Anda di halaman 1dari 10

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

“PEMERATAAN PENDIDIKAN DI PELOSOK INDONESIA”

Disusun guna memenuhi tugas projek P5

Guru pengampu :

Fx.Bowo Riyanto,S.Pd

Oleh :

Kelompok 6

1. Devita Zahra Setiawati (E SP 7/


2. Hisa Ana Pramudiyanti
3. Iqbal Ikhwan Kurniawan
4. Nabila Anjar Afrielli
5. Restu Rahmawati

SMA N 1 NGLUWAR

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
projek penguatan profil pelajar pancasila ini dengan tema “Pemerataan Pendidikan Di
Pelosok Indonesia” dengan tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan
sesuaidengan harapan.

Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada bapak Fx.Bowo Riyanto S.Pd sebagai
guru pembimbing projek penguatan profil pelajar pancasila yang telah membantu
memberikan pengarahan dan pemahaman dalam menyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat beermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.

Magelang, 17 September 2023

Kelompok 6
DAFTAR ISI

Halaman
COVER…………………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………

BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………………………..

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………...
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….

2.1 Apa itu pemerataan pendidikan

2.2 Faktor yang menyebabkan ketidakmerataan pendidikan di Indonesia

2.3 Apakah pemerataan pendidikan di Indonesia sudah cukup baik?

2.4 Apakah ketidakmerataan pendidikan ini dapat mempengaruhi kemajuan bangsa?

2.5 Mengapa pendidikan di kota lebih bagus daripada di desa?

2.6 Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk meratakan pendidikan di Indonesia?

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu kegiatan pembelajaran, keterampilan serta kegiatan yang


diturunkan ke generasi selanjutnya dalam suatu pengajaran maupun pelatihan. Pendidikan sangatlah
penting, dimana pendidikan memegang penting pewarisan ilmu dari generasi lama ke generasi
selanjutnya, sehingga dapat menimbulkan suatu inovasi baru dan meningkatkan kualitas masyarakat.
Adanya pendidikan menimbulkan kesempatan yang sama bagi warga Negara untuk mengembangkan
potensinya melalui program pemerataan pendidikan. Melalui sebuah system pendidikan dan berbagai
macam program. Pemerintah merancang pemerataan pendidikan benar-benar terwujud. Namun pada
kenyataannya pemerataan pendidikan di Indonesia sulit terwujud.

Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena rendahnya pemerataan pendidikan di


Indonesia. Makalah rendahnya pemerataan merupakan persoalan mengenai begaimana system
pendidikan dapat menyediakan kesempatan dalam memperoleh pendidikan yang sama antarawarga
Negara. Pendekatan yang digunakan dalam studi kasus kali ini merujuk pada pertanyaan “bagaimana
kasus/fenomena ini terjadi dan pemecahannya. Tujuan dari penulisannya makalah ini adalah agar kita
semua membuka mata melihat fenomena rendahnya pemerataan pendidikan. Selain itu, tulisan ini
diharapkan dapat menjadi tolak ukur dan semangat baru bagi pemerintah untuk lrbih memperdulikan
pemerataan pendidikan di Indonesia.

Berdasarkan hasil penelitian ini dianjurkan berbagai saran kepada pemerintah dan seluruh
elemen masyarakat untuk bekrja sama agar pemerataan pendidikan benar-benar terlaksana.
Menyarankan kepada pemerintah akan lebih peduli terhadap pemerataan pendidikan yang sejauh ini
belum terlaksana. Dan memberikan sebuah gambaran kepada generasi muda agar melek terhadap
pendidikan di Indonesia, khususnya dalam hal pemerataan pendidikan. Dalam menyikapi hal tersebut
pemerintah tentunya telah melakukan berbagai program seperti pemberian beasiswa bagi siswa yang
kurang mampu, dana BOS dan perbaikan system pendidikan. Namun solusi-solusi tersebut dirasa
kurang efektif dan belum bisa menyelesaikan permasalahan yang ada.
1.2 Rumusan Masalah

Bangsa kita memiliki potensi yang besar untuk menjadi Negara maju dan dikenal oleh dunia.
Beragam suku, budaya bahkan kepulauan yang kita miliki menjadikan kita memiliki unit seling poin
untuk dikenal oleh Negara-negara di dunia. Namun hal itu juga perlu didukung oleh ratanya
pendidikan di Indonesia.

1. Apa itu pemerataan pendidikan


2. Faktor yang mempengaruhi ketidak merataan pendidikan
3. Apakah pemerataan pendidikan di Indonesia sudah cukup baik?
4. Apakah ketidakmeratan ini dapat mempengaruhi kemajuan bangsa?
5. Mengapa pendidikan di kota lebih bagus daripada di desa?
6. Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk meratakan pendidikan di Indonesia?

1.3 Tujuan penulisan

Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena rendahnya pemerataan pendidikan di


Indonesia serta bertujuan agar kita para generasi muda melek akan pentingnya pendidikan.
BAB III

PEMBAHASAN

2.1 Apa Itu Pemerataan Pendidikan

Pemerataan pendidikan artinya pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang


sama antar warga Negara . pemerataan pendidikan biasanya dilakukan di Negara-negara berkembang
seperti Indonesia. Pemerataan mencakup 2 aspek penting yaitu equity dan equality. Equity merupakan
setiap orang berhak mendapatkan pendidikan yang sama rata dalam kelompok masyarakat tanpa
membeda-bedakan suku, agama, ras dll. Sedangkan equality bermakna persamaan kesempatan untuk
memperoleh pendidikan. Akses pendidikan yang merata berarti pendidikan yang diperoleh di semua
usia sekolah telah memperoleh kesempatan yang sama rata. Sementara itu akses pendidikan dirasa
sudah adil apabila antar kelompok bisa menikmati pendidikan secara bersama-sama.

Pemerataan pendidikan mempunyai makna yang luas tidak hanya memperoleh persamaan
pendidikan saja tetapi siswa harus diperlakukan sama guna mengembangkan potensi yang ada dalam
siswa tersebut.

2.2 Faktor yang mempengaruhi ketidakmerataan pendidikan

Ada banyak faktor yang mempengaruhi ketidakmerataan pendidikan di Indonesia. Seperti


kurikulum, Fasilitas, Akses jalan, Tenaga pengajar, Kesadaran masyarakat.

1. Kurikulum

Kurikulum merupakan seperangkat system pendidikan rencana dan pengaturan mengenai


bahan pembelajan yang dapat dipedomani dalam aktivitas belajar mengajar. Kurikulum yang
digunakan dalam pembelajaran sekarang ialah kurikulum merdeka.

Kurikulum merdeka ini memang bagus untuk dijadikan tempat penyaluran kreativitas anak-
anak tetapi kurikulum merdeka ini cukup tidak efektif jika digunakan di daerah pelosok, karena
kurikulum ini banyak menggunakan media digital seperti laptop, hp, ataupun computer. Dimana di
daerah pelosok koneksi internet masih kurang lancar. Juga para orang tua siswa yang kurang
mampu untuk membeli laptop.

Pemerintah diharapkan untuk lebih menyempurnakan kurikulum ini agar sekolah-sekolah


yang berada di pelosok-pelosok di Indonesia bisa lebih menggunakan kurikulum ini juga tidak
ketinggalan pendidikan dari daerah kota.

2. Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan merupakan sarana prasarana yang digunakan untuk kegiatan belajar
mengajar. Fasilitas pendidikan sangat penting untuk menjadi prioritas dan perhatian di lembaga
pendidikan dalam menunjang proes pembelajaran.
Fasilitas pendidikan yang masih terbatas juga menyebabkan terhambatnya proses belajar
mengajar. Apalagi di daerah pelosok yang masih minim fasilitas. Seperti tempat berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar yang kurang layak menjadikan kegiatan belajar mengajar tidak seru.

Pemerintah diharapkan untuk memberikan dana untuk sekolah-sekolah yang masih minim
fasilitas pendidikannya, agar kegiatan belajar mengajar tidak membosankan juga agar anak-anak
semangat dalam belajar.

3. Akses Jalan

Akses jalan juga merupakan salah satu faktor ketidakmerataan pendidikan di Indonesia.
Seperti di daerah pelosok yang akses jalan ke sekolah sangat sulit. Seperti harus melintasi hutan,
menyebrang sungai, juga jalanan yang kurang layak untuk dilewati.

Pemerintah diharapkan untuk memperbaiki akses jalan sehingga anak-anak yang sekolahnya
jauh juga akses jalannya kurang layak digunakan bisa mengikuti proses pembelajaran tanpa hambatan
yang terlalu banyak.

4. Tenaga Pengajar

Tenaga pengajar atau tenaga pendidik ini merupakan seseorang yang berkerja di lingkungan
sekolah yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus. Di daerah
pelosok tenaga pengajar sangatlah minim.

Dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia dimana pendidikan sendiri sudah pasti


memerlukan seorang guru atau pengajar. Bisa dikatakan faktanya saat ini penugasan guru. Ke wilayah
pelosok masih sangat minim. Kurangnya tenaga pendidik di pedalaman karena sulitnya mencari
pengajar yang mau mengajar di daerah terpencil dan sangat jarang sekali seorang sarjana mau
menyumbangkan jassanya untuk mengajar di daerah pedalaman. Padahal masing-masing orang
mempunyai hak untuk berpendidikan.

Akan tetapi pemerintah tidak membagi rata tenaga pendidikan yang baru lulusan sarjana
sehingga banyak lulusan SMA terpaksa diangkat menjadi pengajar di daerah tersebut. Harapannya
pemerintah dapat membagi rata tenaga pengajar ke wilayah-wilayah pelosok di Indonesia.

5. Kesadaran Masyarakat

Rendahnya kesadaran pendidikan di Indonesia khusunya pada masyarakat di daerah yang


terpencil. Di tengah era globalisasi, dimna semakin canggihnya teknologi masih ada masyarakat yang
kurang menghargai bagaimana pentingnya pendidikan.

Adapun hal-hal yang membuat masyarakat kurang mementingkan pendidikan adalah


ketidaktahuan akan pentingnya pendidikan bagi kelangsungan hidup, banyak dari mereka (masyarakat
pedesaan) yang berfikir “untuk apa sekolah? Asalkan sudah bisa mencari uang tidak perlu sekolah”,
“untuk apa sekolah tinggi-tinggi? Jika akhirnya pun sulit mendapat pekerjaan”.

Persepsi seperti itulah yang membuat kebanyakan anak yang tinggal di pedesaan hanya
lulus di jenjang sekolah menengah pertama (SMP) saja, bahkan tidak sedikit anak perempuan yang
setelah lulus langsung menikah dan tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan
kebanyakan laki-laki banyak yang merantau ke kota. Padahal jika mereka melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi meraka akan mendapatkan masa depan yang lebih baik.
2.3 apakah pemerataan pendidikan di Indonesia sudah cukup baik?

Di Indonesia pendidikan merupakan salah satu tujuan Negara untuk dikembangkan agar Negara
bisa menjadi bangsa yang maju. Pemerintah dalam upaya tersebut tentunya sudah melakukan berbagai
macam hal. Namun beberapa program yang ditawarkan pemerintah dirasa kurang maksimal. Hal ini
disebabkan oleh ketidakmerataan pembangunan insfratruktur penunjang, kesenjangan antara kaya dan
miskin, pengelolaan yang buruk dan sikap apatis dari masyarakat itu sendiri.

Walaupun anggaran pendidikan setiap tahun mencapai 20% dari APBN, namun hal tersebut tidak
sebanding dengan pemerataan pendidikan, baik melalui pembangunan insfrastruktur penunjang
maupun perbaikan system pendidikan. Contoh SMP St. Michael NTT yang berada di dusun paling
ujung yaitu 4 Kahona, yang berbatasan dengan Kabupaten Sumba Barat Daya. Sekolah ini hanya
memiliki 56 siswa dan 7 tenaga pendidik.

SMP St. Michael ini sulit mendapat bantuan dari pemerintah setempat, karena sekolah ini berada
dibawah naungan sebuah yayasan. Fasilitas dan kebutuhan masyarakat disini kurang layak pakai dan
kurang memadai. Bahkan murid yang sekolah disana tidak memiliki seragam juga buku-buku
pelajaran pun hanya sumbangan dari sekolah-sekolah di kota.

Melihat kondisi tersebut memanglah ironis. Pendidikan di kota-kota besar sangat bagus juga
sarana prasarana di kota lebih memadai. Sedangkan di daerah pelosok, fasilitas yang ada masih kurang
memadai.

Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemerataan pendidikan di Indonesia belum
tercapai, selain sarana dan prasarana yang belum memadai di berbagai daerah khususnya pelosok-
pelosok dan kesadaran masyarakat tentang pendidikan masih kurang.

2.4 Apakah ketidakmerataan pendidikan ini dapat mempengaruhi kemajuan bangsa?

Pendidikan merupakan hal yang paling utama untuk pembentukan karater anak. System
pendidikan yang baik akan menciptakan SDM yang unggul dan membuat suatu Negara menjadi maju.
Semakin tinggi pendidikan maka bangsa akan semakin maju, sebaliknya makin rendah pendidikan
maka kemajuan bangsa akan terhambat atau bisa saja bangsa makin turun.

Ketidakmerataan pendidikan ini menimbulkan dampak yang sangat buruk bagi kemajuan
bangsa dan Negara. Dimana beberapa kelompok dan masyarakat belum memiliki ilmu yang cukup
untuk bisa memajukan bangsa dan Negara.

2.5 Mengapa pendidikan di kota lebih bagus daripada di desa?

Pendidikan di kota jauh lebih bagus dari desa karena, siswa yang berada di kota lebih semangat
belajar yang tinggi dan orang tua siswa aktif memberi dukungan terhadap kemajuan pendidikan anak-
anaknya. Serta sarana dan prasarana di sekolah kota lebih memadai sehingga pendidikan di kota lebih
bagus daripada pendidikan di desa.

Sedangkan pendidikan di desa rendah karena kurangnya kesadaran masyarakat desa juga
semangat yang sedikit rendah serta orang tua siswa yang kurang mendukung anak-anaknya karena
keadaan ekonomi mereka. Sarana dan prasarana di sekolah di desa kurang memadai sehingga bakat
dan minat siswa di desa kurang di perhatikan.
2.6 Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk meratakan pendidikan di Indonesia?

untuk meratakan pendidikan di Indonesia diperlukan berbagai upaya seperti;

1. Membangun insfrastruktur daerah

Yang menjadikan pendidikan di pelosok tersendat ialah tidak tersedianya insfratruktur yang
memadai, baik dari bangunan sekolah, fasilitas sekolah, bahkan jalan yang bisa diakses murid-murid
desa yang jauh. Dengan terhubungnya pusat daerah dan pelosok daerah maka, pembangunan
insfrastruktur akan lebih mudah.

2. Meningkatkan kualitas tenaga pengajar (guru)

Disamping pembangunan insfrastruktur, meningkatkan kualitas tenaga pengajar juga penting.


Hal ini dilakukan oleh KEMDIKBUD melalui berbagai program yang telah dibuat. Sehingga tenaga
pengajar di kota akan sama dengan pengajar yang berada di pelosok.

Adanya peningkatan kualitas energy akan membantu cepat untuk meratakan pendidikaan.
Karena guru yang memiliki kualitas yang tinggi mampu beradaptasi kemajuan teknologi terutama
dalam bidang pendidikan. Hal itu menjadikan siswa siswi akan memiliki minat belajar yang tinggi.

3. Memperbaiki sarana dan prasarana

Kenyamanan belajar sangat penting yang ikut dalam pemerataan pendidikan. Dimana jika
sarana dan prasarana yang baik dapat meningkatkan minat belajar para siswa siswi.

Karena di daerah pelosok sarana dan prasarana pendidikan masih minim. Sehingga membuat
ekosistem belajaar dan mengajaer kurang nyaman. Ini juga menjadi hal yanag sangat dibutuhkan selain
pembangunan insfrastruktur di daerah pelosok.

4. Membantu pemenuhan Standar Nasional Pendidikan

Jika semua hal yang diupayakan bisa terpenuhi maka, upaya paling akhir ialah menentukan
standar nasional pendidikan. Tujuannya agar siswa siswi yang akan melanjutkan pendidikan lebih
tinggi baik di luar maupun di dalam negri jadi mudah untuk melakukannya.

Sehingga sertifikasi sekolah yang ada di daerah pelosok juga perlu dilakukan. Dengan begitu
pendidikan di daerah pelosok bisa sama dengan pendidikan di daerah kota.

5. Pelaksanaan program bantuan pendidikan

Dibalik upaya pemerintah Indonesia dalam membangun kualitas pendidikan juga ada badan
amal yang ikut untuk memprcepat pemerataan pendidikan di Indonesia. Program yang bertujuan
membangun kekuatan intelektualitas spiritual anak Indonesia dengan pendekatan pendidikan.
Program bantuan ini sudah dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal
Hidayatullah (BMH).

Dengan mengambil andil dalam upaya besar kebangkitan masyarakat dari sektor pendidikan,
niscaya setiap bantuan dapta bermanfaat. Jadi, kita para masyarakat yang mampu bisa memberi
sumbangan kepada sekolah-sekolah yang membutuhkan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai