Anda di halaman 1dari 16

PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN ILMU

MAKALAH

Dosen Pengampuh : Siti Syarifah Wafiqah Wardah, S.H., M.H

KELOMPOK 8

Nur Aisyah Syarif (230107510008)

Besse Nurqalbi (230107511005)

Najmah Khumairah (230107512002)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI ICP

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah terkait "Pancasila Sebagai Dasar
Pengembangan Ilmu" tepat pada waktunya. Dan tidak lupa kita kirimkan shalawat
dan salam kepada nabi Muhammad SAW.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Syarifah Wafiqah


Wardah, S.H., M.H., yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Banyak hal
yang bisa kita pelajari melalui tugas ini. Penugasan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan mengenai materi Pancasila khususnya mengenai
“Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu”.

Kami selaku penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik


dalam penyusunan maupun tata bahasa penyajian dalam makalah ini. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima saran dan kritik dari para
pembaca agar kami dapat menyempurnakan makalah ini.

Kami berharap makalah yang kami susun dapat memberikan manfaat dan
inspirasi bagi para pembaca.

Makassar 18 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii
BAB 1 ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................... 2
C. Tujuan Makalah .................................................................................................................. 2
BAB 2 ........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
A. Sejarah Singkat Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu ......................................... 3
B. Pancasila dan Ilmu Pengetahuan ........................................................................................ 4
C. Pancasila Sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan Di Indonesia .......................................... 8
D. Pancasila Sebagai Genetivus Objektivus dan Genetivus Subjectivus ................................ 9
BAB 3 ...................................................................................................................................... 12
PENUTUP............................................................................................................................... 12
A. KESIMPULAN ................................................................................................................... 12
B. SARAN ............................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan atau sains adalah suatu usaha sistematis dengan metode
ilmiah dalam pengembangan dan penataan pengetahuan yang dibuktikan dengan
penjelasan dan prediksi teruji sebagai pemahaman manusia tentang alam semesta dan
dunianya.

Pancasila merupakan ideologi dasar negara Indonesia yang terdiri atas lima
sila,yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila sendiri merupakan hasil dari perjuangan dan pengalaman sejarah bangsa
Indonesia dalam mencapai kemerdekaan dan membangun negara Pancasila juga
merupakan pandangan hidup bagi bangsa Indonesia yang mencerminkan nilai luhur
yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia.

Pancasila sebagai dasar negara tidak hanya berfungsi sebagai landasan


konstitusional, namun juga berfungsi sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di
Indonesia. Pengembangan ilmu pengetahuan yang ada di Indonesia sepatutnya harus
berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila agar sesuai dengan karakteristik dan
kepentingan bangsa Indonesia sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi
kesejahteraan,kemajuan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sejak zaman purbakala hingga kemerdekaan Indonesia,masyarakat nusantara


telah mengenal berbagai agama lokal seperti Hindu,Budha,Islam,dan Kristen. Agama-
agama ini tidak hanya memberikan ajaran spiritual, tapi juga mempengaruhi
perkembangan ilmu pengetahuan di nusantara. Selain agama, budaya juga menjadi
salah satu sumber historis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu. Budaya
nusantara yang kaya dan beragam mencerminkan kearifan lokal yang menjadi sumber
inspirasi bagi pengembangan ilmu.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah singkat pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu dari


berbagai aspek?
2. Apa saja kaitan antara pancasila dengan ilmu pengetahuan?
3. Apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai paradigma ilmu pengetahuan di
Indonesia?
4. Apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai genetivus objektivus dan
genetivus subjectivus?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk memaparkan sejarah singkat pancasila sebagai dasar pengembangan


ilmu dari berbagai aspek
2. Untuk mengetahui kaitan antara pancasila dengan ilmu pengetahuan
3. Untuk mengetahui apa itu Pancasila sebagai paradigma ilmu pengetahuan di
Indonesia
4. Untuk mengetahui apa itu Pancasila sebagai genetivus objektivus dan
genetivus subjectivus

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu

1. Aspek Historis

Sejarah Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu belum banyak dibicarakan di


awal kemerdekaan. Hal tersebut dikarenakan para pendiri Negara, cerdik cendekia,
intelektual bangsa Indonesia pada masa itu mencurahkan tenaga dan pemikirannya
untuk membangun bangsa dan negara. Aspek historis dari pancasila sebagai dasar
nilai pengembangan ilmu di Indonesia dapat ditelusuri dalam dokumen negara, yaitu:
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, alinea keempat Pembukaan UUD 1945.
Kata “mencerdaskan kehidupan bangsa” mengacu pada pengembangan iptek melalui
pendidikan. Proses mencerdaskan kehidupan bangsa tidak terlepas dari nilai-nilai
sipiritualitas, kemanusiaan, solidaritas kebangsaan, musyawarah, dan keadilan.
(Ningsih, 2019)

2. Aspek Sosiologis

Aspek sosiologis pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dapat


ditemukan pada sikap masyarakat yang sangat memperhatikan dimensi ketuhanan dan
kemanusiaan.

3. Aspek Politis

Aspek politis pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di Indonesia dapat
dirunut ke dalam berbagai kebijakan yang dilakukan oleh para penyelenggara Negara,
diantaranya:

a. Dokumen masa Orde Lama

b. Dokumen orde baru

c. Dokumen masa Reformasi

3
B. Pancasila dan Ilmu Pengetahuan

Kedudukan pada Pancasila menjadi ideologi dan landasan Negara selalu terjadi naik
turun dalam pemahaman maupun pelaksanaannya. Pancasila berdasarkan pada
pendekatan ontologisnya yakni nilai Pancasila mencakup sifat intrinsik dan ekstrinsik.
Pancasila bersifat intrinsic memiliki arti bahwa nilai pancasila berbentuk filsafati,
seluruh nilai landasannya sistematis serta rasional. Sedangkan pancasila bersifat
ekstrinsik yakni berupa pandangamn hidup, namun terdapat system nilai yang dipercaya
kebenarannya dalam ajaran yang berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan Rakyat
Indonesia. (Widisuseno, 2014 dalam (Irawati nuraeni, 2022)
1. Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan (Knowlegde) berbeda dengan pengetahuan (Science). Sedangkan
kata sains merupakan terjemahan dari sains itu sendiri. Dalam bahasa Indonesia, kata
“sains” diikuti dengan kata “sains”. Kata “sains” lazim digunakan, meskipun kata
tersebut dapat dikatakan “repetitif”, yakni kata yang terlalu sering digunakan
(Sapriya, 2012 dalam Winarno 2021: 176).

Setiap ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak setiap pengetahuan adalah ilmu.
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia
menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang
merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu. ilmu berada setingkat diatas
pengetahuan. Ilmu adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan bersifat
ilmiah. Lebih lanjut dikatakan 3 pengertian ilmu (Gie dalam Sapriya, 2012 dalam
Winarno 2021 : 177). Pengertian pertama lebih menekankan bahwa ilmu merupakan
pengetahuan yang sistematis. Pengertian ini telah dianut begitu luas dalam berbagai
ensiklopedi dan kepustakaan yang banyak membahas tentang ilmu. Pengertian kedua,
menekankan bahwa ilmu sebagai metode penelitian ilmiah. Pengertian ketiga
menekankan bahwa ilmu merupakan suatu proses aktivitas penelitian.

Ada beberapa persyaratan pengetahuan dapat meningkat menjadi ilmu. Sifat


ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang
telah ada lebih dahulu. Persyaratan itu adalah sebagai berikut:

4
a) Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri atas satu golongan
masalah yang sama sifat hakikatnya, bentuknya tampak dari luar maupun dari
dalam.
b) Metodis. Upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalkan kemungkinan
terjadinya penyimpangan dalam mencari kebanaran.
c) Sistematis. Ilmu harus terurai dan terumus dalam hubungan yang teratur dan
logis.
d) Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebanaran yang bersifat
umum (tidak bersifat tertentu).

Ilmu di bagi menjadi 3 bidang utama, yaitu: Ilmualam, Ilmu social, dan ilmu
budaya (humaniora).

Ilmu pengetahuan alam adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu ilmu
yang objeknya merupakan benda-benda alam dengan hukum-hukum universal
tertentu. Ilmu-ilmu sosial adalah sekelompok disiplin ilmu yang mempelajari aspek-
aspek yang berkaitan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu budaya
(humaniora) adalah ilmu-ilmu yang meliputi filsafat, hukum, sejarah, bahasa, sastra,
seni, dan lain-lain Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Ilmu

Ontologi berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri atas 2 kata yaitu Ontos berarti
ada, dan logos berarti ilmu pengetahuan. Maka ontologi merupakan ilmu pengetahuan
tentang keberadaan.

Epistemologi berasal dari kata Episteme (pengetahuan) dan logos (ilmu yang
sistematis, teori). Maka Epistemologi merupakan teori atau ilmu pengetahuan tentang
metode dan sadar-dasar pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan batas-
batas pengetahuan dan validitas atau sah berlakunya pengetahuan itu.

Aksiologi berasal dari kata Axios yang artinya nilai atau sesuatu yang berharga
dan logos artinya pengetahuan, teori. Maka Aksiologi merupakan teori nilai,
penyelidikan mengenai kodrat, kriteria, dan status metafisik dan nilai. Atau ilmu yang
membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri.

5
2. Kaitan Pancasila dengan Ilmu Pengetahuan
Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia memiliki implikasi etis, yuridis,
dan politis bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Implikasi etis Pancasila
bersumber dari norma etik bernegara. Implikasi yuridis Pancasila dasat falsafah
negara adalah Pancasila menjadi sumber norma hukum bernegara. Implikasi politis
Pancasila adalah Pancasila sebagai ideologi nasional.

Berdasarkan sejarah pemikiran yang ada, kaitan Pancasila dengan ilmu


pengetahuan memang sudah awal sejak direncanakan secara akademik. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya Simposium dan Sarasehan Nasional dengan tema
“Pancasila sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan dan Pembangunan Bangsa” di
Yogyakarta pada 14-15 Agustus 2006.

M. Sastrapratedja melihat ada 2 peran utama Pancasila dalam hubungannya


dengan ilmu pengetahuan, yaitu:
1) Pancasila merupakan landasan bagi kebijakan pengembangan ilmu
pengetahuan
2) Pancasila menjadi landasan bagi etika Pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Pancasila Sebagai Landasan Etik Pengembangan Ilmu di Indonesia


Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pengetahuan dapat mengacu pada
beberapa jenis pemahaman (Tim Dosen Pancasila, 2014 dalam Winarno 2021 : 184 ).
1) Bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di
Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila.
2) Setiap ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di Indonesia
harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai factor internal
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri.
3) Nilai-nilai Pancasila sebagai rambu normatif bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
4) Setiap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus berakar dari
budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal dengan
istilah Indigenisasi Ilmu (Mempribumian Ilmu).
6
Apabila kita melihat sila demi sila, pancasila menunjukkan adanya panduan etika
dalam Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai berikut:

1) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, implementasi ilmu pengetahuan, perlu


menciptakan perimbangan antara rasional dan irasional, antara akal, rasa, dan
kehendak.
2) Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, memberikan dasar-dasar
moralitas vahwa manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi haruslah secara beradab.
3) Sila Persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia
bahwa rasa nasionalisme bangsa Indonesia akibat dari sumbangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
4) Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, mendasari pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi secara demokratis.
5) Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengimplementasikan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi haruslah menjaga
keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan, yaitu keseimbangan
keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan
Tuhannya, manusia dengan manusia lain, manusia dengan Masyarakat
bangsa dan negara serta manusia dengan alam sekitarnya.

Hakikat Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
juga dikemukakan Prof. Wahyudi Sediawan dalam Simposium dan Serasehan Nasional
pancasila sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan dan Pembangunan Bangsa (2006) dalam
makalahnya yang berjudul “Profesi Teknik dan Nilai-Nilai Luhur Pancasila”, sebagai
berikut:

1) Sila Pertama, memberikan kesadaran bahwa manusia hidup di dunia ibarat


sedang menempuh ujian dan hasil ujian akan menentukan kehidupannya
yang abadi di akhirat nanti.
2) Sila Kedua, memberikan arahan bersifat universal maupun khas terhadap
ilmuwan dan ahli teknik di Indonesia.
3) Sila Ketiga, memberikan landasan esensial bagi ilmuwan dan ahli teknik
Indonesia untuk menjunjung tinggi kerja sama yang sinergis antarindividu

7
dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing dan menghasilkan
produktivitas yang lebih tinggi daripda penjumlahan produktivitas
individunya.
4) Sila Keempat, memberikan arahan asa kerakyatan, yang mengandung arti
bahwa ilmuwan dan ahli teknik wajib memberikan kontribusi sebesar-
besarnya sesuai kemampuan untuk kemajuan negara.
5) Sila Kelima, memberikan arahan agar selalu diusahakan tidak terjadinya
jurang (gap) kesejahteraan diantara bangsa Indonesia.

(Syarbaini, 2013) berpendapat bahwa oengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


harus senantiasa berorietasi pada nilai-nilai Pancasila, sebagai berikut:

1) Sila Pertama, melengkapi ilmu pengetahuan menciptakan perimbangan


antara yang rasional dan irrasional antara rasa dan akal.
2) Sila Kedua, memberi arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan. Ilmu
dikembalikan pada fungsinya semula, yaitu kemanusiaan.
3) Sila Ketiga, mengimplementasikan universalisme dalam sila-sila yang lain,
sehingga suprasistem tidak mengabaikan sistem dan subsistem.
4) Sila Keempat, mengimbangi otodinamika ilmu pengetahuan dan teknologi
berevolusi sendiri dengan leluasa.
5) Sila Kelima, menekankan ketiga keadilan Aristoteles : keadilan distributif,
kontributif, dan komutatif.

C. Pancasila Sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan Di Indonesia

Secara etimologis paradigma dapat dijelaskan sebagai model teoritis atau kerangka
pemikiran ilmiah. Dari segi terminologi dapat dijelaskan sebagai pandangan dasar para
ilmuwan terhadap permasalahan pokok yang dipelajari oleh suatu cabang ilmu tertentu.
Dapat dikatakan bahwa paradigma ini merupakan alat bagi para ilmuwan untuk
merumuskan apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana cara terbaik
untuk menjawab, dan kaidah-kaidah apa yang harus dipatuhi untuk memahami
permasalahan.

Paradigma mencakup perspektif numerik, tetapi harus dilakukan oleh ilmuwan yang
mengikuti paradigma tersebut. Melalui paradigma, ilmuwan dapat menjelaskan dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan ilmiah. Pancasila sebagai paradigma keilmuan

8
merupakan perwujudan Pancasila dalam bidang keilmuan dan pedoman hidup
pengembangan ilmu pengetahuan.

Pancasila sebagai paradigma dimaksudkan bahwa Pancasila sebagai sistem nilai


acuan, kerangka acuan berpikir, pola acuan berpikir atau sebagai sistem nilai yang
dijadikan kerangka landasan:
kerangka cara, dan sekaligus kerangka arah/tujuan bagi 'yang menyandangnya. Yang
menyandangnya itu di antaranya: (1) pengembangan ilmu pengetahuan, (2)
pengembangan hukum, (3) supremasi hukum dalam perspektif pengembangan HAM, (4)
pengembangan sosial politik, (5) pengembangan ekonomi, (6) pengembangan
kebudayaan bangsa, dan (7) pembangunan pertahanan (Pipin Hanapiah, 2001).

Bahan dasar dan arah peranan dari nilai Pancasila adalah sebagai berikut:
1. Aspek ontologi:hakikat ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aktivitas
manusia yang tidak mengenal titik henti dalam upayanya untuk mencari dan
menentukan kebenaran dan kenyataan.
2. Aspek epistemologi: Pancasila dengan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya dijadikan metode berpikir
3. Aspek aksiologi: penggunaan energi yang terjadi dalam Pancasila sebagai
metode berpikir.

Berdasarkan pendapat sebelumnya Pancasila dapat memberi dasar-dasar aksiologis


dan ontologis bagi ilmu pengetahuan. Dasar-dasar aksiologis berhubungan dengan Peran
Pancasila sebagai kaidah moral atau nilai-nilai yang memandu perihal untuk apa ilmu
pengetahuan digunakan dan bagaimana kaidah moral/etik menggunakan ilmu
pengetahuan tersebut . Dasar ontologis, berkaitan dengan bagaimana sebuah
pengembangan kajian ilmu, khususnya ilmu-ilmu sosial "diisi" menurut sudut pandang
Pancasila.

D. Pancasila Sebagai Genetivus Objektivus dan Genetivus Subjectivus

Istilah Pancasila sebagai genetivus subjectivus dan genetive objectivus, dapat


ditelusuri dari pendapat Darji Darmodiharjo (2006) yang mengatakan Pancasila bisa
sebagai genetivus objectivus aupun genetivus subjectivus. Menurutnya, menempatkan

9
Pancasila ebagai subjek yang memberi penilaian terhadap segala sesuatu yang
menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Atau dengan perkataan
lain, sebagai genetivus subjektivus berarti pengansepsi Pancasila sebagai suatu sistem
filsafat Sebagai sistem filsafat. Pancasila dalam arti praktis dipandang sebagai produk
dan pandangan hidup, dan dalam arti praktis.

Sebagai genetivus objektivus, pancasila sebagaimana terumuskan dalam pembukaan


UUD 1945 itu merupakan satu kristalisasi nilai yang telah disepakati oleh para pendiri
Negara Republik Indonesia. Secara demikian, maka seluruh pengelolaan Negara, dan
juga produk hokum yang dihasilkannya sebagai aturan main dalam pengelolaan Negara,
harus merupakan derivasi dari nilai nilai yang terumuskan dalam Pancasila itu. Dengan
demikian, sepintas lalu, diandaikan terdapat nilai nilai fundamental yang tetap. Apayang
tetap dan fundamental itu, menurut Notonagoro, ialah hakikatb pancasila yang abstrak-
umum-universal. Dalam rangka pengaturan Negara, Notonagoro mengajukan konsep
pengertian pancasila yang bersifat umum- kolektif, dan lebih sempit lagi, khusus-
singular-kongkret. (Notonagoro, 1980 : 36-dst dalam (Pitojo, 2007)

Koento Wibisono (Mustafa Kamal Pasha, 2002) menyatakan bahwa bidang Elsafat
Pancasila dapat dibedakan menjadi dua, yakni filsafat Pancasila sebagai genetivus
objectivus dan filsafat Pancasila sebagai genetivus subjectivus Sebagai genetivus
objectivus, artinya nilai-nilai Pancasila dijadikan objek material dalam telaah filsafati.
Nilai-nilai Pancasila bisa dikaji secara teoretis akademik menurut sudut pandang aliran-
aliran filsafat tertentu. Misalnya, nilai-nilai Pancasila dikaji dari sudut pandang filsafat
pragmatisme, eksistensialisme, fenomenologis, dan lain-lain. Pemikiran ini bisa
menghasilkan keragaman pendapat karena menggunakan perspektif filsafat yang
berbeda-beda. Dapat dikemukakan beberapa simpulan perihal Pancasila dan kaitannya
dengan ilmu pengetahuan. Bahwa Pancasila dapat memberikan dasar-dasar baik
ontologi, epistemologi, dan aksiologi ilmu pengetahuan di Indonesia. Pancasila sebagai
dasar nilai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Pengertian
dasar nilai menggambarkan Pancasila suatu sumber orientasi dan arah pengembangan
ilmu. Dalam konteks Pancasila sebagai dasar nilai mengandung dimensi ontologis berarti
ilmu pengetahuan sebagai upaya manusia untuk mencari kebenaran yang tidak mengenal
titik henti. Dalam dimensi epistemologis, nilai- nilai Pancasila dijadikan pisau

10
analisis/metode berpikir dan tolok ukur kebenaran, misal dengan pendekatan gotong
royong.

Dasar epistemologis Pancasila yang merupakan kesinambungan dengan dasar


ontologis Pancasila adalah pengertian Pancasila yang substansial, yaitu pengetahuan
rasional yang realistis.

Dasar aksiologis Pancasila berguna untuk menghindarkan diri dari pengetahuan


ilmiah tentang kehidupan berbangsa dan bernegara yang cenderung menganggap bahwa
pengetahuan semata-mata berdasarkan pengalaman serta ilmu yang pasti (positivistis)
dan pragmatis.

11
BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

M. Sastrapartedja (2006) menyatakan ada 2 peran pancasila dalam hubungannya


dengan ilmu pengetahuan, yaitu pancasila merupakan landasan bagi kebijakan
pengembangan ilmu pengetahuan dan pancasila menjadi landasan abgi etika
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus senantiasa berorientasi pada


nilai-nilai Pancasila Sebaliknya Pancasila dituntut terbuka dari kritik, bahkan ia
merupakan kesatuan dari perkembangan ilmu yang menjadi tuntutan peradaban manusia.

Kekuatan bangunan ilmu terletak pada sejumlah pilar-pilarnya, yaitu pilar ontologi,
epistemologi,dan aksiologi. ketiga pilar tersebut dinamakan pilar- pilar
filosofis'keilmuan, berfungsi sebagai penyangga, penguat, dan bersifat integratif serta
Perequisite prerequinisite/ saling mempersyaratkan. Prinsip-prinsip berpikir ilmiah
diantaranya objektif, rasional, logis,metodologis dan sistematis. Peran Pancasila sebagai
paradigma pengembangan ilmu harus sampai pada penyadaran, bahwa fanatisme kaidah
kenetralan keilmuan atau kemandirian ilmu hanyalah akan menjebak diri seseorang pada
diatasi dengan semata-mata masalah-masalah yang tidak dapat berpegang pada kaidah
ilmu sendiri, khususnya mencakup pertimbangan etis, religius, dan nilai budaya yang
bersifat mutlak bagi kehidupanmanusia yang berbudaya.

B. SARAN

Makalah ini dibuat untuk memberikan informasi mengenaiPancasila sebagai dasar


nilai pengembangan ilmu. Untuk pengembangan lebih lanjut, penulis menyarankan
kepada pembaca agar:
A. Lebih memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalamkehidupan sehari-hari,
terutama sebagai dasar nilai pengembanganilmu.
B. Lebih mengkaji ilmu-ilmu dengan maksud untuk membangunkehidupan tanah air

12
DAFTAR PUSTAKA

Irawati nuraeni, D. A. (2022). Peranan Pancasila Sebagai Landasan Perkembangan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi. Journal Pendidikan Tambusai, 9986.

Kamal, P. M. (2002). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta : Citra Karsa Ma.

Ningsih, R. (2019). Pancasila Sebagai dasar Pengembangan Ilmu. Esa Unggul.

Pitojo, D. (2007). "YANG-TETAP" DAN "YANG-BERUBAH" DALAM PERSPEKTIF METAFISIKA PANCASILA.


JOURNAL FILSAFAT, 126.

Syarbaini, S. (2013). Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila. Bogor: Graha Ilmu.

Winarmo. (2021). Paradigma Baru Pendidikan Pancasila. Jakarta Timur: Bumi Aksara.

13

Anda mungkin juga menyukai