Proposal - Ahmadi Z.I Abdullah
Proposal - Ahmadi Z.I Abdullah
OLEH :
i
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
ii
LEMBAR PENGESAHAN
MENYETUJUI
Pembimbing I Pembimbing II
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
iii
pertolonganNya, sehingga penulis mampu menyelesaikan Proposal
Penelitian yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Tani Sayur Kubis
pada Kawasan Agropolitan di Desa Netpala, Kecamatan Mollo Utara,
Kabupaten Timor Tengah Selatan” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Proposal penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat guna
menyelesaikan studi pada pendidikan strata satu Fakultas Pertanian,
Universitas Nusa Cendana, Kupang, NTT.
Terselesainya penulisan usulan proposal penelitian ini tidak terlepas
dari bimbingan maupun motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1 Dr. Ir. Muhammad S. M. Nur, M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian,
Universitas Nusa Cendana, Kupang.
2 Ir. Marthen R. Pellokila, MP. Ph.D selaku Ketua Jurusan Agribisnis,
Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana, Kupang.
3 Dra. Sondang S.P. Pudjiastuti, MM selaku Pembimbing Utama yang
telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun
Proposal Penelitian ini.
4 Dra. Sondang S.P. Pudjiastuti, MM Siselaku Pembimbing Utama yang
telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun
Proposal Penelitian ini.
5 Maria F. Darlen. SP.MSi., Siselaku Pembimbing Kedua yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun Proposal
Penelitian ini.
6 Ir. Maria Bano, MP selaku penguji yang telah memberikan kritik dan
saran bagi penulis dalam penyempurnaan Proposal Penelitian.
7 Orang tauter cinta yang dengan penuh kasih sayang yang telah
memberikan bantuan doa dan restu.
8 Teman-teman Agribisnis angkatan 2019 yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan penulisan proposal rencana penelitian ini.
9 Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya yang telah
berpartisipasi dan memberikan bantuan baik langsung maupun tidak
langsung guna kelancaran penyelesaian penulisan Proposal Penelitian
iv
ini.
Penulis menyadari bahwa Proposal Penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik maupun
saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan tulisan ini.
Kupang, 2023
Penulis
v
DAFTAR ISI
PROPOSAL PENELITIAN ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.4 Manfaat Penelitian 5
BAB II 6
TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Penelitian Terdahulu 6
2.2 Landasan Teori 9
2.2.1 Usahatani 9
2.2.2 Sayur Kubis 9
2.2.3 Strategi Pengembangan 10
2.2.4 Analisis SOAR 13
2.2.5 Analisis Pendapatan 20
BAB III 22
METODE PENELITIAN 22
3.1 Kerangka Pemikiran 22
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 24
3.3 Metode Penentuan Sampel 24
3.4 Metode Pengumpulan Data 24
3.5 Konsep Pengukuran dan Definisi Operasional 25
3.7 Metode dan Analisis Data 26
DAFTAR PUSTAKA 33
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sektor pertanian hingga kini masih memiliki peranan yang strategis
dalam pembangunan nasional baik pertumbuhan ekonomi maupun
pemerataan pembangunan. Peran strategis yang dimaksudkan
pembangunan pertanian untuk pertumbuhan ekonomi antara lain adalah,
penyedia pangan bagi penduduk, penghasil devisi negara melalui ekspor,
penyedia bahan baku industri, peningkatan kesempatan kerja dan usaha
pengentasan kemiskinan serta perbaikan SDM pertanian (Departemen
Pertanian, 2008).
Salah satu wilayah pengembangan kawasan pertanian yang tumbuh
dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis ialah
kawasan agropolitan yang merupakan salah satu pengembangan kawasan
pertanian serta berfokus pada pembangunan wilayah yang mencakup
aspek-aspek pertumbuhan, pemerataan, dan berkelanjutan berdimensi
lokasi dalam ruang dan berkaitan dengan aspek sosial ekonomi wilayah
kegiatan pengembangan pertanian didaerah sekitarnya. Agropolitan
umumnya dikaitkan dengan pedesaan karena sektor pertanian dan
pengelolaan sumber daya alam memang menjadi mata pencaharian
utama sebagian besar masyarakat pedesaan (Nurhana, 2014)
Menurut Economics Tradings (2022) sektor pertanian menyumbang
PDB pada pada tahun 2022 sebesar Rp.5.189.030 miliar atau 5.01 persen
dari total PDB tahun tahun 2021. Sebagai negara dimana mayoritas
penduduk bekerja dibidang pertanian, diperlukan upaya pembangunan
yang serius di sektor ini. Tidak hanya pada tatanan wacana negara, seperti
pangan yang cukup, peningkatan PDB, atau peningkatan pendapatan
negara.
Salah satu komoditas hortikultura yang memiliki peranan yang sangat
strategis adalah sayuran. Selain memiliki kandungan yang kaya akan
mineral dan vitamin, produksi sayuran juga menjadi sumber pendapatan
1
negara sebagai komoditas ekspor. Komoditas sayuran berpotensi
semakin popular, pertumbuhan populasi, peningkatan kesadaran
kesehatan, dan peningkatan pendapatan masyarakat semuanya
berkontribusi pada peningkatan permintaan dari waktu ke waktu.
Jenis komoditi hortikultura yang menjadi objek penelitian ini, adalah
sayur kubis. Umumnya kubis banyak ditanam didataran tinggi 1000-2000
dpl. Produksi sayur kubis diketahui mengalami peningkatan sebesar
1.437,463 ton pada tahun 2021, setelah bawang merah dan cabai rawit
(BPS, 2021).
Daratan Timor merupakan daerah yang sangat berpotensi sebagai
penghasil sayuran, sehingga pembangunan pertanian khususnya tanaman
hortikulura, diarahkan sebagai usaha melestarikan dan memantapkan
usahatani hortikultura secara kualitas maupun kuantitas. Salah satu
daerah daerah daratan timur penghasil produksi tanaman hortikultura
terbesar adalah kabupaten Timor Tengah Selatan. Sayur Kubis merupakan
tanaman hortikultura yang paling banyak di produksi oleh petani. Namun
jenis sayuran ini dalam beberapa tahun terakhir mengalami nilai
produktivitas yang tak menentu, hal ini berdasarkan data yang diambil
pada 3 tahun terakhir yaitu 2019-2021 di Kabupaten TTS. Jumlah produksi
komoditi sayuran kubis pada tahun 2019 sebesar 21.450 kuintal, tahun
2020 sebesar 15.835 kuintal dan tahun 2021 sebesar 10.150 kuintal BPS
Kabupaten TTS (2021). Dengan adanya perbedaan nilai produksivitas yang
tak menentu dalam tiga tahun terakhir, maka secara tidak langsung dapat
mempengarui pengembangan pada usahatani sayur kubis dan
pendapatan petani, namum bagimana perbedaannya belum diketahui
secara pasti oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian pada kawasan agrpolitan di Desa Netpala, Kecamatan Mollo
Utara, Kabupaten TTS.
Desa Netpala adalah Desa dengan kondisi biofisik dataran tinggi iklim
kering karena berada pada 900 sampai 1078 mdpl dengan musim hujan
antara Desember sampai April, dan sisanya merupakan bulan musim
2
kering. Penduduk Desa Netpala mencari nafkah sebagian besar melalui
pertanian dan peternakan, dan perdagangan. Warga desa Netpala juga
membentuk kelompok tani yang saat ini tersisa 9 kelompok tani, dengan
komoditas yang ditanam ialah jagung, ubi jalar, singkong yang ditanam
pada musim panas dan jenis sayuran tertentu lebih difokuskan
penanaman pada musim hujan (Basuki, 2016).
Sebagai salah satu desa yang berada di kecamatan Mollo Utara,
produksivitas usahatani sayur kubis di Desa Netpala selalu cenderung
mengalami kenaikan dan penurunan (fluktuatif) produksi sayur kubis tiap
tahunnya, pada tahun 2018 hasil panen kubis 15 ha, produksi 1500 kw, dan
produksi rata-rata 100 kw/ha. Pada tahun 2019 sayur kubis di Desa
Netpala, mengalami penurunan produksi sebesar 140.695 kg (Nenda T.,et
al, 2019).
Sedangkan pada tahun 2020 produksi kubis meningkat kembali
menjadi 87.972 kg, kemudian tahun 2021 produksi kubis menurun menjadi
56.388 kg, dan terakhir tahun 2022 produksi sedikit meningkat menjadi
67.500 kg (Kecamatan Mollo Utara Dalam Angka, 2022).
Berdasarkan survei awal pada petani di Desa Netpala mengalami
kesulitan atau terus-menerus kekurangan air, dan tidak ada tempat
penampungan air yang diberikan oleh pemerintah setempat, karena petani
jarang menerima bantuan saprodi dari pemerintah dan mengeluhkan
kurangnya distribusi pupuk, yang tidak merata atau hanya diperoleh oleh
penduduk terpilih. Petani Netpala kurang melakukan evaluasi atau
pertemuan dalam membahas permasalahan yang dihadapi, dalam hal ini
kelompok tani, sehingga mengakibatkan ketidak aktifan antar penduduk
Netpala, yang mengakibatkan pembubaran kelompok tani yang terbentuk
pada awal 20 kelompok menjadi 9 kelompok yang tersisa dan memilih
untuk mencoba berusaha sendiri.
Hambatan lain untuk hasil pertanian di Desa Netpala termasuk praktik
penanaman sayuran yang sering diserang hama, kurangnya informasi
tentang pembuatan pupuk organik, dan kurangnya bantuan pemerintah
3
yang tidak dilakukan secara teratur.
Sebagian hasil panen yang ditanam pada musim hujan juga dijual
hingga ke Kota Kupang, dengan jarak 150 kilometer dari desa Netpala.
Namun pada musim panas pemasaran kubis tidak stabil sehingga tidak
dapat dijangkau karena disebabkan minim pasokan sayuran kubis yang
biasa nya masuk ke Kota Kupang, dan penjualan sayur kubis dialihkan oleh
Petani dari Oesao (Pesaing) yang menjual hasil produksi kubis dalam
jumlah banyak sehingga daerah tersebut mampu mendominasi
permintaan pasar terutama pada musim panas.
Dalam mengembangkan usahatani sayuran kubis diperlukan
pengembangan yang tepat agar dapat mengatasi permasalahan yang
terjadi sehingga dapat memenuhi permintaan pasokan dan mendapatkan
keuntungan yang maksimal pada usaha pertanian di Desa Netpala.
Dengan menggunakan pendekatan analisis SOAR, penelitian ini akan
menggali lebih dalam pada kelompok tani berdasarkan fakta-fakta yang
disajikan. Analisis SOAR berfungsi sebagai alat evaluasi keseluruhan
dengan empat elemen penting, yaitu Strength, Opportunities, Aspirations,
dan Results, yang dianggap mampu menentukan strategi pengembangan
(evaluasi) terbaik di masa depan.
Dari latar bekang permasalahan diatas maka Peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Tani
Sayur Kubis pada Kawasan Agropolitan di Desa Netpala, Kecamatan
Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan”
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya digunakan oleh peneliti sebagai bahan dasar
dalam penyusunan penelitian ini. Tujuannya adalah untuk mengetahui
hasil yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, sekaligus perbandingan yang
dapat mendukung kegiatan penelitian selanjutnya yang sejenis.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dudi Septiadi (2020)
dengan judul “Strategi Pengembangan Usahatani Sayuran Berbasis
Pertanian Organik Pada Kelompok Tani Mekar Sari, Kecamatan Apenan”.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1.) Menganalisis Faktor Internal dan
Eksternal pada Pertanian Berbasis Organik pada Kelompok Tani Mekar
Sari; dan 2.) Mengembangkan strategi alternatif untuk pertanian sayuran
berbasis pertanian organik. Analisis yang digunakan pada penelitian ini
yaitu analisis Analisis SWOT menggunakan matriks IFE dan EFE hierrarki
prosedur perumusan strategi. Temuan penelitian ini didasarkan pada
pemeriksaan IFE tentang hubungan antar pemimpin dengan Anggota
kelompok tani yang sangat baik. Variasi dan kualitas sayuran adalah
kekuatan dalam pertumbuhan pertanian. Modal terbatas serta kekurangan
pemahaman petani tentang pertanian organik inilah yang menjadi
6
kelemahan Kelompok Tani Mekal Sari. Berdasarkan hasil analisis EFE,
faktor cuaca/iklim, dan harga, peralatan produksi usahatani yang relatif
mahal untuk mengancam kelompok pertanian, tetapi dukungan tersedia
dengan adanya keberadaan sektor publik dan swasta yang terikat dengan
petani organik menjadi peluang bagi kelompok tani. Berdasarkan hasil
analisis hirarki proses, diidentifikasi strategi alternatif yaitu dukungan
modal kerja dan pengetahuan yang berbeda untuk meningkatkan minat
petani berbasis pertanian organik dan menandatangani perjanjian kerja
sama dengan pemerintah dan swasta dalam hal menyediakan Kegiatan
pertanian organik di Mataram menjadi alternatif strategi utama dalam
rekomendasi kebijakan pembangunan usahatani di masa depan, tentang
pengembangan sayuran pertanian organik.
Hasil penelitian dari Novia R. (2014) yang berjudul “Strategi
pengembangan usahatani kubis di Desa Sumber Gading” 1.) Faktor utama
yang mendasari keputusan petani yang ingin menanam kubis adalah:
pendapatan tinggi, kesesuaian geografis antara faktor pendapatan tinggi,
kemudahan pemasaran, harga kubis yang tinggi, masa kerja petani yang
lama. pengalaman, kemudahan budidaya, dan kondisi geografis. 2.)
Strategi pengembangan usahatani kubis di Desa Sumber Gading yang
dapat diimplementasikanya itu kami mendukung petani dengan
mendirikan lembaga keuangan dalam organisasi petani dan memberikan
pinjaman dengan suku bunga rendah yang tidak membebani petani
merupakan salah satu pendekatan untuk mengembangkan pertanian kubis
di Desa Sumber Gading yang dapat diadopsi. Selanjutnya, dinas pertanian
memberikan bimbingan, pelatihan, dan pendampingan kepada petani,
serta lembaga penelitian mengadakan kegiatan pemberdayaan mengenai
teknik budidaya dan memberikan informasi serta dukungan dalam
penerapan teknologi pertanian dan teknologi baru, serta revitalisasi
terhadap lembaga koperasi milik kelompok tani yang sudah ada di desa
Sambar Gading.
Berdasarkan hasil penelitian Siska P. et al., (2016) dengan judul “Peran
7
Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Sistem Agribisnis Kubis Di
Kecamatan Tawang mangu Kabupaten Karanganyar”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, pengembangan sistem pertanian kubis
menghasilkan ketersediaan fasilitas produksi dan budidaya yang
berfluktuasi sesuai standar yang sangat tinggi, panen, pasca panen dan
pemasaran sesuai standar yang tinggi, dan dukungan kelembagaan sesuai
standar yang rendah. Telah terbukti bahwa ini telah menjadi kasusnya.
Peran konsultan pertanian sebagai motivator, mediator, supervisor dan
fasilitator sangat menuntut. Alasan mengapa peran penyuluh pertanian
memenuhi standar tinggi adalah usia dan pendapatan petani, meskipun
standar pendidikan dan pelatihan pertanian rendah. Pada tingkat
kepercayaan 95%, kami menemukan hubungan yang signifikan dengan
peran konsultan sebagai motivator dalam pemasaran. Ada hubungan
penting antara peran konsultan sebagai perantara dan agen pendukung.
Tidak ada hubungan yang signifikan antara peran penasihat pertanian
sebagai pengawas dan promotor dengan pengembangan sistem pertanian
kubis.
Berdasarkan hasil penelitian Asbanu M. (2018) dengan judul “Analisis
Pemasaran Kubis Di Kecamatan Kuatnana Kabupaten Timor Tengah
Selatan (Studi kasus Desa Tetaf Kecamatan Kuatnana Kabupaten Timor
Tengah Selatan”. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan di Kecamatan Kuatnana dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut : 1.) Saluran Pemasaran kubis di Kecamatan Kuatnana dilakukan
melalui tiga saluran yaitu sebagai berikut : saluran I petani menjual
langsung kekonsumen akhir, saluran II petani menjual kepengecer di Soe,
kemudian pengecer di Soe menjual hasil belinya ke konsumen akhir di Soe,
Saluran III petani menjual kubis pada pengecer Kupang, kemudian
pedagang pengecer Kupang menjual kubis pada konsumen akhir di
Kupang,
2.) EfisienPemasaran kubis di Kecamatan Kuatnana ialah :
a. b. Saluran pemasaran yang relatif efisien adalah saluran I dan
8
saluran II antara petani dan pedagang. Saluran I efisien karena
bagian petani yang diterima petani adalah 100% dan tidak ada
margin. Saluran II antara Jadi petani dan pedagang efisien
karena margin penjualan minimal Rp.1. 3000/kg dan pangsa
petani tertinggi di 64,7%. Di sisi lain, saluran pemasaran III antara
petani dan pengecer di Kupang merupakan saluran pemasaran
yang relatif tidak efisien karena margin pemasarannya adalah
Rp.2. 4.500/kg dan 55%.
b. Nilai Ec tertinggi ada di saluran I. Hal ini disebabkan tingginya
biaya yang dikeluarkan akibat rendahnya harga jual. Di Alur III, EC
petani dan pengecer di Kupang rendah di 4,8%, dan EC petani dan
penyortir adalah 5%.
Selanjutnya penelitian dari Ratnasari (2018) dengan judul Analisis
Pemasaran Dan Strategi Pengembangan Usahatani Kubis Di Desa
Sumberjo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada analisis keuntungan
pemasaran dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1.)
Ada tiga saluran pemasaran dalam proses pemasaran kubis di desa Di
Desa Sumberjo : pemasaran satu tingkat (petani, perantara, dan
konsumen). saluran pemasaran tingkat kedua (petani, perantara, pengecer,
konsumen); 2.) Saluran pemasaran yang paling efisien adalah saluran
pemasaran tingkat tunggal. 3.) Budidaya kubis di desa Sumberho berada
dalam posisi peluang yang kuat di wilayah putih, sehingga pertanian
memiliki peluang pasar potensial dan dapat dimanfaatkan dengan
menggunakan strategi S-O (Strengths-Opportunities) yang memiliki
kemampuan untuk mewujudkannya.
1) Lingkungan Internal
Lingkungan internal ialah lingkungan dalam perusahaan itu dan
memiliki dampak langsung dan khusus bagi korporasi. Analisis lingkungan
internal didefinisikan sebagai proses perencanaan strategis yang mengkaji
pemasaran dan distribusi perusahaan, penelitian dan pengembangan,
produksi dan operasi, sumber daya dan karyawan, serta faktor keuangan
dan akuntansi, untuk menganalisis kekuatan masing-masing divisi
sehingga perusahaan dapat menangkap peluang dengan cara yang paling
efektif.
a. Pemasaran
Merupakan dasar dari semua kegiatan proyek perusahaan. Peluang
dari agribisnis agar petani menganggap kemampuan usaha
pertaniannya mudah dijual ketika menggarap lapangan pertanian.
b. Keuangan
Pertimbangan financial dalam memberikan gambaran tentang
potensi petani untuk menghasilkan income yang tersirat dari
11
operasional keuntungan nilai jual yang diharapkan selama
pengelolaan lahan.
c. Produksi, operasional dan Teknik
Departemen Operasi dan prosedur pengendalian produksi pabrik
terus beroperasi seperti yang diharapkan. Kontrol produksi adalah
fungsi yang memindahkan barang melalui siklus manufaktur secara
keseluruhan, dari pengadaan bahan baku hingga pengiriman produk
jadi. Petani memberikan pelayanan operasion alat jasa yang
diberikannya secara lancar dan konsisten sesuai dengan ketentuan
standar operasional prosedur.
d. Sumber Daya Manusia (SDM)
Cara meningkatkan kemampuan petani dalam mengelola lahan
pertanian berkaitan dengan kompetensinya dalam mengelolalahan
yang sedang digarap.
Beberapa elemen lingkungan internal dapat berdampak pada
pengembangan usahatani kubis antara lain :
a Kualitas sayuran kubis
b. Wilayah yang mendukung
c. Tingkat output yang tinggi
d. Pengetahuan pertanian
e. Informasi harga kurang
f. Kendala modal
g. Kekuatan financial
12
2) Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal perusahaan menyediakan beberapa masalah
yang harus dipecahkan agar perusahaan dapat menarik atau memperoleh
sumberdaya yang dibutuhkan dan menjual barang dan jasanya secara
menguntungkan. Lingkungan eksternal merupakan faktor penting dalam
pengembangan, operasi, dan perluasan perusahaan. Lingkungan eksternal
juga dapat digambarkan sebagai segala sesuatu yang terhubung dengan
konsumen, pemasok, dan aliansi, serta dampak ketiganya terhadap
efektivitas rantai pasokan (Pearce et al.,2011)
Hal yang sama juga dikatakan menurut Wispandono (2010)
lingkungan eksternal terdiri dari :
1. Pembeli
Seseorang yang membeli sesuatu, barang atau makanan. Pembeli
adalah orang atau perusahaan yang membeli atau menggunakan
barang atau jasa tertentu.
2. Teknologi
Teknologi adalah faktor terpenting yang harus ada dalam
pertanian. Teknologi adalah sarana penyediaan item yang
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup dan kenyamanan manusia.
3. Pemasok
Individu atau bisnis dalam skala besar atau kecil yang mampu
memenuhi permintaan konsumen atau perusahaan lain
4. Pemerintah
Sekelompok orang atau organisasi yang diberi wewenang untuk
mengatur dan membuat serta menerapkan hukum atau hukum di
wilayah tertentu.
Ada beberapa faktor lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi
pengembangan usahatani kubis antara lain :
a. Harga kubis yang menguntungkan
b. Permintaan pasar meningkat
c. Ketersediaan lahan
13
d. Teknologi yang semakin canggih
e. Fluktuasi harga
f. Perubahan iklim atau anomali cuaca
g. Kurangnya bantuan dari Dinas Pertanian
h. Serangan hama dan penyakit
14
Berfokus pada kelemahan Berkonsentrasi pada hal yang
(weakness) dan ancaman berguna. Berkonsentrasi pada
kekuatan (streangths) dan peluang
(threats) (opportunities).
Berfokus pada kompetisi yang Berfokus pada kesanggupan
diarahkan untuk menjadi lebih organisasi untuk menjadi yang
baik terbaik
Berfokus pada perencanaan yang
Berfokus pada analisis untuk
selanjutnya
sebuah perencanaan
penerapan/implementasi
SWOT berusaha untuk SOAR lebih menitikberatkan pada
meningkatkan pendapatan inovasi dan peningkatan nilai
3. Aspirasi (Aspirations)
Merupakan aspirasi, visi, dan misi yang ingin dicapai (hal-hal yang
diinginkan) dalam rangka membentuk kepercayaan terhadap produk,
pasar, dan apapun yang mengembangkan keyakinan pada produk,
pasar, dan hal lainnya mencapai visi yang diharapkan adanya
perasaan dan semangat positif dalam meningkatkan kinerja dan
pelayanan di kemudian hari. Berbagi tujuan ini sangat penting untuk
mengembangkan visi, misi, dan menjadi panduan untuk perjalanan
masa depan organisasi (Fahlevi, 2020).
4. Hasil (Result)
Afnan Fuadi, (2020) hasil yang terukur terhadap pemikiran yang
strategis akan menunjukkan sejauh mana tujuan yang disepakati
telah terpenuhi (measurable results). Penting untuk merancang
sistem pengakuan dan penghargaan yang menarik sehingga
anggota organisasi merasa termotivasi dalam upaya mencapai
16
tujuan yang ditetapkan ini.
Menurut Ramadhanti A (2020) SOAR menggunakan pendekatan 5-1
(lima 1) untuk membantu organisasi menemukan (menanyakan) kekuatan,
peluang, aspirasi, dan hasil mereka bayangkan; (bayangkan) masa
depannya yang terbaik ; inovasi strategi, inisiatif strategis, rencana, sistem,
desain, dan struktur, dan menginspirasi (menginspirasi) rencana dan
strategi strategis untuk menghasilkan hasil yang positif.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Stravos dan Cole (2013) bahwa
Lima fase pendekatan 5-1 dapat dianggap sebagai langkah, dengan setiap
langkah melibatkan siklus pemikiran dan percakapan SOAR. Kelima fase
tersebut terangkum di bawah ini :
1). Initiate
Perencana strategis bertugas menentukan bagaimana
menerapkan SOAR dan mengintegrasikannya dengan metode,
proses, dan aplikasi perencanaan strategis saat ini. Setelah tim
perencanaan strategis inti terbentuk, percakapan strategis akan
dapat berlangsung dalam bahasa yang dapat dimengerti,
memastikan bahwa semua pihak yang ada memahami poin-poin
utama dari strategi dan jenis rencana strategis yang akan
dikembangkan.
2). Inquire
Berpikir Strategis Ini adalah langkah penyelidikan strategis
terhadap nilai-nilai organisasi, misi, kekuatan internal, dan
lingkungan eksternal untuk menghasilkan kemungkinan, ambisi,
dan hasil percakapan. Baik kondisi organisasi saat ini maupun
proyeksi masa depan organisasi.
3). Imagine
Dialog kreatif terjadi untuk menciptakan visi bersama organisasi
dengan mempertimbangkan pengaruh kekuatan, peluang, dan
aspirasi. Setiap pihak dalam proses ini memanfaatkan kekuatan
citra positif untuk masa depan sebagai dasar untuk tindakan dan
17
hasil positif. Dialog yang mendukung menciptakan inspirasi dan
kegembiraan untuk memicu rencana strategis, yang didukung
oleh gambaran masa depan.
4) Innovate
Strategi dimaksudkan untuk mendefinisikan "bagaimana dan apa"
dari jalan masa depan terbaik. Seperti yang dibahas dalam tahap
Imagine inisiatif strategis diidentifikasi dan diprioritaskan untuk
mengimplementasikan perubahan pada proses, sistem, struktur,
dan budaya yang ada pada saat itu.
18
5) Implement
Energi, komitmen, dan rencana muncul sebagai hasil dari strategi
yang digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Istilah
"Hasil" (R) digunakan sebagai metrik atau sebagai umpan balik
untuk literasi proses dan bahan koreksi.
Menurut Arman dan Nugraha, (2020) untuk menyusun faktor-faktor
strategis perusahaan disusun menggunakan matriks SOAR. Matrix ini
digunakan untuk menggambarkan bagaimana kekuatan dan peluang
eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan aspirasi
dan hasil yang terukur ketika menyusun faktor-faktor strategi sperusahaan.
Matriks analisis SOAR dibagi menjadi empat kondisi sebagai berikut :
Table 2. Matriks SOAR
Internal Strenght
Opportunies
Faktor kekuatan
Internal Faktor peluang eksternal
Eksternal
Aspirations Strategi SA Strategi OA
Faktor Buat strategi yang Teknik aspirasional yang juga
harapan menggunakan kekuatan dimaksudkan untuk
dari internal untuk mencapai aspirasi memanfaatkan peluang
Result Strategi SR Strategi OR
Hasil yang Buat taktik berdasarkan Taktik yang berfokus pada
terukur kekuatan anda untuk peluang untuk mencapai hasil
untuk menghasilkan hasil yang yang dapat diukur
diwujudkan dapat diukur.
Sumber : Arman dan Nugraha, 2020
Dari table diatas dapat dijelaskan matriks SOAR sebagai berikut :
a. Strategi SA (Strengths - Aspirations):
Pendekatan ini dibangun dengan memanfaatkan semua kekuatan (S)
untuk mencapai ambisi yang diinginkan (A).
19
b. Strategi OA (Opportunities - Aspirations):
Pendekatan ini dirancang untuk mengidentifikasi dan memenuhi
ambisi (A) dari setiap pemangku kepentingan yang berfokus pada
peluang yang tersedia (O).
c. Strategi SR (Strengths - Results):
Strategi ini dibuat untuk mewujudkan kekuatan (S) untuk mencapai
hasil (R) yang terukur.
d. Strategi OR (Opportunities - Results):
Strategi ini beriorientasi kepada peluang (O) untuk mencapai hasil (R)
yang sudah terukur.
Mengidentifikasi keadaan dan posisi perusahaan dalam persaingan
bisnis digunakan diagram analisis SOAR berdasarkan faktor strategis
internal yang dimiliki perusahaan dan secara eksternal yang dihadapi
perusahaan. Diagram SOAR adalah sebagai berikut (Stavros Jacqueline et
al.,2003) :
Table 3. Analisis SOAR
21
b) Membuat kolom nilai..bobot terhadap masing-masing faktor yang
akan diisi
c) Kemudian juga membuat nilai rating dan score masing-masing
faktor pada perusahaan
d) Lalu Menyusun faktor-faktor tersebut dalam kolom 1
e) Memberi nilai pembobotan masing-masing faktor IE
f) Menghitung rating (untuk masing-masing faktor mulai dari 4
(outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap kondisi organisasi
g) Mengalikan bobot dengan rating untuk memperoleh total faktor
pembobotan
h) Menjumlahkan skor pembobotan dan rating untuk memperoleh total
skor.
22
kepemilikan dll.
4. Sumber pendapatan dan upah non-pertanian
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Kerangka Pemikiran
Usahatani di Desa Netpala diperlukan analisis lingkungan terkait faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup aspek produksi,
operasional dan teknik, Sumber Daya Manusia (SDM), Keuangan dan
Pemasaran. Untuk faktor eksternal mencakup aspek pembeli/konsumen,
pemasok, dan pemerintah/ penyuluhan pertanian.
Untuk menggali lebih dalam tentang usahatani sayur kubis di Desa
Netpala akan dilakukan penelitian berdasarkan fakta-fakta yang disajikan.
Digunakan Analisis SOAR yang berfungsi sebagai alat evaluasi
keseluruhan dengan empat elemen penting yaitu Strength, Opportunities,
Aspirations, dan Results yang dianggap mampu menentukan strategi
pengembangan (evaluasi) terbaik dimasa depan untuk merumuskan
strategi yang tepat dalam pengembangan usahatani sayuran kubis secara
efektif di Desa Netpala.
Soekartawi (2002) mengemukakan bahwa membuat suatu barang,
biaya dan pendapatan adalah dua hal terpenting bagi seorang
wirausahawan untuk mencapai laba maksimum. Indikator pendapatan
pertanian adalah produk dari pencapaian harga produksi dan penjualan.
24
Pendapatan adalah nilai moneter yang berasal dari hasil penjualan suatu
pekerjaan sebelum dikurangi total biaya yang dikeluarkan.
25
Dari pemaparan kerangka berpikir diatas, maka dapat digambarkan
skema rangkaian pemikiran sebagai berikut :
Usahatani Pd = TR – TC
TR = Y.Py
Analisis Lingkungan
Matriks IE (Aspiration)
Matriks IE (Result)
Diagram castesius
SOAR
Matriks SOAR
26
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Netpala, Kecamatan Mollo
Utara Kabupaten TTS. Sedangkan pengumpulan data dalam penelitian ini
berlangsung selama satu bulan, yaitu September sampai Oktober 2023.
3.3 Metode Penentuan Sampel
Penentuan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan merupakan
daerah sentra sayuran kubis pada kawasan agropolitan. Petani kubis di
Desa Netpala, Kecamatan Molo Utara, Kabupaten Timur Tengah Selatan
(TTS) terdiri dari 2 kelompok tani yaitu kelompok tani Akar Mas yang
terdiri atas 21 anggota dan kelompok tani Anugrah Mollo beranggotakan
31 orang dengan pertimbangan bahwa kedua kelompok tersebut
merupakan petani sayur kubis yang masih aktif memproduksi.
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi yang dijadikan
kajian dalam penelitian ini adalah petani sayur kubis dalam kelompok tani
Akar Mas dan kelompok tani Anugrah Mollo yang ada di Desa Netpala,
Kecamatan Molo Utara, Kabupaten TTS.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode sensus.
Artinya semua anggota populasi ditetapkan menjadi sampel, sehingga
jumlah sampel dalam penelitian adalah sebanyak 52 orang yang terdiri
dari kelompok tani Akar Mas 21 orang dan Anugrah Mollo 31 orang.
Menurut Sugiyono (2016) pengertian dari sampling jenuh atau sensus
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel.
3.4Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data
primer dan data skunder. Metode pengumpulan data yang dilakukan
pada usahatani sayur kubis ini adalah metode wawancara, studi
lapang, dan studi pustaka.
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dengan
27
responden (informan kunci) dengan berpedoman pada daftar
pertanyaan atau kuesioner.
2. Studi Lapang
Studi lapang merupakan pengamatan dan pengambilan data pada
petani dengan cara observasi objek penelitian untuk mengetahui
aktivitas yang berlangsung usahatani tersebut dan melakukan
wawancara. Data yang diambil merupakan data primer.
3. Studi pustaka
Studi pustaka termasuk dalam memperoleh data skunder yang
bersumber dari buku-buku yang berkaita dengan penelitian ini,
referensi penelitian terdahulu yang dapat di internet atau media cetak.
3.5Konsep Pengukuran dan Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap istilah-
istilah atau variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini, maka
diperlukan konsepdasar, sebagai berikut :
1. Faktor internal yaitu faktor yang meliputi kekuatan seperti
produksi, pemasaran dan pendapatan.
2. Faktor eksternal adalah faktor peluang seperti aspek sosial
dari penyuluh dan pemerintah.
Untuk menghindari kekeliruan dan kesalah pahaman serta
mengingat luasnya pengertian tentang pengembangan usahatani
dalam pembahasan hasil penelitian ini, maka, penelitian ini dibatasi
pada hal-hal sebagai berikut:
1. Strategi adalah sebuah rencana yang memerlukan pilihan
manajemen puncak dalam pengembangan perusahaan agar dapat
direalisasikan dan diarahkan ke masa depan.
2. Pengembangan adalah upaya untuk mengembangkan kualitas
teknis, teoritis, konseptual, dan moral melalui pendidikan dan
pelatihan dalam menanggapi tuntutan.
3. Kawasan agropolitan adalah kawasan pedesaan yang secara
fungsional merupakan kawasan dengan kegiatan utamanya adalah
28
pertanian.
4. Usahatani adalah kegiatan yang dilakukan dalam menanam kubis di
Desa Netpala
5. Kubis adalah salah satu tanaman hortikultura jenis sayur-sayuran
yang banyak dikonsumsi dan dibudidayakan oleh masyarakat di
Desa Netpala, Kecamatan Mollo Utara
6. Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh
denganharga jual yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).
7. Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dan total biaya
yang dikeluarkan dalam usahatani yang dinyatakan dalam rupiah
(Rp).
3.7Metode dan Analisis Data
Dalam penelitian ini terdapat tiga masalah yang dibahas yaitu
1. untuk menjawab tujuan pertama terkait kendala–kendala apa saja
yang dihadapi usahatani sayur kubis didesa Netpala maka dilakukan
analisis deskriptif. Analisis ini bertujuan mendiskripsikan keadaan dan
masalah yang terjadi pada perusahaan baik dari faktor internal dan
eksternal.
2. Selanjutnya untuk menjawab tujuan kedua terkait besar pendapatan
usahatani sayuran kubis maka teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan analisis pendapatan usahatani.
Pendapatan dibagi menjadi 3 pendapatan yaitu sebagai berikut
Soekartawi (2002) :
29
Rumus yang digunakan sebagai berikut.:
Keterangan :
TR = Total Revenue / nilai total penerimaan
Py = Harga Y
Keterangan :
TC = Total Biaya
3. Rumus Pendapatan : I = TR – TC
Keterangan :
I = Pendapatan
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya
b) Matriks IFE
30
c) Diagram Kartesius,
d) Matriks SOAR
Faktor Faktor
Bobot Rating Skor (Bobot x Rating)
Internal
Kekuatan :
1.
2.
3.
4.
………
Nilai
TotalStreanght
Total Streanght +
Subtotal
Aspiration
Masing-masing faktor kemudian dibandingkan terhadap semua
faktor eksternal perusahaan untuk mendapatkan faktor prioritas terhadap
jumlah total bobot. Bobot terdiri dari 1/10 (tidak penting) hingga (sangat
penting), nilai rating antara 3 dan 4 untuk setiap faktor internal yang
menunjukkan apakah faktor tersebut adalah kekuatan minor (3), kekuatan
mayor (4). Nilai rating adalah berbasis internal perusahaan David F.R
(2011).
32
1) Penentuan nilai bobot:
(Jumlah Rating Narasumber Faktor/Total Rating Narasumber)
3) Penentuan Skor:
(Nilai Bobot Faktor x Nilai Rating Faktor)
Faktor Faktor
Bobot Rating Skor (Bobot x Rating)
Eksternal
Peluang :
1.
2.
3.
33
4.
………
Nilai Total
Opportunities
Total Opportunities +
Subtotal
Results
Strenght (S)
-
II. OA (Total OA) I. SA (Total SA)
-
34
Aspiration Result (R)
35
Table 6. Matriks SOAR
Internal Strenght
Opportunies
Faktor kekuatan
Internal Faktor peluang eksternal
Eksternal
Aspirations Strategi SA Strategi OA
Faktor Buat strategi yang Teknik aspirasional yang juga
harapan dari menggunakan dimaksudkan untuk
internal kekuatan untuk memanfaatkan peluang
mencapai aspirasi
Result Strategi SR Strategi OR
Hasil yang Buat taktik Taktik yang berfokus pada
terukur untuk berdasarkan kekuatan peluang untuk mencapai hasil
diwujudkan anda untuk yang dapat diukur
menghasilkan hasil
yang dapat diukur.
Tentukan konsekuensi dari perumusan kombinasi strategi dari
lingkungan internal dan eksternal setelah menerima nilai total dari matriks
IFE dan EFE yang ditampilkan pada diagram SOAR kartesisu. Rumusan
alternatif strategi merupakan suatu alternatif yang digunakan oleh
Kelompok Tani Akar Mas dan Anugrah Mollo. Kombinasi strategi matriks
yang didapat dari indikator dan dilakukan penggabungan pada faktor
internal dan eksternal.
36
DAFTAR PUSTAKA
39