Anda di halaman 1dari 1

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

(Baca doa pembukaan)


Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kita semua selalu sehat dan dalam
perlindungan-Nya. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad saw.
Dan yang saya hormati kepada kepala sekolah SMP Islam Ruhama yaitu Bpk. Muhtar
Spd'i dan dewan guru beserta staf karyawan SMP Islam Ruhama.
Pada pagi yang cerah ini, izinkan saya menyampaikan materi yang berkaitan dengan
shalat. Shalat merupakan kewajiban bagi pemeluk agama Islam, tetapi apakah sholat kita
sudah khusyuk? Perkara khusyukan dalam sholat tidaklah mudah. Hal ini dibuktikan dari
salah satu kisah Ali bin Abi Thalib RA yang pernah gagal dalam memenuhi tantangan untuk
sholat khusyuk dengan sempurna dari Rasulullah SAW. Dalam kisah tersebut, Nabi
Muhammad SAW. menantang Ali bin Abi Thalib untuk melaksanakan sholat dua rakaat
dengan sempurna, Nabi Muhammad berkata bila Ali dapat melakukannya, maka ia akan
diberi sorban milik Nabi Muhammad. Setelah Ali melaksanakan sholat tersebut, ia
menyatakan bahwa ia dapat melakukan rakaat pertama dengan khusyu’ tetapi pada saat
rakaat kedua ia teringat akan janji Nabi dan hadiah sorban miliknya. Jadi, kita semua pasti
pernah sholat terganggu oleh pikiran dunia, tetapi meski demikian kita dapat mencoba
untuk menyempurnakan shalat kita dengan merapatkan dan meluruskan shaf shalat.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan kita untuk luruskan shaf dalam
shalat. Dari Anas bin Malik radiallahu anhu, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

‫ َف ِإَّن َت ِو َة الَّص ِّف ِمْن َتَم اِم الَّص لاِة‬, ‫ُّو وا ُف وَف ُكْم‬
‫ْس َي‬ ‫َس ُص‬
“Luruskan shaf-shaf kalian, karena lurusnya shaf adalah kesempurnaan shalat” (HR.
Bukhari no.690, Muslim no.433).

Dalam suatu hadits, kerenggangan shaf dapat diisi oleh setan. Nabi Shallallahu Alaihi
Wasallam pula bersabda:

“Luruskan shaf dan luruskan pundak-pundak serta tutuplah celah. Namun berlemah-
lembutlah terhadap saudaramu. Dan jangan kalian biarkan ada celah untuk setan.
Barangsiapa yang menyambung shaf, Allah akan menyambungnya. Barangsiapa yang
memutus shaf, Allah akan memutusnya” (HR. Abu Daud no. 666, dishahihkan Al Albani
dalam Shahih Abu Daud).
Tetapi meski begitu, jika kita merapatkan shaf kepada jamaah samping kita dan mereka
menolak maka biarkan saja, kita telah mencoba untuk merapatkan shaf. Dosa atas
penyelisihan terhadap sunnah ditanggung olehnya.
Demikian, materi singkat yang dapat saya sampaikan, semoga Allah Swt. memberi
kemudahan kepada kita untuk selalu menjalankan sholat dengan baik sesuai tuntunan
agama. Aamiin. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai