Anda di halaman 1dari 47

PROPOSAL PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TANI SAYUR KUBIS PADA


KAWASAN AGROPOLITAN DI DESA NETPALA, KECAMATAN MOLLO
UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

OLEH :

ACHMADI Z.I ABDULLAH


NIM. 1904020247

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
KUPANG
2023

i
PROPOSAL PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TANI SAYUR KUBIS PADA


KAWASAN AGROPOLITAN DI DESA NETPALA, KECAMATAN MOLLO
UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

OLEH :

ACHMADI Z.I ABDULLAH


NIM. 1904020247

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


Serjanapada Pendidikan Strata satu Fakultas Pertanian
Universitas Nusa Cendana

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
KUPANG
2023

ii
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TANI SAYUR


KUBIS PADA KAWASAN AGROPOLITAN DI DESA
NETPALA, KECAMATAN MOLLO UTARA,
KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN
NAMA : ACHMADI Z.I ABDULLAH
NIM : 1904020247
JURUSAN : AGRIBISNIS / MANAJEMEN PERTANIAN

MENYETUJUI

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Sondang S.P. Pudjiastuti, MM Maria F. Darlen. SP.MSi.,


NIP. 19590420 198702 2 001 NIDK. 19580823 198803 1 002

Koordinator Prodi Agribisnis Dekan Fakultas Pertanian

Ir. M. R. Pellokila, MP.Ph.D. Dr. Ir. Muhammad S.M. Nur, M.Si


NIP. 19650317198903 1 002 NIP. 19650628 198803 1 001

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

iii
pertolonganNya, sehingga penulis mampu menyelesaikan Proposal
Penelitian yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Tani Sayur Kubis
pada Kawasan Agropolitan di Desa Netpala, Kecamatan Mollo Utara,
Kabupaten Timor Tengah Selatan” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Proposal penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat guna
menyelesaikan studi pada pendidikan strata satu Fakultas Pertanian,
Universitas Nusa Cendana, Kupang, NTT.
Terselesainya penulisan usulan proposal penelitian ini tidak terlepas
dari bimbingan maupun motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1 Dr. Ir. Muhammad S. M. Nur, M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian,
Universitas Nusa Cendana, Kupang.
2 Ir. Marthen R. Pellokila, MP. Ph.D selaku Ketua Jurusan Agribisnis,
Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana, Kupang.
3 Dra. Sondang S.P. Pudjiastuti, MM selaku Pembimbing Utama yang
telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun
Proposal Penelitian ini.
4 Dra. Sondang S.P. Pudjiastuti, MM Siselaku Pembimbing Utama yang
telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun
Proposal Penelitian ini.
5 Maria F. Darlen. SP.MSi., Siselaku Pembimbing Kedua yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun Proposal
Penelitian ini.
6 Ir. Maria Bano, MP selaku penguji yang telah memberikan kritik dan
saran bagi penulis dalam penyempurnaan Proposal Penelitian.
7 Orang tauter cinta yang dengan penuh kasih sayang yang telah
memberikan bantuan doa dan restu.
8 Teman-teman Agribisnis angkatan 2019 yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan penulisan proposal rencana penelitian ini.
9 Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya yang telah
berpartisipasi dan memberikan bantuan baik langsung maupun tidak
langsung guna kelancaran penyelesaian penulisan Proposal Penelitian

iv
ini.
Penulis menyadari bahwa Proposal Penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik maupun
saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan tulisan ini.

Kupang, 2023

Penulis

v
DAFTAR ISI

PROPOSAL PENELITIAN ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.4 Manfaat Penelitian 5
BAB II 6
TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Penelitian Terdahulu 6
2.2 Landasan Teori 9
2.2.1 Usahatani 9
2.2.2 Sayur Kubis 9
2.2.3 Strategi Pengembangan 10
2.2.4 Analisis SOAR 13
2.2.5 Analisis Pendapatan 20
BAB III 22
METODE PENELITIAN 22
3.1 Kerangka Pemikiran 22
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 24
3.3 Metode Penentuan Sampel 24
3.4 Metode Pengumpulan Data 24
3.5 Konsep Pengukuran dan Definisi Operasional 25
3.7 Metode dan Analisis Data 26
DAFTAR PUSTAKA 33

vi
DAFTAR TABEL

Table 1. Perbedaan mendasar SWOT dan SOAR 13


Table 2. Matriks SOAR 17
Table 3. Analisis SOAR 18
Table 4. Matriks IFE 29
Table 5. Matriks EFE 30
Table 6. Matriks SOAR 32

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran 34


Gambar 2. Diagram Cartesius 42

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Sektor pertanian hingga kini masih memiliki peranan yang strategis
dalam pembangunan nasional baik pertumbuhan ekonomi maupun
pemerataan pembangunan. Peran strategis yang dimaksudkan
pembangunan pertanian untuk pertumbuhan ekonomi antara lain adalah,
penyedia pangan bagi penduduk, penghasil devisi negara melalui ekspor,
penyedia bahan baku industri, peningkatan kesempatan kerja dan usaha
pengentasan kemiskinan serta perbaikan SDM pertanian (Departemen
Pertanian, 2008).
Salah satu wilayah pengembangan kawasan pertanian yang tumbuh
dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis ialah
kawasan agropolitan yang merupakan salah satu pengembangan kawasan
pertanian serta berfokus pada pembangunan wilayah yang mencakup
aspek-aspek pertumbuhan, pemerataan, dan berkelanjutan berdimensi
lokasi dalam ruang dan berkaitan dengan aspek sosial ekonomi wilayah
kegiatan pengembangan pertanian didaerah sekitarnya. Agropolitan
umumnya dikaitkan dengan pedesaan karena sektor pertanian dan
pengelolaan sumber daya alam memang menjadi mata pencaharian
utama sebagian besar masyarakat pedesaan (Nurhana, 2014)
Menurut Economics Tradings (2022) sektor pertanian menyumbang
PDB pada pada tahun 2022 sebesar Rp.5.189.030 miliar atau 5.01 persen
dari total PDB tahun tahun 2021. Sebagai negara dimana mayoritas
penduduk bekerja dibidang pertanian, diperlukan upaya pembangunan
yang serius di sektor ini. Tidak hanya pada tatanan wacana negara, seperti
pangan yang cukup, peningkatan PDB, atau peningkatan pendapatan
negara.
Salah satu komoditas hortikultura yang memiliki peranan yang sangat
strategis adalah sayuran. Selain memiliki kandungan yang kaya akan
mineral dan vitamin, produksi sayuran juga menjadi sumber pendapatan
1
negara sebagai komoditas ekspor. Komoditas sayuran berpotensi
semakin popular, pertumbuhan populasi, peningkatan kesadaran
kesehatan, dan peningkatan pendapatan masyarakat semuanya
berkontribusi pada peningkatan permintaan dari waktu ke waktu.
Jenis komoditi hortikultura yang menjadi objek penelitian ini, adalah
sayur kubis. Umumnya kubis banyak ditanam didataran tinggi 1000-2000
dpl. Produksi sayur kubis diketahui mengalami peningkatan sebesar
1.437,463 ton pada tahun 2021, setelah bawang merah dan cabai rawit
(BPS, 2021).
Daratan Timor merupakan daerah yang sangat berpotensi sebagai
penghasil sayuran, sehingga pembangunan pertanian khususnya tanaman
hortikulura, diarahkan sebagai usaha melestarikan dan memantapkan
usahatani hortikultura secara kualitas maupun kuantitas. Salah satu
daerah daerah daratan timur penghasil produksi tanaman hortikultura
terbesar adalah kabupaten Timor Tengah Selatan. Sayur Kubis merupakan
tanaman hortikultura yang paling banyak di produksi oleh petani. Namun
jenis sayuran ini dalam beberapa tahun terakhir mengalami nilai
produktivitas yang tak menentu, hal ini berdasarkan data yang diambil
pada 3 tahun terakhir yaitu 2019-2021 di Kabupaten TTS. Jumlah produksi
komoditi sayuran kubis pada tahun 2019 sebesar 21.450 kuintal, tahun
2020 sebesar 15.835 kuintal dan tahun 2021 sebesar 10.150 kuintal BPS
Kabupaten TTS (2021). Dengan adanya perbedaan nilai produksivitas yang
tak menentu dalam tiga tahun terakhir, maka secara tidak langsung dapat
mempengarui pengembangan pada usahatani sayur kubis dan
pendapatan petani, namum bagimana perbedaannya belum diketahui
secara pasti oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian pada kawasan agrpolitan di Desa Netpala, Kecamatan Mollo
Utara, Kabupaten TTS.
Desa Netpala adalah Desa dengan kondisi biofisik dataran tinggi iklim
kering karena berada pada 900 sampai 1078 mdpl dengan musim hujan
antara Desember sampai April, dan sisanya merupakan bulan musim

2
kering. Penduduk Desa Netpala mencari nafkah sebagian besar melalui
pertanian dan peternakan, dan perdagangan. Warga desa Netpala juga
membentuk kelompok tani yang saat ini tersisa 9 kelompok tani, dengan
komoditas yang ditanam ialah jagung, ubi jalar, singkong yang ditanam
pada musim panas dan jenis sayuran tertentu lebih difokuskan
penanaman pada musim hujan (Basuki, 2016).
Sebagai salah satu desa yang berada di kecamatan Mollo Utara,
produksivitas usahatani sayur kubis di Desa Netpala selalu cenderung
mengalami kenaikan dan penurunan (fluktuatif) produksi sayur kubis tiap
tahunnya, pada tahun 2018 hasil panen kubis 15 ha, produksi 1500 kw, dan
produksi rata-rata 100 kw/ha. Pada tahun 2019 sayur kubis di Desa
Netpala, mengalami penurunan produksi sebesar 140.695 kg (Nenda T.,et
al, 2019).
Sedangkan pada tahun 2020 produksi kubis meningkat kembali
menjadi 87.972 kg, kemudian tahun 2021 produksi kubis menurun menjadi
56.388 kg, dan terakhir tahun 2022 produksi sedikit meningkat menjadi
67.500 kg (Kecamatan Mollo Utara Dalam Angka, 2022).
Berdasarkan survei awal pada petani di Desa Netpala mengalami
kesulitan atau terus-menerus kekurangan air, dan tidak ada tempat
penampungan air yang diberikan oleh pemerintah setempat, karena petani
jarang menerima bantuan saprodi dari pemerintah dan mengeluhkan
kurangnya distribusi pupuk, yang tidak merata atau hanya diperoleh oleh
penduduk terpilih. Petani Netpala kurang melakukan evaluasi atau
pertemuan dalam membahas permasalahan yang dihadapi, dalam hal ini
kelompok tani, sehingga mengakibatkan ketidak aktifan antar penduduk
Netpala, yang mengakibatkan pembubaran kelompok tani yang terbentuk
pada awal 20 kelompok menjadi 9 kelompok yang tersisa dan memilih
untuk mencoba berusaha sendiri.
Hambatan lain untuk hasil pertanian di Desa Netpala termasuk praktik
penanaman sayuran yang sering diserang hama, kurangnya informasi
tentang pembuatan pupuk organik, dan kurangnya bantuan pemerintah

3
yang tidak dilakukan secara teratur.
Sebagian hasil panen yang ditanam pada musim hujan juga dijual
hingga ke Kota Kupang, dengan jarak 150 kilometer dari desa Netpala.
Namun pada musim panas pemasaran kubis tidak stabil sehingga tidak
dapat dijangkau karena disebabkan minim pasokan sayuran kubis yang
biasa nya masuk ke Kota Kupang, dan penjualan sayur kubis dialihkan oleh
Petani dari Oesao (Pesaing) yang menjual hasil produksi kubis dalam
jumlah banyak sehingga daerah tersebut mampu mendominasi
permintaan pasar terutama pada musim panas.
Dalam mengembangkan usahatani sayuran kubis diperlukan
pengembangan yang tepat agar dapat mengatasi permasalahan yang
terjadi sehingga dapat memenuhi permintaan pasokan dan mendapatkan
keuntungan yang maksimal pada usaha pertanian di Desa Netpala.
Dengan menggunakan pendekatan analisis SOAR, penelitian ini akan
menggali lebih dalam pada kelompok tani berdasarkan fakta-fakta yang
disajikan. Analisis SOAR berfungsi sebagai alat evaluasi keseluruhan
dengan empat elemen penting, yaitu Strength, Opportunities, Aspirations,
dan Results, yang dianggap mampu menentukan strategi pengembangan
(evaluasi) terbaik di masa depan.
Dari latar bekang permasalahan diatas maka Peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Tani
Sayur Kubis pada Kawasan Agropolitan di Desa Netpala, Kecamatan
Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka pertanyaan
yang harus dijawab pada pneitian ini adalah :
1. Kendala – kendala apa saja yang dihadapi usahatani sayur kubis di
desa Netpala ?
2. Berapa besar pendapatan usahatani sayuran kubis di Desa Netpala
?
3. Bagaimana strategi pengembangan usahatani kubis di Desa
4
Netpala ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi usahatani sayur
kubis di Desa Netpala
2. Untuk mengetahui besar pendapatan usahatani sayuran kubis
3. Untuk mengetahui strategi pengembangan usahatani kubis di desa
Netpala

1.4 Manfaat Penelitian


Sedangkan hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai:
a) Sebagai bahan informasi bagi masyarakat dalam upaya
peningkatan pendapatan dan tingkat kelayakan perbaikan taraf
hidup petani di Desa Netpala.
b) Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi para pengambil
kebijakan dan pihak yang berkepentingan petani di Desa Netpala.
c) Sebagai bahan referensi dan perbandingan oleh penelitian yang lain
yang terkait dengan usahatani sayur kubis.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya digunakan oleh peneliti sebagai bahan dasar
dalam penyusunan penelitian ini. Tujuannya adalah untuk mengetahui
hasil yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, sekaligus perbandingan yang
dapat mendukung kegiatan penelitian selanjutnya yang sejenis.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dudi Septiadi (2020)
dengan judul “Strategi Pengembangan Usahatani Sayuran Berbasis
Pertanian Organik Pada Kelompok Tani Mekar Sari, Kecamatan Apenan”.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1.) Menganalisis Faktor Internal dan
Eksternal pada Pertanian Berbasis Organik pada Kelompok Tani Mekar
Sari; dan 2.) Mengembangkan strategi alternatif untuk pertanian sayuran
berbasis pertanian organik. Analisis yang digunakan pada penelitian ini
yaitu analisis Analisis SWOT menggunakan matriks IFE dan EFE hierrarki
prosedur perumusan strategi. Temuan penelitian ini didasarkan pada
pemeriksaan IFE tentang hubungan antar pemimpin dengan Anggota
kelompok tani yang sangat baik. Variasi dan kualitas sayuran adalah
kekuatan dalam pertumbuhan pertanian. Modal terbatas serta kekurangan
pemahaman petani tentang pertanian organik inilah yang menjadi
6
kelemahan Kelompok Tani Mekal Sari. Berdasarkan hasil analisis EFE,
faktor cuaca/iklim, dan harga, peralatan produksi usahatani yang relatif
mahal untuk mengancam kelompok pertanian, tetapi dukungan tersedia
dengan adanya keberadaan sektor publik dan swasta yang terikat dengan
petani organik menjadi peluang bagi kelompok tani. Berdasarkan hasil
analisis hirarki proses, diidentifikasi strategi alternatif yaitu dukungan
modal kerja dan pengetahuan yang berbeda untuk meningkatkan minat
petani berbasis pertanian organik dan menandatangani perjanjian kerja
sama dengan pemerintah dan swasta dalam hal menyediakan Kegiatan
pertanian organik di Mataram menjadi alternatif strategi utama dalam
rekomendasi kebijakan pembangunan usahatani di masa depan, tentang
pengembangan sayuran pertanian organik.
Hasil penelitian dari Novia R. (2014) yang berjudul “Strategi
pengembangan usahatani kubis di Desa Sumber Gading” 1.) Faktor utama
yang mendasari keputusan petani yang ingin menanam kubis adalah:
pendapatan tinggi, kesesuaian geografis antara faktor pendapatan tinggi,
kemudahan pemasaran, harga kubis yang tinggi, masa kerja petani yang
lama. pengalaman, kemudahan budidaya, dan kondisi geografis. 2.)
Strategi pengembangan usahatani kubis di Desa Sumber Gading yang
dapat diimplementasikanya itu kami mendukung petani dengan
mendirikan lembaga keuangan dalam organisasi petani dan memberikan
pinjaman dengan suku bunga rendah yang tidak membebani petani
merupakan salah satu pendekatan untuk mengembangkan pertanian kubis
di Desa Sumber Gading yang dapat diadopsi. Selanjutnya, dinas pertanian
memberikan bimbingan, pelatihan, dan pendampingan kepada petani,
serta lembaga penelitian mengadakan kegiatan pemberdayaan mengenai
teknik budidaya dan memberikan informasi serta dukungan dalam
penerapan teknologi pertanian dan teknologi baru, serta revitalisasi
terhadap lembaga koperasi milik kelompok tani yang sudah ada di desa
Sambar Gading.
Berdasarkan hasil penelitian Siska P. et al., (2016) dengan judul “Peran

7
Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Sistem Agribisnis Kubis Di
Kecamatan Tawang mangu Kabupaten Karanganyar”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, pengembangan sistem pertanian kubis
menghasilkan ketersediaan fasilitas produksi dan budidaya yang
berfluktuasi sesuai standar yang sangat tinggi, panen, pasca panen dan
pemasaran sesuai standar yang tinggi, dan dukungan kelembagaan sesuai
standar yang rendah. Telah terbukti bahwa ini telah menjadi kasusnya.
Peran konsultan pertanian sebagai motivator, mediator, supervisor dan
fasilitator sangat menuntut. Alasan mengapa peran penyuluh pertanian
memenuhi standar tinggi adalah usia dan pendapatan petani, meskipun
standar pendidikan dan pelatihan pertanian rendah. Pada tingkat
kepercayaan 95%, kami menemukan hubungan yang signifikan dengan
peran konsultan sebagai motivator dalam pemasaran. Ada hubungan
penting antara peran konsultan sebagai perantara dan agen pendukung.
Tidak ada hubungan yang signifikan antara peran penasihat pertanian
sebagai pengawas dan promotor dengan pengembangan sistem pertanian
kubis.
Berdasarkan hasil penelitian Asbanu M. (2018) dengan judul “Analisis
Pemasaran Kubis Di Kecamatan Kuatnana Kabupaten Timor Tengah
Selatan (Studi kasus Desa Tetaf Kecamatan Kuatnana Kabupaten Timor
Tengah Selatan”. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan di Kecamatan Kuatnana dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut : 1.) Saluran Pemasaran kubis di Kecamatan Kuatnana dilakukan
melalui tiga saluran yaitu sebagai berikut : saluran I petani menjual
langsung kekonsumen akhir, saluran II petani menjual kepengecer di Soe,
kemudian pengecer di Soe menjual hasil belinya ke konsumen akhir di Soe,
Saluran III petani menjual kubis pada pengecer Kupang, kemudian
pedagang pengecer Kupang menjual kubis pada konsumen akhir di
Kupang,
2.) EfisienPemasaran kubis di Kecamatan Kuatnana ialah :
a. b. Saluran pemasaran yang relatif efisien adalah saluran I dan

8
saluran II antara petani dan pedagang. Saluran I efisien karena
bagian petani yang diterima petani adalah 100% dan tidak ada
margin. Saluran II antara Jadi petani dan pedagang efisien
karena margin penjualan minimal Rp.1. 3000/kg dan pangsa
petani tertinggi di 64,7%. Di sisi lain, saluran pemasaran III antara
petani dan pengecer di Kupang merupakan saluran pemasaran
yang relatif tidak efisien karena margin pemasarannya adalah
Rp.2. 4.500/kg dan 55%.
b. Nilai Ec tertinggi ada di saluran I. Hal ini disebabkan tingginya
biaya yang dikeluarkan akibat rendahnya harga jual. Di Alur III, EC
petani dan pengecer di Kupang rendah di 4,8%, dan EC petani dan
penyortir adalah 5%.
Selanjutnya penelitian dari Ratnasari (2018) dengan judul Analisis
Pemasaran Dan Strategi Pengembangan Usahatani Kubis Di Desa
Sumberjo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada analisis keuntungan
pemasaran dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1.)
Ada tiga saluran pemasaran dalam proses pemasaran kubis di desa Di
Desa Sumberjo : pemasaran satu tingkat (petani, perantara, dan
konsumen). saluran pemasaran tingkat kedua (petani, perantara, pengecer,
konsumen); 2.) Saluran pemasaran yang paling efisien adalah saluran
pemasaran tingkat tunggal. 3.) Budidaya kubis di desa Sumberho berada
dalam posisi peluang yang kuat di wilayah putih, sehingga pertanian
memiliki peluang pasar potensial dan dapat dimanfaatkan dengan
menggunakan strategi S-O (Strengths-Opportunities) yang memiliki
kemampuan untuk mewujudkannya.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Usahatani
Menurut Suratiyah (2006), pertanian adalah pencarian dan penyesuaian
faktor-faktor produksi oleh petani dengan menggunakan lahan dan alam
sekitarnya sebagai modal untuk memperoleh keuntungan yang maksimal.
9
Untuk meningkatkan kinerja produksi pertanian, pemerintah
menerapkan peraturan No.273/KPTS/OT 160/4/2007, yang menyerukan
pembentukan kelompok antar petani berdasarkan kepentingan bersama,
kondisi lingkungan yang serupa Pengetahuan untuk peningkatan dan
pengembangan perusahaan anggota terhadap aspek sosial, ekonomi,
sumber daya manusia. Tujuannya untuk memperkuat kerja sama antara
petani di dalam kelompok tani atau antara petani dengan aktor lain di luar
kelompok tani. Diharapkan kooperatif dalam terbentuk kelompok tani lebih
efisien dan lebih mampu menghadapi tantangan, hambatan, gangguan,
atau ancaman dalam bertani.
Kegiatan pertanian dibagi menjadi beberapa subsistem, antara lain
budidaya tanaman yang dapat dikonsumsi, budidaya tanaman hortikultura,
budidaya tanaman obat, budidaya perkebunan, budidaya perikanan,
produksi peternakan, dan kehutanan. Misalnya, tanaman hortikultura dan
komoditas seperti kubis atau sayuran kubis, yang merupakan komoditas
hortikultura dan bagian dari menu makanan Indonesia tersebut banyak
diproduksi, misalnya sayuran kubis/kol.

2.2.2 Sayur Kubis


Kubis adalah tanaman tahunan yang tumbuh dalam bentuk semak.
Tanaman kubis memiliki ruas kecil dan batang pendek. Tanaman ini
mengandung akar tunggang serta beberapa akar lateral dangkal. Daunnya
lebar, daun awal, yang lonjong dan lunak, ditutupi oleh yang terakhir, dan
seterusnya sampai mereka menghasilkan daun bulat, lonjong, dan putih
tebal. Mekar dikelompokkan dalam kelompok dan memiliki mahkota
kuning yang khas. Kubis sulit berbunga di Indonesia karena menuntut
suhu rendah berkisar antara 5 hingga 10 derajat celcius selama lebih dari
sebulan. Buahnya tinggi dan bulat, mirip dengan polong. Polong muda
berwarna hijau, sedangkan polong tua berwarna coklat dan mudah pecah.
Bijinya kecil, bulat, dan berwarna coklat. Ada beberapa benih yang
terhubung (Sunarjono et al., 2018).
Ada berbagai macam tanaman kubis, misalnya kubis daun, kubis umbi,
10
kubis kuncup, dan kubis bunga. Kubis putih dan kembang kol adalah
varietas yang dibudidayakan secara komersial saat ini. Daun kubis ditekan
bersama sampai memutih. Karena kubis sangat besar dan tebal, dapat
dikirim jarak jauh. Varietas kubis termasuk Hybrid K-K cross, Hybrid 21,
R.v.E., Yoshin, Pujo, Sego, Pasar Kopenhagen, dan Kubis Merah. Hibrida 21
dan Hibrida 31 adalah kultivar kubis telur yang disarankan untuk ditanam.
KK bersilangan, K-Y bersilangan.

2.2.3 Strategi Pengembangan


Menurut Susanthi (2017) dalam mengembangkan usahatani
sayuran kubis diperlukan strategi yang tepat agar dapat mengatasi
permasalahan yang terjadi sehingga dapat memenuhi permintaan
pasokan dan mendapatkan keuntungan yang maksimal. Maka
perlunya memperhatikan segala faktor seperti :

1) Lingkungan Internal
Lingkungan internal ialah lingkungan dalam perusahaan itu dan
memiliki dampak langsung dan khusus bagi korporasi. Analisis lingkungan
internal didefinisikan sebagai proses perencanaan strategis yang mengkaji
pemasaran dan distribusi perusahaan, penelitian dan pengembangan,
produksi dan operasi, sumber daya dan karyawan, serta faktor keuangan
dan akuntansi, untuk menganalisis kekuatan masing-masing divisi
sehingga perusahaan dapat menangkap peluang dengan cara yang paling
efektif.

a. Pemasaran
Merupakan dasar dari semua kegiatan proyek perusahaan. Peluang
dari agribisnis agar petani menganggap kemampuan usaha
pertaniannya mudah dijual ketika menggarap lapangan pertanian.
b. Keuangan
Pertimbangan financial dalam memberikan gambaran tentang
potensi petani untuk menghasilkan income yang tersirat dari

11
operasional keuntungan nilai jual yang diharapkan selama
pengelolaan lahan.
c. Produksi, operasional dan Teknik
Departemen Operasi dan prosedur pengendalian produksi pabrik
terus beroperasi seperti yang diharapkan. Kontrol produksi adalah
fungsi yang memindahkan barang melalui siklus manufaktur secara
keseluruhan, dari pengadaan bahan baku hingga pengiriman produk
jadi. Petani memberikan pelayanan operasion alat jasa yang
diberikannya secara lancar dan konsisten sesuai dengan ketentuan
standar operasional prosedur.
d. Sumber Daya Manusia (SDM)
Cara meningkatkan kemampuan petani dalam mengelola lahan
pertanian berkaitan dengan kompetensinya dalam mengelolalahan
yang sedang digarap.
Beberapa elemen lingkungan internal dapat berdampak pada
pengembangan usahatani kubis antara lain :
a Kualitas sayuran kubis
b. Wilayah yang mendukung
c. Tingkat output yang tinggi
d. Pengetahuan pertanian
e. Informasi harga kurang
f. Kendala modal
g. Kekuatan financial

12
2) Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal perusahaan menyediakan beberapa masalah
yang harus dipecahkan agar perusahaan dapat menarik atau memperoleh
sumberdaya yang dibutuhkan dan menjual barang dan jasanya secara
menguntungkan. Lingkungan eksternal merupakan faktor penting dalam
pengembangan, operasi, dan perluasan perusahaan. Lingkungan eksternal
juga dapat digambarkan sebagai segala sesuatu yang terhubung dengan
konsumen, pemasok, dan aliansi, serta dampak ketiganya terhadap
efektivitas rantai pasokan (Pearce et al.,2011)
Hal yang sama juga dikatakan menurut Wispandono (2010)
lingkungan eksternal terdiri dari :
1. Pembeli
Seseorang yang membeli sesuatu, barang atau makanan. Pembeli
adalah orang atau perusahaan yang membeli atau menggunakan
barang atau jasa tertentu.
2. Teknologi
Teknologi adalah faktor terpenting yang harus ada dalam
pertanian. Teknologi adalah sarana penyediaan item yang
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup dan kenyamanan manusia.
3. Pemasok
Individu atau bisnis dalam skala besar atau kecil yang mampu
memenuhi permintaan konsumen atau perusahaan lain
4. Pemerintah
Sekelompok orang atau organisasi yang diberi wewenang untuk
mengatur dan membuat serta menerapkan hukum atau hukum di
wilayah tertentu.
Ada beberapa faktor lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi
pengembangan usahatani kubis antara lain :
a. Harga kubis yang menguntungkan
b. Permintaan pasar meningkat
c. Ketersediaan lahan

13
d. Teknologi yang semakin canggih
e. Fluktuasi harga
f. Perubahan iklim atau anomali cuaca
g. Kurangnya bantuan dari Dinas Pertanian
h. Serangan hama dan penyakit

2.2.4 Analisis SOAR


Teknik SOAR berfokus pada kekuatan perusahaan dan prospek pasar,
serta bagaimana kekuatan tersebut dapat digunakan untuk mencapai hasil
yang diinginkan. Metode SOAR adalah pendekatan bottom-up (atasan
bersedia menerima masukan karyawan) yang melibatkan semua
komponen organisasi dalam upaya kolaboratif untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Metode ini merupakan perpanjangan dari analisis SWOT.
Sebagai alternatif analisis SWOT, digunakan teknik Appreciative Inquiri
(AI) pada SOAR (Strengths, Opportunities, Aspirations, Results).
Appreciative Inquiry (AI) adala hteknik yang digunakan dalam manajemen
perubahan (yang akhirnya mengarah pada solusi masalah) untuk
mengidentifikasi kejadian yang sebelumnya tidak disadari selama
pengembangan organisasi. Dalam bukunya “Introduction to Appreciative
Inquiry”, David Cooperrider mempopulerkan teknik ini. Studi SOAR, yang
telah dilakukan selama periode sepuluh tahun, akan membantu individu
dan bisnis menentukan strategi dan memahami kemampuan mereka
untuk meningkatkan kinerja tim, individu, dan perusahaan.
Model SOAR mengubah analisis SWOT, dalam hal kelemahan internal
organisasi dan ancaman eksternal, menjadi faktor aspirasi perusahaan
dan hasil yang terukur untuk dicapai. Variabel kekurangan dan
tantangan/ancaman, menurut model analisis SWOT ini, dapat
menghasilkan pemikiran yang negatif buruk pada anggota bisnis, serta
mengurangi dorongan mereka untuk mencapai yang terbaik.
Table 1. Perbedaan mendasar SWOT dan SOAR
SWOT SOAR

14
Berfokus pada kelemahan Berkonsentrasi pada hal yang
(weakness) dan ancaman berguna. Berkonsentrasi pada
kekuatan (streangths) dan peluang
(threats) (opportunities).
Berfokus pada kompetisi yang Berfokus pada kesanggupan
diarahkan untuk menjadi lebih organisasi untuk menjadi yang
baik terbaik
Berfokus pada perencanaan yang
Berfokus pada analisis untuk
selanjutnya
sebuah perencanaan
penerapan/implementasi
SWOT berusaha untuk SOAR lebih menitikberatkan pada
meningkatkan pendapatan inovasi dan peningkatan nilai

SWOT memperhatikan celah SOAT memperhatikan hasil

Sumber : Stravos & Cole, 2013


Banyak pengusaha dan peneliti yang menggunakan analisis SWOT
telah menemukan bahwa melakukan analisis SWOT mungkin merupakan
prosedur yang memakan waktu, karena orang biasanya terjebak dalam
mendiskusikan kerentanan dan ancaman. Selain itu, banyak buku strategi
menyarankan untuk menghindari taktik yang membesar-besarkan
kerentanan dan risiko saat mencoba menghasilkan inovasi dan
keuntungan strategis.
Kerangka kerja SOAR pada dasarnya adalah proses berpikir strategis
yang menggunakan paradigma AI untuk memindahkan dan memperbesar
energi proses perencanaan ke dalam kuadran SO dan kemudian
menghasilkan ambisi pemangku kepentingan dengan berkonsentrasi pada
aspek Kekuatan dan Peluang pendekatan SWOT.
SOAR terdiri dari empat elemen yaitu strengths, opportunities,
aspirations, and result. Keempat komponen ini, pada akhirnya akan
bergabung untuk mengembangkan kerangka kerja SOAR, yang akan
digunakan untuk mengembangkan strategi alternatif dalam suatu
organisasi. Masing-masing dijelaskan lebih lanjut di bawah ini :
1. Kekuatan (Strenght)
Adalah segala sesuatu yang memiliki dampak terhadap kemampuan
terbesar dalam diri perusahaan dalami bentuk aset, berupa input dan
15
ouput operasional faktor internal perusahaan sebagai dukungan
terhadap pengembangan dan hasil bisnis. Elemen ini merupakan
nilai tambah dalam kemampuan bisnis perusahaan. Hasilnya akan
mudah dilihat jika sebuah perusahaan atau organisasi memiliki
karakteristik berdaya saing sehingga mampu membedakannya
dengan kompetitor dan nantinya dapat memuaskan stakeholder dan
pelanggan (Nur Aini et al, 2020).
2. Peluang (Opportunity)
Merupakan kondisi yang menguntungkan dari luar perusahaan dapat
digunakan untuk memajukan bisnis. Aspek yang dapat dijadikan
menjadi peluang harus diatur berdasarkan kemungkinan
keberhasilannya. Kemampuan memaksimalkan peluang merupakan
salah satu syarat keberhasilan perusahaan atau organisasi.
Preferensi pasar untuk barang-barang tertentu, identifikasi produk
yang telah menarik perhatian pasar, perubahan kondisi perdagangan
dengan saingan, dan koneksi dengan sejumlah besar klien adalah
contoh skenario yang mungkin menciptakan peluang bagi bisnis.

3. Aspirasi (Aspirations)
Merupakan aspirasi, visi, dan misi yang ingin dicapai (hal-hal yang
diinginkan) dalam rangka membentuk kepercayaan terhadap produk,
pasar, dan apapun yang mengembangkan keyakinan pada produk,
pasar, dan hal lainnya mencapai visi yang diharapkan adanya
perasaan dan semangat positif dalam meningkatkan kinerja dan
pelayanan di kemudian hari. Berbagi tujuan ini sangat penting untuk
mengembangkan visi, misi, dan menjadi panduan untuk perjalanan
masa depan organisasi (Fahlevi, 2020).

4. Hasil (Result)
Afnan Fuadi, (2020) hasil yang terukur terhadap pemikiran yang
strategis akan menunjukkan sejauh mana tujuan yang disepakati
telah terpenuhi (measurable results). Penting untuk merancang
sistem pengakuan dan penghargaan yang menarik sehingga
anggota organisasi merasa termotivasi dalam upaya mencapai
16
tujuan yang ditetapkan ini.
Menurut Ramadhanti A (2020) SOAR menggunakan pendekatan 5-1
(lima 1) untuk membantu organisasi menemukan (menanyakan) kekuatan,
peluang, aspirasi, dan hasil mereka bayangkan; (bayangkan) masa
depannya yang terbaik ; inovasi strategi, inisiatif strategis, rencana, sistem,
desain, dan struktur, dan menginspirasi (menginspirasi) rencana dan
strategi strategis untuk menghasilkan hasil yang positif.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Stravos dan Cole (2013) bahwa
Lima fase pendekatan 5-1 dapat dianggap sebagai langkah, dengan setiap
langkah melibatkan siklus pemikiran dan percakapan SOAR. Kelima fase
tersebut terangkum di bawah ini :
1). Initiate
Perencana strategis bertugas menentukan bagaimana
menerapkan SOAR dan mengintegrasikannya dengan metode,
proses, dan aplikasi perencanaan strategis saat ini. Setelah tim
perencanaan strategis inti terbentuk, percakapan strategis akan
dapat berlangsung dalam bahasa yang dapat dimengerti,
memastikan bahwa semua pihak yang ada memahami poin-poin
utama dari strategi dan jenis rencana strategis yang akan
dikembangkan.

2). Inquire
Berpikir Strategis Ini adalah langkah penyelidikan strategis
terhadap nilai-nilai organisasi, misi, kekuatan internal, dan
lingkungan eksternal untuk menghasilkan kemungkinan, ambisi,
dan hasil percakapan. Baik kondisi organisasi saat ini maupun
proyeksi masa depan organisasi.

3). Imagine
Dialog kreatif terjadi untuk menciptakan visi bersama organisasi
dengan mempertimbangkan pengaruh kekuatan, peluang, dan
aspirasi. Setiap pihak dalam proses ini memanfaatkan kekuatan
citra positif untuk masa depan sebagai dasar untuk tindakan dan

17
hasil positif. Dialog yang mendukung menciptakan inspirasi dan
kegembiraan untuk memicu rencana strategis, yang didukung
oleh gambaran masa depan.

4) Innovate
Strategi dimaksudkan untuk mendefinisikan "bagaimana dan apa"
dari jalan masa depan terbaik. Seperti yang dibahas dalam tahap
Imagine inisiatif strategis diidentifikasi dan diprioritaskan untuk
mengimplementasikan perubahan pada proses, sistem, struktur,
dan budaya yang ada pada saat itu.

18
5) Implement
Energi, komitmen, dan rencana muncul sebagai hasil dari strategi
yang digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Istilah
"Hasil" (R) digunakan sebagai metrik atau sebagai umpan balik
untuk literasi proses dan bahan koreksi.
Menurut Arman dan Nugraha, (2020) untuk menyusun faktor-faktor
strategis perusahaan disusun menggunakan matriks SOAR. Matrix ini
digunakan untuk menggambarkan bagaimana kekuatan dan peluang
eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan aspirasi
dan hasil yang terukur ketika menyusun faktor-faktor strategi sperusahaan.
Matriks analisis SOAR dibagi menjadi empat kondisi sebagai berikut :
Table 2. Matriks SOAR
Internal Strenght
Opportunies
Faktor kekuatan
Internal Faktor peluang eksternal
Eksternal
Aspirations Strategi SA Strategi OA
Faktor Buat strategi yang Teknik aspirasional yang juga
harapan menggunakan kekuatan dimaksudkan untuk
dari internal untuk mencapai aspirasi memanfaatkan peluang
Result Strategi SR Strategi OR
Hasil yang Buat taktik berdasarkan Taktik yang berfokus pada
terukur kekuatan anda untuk peluang untuk mencapai hasil
untuk menghasilkan hasil yang yang dapat diukur
diwujudkan dapat diukur.
Sumber : Arman dan Nugraha, 2020
Dari table diatas dapat dijelaskan matriks SOAR sebagai berikut :
a. Strategi SA (Strengths - Aspirations):
Pendekatan ini dibangun dengan memanfaatkan semua kekuatan (S)
untuk mencapai ambisi yang diinginkan (A).

19
b. Strategi OA (Opportunities - Aspirations):
Pendekatan ini dirancang untuk mengidentifikasi dan memenuhi
ambisi (A) dari setiap pemangku kepentingan yang berfokus pada
peluang yang tersedia (O).
c. Strategi SR (Strengths - Results):
Strategi ini dibuat untuk mewujudkan kekuatan (S) untuk mencapai
hasil (R) yang terukur.
d. Strategi OR (Opportunities - Results):
Strategi ini beriorientasi kepada peluang (O) untuk mencapai hasil (R)
yang sudah terukur.
Mengidentifikasi keadaan dan posisi perusahaan dalam persaingan
bisnis digunakan diagram analisis SOAR berdasarkan faktor strategis
internal yang dimiliki perusahaan dan secara eksternal yang dihadapi
perusahaan. Diagram SOAR adalah sebagai berikut (Stavros Jacqueline et
al.,2003) :
Table 3. Analisis SOAR

Strenght (kekuatan) Opportunities (peluang)


Pertanyaan Apa aset dalam industri Apa peluang pasar
Strategis yang paling berharga? terbaik industry
tersebut ?
Aspirations (Aspirasi) Result (hasil)
Apa industry tersebut dipilih Apa sajadampak yang
Menghargai
untuk menjamin masa dihasilkan ?
Maksud
depan?
Sumber : Stravos and Cole (2013)

Dari table diatas dapat disimpiilkan sebagai berikut ;


a) Strategic Planning Focus. Hasil tabel Kekuatan dan Peluang
digunakan untuk memandu proses perencanaan. Tergantung pada
keadaan perusahaan/organisasi
b) Human Development Strategy. Berdasarkan hasil tabel Aspirasi dan
Hasil, perencanaan terfokus dibuat. Bersumber dari seluruh elemen
20
stakeholder perusahaan/organisasi (personal).
Menurut Modul Manajemen Strategi (2001), memeriksa aspek
eksternal dan melihat apa yang terjadi di lingkungan perusahaan, seperti
produksi, distribusi, dan target pasar, diperiksa. Akibatnya, evaluasi
dilakukan berdasarkan aspek kekuatan (Strength) yang ditemukan di
lingkungan pertanian, dan analisis matriks pada faktor EFE (External
Factor Evaluation) digunakan sebagai matriks yang menggambarkan
komposisi daftar faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja suatu
organisasi atau perusahaan, yaitu aspek kekuatan.
Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) ialah matriks yang
menampilkan daftar dari berberapa faktor peluang eksternal yang pada
kinerja dari luar lingkungan bisnis pertanian. Faktor peluang pada target
pasar produk, kualitas produk, distribusi, dan strategi pemasaran
diidentifikasi.
Masing-masing kekuatan dan peluang ini kemudian ditimbang, dan
jumlah keseluruhan pembobotan menunjukkan betapa pentingnya elemen-
elemen ini bagi kesuksesan perusahaan. Selanjutnya, setiap komponen
yang di nilai akan menyarankan reaksi terhadap faktor-faktor tersebut.
Nilai bobot keseluruhan untuk perusahaan kemudian dihitung dengan
menambahkan nilai bobot setiap elemen. Kemudian, dari faktor internal
dan eksternal, aspirasi atau harapan, visi, dan misi akan digunakan untuk
mencapai visi dalam strategi pengembangan usaha pertanian yang
berguna untuk mendapatkan nilai, dan apapun yang dilakukan untuk
mencapai visi tersebut dengan tujuan mendapat respon positif dan
semangat dalam meningkatkan kinerja dan pelayanan.
Tahap-tahap berikut digunakan untuk menghasilkan formulasi strategi
berdasarkan analisis yang diterima dari penggunaan kerangka kerja SOAR:
a) Buat matriks internal-eksternal. Matriks ini dibuat selama proses
pemetaan dengan SOAR. Buat matriks internal-eksternal. Matriks ini
dibuat selama proses pemetaan dengan SOAR dengan masing –
masing faktor interna dan eksternal.

21
b) Membuat kolom nilai..bobot terhadap masing-masing faktor yang
akan diisi
c) Kemudian juga membuat nilai rating dan score masing-masing
faktor pada perusahaan
d) Lalu Menyusun faktor-faktor tersebut dalam kolom 1
e) Memberi nilai pembobotan masing-masing faktor IE
f) Menghitung rating (untuk masing-masing faktor mulai dari 4
(outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap kondisi organisasi
g) Mengalikan bobot dengan rating untuk memperoleh total faktor
pembobotan
h) Menjumlahkan skor pembobotan dan rating untuk memperoleh total
skor.

i) Setelah dijumlah pada tiap faktor, lalu di jumlah kan masing –


masing element yang telah dihitung agar memperoleh total skor

j) Setelah selesai dilanjutkan pada penentuan strategi analisis SOAR


dengan memperoleh nilai total ada pada tiap elemen yang tertinggi
agar dilakukan penyusunan strategi SOAR.

2.2.5 Analisis Pendapatan


Soekartawi (2002) mengemukakan bahwa membuat suatu barang,
biaya dan pendapatan adalah dua hal terpenting bagi seorang
wirausahawan untuk mencapai laba maksimum. Indikator pendapatan
pertanian adalah produk dari pencapaian harga produksi dan penjualan.
Pendapatan adalah nilai moneter yang berasal dari hasil penjualan suatu
pekerjaan sebelum dikurangi total biaya yang dikeluarkan. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa jenis persetujuan yang dapat dibuat antara lain:
1. Pendapatan dari penjualan lahan pertanian dan semua keuntungan
yang terkait dengan kegiatan pertanian.
2. Penerimaan dalam bentuk nyata, seperti produk pertanian.
3. Kwitansi atau kwitansi non tunai untuk perubahan nilai produksi atau

22
kepemilikan dll.
4. Sumber pendapatan dan upah non-pertanian

Selanjutnya dinyatakan bahwa semakin tinggi produksi, maka semakin


rendah harga per unit produksi dan semakin tinggi total pendapatan
produsen, dan sebaliknya, semakin rendah produksi maka semakin tinggi
harga produksi, dan total pendapatan semakin rendah yang diterima oleh
produsen. Bagi produsen, lebih sedikit pendapatan kotor yang dihabiskan
untuk menghasilkan laba bersih, yang merupakan laba yang mereka
hasilkan.
Untuk menghitung penerimaan produksi usahatani sayur kubis di Desa
Netpala maka rumus untuk menghitung penerimaannya adalah sebagai
berikut Soekartawi (2006) :
TR = Y.PY
Keterangan :
TR = Total Penerimaan (Total Revenue)
Y = Produksi yang diperoleh dalam satuan usahatani (Kg)
Py = Harga per kg (Rp/Kg)
Operasi pertanian pada akhirnya akan memberikan pendapatan dalam
bentuk nilai moneter yang diperoleh dari penjualan produk dikurangi
pengeluaran lebih lanjut yang harus dibayar. Penghasilan dibagi menjadi
tiga kategori, yaitu sebagai berikut :
1. Pendapatan kotor (Gross Income) adalah pendapatan usahatani
yang belum dikurangi biaya-biaya lain
2. Pendapatan bersih (Net Income) adalah pendapatan setelah
dikurangi biaya
3. Pendapatan pengelola (Management Income) adalah pendapatan
hasil pengurangan dari total output dengan total input.
Menurut Soekartawi (2002), pendapatan usahatani adalah selisih
antara total pendapatan atau pendapatan pertanian dari total biaya yang
dikeluarkan oleh pertanian. Laba bersih, juga sering disebut sebagai
pendapatan pertanian bersih, digunakan untuk mengukur imbalan yang
23
diterima petani dari penggunaan input, manajemen, dan ekuitas atau kredit
yang diinvestasikan dalam pertanian.
Adapun rumus pendapatan :
Pd = TR-TC
TR = Total Penerimaan (Total Revenue)
TC = Total Biaya (Total Cost)

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Kerangka Pemikiran
Usahatani di Desa Netpala diperlukan analisis lingkungan terkait faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup aspek produksi,
operasional dan teknik, Sumber Daya Manusia (SDM), Keuangan dan
Pemasaran. Untuk faktor eksternal mencakup aspek pembeli/konsumen,
pemasok, dan pemerintah/ penyuluhan pertanian.
Untuk menggali lebih dalam tentang usahatani sayur kubis di Desa
Netpala akan dilakukan penelitian berdasarkan fakta-fakta yang disajikan.
Digunakan Analisis SOAR yang berfungsi sebagai alat evaluasi
keseluruhan dengan empat elemen penting yaitu Strength, Opportunities,
Aspirations, dan Results yang dianggap mampu menentukan strategi
pengembangan (evaluasi) terbaik dimasa depan untuk merumuskan
strategi yang tepat dalam pengembangan usahatani sayuran kubis secara
efektif di Desa Netpala.
Soekartawi (2002) mengemukakan bahwa membuat suatu barang,
biaya dan pendapatan adalah dua hal terpenting bagi seorang
wirausahawan untuk mencapai laba maksimum. Indikator pendapatan
pertanian adalah produk dari pencapaian harga produksi dan penjualan.

24
Pendapatan adalah nilai moneter yang berasal dari hasil penjualan suatu
pekerjaan sebelum dikurangi total biaya yang dikeluarkan.

25
Dari pemaparan kerangka berpikir diatas, maka dapat digambarkan
skema rangkaian pemikiran sebagai berikut :

Usahatani Pd = TR – TC
TR = Y.Py

Analisis Lingkungan

Faktor Internal Faktor Eksternal


1. Produksi, operasional dan teknik 1. Konsumen
2. Sumber Daya Manusia (SDA)
3. Keuangan 2. Pemasok
4. Pemasaran
3. Pemerintah

Matriks IFE (Strength) Matriks EFE (Opportunity)

Matriks IE (Aspiration)

Matriks IE (Result)

Diagram castesius
SOAR

Matriks SOAR

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

26
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Netpala, Kecamatan Mollo
Utara Kabupaten TTS. Sedangkan pengumpulan data dalam penelitian ini
berlangsung selama satu bulan, yaitu September sampai Oktober 2023.
3.3 Metode Penentuan Sampel
Penentuan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan merupakan
daerah sentra sayuran kubis pada kawasan agropolitan. Petani kubis di
Desa Netpala, Kecamatan Molo Utara, Kabupaten Timur Tengah Selatan
(TTS) terdiri dari 2 kelompok tani yaitu kelompok tani Akar Mas yang
terdiri atas 21 anggota dan kelompok tani Anugrah Mollo beranggotakan
31 orang dengan pertimbangan bahwa kedua kelompok tersebut
merupakan petani sayur kubis yang masih aktif memproduksi.
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi yang dijadikan
kajian dalam penelitian ini adalah petani sayur kubis dalam kelompok tani
Akar Mas dan kelompok tani Anugrah Mollo yang ada di Desa Netpala,
Kecamatan Molo Utara, Kabupaten TTS.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode sensus.
Artinya semua anggota populasi ditetapkan menjadi sampel, sehingga
jumlah sampel dalam penelitian adalah sebanyak 52 orang yang terdiri
dari kelompok tani Akar Mas 21 orang dan Anugrah Mollo 31 orang.
Menurut Sugiyono (2016) pengertian dari sampling jenuh atau sensus
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel.
3.4Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data
primer dan data skunder. Metode pengumpulan data yang dilakukan
pada usahatani sayur kubis ini adalah metode wawancara, studi
lapang, dan studi pustaka.
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dengan

27
responden (informan kunci) dengan berpedoman pada daftar
pertanyaan atau kuesioner.
2. Studi Lapang
Studi lapang merupakan pengamatan dan pengambilan data pada
petani dengan cara observasi objek penelitian untuk mengetahui
aktivitas yang berlangsung usahatani tersebut dan melakukan
wawancara. Data yang diambil merupakan data primer.
3. Studi pustaka
Studi pustaka termasuk dalam memperoleh data skunder yang
bersumber dari buku-buku yang berkaita dengan penelitian ini,
referensi penelitian terdahulu yang dapat di internet atau media cetak.
3.5Konsep Pengukuran dan Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap istilah-
istilah atau variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini, maka
diperlukan konsepdasar, sebagai berikut :
1. Faktor internal yaitu faktor yang meliputi kekuatan seperti
produksi, pemasaran dan pendapatan.
2. Faktor eksternal adalah faktor peluang seperti aspek sosial
dari penyuluh dan pemerintah.
Untuk menghindari kekeliruan dan kesalah pahaman serta
mengingat luasnya pengertian tentang pengembangan usahatani
dalam pembahasan hasil penelitian ini, maka, penelitian ini dibatasi
pada hal-hal sebagai berikut:
1. Strategi adalah sebuah rencana yang memerlukan pilihan
manajemen puncak dalam pengembangan perusahaan agar dapat
direalisasikan dan diarahkan ke masa depan.
2. Pengembangan adalah upaya untuk mengembangkan kualitas
teknis, teoritis, konseptual, dan moral melalui pendidikan dan
pelatihan dalam menanggapi tuntutan.
3. Kawasan agropolitan adalah kawasan pedesaan yang secara
fungsional merupakan kawasan dengan kegiatan utamanya adalah

28
pertanian.
4. Usahatani adalah kegiatan yang dilakukan dalam menanam kubis di
Desa Netpala
5. Kubis adalah salah satu tanaman hortikultura jenis sayur-sayuran
yang banyak dikonsumsi dan dibudidayakan oleh masyarakat di
Desa Netpala, Kecamatan Mollo Utara
6. Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh
denganharga jual yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).
7. Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dan total biaya
yang dikeluarkan dalam usahatani yang dinyatakan dalam rupiah
(Rp).
3.7Metode dan Analisis Data
Dalam penelitian ini terdapat tiga masalah yang dibahas yaitu
1. untuk menjawab tujuan pertama terkait kendala–kendala apa saja
yang dihadapi usahatani sayur kubis didesa Netpala maka dilakukan
analisis deskriptif. Analisis ini bertujuan mendiskripsikan keadaan dan
masalah yang terjadi pada perusahaan baik dari faktor internal dan
eksternal.
2. Selanjutnya untuk menjawab tujuan kedua terkait besar pendapatan
usahatani sayuran kubis maka teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan analisis pendapatan usahatani.
Pendapatan dibagi menjadi 3 pendapatan yaitu sebagai berikut
Soekartawi (2002) :

1) Pendapatan kotor (Gross Income) adalah jumlah pendapatan yang


diperoleh perusahaan setelah dikurangi harga nilai pokok penjualan
yang belum dikurangi dengan biaya lainnya seperti pajak;

2) Pendapatan bersih (Net Income) adalah pendapatan total biaya per


periode setelah dikurangi biaya pajak dan sewa;

3) Pendapatan pengelola (Management.Income) adalah pendapatan


hasil pengurangan dari total output dan total input.

29
Rumus yang digunakan sebagai berikut.:

1. Teknik perhitungan nilai penerimaan : TR = Y.Py

Keterangan :
TR = Total Revenue / nilai total penerimaan

Y = Nilai produktivitas usahatani kubis

Py = Harga Y

2. Total Biaya : TC = TVC + TFC

Keterangan :

TC = Total Biaya

TVC = Total Biaya Variabel

TFC = Total Biaya Tetap

3. Rumus Pendapatan : I = TR – TC
Keterangan :
I = Pendapatan

TR = Total Penerimaan

TC = Total Biaya

C. Untuk menjawab tujuan ketiga terkait mengetahui strategi


pengembangan usahatani kubis di Desa Netpala maka digunakan
teknik analisis SOAR. Fokus analisis SOAR adalah
mengidentifikasi kendala-kendala yang terjadi baik dari faktor
internal dan eksternal perusahaan dalam menentukan strategi-
strategi yang tepat untuk memaksimalkan kegiatan operasional
suatu perusahaan.

Adapun tahap-tahapnya sebagai berikut :

a) Analisis Matriks EFE

b) Matriks IFE

30
c) Diagram Kartesius,

d) Matriks SOAR

Identifikasi faktor analisis IFE mengidentifikasi kekuatan dan


aspirasi, sedangkan analisis EFE mengidentifikasi peluang dan
hasil. Matriks IE, mengidentifikasi faktor kekuatan dan aspirasi
yang paling signifikan untuk mencapai aspirasi dan harapan
perusahaan kedepannya sedangkan diagram kartesius untuk
mengidentifikasi hasil strategis sebuah perusahaan terhadap
faktor tertinggi kekuatan (strength), peluang (opportunity), dan
aspirasi (aspiration). Kemudian analisis SOAR adalah identifikasi
sistematis berbagai faktor untuk mengembangkan strategi
perusahaan berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan dan peluang.
Tahap-tahap berikut digunakan untuk menghasilkan formulasi
strategi berdasarkan analisis yang diterima dari penggunaan kerangka
kerja SOAR:
a) Buat matriks internal-eksternal. Matriks ini dibuat selama proses
pemetaan dengan SOAR. Buat matriks internal-eksternal. Matriks
ini dibuat selama proses pemetaan dengan SOAR dengan
masing – masing faktor interna dan eksternal.
b) Membuat kolom nilai..bobot terhadap masing-masing faktor
yang akan diisi
c) Kemudian juga membuat nilai rating dan score masing-masing
faktor pada perusahaan
d) Lalu Menyusun faktor-faktor tersebut dalam kolom 1
e) Memberi nilai pembobotan masing-masing faktor IE
f) Menghitung rating (untuk masing-masing faktor mulai dari 4
(outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh
faktor tersebut terhadap kondisi organisasi
g) Mengalikan bobot dengan rating untuk memperoleh total faktor
pembobotan
31
h) Menjumlahkan skor pembobotan dan rating untuk memperoleh
total skor.
i) Setelah dijumlah pada tiap faktor, lalu di jumlah kan masing –
masing element yang telah dihitung agar memperoleh total skor
j) Setelah selesai dilanjutkan pada penentuan strategi analisis
SOAR dengan memperoleh nilai total ada pada tiap elemen yang
tertinggi agar dilakukan penyusunan strategi SOAR.
Matriks IFE (Internal Factor Evaluation), adalah alat yang
digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor internal pada
lingkungan perusahaan dan mengungkapkan kekuatan (strength)
dan aspirasi (aspiration) yang dimiliki perusahaan tersebut.
Table 4. Matriks IFE

Faktor Faktor
Bobot Rating Skor (Bobot x Rating)
Internal
Kekuatan :
1.
2.
3.
4.
………
Nilai
TotalStreanght
Total Streanght +
Subtotal
Aspiration
Masing-masing faktor kemudian dibandingkan terhadap semua
faktor eksternal perusahaan untuk mendapatkan faktor prioritas terhadap
jumlah total bobot. Bobot terdiri dari 1/10 (tidak penting) hingga (sangat
penting), nilai rating antara 3 dan 4 untuk setiap faktor internal yang
menunjukkan apakah faktor tersebut adalah kekuatan minor (3), kekuatan
mayor (4). Nilai rating adalah berbasis internal perusahaan David F.R
(2011).
32
1) Penentuan nilai bobot:
(Jumlah Rating Narasumber Faktor/Total Rating Narasumber)

2) Penentuan Nilai Rating:


(Jumlah Rating Narasumber Faktor/ Jumlah Narasumber

3) Penentuan Skor:
(Nilai Bobot Faktor x Nilai Rating Faktor)

Bobot menunjukkan pentingnya faktor-faktor tersebut bagi


kesuksesan perusahaan. Jika memiliki dampak lebih, maka dapat diberi
lebih banyakbobot. Diharuskan jumlah semua bobot faktor adalah 1/10,
dan pemberianrating dilakukan dengan memeriksa keadaan sebenarnya
dari perusahaan untukmengidentifikasi kekuatan. Selain itu, setiap faktor
diberi skor yangmenunjukkan respons terhadap faktor-faktor tersebut.
Kemudian jumlahkannilai bobot setiap faktor untuk menentukan nilai
bobot total bagi perusahaan.
Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation), adalah alat yang
digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal pada lingkungan
perusahaan dan mengidentifikasi peluang terhadap strategi perusahaan.
Nilai skor yang diperoleh dapat menunjukkan faktor mana saja yang
menjadi peluang utama. Bobot yang tepat dapat ditentukan dengan
membandingkan keberhasilan dan kegagalan pesaing atau dengan
mendiskusikan faktor-faktor ini dan mencapai konsensus kelompok.

Table 5. Matriks EFE

Faktor Faktor
Bobot Rating Skor (Bobot x Rating)
Eksternal
Peluang :
1.
2.
3.
33
4.
………
Nilai Total
Opportunities
Total Opportunities +
Subtotal
Results

Kemudian faktor-faktor yang diidentifikasi ditentukan bobotnya,


dimana bobot tersebut akan memperlihatkan tingkat kepentingan dari
faktor internal dan eksternal terhadap suatu keberhasilan perusahaan.
Kemudian memasukan nilai tertinggi untuk dilakukan tahap aspirasi yang
merupakan harapan dan cita-cita perusahaan.Adapun pilihan bobot terdiri
dari 1 dan 4 untuk setiap faktor eksternal yang menunjukkan seberapa
efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespons faktor tersebut. (4 =
respon unggul, 3 = respon di atas rata-rata, 2 = respon rata-rata, dan 1 =
respon buruk).
Berdasarkan kajian rencana pengembangan pada usahatani sayur
kubis, maka dapatdiidentifikasi Kekuatan (Streangth), Peluang
(Opportunity), Aspirasi (Aspiration), dan Hasil (Result). Analisis
selanjutnya akan membagi setiap komponen menjadi empat bagian, yaitu
SA, OA, SR, dan OR. Analisis ini bertindak sebagai alternatif strategi untuk
elemen-elemen yang telah digunakan dalam pembentukan Kelompok Tani
Akar Mas dan Anugrah Mollo. Selanjutnya menentukan total bobot skor
tertinggi dari tiap kuadran.

Strenght (S)

-
II. OA (Total OA) I. SA (Total SA)
-
34
Aspiration Result (R)

- IV. OR(Total OR)


IV. SR (Total
SR)
-
Opportunity (O)

Gambar 2. Diagram Cartesius

35
Table 6. Matriks SOAR

Internal Strenght
Opportunies
Faktor kekuatan
Internal Faktor peluang eksternal
Eksternal
Aspirations Strategi SA Strategi OA
Faktor Buat strategi yang Teknik aspirasional yang juga
harapan dari menggunakan dimaksudkan untuk
internal kekuatan untuk memanfaatkan peluang
mencapai aspirasi
Result Strategi SR Strategi OR
Hasil yang Buat taktik Taktik yang berfokus pada
terukur untuk berdasarkan kekuatan peluang untuk mencapai hasil
diwujudkan anda untuk yang dapat diukur
menghasilkan hasil
yang dapat diukur.
Tentukan konsekuensi dari perumusan kombinasi strategi dari
lingkungan internal dan eksternal setelah menerima nilai total dari matriks
IFE dan EFE yang ditampilkan pada diagram SOAR kartesisu. Rumusan
alternatif strategi merupakan suatu alternatif yang digunakan oleh
Kelompok Tani Akar Mas dan Anugrah Mollo. Kombinasi strategi matriks
yang didapat dari indikator dan dilakukan penggabungan pada faktor
internal dan eksternal.

36
DAFTAR PUSTAKA

Afnan Fuadi, 2020. Analisis Strategi SOAR Balai Diklat Aparatur


Kementerian Kelautan dan Perikanan, Subang : core.ac.uk Vol.
7 No.1. p-ISSN 2302-0865|e-ISSN 2621- 346X.
Arman, Nugraha, 2020 Perancangan Strategi Pemasaran Produk Tas
Kulit Di Kota Bandung Dengan Menggunakan Metode
Importance performance Analysis (IPA) dan Streanghts,
Opportunities, Aspirations, Results (SOAR). Prosiding Teknik
Industri 6. 71-79
Audia and Ramadhanti, 2020. Strategi Pengembangan Pada Thrift’s
Trove, Brawijaya, Vol 8. https://jimfeb.ub.ac.id
Basuki, 2016 Laporan Akhir pembangunan Tanaman Teknologi
Pertanian (TTP) Mollo.
BPS Kabupaten Timor Tengah Selatan, 2020, Produksi Tanaman
Sayuran Menurut Jenis Tanaman (ton) di Kecamatan Mollo
Utara, 2019. https://www.bps.go.id. 2023-07-06.
BPS Kabupaten Timor Tengah Selatan, 2021, Produksi Tanaman
Sayuran Menurut Jenis Tanaman (ton) di Kecamatan Mollo
Utara, 2020. https://www.bps.go.id. 2023-07-06.
BPS Kabupaten Timor Tengah Selatan, 2022, Produksi Tanaman
Sayuran Semusim Menurut Jenis Tanaman di Kecamatan
Mollo Utara (kuintal), 2021. https://www.bps.go.id. 2023-09-20.
Cole, Stravos, 2013. Perbedaan SWOT dan SOAR,
www.researchgate.net.
Departemen Pertanian, 2008. Kebijakan Teknis Program
Pengembangan Usaha Agribisnis. Departement Pertanian.
Jakarta
Dudi Septiadi 2020 Strategi Pengembangan Usahatani Sayuran
Berbasis Pertanian Organik Pada Kelompok Tani Mekar Sari,
Kecamatan Apenan. Jurnal AGRIFO. Vol 5. No 1. 35-43
Direktorat Jenderal Hortikultura 2015. Data Perkembangan Luas
Panen, Produktivitas dan Produksi Kubis Indonesia
Economics Trading, 2022. PDB Sektor Pertanian,
https://id.tradingeconomics. com.
Fahlevi. MR, 2020. Usulan Perbaikan Strategi Pemasaran Penjualan
Jasa Pengisian APAR dengan Metode Analisis SOAR (Strength,
Opportunity. Aspirations, Result) (Studi Kasus PT Asta Guna
Mandiri).
Freddy Rangkuti, 2011, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus
Bisnis Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk
Menghadapi Abad 21. PT. Gramedia Pustaka. Jakarta
Fuadi, A., 2020. Analisis strategi SOAR balai diklat aparatur
kementerian kelautan dan perikanan menuju corporate
37
university. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 7 (1).
Jacqueline Stavros, David Cooperrider, and D Lynn Kelley, 2003.
Strategic Inquiry-Appreciative Intent : Inspiration to SOAR,
https : // eprints. umm. ac. id. https : // eprints. amm. ac. id /
72150.
Kecamatan Mollo Utara tahun dalam angka 2022, Produksi Tanaman
Sayuran Semusim Menurut Jenis Tanaman di Kecamatan
Mollo Utara (kuintal), 2018 – 2022. https://www.bps.go.id.
2023-07-06
Kementerian Pertanian 2007. Pedoman Pembinaan Kelompok Tani
Dan Gabungan Kelompok Tani, Peraturan Kementan, Jakarta
Novia Rachman. 2014. Strategi Pengembangan Usahatani Kubis
(Desa Sumber Gading Kecamatan Sumber Wringin Kabupaten
Bondowoso)
Nurhana. 2014, Arahan Pengembangan Kawasan Agropolitan
Kecamatan Kabupaten Enrekan, http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/id/eprint/10057. 21-09-2023
Pearce J.A, Robinson R.B. 2011. Strategic Manajement - Formulating,
Implementation and Control, 12th Edition, Mc Graw Hill
Intrnational Edition Jakarta. Salemba Empat.
Putu Rani Susanthi. 2017. Analisis Lingkungan Internal Dan Eksternal
Dalam Mencapai Tujuan Perusahaan (Studi Kasus Stie Galileo
Batam), Jurnal Elektronik REKAMAN (Riset Ekonomi Bidang
Manajemen dan Akuntansi) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Galileo, Vol. 1 No. 1. 30 - 42
Ramadhanti, A., 2020. Strategi Pengembangan Bisnis Pada Thrift’s
Trove. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Vol 8 No 2. 23-40
Ratnasari 2015 Analisis Pemasaran Dan Strategi Pengembangan
Usahatani Kubis Di Desa Sumerjo Kecamatan Ambulu
Kabupaten Jember. Agritop Jurnal Ilmu – Ilmu Pertanian. 2016,
Vol 14. No 1. 66-79.
Soekartawi. 2001, Analisis Usaha Tani. Penerbit Uneversitas
Indonesia (UI- Press), Jakarta. http://repository.unpas.ac.id. 21
-09-2023
Soekartawi. 2002, Analisis Pendapatan Usaha Tani. Penerbit
Universitas Indonesia ( UI- Press), Jakarta.
http://repository.unpas.ac.id.21-09-2023
Soekartawi, 2006. Analisis Usahatani. Jakarta : UI Press, Jakarta.
http://repository.unpas.ac.id.21-09-2023
Stravos, J.M. and Cole, M.L., 2013. SOARing towards positive
transformation and change. Abac Odi Journal Vision. Action.
Outcome, 1(2).
Stravos, Jacqueline, David Cooperrider, and D Lynn Kelley. “Strategic
Inquiry - Appreciative Intent: Inspiration to SOAR.” AI
Practitioner November (2003) : 1–21.
Sugiyono. 2016. Metode penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Alfabeta.
38
Jakarta.
Sunarjono, Hendro, & Febriani Ai Nurrohmah, 2018. Bertanam Sayuran
Daun & Umbi, www.updatebuku.com. 21-09-2023
Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usaha tani. Penebar Swadaya Grup, Jakarta.
https://onesearch.id.21-09-2023
Siska P., Mardikanto T., and Wibowo A., 2016. Peran Penyuluh
Pertanian Dalam Pengembangan Sistem Agribisnis Kubis.
Agritext : Journal of Agricultural Extension, 40 (2), 145-158
Teftae, N., Pellokila, M. R., & Levis, L. R. 2022. Analisis Fungsi
Produksi Cobb-Douglas Pada Usahatani Sayur Kubis (Brassica
Oleracea Var. Capitata L.) Di Desa Netpala Kecamatan Mollo
Utara Kabupaten Timor Tengah Selatan. Buletin Ilmiah IMPAS,
23(3), 191-200.
Wispandono, R. M. Moch. 2010. Pengaruh Lingkungan Bisnis
terhadap Kinerja Industri Batik di Kabupaten Bangkalan, Jurnal
Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol.1 No.2.

39

Anda mungkin juga menyukai