Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mual muntah pasca operasi atau Post Operative Nausea and Vomiting
(PONV) masih merupakan masalah yang umum. Insiden PONV terjadi pada 25-
30% pasien pasca operasi dengan anestesi umum dan dapat mencapai 70% pada
pasien pasca operasi dengan resiko tinggi. PONV memiliki pengaruh yang
menyebabkan hasil operasi (outcome) menjadi kurang baik (Gautam et al., 2008).
Dampak buruk dari kejadian mual muntah yaitu meningkatkan morbiditas, lama
perawatan dan merupakan salah satu penyebab dirawatnya pasien bedah rawat
jalan, sehingga akan meningkatkan biaya, menimbulkan stres pada pasien dan
mengurangi kenyamanan. Sebagian besar pasien menganggap keluhan mual
muntah dirasakan lebih mengganggu daripada operasinya sendiri.Dalam banyak
kasus pembedahan, menghindari mual muntah bahkan sangat penting bagi pasien
(Pushplata et al., 2014).
Pasca tindakan brachytherapy menggunakan anestesi spinal memberikan
efek samping berupa mual muntah yang menggangu. Mual muntah terjadi akibat
anestesi spinal menekan saraf simpatis sehingga akan terlihat efek parasimpatis
lebih menonjol, dimana pada usus terjadi peningkatan kontraksi, tekanan
intralumen dan terjadi relaksasi sfingster. Kejadiannya ini kurang lebih hampir
25% (Yuill and Gwinnut, 2003). Banyak faktor timbulnya mual muntah pasca
operasi, maka pencegahannya tidak mudah. Berbagai usaha terus dilakukan untuk
mencegah atau menurunkan frekuensi mual dan muntah pasca operasi, juga
menurunkan derajat mual dan muntah pasca operasi dengan tujuan agar tidak
terjadi komplikasi seperti gangguan elektrolit, perdarahan didalam rongga perut
dan mencegah terjadinya aspirasi muntahan (Thomas, 2005).
Obat antiemetik ideal yang dapat diberikan sebagai profilaksis atau terapi
pasca bedah dengan efek samping yang minimal sampai sekarang belum baku.
Dilaporkan dari beberapa penelitian, pemberian antiemetik sebagai profilaksis

2
pada penderita yang diduga beresiko tinggi untuk terjadinya mual muntah
memberikan hasil yang lebih baik (Thomas, 2005). Ondansetron merupakan obat
yang paling sering digunakan sebagai antiemetik dibandingkan dengan yang lain
karena efektivitas dan keamanannya, tetapi biaya ondansetron yang relatif mahal
merupakan salah satu faktor signifikan yang membatasi penggunaannya untuk
profilaksis rutin (Kenny, 2003).
Deksametason, suatu kortikosteroid dengan efek antiinflamasi kuat dan
dilaporkan pertama kali efektif sebagai antiemetik dan terbukti aman pada pasien
yang mengalami kemoterapi kanker tahun 1981. Deksametason terbukti efektif
dalam mencegah mual dan muntah pasca bedah pada pasien-pasien yang
mengalami operasi tonsilektomi, tiroidektomi, histerektomi per abdominal, dan
koreksi strabismus (Hill et al., 2003). Walaupun batas dosis deksametason untuk
profilaksis mual dan muntah pasca operasi sangat luas, namun dosis 2,5 mg, 5 mg,
dan 0,15 mg/kgBB intravena dilaporkan efektif menurunkan kekerapan mual dan
muntah yang berhubungan dengan pembedahan ginekologi dan laporoskopi
ginekologi. Penelitian oleh Fitriana (2009) menyebutkan bahwa pemberian
premedikasi ondansentron pasca operasi memberikan efek anti emesis yang lebih
efektif daripada pemberian deksametason.
Penelitian mengenai pengaruh pemberian dexametason, ondansentron, dan
kombinasi keduanya tehadap kejadian PONV pasca spinal anesthesia pada
prosedur brakhyterapi masih belum diteliti lebih lanjut. Hasil penelitian ini
diharapkan mampu memperlihatkan kenyamanan pasien pasca spinal anesthesia
pada prosedur brachytherapy di RSUD Dokter Moewardi Surakarta.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang masalah penelitian di atas, dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh pemberian ondansentron terhadap penurunan
PONV pasca spinal anestesi pada prosedur brachytherapy?
2. Apakah terdapat pengaruh pemberian dexamethason terhadap penurunan
PONV pasca spinal anestesi pada prosedur brachytherapy?

3
3. Apakah terdapat pengaruh pemberian kombinasi ondansentron dan
dexamethason terhadap penurunan PONV pasca spinal anestesi pada prosedur
brachytherapy?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum
Menganalisis pengaruh pemberian ondansentron, dexamethason dan
kombinasi keduanya terhadap penurunan PONV pasca spinal anestesi
pada prosedur brachytherapy.
2. Tujuan khusus
a. Menganalisis pengaruh pemberian ondansentron terhadap penurunan
PONV pasca spinal anestesi pada prosedur brachytherapy.
b. Menganalisis pengaruh pemberian dexamethason terhadap penurunan
PONV pasca spinal anestesi pada prosedur brachytherapy.
c. Menganalisis pengaruh pemberian kombinasi ondansentron dan
dexamethason terhadap penurunan PONV pasca spinal anestesi pada
prosedur brachytherapy.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat keilmuan
a. Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan dan memberikan
informasi ilmiah bahwa pemberian ondansentron, dexamethason dan
kombinasi keduanya dapat berpengaruh terhadap penurunan PONV
pasca spinal anestesi pada prosedur brachytherapy.
b. Hasil penelitian dapat bermanfaat sebagai landasan teoritik untuk
penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pemanfaatan
pemberian ondansentron, dexamethason atau kombinasi keduanya
sebagai antiemesis pada pasca spinal anestesi pada prosedur
brachytherapy.

Anda mungkin juga menyukai