Anda di halaman 1dari 2

“RADEN DEWI SARTIKA TOKOH PERINTIS PENDIDIKAN DI TANAH PASUNDAN”

Dewi Sartika lahir di Bandung pada tanggal 4 Desember 1824. Beliau terlahir dari keluarga Sunda, yakni
dari Nyi Raden Rajapermas dan Raden Somanagara. Ayah beliau yaitu Raden Somanagara adalah
seorang pejuang kemerdekaan, Sang ayah dihukum dan di buang ke pulau Ternate hingga meninggal oleh
pemerintahan Belanda. Sepeninggalan ayahnya, Dewi Sartika di rawat oleh pamannya (kakak ibunya)
yang berkedudukan sebagai patih di Cicalengka. Paman beliau mengajarkan mengenai kesundaan
sedangkan kebudayaan barat di ajarkan oleh seorang Nyonya Asisten Residen bangsa Belanda.

Dewi Sartika di sekolahkan ke sekolah Belanda oleh orang tua nya. Beliau dari kecil sudah menunjukan
minatnya dibidang pendidikan, Beliau juga sering berperan sebagai guru ketika bermain sekolah-
sekolahan bersama temannya. Dewi Sartika merupakan salah satu anak yang mampu baca tulis dan bisa
mengajarkan kepada anak-anak pembantu kepatihan.

Dewi Sartika mendirikan sekolah di Bandung pada tahun 1904, Beliau berpikir agar anak-anak
perempuan disekitarnya bisa berkesempatan menuntut ilmu. Sekolah tersebut bernama "Sakola Isteri" dan
hanya mempunyai 2 kelas karena tidak cukup ia harus meminjam ruang kepatihan Bandung, di sekolah
tersebut hanya belajar berhitung, membaca, menjahit, menyulam dan pelajaran agama. Sekolah tersebut
mendapat perhatian positif dari masyarakat, kemudian sekolah tersebut dipindahkan ke tempat yang luas.
Beliau sangat terampil dalam mendidik anar-anak agar bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik.

Di tanah Pasundan berdirilah Sakola lsteri yang dikelola oleh perempuan-perempuan Sunda yang
memiliki cita-cita yang sama dengan Dewi Sartika. Pada tahun 1914, nama sekolah tersebut diganti
menjadi "Sakola Kautamaan Istri" dan pada bulan September tahun 1929, Dewi Sartika mengadakan
peringatan pendirian atas jasanya dibidang pendidikan, Sekolah tersebut yang sudah berumur 25 tahun
kemudian Beliau ganti namanya menjadi "Sakola Raden Dewi". Pada tahun 1996, Dewi Sartika sudah
diakui oleh pemerintahan Indonesia sebagai Pahlawan Nasional yaitu tokoh perintis pendidikan bagi
kaum wanita.

Dewi Sartika meninggal karena penyakit gulanya yang kronis. Beliau meninggal pada tanggal 11
September 1947 di Cigagadoon, Desa Rahayu, Kec. Cineam, Tasikmalaya. Beliau berjuang dan
berperang melalui pendidikan begitu halnya orang-orang yang berperang melalui perang frontal seperti
angkat senjata.
BIODATA PENULIS

Nama : Firman Maulana Putra

Tempat, Tanggal lahir : Bandung, 03 November 2003

Sekolah : SMK Umi Kulsum Banjaran ( Jl. Sindang Panon No. 31, Kec. Banjaran )

Alamat : Kp. Madur Tonggoh Rt 03/Rw 06, Desa Sukamaju, Kec. Cimaung, Kab. Bandung

E-mail : fm8067499@gmail.com

No. Handphone : 085794872359

Anda mungkin juga menyukai