Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Kel.6
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Kel.6
Guru pengampu :
Fx.Bowo Riyanto,S.Pd
Oleh :
Kelompok 6
SMA N 1 NGLUWAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
projek penguatan profil pelajar pancasila ini dengan tema “Pemerataan Pendidikan Di
Pelosok Indonesia” dengan tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan
sesuaidengan harapan.
Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada bapak Fx.Bowo Riyanto S.Pd sebagai
guru pembimbing projek penguatan profil pelajar pancasila yang telah membantu
memberikan pengarahan dan pemahaman dalam menyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat beermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
Halaman
COVER…………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………
BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….
2.6 Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk meratakan pendidikan di Indonesia?
3.1 Kesimpulan
BAB 1
PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dianjurkan berbagai saran kepada pemerintah dan seluruh
elemen masyarakat untuk bekrja sama agar pemerataan pendidikan benar-benar terlaksana.
Menyarankan kepada pemerintah akan lebih peduli terhadap pemerataan pendidikan yang sejauh ini
belum terlaksana. Dan memberikan sebuah gambaran kepada generasi muda agar melek terhadap
pendidikan di Indonesia, khususnya dalam hal pemerataan pendidikan. Dalam menyikapi hal tersebut
pemerintah tentunya telah melakukan berbagai program seperti pemberian beasiswa bagi siswa yang
kurang mampu, dana BOS dan perbaikan system pendidikan. Namun solusi-solusi tersebut dirasa
kurang efektif dan belum bisa menyelesaikan permasalahan yang ada.
1.2 Rumusan Masalah
Bangsa kita memiliki potensi yang besar untuk menjadi Negara maju dan dikenal oleh dunia.
Beragam suku, budaya bahkan kepulauan yang kita miliki menjadikan kita memiliki unit seling poin
untuk dikenal oleh Negara-negara di dunia. Namun hal itu juga perlu didukung oleh ratanya
pendidikan di Indonesia.
PEMBAHASAN
Pemerataan pendidikan mempunyai makna yang luas tidak hanya memperoleh persamaan
pendidikan saja tetapi siswa harus diperlakukan sama guna mengembangkan potensi yang ada dalam
siswa tersebut.
1. Kurikulum
Kurikulum merdeka ini memang bagus untuk dijadikan tempat penyaluran kreativitas anak-
anak tetapi kurikulum merdeka ini cukup tidak efektif jika digunakan di daerah pelosok, karena
kurikulum ini banyak menggunakan media digital seperti laptop, hp, ataupun computer. Dimana di
daerah pelosok koneksi internet masih kurang lancar. Juga para orang tua siswa yang kurang
mampu untuk membeli laptop.
2. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan merupakan sarana prasarana yang digunakan untuk kegiatan belajar
mengajar. Fasilitas pendidikan sangat penting untuk menjadi prioritas dan perhatian di lembaga
pendidikan dalam menunjang proes pembelajaran.
Fasilitas pendidikan yang masih terbatas juga menyebabkan terhambatnya proses belajar
mengajar. Apalagi di daerah pelosok yang masih minim fasilitas. Seperti tempat berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar yang kurang layak menjadikan kegiatan belajar mengajar tidak seru.
Pemerintah diharapkan untuk memberikan dana untuk sekolah-sekolah yang masih minim
fasilitas pendidikannya, agar kegiatan belajar mengajar tidak membosankan juga agar anak-anak
semangat dalam belajar.
3. Akses Jalan
Akses jalan juga merupakan salah satu faktor ketidakmerataan pendidikan di Indonesia.
Seperti di daerah pelosok yang akses jalan ke sekolah sangat sulit. Seperti harus melintasi hutan,
menyebrang sungai, juga jalanan yang kurang layak untuk dilewati.
Pemerintah diharapkan untuk memperbaiki akses jalan sehingga anak-anak yang sekolahnya
jauh juga akses jalannya kurang layak digunakan bisa mengikuti proses pembelajaran tanpa hambatan
yang terlalu banyak.
4. Tenaga Pengajar
Tenaga pengajar atau tenaga pendidik ini merupakan seseorang yang berkerja di lingkungan
sekolah yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus. Di daerah
pelosok tenaga pengajar sangatlah minim.
Akan tetapi pemerintah tidak membagi rata tenaga pendidikan yang baru lulusan sarjana
sehingga banyak lulusan SMA terpaksa diangkat menjadi pengajar di daerah tersebut. Harapannya
pemerintah dapat membagi rata tenaga pengajar ke wilayah-wilayah pelosok di Indonesia.
5. Kesadaran Masyarakat
Persepsi seperti itulah yang membuat kebanyakan anak yang tinggal di pedesaan hanya
lulus di jenjang sekolah menengah pertama (SMP) saja, bahkan tidak sedikit anak perempuan yang
setelah lulus langsung menikah dan tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan
kebanyakan laki-laki banyak yang merantau ke kota. Padahal jika mereka melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi meraka akan mendapatkan masa depan yang lebih baik.
2.3 apakah pemerataan pendidikan di Indonesia sudah cukup baik?
Di Indonesia pendidikan merupakan salah satu tujuan Negara untuk dikembangkan agar Negara
bisa menjadi bangsa yang maju. Pemerintah dalam upaya tersebut tentunya sudah melakukan berbagai
macam hal. Namun beberapa program yang ditawarkan pemerintah dirasa kurang maksimal. Hal ini
disebabkan oleh ketidakmerataan pembangunan insfratruktur penunjang, kesenjangan antara kaya dan
miskin, pengelolaan yang buruk dan sikap apatis dari masyarakat itu sendiri.
Walaupun anggaran pendidikan setiap tahun mencapai 20% dari APBN, namun hal tersebut tidak
sebanding dengan pemerataan pendidikan, baik melalui pembangunan insfrastruktur penunjang
maupun perbaikan system pendidikan. Contoh SMP St. Michael NTT yang berada di dusun paling
ujung yaitu 4 Kahona, yang berbatasan dengan Kabupaten Sumba Barat Daya. Sekolah ini hanya
memiliki 56 siswa dan 7 tenaga pendidik.
SMP St. Michael ini sulit mendapat bantuan dari pemerintah setempat, karena sekolah ini berada
dibawah naungan sebuah yayasan. Fasilitas dan kebutuhan masyarakat disini kurang layak pakai dan
kurang memadai. Bahkan murid yang sekolah disana tidak memiliki seragam juga buku-buku
pelajaran pun hanya sumbangan dari sekolah-sekolah di kota.
Melihat kondisi tersebut memanglah ironis. Pendidikan di kota-kota besar sangat bagus juga
sarana prasarana di kota lebih memadai. Sedangkan di daerah pelosok, fasilitas yang ada masih kurang
memadai.
Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemerataan pendidikan di Indonesia belum
tercapai, selain sarana dan prasarana yang belum memadai di berbagai daerah khususnya pelosok-
pelosok dan kesadaran masyarakat tentang pendidikan masih kurang.
Pendidikan merupakan hal yang paling utama untuk pembentukan karater anak. System
pendidikan yang baik akan menciptakan SDM yang unggul dan membuat suatu Negara menjadi maju.
Semakin tinggi pendidikan maka bangsa akan semakin maju, sebaliknya makin rendah pendidikan
maka kemajuan bangsa akan terhambat atau bisa saja bangsa makin turun.
Ketidakmerataan pendidikan ini menimbulkan dampak yang sangat buruk bagi kemajuan
bangsa dan Negara. Dimana beberapa kelompok dan masyarakat belum memiliki ilmu yang cukup
untuk bisa memajukan bangsa dan Negara.
Pendidikan di kota jauh lebih bagus dari desa karena, siswa yang berada di kota lebih semangat
belajar yang tinggi dan orang tua siswa aktif memberi dukungan terhadap kemajuan pendidikan anak-
anaknya. Serta sarana dan prasarana di sekolah kota lebih memadai sehingga pendidikan di kota lebih
bagus daripada pendidikan di desa.
Sedangkan pendidikan di desa rendah karena kurangnya kesadaran masyarakat desa juga
semangat yang sedikit rendah serta orang tua siswa yang kurang mendukung anak-anaknya karena
keadaan ekonomi mereka. Sarana dan prasarana di sekolah di desa kurang memadai sehingga bakat
dan minat siswa di desa kurang di perhatikan.
2.6 Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk meratakan pendidikan di Indonesia?
Yang menjadikan pendidikan di pelosok tersendat ialah tidak tersedianya insfratruktur yang
memadai, baik dari bangunan sekolah, fasilitas sekolah, bahkan jalan yang bisa diakses murid-murid
desa yang jauh. Dengan terhubungnya pusat daerah dan pelosok daerah maka, pembangunan
insfrastruktur akan lebih mudah.
Adanya peningkatan kualitas energy akan membantu cepat untuk meratakan pendidikaan.
Karena guru yang memiliki kualitas yang tinggi mampu beradaptasi kemajuan teknologi terutama
dalam bidang pendidikan. Hal itu menjadikan siswa siswi akan memiliki minat belajar yang tinggi.
Kenyamanan belajar sangat penting yang ikut dalam pemerataan pendidikan. Dimana jika
sarana dan prasarana yang baik dapat meningkatkan minat belajar para siswa siswi.
Karena di daerah pelosok sarana dan prasarana pendidikan masih minim. Sehingga membuat
ekosistem belajaar dan mengajaer kurang nyaman. Ini juga menjadi hal yanag sangat dibutuhkan selain
pembangunan insfrastruktur di daerah pelosok.
Jika semua hal yang diupayakan bisa terpenuhi maka, upaya paling akhir ialah menentukan
standar nasional pendidikan. Tujuannya agar siswa siswi yang akan melanjutkan pendidikan lebih
tinggi baik di luar maupun di dalam negri jadi mudah untuk melakukannya.
Sehingga sertifikasi sekolah yang ada di daerah pelosok juga perlu dilakukan. Dengan begitu
pendidikan di daerah pelosok bisa sama dengan pendidikan di daerah kota.
Dibalik upaya pemerintah Indonesia dalam membangun kualitas pendidikan juga ada badan
amal yang ikut untuk memprcepat pemerataan pendidikan di Indonesia. Program yang bertujuan
membangun kekuatan intelektualitas spiritual anak Indonesia dengan pendekatan pendidikan.
Program bantuan ini sudah dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal
Hidayatullah (BMH).
Dengan mengambil andil dalam upaya besar kebangkitan masyarakat dari sektor pendidikan,
niscaya setiap bantuan dapta bermanfaat. Jadi, kita para masyarakat yang mampu bisa memberi
sumbangan kepada sekolah-sekolah yang membutuhkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan