Anda di halaman 1dari 23

INDUKSI MAGNETIK

Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas


kelompok pada mata kuliah Listrik Magnet

Oleh
Angelika Birene Muya (20505005)
Alfian Bululung (20505007 )

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Dan tidak lupa
kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dalam penyelesaian makalah ini mulai dari dosen pengampu yang telah memberikan
saran, hingga sumber-sumber yang telah memberikan kami referensi untuk
menyelesaikan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan agar supaya makalah ini bisa diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.

Masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan


pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Tondano, 28 Mei 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................4
B. Rumusan masalah...........................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................4
BAB 2 : PEMBAHASAN.............................................................................................5
A. PENGENALAN INDUKSI MAGNETIK......................................................5
B. FAKTOR BERPENGARUH PADA INDUKSI MAGNETIK......................6
1. Faktor Penyebab Timbulnya Gaya Gerak Listrik Induksi..........................6
2. Faktor Yang Memperngaruhi Proses Induksi Elektromagnetik..................6
C. GAYA GERAK LISTRIK INDUKSI............................................................6
1. Fluks Magnetik............................................................................................6
2. Hukum Faraday...........................................................................................7
3. Hukum Lenz................................................................................................8
4. Induktansi....................................................................................................9
D. INDUKSI MAGNET BERDASARKAN MEDAN MAGNET YANG
DITIMBULKAN ARUS LISTRIK.........................................................................10
1. Induksi Magnet Pada Kawat Lurus Panjang Berarus................................10
2. Induksi Magnet Pada Kawat Solenoida....................................................11
E. Penerapan Dalam Kehidupan Sehari-hari.....................................................12
BAB III : PENUTUP...................................................................................................13
A. Kesimpulan...................................................................................................13
B. Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13

3
BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Listrik adalah keperluan yang sangat pending, dan dengan adanya
transformator tegangan listrik yang dibutuhkan dapat terpenuhi. Dahulu untuk
membawa listrik diperlukan kuda. Kuda akan membawa pembangkit listrik untuk
penerangan lapangan ski. Seandainya transformator belum ditemukan, berapa
ekor kuda yang diperlukan untuk penerangan sebuah kota. Fenomena pemindahan
listrik akan kamu dibahas dalam induksi elektromagnetik.

Jika ada pembangkit listrik dekat rumahmu, coba diperhatikan. Pembangkit


listrik biasanya terletak jauh dari permukiman penduduk. Untuk membawa energy
listrik, atau lebih dikenal transmisi daya listrik, diperlukan kabel yang sangat
panjang. Kabel yang demikian dapat menurunkan tegangan. Karena itu diperlukan
alat yang dapat menaikkan kembali tegangan sesuai keperluan. Dan kamu pasti
melihat tabung, Alat tersebut adalah transformator yang berfungsi untuk
menaikkan dan menurunkan tegangan.

Induksi elektromagnetik merupakan perubahan medan magnet menjadi arus


listrik. Konsep ini di temukan oleh Michael Faraday dan kini konsep tersebut
banyak digunakan dalam industri. Hal ini membuktikan bahwa kontribusi sains
dalam perkembangan teknologi dan peradaban sangatlah penting. Faraday telah
membuktikan bahwa arus listrik dapat dibangkitkan dengan menggunakan medan
magnet yang sedang bergerak pada sebuah kumparan. Timbulnya arus listrik
dapat diamati dengan menyimpangnya jarum galvanometer.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan induksi magnetik ?
2. Apa saja faktor penyebab timbulnya induksi magnetik ?
3. Hukum apa saja yang terkait pada induksi magnetik?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud rangkaian listrik dan apa saja komponennya
2. Mengetahui apa saja faktor penyebab timbulnya induksi magnetik
3. Memahami hukum apa saja yang terkait pada induksi magnetik

BAB 2 : PEMBAHASAN

4
A. PENGENALAN INDUKSI MAGNETIK
Induksi Elektromagnetik merupakan peristiwa timbulnya arus listrik akibat
adanya perubahan fluks magnetik. Fluks magnetik adalah garis-garis gaya magnet
yang menembus suatu bidang. Semakin besar garis gaya magnet yang menembus
bidang maka arus yang dihasilkan akan semakin besar. Secara umum Induksi
Elektromagnetik atau GGL induksi dapat ditulis sebagai berikut:

ε =B A ω N sin θ

Keterangan :

ε = GGL atau Induksi Elektromagnetik (Volt) B = induksi magnet (T)

A = luas penampang (m2) ω = kecepatan sudut kumparan (rad/s)

θ = sudut (0)

Kita bisa ketahui bahwa aliran listrik dapat menghasilkan medan magnet.
Seorang ilmuwan asal London, Inggris bernama Michael Faraday pernah
melakukan percobaan untuk membuktikan kebalikan dari pernyataan tersebut. Dia
ingin mencari tahu apakah medan magnet bisa menghasilkan aliran listrik.

Dan hasil temuan Michael Faraday pada tahun 1831, yakni Medan magnet
harus terus berubah jika ingin terus menghasilkan arus listrik. Ini lah yang kita
pahami sebagai Hukum Faraday. Dimana perubahan medan magnet menyebabkan
adanya gaya gerak listrik atau GGL yang membuat elektron pada kawat bergerak
dan menghasilkan arus listrik. Apapun yang digunakan untuk menggerakan suatu
benda, Jika listrik itu dihasilkan melalui lilitan kawat yang bergerak mengelilingi
magnet maka disebut Induksi Elektromagnetik.

Gambar 1. Percobaan Faraday

Sumber : https://rodablog.com/hukum-faraday.html

5
Secara sederhana proses terjadinya induksi elektromagnetik ialah timbulnya
gaya gerak listrik dalam kumparan (konduktor) bila diberikan fluks magnetik
(perubahan medan magnet) pada kumparan tersebut secara terus menerus.

B. FAKTOR BERPENGARUH PADA INDUKSI MAGNETIK


1. Faktor Penyebab Timbulnya Gaya Gerak Listrik Induksi
 Gaya Gerak Listrik Akibat Perluasan Kumparan dalam Medan
Elektromagnetik
 Gaya Gerak Listrik Induksi Akibat Perubahan Orientasi Sudut Kumparan
θ Terhadap Medan Elektromagnetik
 Gaya Gerak Listrik Induksi Akibat Perubahan Induksi Magnetik

2. Faktor Yang Memperngaruhi Proses Induksi Elektromagnetik


 Kecepatan perubahan medan magnet
Semakin cepat perubahan medan magnet artinya garis gaya magnet
yang menembus bidang semakin besar. Itu artinya nilai arus yang
ditimbulkan semakin besar.
 Banyak lilitan
Kita bayangkan lilitan sebagai selang air yang terisi penuh oleh air.
Jika selang itu semakin banyak atau panjang maka air yang ada
didalamnya semakin banyak. Begitu pula lilitan yang memiliki electron
didalamnya. Semakin banyak electron berarti sumber listriknya semakin
besar dengan demikian arus yang dihasilkan juga dapat lebih besar.
 Kekuatan magnet
Lilitan kita ibaratkan sebagai selang air. Sekarang kita membayangkan
kekuatan magnet sebagai gaya pendorong pada selang air tadi. Semakin
besar kekuatan dorong pada selang air maka aliran air semakin besar.
Begitupula dengan magnet semakin kuat kekuatan magnet maka magnet
tersebut semakin kuat mendorong electron untuk bergerak dan
menghasilkan listrik.

C. GAYA GERAK LISTRIK INDUKSI


1. Fluks Magnetik
Konsep gaya gerak listrik pertama kali dikemukakan oleh Michael Faraday,
yang melakukan penelitian untuk menentukan faktor yan memengaruhi
besarnya ggl yang diinduksi. Dia menemukan bahwa induksi sangat
bergantung pada waktu, yaitu semakin cepat terjadinya perubaha medan
magnetik, ggl yang diinduksi semakin besar. Di sisi lain, ggl tidakn
sebanding dengan laju perubahan medan magnetik B, tetapi sebanding
dengan laju perubahan fluks magnetik (Φ) yang bergerak melintasi loop

6
seluas A, yang secara matematis fluks magnetik tersebut dinyatakan sebagai
berikut :

Φ=B . A cos θ

Keterangan :

B = rapat fluks magnetik (Weber = 1 T.m2) A = Luas permukaan kumparan

θ = sudut antara B dengan garis yang tegak lurus permukaan kumparan

Gambar 2. Fluks Magnetik Yang Menembus Luas Permukaan

Sumber : https://sainsmini.blogspot.com/2015/11/penjelasan-hukum-faraday-dan-lenz.html

2. Hukum Faraday
Batang magnet di masukkan ke dalam kumparan, dan selama gerakan
magnet batang jarum galvanometer menyimpang dari kedudukan semula. Pada
saat magnet berhenti bergerak, jarum galvanometer kembali ke kedudukan
semula. Pada saat magnet ditarik, jarum galvanometer menyimpang lagi dari
kedudukan semula, tetapi arahnya berlawanan dengan pada saat magnet
mendekati kumparan. Ini menunjukkan bahwa dalam rangkain terjadi arus
listrik (arus induksi) akibat beda tegangan yang disebut GGL induksi.

Gambar 3. Percobaan Faraday


Sumber : www.dosenpendidikan.co.id

7
Saat magnet digerakkan kedalam, maka arus
mengalir.
Saat magnet diam, maka tidak ada arus.
Saat magnet digerakan keluar, maka arus
mengalir berlawanan.

Hukum Faraday menyatakan bahwa : “besar GGL induksi yang terjadi


dalam kumparan berbanding lurus dengan cepat perubahan fluks magnetik
yang dilingkupinya”.

Jadi besarnya GGL induksi pada sebuah kumparan dengan N buah lilitan
adalah :

dΦ dB
ɛ =−N =−NA
dt dt

Keterangan :

ε = ggl induksi (volt) N = banyaknya lilitan kumparan

dΦ = perubahan fluks magnetik (weber) dt = selang waktu (s)

3. Hukum Lenz
Hukum Faraday hanya menunjukkan besarnya GGL induksi pada
kumparan, dan belum dapat menunjukkan arah arus induksi dalam kumparan.

Hukum Lens berbunyi : “Arus induksi mengalir pada penghantar atau


kumparan dengan arah berlawanan dengan gerakan yang menghasilkannya”
atau “medan magnet yang ditimbulkannya melawan perubahan fluks magnet
yang menimbulkannya”.

8
Gambar 4. Penerapan Hukum Lenz pada arah arus induksi.

Sumber : https://sainsmini.blogspot.com/2015/11/penjelasan-hukum-faraday-dan-lenz.html

Gambar diatas menunjukkan penerapan Hukum Lenz pada arah arus


induksi. Pada Gambar (a) dan (d), magnet diam sehingga tidak ada perubahan
fluks magnetik yang dilingkupi oleh kumparan. Pada Gambar (b)
menunjukkan fluks magnetik utama yang menembus kumparan dengan arah
ke bawah akan bertambah pada saat kutub utara magnet didekatkan kumparan.
Arah induksi pada Gambar (c), (e), dan (f ), juga dapat diketahui dengan
menerapkan Hukum Lenz.

Hukum Lenz menjelaskan mengenai arus induksi yang berarti bahwa


hukum tersebut berlaku hanya kepada rangkaian penghantar yang tertutup.
Hukum ini dinyatakan oleh Heinrich Friedrich Lenz (1804 - 1865).

4. Induktansi
Adanya arus yang melalui kumparan inilah yang menimbulkan medan
magnetik di sekitar kumparan. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan,
ternyata bahwa pada saat arus diputus dengan membuka saklar, lampu
menyala sesaat kemudian meredup dan padam.

Saat saklar dibuka, arus pada kumparan hilang mendadak sehingga terjadi
perubahan fluks magnetik di sekitarnya yaitu dari ada menjadi tidak ada. Jadi

timbul yang menunjukkan adanya GG induksi dalam kumparan itu sendiri
dt
dan menyalakan lampu neon. GGL yang timbul disebut GGL induksi diri

9
kumparan (karena ditimbulkan oleh kumparan itu sendiri). “Besarnya GGL
induksi diri sebanding dengan laju perubahan kuat arus terhadap waktu”.

di
E=−L
dt

L = Induksi diri, satuannya Henry

E = GGL induksi, satuannya Volt

di
= laju perubahan kuat arus, satuannya ampere/detik
dt

Tanda negatif menunjukan bahwa GGL induksi yang timbul adalah melawan
GGL penyebabnya (Hukum Lenz).

D. INDUKSI MAGNET BERDASARKAN MEDAN MAGNET YANG


DITIMBULKAN ARUS LISTRIK
1. Induksi Magnet Pada Kawat Lurus Panjang Berarus
Jika arah arus listrik mengalir sejajar dengan jarum kompas dari kutub
selatan menuju kutub utara, kutub utara jarum kompas menyimpang
berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Jika arah arus listrik mengalir
sejajar dengan jarum kompas dari kutub utara menuju kutub selatan, kutub
utara jarum kompas menyimpang searah dengan arah putaran jarum jam.

Gambar 5. Magnet di letakakan disekitar kawat

Sumber : https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Medan%20Magnet-
Gugun/Medan-Magnet-disekitar-Kawat-lurus-berarus-listrik.html

10
Arah medan magnet disekitar kawat lurus berarus listrik berarah melingkar
dalam satu bidang datar disepanjang kawat. Arah Medan listrik dapat
ditunjukkan dengan kaidah tangan kanan, yaitu ibu jari menunjukkan arah
arus listriknya, sedangkan genggaman empat jari menunjukkan arah medan
magnet.

Gambar 6. Kaidah Tangan Kanan

Sumber : https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Medan%20Magnet-
Gugun/Medan-Magnet-disekitar-Kawat-lurus-berarus-listrik.html

Secara matematis, untuk mencari Induksi Magnet Di Dekat Kawat Lurus


Panjang Berarus maka :

μo I
B=
2 πa

Keterangan :

B = induksi magnet (wb/m2) I = kuat arus listrik (A)

a = jarak titik kawat (m) μ0 = permeabilitas hampa (4 x10-7 wb/Am).

2. Induksi Magnet Pada Kawat Solenoida


Sebuah penghantar melingkar jika dialiri arus listrik akan menghasilkan
medan magnet. Penghantar melingkar yang berbentuk kumparan panjang
disebut Solenoida. Medan magnet yang ditimbulkan oleh solenoida akan lebih
besar daripada yang ditimbulkan oleh sebuah penghantar melingkar, apalagi
oleh sebuah penghantar lurus. Mengapa demikian? Jika Solenoida dialiri arus
listrik maka akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet yang
dihasilkan solenoida berarus listrik bergantung pada besar kuat arus listrik dan
banyaknya kumparan.

Garis-garis gaya magnet pada solenoida merupakan gabungan dari garis-


garis gaya magnet dari kawat melingkar. Gabungan itu akan menghasilkan
medan magnet yang sama dengan medan magnet sebuah magnet batang yang

11
panjang. Kumparan seolah-olah mempunyai dua kutub, yaitu ujung yang
satu merupakan kutub utara dan ujung kumparan yang lain merupakan kutub
selatan.

Gambar 7. Kaidah Tangan kanan 2

Sumber : www.wikipedia.com

Secara matematis, untuk mencari Induksi Magnet Di tengah kawat solenoida,


persamaan yang digunakan adalah :

μo I N
B=
L

Dengan N = Banyak Lilitan dan L = panjang solenoida.

Dan untuk mencari Induksi Magnet Di ujung kawat solenoida, persamaan yang
digunakan adalah :

μo I N
B=
2L

E. Penerapan Dalam Kehidupan Sehari-hari


1. NOMOR, VOLUME : Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 14
PENULIS JURNAL : Lukas B. Setyawan
JUDUL : Pemanas Listrik Menggunakan Prinsip
Induksi Elektromagnetik

HASIL DAN PEMBAHASAN :


Pengujian sistem pemanas induksi dilakukan dengan cara memanaskan air
sebanyak 330 ml mulai dari temperatur kamar hingga temperatur air mencapai
55oC. Waktu yang diperlukan dicatat menggunakan stopwatch. Pengujian

12
dilakukan untuk 3 macam mode, yaitu SLOW, NORMAL, dan FAST. Hasil
pengujian dinyatakan dalam Tabel 2.
Pengujian berikutnya adalah membandingkan hasil pengujian sistem
pemanas induksi dengan kompor listrik Maspion S-302 600W dan kompor
gas Sanyo. Pada saat pengujian, kompor listrik dan kompor gas diatur pada
kondisi pemanasan maksimal. Hasil pengujian seperti Tabel 3.
KESIMPULAN :
Sistem pemanas induksi telah berhasil direalisasikan untuk memanaskan
air. Untuk memanaskan air sebanyak 330 ml dari temperatur kamar sampai
temperatur air mencapai 55oC dibutuhkan waktu 55 sekon pada mode SLOW,
46 sekon pada mode NORMAL, dan pada mode FAST 36 sekon. Waktu
pemanasan pemanas induksi lebih cepat dibandingkan kompor listrik dan
kompor gas. Panci yang dipakai sebagai wadah untuk memasak harus terbuat
dari logam ferromagnetik.

2. NOMOR, VOLUME : Vol. 1 No. 1


PENULIS JURNAL : Taufik Barlian, A. Faroda
JUDUL : Analisis Peningkatan Faktor Kerja
Motor Induksi 3 Phasa
HASIL DAN PEMBAHASAN :
Hasil Simulasi Pembebanan Motor dilakukan guna untuk mendapatkan
informasi tentang harga efisiensi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui batas
pembebanan motor yang sesuai dengan kapasitas motor tersebut. Dalam
mengoperasikan motor induksi perlu diperhatikan beberapa beban yang akan
dihubungkan pada motor agar tidak terjadinya beban lebih dan penurunan
efisiensi motor tersebut.
Dari hasil perhitungan arus beban terhadap beban antara 1640 atau 22%
hingga 7.421 kW atau 99% bahwa meningkat nya arus beban bila terus
ditambah. Diilihat dari tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwasan nya
peningkatan arus beban akan semakin besar apabila beban nya diperbesar.
Jika arus beban motor yang terendah pada 22% maka arus beban berada pada
harga 5.76 Ampere. Arus beban motor akan terus meningkat pada saat motor
dibebani dengan mendekati kapasitas 88% dan harga arus menjadi 19.74
Ampere. Dan saat beban dinaikkan hingga mencapai 99% maka harga arus
dnaik dan berada pada harga 22.48 Ampere.
KESIMPULAN :
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa peningkatan faktor daya
motor dapat dilakukan dengan menggunakan kapasitor.

13
1. Setelah faktor daya ditingkatkan dari 0.85 menjadi 0.99 terlihat bahwa
terjadi peningkatatan daya 22% sehingga faktor daya mencapai 0.5174.
Dari hasil perhitungan arus beban terhadap beban antara 1640atau 22%
hingga 7.421 kW atau 99% bahwa meningkat nya arus beban bila terus
ditambah. Hal ini menunjukkan bahwasannya peningkatan arus beban
akan semakin besar apabila bebannya diperbesar.
2. Jika arus beban motor yang terendah pada 22% maka arus beban berada
pada harga 5.76 Ampere. Arus beban motor akan terus meningkat pada
saat motor dibebani dengan mendekati kapasitas 88% dan harga arus
menjadi 19.74 Ampere.
3. Dengan dilakukan pemasangan kapasitor terhadap motor dapat mengatasi
rendahnya faktor daya, pemasangan kapasitor dapat dilakukan secara
pararel. Pemasangan yang terlalu kecil tidak akan berarti apa – apa
terhadap kinerja motor. Untuk itu dengan dipasang kapasitor sesuai
dengan yang diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan faktor
kerja t.
3. NOMOR, VOLUME : Volume 2 Nomor 8
PENULIS JURNAL : Rengga Ngesthi Pambuka, Dwi Teguh Rahardjo
JUDUL : Pembuatan Alat Eksperimen Induksi Magnet Pada
Toroida Menggunakan Arduino dan Hall Effect
Sensor
HASIL DAN PEMBAHASAN :
Dari hasil percobaan yang sudah dilakukan, data yang diperoleh dituliskan
dalam tabel dan dibuat grafik. Dari tabel dan grafik hasil percobaan tersebut
tersebut dapat membuktikan bahwa induksi magnet yang dihasilkan pada
toroida, berbanding lurus dengan jumlah lilitan dan kuat arus.
KESIMPULAN :
Alat eksperimen induksi magnet pada toroida telah berhasil dibuat dengan
error sebesar 6,22% pada variasi jumlah lilitan, dan error sebesar besar 9,39%
pada variasi kuat arus. Induksi magnet yang dihasilkan pada toroida,
berbanding lurus dengan jumlah lilitan dan kuat arus.

4. NOMOR, VOLUME : -
PENULIS JURNAL : Salomo
JUDUL : Paparan Induksi Magnetik Telepon Seluler Sebagai
Fungsi Bahan Penyerap
HASIL DAN PEMBAHASAN :
Hubungan antara induksi magnetik yang ditimbulkan oleh sebuah HP
terhadap jarak pengukuran dalam arah vertikal ditunjukkan pada Gambar 3.2.

14
Gambar 3.2 menampilkan dengan jelas bahwa nilai induksi magnetik semakin
kecil ketika diberi bahan penyerap dengan ketebalan yang bervariasi.Semakin
tebal bahan penyerap induksi pada jarak yang sama, maka induksi magnetik
yang terukur semakin kecil Nilai koefisien penyerapan induksi magnetik
sebagai fungsi ketebalan bahan penyerap ditampilkan pada Tabel 3.3 dan
Gambar 3.3
KESIMPULAN :
Pengukuran induksi magnetik dari HP dengan menggunakan sensor
magnetik PS 2112 dengan jarak yang sama tetapi menggunakan bahan
penyerap yang berbeda menghasilkan medan magnetik statik yang terinduksi
yang semakin kecil ketika bahan penyerap yang digunakan semakin ditambah
ketebalannya.

5. NOMOR, VOLUME : Vol 6 No. 2


PENULIS JURNAL : Mardhika Wulansari
JUDUL : Pengaruh Induksi Medan Magnet Extremly Low
Frequency (Elf) Terhadap Pertumbuhan Pin Heat
Jamur Kuping (Auricularia Auricula)
HASIL DAN PEMBAHASAN :
Hasil penelitian meliputi hasil pengamatan pada Pin Heat jamur kuping
(Auricularia auricular), dengan tingkat paparan dan waktu paparan medan
magnet yang di variasi. Substrat yang digunakan pada penelitian ini adalah
kayu sengon laut dengan campuran beras jagung dan kapur serta bekatul
kemudian ditambah air hingga kelembapannya ± 30%. Substrat ini kemudian
dimasukkan kedalam plastik polypropilen dan ditimbang agar beratnya
seragam, kurang lebih 700 gram dengan tinggi 20 cm.
KESIMPULAN :
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat
ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut, yaitu terdapat perbedaan
yang signifikan tumbuh kembang dan produksi jamur kuping antara yang
dipapar medan magnet dengan yang tidak dipapar medan magnet pada setiap
kelas eksperimen.

6. NOMOR, VOLUME : -
PENULIS JURNAL : Supak Tontisirin, Chantaraporn Phalakornkule,
Worawat Sa-ngawong.

15
JUDUL : Magnetic Induction Assisted Heating Technique in
Hydrothermal Zeolite Synthesis (Teknik Pemanasan
Berbantuan Induksi Magnetik di Sintesis Zeolit
Hidrotermal)
HASIL DAN PEMBAHASAN :
Profil suhu gel zeolit di lokasi yang berbeda di hidrotermal reaktor dengan
sumber pemanas induksi magnetik dan sumber pemanas mandi minyak
konveksi ditunjukkan pada Gambar 2a,b, masing-masing. Dalam pemanasan
induksi magnetik, feromagnetik bejana adalah sumber pemanas, yang secara
langsung menghantarkan panas ke reaktor baja tahan karat. Dengan demikian,
campuran zeolit dipanaskan dengan cepat.
KESIMPULAN :
Teknik bantuan induksi magnetik adalah metode pemanasan alternatif untuk
sintesis hidrotermal zeolit dengan laju perpindahan panas tinggi dan lebih
seragam distribusi suhu. Teknik ini, yang melibatkan kontak langsung antara
permukaan sumber panas dan reaktor, menunjukkan laju perpindahan panas
yang lebih tinggi daripada teknik penangas minyak konveksi konvensional.
Ini karena (1) delapan kali lebih tinggi secara keseluruhan koefisien
perpindahan panas, dikaitkan dengan tidak adanya resistensi media pemanas
lapisan dan (2) perbedaan suhu yang lebih tinggi antara sumber pemanas dan
zeolit gel. Ini menghasilkan lebih banyak penghematan energi (tiga kali lebih
rendah) dengan pemanasan induksi magnetik daripada itu dengan penangas
minyak konveksi. Pemanasan induksi magnetik dengan kontak permukaan
langsung menunjukkan aplikasi yang menjanjikan dalam sintesis zeolit skala
besar karena panasnya yang efisien transfer dan penghematan energi.
Perpindahan panas yang efisien dari sumber pemanas ke zeolit gel
memberikan lebih banyak fleksibilitas untuk sintesis zeolit dalam kondisi
tanpa pengadukan. dengan demikian, dapat memberikan kemungkinan
keberhasilan sintesis berbagai zeolit dalam skala besar produksi.

7. NOMOR, VOLUME : -
PENULIS JURNAL : Wenlong Tian , Wei Yang , Dan Xiaotao Shao
JUDUL : A High-Precision Magnetic Induction Through-the-
Earth Positioning Scheme (Induksi Magnetik Presisi
Tinggi Skema Penentuan Posisi Melalui Bumi)

HASIL DAN PEMBAHASAN :

16
Teknologi penentuan posisi melalui bumi memainkan peran penting dalam
penyelamatan ranjau. Untuk mencapai pemosisian seluruh bumi di bumi
kompleks yang mengandung kebisingan geomagnetik, air, dan batuan, kami
merancang skema pemosisian induksi magnetik melalui bumi yang mencakup
metode pemosisian dan kebisingan metode reduksi. Skema pemosisian
mencapai pemosisian melalui bumi tiga dimensi dengan presisi tinggi dan
jarak jauh. Menggunakan karakteristik arah dari vektor medan magnet yang
didistribusikan oleh koil pemancar yang ditempatkan secara horizontal di
bawah tanah, kami merancang dua metode penentuan posisi untuk
menentukan posisi dua dimensi horizontal dan posisi dimensi vertikal
pemancar, masing-masing. Mengambil keuntungan dari bandwidth yang
sangat sempit dari sinyal sinusoidal dalam spektrum, kami merancang metode
pengurangan kebisingan untuk mengurangi pengaruh kebisingan pada akurasi
posisi. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kesalahan penentuan posisi dari
metode penentuan posisi berdasarkan arah sinyal kurang dari itu metode
penentuan posisi berdasarkan persamaan, path loss, dan algoritma optimasi,
dan kinerja pengurangan kebisingan dari metode akuisisi amplitudo titik
frekuensi lebih baik daripada penyaring bandpass. Hasil simulasi juga
menunjukkan bahwa skema penentuan posisi yang diusulkan dalam makalah
ini dapat menembus 1000 meter dari bumi untuk mencapai presisi tinggi
melalui pemosisian bumi dengan kesalahan kurang dari 2 meter.
KESIMPULAN :
Ini mengusulkan induksi magnetik presisi tinggi skema pemosisian melalui
bumi yang dapat mencapai pemosisian horizontal dan pemosisian vertikal.
Tiga sumbu penerima yang digunakan dalam skema dapat menentukan arah
dan amplitudo sinyal pemosisian pada satu waktu, yang mengurangi
kompleksitas posisi horizontal. yang diusulkan metode pemosisian
berdasarkan arah pemosisian vektor sinyal mengurangi pengaruh hilangnya
jalur variabel dari media bumi pada akurasi posisi. titik frekuensi metode
akuisisi amplitudo sangat mengurangi pengaruh kebisingan geomagnetik pada
akurasi posisi. Dibandingkan dengan filter bandpass jendela Kaiser, titik
frekuensi metode akuisisi amplitudo dapat mencapai presisi yang lebih tinggi
penentuan posisi melalui bumi.

8. NOMOR, VOLUME :
PENULIS JURNAL : Hongzhi Guo , (Anggota, Ieee), Dan Kyo D. Song
JUDUL : Reliable Through-Metal Wireless Communication

17
Using Magnetic Induction ( Komunikasi Nirkabel
Melalui Logam yang Andal Menggunakan Induksi
Magnetik )
HASIL DAN PEMBAHASAN :
Karena orientasi dan lokasi yang tidak dapat diprediksi, keandalan sistem
perlu ditingkatkan dari dua aspek. Pertama, orientasi acak transceiver
menyebabkan kerugian yang signifikan, yang membuat sistem tidak dapat
diandalkan. Kedua, interferensi yang dihasilkan oleh beberapa transceiver
yang dekat satu sama lain dapat secara dramatis mengurangi kecepatan data
komunikasi. Misalnya, di area penting dari logam dinding, mungkin ada
beberapa sensor yang memantau status dan mengumpulkan berbagai data,
yang dapat berkomunikasi secara bersamaan. Untuk mengurangi interferensi,
kita harus membatasi jumlah maksimum transceiver atau daya transmisinya.
Pada bagian ini, pertama-tama kita mempelajari orientasi dan interferensi
masalah. Kemudian, kami mengusulkan untuk menggunakan susunan koil
untuk meningkatkan sistem keandalan.

KESIMPULAN :
Komunikasi nirkabel melalui logam menggunakan magnet induksi adalah
solusi yang andal dan fleksibel untuk robot dalam lingkungan yang dibatasi
oleh logam. Dalam makalah ini, kami mengembangkan sebuah model
sambungan saluran antena analitis untuk memberikan wawasan pengertian
sistem komunikasi. Kami menemukan frekuensi pembawa optimal berada
pada pita kHz yang lebih rendah untuk tebal 1 cm logam. Lebih mengesankan,
kami memberikan persamaan umum untuk temukan frekuensi optimal dan
konfigurasi koil seperti jumlah belokan dan jari-jari, untuk dinding logam
dengan sewenang-wenang ketebalan. Selain itu, kami menunjukkan bahwa
menggunakan array koil, satu dapat secara signifikan meningkatkan keandalan
komunikasi sistem dengan mengurangi hilangnya orientasi dan menghindari
mutual gangguan. Model ini dapat dimanfaatkan untuk melokalisasi dan
melacak robot dalam pipa secara real-time.

9. NOMOR, VOLUME : -
PENULIS JURNAL : T. H. Nufus, R. P. A. Setiawan, W. Hermawan, A. H.
Tambunan

18
JUDUL : The Effect Of Electro Magnetic Field Intensity To
Biodiesel Characteristics (Pengaruh Intensitas Medan
Elektro Magnetik Terhadap Karakteristik Biodiesel)
HASIL DAN PEMBAHASAN :
Tabel 1 menunjukkan rata-rata pengukuran medan elektromagnetik
sebanyak lima kali dengan menggunakan Teslameter digital seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4 dan menggunakan rumus t Bio Savart (Persamaan
6). Tampaknya semakin besar belitannya, semakin besar kekuatan
elektromagnetik bidang yang dihasilkan. Namun, jika gulungannya terlalu
banyak menyebabkan hambatan menjadi besar, dan arus kecil, jadi medan
elektromagnetik kecil, sehingga ada batas maksimum ambang batas jumlah
lilitan.
Gambar 8 menunjukkan grafik viskositas dengan intensitas medan magnet,
tampak bahwa semakin tinggi kekuatan medan magnet diberikan untuk
biodiesel akan menghasilkan semakin nilai viskositas yang lebih rendah atau
dengan kata lain kuat medan magnet berbanding terbalik untuk viskositas
hidrokarbon. Di samping itu, paparan medan magnet pada bahan bakar juga
mempengaruhi nilai viskositas, semakin lama waktu pemaparan medan
magnet semakin kecil viskositas. Hal ini menunjukkan efek dari
kecenderungan de clustering pada molekul hidrokarbon yang terjadi karena
magnetisasi.
KESIMPULAN :
Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pengaruh medan
elektromagnetik terhadap karakteristik biosolar: 1) Medan elektromagnet pada
molekul bahan bakar tidak mengubah struktur molekul biodiesel, tetapi
mempengaruhi intensitas penyerapan, di mana kekuatan medan
elektromagnetik yang lebih tinggi diberikan kepada molekul, semakin besar
jumlah molekul bahan bakar yang bergetar atau semakin banyak molekul
yang memiliki daya tarik gaya antar molekul bahan bakar rendah; 2) Lebih
tinggi kekuatan medan elektromagnetik yang diberikan kepada molekul
biosolar, viskositas biodiesel yang lebih rendah; 3) Keduanya memperkuat
fenomena dimana magnetisasi biodiesel adalah a produk dari efek de-
clustering, informasi ini berguna untuk penelitian selanjutnya agar lebih jelas
Mampu menjelaskan fenomena magnetisasi pada proses pembakaran hemat
bahan bakar.

10. NOMOR, VOLUME : -


PENULIS JURNAL : Iryna Shvedchykova

19
JUDUL :Research Of Magnetic Field Distribution In The
Working Area Of Disk Separator, Taking Into Account
An Influence Of Materials Of Permanent Magnets
(Penelitian Distribusi Bidang Magnetik Pada Wilayah
Kerja Disk Separator, Taking Perhitungan Pengaruh
Material Dari Magnet Permanen)

HASIL DAN PEMBAHASAN :


Seperti yang ditunjukkan oleh perhitungan, indikator-indikator ini untuk
sistem magnetik yang sangat koersif secara signifikan melebihi parameter
yang sesuai dari a sistem magnet ferit.
Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi tren penurunan harga magnet
tanah jarang. Namun, biaya magnet ferit masih jauh lebih rendah daripada
biaya magnet berdasarkan paduan neodymium-besi-boron. Oleh karena itu,
untuk mengurangi biaya sistem magnetik disk pemisah, diusulkan untuk
menggunakan sistem magnetik gabungan yang dirakit dari bahan magnetik
dari kelas yang berbeda. Pada saat yang sama, penting untuk memilih rasio
fraksi massa seperti itu: magnet dari berbagai properti di kutub sistem
magnetik, di mana cukup tinggi karakteristik magnetik disediakan di area
kerja. Dalam proses penelitian, rasio seperti itu ditemukan. Kehadiran fraksi
ferit di kutub magnet tidak hanya mengurangi biaya seperempat dari sistem
magnetik pemisah, tetapi juga mengurangi massa sistem.

KESIMPULAN :
Saat memilih magnet untuk membangun sistem magnetik pemisah disk,
preferensi harus diberikan kepada paduan Nd-Fe-B, sifat magnetik yang
secara signifikan melebihi magnet sifat magnet ferit Jadi, sistem magnetik
pemisah disk berdasarkan Nd-Fe-B paduan menciptakan medan magnet yang
2.75...4 kali lebih tinggi dari intensitas medan magnet dari magnet ferit.
Gradien induksi magnetik untuk sistem berdasarkan paduan Nd-Fe-B
melebihi, rata-rata, 2...4,3 kali indikator yang sesuai untuk magnet ferit.
Ketika memilih magnet untuk membangun sistem magnetik pemisah disk,
preferensi harus diberikan kepada paduan Nd-Fe-B, sifat magnetik yang
secara signifikan melebihi magnet sifat magnet ferit Jadi, sistem magnetik
pemisah disk berdasarkan Nd-Fe-B paduan menciptakan medan magnet yang
2.75...4 kali lebih tinggi dari intensitas medan magnet dari magnet ferit.
Gradien induksi magnetik untuk sistem berdasarkan paduan Nd-Fe-B
melebihi, rata-rata, 2...4,3 kali indikator yang sesuai untuk magnet ferit.

20
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
Induksi Elektromagnetik merupakan peristiwa timbulnya arus listrik akibat
adanya perubahan fluks magnetik. Faktor Penyebab Timbulnya Gaya Gerak
Listrik Induksi :

 Gaya Gerak Listrik Akibat Perluasan Kumparan dalam Medan


Elektromagnetik
 Gaya Gerak Listrik Induksi Akibat Perubahan Orientasi Sudut Kumparan
θ Terhadap Medan Elektromagnetik
 Gaya Gerak Listrik Induksi Akibat Perubahan Induksi Magnetik

Induksi magnetik ini dipengaruhi oleh dua hukum utama yakni, Hukum
Faraday, dan Hukum Lenz

B. Saran
Hasil kajian dari materi induksi ini dapat menjadi sarana prasana dalam
pembelajaran listrik magnet, khususnya pada materi induksi magnetik dan dapat
melakukan pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari.

21
DAFTAR PUSTAKA

Penjelasan Hukum Faraday dan Lenz tentang GGL Induksi. (2015). Ilmu Sains.

Fisika – Induksi Elektromagnetik. (2020). Pahamify .

Ardiansyah, A. A. (n.d.). Medan Magnet. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi.

Bagus. (2022). Induksi Elektromagnetik: Pengertian, Rumus, Soal. Rumus Pintas.

Barlian, T. (Sepetember 2016). Analisis Peningkatan Faktor Kerja Motor Induksi 3


Phasa. Surya Energy , 43 - 47.

Mardhika Wulansari. (Juni 2017). Pengaruh Induksi Medan Magnet Extremly Low
Frequency (Elf) Terhadap Pertumbuhan Pin Heat Jamur Kuping (Auricularia
Auricula). Jurnal Pembelajaran Fisika ,, hal 175-182.

Mirrobi, N. (2019). Medan Magnet Disekitar Solenoid. Pustekkom Kemdikbud .

Mirrobi, N. (n.d.). Medan Magnet Disekitar Kawat Lurus Berarus Listrik. 2019:
Pustekkom Kemdikbud.

22
Pambuka, R. N. (2018 ). Pembuatan Alat Eksperimen Induksi Magnet Pada Toroida
Menggunakan Arduino dan Hall Effect Sensor. Jurnal Materi dan
Pembelajaran Fisika, 35 - 38 .

Putu Rusmila Dewi Kesiman, A. M. (2016). Induksi Elektromagnetik. Singaraja:


Universitas Pendidikan Ganesha.

Salomo. (n.d.). Paparan Induksi Magnetik Telepon Seluler Sebagai Bahan Penyerap.
Jurnal Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian, 53 - 54.

Setyawan, L. B. ( Oktober 2015). Pemanas Listrik Menggunakan Prinsip Induksi


Elektromagnetik. Jurnal Ilmiah Elektroteknika , Hal. 89 - 94.

Sinaga, D. (2021). Induksi Elektromagnetik. StudioBelajar.

Supak Tontisirin, C. P. ( 2022). Magnetic Induction Assisted Heating Technique in


Hydrothermal Zeolite Synthesis. Materials, 4 - 11.

Yang Kuang, Z. J. (2021). Magnetic Field Energy Harvesting From Current-Carrying


Structures Electromagnetic-Circuit Coupled Model, Validation and
Application. Magnetic Field Energy Harvesting From Current-Carrying
Structure, 46286.

23

Anda mungkin juga menyukai