Anda di halaman 1dari 9

Laporan Pendahuluan

Asuhan Keperawatan pada Ny. S


dengan kebutuhan personal hygine

I. Konsep Kebutuhan
1.1 Definisi kebutuhan personal hygine
Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti Personal
yang artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Wartonah, 2004).
Personal Hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusia
dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya,
kesehatan dan kesejah teraan sesuai dengan kondisi kesehatannya,
klien di nyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan perawatan diri (Direja, 2011).
Defisit Perawatan Diri adalah keadaan ketika individu mengalami suatu
kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif, yang menyebabkan
penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
(Carpenito, 2006).
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti personal
yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi personal
hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Cara
perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka disebut
higiene perorangan. ( Kasiati dkk, 2016 : 85 )
Personal hygiene / kebersihan diri adalah salah satu kemampuan
dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan guna mempertahankan
kehidupannya, kesehatan, kesejahteraan, sesuai dengan kondisi
kesehatan, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri. Ukuran kebersihan atau penampilan
seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda
pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan.
Perawat dapat memberikan informasi-informasi tentang personal hygiene
yang lebih baik terkait dengan waktu atau frekuensi aktifitas, dan cara
yang benar dalam melakukan perawatan diri.
1.2 Fisiologi sistem/ Fungsi normal sistem terkait kebutuhan personal hygine
Sistem integumen terdiri dari kulit, lapisan subkutan di bawa kulit dan
pelengkapnya, seperti kelenjar dan kuku.kulit terdiri atas dua lapisan
yaitu lapisan epidermis yang terdapat pada bagian atas yang banyak
mengandung sel sel epitel.sel sel ini mudah sekali mengalami
regenerasi.lapisan ini tidak mengandung pembuluh darah ( Tarwoto dan
Wartonah 2006 ).
Lapisan kedua adalah lapisan dermis yang terdiri dari jaringan
otot,saraf folikel rambut,dan kelenjar.pada kulit terdapat dua kelenjar
pertamakelenjar sebasea yang menghasilkan minyak yang disebut
sebumyang berfungsi meminyaki kulit dan rambut.kedua kelenjar
serumen yang terdapat dalam telinga yang berfungsi sebagai pelumas
dan berwarna coklat.
1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi peribahan kebutuhan personal hygine
Menurut (Potter & Perry, 2009), pilihan hygiene klien terpenuhi oleh
beberapa faktor sehingga individu memiliki pariasi praktik hygiene.
Faktor-faktor tersebut antara lain:
1.3.1 Citra tubuh (body image)
Body image seseorang berpengaruh dalam pemenuhan
personal hygiene karena adanya perubahan fisik sehingga individu
tidak perduli dengan kebersihannya. Penampilan umum pasien dapat
menggambarkan pentingnya personal hygiene pada orang tersebut.
1.3.2 Praktik sosial
Kelompok sosial mempengaruhi bagaimana pasien dalam
melaksanakan praktik personal hygiene. Termasuk produk dan
frekuensi perawatan pribadi. Selama masa kanak-kanak, kebiasaan
keluarga mempengaruhi personal hygiene, misal frekuensi mandi,
waktu mandi dan jenis hygiene mulut. Pada masa remaja, hygiene
pribadi dipengaruhi oleh teman. Misalnya remaja wanita mulai tertarik
ada penampian pribadi dan mulai memakai riasan wajah. Pada masa
dewasa, teman dan kelompok kerja membentuk harapan tentang
penampilan pribai sedangkan pada lansia beberapa praktik hygiene
berubah karena hidupnya dan sumber yang tersdia . pada anak-anak
selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
menjadi perubahan pola personal hygiene, beberapa praktik hygiene
pada lansia berubah karena kondisi hidunya dan sumber yang
tersedia.
1.3.3 Status sosial dan ekonomi
Status ekonomi akan mempengaruhi jenis dan sejauh mana
praktek hygiene dilakukan. Kondidi sosisl ekonomi seseorang
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mempengaruhi sarana
dan prasarana yang dibutuhkan untuk mempertahankan kebersihan
diri.
1.3.4 Pengetahuan dan motivasi kesehatan
Pengetahuan tentang kesehatan dan implikasinya bagi
kesehatan dapat mempengaruhi praktek hygiene. Meskipun
demikian, pengetahuan sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus
termotifasi untuk memelihara kesehatan diri. Seringkali,
pembelajaran tentang penyakit mampu mendorong klien untuk
meningkatan hygine
1.3.5 Variabel budaya
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi
perawatan hygine. Orang dari luar kebudayaan yang berbeda
mengikuti praktek keperawatan diri yang berbeda
1.3.6 Kebiasaan atau pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang
kapan untuk mandi, bercukur dan melakukan perawatan rambut.
Klien memiliki produk yang berbeda (misalnya sampho, sabun mandi,
pasta gigi) menurut pilihan dan kebutuhan pribadi. klien juga memiliki
pilihan mengenai bagaimana melakukan hygiene.
1.3.7 Kondisi fisik seseorang
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya atau yang
menjalani oprasi seringkali kekurangan energi fisik atau ketangkasan
untuk melakukan hygiene pribadi. seseorang klien yang
mengguanakan gips pada tangannya atau mengguanakan traksi
membutuhkan bantuan mandi yang lengkap.
1.4 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pasa istem terkait
kebutuhan personal hygine
1.4.1 Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik.Gangguan
fisik yang sering terjadi adalah: Gangguan intergritas kulit, gangguan
membrane mukosa mulut, infeksi mata dan telinga dan gangguan
fisik pada kuku.
1.4.2 Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman,kebutuhan dicintai dan
mencintai,kebutuhan harga diri,aktualisasi diri,dan gangguan
interaksi sosial Seseorang yang mengalami masalah personal hyiene
akan berdapak pada fisik, pisikososial, dan spiritualnya (Maulida
Debi. 2017).
1.4.3 Dampak spiritual
Ganguan pada personal hygiene dapat derdampak pada
masalah spiritual, yaitu distres spritul. Distres spiritual adalah
gangguan pada keyakinan atau sistem nilai berupa kesulitan
merasakan makna dan tujuan hidup melalui hubungan dengan diri,
orang lian,lingkungan atau tuhan (PPNI ,2017). Seseorang yang
Gangguan personal hygiene saat akan melakukan sprtual akan
merasa dirinya tidak suci atau tidak bersih.
II. Rencana Asuhan Pasien dengan kebutuhan personal hygine
2.1 Pengkajian
2.2.1 Riwayat Keperawatan
Tahap pengkajian dalam proses keperawatan merupakan
proses dinamis yang terorganisasi dan, meliputi tiga aktivitas
dasar yaitu, mengumpulkan data secara sistematis, memilah
dan mengatur kembali data dan mendokumentasikan data
(Tarwoto & Wartonah, 2006).
2.2.1 Pemeriksaan Fisik: data focus
 Pemeriksaan Fisik
- Rambut: keadaan kesuburan rambut, keadaan rambut
yang mudah rontok, keadaan rambut yang kusam, keadaan
tekstur.
- Kepala: botak atau alopesia, ketombe, berkutu, adakah
eritema, kebersihan.
- Mata: apakah sclera ikterik, apakah konjungtiva pucat,
kebersihan mata, apakah gatal atau mata merah.
- Hidung: adakah pilek, adakah alergi, adakah perdarahan,
adakah perubahan penciuman, kebersihan hidung, keadaan
membrane mukosa, adakah septum deviasi.
- Mulut: keadaan mukosa mulut, kelembabannya, adakah
lesi, kebersihan.
- Gigi: adakah karang gigi, adakah karies, kelengkapan gigi,
pertumbuhan , kebersihan.
- Telinga: adakah kotoran, adakah lesi, bentuk telinga,
adakah infeksi
- Kuku tangan dan kaki: bentuk, warna, adanya lesi,
pertumbuhan.
- Kulit: kebersihan, adakah lesi, keadaan turgor, warna kulit,
suhu, teksturnya , pertumbuhan bulu.
- Genetalia: kebersihan, pertumbuhan rambut pubis, keadaan
kulit, keadaan lubang urethra, keadaan skrotum, testis pada
pria, cairan yang dikelurkan.
 Pengkajian Fungsional
- Pola Aktivitas: meliputi gerakan ( mobilitas ) pasien,
aktivitas/ pekerjaan pasien yang dapat mengendorkan otot.
- Pola Istirahat/Tidur: meliputi kebiasaan tidur / istirahat
pasien kebiasaan dalam istirahat, waktu istirahat.
- Pola Pakaian: meliputi memilih baju yang sesuai,
berpakaian dan melepas pakaian.
- Pola Lingkungan dan mempertahankan temperatur tubuh:
meliputi suhu tubuh, kaji akral (dingin/hangat), warna (kaji
adanya sianosis,kemerahan).
- Pola Personal Hygiene: eliputi kebiasaan menjaga
kebersihan tubuh dari penampilan yang baik serta
melindungi kulit, kebiasaan mandi, gosok gigi,
membersihkan genetalia dan lain-lain untuk menjaga
kesehatan.
- Pola Kepercayaan dan Keyakinan: meliputi apa
kepercayaan yang dianut oleh pasien, dan apakah pasien
melakukan ibadah teratur seperti aturan kepercayaannya.
- Pola Komunikasi: bagaimana berinteraksi dengan orang
lain.
 Pemeriksaan Umum
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2006), pemeriksaan fisik
yang perlu dilakukan pada masalahpersonal hygiene
adalah: tanda-tanda vital berupa tekanan darah, nadi,
respirasi, temperature
2.2.1 Pemeriksaan Penunjang
-
2.2 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa 1 : Defisit perawatan diri: mandi
2.2.1 Definisni: tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas
perawatan diri
2.2.2 Batasan Karakteristik: tidak mampu mandi/mengenakan
pakaian/makan/ke toilet/ berhias secara mandiri
2.2.3 Faktor yang berhubungan: fungsi penilaian terganggu
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1
2.3.1 Tujuan dan Kriteria Hasil: setelah dilakukan tindakan
keperawatan 2x24 jam defisit perawatan diri mandi dapat
teratasi dengan kriteria hasil :
- Dapat melakukan personal hygine mandi
- Dapat mengenakan pakaian
- Berminat melakukan perawatan diri
- Mampu untuk ke toilet (BAK/BAB)
2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional:
 Dukungan perawatan diri :mandi
Definisi: memfasilitasi pemenuhan kebutuhan
bersih diri.
Observasi
- Identifikasi usia dan budaya dalam membantu kebersihan
diri
- Identifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan
- Monitor kebersihan tubuh (misal.rambut,mulut,kulit,kuku)
- Monitor integritas kulit
Terapeutik
- sediakan peralatan mandi (misal.sabun,sikat
gigi,shampo,pelembab kulit )
- sediakan lingkungan yang aman dan nyaman
- fasilitas menggosok gigi ,sesuai kebutuhan
- fasilitas mandi,sesuai kebutuhan
- pertahankann kebiasaan kebersihan diri
Edukasi
- jelaskan manfaat mandi dan dampak tidak mandi terhadap
kesehatan
- ajarkan kepada keluarga cara memandikan pasien,jika
perlu
III. Daftar Pustaka
Saputra, Lyndon. 2013. Catatan Ringkasan Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta: Binarupa Aksara Publisher
Heriana, Pelapina. 2014. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang
Selatan: Binarupa Aksara
Kasiati dan Ni Wayan Dwi Rosmalawati.2016.Kebutuhan Dasar Manusia 1.
Jakarta: Salemba Medika.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia. Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (I). Jakarta. Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id
Rahman, Faisal. 2014. Pemeliharaan Kebersihan Perorangan Untuk Siswa
SMA Bidang Studi Keahlian Kesehatan. Tanah Bumbu
Amin Huda Nurarif dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC JILID
2. Jakarta : EGC

Jakarta, 26 September 2021


Proceptor
akademik (.......................................

Laporan Pendahuluan ini telah diperiksa:


Tanda Tangan Nama Preseptor akademik: Catatan Preseptor:

Hari/Tanggal:

Anda mungkin juga menyukai