Anda di halaman 1dari 24

STUDI KASUS ANGKA KRITIS PEMERIKSAAN GLUKOSA

DARAH SEWAKTU PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA


Diabetes Mellitus (DM) DI LABORATORIUM KLINIK
UPTD RSUD LOMBOK TIMUR

OLEH :

AYU NURISLAMI WULANDARI P07134122001A

GUNAWAN SAPUTRA P07134122008A

HAIRUL ANWAR P07134122009A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM RI
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas


segala karunia dan limpahan rahmat, karunia serta inayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah dengan judul “Studi
Kasus Angka Kritis Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu Pada
Pasien Dengan Diagnosa Diabetes Mellitus (Dm) Di Laboratorium
Klinik UPTD RSUD Lombok Timur” dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Ucapan terima kasih yang tak terhingga saya sampaikan
kepada yang terhormat :
1. Direktur UPTD RSUD Lombok Timur
2. dr. Dardin Zakaria, Sp.PK selaku Kepala Penanggung Jawab
Laboratorium UPTD RSUD Lombok Timur sekaligus pembimbing
materi yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis
sehingga penyusunan Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Ibu Sahatun,S.Si selaku Kepala Ruangan Laboratorium UPTD RSUD
Lombok Timur dan Pembimbing Lahan Praktikum yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga
penyusunan Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Ibu/Bapak Staf dan Kakak Pembimbing Lahan di Unit Laboratorium
UPTD RSUD Lombok Timur
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan
penyelesaian Makalah ini

Demi kesempurnaan Makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan


saran yang bersifat membangun demi perbaikan selanjutnya terhadap
Makalah ini. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Lombok Timur, Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI.....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................

A. Latar Belakang.................................................................................................

B. Tujuan..............................................................................................................

C. Manfaat............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................

A. Tahap Pra Analitik............................................................................................

B. Tahap Analitik................................................................................................

C. Tahap Post Analitik........................................................................................

BAB III ANALISIS KASUS..........................................................................

A. Tahap Pra Analitik..........................................................................................

B. Tahap Analitik................................................................................................

C. Tahap Post Analitik........................................................................................

BAB IV PENUTUP.......................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................

B. Saran..............................................................................................................

LAMPIRAN....................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemeriksaan laboratorium klinik adalah salah satu faktor

penunjang yang penting dalam membantu menegakkan diagnosa

suatu penyakit, salah satunya pemeriksaan glukosa darah. Glukosa

darah merupakan gula yang berada dalam darah yang terbentuk dari

karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati

dan otot rangka. Hormon yang mempengaruhi kadar glukosa adalah

insulin dan glukagon yang berasal dari pankreas. Nilai rujukan kadar

gula darah dalam serum/plasma 70-110 mg/dl, gula dua jam

postprandial ≤140 mg/dl/2 jam, dan gula darah sewaktu ≤110 mg/dl.

Kadar glukosa darah yang tinggi dapat disebabkan karena

adanya beberapa faktor yaitu konsumsi makanan yang tinggi lemak,

karbohidrat sederhana dan makanan olahan dengan kurang aktifitas

fisik dan olahraga berkaitan dengan peningkatan kadar gula darah.

Diabetes melitus (DM) merupakan sekelompok gangguan metabolik

dengan gejala umum hiperglikemia. Penyakit ini merupakan suatu

kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglike mia yang

terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.

Beberapa proses patologis terlibat dalam terjadinya diabetes, mulai

dari perusakan sel β pada pankreas dengan konsekuensi definisi

insulin, sampai abnormalitas yang berujung pada resistensi insulin.

4
Gula darah memang sangat berhubungan dengan makanan

yang di konsumsi oleh seseorang. Jumlah, jenis maupun waktu.

Secara umum, gula darah seseorang akan berbeda saat ia bangun

tidur, mau tidur atau sedang beraktifitas. Angka gula darah juga akan

berubah manakala seseorang melakukan pemeriksaan ini setelah

makan.

Gula darah sewaktu merupakan salah satu pemeriksaan kimia

yang bertujuan untuk screening Diabetes Mellitus sebagai upaya

deteksi dini terhadap penyakit ini. Pemeriksaan ini dapat dilakukan

dengan menggunakan strip dengan prinsip enzim glukosa oksidase

dan menggunakan teknologi biosensor yang spesifik untuk

pengukuran glukosa. Pada pemeriksaan ini perlu diperhatikan tahap

pra analitik, analitik, dan post analitiknya. Pemeriksaan ini untuk

mengukur kadar glukosa darah yang diambil kapan saja, tanpa

memperhatikan waktu makan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk

mengetahui kadar glukosa dalam darah sewaktu.

Pemeriksaan glukosa darah yang baik dan sering dilakukan

yaitu pemeriksaan glukosa darah sewaktu, karena pemeriksaan ini

sendiri bertujuan untuk upaya deteksi dini penyakit DM. Adanya upaya

deteksi dini DM dengan melakukan screening diharapkan dapat

menurunkan resiko komplikasi dan meningkatkan upaya pengendalian

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang

usia hidup pederita. Pemeriksaan ini cukup efektif dan tergolong

mudah dikarenakan kita dapat mengambil sampelnya sewaktu-waktu.

5
Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun

2018, diketahui penderita diabetes melitus di dunia saat ini mencapai

200 juta jiwa dan akan terus menungkat menjadi 350 juta jiwa pada

tahun 2022. Sedangkan menurut data riset kesehatan dasar

(RISKESDAS,2021) di Indonesia di perkirakan jumlah penderita

Diabetes Melitus yang ada hingga saat ini sekitar 8 juta jiwa dan di

perkirakan jumlahnya melebihi 21 jiwa pada tahun 2025. Berdasarkan

data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB, wilayah

Lombok Timur menduduki peringkat tertinggi dari seluruh kabupaten

di NTB untuk jumlah penderita DM yaitu sebesar 11.348 jiwa dengan

20,03% telah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.

Berdasarkan uraian diatas menjadi alasan penulis mengangkat

kasus ini mengenai Analisis Gambaran Kadar Glukosa Darah

Sewaktu pada pasien di UPTD RSUD Lombok Timur.

B. Tujuan
Tujuan umum dari studi kasus ini yaitu untuk menganalisa

kesesuaian pemeriksaan glukosa sewaktu mulai dari tahap pra

analitik, analitik, dan post analitik dengan hasil serta diagnosa pasien.

C. Manfaat

Manfaat dari studi kasus ini adalah sebagai berikut :

1. Menambah pengetahuan tentang bagaimana suatu hasil dapat

dipertanggung jawabkan dengan menerapkan manajerial

laboratorium yang baik.

6
2. Mengetahui bagaimana proses identifikasi suatu kasus mulai dari

tahap pra analitik, analitik, hingga post analitik.

3. Mengetahui alur atau proses bagaimana suatu hasil laboratorium

dapat dikeluarkan apabila terdapat nilai kritis (nilai tinggi atau

rendah).

7
BAB II

PEMBAHASAN

1. Tahap Pra Analitik


Tahapan pra analitik merupakan semua proses yang terjadi
sebelum sampel diproses dalam alat pemeriksaan. Tahap pra analitik
dimulai dari identifikasi form permintaan pemeriksaan meliputi
identitas pasien, diagnosa dan jam pengambilan spesimen dan
macam-macam permintaan pemeriksaan, persiapan pasien dan
pengambilan spesimen, penerimaan spesimen sampai dengan
pengolahan spesimen sebelum dilakukan pemeriksan menggunakan
autoanalyzer. Kesalahan dalam tahap pra analitik menjadi penyebab
50-75% dari semua kesalahan laboratorium termasuk kesalahan
permintaan yang tidak tepat, tulisan tangan tidak terbaca, identitas
pasien atau spesimen yang tidak lengkap, jam penerimaan sampel
yang tidak diisi, penundaan transportasi dan kesalahan pengolahan
sampel. Tahap pra analitik menentukan apakah akan diperoleh
sampel yang baik untuk pemeriksaan laboratorium tersebut, sehingga
dapat berpengaruh terhadap kualitas sampel walaupun tidak dapat
dinyatakan secara kuantitas.

1. Formulir permintaan pemeriksaan

Gambar 1. Form permintaan dan Sampel Pasien


Pada hari Senin, 27 februari 2023 laboratrium UPTD RSUD
Lombok Timur mendapatkan permintaan pemeriksaan gula darah

8
sewaktu dari pasien rawat jalan ruangan poli dalam dengan form
permintaan sebagai berikut :
Nama : Haji Ahmad Ihsan

Jenis Kelamin Laki-laki

Alamat : Dasan Repok, Sepapan, Jerowaru

Pengirim : Poli Penyakit Dalam

Diagnosa : Diabetes Mellitus (DM)

Umur : 53 Th 11Bl 25 Hr

No.RM : 015707

Jam pengambilan : 09.38 WITA

Jam Pemeriksaan : 10.05 WITA

Status pasien : UMUM

Berdasarkan kolom identitas pasien, pada point jam


pengambilan spesimen dengan jam pemeriksaan memiliki rentang
waktu ± 30 menit. Hal ini sudah baik dan sesuai karena rentang
pengambilan sampel dan pemeriksaannya tidak lebih dari 2 jam.
Dimana jika hal itu terjadi, maka dapat mempengaruhi kualitas dan
hasil pemeriksaan sampel GDS yaitu diatas 2 jam akan terjadi
penurunan kadar glukosa serum sebesar 3,5% dan pada plasma
6,6% dibandingkan dengan yang diperiksakan dibawah 2 jam.

Alur Pelayanan Laboratorium sudah sesuai dengan Status


pasien selaku Pasien Rawat Jalan dengan menggunakan UMUM.

1. Pasien datang membawa Form Permintaan Pemeriksaan


Laboratorium

2. Pasien dilayani untuk pengambilan sampelnya kemudian


sembari menunggu hasil, pasien melakukan pembayaran
administrasi ke kasir dengan membawa blanko pembayaran
pemeriksaan.

9
3. Biaya yang dibayarkan yaitu : Biaya admin = Rp. 15.000 dan
Biaya Pemeriksaan GDS = Rp. 25.000. Bukti Pembayaran terdiri
dari dua rangkap. Satu rangkap disimpan oleh pasien dan
satunya lagi diserahkan ke bagian admin laboratorium.

2. Persiapan pasien, pengambilan dan penerimaan spesimen


Selain memperhatikan form permintaan, petugas laboratorium
juga dapat menanyakan riwayat konsumsi obat pasien, aktifitas
fisik, variansi harian dan lain sebagainya.
Prinsip pemeriksaan glukosa darah tidak boleh dilakukan
penundaan setelah disentrifuge sehingga pada tahap proses
persiapan sampel setelah disentrifuge harus segera diperiksa
sehingga meminimalisir terjadinya penundaan pemeriksaan,
stabilitas serum untuk pemeriksaan glukosa darah yaitu pada suhu
4֯C (24 jam).
3. Penanganan spesiemen

Gambar 2. Kondisi Sampel


Tahap persiapan sampel untuk analisa dapat diperhatikan
apakah kondisi sampel sudah memenuhi syarat atau tidak seperti
adanya sampel yang ikterik, lipemik, ataupun lisis. Pastikan volume
spesimen cukup untuk pemeriksaan yang diminta.

10
2. Tahap Analitik
1. Persiapan reagen/media
Pada tahap ini petugas harus memperhatikan kondisi reagen yang
digunakan dalam keadaan baik dan mengecek alat pemeriksaan.
• Reagen adalah zat kimia yang digunakan dalam reaksi
pemeriksaan untuk mendeteksi, mengukur, memeriksa dan
menghasilkan zat lain.
• Pada tahap ini petugas harus memperhatikan kondisi reagen
yang digunakan dalam keadaan baik dan mengecek alat
pemeriksaan.
Analisis :
Pada saat dilakukan pengecekan kondisi reagen Glukosa Kit
yang digunakan dalam kondisi reagen baik, lengkap dengan
identitas nomor LOT, tanggal datang an kadaluarsanya. Pada
Kotak reagen juga ditempeli dengan sticker hijau sebagai penanda
kadaluarsa reagen > 6 bulan.

Gambar 3. Kondisi Reagen Glukosa Kit

2. Pipetasi reagen dan sampel

11
Gambar 4. Serum yang telah di pipet
Sebelum memipet sampel, petugas laboratorium harus
memastikan pipet ataupun tip yang digunakan bersih dan
memenuhi syarat sesuai dengan takaran pemeriksaan yang
diminta, pada kasus diatas pemeriksaan glukosa darah volume
sampel yang digunakan disesuaikan dengan alat yang digunakan
untuk menganalisis kadar glukosa darah.
3. Inkubasi
Tahap inkubasi perlu diperhatikan karena akan sangat berpengaruh
pada hasil yang akan dikeluarkan, untuk pemeriksaan glukosa
darah sewaktu prosedurnya inkubasinya selama 5-10 menit pada
suhu ruang.
4. Pemeriksaan

Gambar 5. Hasil QC Alat


Memastikan alat berfungsi dengan baik, sebelum alat digunakan
untuk menganalisa sampel dilakukan quality control (QC) sehingga
ketika hasil keluar dari alat dapat dipertanggung jawabkan.
5. Pembacaan hasil

12
Petugas laboratorium harus memperhatikan sekali lagi identitas
pasien yang tertera pada layar komputer alat dan memperhatikan
hasil dari pemeriksaan yang diminta.

3. Tahap Post Analitik


Tahap post analitik meliputi pelaporan hasil, pada tahap ini
petugas harus memperhatikan nilai dari hasil yang dikeluarkan apakah
terdapat kecenderungan hasil pemeriksaan atau hasil abnormal. Pada
kasus pemeriksaan glukosa darah sewaktu pada pasien atas nama
Haji Ahmad Ihsan didapatkan hasil glukosa darah sewaktu abnormal
dengan hasil sebagai berikut :

Pemeriksaan Hasil Nilai rendah Nilai Tinggi

Gula Darah
621 <70 > 400
Sewaktu

Prosedur Kerja Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu :

1. Pra Analitik
a. Pesiapan pasien : tidak ada persiapan khusus
b. Persiapan sampel
a) Diisiapkan alat dan bahan
b) Diidentifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data dilembar
permintaan
c) Dilakukan pendekatan pada pasien dengan tenang dan ramah,
usahakan pasien senyaman mungkin
d) Diminta pasien untuk meluruskan lengan dan mengepalkan
tangannya
e) Dipasang tourniquet kira-kira 10 cm di atas lipatan siku
f) Dipilih vena bagian median cubital atau cephalic. Kemudian
palpasi untuk memastikan posisi vena.

13
g) Desinfeksi dengan alkohol swab pada bagian yang akan ditusuk
dan biarkan kering.
h) Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap
keatas. Jika jarum telah masuk kedalam vena akan terlihat
darah masuk ke dalam semprit
i) Setelah volume darah dianggap cukup, lepas torniquet dan
minta pasien membuka kepala tangannya
j) Letakkan kapas diatas tempat suntikan kemudian tarik pelan-
pelan jarum. Lalu plester kira-kira 15 menit.

c. Persiapan alat dan bahan


1. Alat Pemeriksaan
Adapun alat yang digunakan dalam pemeriksaan ini yaitu :
chemistry analyzer, sentrifus, rak tabung, clinipete 200 ul, tips
kuning dan biru, dan kuvet..
2. Bahan Pemeriksaan
Adapun bahan yang digunakan ini yaitu : darah vena, reagen
glukosa enzimatik.

2. Analitik
1) Pemeriksaan glukosa menggunakan alat Chemistry Analyzer
Prinsip : Enzim glucose oxidase mengkatalisi reaksi oksidasi
glukosa menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida. Hidrogen
peroksida yang terbentuk bereaksi dengan phenol dan 4-amino
phenazone dengan bantuan enzim peroksidase menghasilkan
quinonemine yang berwarna merah muda dan dapat diukur dengan
panjang gelombang tertentu.
2) Cara kerja
a. Siapkan alat dan bahan
b. Sentifugasi sampel dengan kecepatan 3000rpm selama 5 menit
c. Pipet sampel serum menggunakan clinipete 200 ul kemudian
simpan kedalam cup sampel (kuvet)

14
d. Masukkan ke dalam alat sesuai nomor yang tertera di komputer
e. Input nama dan identitas pasien kemudian pilih parameter yang
akan di periksa
f. Tekan save kemudian tekan start
g. Tunggu sampai hasil keluar

3. Pasca analitik
a. Interpretasi hasil
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Glukosa
Sewaktu 621 mg/dL <=140

15
BAB III

ANALISIS KASUS

1. Tahap Pra Analitik


Prosedur yang tepat pada tahap pra analitik sangat penting untuk
mendapatkan spesimen yang sesuai untuk pemeriksaan. Dalam
pengambilan spesimen penting untuk memperhatikan keselamatan
pasien. Laboratorium merupakan mitra klinisi dalam mencapai upaya
kesembuhan dan kesehatan pasien sehingga keandalan dan kualitas
hasil pengujiannya merupakan fokus yang utama.
 Kesalahan Pra Analitik
Prosedur yang tepat pada tahap pra analitik sangat penting
untuk mendapatkan spesimen yang sesuai untuk pemeriksaan.
Dalam pengambilan spesimen penting untuk memperhatikan
keselamatan pasien. Laboratorium merupakan mitra klinisi dalam
mencapai upaya kesembuhan dan kesehatan pasien sehingga
keandalan dan kualitas hasil pengujiannya merupakan fokus yang
utama: Tahap pra analitik merupakan langkah pertama dalam
proses pengujian spesimen pasien, dimana pada tahap ini
dilakukan mulai dari persiapan, pengambilan sampai pengolahan
spesimen. Ada beberapa kesalahan yang mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium dalam tahap pra analitik, yaitu:
a) Ketatausahaan (Clerical)
Kesalahan dalam ketatausahaan meliputi penulisan identitas
pasien pada formular ataupun blanko permintaan pemeriksaan.
Kesalahan dalam penulisan, tidak lengkapnya data (contoh :
tidak ada nama pada pasien, umur, jenis kelamin atau nomor
RM) dan tidak adanya diagnosis atau keterangan klinis.
b) Persiapan pasien (Patient Preparation)

16
Sebelum dilakukan pengambilan pada spesimen dilakukan
persiapan pasien untuk bisa mendapatkan spesimen yang
sesuai pada jenis pemeriksaannya. Beberapa faktor dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan pada laboratorium, shingga
kebijakan laboratorium wajib menolak spesimen yang tidak
memenuhi dalam persyaratan. Faktor-faktor pada pasien yang
mempengaruhi pemeriksaan, yaitu:
1) Makanan dan minuman.
Pemeriksaan gula darah puasa dan trigliserida dipengaruhi
langsung oleh jenis makanan juga minuman, maka oleh itu
pasien harus dihimbau melakukan puasa selama 8-10 jam
sebelum diambil darah.
Konsentrasi glukosa darah bervariasi, tergantung pada
respon
metabolisme yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Pada
orang normal, konsentrasi glukosa meningkat selama jam
pertama atau setelah makan, tetapi sistem umpan balik yang
mengatur kadar glukosa darah dengan cepat mengembalikan
konsentrasi glukosa ke nilai kontrolnya, biasanya terjadi
dalam waktu 2 jam sesudah absorbsi karbohidrat yang
terakhir. Nilai normal glukosa darah dua jam postprandial
ialah < 140 mg/dl.
Karbohidrat adalah salah satu bahan makanan utama yang
diperlukan oleh tubuh. Sebagian besar karbohidrat yang kita
konsumsi terdapat dalam bentuk polisakarida yang tidak
dapat diserap secara langsung. Karena itu, karbohidrat harus
dipecah menjadi bentuk yang lebih sederhana untuk dapat
diserap melalui mukosa saluran pencernaan.
2) Aktivitas fisik
Aktivitas fisik dapat menyebabkan:
- Meningkatnya kadar glukosa darah. Perubahan yang
terjadi pada substrat dan enzim, seperti konsentrasi AGD,

17
gula darah, kadar urid acid, kreatinin,CK, LDH, LED, Hb,
hitung jumlah sel darah dan produksi urine.
3) Demam
Saat terjadi demam akan menyebabkan:
- Peningkatan gula darah mengakibatkan meningkatya
pelepasan insulin.
- Penurunan kadar kolesterol dan trigliserida saat awal
demam dikarenakan terjadinya peningkatan metabolisme
lemak.
- Mudah dalam menemukan parasite dalam darah.
4) Variasi harian
Pada tubuh manusia terjadi perbedaan kadar zat-zat tertentu
dari waktu ke waktu yang disebabkan oleh fluktuasi harian
(variasi diurnal), seperti:
- Pada pagi hari Kadar insulin akan mencapai puncaknya,
maka dilakukan tes toleransi glukosa pada siang hari,
maka hasil yang didapat akan lebih tinggi bila dilakukan
pada pagi hari.
- Aktivitas pada enzim sering terjadi instabilitas,
dikarenakan terjadinya kadar hormon yang berbeda dari
waktu ke waktu.
c) Pengumpulan spesimen (Spesimen Collection)
Syarat spesimen yang dilakukan pemeriksaan haruslah :
a. Jenisnya sesuai jenis pemeriksaan
b. Volume yang mencukupi
c. Tidak terjadi lisis,
d. segar/tidak kadaluwarsa,
e. Tidak terjadinya perubahan warna, bentuk tidak berubah,
steril ( kultur pada kuman)
f. Pemakaian pada pengawet atau antikoagulan
d) Penanganan Spesimen

18
Setelah didapatkan Spesimen maka harus ditangani dengan
baik supaya spesimen tersebut tidak rusak. Contoh dalam
pengolahan spesimen tercantum di bawah ini :
a) Darah (whole blood)
Saat darah diperoleh maka akan ditampung dalam tabung
dan telah berisikan antikoagulan yang sesuai, dan akan
dihomogenisasi dengan cara membolak-balikan tabung
tersebut kira-kira 10 sampai 12 kali secara perlahan.
b) Serum
- Darah membeku biarkan terlebih dahulu pada suhu ruang
selama 20-30 menit, lalu disentrifuge 3000 rpm selama 5-
15 menit.
- Serum dipisah dalam waktu 2 jam saat dilakukan
pengambilan sampel. Syarat serum yang memenuhi
syarat tidak kelihatan merah dan juga keruh (lipemik).
c) Plasma
- Dikocok darah EDTA atau citrate secara perlahan
- Pemisahan plasma dipisahkan dalam waktu 2 jam setelah
sampel diambil. Syarat plasma yang harus dipenuhi harus
tidak kelihatan keruh (lipemik) dan berwarna merah.
2. Tahap Analitik
Dalam tahap analitik, pengukuran atau pemeriksaan merupakan
kegiatan yang akan dilaksanakan. Pemeriksaan sampel pasien di
laboratorium Klinik pada dasarnya adalah kegiatan pengukuran analit
yang terkandung di dalam sampel tersebut dengan suatu instrumen
dan metode tertentu untuk mengetahui kadar/jumlah analit yang
dimaksud. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui kadar atau jumlah
kandungan analit tertentu. Kegiatan pengukuran tersebut pada
dasarnya adalah untuk mengetahui seberapa banyak
kadar/kandungan analit yang terdapat dalam sampel pasien.

19
Tahap analitik meliputi kegiatan pengolahan spesimen,
pemeliharaan dan kalibrasi peralatan, pelaksanaan pemeriksaan,
pengawasan ketelitian dan ketepatan pemeriksaan.
 Kesalahan Tahap Analitik
Faktor yang dipengaruhi akibat adanya kesalahan teknik atau
kesalahan analitik yang terjadi di laboratorium, pada umumnya
sebagai berikut:
1) Reagen (Reagents)
Reagen adalah zat kimia yang digunakan dalam reaksi
pemeriksaan untuk mendeteksi, mengukur, memeriksa dan
menghasilkan zat lain.
2) Peralatan (instruments)
Setiap peralatan harus dilengkapi dengan petunjuk penggunaan
(instruction manual) yang disediakan oleh pabrik yang
memproduksi alat tersebut. Petunjuk penggunaan tersebut pada
umumnya memuat cara operasional dan hal-hal lain yang harus
diperhatikan. Cara penggunaan atau pengoperasian masing-
masing jenis peralatan laboratorium harus ditulis dalam instruksi
kerja. Setiap peralatan harus dilakukan pemeliharaan
(maintenance) sesuai dengan petunjuk penggunaan, yaitu agar
diperoleh kondisi yang optimal, dapat beroperasi dengan baik
dan tidak terjadi kerusakan. Kegiatan pemeliharaan harus
dilakukan secara rutin. Setiap alat harus mempunyai kartu
pemeliharaan yang diletakkan dekat alat tersebut, kartu ini berisi
catatan setiap tindakan pemeliharaan yang dilakukan dan
kelainankelainan yang ditemukan. Bila terjadi
kerusakan/kelainan pada alat, maka segera dilaporkan kepada
penanggung jawab alat tersebut untuk dilakukan perbaikan.

20
3. Tahap Post Analitik

Gambar 6. Buku Register Pelaporan Hasil Kritis


Tahap post analitik meliputi pelaporan hasil, pada tahap ini
petugas harus memperhatikan nilai dari hasil yang dikeluarkan apakah
terdapat kecenderungan hasil pemeriksaan atau hasil abnormal.
Apabila kondisi ini terjadi maka petugas harus segera melaporkan
hasil. Adapun Standar Operasional Prosedur (SOP) penyampaian
hasil tes diagnostik yang kritis di UPTD RSUD Lombok Timur oleh
petugas laboratorium :

1. Lihat kualitas spesimen, bila diperlukan laksanakan pemeriksaan


ulang.
2. Laporkan pada koordinator dan penganggung jawab labortorium
3. Catat hasil pada buku angka kritis.
4. Informasikan hasil pemeriksaan kepada DPJP melalui perawat
dalam waktu kurang dari 30 menit setelah hasil keluar dari alat.
5. Cetak hasil dan kirim hasil pemeriksaan

21
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan diagnosa yang tertera pada identitas form
permintaan pemeriksaan dapat disimpulkan bahkan diagnosa dengan
hasil pemeriksaan sesuai dengan kondisi yang dialami pasien. Gula
darah atau glukosa darah merupakan bahan bakar universal bagi
selsel tubuh manusia dan berfungsi sebagai sumber karbon untuk
sintesis sebagian besar senyawa lainnya. Seiring arus globalisasi
menyebabkan terjadinya perubahan pola hidup yang cenderung
mengacu pada gaya hidup tidak sehat maka diperlukan deteksi dini
gula darah sejak remaja.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka disarankan


untuk :

1. Bagi institusi, diharapkan hasil analisis dalam makalah ini dapat


dijadikan bahan bacaan atau tambahan kepustakaan bagi pembaca.

2. Bagi tenaga analis, sebagai tenaga analis kesehatan yang bekerja


di laboratorium UPTD RSUD Lombok Timur senantiasa bekerja
sesuai dengan Standar Operasional (SOP) yang berlaku agar
didapatkan hasil yang tepat.

22
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Form Hasil pemeriksaan

23
Lampiran 2 : Form Permintaan Pemeriksaan

24

Anda mungkin juga menyukai