Kelompok PF - Bab 14 - Induksi Magnetik - Angelika Muya & Alfian Bululung
Kelompok PF - Bab 14 - Induksi Magnetik - Angelika Muya & Alfian Bululung
Oleh
Angelika Birene Muya (20505005)
Alfian Bululung (20505007 )
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2022
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Dan tidak lupa
kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dalam penyelesaian makalah ini mulai dari dosen pengampu yang telah memberikan
saran, hingga sumber-sumber yang telah memberikan kami referensi untuk
menyelesaikan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan agar supaya makalah ini bisa diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................4
B. Rumusan masalah...........................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................4
BAB 2 : PEMBAHASAN.............................................................................................5
A. PENGENALAN INDUKSI MAGNETIK......................................................5
B. FAKTOR BERPENGARUH PADA INDUKSI MAGNETIK......................6
1. Faktor Penyebab Timbulnya Gaya Gerak Listrik Induksi..........................6
2. Faktor Yang Memperngaruhi Proses Induksi Elektromagnetik..................6
C. GAYA GERAK LISTRIK INDUKSI............................................................6
1. Fluks Magnetik............................................................................................6
2. Hukum Faraday...........................................................................................7
3. Hukum Lenz................................................................................................8
4. Induktansi....................................................................................................9
D. INDUKSI MAGNET BERDASARKAN MEDAN MAGNET YANG
DITIMBULKAN ARUS LISTRIK.........................................................................10
1. Induksi Magnet Pada Kawat Lurus Panjang Berarus................................10
2. Induksi Magnet Pada Kawat Solenoida....................................................11
E. Penerapan Dalam Kehidupan Sehari-hari.....................................................12
BAB III : PENUTUP...................................................................................................13
A. Kesimpulan...................................................................................................13
B. Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
3
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Listrik adalah keperluan yang sangat pending, dan dengan adanya
transformator tegangan listrik yang dibutuhkan dapat terpenuhi. Dahulu untuk
membawa listrik diperlukan kuda. Kuda akan membawa pembangkit listrik untuk
penerangan lapangan ski. Seandainya transformator belum ditemukan, berapa
ekor kuda yang diperlukan untuk penerangan sebuah kota. Fenomena pemindahan
listrik akan kamu dibahas dalam induksi elektromagnetik.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan induksi magnetik ?
2. Apa saja faktor penyebab timbulnya induksi magnetik ?
3. Hukum apa saja yang terkait pada induksi magnetik?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud rangkaian listrik dan apa saja komponennya
2. Mengetahui apa saja faktor penyebab timbulnya induksi magnetik
3. Memahami hukum apa saja yang terkait pada induksi magnetik
BAB 2 : PEMBAHASAN
4
A. PENGENALAN INDUKSI MAGNETIK
Induksi Elektromagnetik merupakan peristiwa timbulnya arus listrik akibat
adanya perubahan fluks magnetik. Fluks magnetik adalah garis-garis gaya magnet
yang menembus suatu bidang. Semakin besar garis gaya magnet yang menembus
bidang maka arus yang dihasilkan akan semakin besar. Secara umum Induksi
Elektromagnetik atau GGL induksi dapat ditulis sebagai berikut:
ε =B A ω N sin θ
Keterangan :
θ = sudut (0)
Kita bisa ketahui bahwa aliran listrik dapat menghasilkan medan magnet.
Seorang ilmuwan asal London, Inggris bernama Michael Faraday pernah
melakukan percobaan untuk membuktikan kebalikan dari pernyataan tersebut. Dia
ingin mencari tahu apakah medan magnet bisa menghasilkan aliran listrik.
Dan hasil temuan Michael Faraday pada tahun 1831, yakni Medan magnet
harus terus berubah jika ingin terus menghasilkan arus listrik. Ini lah yang kita
pahami sebagai Hukum Faraday. Dimana perubahan medan magnet menyebabkan
adanya gaya gerak listrik atau GGL yang membuat elektron pada kawat bergerak
dan menghasilkan arus listrik. Apapun yang digunakan untuk menggerakan suatu
benda, Jika listrik itu dihasilkan melalui lilitan kawat yang bergerak mengelilingi
magnet maka disebut Induksi Elektromagnetik.
Sumber : https://rodablog.com/hukum-faraday.html
5
Secara sederhana proses terjadinya induksi elektromagnetik ialah timbulnya
gaya gerak listrik dalam kumparan (konduktor) bila diberikan fluks magnetik
(perubahan medan magnet) pada kumparan tersebut secara terus menerus.
6
seluas A, yang secara matematis fluks magnetik tersebut dinyatakan sebagai
berikut :
Φ=B . A cos θ
Keterangan :
Sumber : https://sainsmini.blogspot.com/2015/11/penjelasan-hukum-faraday-dan-lenz.html
2. Hukum Faraday
Batang magnet di masukkan ke dalam kumparan, dan selama gerakan
magnet batang jarum galvanometer menyimpang dari kedudukan semula. Pada
saat magnet berhenti bergerak, jarum galvanometer kembali ke kedudukan
semula. Pada saat magnet ditarik, jarum galvanometer menyimpang lagi dari
kedudukan semula, tetapi arahnya berlawanan dengan pada saat magnet
mendekati kumparan. Ini menunjukkan bahwa dalam rangkain terjadi arus
listrik (arus induksi) akibat beda tegangan yang disebut GGL induksi.
7
Saat magnet digerakkan kedalam, maka arus
mengalir.
Saat magnet diam, maka tidak ada arus.
Saat magnet digerakan keluar, maka arus
mengalir berlawanan.
Jadi besarnya GGL induksi pada sebuah kumparan dengan N buah lilitan
adalah :
dΦ dB
ɛ =−N =−NA
dt dt
Keterangan :
3. Hukum Lenz
Hukum Faraday hanya menunjukkan besarnya GGL induksi pada
kumparan, dan belum dapat menunjukkan arah arus induksi dalam kumparan.
8
Gambar 4. Penerapan Hukum Lenz pada arah arus induksi.
Sumber : https://sainsmini.blogspot.com/2015/11/penjelasan-hukum-faraday-dan-lenz.html
4. Induktansi
Adanya arus yang melalui kumparan inilah yang menimbulkan medan
magnetik di sekitar kumparan. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan,
ternyata bahwa pada saat arus diputus dengan membuka saklar, lampu
menyala sesaat kemudian meredup dan padam.
Saat saklar dibuka, arus pada kumparan hilang mendadak sehingga terjadi
perubahan fluks magnetik di sekitarnya yaitu dari ada menjadi tidak ada. Jadi
dϕ
timbul yang menunjukkan adanya GG induksi dalam kumparan itu sendiri
dt
dan menyalakan lampu neon. GGL yang timbul disebut GGL induksi diri
9
kumparan (karena ditimbulkan oleh kumparan itu sendiri). “Besarnya GGL
induksi diri sebanding dengan laju perubahan kuat arus terhadap waktu”.
di
E=−L
dt
di
= laju perubahan kuat arus, satuannya ampere/detik
dt
Tanda negatif menunjukan bahwa GGL induksi yang timbul adalah melawan
GGL penyebabnya (Hukum Lenz).
Sumber : https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Medan%20Magnet-
Gugun/Medan-Magnet-disekitar-Kawat-lurus-berarus-listrik.html
10
Arah medan magnet disekitar kawat lurus berarus listrik berarah melingkar
dalam satu bidang datar disepanjang kawat. Arah Medan listrik dapat
ditunjukkan dengan kaidah tangan kanan, yaitu ibu jari menunjukkan arah
arus listriknya, sedangkan genggaman empat jari menunjukkan arah medan
magnet.
Sumber : https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Medan%20Magnet-
Gugun/Medan-Magnet-disekitar-Kawat-lurus-berarus-listrik.html
μo I
B=
2 πa
Keterangan :
11
panjang. Kumparan seolah-olah mempunyai dua kutub, yaitu ujung yang
satu merupakan kutub utara dan ujung kumparan yang lain merupakan kutub
selatan.
Sumber : www.wikipedia.com
μo I N
B=
L
Dan untuk mencari Induksi Magnet Di ujung kawat solenoida, persamaan yang
digunakan adalah :
μo I N
B=
2L
12
dilakukan untuk 3 macam mode, yaitu SLOW, NORMAL, dan FAST. Hasil
pengujian dinyatakan dalam Tabel 2.
Pengujian berikutnya adalah membandingkan hasil pengujian sistem
pemanas induksi dengan kompor listrik Maspion S-302 600W dan kompor
gas Sanyo. Pada saat pengujian, kompor listrik dan kompor gas diatur pada
kondisi pemanasan maksimal. Hasil pengujian seperti Tabel 3.
KESIMPULAN :
Sistem pemanas induksi telah berhasil direalisasikan untuk memanaskan
air. Untuk memanaskan air sebanyak 330 ml dari temperatur kamar sampai
temperatur air mencapai 55oC dibutuhkan waktu 55 sekon pada mode SLOW,
46 sekon pada mode NORMAL, dan pada mode FAST 36 sekon. Waktu
pemanasan pemanas induksi lebih cepat dibandingkan kompor listrik dan
kompor gas. Panci yang dipakai sebagai wadah untuk memasak harus terbuat
dari logam ferromagnetik.
13
1. Setelah faktor daya ditingkatkan dari 0.85 menjadi 0.99 terlihat bahwa
terjadi peningkatatan daya 22% sehingga faktor daya mencapai 0.5174.
Dari hasil perhitungan arus beban terhadap beban antara 1640atau 22%
hingga 7.421 kW atau 99% bahwa meningkat nya arus beban bila terus
ditambah. Hal ini menunjukkan bahwasannya peningkatan arus beban
akan semakin besar apabila bebannya diperbesar.
2. Jika arus beban motor yang terendah pada 22% maka arus beban berada
pada harga 5.76 Ampere. Arus beban motor akan terus meningkat pada
saat motor dibebani dengan mendekati kapasitas 88% dan harga arus
menjadi 19.74 Ampere.
3. Dengan dilakukan pemasangan kapasitor terhadap motor dapat mengatasi
rendahnya faktor daya, pemasangan kapasitor dapat dilakukan secara
pararel. Pemasangan yang terlalu kecil tidak akan berarti apa – apa
terhadap kinerja motor. Untuk itu dengan dipasang kapasitor sesuai
dengan yang diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan faktor
kerja t.
3. NOMOR, VOLUME : Volume 2 Nomor 8
PENULIS JURNAL : Rengga Ngesthi Pambuka, Dwi Teguh Rahardjo
JUDUL : Pembuatan Alat Eksperimen Induksi Magnet Pada
Toroida Menggunakan Arduino dan Hall Effect
Sensor
HASIL DAN PEMBAHASAN :
Dari hasil percobaan yang sudah dilakukan, data yang diperoleh dituliskan
dalam tabel dan dibuat grafik. Dari tabel dan grafik hasil percobaan tersebut
tersebut dapat membuktikan bahwa induksi magnet yang dihasilkan pada
toroida, berbanding lurus dengan jumlah lilitan dan kuat arus.
KESIMPULAN :
Alat eksperimen induksi magnet pada toroida telah berhasil dibuat dengan
error sebesar 6,22% pada variasi jumlah lilitan, dan error sebesar besar 9,39%
pada variasi kuat arus. Induksi magnet yang dihasilkan pada toroida,
berbanding lurus dengan jumlah lilitan dan kuat arus.
4. NOMOR, VOLUME : -
PENULIS JURNAL : Salomo
JUDUL : Paparan Induksi Magnetik Telepon Seluler Sebagai
Fungsi Bahan Penyerap
HASIL DAN PEMBAHASAN :
Hubungan antara induksi magnetik yang ditimbulkan oleh sebuah HP
terhadap jarak pengukuran dalam arah vertikal ditunjukkan pada Gambar 3.2.
14
Gambar 3.2 menampilkan dengan jelas bahwa nilai induksi magnetik semakin
kecil ketika diberi bahan penyerap dengan ketebalan yang bervariasi.Semakin
tebal bahan penyerap induksi pada jarak yang sama, maka induksi magnetik
yang terukur semakin kecil Nilai koefisien penyerapan induksi magnetik
sebagai fungsi ketebalan bahan penyerap ditampilkan pada Tabel 3.3 dan
Gambar 3.3
KESIMPULAN :
Pengukuran induksi magnetik dari HP dengan menggunakan sensor
magnetik PS 2112 dengan jarak yang sama tetapi menggunakan bahan
penyerap yang berbeda menghasilkan medan magnetik statik yang terinduksi
yang semakin kecil ketika bahan penyerap yang digunakan semakin ditambah
ketebalannya.
6. NOMOR, VOLUME : -
PENULIS JURNAL : Supak Tontisirin, Chantaraporn Phalakornkule,
Worawat Sa-ngawong.
15
JUDUL : Magnetic Induction Assisted Heating Technique in
Hydrothermal Zeolite Synthesis (Teknik Pemanasan
Berbantuan Induksi Magnetik di Sintesis Zeolit
Hidrotermal)
HASIL DAN PEMBAHASAN :
Profil suhu gel zeolit di lokasi yang berbeda di hidrotermal reaktor dengan
sumber pemanas induksi magnetik dan sumber pemanas mandi minyak
konveksi ditunjukkan pada Gambar 2a,b, masing-masing. Dalam pemanasan
induksi magnetik, feromagnetik bejana adalah sumber pemanas, yang secara
langsung menghantarkan panas ke reaktor baja tahan karat. Dengan demikian,
campuran zeolit dipanaskan dengan cepat.
KESIMPULAN :
Teknik bantuan induksi magnetik adalah metode pemanasan alternatif untuk
sintesis hidrotermal zeolit dengan laju perpindahan panas tinggi dan lebih
seragam distribusi suhu. Teknik ini, yang melibatkan kontak langsung antara
permukaan sumber panas dan reaktor, menunjukkan laju perpindahan panas
yang lebih tinggi daripada teknik penangas minyak konveksi konvensional.
Ini karena (1) delapan kali lebih tinggi secara keseluruhan koefisien
perpindahan panas, dikaitkan dengan tidak adanya resistensi media pemanas
lapisan dan (2) perbedaan suhu yang lebih tinggi antara sumber pemanas dan
zeolit gel. Ini menghasilkan lebih banyak penghematan energi (tiga kali lebih
rendah) dengan pemanasan induksi magnetik daripada itu dengan penangas
minyak konveksi. Pemanasan induksi magnetik dengan kontak permukaan
langsung menunjukkan aplikasi yang menjanjikan dalam sintesis zeolit skala
besar karena panasnya yang efisien transfer dan penghematan energi.
Perpindahan panas yang efisien dari sumber pemanas ke zeolit gel
memberikan lebih banyak fleksibilitas untuk sintesis zeolit dalam kondisi
tanpa pengadukan. dengan demikian, dapat memberikan kemungkinan
keberhasilan sintesis berbagai zeolit dalam skala besar produksi.
7. NOMOR, VOLUME : -
PENULIS JURNAL : Wenlong Tian , Wei Yang , Dan Xiaotao Shao
JUDUL : A High-Precision Magnetic Induction Through-the-
Earth Positioning Scheme (Induksi Magnetik Presisi
Tinggi Skema Penentuan Posisi Melalui Bumi)
16
Teknologi penentuan posisi melalui bumi memainkan peran penting dalam
penyelamatan ranjau. Untuk mencapai pemosisian seluruh bumi di bumi
kompleks yang mengandung kebisingan geomagnetik, air, dan batuan, kami
merancang skema pemosisian induksi magnetik melalui bumi yang mencakup
metode pemosisian dan kebisingan metode reduksi. Skema pemosisian
mencapai pemosisian melalui bumi tiga dimensi dengan presisi tinggi dan
jarak jauh. Menggunakan karakteristik arah dari vektor medan magnet yang
didistribusikan oleh koil pemancar yang ditempatkan secara horizontal di
bawah tanah, kami merancang dua metode penentuan posisi untuk
menentukan posisi dua dimensi horizontal dan posisi dimensi vertikal
pemancar, masing-masing. Mengambil keuntungan dari bandwidth yang
sangat sempit dari sinyal sinusoidal dalam spektrum, kami merancang metode
pengurangan kebisingan untuk mengurangi pengaruh kebisingan pada akurasi
posisi. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kesalahan penentuan posisi dari
metode penentuan posisi berdasarkan arah sinyal kurang dari itu metode
penentuan posisi berdasarkan persamaan, path loss, dan algoritma optimasi,
dan kinerja pengurangan kebisingan dari metode akuisisi amplitudo titik
frekuensi lebih baik daripada penyaring bandpass. Hasil simulasi juga
menunjukkan bahwa skema penentuan posisi yang diusulkan dalam makalah
ini dapat menembus 1000 meter dari bumi untuk mencapai presisi tinggi
melalui pemosisian bumi dengan kesalahan kurang dari 2 meter.
KESIMPULAN :
Ini mengusulkan induksi magnetik presisi tinggi skema pemosisian melalui
bumi yang dapat mencapai pemosisian horizontal dan pemosisian vertikal.
Tiga sumbu penerima yang digunakan dalam skema dapat menentukan arah
dan amplitudo sinyal pemosisian pada satu waktu, yang mengurangi
kompleksitas posisi horizontal. yang diusulkan metode pemosisian
berdasarkan arah pemosisian vektor sinyal mengurangi pengaruh hilangnya
jalur variabel dari media bumi pada akurasi posisi. titik frekuensi metode
akuisisi amplitudo sangat mengurangi pengaruh kebisingan geomagnetik pada
akurasi posisi. Dibandingkan dengan filter bandpass jendela Kaiser, titik
frekuensi metode akuisisi amplitudo dapat mencapai presisi yang lebih tinggi
penentuan posisi melalui bumi.
8. NOMOR, VOLUME :
PENULIS JURNAL : Hongzhi Guo , (Anggota, Ieee), Dan Kyo D. Song
JUDUL : Reliable Through-Metal Wireless Communication
17
Using Magnetic Induction ( Komunikasi Nirkabel
Melalui Logam yang Andal Menggunakan Induksi
Magnetik )
HASIL DAN PEMBAHASAN :
Karena orientasi dan lokasi yang tidak dapat diprediksi, keandalan sistem
perlu ditingkatkan dari dua aspek. Pertama, orientasi acak transceiver
menyebabkan kerugian yang signifikan, yang membuat sistem tidak dapat
diandalkan. Kedua, interferensi yang dihasilkan oleh beberapa transceiver
yang dekat satu sama lain dapat secara dramatis mengurangi kecepatan data
komunikasi. Misalnya, di area penting dari logam dinding, mungkin ada
beberapa sensor yang memantau status dan mengumpulkan berbagai data,
yang dapat berkomunikasi secara bersamaan. Untuk mengurangi interferensi,
kita harus membatasi jumlah maksimum transceiver atau daya transmisinya.
Pada bagian ini, pertama-tama kita mempelajari orientasi dan interferensi
masalah. Kemudian, kami mengusulkan untuk menggunakan susunan koil
untuk meningkatkan sistem keandalan.
KESIMPULAN :
Komunikasi nirkabel melalui logam menggunakan magnet induksi adalah
solusi yang andal dan fleksibel untuk robot dalam lingkungan yang dibatasi
oleh logam. Dalam makalah ini, kami mengembangkan sebuah model
sambungan saluran antena analitis untuk memberikan wawasan pengertian
sistem komunikasi. Kami menemukan frekuensi pembawa optimal berada
pada pita kHz yang lebih rendah untuk tebal 1 cm logam. Lebih mengesankan,
kami memberikan persamaan umum untuk temukan frekuensi optimal dan
konfigurasi koil seperti jumlah belokan dan jari-jari, untuk dinding logam
dengan sewenang-wenang ketebalan. Selain itu, kami menunjukkan bahwa
menggunakan array koil, satu dapat secara signifikan meningkatkan keandalan
komunikasi sistem dengan mengurangi hilangnya orientasi dan menghindari
mutual gangguan. Model ini dapat dimanfaatkan untuk melokalisasi dan
melacak robot dalam pipa secara real-time.
9. NOMOR, VOLUME : -
PENULIS JURNAL : T. H. Nufus, R. P. A. Setiawan, W. Hermawan, A. H.
Tambunan
18
JUDUL : The Effect Of Electro Magnetic Field Intensity To
Biodiesel Characteristics (Pengaruh Intensitas Medan
Elektro Magnetik Terhadap Karakteristik Biodiesel)
HASIL DAN PEMBAHASAN :
Tabel 1 menunjukkan rata-rata pengukuran medan elektromagnetik
sebanyak lima kali dengan menggunakan Teslameter digital seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4 dan menggunakan rumus t Bio Savart (Persamaan
6). Tampaknya semakin besar belitannya, semakin besar kekuatan
elektromagnetik bidang yang dihasilkan. Namun, jika gulungannya terlalu
banyak menyebabkan hambatan menjadi besar, dan arus kecil, jadi medan
elektromagnetik kecil, sehingga ada batas maksimum ambang batas jumlah
lilitan.
Gambar 8 menunjukkan grafik viskositas dengan intensitas medan magnet,
tampak bahwa semakin tinggi kekuatan medan magnet diberikan untuk
biodiesel akan menghasilkan semakin nilai viskositas yang lebih rendah atau
dengan kata lain kuat medan magnet berbanding terbalik untuk viskositas
hidrokarbon. Di samping itu, paparan medan magnet pada bahan bakar juga
mempengaruhi nilai viskositas, semakin lama waktu pemaparan medan
magnet semakin kecil viskositas. Hal ini menunjukkan efek dari
kecenderungan de clustering pada molekul hidrokarbon yang terjadi karena
magnetisasi.
KESIMPULAN :
Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pengaruh medan
elektromagnetik terhadap karakteristik biosolar: 1) Medan elektromagnet pada
molekul bahan bakar tidak mengubah struktur molekul biodiesel, tetapi
mempengaruhi intensitas penyerapan, di mana kekuatan medan
elektromagnetik yang lebih tinggi diberikan kepada molekul, semakin besar
jumlah molekul bahan bakar yang bergetar atau semakin banyak molekul
yang memiliki daya tarik gaya antar molekul bahan bakar rendah; 2) Lebih
tinggi kekuatan medan elektromagnetik yang diberikan kepada molekul
biosolar, viskositas biodiesel yang lebih rendah; 3) Keduanya memperkuat
fenomena dimana magnetisasi biodiesel adalah a produk dari efek de-
clustering, informasi ini berguna untuk penelitian selanjutnya agar lebih jelas
Mampu menjelaskan fenomena magnetisasi pada proses pembakaran hemat
bahan bakar.
19
JUDUL :Research Of Magnetic Field Distribution In The
Working Area Of Disk Separator, Taking Into Account
An Influence Of Materials Of Permanent Magnets
(Penelitian Distribusi Bidang Magnetik Pada Wilayah
Kerja Disk Separator, Taking Perhitungan Pengaruh
Material Dari Magnet Permanen)
KESIMPULAN :
Saat memilih magnet untuk membangun sistem magnetik pemisah disk,
preferensi harus diberikan kepada paduan Nd-Fe-B, sifat magnetik yang
secara signifikan melebihi magnet sifat magnet ferit Jadi, sistem magnetik
pemisah disk berdasarkan Nd-Fe-B paduan menciptakan medan magnet yang
2.75...4 kali lebih tinggi dari intensitas medan magnet dari magnet ferit.
Gradien induksi magnetik untuk sistem berdasarkan paduan Nd-Fe-B
melebihi, rata-rata, 2...4,3 kali indikator yang sesuai untuk magnet ferit.
Ketika memilih magnet untuk membangun sistem magnetik pemisah disk,
preferensi harus diberikan kepada paduan Nd-Fe-B, sifat magnetik yang
secara signifikan melebihi magnet sifat magnet ferit Jadi, sistem magnetik
pemisah disk berdasarkan Nd-Fe-B paduan menciptakan medan magnet yang
2.75...4 kali lebih tinggi dari intensitas medan magnet dari magnet ferit.
Gradien induksi magnetik untuk sistem berdasarkan paduan Nd-Fe-B
melebihi, rata-rata, 2...4,3 kali indikator yang sesuai untuk magnet ferit.
20
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
Induksi Elektromagnetik merupakan peristiwa timbulnya arus listrik akibat
adanya perubahan fluks magnetik. Faktor Penyebab Timbulnya Gaya Gerak
Listrik Induksi :
Induksi magnetik ini dipengaruhi oleh dua hukum utama yakni, Hukum
Faraday, dan Hukum Lenz
B. Saran
Hasil kajian dari materi induksi ini dapat menjadi sarana prasana dalam
pembelajaran listrik magnet, khususnya pada materi induksi magnetik dan dapat
melakukan pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari.
21
DAFTAR PUSTAKA
Penjelasan Hukum Faraday dan Lenz tentang GGL Induksi. (2015). Ilmu Sains.
Mardhika Wulansari. (Juni 2017). Pengaruh Induksi Medan Magnet Extremly Low
Frequency (Elf) Terhadap Pertumbuhan Pin Heat Jamur Kuping (Auricularia
Auricula). Jurnal Pembelajaran Fisika ,, hal 175-182.
Mirrobi, N. (n.d.). Medan Magnet Disekitar Kawat Lurus Berarus Listrik. 2019:
Pustekkom Kemdikbud.
22
Pambuka, R. N. (2018 ). Pembuatan Alat Eksperimen Induksi Magnet Pada Toroida
Menggunakan Arduino dan Hall Effect Sensor. Jurnal Materi dan
Pembelajaran Fisika, 35 - 38 .
Salomo. (n.d.). Paparan Induksi Magnetik Telepon Seluler Sebagai Bahan Penyerap.
Jurnal Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian, 53 - 54.
23