Anda di halaman 1dari 11

Kondisi Ekonomi Masa Demokrasi Liberal

dan
Kondisi sosial Masa Demokrasi Liberal

Oleh :
I Made Sathya Premananda (11)
I Made Shri Narayana Paramahamsha (12)
Kadek Indira Agastia Aryadi (19)

Tahun Ajaran 2023


SMA NEGERI 4 SINGARAJA
KATA PENGANTAR

Atas berkat dari Tuhan Yang Maha Esa dan yang maha pengasih lagi maha penyayang,
puji syukur atas kehadirat-NYA yang terah memberikan saya kesehatan, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah sejarah tentang Kondisi Ekonomi Masa Demokrasi Liberal

dan Kondisi sosial Masa Demokrasi Liberal . Makalah sejarah ini saya buat sesuai
dengan referensi yang saya ambil. Demikian makalah ini saya buat dikarenakan keterbatasan
pengetahuan, saya yakin banyak kekurangan dalam makalah ini.

Oleh karena itu saya memohon maaf dan sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari guru pembimbing maupun pembaca demi kesempurnaan makalah ini

Singaraja, 19 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................................4
1. Latar Belakang..............................................................................................................................4
2. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
3. Tujuan.............................................................................................................................................4
BAB 2.........................................................................................................................................................5
Kondisi Ekonomi Masa Demokrasi Liberal........................................................................................5
Kondisi sosial Masa Demokrasi Liberal..............................................................................................8
BAB 3.......................................................................................................................................................10
Kesimpulan..........................................................................................................................................10
Saran.....................................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................11
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masa demokrasi liberal ditandai dengan diberlakukannya UUDS 1950 pasca pengakuan kedaulatan.
Berlakunya UUDS 1950 kemudian mengubah tatanan pemerintahan Indonesia. Sistem ekonomi pun
kemudian bergeser kearah sistem politik dan ekonomi liberal. Masa ini disebut masa liberal, karena dalam
politik maupun sistem ekonominya menggunakan prinsip-prinsip liberal. Perekonomian diserahkan pada
dasar teori-teori klasik yang menyatakan laissez faire laissez passer. Padahal pengusaha pribumi masih
lemah, dan belum bisa bersaing dengan pengusaha non pribumi terutama pengusaha Cina. Pada akhirnya
sistem ini hanya memperburuk kondisi oerekonomia Indonesia yangbaru merdeka.

Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada hakikatnya adalah pembangunan ekonomi
baru. Yang perlu dilakukan adalah mengubah struktur ekonomi umumnya dari ekonomi colonial ke
ekonomi nasional. Bangsa Indonesia harusnya ditumbuhkan kelas pengusaha, karena pengusaha bangsa
Indonesia yang pada umumnya bermodal lemah. Dan akhirnya diberi kesempatan untuk membangun
ekonomi nasional. Hendaknya pemerintah membantu dan membimbing para pengusaha itu, dengan
membantu pemberia kredit karena pengusaha Indonesia tidak memiliki modal. Sehingga bangsa
Indonesia akan dapat berkembang maju dan tujuan mengubah struktur ekonomi kolonial di bidang
perdagangan akan tercapai.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia pada masa demokrasi liberal?
b. Apa saja upaya pemerintah dalam memperbaiki ekonomi dalama masa liberal?
c. Bagaimana kondisi sosial Indonesia pada masa demokrasi liberal?

3. Tujuan
a. Mengetahui bagaimana kondisi ekonomi Indonesia pada masa demokrasi liberal
b. Mengetahui upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki ekonomi pada
masa demokrasi liberal
c. Mengetahui kondisi sosial Indonesia pada masa demokrasi liberal
BAB 2
PEMBAHASAN
Kondisi Ekonomi Masa Demokrasi Liberal
Kondisi ekonomi pada tahun 1950-an mengalami perubahan struktur perekonomian kolonial
menjadi perekonomian nasional. Tepatnya pada tahun 1959 indonesia berusaha memperbaiki
perekonomian Indonesia walaupun menerima banyak tantangan yang cukup berat. Pemerintah
telah mencoba beberapas hal dalam melakukan perbaikan perekonomian di Indonesia.

1. Gunting syafruddin
Pada tanggal 20 maret 1950 menteri keuangan syafruddin prawiranegara mengambil
keputusan untuk memotong uang dalam pengedaran uang di Indonesia yang peristiwa ini
dikenal dengan gunting syafruddin.
2. Gerakan benteng
Gerakan benteng adalah Gerakan yang melindungi pengusaha pribumi dalam persaingan
dengan pengusaha nonpribumi dengan memberikan kredit. Gerakan ini diusulkan oleh
Dr. Sumitro Djojohadikusumo untuk memperbarui ekonomi kolonial menjadi ekonomi
nasional di Indonesia.
3. Nasionalisasi De Javansche Bank
Pada masa Kabinet Sukiman, untuk mengatasi krisis moneter, pemerintah melakukan
beberapa tindakan penting. Salah satunya adalah nasionalisasi De Javansche Bank, yang
mengambil alih bank tersebut. Meskipun mengalami krisis, pemerintah tetap memberikan
perhatian kepada pengusaha dan pedagang lokal dengan memberikan bantuan,
harapannya agar mereka bisa mengurangi impor dan menghemat devisa. Selain itu,
diperkenalkan juga sertifikat deviden sebagai upaya untuk menstabilkan nilai rupiah.
Pada tanggal 19 Juni 1951, dibentuk panitia untuk mengatur nasionalisasi De Javansche
Bank, dan Mr. Syafruddin Prawiranegara diangkat sebagai Presiden bank tersebut.
4. Sistem Ali Baba
Pada masa Kabinet Ali-Wongso, Menteri Perekonomian Mr. Iskaq Tjokrohadisurjo
menerapkan Sistem Benteng, yang juga disebut Sistem Ali Baba. Dalam sistem ini, "Ali"
merujuk kepada pengusaha pribumi, sedangkan "Baba" merujuk kepada pengusaha
nonpribumi, terutama dari komunitas Tionghoa. Ide utamanya adalah mendorong kerja
sama antara kedua kelompok ini dengan bantuan kredit dari pemerintah melalui bank.
Sayangnya, sistem ini tidak berhasil karena pengusaha nonpribumi dianggap lebih
kompeten dibandingkan pengusaha pribumi
5. Persetujuan Finansial dan Ekonomi (Finek)
Pada masa Kabinet Burhanuddin Harahap dikirim delegasi ke Jenewa. Tujuannya untuk
merundingkan masalah finansial-ekonomi antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda.
Pada tanggal 7 Januari 1956 dicapai kesepakatan rencana persetujuan Finek, yang berisi
seperti berikut.
a. Persetujuan Finek hasil KMB dibubarkan.
b. Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan bilateral.
c. Hubungan Finek didasarkan pada Undang-undang Nasional, tidak boleh diikat oleh
perjanjian lain antara kedua belah pihak.
Tanggal 13 Februari 1956 Kabinet Burhanuddin Harahap melakukan pembubaran Uni
Indonesia-Belanda secara sepihak. Pada akhirnya, Presiden Soekarno menandatangani
undang- undang pembatalan KMB pada tanggal 3 Mei 1956. Dampaknya adalah banyak
pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya, sedangkan pengusaha pribumi belum
mampu mengambil alih perusahaan Belanda tersebut.
6. RPLT dan Munap
Pada masa kabinet Ali Sastroamidjojo II, pemerintahan membentuk Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional yang disebut Biro Perancang Negara. Biro ini berhasil menyusun
Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) yang rencananya akan dilaksanakan antara
tahun 1956 - 1961 dan disetujui DPR pada tanggal 11 November 1958. RPLT tidak dapat
berjalan dengan baik disebabkan karena hal berikut.
A. Adanya depresi ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa Barat pada akhir tahun 1957
dan awal tahun 1958 mengakibatkan ekspor dan pendapatan negara merosot.
B. Perjuangan pembebasan Irian Barat dengan melakukan nasionalisasi perusahaan-
perusahaan Belanda di Indonesia menimbulkan gejolak ekonomi.
C. Adanya ketegangan antara pusat dan daerah sehingga banyak daerah yang
melaksanakan kebijakan ekonominya masing-masing.
Dalam upaya menghadapi pergolakan daerah, pemerintah menyelenggarakan
musyawarah nasional (Munas) pada tanggal 14 September 1957. Pada Munas itu dibahas
masalah pembangunan nasional dan daerah, pembangunan angkatan perang serta
pembagian wilayah Republik Indonesia. Sebagai upaya mewujudkan keputusan Munas,
maka pada bulan Desember 1957 diselenggarakan musyawarah nasional pembangunan
(Munap).
Kondisi sosial Masa Demokrasi Liberal
1. Kondisi Sosial Masyarakat
A. Kondisi demografi
Salah satu indikator kemajuan pada masa demokrasi liberal adalah pertambahan
penduduk.
B. Antusiasme rakyat dalam politik
Sebelum Pemilu tahun 1955, pemimpin negara seperti Presiden Soekarno dan
Mohammad Hatta sering memberikan pematangan berpolitik kepada masyarakat.
Menjelang Pemilu, panitia terus memberikan pengetahuan pada masyarakat
bagaimana cara menyalurkan suara kepada masyarakat. Sosialisasi terus
dilancarkan kepada masyarakat baik itu melalui surat kabar, mobil-mobil
kampanye, dan lain sebagainya. Partai politik pun tidak saling menyerang, bahkan
tokoh-tokoh politik bersedia menemui langsung masyarakat. Hingga pada
pelaksanaan Pemilu berlangsung secara demokratis karena antusiasme masyarakat
menyalurkan hak pilihnya tanpa intervensi.
2. Kehidupan pendidikan
A. Sistem pendidikan
Pada masa Demokrasi Liberal, sistem pendidikan yang dilaksanakan adalah
dengan sistem desentralisasi yang mana SD dan SMP menjadi urusan pemerintah
daerah (provinsi) dengan supervisi dari pemerintah pusat. Sedangkan untuk SMA
ditanggung oleh pemerintah baik masalah keuangan maupun mata pelajaran.
Namun, perhatian terhadap pendidikan dirasa masih kurang karena anggaran yang
dikeluarkan dari APBN masih cukup sedikit, yaitu 5,1% APBN pada tahun 1950
dan masih kalah pada masa kolonial Belanda yang mencapai kisaran 9,3%.
B. Perguruan tinggi
Pendidikan tinggi menjadi fokus utama pemerintah untuk membentuk generasi
bangsa yang kompeten. Atas dasar tersebut Menteri Pendidikan Abu Hanifah
menetapkan bahwa setiap provinsi memiliki satu universitas negeri. Sehingga
pada tanggal 19 Desember 1949 didirikan Universitas Gajah Mada. Selanjutnya
berdiri Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Padjajaran,
Universitas Hassanuddin, dan Universitas Sumatra Utara.
3. Kehidupan Pers
Pada masa Demokrasi Liberal, pers tumbuh dengan subur menyuarakan realitas
dalam masyarakat dan pemerintahan. Selain sebagai sumber informasi pers juga
berperan sebagai kontrol sosial. Selanjutnya bermunculanlah berbagai surat kabar
hingga pada tahun 1954 di Indonesia terdapat 105 surat kabar. Selain surat kabar,
sarana pers lainnya adalah radio yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
4. Kehidupan budaya
A. Penyempurnaan ejaan bahasa indonesia
Pada tahun 1954, pemerintah ingin memperbaiki ejaan Bahasa Indonesia. Mereka
mengadakan Kongres Bahasa Indonesia di Medan pada 28 Oktober - 2 November
1954. Hasilnya, mereka menyerahkan tugas menetapkan ejaan kepada badan
pemerintah. Panitia Pembahasan Ejaan Bahasa Indonesia dibentuk melalui Surat
Keputusan Menteri PP dan K No. 448/S tanggal 19 Juli 1956 dan dipimpin oleh
Prof. Dr. Prijono.
B. Perkembangan sastra
Pada masa Demokrasi Liberal, sastrawan Indonesia seperti Sitor Situmorang dan
Pramoedya Ananta Toer memainkan peran penting dalam perkembangan sastra
lokal, menggantikan sastrawan asing yang lebih populer sebelumnya. Mereka
mengeksplorasi masalah kemanusiaan pasca perang dalam karya-karya mereka.
Selain dipengaruhi oleh gaya Eropa, mereka juga mengadopsi elemen-elemen
sastra Melayu, Sunda, dan Jawa.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Kondisi Ekonomi Masa Demokrasi Liberal:
1. Pada tahun 1950-an, Indonesia mengalami perubahan struktur ekonomi dari kolonial ke
nasional.
2. Langkah-langkah ekonomi termasuk Gunting Syafruddin, Gerakan Benteng, Nasionalisasi De
Javansche Bank, Sistem Ali Baba, dan Persetujuan Finek dilakukan untuk memperbaiki
perekonomian.
3. Meskipun ada upaya untuk meningkatkan ekonomi, kondisi ekonomi dipengaruhi oleh faktor
eksternal seperti depresi ekonomi global dan perjuangan pembebasan Irian Barat.
Kondisi Sosial Masa Demokrasi Liberal:
1. Pertambahan penduduk dan antusiasme politik masyarakat menjadi ciri khas era ini.
2. Sistem pendidikan mengalami desentralisasi, dan perhatian terhadap pendidikan tinggi
meningkat dengan pendirian berbagai universitas negeri.
3. Media pers dan radio berkembang pesat, berperan sebagai sumber informasi dan kontrol
sosial.
4. Peningkatan bahasa Indonesia dan perkembangan sastra lokal, yang dipengaruhi oleh gaya
Eropa dan budaya lokal.
Secara keseluruhan, masa demokrasi liberal di Indonesia adalah periode yang melihat
perubahan ekonomi dari kolonial ke nasional, pertumbuhan populasi, dan perkembangan dalam
bidang pendidikan, media, dan budaya, meskipun masih dihadapkan pada tantangan eksternal
dan masalah ketimpangan sosial.

Saran
Dalam bekerja sama khususnya dalam membangun dan mengembangkan pemerintahan, kita
sebaiknya lebih mementingkan kepentingan bersama daripada kepentingan golongan atau
anggota maupun kepentingan pribadi. Selain itu, kita juga perlu menumbuhkan dan menjalankan
pemerintahan. Dengan menanamkan sikap-sikap positif dalamkehidupan bernegara, dapat
mendukung tercapainya tujuan dan kesejahteraan suatu negara.
DAFTAR PUSTAKA

Sabar Wiragunas.Perekonomian Indonesia Masa Demokrasi.


http://wiragunas.blogspot.co.id/2015/06/perekonomia-indonesia-masa-demokrasi.html

Diakses pada tanggal 18 September 2023

Anindya Darmawan, S. Pd. Sejarah Indonesia Pelajaran Wajib. Tahun rilis 2022

slampack. Makalah Sejarah Indonesia. https://id.scribd.com/doc/213933795/Makalah-Sejarah-


Indonesia

Diakses pada tanggal 18 September 2023

Anda mungkin juga menyukai