Proposal Skripsi
Proposal Skripsi
PROPOSAL SKRIPSI
RIRI RISDAWATI
181012114201011
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
RIRI RISDAWATI
181012114201011
Kaprodi S1 Keperawatan
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
yang berjudul “Pengaruh senam hipertensi terhadap tekanan darah pada lansia di
Proposal ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai
salah satu syarat kelulusan Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi. Penulis
menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit
bagi penulis untuk menyelesiakan proposal ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimaksih terutama kepada Yth. Ibu Ns Siti Mutia Kossasi, M.Kep, selaku
Bukittinggi yang telah memberikan arahan dan masukan sehingga penulis dapat
1. Ibu Dr. Hj. Evi Susanti, S.ST M.Biomed, selaku Rektor Institusi Kesehatan
2. Ibu Ayu Nurdian, S.ST M.Keb selaku Wakil Rektor I Intitut Kesehatan Prima
4. Ibu Ns. Elfira Husna, M.Kep selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan
i
5. Ibu Ns Vera Kurnia, M.Kep selaku Ketua program studi S1 Keperawatan
ini
10. Teristimewa kepada ayahanda dan ibunda, adik-adik tecinta dan orang yang
12. Para Sahabat yang telah sama sama berjuang dalam suka dan duka menjalani
pendidikan
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi perbaikan proposal ini dimasa yang akan datang. Mudah-mudahan
Proposal ini bermanfaat bagi kita semua dan juga bagi tenaga kesehatan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................ iv
DAFTAR BAGAN ................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR............................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ vii
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN ..................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ............................................................. 9
D. Manfaat Penelitian ........................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Hipertensi ........................................................... 11
B. Lansia .............................................................................. 25
C. Senam Hipertensi............................................................. 34
D. Kerangka Teori ............................................................... 44
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kerangka Konseptual ..................................................... 45
B. Defenisi Operasional ...................................................... 46
C. Hipotesis Penelitian ......................................................... 47
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ............................................................ 48
B. Populasi dan Sampel........................................................ 49
C. Tempat dan Waktu penelitian ......................................... 51
D. Etika Penelitian ............................................................... 52
E. Alat pengumpulan data.................................................... 52
F. Prosedur pengumpulan data ........................................... 53
G. Pengolahan Data .............................................................. 55
H. Analisa Data .................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
2.1 Klasifikasi tekanan darah .................................................................. 24
3.1 Defenisi Operasional ......................................................................... 46
iv
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Halaman
2.1 Gerakan pemanasan senam hipertensi .............................................. 38
2.2 Gerakan pemanasan senam hipertensi .............................................. 38
2.3 Gerakan inti senam hipertensi........................................................... 39
2.4 Gerakan inti senam hipertensi........................................................... 39
2.5 Gerakan inti senam hipertensi........................................................... 39
2.6 Gerakan inti senam hipertensi........................................................... 40
2.7 Gerakan inti senam hipertensi........................................................... 40
2.8 Gerakan inti senam hipertensi........................................................... 40
2.9 Gerakan inti senam hipertensi........................................................... 41
2.10 Gerakan inti senam hipertensi......................................................... 41
v
DAFTAR BAGAN
No Bagan Halaman
2.1 Kerangka teori ................................................................................... 44
3.1 Kerangka konseptual ......................................................................... 45
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
DAFTAR ISTILAH / SINGKATAN
DM : Diabetes Millitus
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kehidupan masyarakat, salah satu bentuk menjalani gaya hidup sehat adalah
dengan memperhatikan pola makan yang teratur dengan makanan yang sehat dan
bergizi selain itu juga dibutuhkan istirahat yang cukup, olahraga agata terhindar
ari berbagai penyakit. Gaya hidup yang tdak sehat dapat menyebabkan berbagai
macam penyakit seperti jantung, DM, ginjal dan hipertensi (Damanik &
Sitompul, 2020).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua
kali pengukuran atau lebih. Hipertensi merupakan faktor risiko utama pada
ginjal. Risiko morbiditas bahkan mortalitas dini dapat meningkat manakala terjadi
Menurut WHO pada tahun 2014, sekitar 40% dari seluruh penduduk dunia
dengan usia lebih dari 25 tahun terdiagnosa menderita hipertensi. Data WHO
pada tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menyandang
kenaikan dari angka sebelumnya di tahun 2013 yaitu sebanyak 25,8%. Prevalensi
hipertensi di Indonesia pada golongan umur 50 tahun masih 10% tetapi diatas 60
tahun angka tersebut terus meningkat mencapai 20-30% (Purwono et al., 2020).
Lanjut usia (lansia) merupakan proses yang terjadi sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah
melalui tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho, 2008).
kronik, stroke, hingga kemampuan fungsi kognitif dan intelektual akan berkurang.
Salah satu tanda dan gejala hipertensi adalah pusing atau sakit kepala, hal ini
dapat menimbulkan resiko jatuh atau cedera pada lanjut usia. Selain itu kualitas
hidup pada lanjut usia juga akan menurun, lanjut usia akan mengalami
disebabkan oleh penurunan fungsi tubuh akibat proses penuaan. Hipertensi yang
gagal jantung kongestif, gagal ginjal, dan penyakit vaskuler. Hipertensi disebut
menimbulkan stroke yang fatal atau penyakit jantung. Meskipun tidak dapat
dan penyakit yang menyertainya hal ini bisa terjadi pada lanjut usia (Harmilah &
Hendarsih, 2019).
Selatan 24%, Solok Selatan 24,1%, Pasamana Barat 24,3%, Lima Puluh Kota
30,0%, Bukittinggi 31,2%, Solok 31,2%, Padang Panjang 30,0%, Tanah Datar
penanganan kasus khusus penyakit hiperetnsi. Untuk itu, yang paling penting
adalah mencegah dari faktor resiko, dimana begitu ada faktor resiko harus segera
ubah perilau, karena kalau sudah ada penyakit seperti hipertensi itu hanya bisa
dikontrol sepanjang usia, dan sepanjang itu juga harus patuh untuk minum obat
sesuai anjuran dokter sehingga bisa meningkatkan kualitas hidup lanjut usia agar
peran dalam mengubah perilaku sakit yang diderita dalam rangka menghindari
suatu penyakit atau memperkecil resiko dari penyakit yang diderita. Peran
prosedur asuhan keperawatan yang perlu mereka lakukan guna memulihkan atau
pencegahan dan penanganan hipertensi dan untuk membentuk sikap yang positif
sekunder yaitu menekankan pada diagnos dini, intervensi yang tepat untuk
kesehatan setelah terjadinya gangguan beberapa sistem tubuh (Tina et al., 2021).
lanjut usia agar dapat tetap sehat, aktif dan produktif. Upaya yang dilakukan
penderita hipertensi untuk menurunkan tekanan darah dapat dilakukan dengan dua
menggunakan obat anti hipertensi namun, kendala yang dihadapi lansia saat
melakukan terapi farmakologis adalah masih ada yang memiliki keteraturan yang
rendah dalam mengkonsumsi obat dan dipengaruhi juga oleh usia responden yang
sudah lansia sehingga terdapat penurunan fungsi fisiologis dan psikologis yang
lansia yang tidak bisa menjaga pola makan mereka sehinga berefek ke tekanan
adalah nonfarmakologis seperti latihan fisik. Latihan fisik yang teratur akan
membantu tubuh tetap bugar dan tetap segar. Jenis latihan fisik yang dapat
meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot dan rangka
yang aktif khususnya terhadap otot jantung (Hernawan & Rosyid, 2017). Senam
hipertensi merupakan salah satu terapi non farmakologi dimana bertujuan untuk
meningkatkan aliran darah dan oksigen kedalam otot dan rangka yang aktif
oksigen di dalam sel yang akan meningkat menjadi energi, sehingga dapat
berdilatrasi atau meregang, dan aliran darah akan menurun sementara waktu,
sekitar 30-120 menit kemudian akan kembali lagi ke tekanan darah sebelum
senam. Kelebihan dari senam hipertensi ini adalah apabila dilakukan secara rutin
maka penurunan darah akan berlangsung lebih lama dan pembuluh darah lebih
rata-rata tekanan darah sistolik sebelum senam hipertensi lansia 151,80 mmHg,
diastolik 94,73 mmHg dan rata-rata tekanan darah sistolik sesudah senam
senam hipertensi terhadap tekanan darah (Yuliana et al., 2016) hasil penelitian
sistolik antara 140 -180 mmHg yang diberikan senam hipertensi selama dua
darah dan dapat dilakukan sebagai terapi non farmakologi dengan biaya yang
murah dan juga dapat di lakukan di rumah. Penelitian selanjutnya (Harmilah &
Hendarsih, 2019) didapatkan hasil berdasarkan analisis uji beda pada kelompok
perbedaan rerata penurunan tekanan darah sistolik pada pasien dengan riwayat
hipertensi
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh (Lopes et al., 2018). Olah raga
sebagai alat untuk hipertensi dan dilakukan pada hari yang berbeda-beda dapat
pengelolaan tekanan darah pada individu hipertensi dan hipertensi resisten. Tetapi
senam hipertensi dapat menurunkan tekanan darah tetapi tidak dijelaskan lebih
lanjut kapan sebaiknya waktu untuk dilakukan senam hipertensi dan jangka waktu
al., 2019) Intervensi yang diberikan berupa senam hipertensi lansia sebanyak 2
Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan pada tujuh Puskesmas yang
jumlah kasus lansia yang mengalami hipertensi sebanyak 817 kasus pada lansia
bukittinggi yang sudah punya program prolanis, program prolanis adalah program
tidak ada lagi pelaksanaan senam hipertensi dikarenakan pendemi covid-19 dan
baru aktif pada tahun 2022 kembali tetapi yang datang hanya lebih kurang 5 orang
hal ini kemungkinan disebabkan karena program senam hipertensi sudah lama
tidak aktif lagi Berdasarkan wawancara awal yang dilakukan dengan beberapa
responden mengatakan yang rutin minum obat hanya dibulan September, dan
yang lainnya, tidak pernah mengikuti program Prolanis, sangat jarang berolahraga
Puskesmas Rasimah Ahmad masih perlu ditingkatkan dan upaya yang telah
menjadi penting untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan senam
Ahmad.
terhadap tekanan darah pada lansia di wilayah kerja puskesmas Rasimah Ahmad
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas adapun rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah adakah Pengaruh senam hipertensi terhadap
tekanan darah pada lansia di wilayah kerja puskesmas Rasimah Ahmad Kota
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tahun 2022.
2. Tujuan khusus
Tahun 2022
D. Manfaat Penelitian
1) Teoritis
2) Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Hipertensi
1. Definisi hipertensi
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu jenis
penyakit pembunuh paling dahsyat didunia saat ini. Usia merupakan salah
satu faktor ressiko hipertensi. Hipertensi lebih banyak dijumpai pada usia
senja (Karnia Martha, 2012). Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
secara terus menerus lebih dari suatu periode. Hal ini terjadi bila arteriole-
kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan
mengangkut darah dari jantung yang memompa darah keseluruh jaringan dan
organ organ tubuh. Hipertensi bukan berarti tegangan emosi yang berlebihan
walaupun tegangan emosi dan stress dapat meningkatkan tekanan darah untuk
sementara. Jadi sangat tidak tepat kalau orang yang sering marah-marah dan
mudah emosi pasti dapat disebut terkena hipertensi. Tekanan darah normal
11
adalah 120/80 mmHg. Tekanan darah antara 120/80 mmHg dan 139/80
mmHg disebut pra hipertensi dan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
sudah dianggap tinggi dan disebut Hipertensi (Yekti Susilo & Ari Wulandari,
2011).
peningkatan tekanan darah sistolik di atas normal, melebihi 140 mmHg, dan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit paling
mematikan di dunia. Faktor risiko terpenting dari hipertensi adalah usia. Oleh
karena itu, tidak heran jika hipertensi biasanya ditemukan pada lansia (Fauzi,
2014), dan menurut Setiati (2015) . Hipertensi merupakan gejala klinis dari
etiologinya disebabkan oleh banyak faktor / multi faktor, sehingga tidak dapat
2. Klasifikasi Hipertensi
kriteria yaitu:
Tabel 2.1
Klasifikasi tekanan darah
3. Etiologi
apa-apa.
b. Hipertensi Sekunder
sering di temukan pada orang berkulit hitam. Klien dengan orang tua
sistolik terisolasi umumnya terjadi pada orang yang berusia lebih dari
50 tahun, dengan hamper 24% dari semua orang terkena pada usia 80
tahun
wanita kira-kira usia 35 tahun. Risiko pada pria dan wanita hamper
pada wanita berkulit putih dewasa dengan hipertensi lebih rendah pada
angka 4,7%, pria berkulit putih pada tingkat terendah berikutnya yaitu
6,3% dan pria dengan kulit hitam pada tingkat terendah berikutnya
dengan kadar renin yang lebih rendah, sensitivitas yang lebih besar
lingkungan.
faktor yang lain dapat ditandai dengan sindrom metabolis, yang juga
5. Menifestasi Klinis
Hipertensi sering disebut sebagai “silent killer”, karena sering kali pasien
saat hipertensi sudah lanjut disaat tekanan darah sudah mencapai angka
6. Patofisiologi
tekanan darah atau hipertensi bisa terjadi melalui beberapa cara, yaitu :
dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang sempit dari pada biasanya
dan menyebabkan naiknya tekanan darah. Inilah yang terjadi pada usia
arteriosklerosis.
c) Tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika
membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh, volume darah dalam
lebih buruk pada usia lanjut, karena penyempitan pembuluh darah yang
sehingga banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan
menurun.
perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari
system saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis). Ginjal
volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal. Jika tekanan
sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah tetap normal. Ginjal
dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan
yang lebih banyak). Mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal,
pembuluh darah.
7. Komplikasi
a. Gangguan penglihatan
b. Gangguan saraf
c. Gagal jantung
8. Pemeriksaan Diagnostik
menunjukkan diabetes.
dan kreatinin serum yang memberi kesan penyakit ginjal atau keadaan
primer).
iskemia.
9. Penatalaksanaan Hipertensi
a. Penatalaksanaan Medis
saluran kalsium dapat bekerja lebih baik untuk prang kulit hitam dan
untuk orang kulit hitam dan lebih tua dari pada penghambat ACE
saja. Yang termasuk jenis obat ini antara lain amlodipin (Norvasc),
ideal sesuai Body Mass Index (BMI) dengan rentang 18,5 – 24,9kg/m2.
kolestrol namun kaya dengan serar dan protein, dan jika berhasil
dilakukan dengan cara diet rendah garam yaitu tidak lebih dari 100
kebiasaan merokok.
teknan darah.
oleh ketegangan otot dan hambatan lain maka resiko hipertensi dapat
ditekan.
hipertensi.
seeorang.
yang bisa dilakukan, yaitu terapi herbal, terapi nutrisi, relaksasi otot
B. Lansia
1. Pengertian Lansia
(Effendi, 2009).
Lansia adalah seseorang yang telah berusia > 60 tahun dan tidak
seorang diri.
2. Klasifikasi Lansia
3. Karakteristik Lansia
(2006) yaitu :
2017).
berstatus kawin (60 %) dan cerai mati (37 %). Adapun perinciannya
yaitu lansia perempuan yang berstatus cerai mati sekitar 56,04 % dari
keseluruhan yang cerai mati, dan lansia laki-laki yang berstatus kawin
ada 82,84 %. Hal ini disebabkan usia harapan hidup perempuan lebih
presentase lansia perempuan yang berstatus cerai mati lebih banyak dan
c. Pekerjaan Mengacu pada konsep active ageing WHO, lanjut usia sehat
berkualitas adalah proses penuaan yang tetap sehat secara fisik, sosial
dan mental sehingga dapat tetap sejahtera sepanjang hidup dan tetap
Martono, 2006).
2017).
nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata,
lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tondon, ligament dan fasia
paru, kapasitas total paru tetap tetapi volume cadangan paru bertambah
yang nyata karena kehilangan gigi, indra pengecap menurun, rasa lapar
sehari-hari.
secara berangsur-angsur.
merupakan proses yang terus-menerus secara alamiah dimulai sejak lahir dan
setiap individu tidak sama cepatnya. Menua bukan status penyakit tetapi
rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Menjadi tua (aging) adalah
Menurut Darmojo (2006) tujuan hidup manusia itu ialah menjadi tua
tetapi tetap sehat (Healthy aging). Healthy aging artinya menjadi tua dalam
dan anatomical aging kearah proses menuanya organ tubuh. Proses ini
paling tapat disebut gaya hidup (Life style). Faktor exogenix aging
dari sakit dan kematian untuk seluruh penduduk adalah usia, dan
secara umum, status kesehatan lansia tidak sebaik saat mereka muda.
prilaku kesehatan mereka. Hal itu, tentu saja tidak benar tidak pernah
C. Senam Hipertensi
1. Pengertian
untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot dan
rangka yang aktif khususnya terhadap otot jantung (Totok & Rosyid, 2017).
Senam hipertensi merupakan olah raga yang salah satunya bertujuan untuk
mengatakan dengan senam atau berolah raga kebutuhan oksigen dalam sel
darah akan turun sementara waktu, sekitar 30-120 menit kemudian akan
kembali pada tekanan darah sebelum senam. Jika melakukan olahraga secara
rutin dan terus menerus, maka penurunan tekanan darah akan berlangsung
lebih lama dan pembuluh darah akan lebih elastis. Mekanisnme penurunan
tekanan darah setelah berolah raga adalah karena olahraga dapat merilekskan
2. Manfaat
lemak yang berlebihan ditubuh karena aktifitas gerak untuk menguatkan dan
membentuk otot dan beberapa bagian tubuh lainya seperti : pinggang, paha,
meningkatkan kebutuhan energi oleh sel, jaringan dan organ tubuh, dimana
meningkat akan terlebih dahulu, dampak dari fase ini mampu menurunkan
(Sherwood, 2005)
menit
stimulasi impuls pada pusat baroreseptor di arteri karotis dan aorta. Impuls
yang akan melepas lebih banyak ACH ysng mempengaruhi SA node yang
b) Latihan inti
c) Pendinginan
gerakan umum yang ringan sampai suhu tubuh kembali normal yang
a) Persiapan
1. Persiapan Klien
2. Persiapan lingkungan
b) Pelaksanaan
1. Gerakan pemanasan
yang sama dengan arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-10, lalu
2. Gerakan inti
dan hentakan
f) Kedua kaki dibuka lebar dari bahu, satu lutut agak ditekuk dan
tangan yang searah lutut dipinggang. Tangan sisi yang lain lurus
3. Gerakan pendingin
leher dan tahan dengan tangan lainya. Hitunglah 8-10 kali dan
yang sama
c) Terminasi
1. Evaluasi
hipertensi
D. Review Literatur
significantly
reduced PICs,
increased AIC
(interleukin (IL)-
10), and attenuated
oxidative stress in
the PVN.
Detraining did not
abolish the
exercise-induced
attenuation in
MAP in
hypertensive rats;
however, detraining
failed to completely
preserve exercise-
mediated
improvement in
cardiac hypertrophy
and function.
Additionally,
detraining did
not
reverse exercise-
induced
improvement in
PICs in the PVN of
hypertensive rats;
however,the
improvements in IL-
10 were abolished.
4. Susilowati1, Pengaruh Senam untuk mengetahui Variabel Bebas : Senam Desain penelitian menunjukkan bahwa
Novitasari Lansia Terhadap Pengaruh Senam Lansia adalah Quasy tekanan darah tampaknya
Dewiyana2 Tekanan Darah Lansia Terhadap Eksperimentdengan mengalami penurunan
Pada Lansia Yang Tekanan Darah Variabel Terikat : Time Series Design. yang signifikan pada hari
Mengalami Pada Lansia Yang Tekanan Darah Pada Jumlah sampel 13 ke 12 dengan p = 0,001
Hipertensi Di Mengalami Lansia orang yang dipilih
Kelompok Prolanis Hipertensi Di dengan teknik
Wilayah Kelompok Purposive Sampling.
Puskesmas Prolanis Wilayah Analisis data
Padasuka Cimahi Puskesmas melalui dua tahap,
Tahun 2018 Padasuka Cimahi yaitu univariat untuk
Tahun 2018 melihat distribusi
frekuensi dan
bivariat untuk
melihat hubungan
(Paired T Test dan
Test Repeat
Anova)
5. Harmilah, & pengaruh video pengaruh video Variabel Bebas : video Jenis penelitian ini Hasil berdasarkan analisis
Hendarsih, senam hipertensi senam hipertensi senam hipertensi adalah Quasi uji beda pada kelompok
S. (2019) tekanana darah tekanana darah Experimental pasien yang melakukan
Variabel Terikat : dengan desain senam hipertensi
pasien hipertensi di pasien hipertensi Tekanan Darah Pada ”Prettest and didapatkan secara
wilayah kerja di wilayah kerja Lansia Posttest design with signifikan adanya
puskesmas Sewin puskesmas Sewin control group”. perbedaan rerata penurunan
II Bantul II Bantul tekanan darah sistolik pada
Yogyakarta Yogyakarta pasien dengan riwayat
hipertensi dengan p value =
0,000 (p < 0,005), Tidak
8. Lopes, S., Resistant Variabel Bebas : The importance of The present review draws
Mesquita- Exercise as a Exercise as a tool physical activity attention to the importance
hypertension is a
Bastos, J., tool for challenge for for hypertension and exercise of exercise training in the
Alves, A. J., and resistant training as part of management of blood
clinicians, as the
& Ribeiro, hypertension a pressure in
F. (2018) available comprehensive both
and resistant treatment
Variabel Terikat : lifestyle intervention hypertension and resistant
hypertension options have is acknowledged by hypertension individuals
hypertension
reduced success. management: several professional
management: organizations in
Physical activity current insights
current insights and exercise their
recommendations/g
training play an
uidelines for
important role in the
the management management
of blood of
pressure arterial
hypertension.
Aerobic exercise,
dynamic resistance
exercise,
and concurrent
training
– the combination of
dynamic
resistance
and aerobic exercise
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
51
been
demonstrated to
reduce
E. Kerangka Teori
- Terapi
farmakologi
- Terapi non
farmakologi
Senam hipertensi
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kerangka Konsep
ditemukan dan fakta dakta observasi dan tinjauan pustaka. Kerangka konsep juga
Tekanan darah
pasien
Kelompok Kelompok
ekperimental kontrol
Tanpa perlakuan
Senam hipertensi
Post
Test
55
B. Defenisi Operasional
Tabel 3.1
Defenisi Operasional
No. Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Skala
Ukur
1. Senam Merupakan olah raga Lembar Observasi Diberika Ordin al
hipertensi yang salah satunya observasi n 3 kali
bertujuan untuk semingg
meningkatkan aliran u selama
darah dan pasokan 4
oksigen ke dalam otot- minggu
otot dan rangka yang
aktif khususnya otot
jantung sehingga dapat
menurunkan tekanan
darah.
2. Tekanan Melakukan pengukuran Lembar Observasi Naik Rasio
darah angka tekanan darah observasi Turun
setelah pasien sebelum dan Sphygmom
diberikan sesudah melakukan anometer
senam senam hipertensi
hipertensi
C. Hipotesis Penelitian
2022
Tahun 2022
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
kelompok diawali dengan pre test, dan setelah pemberian perlakuan dilakukan
Bagan 3.1
Rancangan penelitian
K-P O 1 O1-E
K-K 0 - O1-K
Keterangan
- : Tanpa perlakuan
58
kontrol)
1. Populasi
2018). Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang berada di
populasi yang didapatka Maret 2022 yang berkunjung sebanyak 143 orang
2. Sampel
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau
𝑁. 𝑧2𝑝. 𝑞
𝑛=
𝑑 (𝑁 − 1) + 𝑧2. 𝑝. 𝑞
Keterangan :
𝑁. 𝑧2𝑝. 𝑞
𝑛=
𝑑 (𝑁 − 1) + 𝑧2. 𝑝. 𝑞
143.3,8416.0,25
𝑛=
0,05 . 142 + 3,8416 . 0,5.0,5
137,3372.
𝑛=
7,1 + 0.9604
137,3372
𝑛=
8,0604
𝑛 = 17,03
𝑛 = 17 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
penelitian sebanyak 17 orang. Maka jumlah sampel pada peelitian ini adalah
1. Kriteria Inklusi
Kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi
yang dapat diambil sebagai sampel dan memenuhi syarat sebagai sampel
2. Kriteria Ekslusi
1. Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
D. Etika Penelitian
subjek
1. Lembar observasi
2. Tensimeter
3. SOP
hipertensi
Dari hasil pencatatan penelitian baik berupa fakta maupun angka data
dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Ada 2 metode untuk
1. Data primer
Bukittinggi.
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang didapat dari Puskesmas Rasimah Ahmad kota
a) Tahapan persiapan
melakukan penelitian
mendukung penelitian
b) Tahapan pelaksanaan
2. Data sekunder
ekslusi
peneliti
darah
c) Tahap Akhir
penelitian
F. Pengolahan Data
Setelah semua lembar observasi terisi serta telah melewati pengkodean, maka
langkah selanjutnya adalah memproses data agar data yang sudah di entry
dapat dianalisis. Processing dapat dilakukan dengan cara meng-entry data dari
G. Analisa Data
1. Analisa Univariat
statistik deskriptif meliputi mean dan standar deviasi dan variabel yang
menderita hipertensi.
2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
bahwa sebaran data hasil penelitian adalah normal (p > 0,05) maka uji
batas kemaknaan (α) = 0.05, namun jika sebaran data hasil penelitian tidak
parametric, dalam hal ini uji Mann withney U-test. Hipotesis yang diajukan
hipotesa diterima jika probabilitas p ≤ 0,05 dan hipotesa ditolak jika nilai
Agarwal, D., Dange, R. B., Vila, J., Otamendi, A. J., & Francis, J. (2012). Detraining
Differentially Preserved Beneficial Effects of Exercise on Hypertension: Effects
on Blood Pressure, Cardiac Function, Brain Inflammatory Cytokines and
Oxidative Stress. PLoS ONE, 7(12).
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0052569
Damanik, S., & Sitompul, L. N. (2020). Hubungan Gaya Hidup Dengan Hipertensi
Pada Lansia. Nursing Arts, XIV(01), 30–36.
Dewiyana, N. (2020). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia
Yang Mengalami Hipertensi Di Kelompok Prolanis Wilayah Puskesmas
Padasuka Cimahi Tahun …. Jurnal Kesehatan Kartika, 15.
http://ejournal.stikesjayc.id/index.php/litkartika/article/view/119
Hernawan, T., & Rosyid, F. N. (2017). Pengaruh Senam Hipertensi Lansia terhadap
Penurunan Tekanan Darah Lansia dengan Hipertensi di Panti Wreda Darma
Bhakti Kelurahan Pajang Surakarta. Jurnal Kesehatan, 10(1), 26.
https://doi.org/10.23917/jurkes.v10i1.5489
Juliastanti, Maliga, & Rafi. (2021). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tekanan Darah
Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Unit I
Kecematan Sumbawa. Kesehatan Dan Sains, 4(2), 27–34.
Lopes, S., Mesquita-Bastos, J., Alves, A. J., & Ribeiro, F. (2018). Exercise as a tool
for hypertension and resistant hypertension management: Current insights.
Integrated Blood Pressure Control, 11, 65–71.
https://doi.org/10.2147/IBPC.S136028
Purwono, J., Sari, R., Ratnasari, A., & Budianto, A. (2020). Pola Konsumsi Garam
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia. Jurnal Wacana Kesehatan, 5(1), 531.
https://doi.org/10.52822/jwk.v5i1.120
Setiati Siti, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . 6th rev. Jakarta : Internal
Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2015. h. 2014 -1134
Susilo & Wulandari. (2011). Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. : Yogjakarta CV. Andi
Offset.
Tina, Y., Handayani, S., & Monika, R. (2021). Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap
Tekanan Darah Pada Lansia. Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu, 12(2), 118–123.
Yuliana, T., Handyani, S., & Monika, R. (2016). Pengaruh Senam Hipertensi terhadap
Tekanan Darah pada Lansia. 4(1), 1–23.
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Kepala Kesbangpol Kota Bukittinggi
Tempat
Dengan Hormat,
Bersama ini kami sampaikan kepada Bapak/Ibu bahwa mahasiswa kami dari IKes Prima
Nusantara Bukittinggi:
Nama : Riri risdawati
NIM :181012114201011
Semester : VIII
Program Studi : S1 Keperawatan
Alamat : Bukittinggi
Akan mengumpulkan data sebagai landasan faktual dalam penyusunan skripsi dengan Judul
“Pengaruh senam hipertensi terhadap tekanan darah pada lansia di wilayah
kerja puskesmas Rasimah Ahmad Kota Bukittinggi tahun 2022”
Adapun data yang diperlukan adalah data Kejadian hipertensi pada lansia. Pengambilan data
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Rasimah Ahmad Tahun 2021- 2022.
Waktu Pengambilan data : 21 - 27 Maret 2022.
Kami mohon bantuan Bapak/ Ibu untuk dapat memberikan fotocopy data sebagaimana yang
dimaksud agar mahasiswa kami mendapatkan permasalahan untuk penelitiannya.
Demikianlah surat kami ini, atas bantuan dan kerjasama yang baik kami sampaikan terima
kasih.
Kepala LPPM
IKes Prima Nusantara Bukittinggi
Tembusan:
1. Ketua Yayasan Prima Nusantara Bukittinggi
2. Rektor IKes Prima Nusantara Bukittinggi
3. Arsip
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
Lampiran 2 : Genchart
5 Seminar Proposal
6 Perbaikan Proposal
7 Penelitian
8 Konsultasi Skripsi
9 Sidang Skripsi
10 Perbaikan Skripsi
11 Pengumpulan Skripsi
Kepada
Yth, Bapak/Ibu Calon Responden
Di
Tempat
Dengan hormat,
Saya sebagai mahasiswa Program Studi Profesi Ners Tahap Sarjana Keperawatan Fakultas
Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi, bahwa saya
melakukan penelitian ini untuk menyelesaikan tugas akhir Program Studi Profesi Ners Tahap Sarjana
Keperawatan Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui Pengaruh senam hipertensi terhadap tekanan darah pada lansia di wilayah kerja puskesmas
Rasimah Ahmad Kota Bukittinggi Tahun 2022
dengan hal diatas saya mengharapkan kesedian anda untuk memberikan izin untuk mengisi Form
Kuesionerpenelitian dan sayaakan menjamin kerahasian anda. Identitas dan kesedian anda menjadi
responden hanya digunakan untuk pengembangkan ilmu keperawatan dan tidak digunakan dengan
maksud lain.
Partisipan anda dalam penelitian ini bersifat bebas. Anda bebas ikut atau tidak tanpa sanksi
apapun. Atas perhatian dan kesediaannya saya sampaikan terimakasih.
Hormat saya
Peneliti
Riri Risdawati
Baik yang berhubungan dengan tujuan, manfaat, serta efek yang ditimbulkan
penelitian ini, Maka dengan ini saya menyatakan setuju untuk ikut dalam penelitian ini
secara sukarela dan tanpa paksaan. Saya bersedia menjadi responden bukan karena
adanya paksaan dari pihak lain, namun karena keinginan sendiri dan tanpa biaya yang
akan ditanggungkan kepada saya sesuai dengan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh
peneliti. Hasil yang diperoleh dari saya sebagai responden dapat dipublikasikan sebagai
hasil dari penelitian dan akan diseminarkan pada ujian hasil dengan tidak akan
mencantumkan nama, kecuali nomor/inisial informan.
Responden
Tgl : ………………………….
Pengertian Menilai tekanan darah yang merupakan indicator untuk menilai sistem
kardiovaskule bersamaan dengan pemeriksaan nadi
Tujuan Mengetahui nilai tekanan darah
Prosedur 1. Sasaran
2. Rincian tugas
3. Persiapan alat
1. Spinomanometer (tensimeter yang terdiri dari manometer air
raksa + klep pembuka udara
2. Stetoskop
3. Buku catatan tanda vital dan pena
4. Pelaksanaan
a. Jelaskan prosedur pada pasien
b. Cuci tangan
c. Gunakan sarung tangan
d. Atur posisi pasien
e. Letakan tangan yang hendak diukur pada posisi terlentang
f. Lengan baju dibuku
g. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm diatas
fossa cubiti
h. Tentukan denyut nadi
i. Letakkan diafragma stetoskop diatas nadi brachialis, letakkan
stetoskop diatas deyut nadi yang telah ditentukan
j. Pompa balon udata isi manset sampai manometer setinggi 20
mmhg lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba
k. Kempeskan balon udara manset secara berlahan lahan dengan
cara memutar scrup pada pompa udara berlawaan jarum jam
LEMBAR OBSERVASI
KONTROL
ALUR PENELITIAN
2. Melakukan pendekatan kepada calon responden dan memberikan penjelasan kepada calon
4. Peneliti mempersilahkan calon responden untuk membaca dan memahami surat permohonan
menjadi responden
6. Melakukan pre test dengan melakukan pengukuran tekanan darah pada kelompok intrevensi dan
kontrol
7. Intervensi dilakukan dengan melakukan terapi non farmakologi yaitu senam hipertensi selama 4
8. Melakukan pre test dengan melakukan pengukuran tekanan darah pada kelompok intervensi dan
kontrol
Nama :
NIM :
Programstudi :
Pembimbing :
Judul :
Bukittinggi..................................2022
Ka Prodi Sarjana Keperawatan
Kedua kaki dibuka agak lebar lalu Kedua kaki dibuka lebar dari bahu, satu
angkat tangan menyerong. Sisi kaki lutut agak ditekuk dan tangan yang
yang searah dengan tangan sedikit searah lutut dipinggang. Tangan
Tautkan jari-jari kedua tangan dan sisiyang lain lurus kearah lutut yang
ditekuk. Tangan diletakan dipinggang
ditekuk.
angkat lurus keatas kepala dengan dan kepala searah dengan gerakan
posisi kedua kaki dibuka selebar bahu. tangan. Tahan 8-10 menit hitungan lalu
Tahan dengan 8-10 hitungan. Rasakan ganti dengan sisi lainnya
tarikan bahu dan punggung
Kedua kaki dibuka selebar bahu,
lingkarkan satu tangan ke leher dan
tahan dengan tangan lainya. Hitunglah
8-10 kali dan Lakukan pada sisi lainnya
Gerakan hampir sama dengan
sebelumnya, tapi jari mengepal dan
kedua tangan diangkat keatas. Lalukan
Lakukan gerakan seperti jalan ditempat bergantian secara perlahan dan
dengan lambaian kedua tangan searah semampunya
dengan sisi kaki yang diangkat.
Lakukan perlahan dan hentakan Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu
gerakan kesamping dengan gerakan
setengah putaran.