Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM CBIA

IKM & PKM


OBAT TRADISIONAL

Penyusun :

Nama : Shakti Putradewa F. (22210024)


Prodi : Farmasi
Hari/ tanggal : Senin, 26 Juni 2023
Kelompok :6
Dosen Pengampu : Dr.apt. Nunung Priyatni W.,
M.Biomed

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


POLITEKNIK KESEHATAN TNI AU ADUSUTJIPTO
YOGYAKARTA
2023
I. Tujuan
pemberdayaan masyarakat yang dapat digunakan dalam
mengedukasi masyarakat untuk memilih dan menggunakan obat yang
benar pada swamedikasi.
II. Dasar Teori
A. Pengertian
Apa itu CBIA?
Metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) atau “community
based interactive approach” merupakan salah satu kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang dapat digunakan dalam
mengedukasi masyarakat untuk memilih dan menggunakan obat
yang benar pada swamedikasi.
Apa tujuan dari swamedikasi?
Swamedikasi memberikan solusi murah, cepat, dan nyaman
dalam mengatasi penyakit ringan jika dilakuan berdasarkan
penggunaan obatan rasional. Swamedikasi akan menghemat
waktu dan biaya dalam mencari fasilitas kesehatan. Perilaku
swamedikasi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan
jika dilakukan dengan tidak tepat.
Menurut Permenkes No. 246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1,
obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
B. Alasan Digunakan Obat Tradisional
1. Lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun
ketersediaannya.
2. Sudah dipercaya sejak nenek moyang
3. Efek samping minimal
4. Kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu
seperti kanker
5. Semakin luas akses informasi mengenai obat tradisional di
seluruh dunia.
C. Aspek legal
WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional
termasuk obat herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit
kronis, dan degeneratif.
D. Klasifikasi Obat Tradisional
1. JAMU
Obat herbal, dibuat secara empiris berdasarkan pengalaman
dan bukti khasiat secara turun-temurun, dalam bentuk serbuk
seduhan, pil dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman serta
digunakan secara tradisional, mengacu pada resep peninggalan
leluhur, berkisar antara 5-10 macam bahan.
Contoh jamu: Kuku bima, Pegal linu, Rapet wangi, Buyung upik,
Batugin elixir, Kuldon, Antangin, Enkasari, Herbakof, Curmino
2. OBAT HERBAL TERSTANDAR
Bahan bakunya harus distandarisasi dan sudah diuji
farmakologi secara eksperimental (pada hewan coba), disajikan
dari ekstrak atau penyarian bahan alami , dapat berupa tanaman
obat, binatang, maupun mineral, tenaga kerja yang mendukung
dengan pengetahuan maupun keterampilan pembuatan ekstrak,
telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian pre-
klinik.
Contoh OHT: Diabmeneer, Diapet, Fitogaster, Fitolac, Glucogarp,
Ho Stimuno, Irex Max, Kiranti Pegal Linu, Kiranti Sehat Datang
Bulan, Kuat Segar, Lelap, Prisidii, Reumakur, Sehat Tubuh,
Songgolangit, Stop DiaPlus,Virugon, Tolak angin.
3. FITOFARMAKA
Sama dengan obat modern bahan bakunya harus
distandarisasi dan harus melalui uji klinik (pada manusia), dapat
disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya
yang telah terstandar, pembuatannya memerlukan tenaga ahli dan
biaya yang besar ditunjang dengan peralatan berteknologi
modern, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik
pada manusia.
Contoh fitofarmaka: Stimuno (Dexa Medica), X-Gra (Phapros),
Tensigard (Phapros), Rheumaneer (Nyonya mener), Nodiar (Kimia
Farma).
E. Sumber perolehan OT
1. Obat Tradisional Buatan Sendiri
 Dikembangkan pemerintah dalam bentuk TOGA.
2. Obat Tradisional Berasal Dari Pembuat Jamu/ Herbalist
 Jamu gendong,Battra, Herbalist dll.
3. Obat Tradisional Buatan Industri
 Jamu rematik, jamu singset dll.
F. Contoh Bahan Tanaman Obat
1. laos atau lengkuas,
2. lempuyang,
3. jahe,
4. kunyit,
5. kencur,
6. kapulaga,
7. mengkudu,
8. lidah buaya,
9. mahkota dewa,
10. sambiloto,
11. kejibeling,
12. temukunci,
13. temulawak,
14. temuireng, dan
15. dlingo atau dringo.
G. Jamu yang ditarik BPOM
54 merek, 46 tidak terdaftar di BPOM. Tersebar di Yogyakarta,
Banjarmasin, Medan, Mataram, Kendari, Lampung, Banda Aceh,
Pontianak, Pekanbaru, Kupang, Makasar, Bengkulu, Padang,
Bandung dan Jakarta.
Disebabkan oleh :
1. Efek samping yang ditimbulkan
2. Dicampur dengan obat modern, seperti : Kortikosteroid,
Furosemid, Siproheptadin, Metampiron dll.
Contoh jamu yang ditarik oleh BPOM:
Pacegin Kapsul Alami, Neo Gemuk Sehat merek: S.Munir,
Ganoderma kapsul, Sela kapsul, Bima Kudra tablet, Ajib kapsul,
Kamasutra kapsul, Asam Urat Flu Tulang Cap Unta, Akar Baru
Kina Tablet, Ramuan Cina kapsul, Dasa Agung Dua serbuk,
Sesak Nafas serbuk, Sari Bunga Segar Bugar serbuk, Jawa
Dwipa cap daun Samiroto, Pria Dewa ocema kapsul, Golden
Herbal kapsul, Obat Kuat dan Tahan Lama Ratu Madu Plus, Pegal
Linu Asam Urat cap Burung Gelatik, Akar Sakti Asam Urat Flu
Tulang Stroke, Asam Urat Pegal Linu Cikungunya, Asam Urat Flu
Tulang Karisma Sehat, Sinar Manjur SMR serbuk, Runrat tablet,
Ramuan Shinshe kapsul, Sehat Sentosa Gemuk Sehat serbuk,
Serbuk Dewa, Sumber Sehat Perempuan serbuk, Sumber Sehat
Ambein Sehat serbuk, Cakra Sehat Sesak Nafas serbuk, Serbuk
Halus Asam Urat, Karisma Sehat Pria dan Wanita.
H. Pembahasan
Metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) atau “community
based interactive approach” merupakan salah satu kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang dapat digunakan dalam
mengedukasi masyarakat untuk memilih dan menggunakan obat
yang benar pada swamedikasi. Tujuannya memberikan solusi
murah, cepat, dan nyaman dalam mengatasi penyakit ringan jika
dilakuan berdasarkan penggunaan obatan rasional. Swamedikasi
akan menghemat waktu dan biaya dalam mencari fasilitas
kesehatan. Perilaku swamedikasi dapat menyebabkan berbagai
masalah kesehatan jika dilakukan dengan tidak tepat.
Menurut Permenkes No. 246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1,
obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

Alasan digunakan obat tradisional yaitu: Lebih mudah dijangkau


masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya, Sudah dipercaya
sejak nenek moyang, Efek samping minimal, Kegagalan
penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu seperti kanker,
Semakin luas akses informasi mengenai obat tradisional di seluruh
dunia.

Klasifikasi Obat Tradisional:

1. JAMU
Obat herbal, dibuat secara empiris berdasarkan pengalaman
dan bukti khasiat secara turun-temurun, dalam bentuk serbuk
seduhan.
2. OBAT HERBAL TERSTANDAR
Bahan bakunya harus distandarisasi dan sudah diuji
farmakologi secara eksperimental (pada hewan coba).
3. FITOFARMAKA
Sama dengan obat modern bahan bakunya harus
distandarisasi dan harus melalui uji klinik (pada manusia).
Contoh Bahan Tanaman Obat: laos atau lengkuas, lempuyang,
jahe, kunyit, kencur, kapulaga, mengkudu, lidah buaya, mahkota
dewa, sambiloto, kejibeling, temukunci, temulawak, temuireng, dan
dlingo atau dringo.

Dari hasil metode CBIA yang digunakan kepada 8 orang


responden, didapati hasil yang memuaskan, di mana sebelumnya
pengetahuan tentang obat tradisional minim menjadi lebih luas.
Untuk hasil dari pretest dan posttest beberapa responden
mengalami peningkatan nilai sedangkan beberapa yang lainnya
tetap. Hasil nilai rata-rata post test adalah 77,5 sedangkan untuk
pretest 82,5.

Ada responden yang bertanya mengapa harus digunakan obat


tradisional? Kenapa tidak obat kimia saja?

Kami menanggapi bahwa obat tradisional lebih mudah dijangkau


masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya, sudah dipercaya
sejak nenek moyang, efek samping minimal, kegagalan
penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu seperti kanker,
semakin luas akses informasi mengenai obat tradisional di seluruh
dunia.

I. Lampiran

No. Pretest Posttest


1.

2.

3.
4.

5.

6.
7.

8.

Nilai 60+80+80+60+100+80+8 100+80+80+60+100+100+6


Rata 0+80 0+80
-rata 8 8
= 620 = 660
8 8

= 77,5 = 82,5

J. Kesimpulan
Obat tradisional merupakan alternatif pengobatan yang
banyak diminati masyarakat karena memiliki kelebihan-kelebihan
seperti bahan alami, lebih terjangkau, dan memiliki efek samping
yang lebih sedikit. Namun, perlu diingat bahwa penggunaannya
harus dilakukan dengan bijak dan hati-hati.
Dari hasil metode CBIA yang digunakan kepada 8 orang
responden, didapati hasil yang memuaskan, di mana sebelumnya
pengetahuan tentang obat tradisional minim menjadi lebih luas.
Untuk hasil dari pretest dan posttest beberapa responden
mengalami peningkatan nilai sedangkan beberapa yang lainnya
tetap. Hasil nilai rata-rata post test adalah 77,5 sedangkan untuk
pretest 82,5.
K. Daftar Pustaka
Puspitasari, Ika. 2020. Pentingnya Mengenal Kembali Jenis Obat
Tradisional pada Masa Pandemik Covid-19
Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Negeri Yogyakarta
https://farmasi.ugm.ac.id/id/pentingnya-mengenal-kembali-jenis-
obat-tradisional-pada-masa-pandemik-covid-19/
(diakses pada tanggal 11 Juli 2023)

Farmalkes, Setditjen. 2014. Mencerdaskan Masyarakat dalam


Penggunaan Obat melalui Metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA)
https://farmalkes.kemkes.go.id/2014/09/mencerdaskan-
masyarakat-dalam-penggunaan-obat-melalui-metode-cara-belajar-
insan-aktif-cbia/
(diakses pada tanggal 11 Juli 2023)

Anda mungkin juga menyukai