Anda di halaman 1dari 26

06.

TEKNOLOGI PENANGKAPAN CO2

DR. USMAN PASARAI


05.10.2023
Daftar Isi

1 Sumber Emisi CO2e Stasioner

2 Perhitungan Emisi CO2e Sektor Energi

3 Teknologi Penangkapan CO2e


Seberapa besar skala emisi 1 Gt karbon (GtC)?

Lebih berat dari pada massa seluruh penduduk bumi.

Lebih besar dari pada massa produksi tahunan besi dan


1 Gt karbon baja dunia.

≈ Setara dengan 2740 Setara berat 140,000,000 Gajah

3.67 Gt karbon Empire State Building Afrika, yang jika ditumpuk sama
dengan 1.5 kali jarak bumi-bulan.
dioksida (1×44/12)
Sumber emisi CO2e stasioner dari sektor energi

Bahan bakar dan


Pembangkit listrik Proses industri
produksi bahan bakar
Kode dan nama kategori sumber emisi sektor energi dari pembakaran stasioner
untuk pelaporan inventori GRK

Kode Nama Kode Nama


1A1a Main Activity Electricity and Heat Production 1A2j Wood and Wood Products
1A1b Petroleum Refinery 1A2k Construction
1A1c Manufacturing of Solid Fuels and Other Energy 1A2l Textile and Leather
Industries
1A2m Non-Specified Industry
1A2a Iron and Steel
1A4a Commercial / Institutional
1A2b Non-Ferrous Metals
1A4b Residential
1A2c Chemicals
1A4c Agriculture / Forestry / Fishing / Fish Farms
1A2d Pulp, Paper, and Print (stationary combustion)
1A2e Food Processing, Beverages, and Tobacco 1A5a Non-Specified Stationary
1A2f Non-Metallic Minerals
1A2g Transport Equipment
1A2h Machinery
1A2i Mining (excluding fuels) and Quarrying

Sumber: 2006 IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories, Chapter 2 Stationary Combustion
Sistem perhitungan emisi GRK pada pembakaran stasioner (tidak bergerak)
berdasarkan metode IPCC 2006

Berikut tingkatan metode dan data yang diperlukan untuk perhitungan emisi GRK dari
pembakaran stasioner dan kategori pelaporan emisi secara internasional. Metode perhitungan
untuk pendekatan sektoral dibagi dalam tiga tingkatan (tingkat akurasi), yaitu:

Tier 1: menggunakan data pembakaran bahan bakar dari laporan statistik


energi nasional dan faktor emisi standar (default).
Tier 1
✓ data
Tier 2: menggunakan data pembakaran bahan bakar dari statistik energi
nasional dengan faktor emisi spesifik negara, jika memungkinkan, pendukung
berasal dari karakteristik bahan bakar yang digunakan negara lebih detail
Tier 2
tersebut (country specific). ✓ hasil lebih
Tier 3: menggunaka data statistik bahan bakar dan data teknologi akurat
pembakaran yang diterapkan serta faktor emisi khusus teknologi Tier 3
tersebut, termasuk penggunaan model dan data emisi pada level
fasilitas jika tersedia.
Rumus perhitungan emisi GRK pada pembakaran stasioner (tidak bergerak)
berdasarkan metode IPCC 2006

E = DA × FE
dimana:
E : Emisi GRK (ton)

DA : Data aktivitas dinyatakan dalam nilai kalor (Tj), yaitu jumlah bahan bakar
atau listrik yang dikonsumsi pada aktivitas dinyatakan dalam satuan
energi.

FE : Faktor Emisi (ton/Tj), jumlah emisi untuk setiap bahan bakar atau
listrik yang dikonsumsi.

Uraian lebih detail mengenai DA dan FE yang digunakan pada masing-masing metode (tier 1, 2,
dan 3) dapat dilihat pada 2006 IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories,
Chapter 2 Stationary Combustion.
Konversi data aktivitas: Data fisik menjadi nilai kalor net dalam satuan energi

NCV dan FE jenis bahan bakar berdasarkan NCV dan FE BBM dan BBG Nasional (Tier-2)

IPCC (Tier-1)

NCV dan FE Batubara Nasional (Tier-2)

Sumber: Pedoman Perhitungan dan Pelaporan Inventarisasi GRK,


Bidang Energi – Subbidang Ketanagalistrikan
Penentuan Faktor Emisi country specific (Tier-2)

Formula: dimana:
ton C carbon content kg CΤkg BB FE : Faktor Emisi (ton C/Tj)
FE = × 103 NCV : net calorific value (Mj/kg BB)
Tj NCV MjΤkg BB

Carbon Content
Perhitungan carbon content: (kg C/kg BB)
(API TR 2572)
Sampel
Faktor Emisi
Bahan Bakar
(ton C/TJ)
(BB) NCV
(MJ/kg BB)
(GPA 2172)
Sampel data yang digunakan dalam penentuan Faktor Emisi Solar

Carbon Content FE
NO JENIS SAMPEL KODE SAMPEL Net Calorific Value (MJ/Kg)
Kg C/Kg) (ton C/TJ)
1 Solar Kendari 42.81 0.87 20.2
2 Solar Banjarmasin 42.50 0.86 20.3
3 Solar Dumai 43.10 0.86 20.0
4 Solar Semarang 42.30 0.86 20.4
5 Solar Denpasar 42.43 0.86 20.4
6 Solar Balikpapan 42.80 0.87 20.2
7 Solar Pekanbaru 43.13 0.86 19.9
8 Solar Medan 43.34 0.86 19.9
9
10
Solar
Solar
Padang
Bandung
42.86
42.65
0.86
0.86
20.2
20.3
Konversi dari
11 Solar Surabaya 42.51 0.86 20.3 ton C ke kg CO2:
12 Solar Jogja 42.23 0.87 20.5
13 Solar Palembang 42.66 0.87 20.3
14
15
Solar
Solar
Makasar
Lampung
42.86
42.70
0.86
0.87
20.2
20.3 20.3 ton C/Tj 
74,300 kg CO2/Tj
16 Solar Purwakarta 42.41 0.87 20.5
17 Solar Jakarta 42.36 0.86 20.4
18 Solar Bandung 42.32 0.86 20.4
19 Solar Karawaci 42.16 0.86 20.5
20 Solar Lampung 42.54 0.87 20.4
21 Solar Jambi 42.60 0.87 20.4
22 Solar Sumsel 42.63 0.86 20.3
23 Solar Denpasar 42.35 0.86 20.4
24 Solar Balikpapan 42.55 0.86 20.2
25 Solar Medan 43.02 0.86 20.0
26 Solar Makasar 42.87 0.86 20.1
27 Solar Pekanbaru 43.06 0.86 19.9
Rata-rata Faktor Emisi Solar 20.3
Faktor emisi GRK Ketenagalistrikan
KepMen ESDM No. 163.K/HK.02/MEM.S.2021

1
2
3
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
152
153
154
Pengurangan emisi dari kegiatan mitigasi GRK
Pengurangan Emisi = Emisi baseline hipotetis – emisi proyek efektif

Pengurangan Emisi (PE) Absorpsi CO2 (SE)

PE SE

Kegiatan
Kegiatan
Mitigasi
Mitigasi
Emisi GRK
Emisi GRK

ENERGI KEHUTANAN
Perhitungan pengurangan emisi CO2

Listrik di daerah Ende

Baseline
disuplai dari genset Listrik sebesar 7,200
menggunakan diesel (1MW, MWh/tahun
7,200 jam per tahun)

Listrik dari genset


Proyek
Pembangunan biomass
based power plant sebesar 0.5x7,200
kapasitas 0.5 MW MWh/tahun

𝐸 = 𝐷𝐴 × 𝐹𝐸 Baseline Proyek
DA = 7,200 MWh/tahun DA = 0.5x7,200 = 3,600 MWh/tahun
FEEnde = 1.03 tCO2/MWh FEEnde = 1.03 tCO2/MWh
MWh tCO2 MWh tCO2
E = 7,200 × 1.03 E = 3,600 × 1.03
tahun MWh tahun MWh
tCO2 tCO2
E = 7,416 E = 3,708
tahun tahun
Perhitungan emisi CO2 dari pembakaran batubara

𝐸 = 𝐷𝐴 × 𝐹𝐸
1. Sebuah unit pembakaran menggunakan batubara
sebanyak 1,000 ton dengan nilai kalor 6,500
kal/gram.

2. Net calorific value (NCV) untuk jenis batubara


tersebut adalah 24.1 Tj/Gg atau 0.0241 Tj/ton

3. Data aktivitas,
Tj 5. Emisi CO2 yang dihasilkan,
DA = 1,000 ton × 0.0241 = 24.1 Tj
ton kg
4. Faktor emisi CO2 batubara tersebut, E = 24.1Tj × 94,715
Tj
kg = 2,282,632 kg
FE = 94,715
Tj ≈ 2,283 ton
Basis teknologi penangkapan CO2

Aplikasi utama teknologi penangkapan CO2 adalah pada titik sumber yang besar:
pembangkit listrik bahan bakar fosil, pabrik pengolahan bahan bakar, dan pabrik
industri lainnya, terutama untuk pembuatan besi, baja, dan semen.

Menangkap CO2 langsung dari sumber yang kecil dan bergerak misal pada sektor
transportasi, perumahan, dan bangunan komersial lebih sulit dan sangat mahal.
Skematik pembakit listrik bahan bakar fosil Skematik penangkapan post-combustion

Diagram
skematik lokasi
penangkapan
CO2 pada
pembangkit
listrik

Skematik penangkapan pre-combustion Skematik penangkapan oxyfuel combustion

Sumber: IPCC Special Report on Carbon Dioxide Capture and Storage, 2005
Sistem penangkapan CO2 Capture Process Pros Cons
✓ Teknologi sudah matang
Post-combustion (chemical absorption ✓ Butuh energi yang
with monoethanolamine besar
- MEA)
✓ Konsentrasi CO2 5-15% ✓ Efisiensi penangkapan
rendah
✓ Bisa dipasang pada ✓ Biaya investasi dan
pembangkit eksisting operasional tinggi
✓ digunakan utamanya
Pre-combustion ✓ Konsentrasi CO2 15-50% pada pembangkit IGCC
baru
✓ Gas kaya H2
✓ Tekanan parsial tinggi menimbulkan isu
temperatur dan
efisiensi
✓ Tersedia absorbsi fisika,
mature
Oxyfuel ✓ Teknologi separasi udara ✓ Butuh energi dan biaya
combustion sudah tersedia tinggi
✓ Konsentrasi CO2 ✓ Retrofit tidak atraktif
mencapai 65-85% karena butuh banyak
perubahan
Chemical Looping ✓ Konsentrasi CO2 sangat ✓ Teknologinya immature,
Combustion tinggi masih fase
pengembangan
✓ Low cost oxygen carrier
materials
✓ Truly and directly reduce ✓ Teknologinya belum
Air capture the atmospheric CO2 matang, masih fase
concentration pengembangan
✓ Costly and energy
✓ Viable alternative for CO2 intensive due to
capture from mobile and extremely low CO2
decentralized sources concentration

ASU: Air separation unit; IGCC: Integrated gasification combined cycle


Status teknologi penangkapan CO2

Komersial
Jenis teknologi penangkapan CO2
Pemisahan dengan solven/sorbents dicapai dengan
melewatkan gas yang mengandung CO2 untuk kontak
intensif dengan cairan penyerap (liquid absorbent)
atau penyerap padat (solid sorbent) yang mampu
menangkap CO2.

Pemisahan dengan membrane yaitu bahan yang


diproduksi secara khusus yang memungkinkan
perembesan selektif gas melewatinya. Selektivitas
membran terhadap gas yang berbeda terkait erat
dengan sifat material. Aliran gas yang melalui
membran terjadi karena perbedaan tekanan.

Pemisahan dengan cryogenik distilasi, gas dapat


dibuat cair dengan serangkaian kompresi,
pendinginan dan ekspansi. Setelah berbentuk cair,
komponen gas dapat dipisahkan dalam kolom distilasi.
Sumber: IPCC Special Report on Carbon Dioxide Capture and Storage, 2005
Penangkapan CO2 NGCC power plant
NGCC: natural gas combined cycle

Tantangan utama dalam penangkapan


karbon dari pembangkit listrik
berbahan bakar fosil adalah
memisahkan CO2 konsentrasi rendah
dari gas buang yang sangat merusak
dengan biaya yang rendah.
Diagram proses penangkapan dan Konsentrasi CO2 pada gas buang
kompresi CO2 pada pembangkit NGCC pembangkit NGCC sekitar 4 hingga
5% volume, dibandingkan dengan 12
hingga 15% dalam gas buang
Panas yang dihasilkan dari pembakaran gas alam dialirkan ke turbin gas, pembangkit batu bara. Intensitas
menghasilkan listrik. Panas yang keluar dari turbin gas digunakan untuk emisi karbon gas alam lebih rendah
menghasilkan uap, yang kemudian menggerakkan turbin kedua, menghasilkan dibandingkan bahan bakar fosil
listrik tambahan. lainnya.
Penangkapan CO2 berbasis solven pada pabrik baja

Produksi baja primer biasanya menggunakan


bijih besi dan prosesnya dikenal sebagai blast
furnace dengan tungku oksigen dasar (BF-BOF).
Untuk pabrik baja BF-BOF, target penangkapan
adalah CO2 dari gas tanur sembur karena
mengandung konsentrasi CO2 tertinggi
berdasarkan volume dalam proses pembuatan
baja. Penangkapan karbon dari tanur
memerlukan cerobong asap yang relatif tinggi.

BF-BOF: blast furnace with basic oxygen furnace

Sumber: Technology readiness and cost of CCS, GCCSI, March 2021


Penangkapan CO2 berbasis solven pada pabrik baja

Gas buang yang telah didinginkan, dialirkan untuk


kontak dengan solven di absorber. Untuk menjaga
penurunan tekanan dalam absorber, digunakan
blower. Pada T absorber (40-60oC), CO2 diikat
oleh solven. Flue gas sebelum lepas ke atmosfer
melewati water wash untuk menghilangkan
droplet solvent. Solven yang mengandung banyak
CO2 dipompakan ke puncak stripper (regeneration
vessel) lewat heat exchanger. Regenaration
solven di dalam stripper berlangsung pada
temperature 100-140oC dengan tekanan sedikit di
atas tekanan atmosfer. Panas yang diperlukan
disuplai oleh reboiler, sehingga menimbulkan
energi pinalti.

Diperlukan perlatan tambahan untuk menjaga


kualitas produk dari degradasi, produk korosif,
Diagram alir proses penagkapan CO2 dan kehadiran partikel-partikel.
dari gas buang dengan chemical absorption

Sumber: IPCC Special Report on Carbon Dioxide Capture and Storage, 2005
Penangkapan CO2 berbasis solven pada proses gasifikasi
(pre-combustion)

Kilang gasifikasi North Dakota dimana 3,3 MtCO2/tahun


ditangkap menggunakan proses scrubbing pelarut fisik
berbasis cold-metanol. Sebagian CO2 yang ditangkap
Desain meliputi oksidan (udara atau O2), suhu operasi (hingga 1350oC), tekanan (sekitar 1,5 Mton/tahun) disalurkan ke proyek EOR dan
operasi (0,1-7 MPa), sistem umpan (bubur kering atau air), metode pendinginan penyimpanan CO2 Weyburn, Kanada. 4 kolom tinggi di
syngas (pendinginan air atau melalui penukar panas radiasi dan konvektif), dan tengah adalah kolom proses penangkapan H2S dan CO2.
sistem pembersihan gas yang digunakan menentukan efisiensi konversi
feedstock ke syngas, komposisi syngas, dan biaya.

Sumber: IPCC Special Report on Carbon Dioxide Capture and Storage, 2005
Penangkapan CO2 langsung dari udara (DACCS)
akan menghasilkan emisi negatif

Orca adalah fasilitas penangkapan CO2


langsung dari udara yang dibuat oleh
perusahaan Climeworks. Fasilitas ini
terletak di dekat pembangkit listrik
tenaga panas bumi Hellisheidi yang
dioperasikan oleh ON Power, di dekat
Reykjavik, Islandia.

Orca memiliki kapasitas penangkapan


4.000 ton CO2/tahun, yang diinjeksikan
ke formasi batuan basalt, dan berekasi
membentuk mineral baru (batuan baru)
sehingga CO2 akan tersimpan secara
permanen.

Sumber: https://www.thinkgeoenergy.com/worlds-largest-direct-air-capture-and-co2-storage-plant-on-in-iceland/
Biaya produksi listrik tanpa dan dengan penangkapan CO2

Sumber: IPCC Special Report on Carbon Dioxide Capture and Storage, 2005
?

? ?
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai