Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/312378878

Air Pollution Simulation From Cirebon Power Plant Activity

Article · April 2016


DOI: 10.20885/eksakta.vol15.iss1-2.art2

CITATIONS READS
2 364

3 authors, including:

Muhaimin Muhaimin Adhitasari Suratman


Universitas Islam Indonesia Universitas Gadjah Mada
20 PUBLICATIONS 22 CITATIONS 39 PUBLICATIONS 144 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Kinetics Reaction Model View project

STUDY STABILITY OF CARBON/Na-ALGINATE COMPOSITE AS ELECTRODE MATERIAL IN ELECTROCHEMISTRY View project

All content following this page was uploaded by Muhaimin Muhaimin on 30 December 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Eksakta: Jurnal Imu-Ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364
AIR POLLUTION SIMULATION FROM CIREBON POWER PLANT ACTIVITY

Muhaimin1*, Eko Sugiharto2, Adhitasari Suratman2


1
Program Studi Pendidikan Kimia FMIPA, Universitas Islam indonesia, Yogyakarta
2
Ilmu Kimia FMIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
*email: el.muhaimin@gmail.com

ABTRACT
Air pollution modelling from Cirebon power plant activity has been performed
by using gaussian plume model. Gaussian plume equation was applied to predict the
distribution and concentration of pollutant gases in the air. The aims of this research were
to determine the concentration of pollutants in ambient air as a result of power plant
activities and modeling dispersion of pollutants in the air from two stacks. The results
showed that the maximum concentration for all parameters still be below the Threshold
Limit Value permitted by the government regulation. The maximum concentration of SOx
is 36.89 µg/m3, while NOx is 31.25 µg/m3. The simulation by using two stacks the
maksimum of SOx concentration is 52.95 µg/m3 and NOx with concentration 44.86 µg/m3.

Key words: concentration, gaussian plume, modelling, power plant,

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian simulasi sebaran polutan dari aktivitas PLTU Cirebon
dengan menggunakan model gaussian plume. Persamaan gaussian plume digunakan untuk
memprediksikan persebaran dan konsentrasi gas polutan di udara. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui konsentrasi polutan di udara ambien akibat dari aktivitas
PLTU dan pemodelan dispersi polutan di udara yang berasal dari dua cerobong asap. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi maksimum untuk semua parameter masih
berada di bawah baku mutu yang telah ditetapkan. Adapun konsentrasi maksimum untuk
parameter SOx sebesar 36,89 µg/m3 sedangkan NOx adalah 31,25 µg/m3. Sedangkan
simulasi dengan menggunakan dua cerobong asap konsentrasi maksimum SOx sebesar
52,95 µg/m3 dan NOx sebesar 44,86 µg/m3.

Kata kunci: gaussian plume, PLTU, sebaran

Pendahuluan yang berasal dari PLTU, memiliki


Keberadaan pembangkit listrik di dampak yang besar dan signifikan pada
sekitar pemukiman penduduk membuat wilayah pemukiman disekitar PLTU
kebutuhan masyarakat sekitar menjadi (Bijaksana et al., 2012 dan Wu et al.,
terpenuhi, akan tetapi dengan adanya 2012). Emisi gas SOx dan NOx dari
emisi gas yang berasal dari pembangkit pembangkit listrik dengan bahan bakar
listrik membuat kebutuhan untuk batu bara menunjukkan adanya
mendapatkan udara segar kurang peningkatan konsentrasi emisi gas
terpenuhi dan dapat menimbulkan polutan terhadap udara ambien.
penyakit bagi masyarakat di lingkungan Peningkatan NOx dipengaruhi oleh
sekitar pembangkit listrik. Sumber emisi sumber bergerak dari aktivitas di sekitar

Air Pollution Simulation From Cirebon Power Plant Activity


(Muhaimin, Eko Sugiharto, Adhitasari Suratman) 14
Eksakta: Jurnal Imu-Ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364
pembangkit listrik yaitu sebesar 90%. udara dilakukan dengan menggunakan
Emisi ini dapat berdampak langsung model gaussian plume. Hasil perhitungan
terhadap kesehatan masyarakat atau ini adalah berupa nilai konsentrasi
lingkungan sekitarnya, sehingga kontrol polutan dan gambar dua dimensi yang
untuk emisi gas SOx dan NOx dari menunjukkan dispersi dari polutan.
pembangkit listrik sangat diperlukan Konsentrasi polutan merupakan fungsi
guna mengurangi dampak lingkungan dari jarak terdispersinya polutan. Adapun
yang merugikan kesehatan masyarakat data yang digunakan dalam penelitian ini
(Pierla et al., 2008; Ma, 2010; Ali et al., merupakan data sekunder yang diperoleh
2010). dari PLTU Cirebon.
Pengaruh keadaan meteorologi Pemodelan dispersi polusi udara
seperti temperatur udara dan kecepatan dalam penelitian ini dilakukan
angin dapat berdampak pada dispersi gas- berdasarkan kasus terburuk (worst case)
gas polutan yang dapat dijelaskan dan dimana nilai dari semua stabilitas
dihitung dengan persamaan model atmosfer (Tabel 1 dan 2) dihitung dan
gaussian plume. Dispersi polutan kemudian dicari nilai yang paling tinggi,
sebanding dengan temperatur udara dan dan nilai yang paling tinggi tersebut
berbanding terbalik dengan kecepatan menunjukkan stabilitas dari keadaan
angin (Fatehifar., 2008; Sabri., 2011). atmosfer selama dispersi polutan terjadi.
Perbedaan musim mempengaruhi Data yang diperoleh selama satu tahun
konsentrasi polutan SO2 dari pembangkit dari bulan Oktober 2012 sampai dengan
listrik nantinya berpengaruh terhadap September 2013. Data yang digunakan
kualitas udara ambien (Palau et al., berupa data rata-rata dalam satu tahun
2009). tersebut.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Model gaussian plume
1. Mengetahui konsentrasi polutan Aspek kualitatif dari teori dispersi
di udara ambien akibat dari polutan di udara adalah untuk
aktivitas PLTU. mendiskripsikan keadaan emisi di udara
2. Pemodelan dispersi polutan di dari sumber pencemar (point source).
udara yang berasal dari dua Salah satu model dispersi polutan di
cerobong asap. udara adalah Model gaussian plume
Metode Penelitian/Penulisan (Coll, 2002). Model gaussian plume
Metode penelitian yang dilakukan sering digunakan untuk memprediksikan
untuk mengetahui dispersi polutan di dispersi polutan secara kontinyu yang

Air Pollution Simulation From Cirebon Power Plant Activity


(Muhaimin, Eko Sugiharto, Adhitasari Suratman) 15
Eksakta: Jurnal Imu-Ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364
berasal dari permukaan atau dataran z : Jarak vertikal (ketinggian) (m)
tinggi. Hal ini mengasumsikan bahwa Q : Laju emisi sumber (g/s)
dispersi polutan mempunyai distribusi u : Kecepatan angin (m/s)
gaussian atau memiliki distribusi H : Tinggi efektif cerobong (m)
probabilitas normal. Model ini σy :456,11628(x)tanθ : Koefisien dispersi
mengasumsikan bahwa atmosfer searah sumbu y (koefisien lateral (m))
memiliki keadaan yang stagnan, θ : 0,017453293[c-d ln (x)]
homogen dan konsentrasi dari polutan σz : axb : Koefisien dispersi searah sumbu
akan terdistribusi secara normal x (koefisien vertikal (m)).
(Ukaigwe et al, 2013). Koefisien dispersi tersebut tidak
Model gaussian plume adalah saja merupakan fungsi dari jarak tetapi
sebuah pendekatan yang digunakan untuk juga bergantung pada kestabilan
mempelajari polutan di udara karena atmosfir (Nauli, 2002). Koefisien a, b, c
adanya turbulen difusi dan adveksi yang dan d disajikan dalam Tabel 1 dan 2
disebabkan oleh angin (Stockie, 2011). (Vallero, 2008).
Adapun persamaan dari Model gaussian Tabel 1. Nilai c dan d untuk σy
Stabilitas c d
plume untuk dispersi polutan di udara
A 24,1670 2,5334
ditunjukkan pada persamaan 1 (Weiner
dan Matthews, 2003). B 18,3330 1,8096
C 12,5000 1,0857
D 8,3330 0,72382

di mana: E 6,2500 0,54287

C(x,y,z) : Konsentrasi polutan (g/m3) F 4,1667 0,36191

x : Jarak jatuhnya polutan (m)


y : Jarak horizontal dari sumbu sebaran
(m)
Tabel 2. Nilai a dan b untuk σz
Stabilitas Jarak a b Stabilitas Jarak a b
>3,11 >40 47,618 0,29592
0,5–3,11 453,85 2,1166 20–40 35,420 0,37615
0,4–0,5 346,75 1,7283 10–20 26,970 0,46713
A 0,3–0,4 258,89 1,4094 E 4–10 24,703 0,50527
0,25–0,3 217,41 1,2644 2–4 22,534 0,57154
0,2–0,25 179,52 1,1262 1–2 21,628 0,63077
0,15–0,2 170,22 1,0932 0,3–1 21,628 0,7566

Air Pollution Simulation From Cirebon Power Plant Activity


(Muhaimin, Eko Sugiharto, Adhitasari Suratman) 16
Eksakta: Jurnal Imu-Ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364
Jarak a b Jarak a b
0,1–0,15 158,08 1,0542 0,1–0,3 23,331 0,81956
<0,1 122,8 0,9447 <0,1 24,260 0,8366
0,4–35 109,300 10.971 >60 34,219 0,21716
B 0,2–0,4 98,483 0,98332 30–60 27,074 0,27436
<0,2 90,673 0,93198 15–30 22,651 0,32681
C all x 61.141 0,91465 7–15 17,836 0,415
>30 44,053 0,51179 3–7 16,187 0,4649
F
10–30 36,650 0,56589 2–3 14,823 0,54503
3–10 33,504 0,60486 1–2 13,953 0,63227
D
1–3 32,093 0,64403 0,7–1,0 13,953 0,68465
0,3–1 32,093 0,81066 0,2–0,7 14,457 0,78407
0,3 34,459 0,86974 <0,2 15,209 0,81558

2. Kelas stabilitas atmosfer Pasquill. Metodologi ini didasarkan pada


Kondisi stabilitas di atmosfer pengukuran kecepatan angin pada
terkait dengan kemampuan atmosfer ketinggian 10 m dan intensitas radiasi
untuk mencampur dan menyebar polutan. matahari siang hari dan tutupan awan
Kondisi ini juga menentukan kondisi pada malam hari (Lazaridis, 2010). Tabel
turbulensi di atmosfer dan pembentukan 3 menunjukkan kelas stabilitas atmosfer
awan. Sebuah metodologi yang diterima berdasarkan pada Pasquill (Beychok,
secara luas untuk perhitungan stabilitas 1994).
atmosfer telah diperkenalkan oleh
Tabel 3. Klasifikasi kelas stabilitas atmosfer
Siang Malam
Kecepatan
Pancaran Sinar Matahari Tertutup Awan
Angin
Berawan Cerah
(m/s) Kuat Sedang Lemah
(>4/8) (<3/8)
<2 A A-B B - -
2-3 A-B B C E F
3-5 B B-C C D E
5-6 C C-D D D D
>6 C D D D D
Keterangan : A = Sangat Tidak Stabil D = Netral
B = Tidak Stabil E = Agak sedikit stabil
C = Sedikit Tidak Stabil F = Stabil

Air Pollution Simulation From Cirebon Power Plant Activity


(Muhaimin, Eko Sugiharto, Adhitasari Suratman) 17
Eksakta: Jurnal Imu-Ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

Pembahasan oksigen yang disuplai dari udara bebas


3.1 Persebaran polutan di udara yang banyak mengandung nitrogen.
ambien Polutan yang diemisikan dari
Berdasarkan data meteorologi cerobong asap PLTU tersebut akan
pada bulan Oktober 2012 sampai dengan terdispersi ke udara ambien, sehingga
September 2013 arah angin ditunjukkan kualitas udara ambien akan menurun dan
pada Gambar 1. Gambar 1 menunjukan akan berdampak pula pada penerima
bahwa arah angin terlihat dari barat daya (reseptor) seperti manusia, hewan serta
ke arah timur laut dengan kecepatan tumbuh-tumbuhan. Untuk mengetahui
angin rata-rata sebesar 1,91 m/s. pola dispersi emisi yang keluar dari
cerobong asap PLTU dan konsentrasi
polutan di udara, pemodelan dispersi
polusi udara dilakukan dengan
menggunakan model gaussian plume.
Model gaussian plume sering
digunakan untuk memprediksikan
dispersi polutan secara kontinyu yang
Gambar 1. Arah angin pada bulan berasal dari permukaan atau dataran
Oktober 2012 sampai dengan September tinggi. Hal ini mengasumsikan bahwa
2013
dispersi polutan mempunyai distribusi
3.2 Pemodelan dispersi polutan di
gaussian atau memiliki distribusi
udara
probabilitas normal. Model ini
Salah satu dampak yang
mengasumsikan bahwa atmosfer
diakibatkan oleh aktivitas PLTU adalah
memiliki keadaan yang stagnan,
emisi gas buang dari pembakaran batu
homogen dan konsentrasi dari polutan
bara dan debu terhadap kualitas udara
akan terdistribusi secara normal. Input
ambien. Polutan yang diemisikan dari
untuk model ini sangat sederhana yang
cerobong asap PLTU adalah berupa SOx,
meliputi kecepatan angin, arah angin,
dan NOx. Gas SOx dihasilkan dari
jarak polutan dari sumber dan koefisien
kandungan sulfur yang ada dalam batu
dispersi σy dan σz (Ukaigwe et al., 2013).
bara, sedangkan gas NOx merupakan
hasil dari proses pembakaran batu bara.
Proses pembakaran ini memerlukan

Air Pollution Simulation From Cirebon Power Plant Activity


(Muhaimin, Eko Sugiharto, Adhitasari Suratman) 17
Eksakta: Jurnal Imu-Ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364
Tabel 4. Konsentrasi Polutan dari hasil disebabkan karena dengan kecepatan
Pemodelan
angin yang besar polutan akan semakin
Baku Mutu
Jenis cepat terdispersi oleh udara dan
Konsentrasi Berdasarkan PP No.41
Polutan
Tahun 1999 mengakibatkan konsentrasi polutan
SOx 36,89 µg/m3 60 µg/m3 menjadi menurun dari sumber ke jarak
NOx 31,25 µg/m3 100 µg/m3 yang lebih jauh dari sumber.
Hasil pemodelan menunjukkan Pola dispersi polutan di udara
konsentrasi polutan di udara baik SOx untuk SOx ditunjukkan pada Gambar 2
maupun NOx masih berada di bawah sedangkan untuk polutan NOx
baku mutu berdasarkan peraturan ditunjukkan pada Gambar 3. Perbedaan
pemerintah no. 41 tahun 1999 tentang warna pada setiap jarak tertentu
pengendalian pencemaran udara. Adapun menunjukkan tingkat perbedaan
hasil pemodelan dispersi polutan di udara konsentrasi, warna magenta menunjukkan
ditunjukkan Tabel 4. kepekatan konsentrasi polutan yang
Hasil pemodelan dispersi polusi paling tinggi, kemudian untuk warna
udara untuk SOx dan NOx masih berada kuning menunjukkan konsentrasi polutan
di bawah baku mutu, hal ini dipengaruhi yang paling tendah. Apabila dilihat pada
oleh beberapa faktor diantaranya faktor color bar yang berada pada sebelah
kecepatan angin dan air hujan. Dengan kanan gambar, menunjukkan semakin ke
adanya air hujan, polutan di atmosfer bawah maka nilainya akan semakin
akan mengalami deposisi yang berakibat menurun seiring dengan berubahnya
pada penurunan konsentrasi pada polutan warna dari magenta ke warna kuning.
(Verkatram, 2004). Kemudian Semakin
besar kecepatan angin maka konsentrasi
polutan akan semakin kecil, hal ini

Gambar 2. Pola dispersi polutan SOx di udara

Air Pollution Simulation From Cirebon Power Plant Activity


(Muhaimin, Eko Sugiharto, Adhitasari Suratman) 19
Eksakta: Jurnal Imu-Ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364

Gambar 3. Pola dispersi polutan NOx di udara


3.3 Pemodelan dispersi polutan di PLTU Cirebon Unit 2 yang akan
udara dengan menggunakan dua dibangun dengan kapasitas 1.000 MW.
cerobong asap PLTU Cirebon Unit 1 dan 2
Pemodelan dispersi polutan di masing-masing memiliki 1 cerobong
udara dengan menggunakan dua asap. Pembangunan PLTU Cirebon Unit
cerobong asap dilakukan guna 2 akan dilakukan di area yang sama
mengetahui pola dispersi dan konsentrasi dengan PLTU Cirebon Unit 1, di Desa
polutan di udara yang berasal dari dua Kanci, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat,
unit PLTU. Spesifikasi dari masing- atau sekitar 10 kilometer sebelah timur
masing cerobong yang berasal dari PLTU Kota Cirebon. PLTU baru tersebut akan
1 dan PLTU 2 dibuat sama baik secara menjadi satu unit sendiri (Sandi, 2013).
fisik maupun kondisi polutan yang Pemodelan dilakukan untuk mengetahui
dikeluarkan, kecuali untuk laju emisi konsentrasi maksimum dan dispersi
masing-masing polutan. polutan yang berasal dari dua unit PLTU
Laju emisi SOx yang digunakan tersebut.
untuk pemodelan dengan menggunakan Jarak maksimum jangkauan
dua cerobong asap adalah sebesar 18,698 polutan yang digunakan adalah 10 km
g/s sedangkan laju emisi untuk NOx yang (searah sumbu x), sedangkan jarak untuk
digunakan adalah 15,841 g/s. Laju emisi arah sebaran polutan menyamping sekitar
yang digunakan ini berdasarkan pada data 1,5 km ke kanan dan kiri dari posisi
sekunder yang diperoleh dari PLTU 1. cerobong asap. Kemudian jarak antar
PLTU 1 merupakan PLTU Cirebon Unit cerobong dibuat 500 meter. Dispersi
1 yang sudah beroperasi dengan kapasitas polutan dalam pemodelan ini dilihat
660 MW, sedangkan PLTU 2 merupakan apabila cerobong asap berada pada posisi
saling membelakangi (depan-belakang).

Air Pollution Simulation From Cirebon Power Plant Activity


(Muhaimin, Eko Sugiharto, Adhitasari Suratman) 20
Eksakta: Jurnal Imu-Ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364
Adapun hasil pemodelan polusi udara ditunjukkan pada Gambar 4 untuk
yang berasal dari dua cerobong asap polutan SOx dan Gambar 5 untuk NOx.

Gambar 4. Pola dispersi polutan SOx di udara yang berasal dari dua cerobong asap

Gambar 5. Pola dispersi polutan NOx di udara yang berasal dari dua cerobong asap
Hasil pemodelan menunjukkan tahun 1999. Kemudian pemodelan
bahwa konsentrasi polutan masih berada dispersi polutan dengan menggunakan
di bawah baku mutu udara ambien, hal ini dua cerobong asap menunjukkan
disebabkan konsentrasi dari masing- konsentrasi polutan yang dihasilkan juga
masing polutan sebelum diolah masih masih berada dibawah baku mutu.
berada di bawah baku mutu. Ucapan Terima kasih
Kesimpulan Ucapan terima kasih penulis
Berdasarkan hasil pemodelan sampaikan kepada PLTU Cirebon dan
dispersi polusi udara menunjukkan PSLH UGM atas bantuan dan data
bahwa konsentarsi polutan di udara masih sekunder yang telah diberikan selama
berada di bawah baku mutu berdasarkan penulis melakukan penelitian.
pada peraturan pemerintah nomor 41

Air Pollution Simulation From Cirebon Power Plant Activity


(Muhaimin, Eko Sugiharto, Adhitasari Suratman) 21
Eksakta: Jurnal Imu-Ilmu MIPA p. ISSN: 1411-1047
e. ISSN: 2503-2364
Pustaka Dispersion in Timisoara City, in a
Certain Reference Point in
Ali, M., and Athar M., 2010,
Relation with A Stationary
Dispersion modeling of noxious
Source. Chem. Bull. Politehnica
pollutants from Thermal power
Univ. (Timişoara). Volume.
plants, Turkish J.Eng.Env.Sci.,
53(67), 1-2.
34, 105 – 120.
Sabri, A.A., 2011, Mathematical Model
Beychok, M.R.,1994, Fundamental of
For The Study Effects Of
Stack Gas Dispersion, Newport
Meteorological Conditions On
Beach, California.
Dispersion Of Pollutants In Air.
Bijaksana, A.M.A., Sjahrul, M.,
Diyala Journal of Engineering
Nadjamuddin Harun, dan Rudy
Sciences, 04, 02 , 150-165.
Djamaluddin, 2012, The effects of
Sandi, A. P., 2013, Ekspansi Pltu Cirebon
Gas Emission Steam Power Plant
2 Tunggu Harga Listrik,
On The Surrounding Residential
http://www.tempo.co/read/news/2
Area. IJCEE-IJENS. Vol. 12 No:
013/09/23/090515835/Ekspansi-
03.
PLTU-Cirebon-2-Tunggu-Harga-
Coll, J., 2002, Air Pollution. 2 nd ed., New
Listrik. Diakses tanggal 23
Fetter Lane, London.
Oktober 2013.
Fatehifar, E., Elkamel, A.A., Alizadeh O,
Stockie, John M, 2011, The Mathematics
A. Charchi., 2008, Developing a
of Atmospheric Dispersion
new model for simulation of
Modeling. SIAM Review. Vol. 53,
pollution dispersion from a
No. 2, pp. 349–372.
network of stacks. Applied
Ukaigwe, Sandra A., dan Osoka, E.C.,
Mathematics and Computation
2013, Air Quality Monitoring
206: 662–668.
Using Model: A Review. IJSR.
Lazaridis, M., 2010, First Principles of
Vol.2 ed. 9.
Meteorology and Air Pollution.
Vallero, Daniel A., 2008, Fundamentals
Enviromental Pollution Vol. 19.
Of Air Pollution, 4th ed., Elsevier,
Springer, London.
UK.
Ma, S., 2010, Simulation on SO2 and
Venkatram, A., 2004, The Role Of
NOx Emission from Coal Fired
Meteorological Inputs In
Power Plants in North-Eastern
Estimating Dispersion From
North America, Energy and
Surface Release, Atmos. Environ,
Power Engineering,2, 190-195.
38, 16, 2439-2446.
Nauli, T., 2002. Pola Sebaran Polutan
Wu, Y.L., Rahmaningrum, D.G., Lai,
Dari Cerobong Asap, Prosiding
Y.C., Tu, L.K., Lee, S.J., Wang,
Pertemuan dan Presentasi
L.C., and Chien, C.G.P., 2012,
Ilimiah Penelitian Dasar Ilmu
Mercury Emissions from a Coal-
Pengetahuan dan Teknologi
Fired Power Plant and Their
Nuklir P3TM-BATAN,
Impact on the Nearby
Yogyakarta.
Environment, Aerosol and Air
Palau, J. L. J., dan Meliá, D. S., 2009,
Quality Research, 12, 643–650.
Seasonal Differences In SO2
Weiner dan Matthews, 2003,
Ground-Level Impacts From A
Environmental Engineering.
Power Plant Plume On Complex
Fourth Edition. Elsevier Science.
Terrain, Environ. Monit. Assess.,
USA
No. 149. p. 445–455.
Pirlea, H. G.A., Brusturean, D. Silaghi-
Perju, dan D. Perju, 2008,
Simulation of NO2 Emission

Air Pollution Simulation From Cirebon Power Plant Activity


(Muhaimin, Eko Sugiharto, Adhitasari Suratman) 22

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai