TK-PM - Kelompok 6 - Fungsi Perencaan Dan Pengambilan Keputusan
TK-PM - Kelompok 6 - Fungsi Perencaan Dan Pengambilan Keputusan
Disusun Oleh:
Kelompok 6
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis berupa
makalah yang berjudul “FUNGSI PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
” ini dengan baik dan tanpa suatu kendala berarti.
Tidak lupa kami dari kelompok 6 mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Mata Kuliah Pengantar Manajemen, Bapak Ridfan Rifadly Abadi, S.E., M.M. Yang telah
membimbing dan memberi arahan dalam penyusunan makalah ini. Begitu pula kepada
teman-teman seperjuangan yang telah memberi masukan dan pandangan kepada
kami selama menyelesaikan makalah ini.
Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Karenanya, kami menerima kritik serta saran yang
membangun dari pembaca agar kami dapat menulis makalah secara lebih baik pada
kesempatan berikutnya.
Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat dan berdampak besar
sehingga dapat memberi inspirasi bagi para pembaca, terutama teman-teman
sekalian.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Pengertian Perencanaan..............................................................................3
2.2 Tujuan, Manfaat, dan Fungsi Perencanaan...................................................8
2.3 Dasar Pemikiran Perencanaan....................................................................11
2.4 Lingkup dan Jenis Perencanaan..................................................................11
2.5 Proses Perencanaan...................................................................................13
2.6 Kendala-Kendala Perencanaan...................................................................20
2.7 Pembuatan Keputusan................................................................................23
2.8 Gaya dalam Pengambilan Keputusan.........................................................21
BAB III............................................................................................................................28
PENUTUP......................................................................................................................28
3.1 Kesimpulan..................................................................................................28
3.2 Saran...........................................................................................................28
3.3 Studi Kasus..................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................35
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terdapat beberapa organisasi atau perusahaan saat ini mengalami masalah
yang serius yang dapat mengancam berdirinya perusahaan tersebut. Masalah yang
ada tidak selalu dari hal yang besar melainkan dari hal-hal kecil yang selalu
diremehkan atau terabaikan. Dalam sebuah organisasi atau perusahaan perlu
melakukan suatu perencanaan yang dibutuhkan dalam setiap kegiatannya. Hal ini
yang kurang diperhatikan secara detail baik oleh manajer dan para anggota.
Pengetahuan dan pengalaman sangat diperlukan dalam melakukan manajemen
sebuah organisasi atau perusahaan.
Suatu perencanaan penting dilakukan karena merupakan sebuah proses dasar
manajemen. Perencanaan diperlukan dalam setiap kegiatan baik itu kegiatan
organisasi perusahaan maupun kegiatan di masyarakat. Perencanaan ada dalam
setiap fungsi-fungsi manajemen karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat
melaksanakankeputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Salah
satu tujuan dibuat perencanaan untuk melihat program-program yang akan dijalankan
untuk meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan-tujuan organisasi di waktu yang
akan datang. Perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan
kreatif. Sehingga manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya tapi lebih
menjadi peserta aktif dalam dunia perusahaan.
Kegiatan pengambilan keputusan dilakukan oleh seorang manajer atau
administrator yang meliputi pengidentifikasian masalah, pencarian alternatif masalah,
evaluasi penyelesaian, dan pengambilan alternatif terbaik. Kemampuan seorang
pimpinan dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan jika mampu mengetahui dan
menguasai teori dan teknik pengambilan keputusan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Perencanaan?
2. Bagaimanakah Tujuan, Manfaat, dan Fungsi Perencanaan?
3. Bagaimana Dasar Pemikiran Perencanaan?
4. Apa saja Lingkup dan Jenis Perencanaan?
5. Bagaimanakah Proses Perencanaan?
6. Apa Kendala-Kendala Perencanaan?
7. Apa itu Pembuatan Keputusan?
8. Bagaumana Gaya Dalam Pengambilan Keputusan?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Pengertian Perencanaan
2. Untuk Mengetahui Tujuan, Manfaat, dan Fungsi Perencanaan
3. Untuk Mengetahui Dasar Pemikiran Perencanaan
4. Untuk Mengetahui Lingkup dan Jenis Perencanaan
5. Untuk Mengetahui Proses Perencanaan
6. Untuk Mengetahui Kendala-Kendala Perencanaan
7. Untuk Mengetahui Pembuatan Keputusan
8. Untuk Mengetahui Gaya Dalam Pengambilan Keputusan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perencanaan
Perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menentukan tujuan
serta sasaran yang ingin dicapai dengan mengambil langkah-langkah strategis guna
mencapai tujuan tersebut. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan dan prosedur
yang berarti menentukan apa, bagaimana, kapan, di mana dan siapa. Perencanaan
merupakan suatu fungsi yang mencakup proses menentukan tujuan, kebijakan,
produk, jasa, alat-alat, pengeluaran, jadwal, lokasi, personalia, hubungan organisasi,
dan berbagai hal lain yang berkaitan. Perencanaan bisa berdasarkan fakta dan
dugaan. Dengan meningkatnya jumlah fakta yang tersedia, penggunaan dugaan dapat
diminimalisasikan, sehingga kesalahan perencanaan dapat dikurangi.
Perencanaan juga dapat dipandang sebagai usaha penetapan sasaran yang
ingin dicapai, tindakan yang harus dilakukan untuk mencapainya, menunjukkan jabatan
organisasi yang harus melakukannya, serta pejabat yang harus bertanggung jawab
terhadap berbagai tindakan yang diperlukan. Walaupun masa depan sulit diramalkan
namun perencanaan tetap harus dilakukan untuk menghindari ketergantungan
terhadap hal-hal yang bersifat kebetulan saja. Dengan adanya perencanaan,
keputusan yang diambil selalu berdasarkan tujuan, pengetahuan dan perhitungan yang
matang.
Sebuah proses produksi sepatu berhenti tiba-tiba karena belum tersedianya
lem perekat sebagai salah satu komponen pembuatan sepatu. Akibatnya perusahaan
tersebut mengalami kerugian yang sangat besar hanya karena lupa membeli lem
perekat. Ilustrasi tersebut merupakan suatu contoh apabila seorang manajer tidak
menggunakan perencanaan. Dengan adanya perencanaan yang baik maka seorang
manajer akan bisa menghindari kerugian, mudah mengetahui berbagai hal yang harus
ia lakukan dan strategi yang harus ia ambil untuk menyelesaikan hambatan yang
mungkin muncul.
Suatu perencanaan tergantung pada besar dan tujuan organisasi serta fungsi
atau kegiatan khusus manajer. Misal, untuk perusahaan-perusahaan konveksi, lebih
cenderung hanya membuat rencana-rencana jangka pendek dalam disain dan
pembelian, karena kegiatan-kegiatannya sangat dipengaruhi oleh perubahan-
perubahan mode. Toko buku atau kelontong bahkan hanya memusatkan perhatiannya
pada tujuan-tujuan musiman atau tahunan. Tetapi perencanaan jangka panjang tetap
dibutuhkan untuk penarikan personalia, pengembangan teknik-teknik produksi dan
sebagainya. Bagaimanapun juga, manajer hendaknya memahami peranan baik
perencanaan jangka panjang maupun jangka pendek dalam kerangka perencanaan
keseluruhan.
Kebutuhan akan perencanaan ada di semua tingkatan dan pada kenyataannya
meningkat di mana tingkatan tersebut mempunyai dampak potensial terbesar terhadap
sukses organisasi atau tingkatan manajemen atas. Manajer puncak biasanya
mencurahkan sebagian besar waktu perencanaan mereka untuk rencana-rencana
jangka panjang dan strategi-strategi organisasi. Manajer pada tingkatan bawah
merencanakan terutama bagi kelompok kerjanya dan untuk jangka pendek.
Hasil suatu proses perencanaan yang baik harus memiliki sejumlah
kemampuan organisasi yang berasal dari kekuatannya sendiri, seperti:
1. Kemampuan memprediksi. Kegiatan perencanaan selalu berkaitan dengan
masa yang akan datang, oleh sebab itu kemampuan memprediksi sangat
penting. Berbagai teknik manajemen yang ada sekarang dapat digunakan
untuk membantu kemampuan memprediksi tersebut.
2. Kemampuan menghitung biaya. Penyusunan perencanaan biasanya sampai
dengan penyusunan anggaran, oleh sebab itu perencana yang profesional
harus memiliki kemampuan di bidang penyusunan anggaran.
3. Kemampuan komunikasi. Perencanaan umumnya berkaitan dengan kegiatan
untuk memadukan berbagai kepentingan yang berbeda-beda. Perencanaan
harus mampu menjembatani perbedaan-perbedaan tersebut, sehingga dapat
menghasilkan suatu perencanaan yang terpadu.
4. Kemampuan menguasai teknik-teknik manajemen. Seiring dengan
perkembangan IPTEK, teknik-teknik manajemen juga berkembang pesat.
Perencanaan pada umumnya berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya
yang sebaik-baiknya, atau pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan
sumber daya yang sehemat hematnya. Untuk itu penguasaan berbagai teknik
manajemen yang berkaitan dengan optimalisasi sangat diperlukan.
5. Kemampuan pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja dilakukan untuk
mengetahui hasil/pencapaian kinerja pada periode waktu tertentu. Evaluasi dari
hasil pengukuran kinerja diperlukan oleh pengambil keputusan dalam
menetapkan kebijakan lebih lanjut.
Dari uraian di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Perencanaan
adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah ditetapkan;
rencana harus diimplementasikan. Setiap saat selama proses implementasi dan
pengawasan, rencana-rencana mungkin memerlukan modifikasi agar tetap berguna.
‘Perencanaan kembali” kadang-kadang dapat menjadi faktor kunci pencapaian sukses
akhir. Oleh karena itu perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas,
agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat mungkin.
Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuatan keputusan (decision
making), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk
memecahkan suatu masalah tertentu. Keputusan-keputusan harus dibuat pada
berbagai tahap dalam proses perencanaan. Dengan kata lain, perencanaan adalah
usaha formal organisasi/perusahaan (bersama individu yang terlibat di dalamnya)
untuk berpikir ke depan, meramalkan (prediksi), mengontrolnya, dan mengambil
keputusan secara terpadu.
Pada dasarnya perencanaan adalah proses pengambilan keputusan dari
sejumlah pilihan, untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki. Perencanaan pada
umumnya harus memiliki, mengetahui dan memperhitungkan beberapa unsur pokok,
yaitu: (1) tujuan akhir yang dikehendaki, (2) sasaran-sasaran dan prioritas untuk
mewujudkannya (yang mencerminkan pemilihan dari berbagai alternatif), (3) jangka
waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut, (4) masalah-masalah yang dihadapi, (5)
modal atau sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya, (6)
kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk melaksanakannya, (7) orang, organisasi, atau
badan pelaksananya, dan (8) mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan
pelaksanaannya.
Untuk dapat melakukan perencanaan dengan baik diperlukan informasi yang
memadai, seperti statistik. Oleh karena itu menjadi tugas manajemen untuk
mengupayakan tersedianya informasi yang dibutuhkan dan mengembangkan
metodologi pengolahan informasi untuk memenuhi kebutuhan perencanaan. Ada
berbagai sifat perencanaan, yang tergantung dari cara melihat atau pendekatannya.
Dari segi ruang lingkup tujuan dan sasarannya, perencanaan dapat bersifat nasional,
sektoral dan spasial. Terkait dengan itu, perencanaan dapat berupa perencanaan
agregatif atau komprehensif dan parsial. Dalam jangkauan dan hierarkinya, ada
perencanaan tingkat pusat dan tingkat daerah. Dari jangka waktunya, perencanaan
dapat bersifat jangka panjang, menengah, atau jangka pendek. Dilihat dari arus
informasi, perencanaan dapat bersifat dari atas ke bawah (top down), dari bawah ke
atas (bottom up), atau kedua-duanya. Dari segi ketetapan atau keluwesan proyeksi ke
depannya, perencanaan dapat bersifat indikatif atau preskriptif. Sedangkan produk
perencanaan dapat berbentuk rencana (plan), kebijaksanaan, peraturan, alokasi
anggaran, program, atau proyek.
2.2 Tujuan, Manfaat, dan Fungsi Perencanaan
1. Tujuan Perencanaan
Robbins dan Coulten mengemukakan beberapa tujuan perencanaan, yaitu:
Memberikan Pengarahan
Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengaraha baik untuk manajer maupun
karyawan non-manajerial. Dengan rencana, karyawan atau anggota dapat mengetahui
apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, organisasi
dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri serampangan, sehingga kerja
organisasi kurang efisien.
Mengurangi Ketidakpastian.
Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seoranf manajer
membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan,
memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk
menghadapinya.
Meminimalisir Pemborosan
Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan
terencana, karyawan dapat bekerja lebih efisien dan mengurangi pemborosan. Selain
itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus
hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.
Menetapkan Tujuan Standar
Tujuan keempat adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam
fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevaluasian. Proses
pengevaluasian adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada.
Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.
Tujuan lain dari perencanaan adalah:
a. Untuk memberikan arah dan tujuan bagi perusahaan atau organisasi.
b. Dapat ditentukan suatu pedoman sebagai standar/ukuran untuk mengurangi
ketidakpastian serta perubahan di masa mendatang.
c. Dengan perencanaan dapat diukur berhasil tidaknya suatu pekerjaan
sehingga akan mempermudah pengawasan.
d. Membantu memperkirakan peluang di masa mendatang.
e. Dengan perencanaan akan timbul efisiensi sehingga pengeluaran biaya
dapat ditekan.
2. Manfaat Perencanaan
Perencanaan adalah hal yang sangat penting bagi organisasi untuk tercapainya
tujuan. Hal ini dilakukan suapaya tercapainya rencana atas keputusan yang sudah
dibuat dengan semaksimal mungkin. Adapun manfaat perencanaan yaitu:
a. Suatu bentuk perencanaan dapat membuat pelaksaan tugas menjadi tepat
dan kegiatan tiap unit akan terorganisir dengan baik menuju arah yang
sama.
b. Suatu perencanaan yang disusun dari penelitian yang akurat akan
menghindarkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
c. Suatu perencanaan memuat standar atau batasan tindakan dan biaya akan
memudahkan pelaksanaan pengawasan.
d. Perencaaan bisa dipakai sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan
sehingga aparat pelaksana memiliki irama atau gerak dan pandangan yang
sama untuk mencapai tujuan perusahaan.
3. Fungsi Perencanaan
Adapun fungsi perencanaan, yaitu:
a. Mengurangi ketidakpastian serta perubahan pada waktu mendatang.
Waktu yang akan datang bersifat tidak statis, akan tetapi selalu bersifat
dinamis dan berubah-ubah, oleh karena itu diperlukan adanya perencanaan.
Sebelum melakukan sesuatu untuk waktu yang akan datang, lebih dulu dibuat
suatu pedoman atau dasar atau standar dimana standar ini dapat dipakai
sebagi ukuran. Walaupun demikian sering terjadi bahwa kejadian-kejadian di
masa mendatang kurang sesuai atau timbul penimpangan dari rencana semula.
Dalam ini, yang penting adalah memilih suatu cara yang dianggap paling tepat
untuk mencapai tujuan.
b. Mengarahkan Perhatian Pada Tujuan
Perencanaan dibuat untuk di gunakan sebai penentu arah dalam
mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Dengan demikian jelaslah bahwa
perencanaan mempunyai fungsi untuk mengarahkan perhatian kepada tujuan
tersebut. Perencanaan yang baik akan memberikan arah dari masing-masing
bagian dalam organisasi menuju kepada satu sasaran/tujuan yang telah
ditetapkan.
c. Memperingan Biaya
Dengan adanya perencanaan memungkinkan diadakan penghematan
ongkos-ongkos sebab semua kegiatan dapat dilakukan secara efisien dan
efektif.
d. Merupakan Sarana Untuk Mengadakan Pengawasan
Hasil kerja yang telah dicapai oleh seseorang sulit untuk diukur
keefektifannya tanpa adanya perencanaan. Seperti telah di uraikan di muka,
bahwa pengawasan dilakukan dengan membandingkan apa yang telah
dilakukan dengan apa yang telah direncanakan.
2.3 Dasar Pemikiran Perencanaan
Suatu perencanaan selalu mengambil tindakan yang rasional dengan cerdas.
Tetapi sebenarnya, suatu tindakan berpikir cerdas tersebut merupakan pemikiran
tentang suatu subjek dari banyak pendapat. Termasuk juga para pendukung kebijakan
substantif yang membuat suatu perencanaan melalui proses pemikiran rasional,
Mereka menyebutnya proses perencanaan ini sebagai tindakan yang rasional karena
argumen yang ada dapat merekonstruksi dan membuat kesimpulan sehingga orang
lain yg dipimpin dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang sama. Sebuah diskusi
intelektual atau cendekiawan mempunyai kritk ideologis yang dapat memperkaya suatu
proposal perencanaan. Tetapi, kritik ideologis ini sudah semakin berkurang perannya
sebagai pengambilan keputusan dalam perencanaan.
Jadi, seorang pengambil keputusan biasanya dilibatkan dengan banyak
argumen yang dibuat oleh para pendukung tindakan serta dihadapkan dengan
masalah menilai suatu tindakan dari berbagai argumen tersebut agar dapat diterima.
Bagi mereka informasi yang diberikan oleh suatu kritik ideologis merupakan rambu
yang berguna tentang apa yang mungkin mendasari proposal. Kritik ini digunakan
untuk mengevaluasi argumen, menilai tempat untuk penerimaan dan kesimpulan.
Selain itu, seorang pengambil keputusan akan menggabungkan tuntutan tertentu dan
proposalnya menjadi satu pilihan tang rasional secara keseluruhan. Sehingga dapat
menjadi kesimpulan yang dinilai sebagai intelegensi/ kecerdasan. Jadi, proses
perencanaan rasional itu adalah menggunakanpengambil keputusan harus mempunyai
dpendukung tertentu untuk menyajikan argumen dan menggunakan prosedur
intelegensi dalam menentukan keinginan praktis.
Suatu perencanaan identik dengan suatu sistem analisis yaitu dalam konteks
yang berbeda, disebut dengan penelitian operasional. Beer (1966) menggambarkan
penelitian operasional sebagai berikut: "Penelitian operasional adalah serangan ilmu
modern terhadap masalah kompleks yang timbul dalam arah dan pengelolaan sistem
besar laki-laki. Mesin, s material dan uang dalam industri, bisnis, pemerintah dan
pertahanan. Pendekatan distinctive adalah untuk mengembangkan model scientifik
dari sistem, menggabungkan ukuran faktor kesempatan dan risiko tersebut, yang dapat
digunakan untuk memprediksi dan membandingkan hasil dari keputusan alternatif,
strategi dan kontrol. Tujuannya adalah untuk membantu manajemen menentukan
kebijakan dan tindakan ilmiah."
Pertumbuhan Manusia
Pertumbuhan manusia merupakan alasan mengapa kita harus mempunyai
rencana, atau bisa disebut alasan dari teori perencanaan. Maksudnya adalah
pertumbuhan manusia merupakan sudut pandang yang diambil dalam proses
pembangunan framework konseptual untuk memikirkan perencanaan. Pertumbuhan
mamusia mempunyai dua aspek yaitu pertumbuhan sebagai produk dan sebagai
proses menuju hasil yang sama. Tujuan dari proses pertumbuhan ini sendiri terkadang
tidak saja ditujukan untuk mendapatkan hasil, tetapi juga kemampuan untuk mencapai
pertumbuhan yang masih berlanjut. Sebagai sebuah produk, pertumbuhan tidak bisa
diukur secara numerik seperti pooulasi meningkat, GNP, dan Indeks standar hidup.
Sedangkan pertumbuhan sebagai sebuah proses mengacu dalam pembelajaan dan
kreativitas.
Alasan pertumbuhan manusia sebagai akhir perencanaan, yaitu karena
pertumbuhan sebagai pedoman pembangunan diri sendiri, serta ketersediannya model
pertumbuhan. Maka dari itu, banyak para ahli atau peneliti menilai bahwa pertumbuhan
merupakan konsep verifikasi secara empiris dan sebuah kondisi pertumbuhan tersebut
bersifat terbuka untuk analisis dan manipulasi. Pertumbuhan manusia sendiri terkait
dengan pembimbing diri sendiri. Banyak hambatan yang ditemukan dalam argumen
mengenai dua aspek tersebut, yaitu masalah distribusi sumber daya. Maka cara untuk
menghapuskan hambatan pertumbuhan manusia berarti harus dengan mengubah diri
kita sendiri.
Alasan lain terletak pada kesadaran. Kesadaran menurut Deutsh (1966)
merupakan tingkat tertinggi feedback atau umpan balik sebagai proses informasi yang
dihasilkan dalam tindakan. Karena manusia memiliki kesadaran, maka kapasitas
mereka untuk belajar adalah jauh lebih besar daripada mesin yang paling canggih.
Tetapi kedasaran ini tidak perlu dianggap sesuatu yang sama sekali diluar pemahaman
kita. Menurutnya juga kesadaran dibagi menjadi dua yaitu, kesadaran sederhana
dimana sebuah variabel dipertahankan konstan. Kedua adalah kesadaran yang
berperilaku sebagai objek. Kesadaran juga penting menurut dia karena berkaitan
dengan penentuan nasib sendiri.
Demikian juga menurut ahli Bucdey (1967) yang menekankan pentingnya sosial
terhadap lingkungan sosial. Sedangkan Etzioni (1968) juga menghubungkan konsep
panduan diri dengan orang-orang dari kesadaran dan pertumbuhan. Mereka
menganggap pertumbuhan manusia sebagai ideal dalam arti manusia dapat
mengubah lingkungan fisik dan memanfaatkan sumber daya. Dalam arti kedua,
pertumbuhan dinilai sebahai panduan diri.
Ketiga adalah pertumbuhan sebagai prinsip evolusi, yaitu peningkatan berbagai
pencapaian tujuan yg dalam kehidupan organisme adalah prinsip yang mendasari
proses evolusi.
Petumbuhan termasuk dalam model sibernetika (cybernetics). Model ini mampu
untuk menjelaskan perilaku mencari tujuan Model ini memberikan penjelasan serta
menyimpulkan adanya ujung dari perilaku nyata seperti proses umpan balik. Ujung
perilaku tersebut berhubungan dengan pola arus informasi. Model pertumbuhan tidak
memberikan arahan dalam mengamati pertumbuhan, mereka hanya menunjukan
konkret "real" untuk peningkatan pertumbuhan. Seperti yang dikatakan oleh Buckley
(1967) yang telah membedakan dua proses dalam membanguna dua jenis umpan
balik, yaitu morphotasis dan morfogenesis. Morphotasis adalah proses dimana sebuah
sistem mempertahankan apa yang telah diberikan. Jenis umpan balik yang terdapat
dalam morphotasis adalah umpan balik negatif. Sedangkan, morfogenesis mengacu
pada proses yang cenderung untuk menguraikan suatu sistem, yaitu yang mengarah
pada pertumbuhan. Umpan balik yang digunakan dalam morfogenesis adalah umpan
balik positif.
Piilihan Untuk Dibuat
Setelah kita mengetahui alasan merupakan nilai yang ideal maka sekarang kita
akan membahas hal apa yang diperlukan untuk menghadapi tantangan yg
berhubungan dengan pertumbuhan manusia. Tantangan tersebut adalah tantangan
untuk mengejar pertumbuhan tanpa henti, tantangan untuk melawan hambatan
pertumbuhan dimanapun itu berada, tantangan akan kecemasan yang terlibat dalam
pengambilan keputusan dalam mengejar pertumbuhan, serta tantangan berbagi
tanggung jawab untuk masa depan. Maka diperlukannya sebuah pilihan untuk
melawan peningkatan diri, untuk pertumbuhan manusia. Tetapi pilihan juga dapat
menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan dan bisa untuk menghilangkan
peluang masa depan. Oleh karena itu, sebuah pilihan juga mempunyai unsur risiko.
Tetapi, jika kita menghindar dari pilihan berarti kita telah menghindar dari tanggung
jawab. Sebuah tanggung jawab untuk nasibnya diri sendiri.
2.4 Lingkup dan Jenis Perencanaan
Perencanaan sangat memprioritaskan strategi mengantisipasi keadaan dan kejadian di
masa ke depan serta menentukan sejumlah tindakan dalam usaha mencapai tujuan
organisasi. Sebuah perencanaan bisa disebut efektif apabila perencanaan tersebut
mampu memperjelas visi organisasi, menghindari kesalahan fatal, dan mampu meraih
peluang yang ada. Untuk mencapai efektivitas tersebut maka organisasi setidaknya
memiliki berbagai jenis perencanaan yang bisa mengatur dan mengendalikan
perencanaan itu sendiri.
Perencanaan dapat digolongkan berdasarkan ruang lingkup, durasi, tujuan yang
ditetapkan organisasi. Berbagai jenis perencanaan tersebut harus bisa dijadikan bahan
pertimbangan dalam merumuskan perencanaan yang dibutuhkan organisasi dalam
merealisasikan tujuan.
1. Perencanaan menurut fungsinya, yang terdiri dari Perencanaan Strategik dan
Perencanaan Taktis Operasional.
a. Perencanaan Strategik acap kali menentukan keberhasilan suatu
organisasi. Perencanaan ini merupakan serangkaian formulasi strategi
untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Semua jenis
organisasi (profit dan non profit) sangat membutuhkan perencanaan
strategis. Namun apabila membuat jenis perencanaan ini maka organisasi
harus tetap konsisten dengan tujuan organisasi. Beberapa contoh
perencanaan strategis yang sering kita jumpai misalnya keputusan merger
dan akuisisi perusahaan, menambah dan mengurangi produk perusahaan,
dan ekspansi pasar. Di era globalisasi ini perusahaan juga perlu
mempertimbangkan strategi licences agreement yang berisikan garansi
sebuah perusahaan yang diberikan kepada perusahaan lain terhadap
pemakaian merek dagang (brand name) atau teknologi tertentu. Licences
agreement ini juga bisa dimanfaatkan ketika perusahaan ingin melakukan
kerja sama dengan sebuah atau beberapa perusahaan lain yang saling
menguntungkan (joint venture).
b. Perencanaan Taktis Operasional, berfokus pada kegiatan operasional
setiap unit aktivitas perusahaan sehari-hari. Jenis perencanaan ini
mencakup perencanaan sekali pakai (single use plan), perencanaan untuk
beragam kegunaan (standing plan), dan perencanaan berkeseimbangan
atau berskenario (contingency plan).
1) Rencana Sekali Pakai Rencana sekali pakai adalah serangkaian
kegiatan terperinci yang kemungkinan tidak berulang dalam bentuk
yang sama di waktu mendatang. Sebagai contoh, perencanaan
perusahaan untuk membangun gudang baru karena adanya perluasan
usaha. Walaupun perusahaan telah memiliki sejumlah gudang lain, hal
ini tidak dapat menggunakan rencana gudang yang lalu, karena
persyaratanpersyaratan pembangunannya berbeda, seperti biaya
konstruksi, lokasi tersedianya tenaga kerja, pembatasan area, dan
sebagainya.
Tipe-tipe rencana sekali pakai adalah program, proyek dan anggaran.
Program. Suatu program meliputi serangkaian kegiatan yang relatif luas.
Program menunjukkan (1) langkah-langkah pokok yang diperlukan
untuk mencapai tujuan, (2) satuan atau para anggota organisasi yang
bertanggung jawab atas setiap Langkah dan (3) urutan dan waktu setiap
langkah. Program dapat disertai suatu anggaran atau sekumpulan
anggaran bagi kegiatan-kegiatan yang diperlukan.
Program mungkin merupakan tipe rencana yang paling sulit dimengerti,
karena terdiri dari berbagai campuran seperti tujuan, strategi,
kebijaksanaan, aturan dan penugasan pekerjaan, sumber daya-sumber
daya phisik, fiskal dan manusia yang diperlukan untuk
mengimplementasikannya. Program-program pokok biasanya ditemui di
organisasi dalam bentuk 1) penelitian, pengembangan dan pengenalan
produk atau jasa baru; 2) penganggaran penjualan, persediaan,
kebutuhan produksi, dan keuangan; dan 3) latihan dan pengembangan
personalia untuk menguasai perubahan-perubahan organisasi.
Proyek. Proyek adalah rencana sekali pakai yang lebih sempit dan
merupakan bagian terpisah dari program. Setiap proyek mempunyai
ruang lingkup yang terbatas, arah penugasan yang jelas dan waktu
penyelesaian. Setiap proyek akan menjadi tanggung jawab personalia
yang ditunjuk dan diberikan sumber daya-sumber daya tertentu dengan
batas waktu yang telah ditentukan pula. Perencanaan proyek adalah
tipe perencanaan yang fleksibel untuk menyesuaikan dengan berbagai
situasi. Bila operasi-operasi organisasi dapat dibagi dengan mudah
menjadi bagian-bagian terpisah dengan waktu penyelesaian yang jelas,
proyek adalah salah satu peralatan perencanaan yang efektif.
Anggaran. Anggaran (budget) adalah laporan sumber daya keuangan
yang disusun untuk kegiatan-kegiatan tertentu dalam jangka waktu
tertentu. Anggaran terutama merupakan peralatan pengawasan
kegiatan-kegiatan organisasi dan komponen penting dari program dan
proyek. Anggaran memerinci pendapatan dan pengeluaran dan
memberikan target bagi kegiatan-kegiatan seperti penjualan, biaya-
biaya departemen atau investasi baru. Manajer sering menggunakan
penyusunan anggaran sebagai proses melalui mana keputusan-
keputusan dibuat untuk memperlakukan sumber daya-sumber daya
pada berbagai alternatif rangkaian kegiatan. Dalam hal ini, anggaran
dapat disebut sebagai rencana sekali pakai. Bila alokasi sumber daya-
sumber daya selama proses penganggaran tidak melibatkan tujuan-
tujuan strategik, strategi organisasi dapat hanya mempunyai pengaruh
terbatas pada kegiatan-kegiatan nyata. Jadi penganggaran sering
menjadi proses perencanaan kunci melalui mana kegiatan-kegiatan lain
dipilih dan dikoordinasikan.
2) Rencana untuk beragam kegunaan Rencana untuk beragam kegunaan
(standing plan) merupakan rencana yang sedang dijalankan, digunakan
untuk memberi bimbingan bagi tugas-tugas yang dilakukan berulang kali
dalam organisasi. Rencana untuk beragam kegunaan yang utama
misalnya adalah kebijakan, peraturan, dan prosedur organisasi.
Rencana untuk beragam kegunaan ini umumnya berhubungan dengan
kasus karyawan yang sakit, kehadiran, karyawan merokok, disiplin,
perekrutan, dan pemecatan. Banyak perusahaan menemukan
kebutuhan untuk mengembangkan rencana.
Kebijaksanaan. Suatu kebijaksanaan (policy) adalah pedoman umum
pembuatan keputusan. Kebijaksanaan merupakan batas bagi
keputusan, menentukan apa yang dapat dibuat dan menutup apa yang
tidak dapat dibuat. Dengan cara ini, kebijaksanaan menyalurkan
pemikiran para anggota organisasi agar konsisten dengan tujuan
organisasi. Kebijaksanaan dapat menyangkut masalah-masalah penting
ataupun masalah-masalah sederhana. Kebijaksanaan biasanya
ditetapkan secara formal oleh para manajer puncak organisasi. Para
manajer ini mungkin menetapkan kebijaksanaan karena (1) mereka
merasa hal itu akan meningkatkan efektivitas organisasi; (2) mereka
ingin berbagai aspek organisasi mencerminkan nilai-nilai pribadi mereka
sebagai contoh, penggunaan seragam kantor atau (3) mereka hendak
menjernihkan berbagai konflik atau kebingungan yang telah terjadi pada
tingkat bawah dalam organisasi.
Kebijaksanaan dapat juga muncul secara informal dan pada
tingkattingkat bawah suatu organisasi yang berasal dari serangkaian
keputusan konsisten pada berbagai subyek yang dibuat melebihi suatu
periode waktu. Sebagai contoh, bila ruang kantor dibagi menurut
periode kerja secara berulang-ulang, hal ini dapat menjadi
kebijaksanaan organisasi. Faktor-faktor dalam lingkungan eksternal juga
dapat menentukan kebijaksanaan seperti lembaga -lembaga
pemerintah, yang memberikan pedoman-pedoman bagi kegiatan-
kegiatan organisasi.