk setiap item. Dengan diketahuinya
kebutuhan akan finished goods, MRP dapat menentukan secara tepat sistem
Diasumsikan bahwa satu bagian komponen tersebut dibeli dari supplier luar.
Ketika kegiatan produksi dari finished goods tersebut dimulai (titik A pada aksis
waktu), bagian-bagian komponen tersebut diambil dari inventory sesuai dengan
kebutuhan dari proses manufaktur yang dibutuhkan. Tingkat inventory dari
bagian komponen ditunjukkan pada gambar. Ketika tingkat inventory dari
komponen berada di bawah reorder point, suatu pemesanan untuk komponen
tersebut dilakukan ke supplier luar. Pengiriman oleh supplier diterima pada titik B
dan inventory komponen terisi kembali. Meskipun demikian, komponen tersebut
tidak dibutuhkan lagi sampai kegiatan produksi (production run) berikutnya
dimulai sebagaimana dijadwalkan pada titik C. Jelas bahwa investasi untuk
inventory komponen dari titik B ke titik C secara finansial adalah waste
4. STRUKTUR MRP
Banyaknya data yang harus disimpan dan diproses membuat perhitungan secara
manual akan menyulitkan dan membingungkan. Karena itu input dan output dari
sistem MRP tersebut disimpan dan diproses dalam sistem berbasis komputer.
BO Master Production
Schedule
MRP by Period
Exception report
Inventory
Exception report
MRP planning
programs
(computer and
software)
Purchasing
Output yang dihasilkan sistem MRP memberikan informasi yang berguna dan
tepat waktu bagi manajer terkait.
Tiga hal terpenting dalam penggunaan MRP yang dapat dirangkum dari
kemampuan dan output yang dihasilkan adalah perencanaan dan pengendalian
inventory, perencanaan kapasitas yang mendetil, dan perencanaan berdasarkan
prioritas pada shop floor (lantai/bengkel kerja).
Teknik Rough-cut Capacity Planning digunakan untuk menentukan kelayakan
dari suatu Master production schedule. MRP tidak dipengaruhi keterbatasan
kapasitas, karena MRP hanya menentukan material dan komponen apa yang
dibutuhkan sehingga memenuhi MPS. Perencanaan Kebutuhan Kapasitas
(Capacity Requirement Planning, CRP) adalah proses penentuan “berapa”
jumlah mesin dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memenuhi tugas-tugas
produksi pada tingkat yang lebih detil, berdasarkan pada seluruh bagian
komponen dan finished goods yang telah direncanakan oleh MRP. CRP
memerlukan informasi input yang mendetil untuk seluruh komponen dan
asembling seperti POR (pelepasan pesanan yang direncanakan), kuantitas
inventory di tangan (OH), status terbaru shop order (pesanan bengkel), routing
data dan waktu baku.
Proses CRP serupa dengan Rough-cut Capacity Planning. Sistem MRP
menentukan jumlah pesanan dan waktu yang tepat untuk tiap bagian komponen,
sedangkan MPS hanya menyatakan jadwal dari item-item akhir. Rough-cut
Capacity Planning dapat menguji kemampuan peralatan dan work center yang
utama terhadap bottleneck, sedangkan CRP dapat menguji work center yang
lebih banyak sehingga CRP menyediakan informasi secara lebih mendetil.
Kebutuhan kapasitas diperoleh dengan mengalikan jumlah unit yang dijadwalkan
untuk produksi pada suatu work center dengan kebutuhan per unit produk
terhadap sumberdaya produksi (jam tenaga kerja/mesin) ditambah dengan setup
time). Kebutuhan tersebut akan dirangkum berdasarkan perioda waktu dan work
center.
Perioda Waktu 1 2 3 4
Pelepasan Pesanan 20 0 25 25
yg direncanakan
Asumsikan bahwa komponen tersebut membutuhkan 1.20 jam per unit tenaga
kerja pada suatu work center tertentu dan 1.6 jam untuk setup time produksinya.
Dari data di atas, dapat dihitung kebutuhan kapasitas sebagai berikut :
1. Pada perioda 1 : (20 unit)(1.20 jam/unit) + 1.6 jam = 25.6 jam
2. Pada perioda 2 : tidak ada jam tenaga kerja yang dibutuhkan
3. Pada perioda 3 dan 4 : (25 unit)(1.20 jam/unit) + 1.6 jam = 31.6 jam
Beberapa informasi biasanya dinyatakan sebagai suatu laporan pembebanan.
Jika kapasitas yang mencukupi tidak tersedia, maka keputusan yang diambil
harus dibuat dengan mempertimbangkan lembur, transfer personal antar
departement, subkontrak, dan sebagainya. MPS juga harus direvisi sehingga
dapat memenuhi kapasitas yang tersedia, sehingga program MRP harus