Group 8 ICP BIOLOGY - Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Group 8 ICP BIOLOGY - Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
MAKALAH
KELOMPOK 8
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah terkait "Pancasila Sebagai Dasar
Pengembangan Ilmu" tepat pada waktunya. Dan tidak lupa kita kirimkan shalawat
dan salam kepada nabi Muhammad SAW.
Kami berharap makalah yang kami susun dapat memberikan manfaat dan
inspirasi bagi para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan atau sains adalah suatu usaha sistematis dengan metode
ilmiah dalam pengembangan dan penataan pengetahuan yang dibuktikan dengan
penjelasan dan prediksi teruji sebagai pemahaman manusia tentang alam semesta dan
dunianya.
Pancasila merupakan ideologi dasar negara Indonesia yang terdiri atas lima
sila,yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila sendiri merupakan hasil dari perjuangan dan pengalaman sejarah bangsa
Indonesia dalam mencapai kemerdekaan dan membangun negara Pancasila juga
merupakan pandangan hidup bagi bangsa Indonesia yang mencerminkan nilai luhur
yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
2
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Aspek Historis
2. Aspek Sosiologis
3. Aspek Politis
Aspek politis pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di Indonesia dapat
dirunut ke dalam berbagai kebijakan yang dilakukan oleh para penyelenggara Negara,
diantaranya:
3
B. Pancasila dan Ilmu Pengetahuan
Kedudukan pada Pancasila menjadi ideologi dan landasan Negara selalu terjadi naik
turun dalam pemahaman maupun pelaksanaannya. Pancasila berdasarkan pada
pendekatan ontologisnya yakni nilai Pancasila mencakup sifat intrinsik dan ekstrinsik.
Pancasila bersifat intrinsic memiliki arti bahwa nilai pancasila berbentuk filsafati,
seluruh nilai landasannya sistematis serta rasional. Sedangkan pancasila bersifat
ekstrinsik yakni berupa pandangamn hidup, namun terdapat system nilai yang dipercaya
kebenarannya dalam ajaran yang berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan Rakyat
Indonesia. (Widisuseno, 2014 dalam (Irawati nuraeni, 2022)
1. Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan (Knowlegde) berbeda dengan pengetahuan (Science). Sedangkan
kata sains merupakan terjemahan dari sains itu sendiri. Dalam bahasa Indonesia, kata
“sains” diikuti dengan kata “sains”. Kata “sains” lazim digunakan, meskipun kata
tersebut dapat dikatakan “repetitif”, yakni kata yang terlalu sering digunakan
(Sapriya, 2012 dalam Winarno 2021: 176).
Setiap ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak setiap pengetahuan adalah ilmu.
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia
menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang
merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu. ilmu berada setingkat diatas
pengetahuan. Ilmu adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan bersifat
ilmiah. Lebih lanjut dikatakan 3 pengertian ilmu (Gie dalam Sapriya, 2012 dalam
Winarno 2021 : 177). Pengertian pertama lebih menekankan bahwa ilmu merupakan
pengetahuan yang sistematis. Pengertian ini telah dianut begitu luas dalam berbagai
ensiklopedi dan kepustakaan yang banyak membahas tentang ilmu. Pengertian kedua,
menekankan bahwa ilmu sebagai metode penelitian ilmiah. Pengertian ketiga
menekankan bahwa ilmu merupakan suatu proses aktivitas penelitian.
4
a) Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri atas satu golongan
masalah yang sama sifat hakikatnya, bentuknya tampak dari luar maupun dari
dalam.
b) Metodis. Upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalkan kemungkinan
terjadinya penyimpangan dalam mencari kebanaran.
c) Sistematis. Ilmu harus terurai dan terumus dalam hubungan yang teratur dan
logis.
d) Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebanaran yang bersifat
umum (tidak bersifat tertentu).
Ilmu di bagi menjadi 3 bidang utama, yaitu: Ilmualam, Ilmu social, dan ilmu
budaya (humaniora).
Ilmu pengetahuan alam adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu ilmu
yang objeknya merupakan benda-benda alam dengan hukum-hukum universal
tertentu. Ilmu-ilmu sosial adalah sekelompok disiplin ilmu yang mempelajari aspek-
aspek yang berkaitan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu budaya
(humaniora) adalah ilmu-ilmu yang meliputi filsafat, hukum, sejarah, bahasa, sastra,
seni, dan lain-lain Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Ilmu
Ontologi berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri atas 2 kata yaitu Ontos berarti
ada, dan logos berarti ilmu pengetahuan. Maka ontologi merupakan ilmu pengetahuan
tentang keberadaan.
Epistemologi berasal dari kata Episteme (pengetahuan) dan logos (ilmu yang
sistematis, teori). Maka Epistemologi merupakan teori atau ilmu pengetahuan tentang
metode dan sadar-dasar pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan batas-
batas pengetahuan dan validitas atau sah berlakunya pengetahuan itu.
Aksiologi berasal dari kata Axios yang artinya nilai atau sesuatu yang berharga
dan logos artinya pengetahuan, teori. Maka Aksiologi merupakan teori nilai,
penyelidikan mengenai kodrat, kriteria, dan status metafisik dan nilai. Atau ilmu yang
membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri.
5
2. Kaitan Pancasila dengan Ilmu Pengetahuan
Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia memiliki implikasi etis, yuridis,
dan politis bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Implikasi etis Pancasila
bersumber dari norma etik bernegara. Implikasi yuridis Pancasila dasat falsafah
negara adalah Pancasila menjadi sumber norma hukum bernegara. Implikasi politis
Pancasila adalah Pancasila sebagai ideologi nasional.
Hakikat Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
juga dikemukakan Prof. Wahyudi Sediawan dalam Simposium dan Serasehan Nasional
pancasila sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan dan Pembangunan Bangsa (2006) dalam
makalahnya yang berjudul “Profesi Teknik dan Nilai-Nilai Luhur Pancasila”, sebagai
berikut:
7
dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing dan menghasilkan
produktivitas yang lebih tinggi daripda penjumlahan produktivitas
individunya.
4) Sila Keempat, memberikan arahan asa kerakyatan, yang mengandung arti
bahwa ilmuwan dan ahli teknik wajib memberikan kontribusi sebesar-
besarnya sesuai kemampuan untuk kemajuan negara.
5) Sila Kelima, memberikan arahan agar selalu diusahakan tidak terjadinya
jurang (gap) kesejahteraan diantara bangsa Indonesia.
Secara etimologis paradigma dapat dijelaskan sebagai model teoritis atau kerangka
pemikiran ilmiah. Dari segi terminologi dapat dijelaskan sebagai pandangan dasar para
ilmuwan terhadap permasalahan pokok yang dipelajari oleh suatu cabang ilmu tertentu.
Dapat dikatakan bahwa paradigma ini merupakan alat bagi para ilmuwan untuk
merumuskan apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana cara terbaik
untuk menjawab, dan kaidah-kaidah apa yang harus dipatuhi untuk memahami
permasalahan.
Paradigma mencakup perspektif numerik, tetapi harus dilakukan oleh ilmuwan yang
mengikuti paradigma tersebut. Melalui paradigma, ilmuwan dapat menjelaskan dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan ilmiah. Pancasila sebagai paradigma keilmuan
8
merupakan perwujudan Pancasila dalam bidang keilmuan dan pedoman hidup
pengembangan ilmu pengetahuan.
Bahan dasar dan arah peranan dari nilai Pancasila adalah sebagai berikut:
1. Aspek ontologi:hakikat ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aktivitas
manusia yang tidak mengenal titik henti dalam upayanya untuk mencari dan
menentukan kebenaran dan kenyataan.
2. Aspek epistemologi: Pancasila dengan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya dijadikan metode berpikir
3. Aspek aksiologi: penggunaan energi yang terjadi dalam Pancasila sebagai
metode berpikir.
9
Pancasila ebagai subjek yang memberi penilaian terhadap segala sesuatu yang
menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Atau dengan perkataan
lain, sebagai genetivus subjektivus berarti pengansepsi Pancasila sebagai suatu sistem
filsafat Sebagai sistem filsafat. Pancasila dalam arti praktis dipandang sebagai produk
dan pandangan hidup, dan dalam arti praktis.
Koento Wibisono (Mustafa Kamal Pasha, 2002) menyatakan bahwa bidang Elsafat
Pancasila dapat dibedakan menjadi dua, yakni filsafat Pancasila sebagai genetivus
objectivus dan filsafat Pancasila sebagai genetivus subjectivus Sebagai genetivus
objectivus, artinya nilai-nilai Pancasila dijadikan objek material dalam telaah filsafati.
Nilai-nilai Pancasila bisa dikaji secara teoretis akademik menurut sudut pandang aliran-
aliran filsafat tertentu. Misalnya, nilai-nilai Pancasila dikaji dari sudut pandang filsafat
pragmatisme, eksistensialisme, fenomenologis, dan lain-lain. Pemikiran ini bisa
menghasilkan keragaman pendapat karena menggunakan perspektif filsafat yang
berbeda-beda. Dapat dikemukakan beberapa simpulan perihal Pancasila dan kaitannya
dengan ilmu pengetahuan. Bahwa Pancasila dapat memberikan dasar-dasar baik
ontologi, epistemologi, dan aksiologi ilmu pengetahuan di Indonesia. Pancasila sebagai
dasar nilai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Pengertian
dasar nilai menggambarkan Pancasila suatu sumber orientasi dan arah pengembangan
ilmu. Dalam konteks Pancasila sebagai dasar nilai mengandung dimensi ontologis berarti
ilmu pengetahuan sebagai upaya manusia untuk mencari kebenaran yang tidak mengenal
titik henti. Dalam dimensi epistemologis, nilai- nilai Pancasila dijadikan pisau
10
analisis/metode berpikir dan tolok ukur kebenaran, misal dengan pendekatan gotong
royong.
11
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kekuatan bangunan ilmu terletak pada sejumlah pilar-pilarnya, yaitu pilar ontologi,
epistemologi,dan aksiologi. ketiga pilar tersebut dinamakan pilar- pilar
filosofis'keilmuan, berfungsi sebagai penyangga, penguat, dan bersifat integratif serta
Perequisite prerequinisite/ saling mempersyaratkan. Prinsip-prinsip berpikir ilmiah
diantaranya objektif, rasional, logis,metodologis dan sistematis. Peran Pancasila sebagai
paradigma pengembangan ilmu harus sampai pada penyadaran, bahwa fanatisme kaidah
kenetralan keilmuan atau kemandirian ilmu hanyalah akan menjebak diri seseorang pada
diatasi dengan semata-mata masalah-masalah yang tidak dapat berpegang pada kaidah
ilmu sendiri, khususnya mencakup pertimbangan etis, religius, dan nilai budaya yang
bersifat mutlak bagi kehidupanmanusia yang berbudaya.
B. SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Irawati nuraeni, D. A. (2022). Peranan Pancasila Sebagai Landasan Perkembangan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi. Journal Pendidikan Tambusai, 9986.
Winarmo. (2021). Paradigma Baru Pendidikan Pancasila. Jakarta Timur: Bumi Aksara.
13