Anda di halaman 1dari 15

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN 2022/2023

HUKUM PERJANJIAN PEMBORONGAN – A

ANALISIS KONTRAK
PAKET PEKERJAAN KONTRUKSI
KONTRUKSI BETON LANJUTAN PENINGKATAN SARANA, PRASARANA,
DAN UTILITAS DI KELURAHAN MANGGA DUA SELATAN

Nama : Mohamad Asa Aryasoma Perdana


NIM : 11000120140449
No urut absen : 28

PROGRAM STUDI S1 HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
Analisis Perjanjian Pemborongan
Perjanjian pemborongan terkait dengan pengadaan barang dan jasa terkait
paket pekerjaan kontruksi pada suatu wilayah, pada hal ini ialah paket pekerjaan
kontruksi beton di daerah kelurahan manga dua selatan untuk peningkatan sarana,
prasarana, dan utilitas di wilayah tersebut. Nilai kontrak yang ditawarkan dalam paket
pekerjaan kontruksi ini sejumlah Rp 2.506.659.000,00 (Dua miliar lima ratus enam juta
enam ratus lima puluh sembilan ribu rupiah) yang terdiri atas urusan penyelenggaraan
PSU Permukiman dan Penyediaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum di
Permukiman untuk Menunjang Fungsi Permukiman. Dalam perjanjian ini terdapat dua
pihak yang melakukan perjanjian pemborongan,yaitu pihak pertama dalam
perjanjian ini ialah M. Yaya Mulyarso, SH., M.Si ( Kepala Suku Dinas Suku Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Administrasi Jakarta Pusat ) dan
pihak kedua dalam perjanjian ini ialah RR. Sasmiati (Direktur Utama PT. Raneate).
Kedua belah pihak dalam hal ini sepakat melakukan perjanjian, perjanjian sudah
ditengahi oleh Notaris, Drajat Darmadji, S.H. dimana pengaturan perjanjian lebih
lanjut disepakati ke dalam 5 (Lima) pasal.Pasal-pasal tersebut,yaitu :
1. Pasal 1 (Istilah dan Ungkapan)
2. Pasal 2 (Ruang Lingkup Pekerjaan Utama)
3. Pasal 3 ( Harga Kontrak, Sumber Pembiayaan, dan Pembayaran)
4. Pasal 4 (Dokumen Kontrak)
5. Pasal 5 (Masa Kontrak)

Dalam hal ini setiap perjanjian pastinya merujuk dalam syarat sah perjanjian yang diatur
dalam Pasal 1320 KUHPerdata,yaitu :
1. Kesepakatan;
2. Kecakapan;
3. Suatu hal tertentu;
4. Sebab yang halal

Syarat sahnya perjanjian diatas yang diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata merupakan
hal yang terkait dengan substansi dari perjanjian itu sendiri yang dapat mengakibatkan
sah atau tidak sahnya suatu perjanjian.Dalam hal ini jika suatu perjanjian tidak
memenuhi syarat sah perjanjian terkait segi subjeknya yaitu sepakat dan cakap,maka
perjanjian tersebut dapat dibatalkan sedangkan jika perjanjian tersebut tidak
memenuhi syarat objektif nya yaitu suatu hal tertentu dan sebab yang halal,maka
perjanjian tersebut batal demi hukum.
Dalam perjanjian Paket Pekerjaan Kontruksi diatas,maka jika di analisis dari
segi syarat sahnya perjanjian,maka perjanjian tersebut telah memenuhi syarat sahnya
perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata,hal tersebut dapat dibuktikan dari
isi perjanjian tersebut,yaitu :
1. Kesepakatan
Dalam perjanjian tersebut kedua belah pihak menyatakan sepakat untuk
mengadaan perjanjian tersebut,yang tertuang dalam kalimat “kedua belah pihak
menyatakan sepakatuntuk mengikatkan diri dalam perintah kerja,dalam hal ini
PIHAK PERTAMA menyetujui dan menyerahkan pekerjaan Paket Pekerjaan
Konstruksi Konstruksi Beton Lanjutan Peningkatan Sarana, Prasarana, dan Utilitas
kepada PIHAK KEDUA dengan ketentuan berikut”.Dalam hal ini kata sepakat juga
dibuktikan dengan adanya tanda tangan dari kedua belah pihak di halaman terakhir
perjanjian.
2. Kecakapan
Kecakapan ini dapat dilihat dari kedudukan kedua belah pihak yang melakukan
perjanjian,baik pihak pertama maupun pihak kedua.Pihak Pertama dalam hal ini ialah
M. Yaya Mulyarso, SH., M.Si ( Kepala Suku Dinas Suku Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Kota Administrasi Jakarta Pusat ) dan Pihak Kedua dalam
hal ini ialah RR. Sasmiati (Direktur Utama PT. Raneate) yang bertempat di Jl.
Manunggal I No. 19 Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur.
3. Suatu hal tertentu
Dalam perjanjian ini terdapat objek yang diperjanjian yaitu terkait pengadaan barang
dan jasa yaitu Penyediaan Prasaran, Saranan, dan Utilitas Umum di Permukiman
untuk Menunjang Fungsi Permukiman di Kelurahan Mangga Dua Selatan dengan nilai
kontrak Rp 2.506.659.000,00 (Dua miliar lima ratus enam juta enam ratus lima puluh
sembilan ribu rupiah).
4. Sebab yang halal
Dalam hal ini perjanjian pemborongan terkait pengadaan barang dan
jasa,yaitu Penyediaan Prasaran, Saranan, dan Utilitas Umum di Permukiman
untuk Menunjang Fungsi Permukiman di Kelurahan Mangga Dua Selatan tidak
dilarang oleh undang-undang,sehingga tidak menyalahi aturan yang berlaku.

Dari segi formatnya,perjanjian pemborongan terkait pengadaan barang dan


jasa,yaitu pengadaan Penyediaan Prasaran, Saranan, dan Utilitas Umum di
Permukiman tersebut,dapat dikatakan lazim,karena adanya judul,yaitu surat
persetujuan Bersama Nomor : 284/PN.01.02 . Jika merujuk kepada asas
kebebasan berkontrak,maka asas ini menyatakan bahwa seseorang bebas
untuk melakukan perjanjian atau tidak melakukan perjanjian,sehingga dalam hal
ini pihak pertama dan pihak kedua bebas untuk melakukan perjanjian
atau tidak melakukan perjanjian.

Dalam perjanjianini pihak pertama dan kedua menyatakan untuk


sepakat sehingga adanya itikad dari pihak kedua belah pihak untuk
melakukan perjanjian. Perjanjian tersebut ialah perjanjian baku dimana pihak
pertama yang membuat lalu pihak kedua hanya menandatangani jika ingin
mengikatkan diri dari perjanjian tersebut dan tidak dapat merubah-rubah isi
perjanjian tersebut,apabila merujuk pada asas proporsionalitas,yaitu asas yang
menyatakan keseimbangan antara hak dan kewajiban,maka dalam hal ini dari 5
(Lima) pasal tersebut. Pihak Pertama wajib melakukan pembiayaan dan pihak
kedua wajib menyelesaikan pekerjaan yang sesuai pada kontrak.

Terdapat asas konsensualisme yang dibuktikan dengan adanya


kesepakatan atau kata sepakat dalam dimulainya atau telah selesainya suatu
perjanjian atau kontrak antara kedua belah pihak yang dibuktikan dalam kontrak
ini ada kata sepakat didalam judul kontrak, kata penutup, dan tanda tangan.

Asas kekuatan mengikat yang dibuktikan dengan adanya kata maka


setiap perjanjian yang terjadi antara kedua pihak akan mengikat selayaknya
undang-undang bagi para pihak yang membuatanya
Dalam asas keseimbangan,yaitu asas yang mewujudkan keadilan
dari suatu perjanjian, asas tersebut dapat dilaksanakan karena hal tersebut
dijalankan dimana pada bagian pembayaran prestasi pekerjaan pembayaran di
bagi menjadi dua termin dimana termin satu dibayarkan setelah proses pekerjaan
22% dan termin kedua dilakukan pada saat proses pekerjaan 52%. Apabila
dilihat dari asas itikad baik,yaitu asas yang menyatakan bahwa para pihak harus
melaksanakan kontrak berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh
maupun kemauan baik dari para pihak.
Dalam hal ini terlihat Para Pihak bertindah berdasarkan asas saling
percaya yang diseuaikan dengan hak2 yang terdapat dalam kontrak. Para pihak
setiki imtik melaksakan perjanjian dengan jujur tanpa meonotnjokan
kepentingan masing2 pihak,

Secara umum perjanjian kontrak ini sudah cukup sempurna dilihat dari
asas-asas dan syarat syarat yang disebutkan.

(Surat perjanjian terdapat di lempar selanjutnya)

Anda mungkin juga menyukai