ASKEP SISTEM PENCERNAAN. Kelompok 8
ASKEP SISTEM PENCERNAAN. Kelompok 8
R DENGAN DIAGNOSA
GASTEROENTERITIS DI RUANG PERAWATAN YOSEP 6
4. Manifestasi Klinis
Menurut mediscatore.com, gejala diare adalah tinja encer dengan
frekuensi 4 kali atau lebih dalam sehari, yang terkadang disertai beberapa
hal berikut :
a. Muntah
b. Badan lesu atau lemah
c. Tidak nafsu makan
d. Darah dan lendir dalam kotoran
e. Gelisah
f. Suhu meningkat
g. Tinja cair, dan lendir terkadang bercampur darah. Lama kelamaan, tinja
berwarna hijau.
h. Anus lecet
i. Dehidrasi. Jika menjadi dehidrasi berat, akan menjadi volume darah
berkurang, nadi cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah
turun, kesadaran menurun, dan diakhiri dengan syok.
j. Berat badan turun
k. Turgor kulit menurun
l. Mata dan ubun-ubun cekung
m. Selaput lendir, serta mulut dan kulit menjadi kering
5. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama
gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalm rongga usus meninggi,
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit dalam rongga usus, isi rongga
usus yang berlebihan ini akan merangsang usus, isi rongga usus yang
berlebih ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare. Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Ketiga
gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul
diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkanbakteri
timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.Selain itu
diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup kedalam
usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme
tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin tersebut terjadi
hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Usus halus menjadi bagian absorbsi utama dan usus besar melakukan
absorbsi air yang akan membuat solid dari komponen feses, dengan adanya
gangguan dari gastroenteritis akan menyebabkan absorbsi nutrisi dan
elektrolit oleh usus halus, serta absorbsi air menjadi terganggu. Selain itu,
diare juga dapat terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam
usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung. Pada manifestasi
lanjut dari diare dan hilangnya cairan dan elektrolit memberikan manifestasi
pada ketidakseimbnagan asam basa dan gangguan sirkulasi yaitu terjadinya
gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis).hal ini terjadi
karena kehilangan Na bikarbonat bersama feses.
Respon patologis penting dari gastroenteritis dengan diare berat adalah
dehidrasi. Diare dengan dehidrasi berat dapat mengakibatkan renjatan syok
hipovolemik. Syok adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh defisiensi
sirkulasi akibat disparitas (ketidakseimbangan) antara volume darah dan
ruang vaskular.
6. Klasifikasi
Berdasarkan waktunya, diare dikategorikan menjadi akut dan kronis.
Sedangkan berdasarkan durasi dan jenis gejala, dikategorikan menular dan
tidak menular. Diare akut didefinisikan sebagai episode yang berlangsung
kurang dari 2 minggu. Infeksi paling sering menyebabkan diare akut.
Sebagian besar kasus adalah akibat dari infeksi. Diare kronis didefinisikan
sebagai durasi yang berlangsung lebih dari 4 minggu dan cenderung tidak
menular. Penyebab umum termasuk malabsorpsi, penyakit radang usus, dan
efek samping obat.
Selain karena waktunya, diare juga diklasifikasikan berdasarkan
inflamasi dan non inflamasi, sebagai berikut.
7. Komplikasi
Akibat diare yang utama adalah terjadi kehilangan cairan dan elektrolit
mendadak sehingga dapat terjadi komplikasi sebagai berikut :
a. Dehidrasi (Ringan ≤5% BB , Sedang ≤5%-10% BB , Berat ≤10%-15%
BB)
b. Renjatan hipovolemik (bila terjadi maka denyut cepat lebih dari 120
kali/menit).
c. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotonik otot, lemah,
bradikardia, perubahan elektrokardiogam).
d. Hipoglikemia.
e. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik.
f. Nafas cepat (pernafasan kusmaul).
g. Gagal ginjal akut.
h. Malnutrisi energi protein, (akibat muntah dan diare, jika lama atau
kronik). Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan
medis yang adekuat dapat mengakibatkan kematian
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
1) Dehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan. Empat hal penting
yang perlu diperhatikan.
a) Jenis cairan (Oral : Pedialyte atau oralit, Ricelyte, Parenteral :
NaCl, Isotonic, infuse
b) Jumlah cairan Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan cairan
yang dikeluarkan.
c) Jalan masuk atau cairan pemeberian : Cairan per oral, pada pasien
dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral berupa
cairan yang berisikan NaCl dan NaHCO3, KCL, dan glukosa,
cairan parenteral, pada umumnya cairan Ringer Laktat (RL)
selalu tersedia di fasilitas kesehatan dimana saja. Mengenai
beberapa banyak cairan yang diberikan tergantung dari berat
ringan dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan
sesuai dengan umur dan berat badannya.
d) Jadwal pemberian cairan Diberikan 2 jam pertama,selajutnya
dilakukan penilaian kembali status hidrasi untuk menghitung
keburtuhan cairan : Identifikasi penyebab diare, terapi sistemik
seperti pemberian obat anti diare, obat anti mortilitas dan sekresi
usus, antimetik.
b. Penatalaksanaan keperawatan
1) Pasien yang dirawat inap harus ditempatkan pada tindakan
pencegahan termasuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan penderita
2) Pasien dan keluarganya di edukasi mengenal cara mengurangi
penularan.
3) Pasien diberikan cairan oral sesuai kebutuhan
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan.
b. Pemeriksaan intubasi duodenum.
c. Pemeriksaan elektrolit dan creatinin.
d. Pemeriksaan tinja, PH, Leukosit, glukosa, dan adanya darah.
e. Pemeriksaan tinja : Makroskopis dan mikroskopis PH dan kadar gula
juga ada intoleransi gula biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab
dan uji retensi terhadap berbagai antibiotic.
f. Pemeriksaan darah : perifer lengkap, Analisa Gas Darah (AGD),
elektrolit ( terutama Na, K, Ca, P Serum pada diare yang disertai kejang).
g. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faal
ginjal.
h. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara
kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Unit : Yosep 6 Autoanamnese :-
Kamar : 6010 Alloanamnese : Keluarga
Keterangan :
= Laki- laki
= Perempuan
= Sudah meninggal
= Pasien
= Sudah menikah
= Tinggal serumah
Pemeriksaan fisik:
c) Kebersihan rambut : Tampak bersih, tipis dan berwarna putih
d) Kulit kepala : Tampak kulit kepala pasien bersih
e) Kebersihan kulit : Tampak kulit pasien bersih dan kering
f) Higiene rongga mulut : Tampak mulit pasien bersih
g) Kebersihan genetalia : Tidak dikaji
h) Kebersihan anus : Tampak bersih
B. POLA NUTRISI DAN METABOLIK
1. Keadaan sebelum sakit:
Keluarga pasien mengatakan frekuensi makan pasien 3x1 dalam
porsi sedang. Jenis makanan bubur dan semua makanan yang
dikonsumsi harus lunak. Keluarga pasien mengatakan pasien pernah
mengonsumsi vitamin pharmaton dan pasien tidak mengonsumsi
makanan yang mengandung kuning telur, terigu, santan dan gorengan.
Jenis cairan yang diminum pasien air putih dengan jumlah 5 gelas/hari.
Berat badan pasien BB 60 kg. Keluarga pasien mengatakan cara
keluarga mengelolah makanan yang diberikan dimasak menggunakan air
pdam dan disimpan diatas meja makan lalu ditutup dengan tudung saji
sedangkan untuk air minum keluarga menggunakan air kemasan galon
isi ulang.
2. Keadaan sejak sakit:
Keluarga pasien mengatakan napsu makan pasien baik, jenis
makanan bubur. Pasien terpasang IVFD Nacl 0.9% 500 ml, tampak bibir
kering, turgor kulit menurun. BB: 60 kg, TB: 170 cm. IMT: 20.8.
3. Pemeriksaan fisik :
a) Keadaan rambut : Tampak bersih, tipis dan berwarna putih
b) Hidrasi kulit : Tampak kering, turgor kulit menurun
c) Palpebra/conjungtiva : Tampak tidak anemis pada mata kanan, mata
kiri tidak dikaji karena pasien tidak dapat
membuka mata
d) Scelera : Tampak tidak ikterik pada mata kanan, pada
mata kiri tidak dikaji karena pasien tidak
dapat membuka mata
e) Hidung : Tampak bersih
f) Rongga mulut : Tampak bersih, bibir tampak kering
g) Gusi : Tampak bersih
h) Gigi : Tampak gigi tidak utuh/ompong pada rahang
bawah
i) Gigi palsu : Tidak ada
j) Kemampuan mengunyah keras: Pasien tidak mampu mengunyah
keras
k) Lidah : Tampak bersih
l) Pharing : Tampak tidak ada peradangan
m) Kelenjar getah bening : Tampak tidak ada pembesaran
n) Kelenjar parotis : Tampak tidak ada pembesaran
o) Abdomen
Inspeksi : Tampak datar dan tidak ada lesi
Auskltasi : 40x/m
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada abdomen
Perkusi : Timpani
p) Kulit :
Edema : Positif Negatif
Icterik : Positif Negatif
Tanda-tanda radang: Tidak ada tanda-tanda radang
q) Lesi : Tidak terdapat adanya lesi
C. POLA ELIMINASI
1. Keadaan sebelum sakit:
Keluarga pasien mengatakan BAB 1x sehari konsistensi lunak,
warna kuning, tidak terdapat darah dan BAK lebih dari 4 kali sehari
dengan warna agak kekuningan.
2. Keadaan sejak sakit:
Keluarga pasien mengatakan pasien BAB encer dengan sedikit
ampas berwarna kuning sejak 1 hari yang lalu sebanyak 5 kali dan pagi
ini sebanyak 4 kali. BAK sudah 3 kali sejak masuk rumah sakit.
3. Observasi:
Tampak pasien menggunakan pempers
4. Pemeriksaan fisik:
a) Peristaltik usus : 40 x/menit
b) Palpasi kandung kemih : Penuh Kosong
c) Nyeri ketuk ginjal : Positif Negatif
d) Mulut uretra : Tidak dikaji
e) Anus:
Peradangan : Tampak berwarna kemerahan disekitar anus
Hemoroid : Tampak tidak ada
Fistula : Tampak tidak ada
Perkusi:
Pekak
Auskultasi:
Bunyi jantung II A: Tunggal, ICS II linea sternalis dextra
Bunyi jantung II P: Tunggal, ICS II linea sternalis sinistra
Bunyi jantung I T: Tunggal, ICS IV linea sternalis sinistra
Bunyi jantung I M: Tunggal, ICS V midclavicularis sinistra
Bunyi jantung III irama gallop: Tidak terdengar
Murmur : Tidak terdengar
h) Lengan dan tungkai
Atrofi otot: Positif Negatif
Rentang gerak:
Kaku sendi : Tidak ada kaku sendi
Nyeri sendi : Tidak teraba nyeri sendi
Fraktur : Tampak tidak ada
Parese : Tampak tidak ada
Paralisis : Tampak tidak ada
Uji kekuatan otot
Kanan Kiri
Tangan 5 4
Kaki 5 4
Refleks fisiologis: Positif
Refleks patologis:
Babinski
kiri : Positif Negati
kanan : Positif Negatif
Clubing jari-jari: Tampak tidak ada
Varises tungkai: Tampak tidak ada
i) Columna vertebralis
Inspeksi : Kelainan bentuk tampak tidak ada
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Kaku kuduk : Tidak ada
E. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT
1. Keadaan sebelum sakit:
Keluarga pasien mengatakan pasien biasanya tidur siang selama 1-2 jam
dan pada malam hari tidur dari jam 21.00-06.00 namun pasien sering
terbangun pada malam hari untuk BAK. Keluarga juga mengatakan
pasien selalu menggunakan selimut untuk tidur saat siang maupun
malam.
2. Keadaan sejak sakit:
Keluarga pasien mengatakan pasien dapat beristirahat dengan baik pada
siang hari di RS namun kadang pasien gelisah dan terbangun karena
tidak nyaman menggunaan pempers.
Ekspresi mengantuk : Positif Negatif
Banyak menguap : Positif Negatif
Palpebra inferior berwarna gelap : Positif Negatif
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium
Darah rutin Hasil Satuan Nilai rujukan
WBC (H) 14.22 g/dl 5.07-11.1
RBC (L) 4.44 g/dl 4.70-6.10
HGB 13.7 g/dl 13.40-17
HCT (L) 37.4 % 39.9-91.0
MCH 30.9 Pg 24.2-31.2
MCHC (H) 36.6 g/dl 31.9-36.0
PLT 299 103/ul 150-450
PDW 10.7 Fl 9.0-13.0
NEUTROFIL# (H) 12.12 2.72-7.53
NEUTROFIL% (H) 85.3 % 42.5-71.0
VI. TERAPI
A. IVFD Nacl 0.9% 500 ml 28 tpm
B. Anbacin 1 gr/12 jam
C. Moxifloxacin 1 botol/24 jam
D. New diatabs 3x1
ANALISA DATA
No Data Problem Etiologi
1 DS : Inflamasi Diare
Gastrointestinal
Keluarga pasien mengatakan
pasien BAB encer dengan sedikit
ampas sejak 1 hari yang lalu
sebanyak 5 kali
Keluarga pasien juga mengatakan
pagi ini pasien BAB encer dengan
sedikit ampas sebanyak 4 kali
BAK sudah 3 kali sejak masuk
rumah sakit
Keluarga pasien mengatakan cara
mengelolah makanann yang
diberikan dimasak menggunakan
air pdam dan disimpan diatas
meja makan lalu ditutup dengan
tudung saji sedangkan untuk air
minum keluarga menggunakan air
galon isi ulang
DO :
Peristaltik usus : 40 x/menit
Tampak pasien lemas & pasien
hanya berbaring ditempat tidur
Tampak terpasang pampres
Hasil Lab : WBC (H) 14.22
( Normal : 5.07-11.1),
NEUTROFIL# (H) 12.12
( Normal 2.72- 7.53),
NEUTROFIL% (H) 85.3 (Normal
: 42.5 – 71.0)
2 DS: Kehilangan Risiko
Cairan Secara Hipovolemia
Keluarga pasien mengatakan
Aktif
pasien BAB encer dengan sedikit
ampas sejak 1 hari yang lalu
sebanyak 5 kali
Keluarga pasien juga mengatakan
pagi ini pasien BAB encer dengan
sedikit ampas sebanyak 4 kali
BAK sudah 3 kali sejak masuk
rumah sakit
DO:
Tampak pasien lemas
Tampak terpasang IVFD Nacl
0.9% 500 ml 28 tpm
Tampak bibir kering
Tampak turgor kulit menurun
3 DS : Gangguan Risiko Jatuh
Penglihatan
Keluarga pasien mengatakan mata
kiri pasien tidak bisa terbuka dan
tidak dapat melihat sejak lama
karena tertusuk kayu.
Keluarga pasien juga mengatakan
lensa mata kanan pasien bergeser
sehingga pasien hanya dapat
melihat bayangan.
DO:
Tampak lensa mata bagian kanan
tidak pada posisinya
Uji kekuatan otot
Kanan Kiri
Tangan 5 4
Kaki 5 4
DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal ditandai dengan
defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam, feses cair dengan sedikit ampas,
frekuensi peristaltik usus meningkat (D.0020)
B. Risiko hipovolemia dibuktikan dengan kehilangan cairan aktif (D.0023)
C. Risiko jatuh dibuktikan dengan gangguan penglihatan (D.0143)
INTERVENSI KEPERAWATAN