Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

EVIDENCE BASED NURSING


TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
TUBERKULOSIS PARU

Disusun Oleh :
1. Adani Hafidh Legowo J210220024
2. Diva Rahmawati J210220025
3. Aulia Putri Maharani J210220029
4. Putri Ayu Romadloni J210220031
5. Lia Marshanda J210220032
6. Andra M Syafiq J210220033
7. Difa Maghfira P.N J210220034
8. Kartika Indarti P J210220035

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Bekakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................2
D. Manfaat..........................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
DASAR TEORI........................................................................................................................3
A. Konsep Penyakit TB Paru............................................................................................3
BAB III......................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.......................................................................................................................7
A. Pola Nutrisi Pasien Dengan Tuberkolosis...................................................................7
B. Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Pola Nutrisi dan Kualitas Hidup
Pasien.....................................................................................................................................8
C. Kaitan Pola Nutrisi dan Kulitas Hidup Pasien Dengan Tuberkolosis...................12
BAB IV....................................................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................................................13
A. Kesimpulan..................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................14

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Evidence
Based Nursing” dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari penyusunan makalah adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep keperawatan medikal bedah dengan dosen
pengampuh Ibu Ns. Beti Kristinawati., M. Kep., Sp. Kep. MB. Selain itu, penyusunan
makalah ini juga bertujuan untuk memperluas pengetahuan mengenai asuhan keperawatan
pada kasus tuberkulosis atau TB Paru.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan ketidak
sempurnaan yang terdapat dalam makalah ini. Kami juga mengharap adanya kritik serta
saran dari pembaca agar dapat menyempurnakan makalah ini.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Bekakang

Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri


Mycobacterium tuberculosis. Infeksi ini bukan hanya menyerang paru-paru, tetapi
juga dapat mempengaruhi organ lain seperti ginjal, tulang, dan sistem saraf.
Tuberkulosis dapat menyebar melalui udara saat seseorang yang terinfeksi mengalami
batuk, bersin, atau berbicara. Secara klinis, tuberkulosis dibagi menjadi dua bentuk
yakni tuberkulosis paru, dan tuberkulosis ekstra paru. Tuberkulosis paru adalah
bentuk yang paling umum, di mana bakteri menginfeksi paru-paru dan gejalanya
meliputi batuk kronis, batuk berdarah, kelelahan, penurunan berat badan, demam, dan
keringat malam. Tuberkulosis ekstra paru melibatkan organ tubuh lain dan manifestasi
gejalanya bergantung pada organ yang terinfeksi.
Tuberkulosis adalah penyakit yang serius dan dapat mempengaruhi kualitas
hidup serta menyebabkan kematian jika tidak diobati dengan baik. Menurut World
Health Organization (WHO), data terbaru tentang tuberkulosis pada tahun 2020
adalah sebagai berikut:
1. Terdapat sekitar 10 juta kasus baru tuberkulosis di seluruh dunia.
2. Dari jumlah itu, sekitar 8,5 juta kasus merupakan kasus tuberkulosis paru dan
sisanya merupakan kasus tuberkulosis ekstra paru.
3. Sekitar 1,4 juta orang meninggal akibat tuberkulosis.
4. Tuberkulosis merupakan penyebab kematian tertinggi kedelapan di dunia.
5. Hampir 95% kasus terjadi di negara-negara dengan ekonomi rendah dan
menengah.
6. Negara-negara dengan kasus tuberkulosis terbanyak adalah India, Indonesia,
China, Nigeria, Pakistan, Bangladesh, dan Afrika Selatan.
7. Ada sekitar 3,3 juta pasien tuberkulosis yang tidak terdiagnosis atau tidak
terlaporkan.
Data ini menunjukkan bahwa tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan
global yang signifikan. Upaya pencegahan, deteksi dini, dan perawatan yang tepat
perlu terus ditingkatkan untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini dan
mengurangi angka kematian yang disebabkan oleh tuberkulosis.

iv
Penting untuk segera mendeteksi dan mengobati tuberkulosis, baik dengan tes
pemeriksaan tuberkulin, pemeriksaan radiologi, maupun tes laborator. Peran
pencegahan sangat penting dalam mengendalikan penyebaran tuberkulosis. Ini
melibatkan vaksinasi BCG pada anak-anak, menghindari kontak dekat dengan
penderita tuberkulosis aktif, menjaga kebersihan lingkungan, memastikan ventilasi
yang baik, menggunakan masker wajah saat berinteraksi dengan orang yang
terinfeksi, dan mengikuti perawatan yang tepat dan lengkap jika terinfeksi.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pola nutrisi dan kualitas hidup pada pasien dengan tuberkulosis, dan
keterkaitan pola nutrisi pasien tuberkulosis dengan kualitas hidup pasien.

C. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh pola nutrisi terhadap pasien dengan tuberkulosis.
2. Mengetahui factor – factor yang berhubungan dengan pola nutrisi dan kulitas
hidup pasien dengan tuberkulosis.
3. Mengetahui keterkaitan pola nutrisi dan kulitas hidup pada pasien dengan
tuberkulosis.

D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa lain
Makalah ini sebagai bahan pembelajaran dan bentuk pengembangan Evidence
Based Nursing pada kasus tuberkulosis.
2. Bagi Institut Pendidikan
Dapat menambah referensi bacaan literatur dalam meningkatkan Pendidikan
untuk memperdalam pengetahuan dan bahan ajaran terkait pola nutrisi dan
kualitas hidup pada pasien dengan tuberkulosis.

v
BAB II

DASAR TEORI

A. Konsep Penyakit TB Paru


1. Pengertian
Tuberkulosis merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
sebagian besar patogen tuberkulosis, yang menyerang paru- paru, namun dapat
menyerang oragan tubuh lainya ( Kementrian Kesehatan 2011).
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
mycobacterium tuberkulosis yang dapat menyerang berbagai organ, terutama
paru- paru. Jika penyakit ini tidak diobati atau diobati secara tidak tuntas, maka
dapat menimbulkan komplikasi berbahaya dan kematian.
Mycobacterium tuberkulosis menyebar melalui udara yang disebut droplet
nuclei, yang dihasilkan ketika penderita tuberkulosis paru atau laring,batuk,
bersin, dan berbicara. Droplet ini tetap berada diudara selama beberapa menit
hingga beberapa jam setelah proses ejeksi ( Amanda,2018)

2. Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan


Sistem pernapasan pada manusia terdiri atas saluran pengantar udara dari
hidung hingga mencapai paru- paru , paru- paru sendiri meliputi dua saluran yakni
bagian atas dan bagian bawah .

vi
Organ- organ pernafasan terdiri atas:
a. Hidung: Udara masuk ke tubuh melalui hidung. Di dalam hidung terdapat
rambut-rambut kecil yang berfungsi menyaring debu dan partikel kecil
dari udara.Hidung sendiri terdapat;
1) Rongga Nasal: Rongga nasalis berada di belakang hidung dan
berfungsi untuk memanaskan, membersihkan, dan melembabkan
udara.
2) Sinus: Rongga sinus terletak di sekitar hidung dan memproduksi
lendir yang membantu melindungi saluran pernapasan.

b. Faring: Faring, atau tenggorokan,saluan berbentu corong berukuran 13


cm menghubungkan saluran pernapasan atas dan bawah. Makanan dan
udara berbagi jalur ini, tetapi katup yang disebut epiglotis mencegah
makanan masuk ke saluran pernapasan.

c. Laring: terletak di bawah rongga nasalis, di tenggorokan. Laring


mengandung pita suara, yang bergetar saat kita berbicara. Laring tersusun
atas 9 bagian jaringan kartilago, 3 bagian tunggal dan 3 bagian
berpasangan ,3 bagian yang berpasangan kartilago
arytenoid,cyneifrom,dan corniculate ( Peate and Nair, 2011)

d. Trakea: Trakea adalah saluran udara yang di belakang kerongkongan dan


berjalan menuju paru-paru. Trakea dilapisi dengan lapisan epitel
kolumnar bersilia sehingga dapat menangkap zat lain yang terbawa
melalui udara yang masuk lalu terdorong keatas melalui esofagus untuk
ditelan atau dikeluarkan dalam bentuk sputum.

e. Bronkus : setelah laring trakea terbagi menjadi dua cabang bronkus yang
terhubung ke paru-paru kanan dan paru-paru kiri.

f. Bronkiolus: Bronkus terbagi menjadi bronkiolus yang lebih kecil.


Bronkiolus berakhir pada kumpulan gelembung kecil yang disebut
alveoli.

vii
g. Alveoli: Alveoli terletak di ujung bronkiolus dan adalah tempat
pertukaran gas yang penting. Mereka terdiri dari lapisan tipis yang
memungkinkan oksigen masuk ke dalam darah dan karbon dioksida
keluar dari darah.

h. Paru- Paru : Paru-paru terletak di kedua sisi dada, di dalam rongga dada.
Mereka terdiri dari lobus kanan dan lobus kiri. Paru-paru dilindungi oleh
kerangka tulang rusuk dan otot-otot interkostal yang membantu dalam
proses pernapasan. Di dalam paru-paru, oksigen yang dihirup masuk ke
pembuluh darah melalui kapiler yang melapisi alveoli. Pada saat yang
sama, karbon dioksida yang dihasilkan oleh tubuh diangkut dari
pembuluh darah ke alveoli untuk dikeluarkan melalui bernapas.

3. Etiologi
Tuberkulosis paru atau TBC paru disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis yang merupakan hasil tahan asam dan alkohol. Mycobacterium
tuberculosis adalah bakteri yang bersifat aerobik obligat, fakultatif, dan
intraseluler. Kandungan lipid yang tinggi pada dinding sel Mycobacterium
tuberculosis menyebabkan bakteri ini dapat resisten terhadap beberapa jenis
antibiotik dan sulit diwarnai dengan pewarnaan Gram atau pewarnaan lainnya.
Mycobacterium tuberculosis dapat bertahan dalam kondisi asam dan basa
yang ekstrem, kondisi rendah oksigen, dan kondisi intraseluler. Bakteri ini
umumnya menginfeksi paru-paru tetapi dapat juga menginfeksi organ lain, seperti
tulang, otak, hati, ginjal, dan saluran pencernaan. Manusia merupakan satu-
satunya host Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini menyebar dari orang ke
orang melalui partikel droplet aeorosl. Ukuran droplet infeksius dari pasien
tuberkulosis paru bervariasi dari 0,65 µm hingga >7,0 µm.
Partikel aerosol yang berukuran kecil dapat melewati nasofaring hingga trakea
dan bronkus, lalu terkumpul di saluran napas distal. Sementara itu, partikel aerosol
yang lebih besar dapat terkumpul di saluran napas atas atau orofaring dan
mengakibatkan tuberkulosis orofaring atau tuberkulosis nodus limfatik servikal.
4. Patofisiologis
Penyebaran infeksi tuberkulosis terbagi melalui beberapa tahapan yakni,

viii
a. Infeksi dan penetrasi: Bakteri Mycobacterium tuberkulosis dapat
menyebar melalui tetesan udara ketika orang yang terinfeksi batuk,
bersin atau berbicara. Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui
saluran pernafasan dan mencapai paru-paru.
b. Infeksi primer: Begitu bakteri masuk ke dalam tubuh, mereka
menginfeksi paru-paru dan berkembang menjadi infeksi primer. Sistem
kekebalan merespons dengan mengaktifkan sel pemakan patogen,
seperti makrofag, untuk melawan bakteri. Namun, Mycobacterium
tuberkulosis dapat bertahan hidup di sel yang memakan patogen dan
membentuk struktur yang disebut tuberkuloma.
c. Infeksi laten: Dalam banyak kasus, sistem kekebalan mampu
mengendalikan infeksi dan menjaga bakteri dalam keadaan laten atau
tidak aktif. Bakteri tersebut tetap berada di dalam tubuh tetapi tidak
menimbulkan gejala atau penyakit. Orang dengan TBC laten dapat
menjadi pembawa penyakit dan berisiko terkena TBC aktif di
kemudian hari jika sistem kekebalan tubuhnya melemah.
d. TBC aktif: Ketika sistem kekebalan melemah secara signifikan baik
karena faktor genetik, kesehatan yang buruk, atau obat-obatan yang
melemahkan sistem kekebalan, bakteri TBC dapat aktif kembali dan
menyebabkan TBC aktif. Bakteri mulai berkembang biak di paru-paru
dan dapat menyebar ke organ lain melalui aliran darah atau sistem
limfatik.
e. Peradangan dan kerusakan jaringan: Aktivitas bakteri tuberkulosis dan
respon inflamasi sistem kekebalan tubuh merusak jaringan paru-paru.
Hal ini dapat menimbulkan gejala seperti batuk lebih dari 2 minggu,
nyeri dada, kelelahan, demam, penurunan berat badan, dan sesak napas.
f. Penyebaran dan Komplikasi: Jika TBC aktif tidak diobati, bakteri dapat
menyebar ke organ lain di tubuh, seperti tulang, kulit, ginjal, otak, atau
sumsum tulang belakang. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi serius
dan mengancam nyawa pasien.

ix
5. Pathway Patofosiologi TB Paru

TBC (Mycobacterium Tuberculosis)


Faktor dari dalam :

 Usia muda
Faktor dari luar : Droplet nucler/ dahak yang mengandung basil  Gizi buruk
 Faktor toksik (alkohol,  Lanjut usia

rokok)
 Sosial ekonomi rendah Batuk, bersin
 Tepapar TBC

 Lingkungan buruk
Dihirup masuk paru

Kurang informasi Mycobacterium menetap/ dormant
↓ ↓
Imunitas tubuh menurun Resiko tinggi
Kurang pemberitahuan
penyebaran kuman

Membentuk sarang TB
Premonia kecil/ sarang primer

Broncus Pleura Infiltrasi setengah


↓ ↓ bagian paru
Iritasi Menyebabkan infiltrasi pleura

x
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pola Nutrisi Pasien Dengan Tuberkolosis

Populasi/ Intervensi Comparasion Outcome Time/ Jurnal


Pasien Lama
Penelitian
Terdapat Memberikan Perbedaan Berdasarkan Pengumpu Nutrisi Pada
seorang edukasi kepada dengan hasil yang lan data Pasien
pasien pasien dan menggunakan didapat pasien penelitian Tuberculosis
yang di keluarga pasien adanya bisa lebih dilakukan Dengan
diagnosa berupa peranan pemberian menjaga pada Geriatri
Tuberculo penting nutrisi edukasi berupa makan dan tanggal 5 Disertai Gizi
sis paru + dalam peranan minuman yang Juni – 30 Buruk
atelectasis penyembuhan penting nutrisi dikonsumsi, Oktober
dan efusi penyakit pasien, dalam melakukan 2017. Penulis :
pleura. dan motivasi penyembuhan pola hidup Asrini Safitri
pasien penyakit sehat, dan
mengkonsumsi pasien, dan dapat
makanan dan memberikan mengetahui
suplementasi motivasi bagaimana
sesuai anjuran. kepada pasien jarak aturan
dengan mengkonsumsi
mengkonsumsi obat dan
makanan dan makanan.
suplement
sesuai anjuran.

xi
B. Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Pola Nutrisi dan Kualitas Hidup
Pasien

1. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Kualitas Hidup Pasien Tuberculosis


Populasi/Pasien Intervensi Compariso Outcome Time/Lama Jurnal
n Penelitian
Populasi dalam Intervensi Data Hasil Pengumpula Judul:
penelitian ini yang dianalisis penelitian n data Faktor-Faktor
adalah seluruh dilakukan sacara menemuka penelitian yang
pasien TB Paru yaitu univariat n bahwa dilakukan berhubungan
yang berobat di penelitian ini dan bivariat lebih dari pada dengan
Rumah Sakit menggunaka dengan uji separoh tanggal 21 Kualitas
Khusus Paru n metode Chi-Square. (63,5%) Juni – 21 Hidup pada
Lubuk Alung analitik Data pengobata Juli 2017. Pasien TB
Sumatera Barat dengan dikumpulka n lanjutan, Paru di
yang berjumlah pendekatan n lebih dari Rumah Sakit
96 orang. cross menggunak separoh Khusus Paru
sectional an (66,7%) Lubuk Alung
study. Teknik kuesioner. tidak Sumatera
pengambilan mendapat Barat
sampel dukungan
dengan keluarga, Penulis:
simple lebih dari Melti Suriya
random separoh
block (57,3%) Jurnal
sampling. mengalam Keperawatan
i depresi, Abdurrab
lebih dari Vol 2 No 1
separoh Juli 2018
(62,5%)
kualitas
hidup
pasien TB
buruk.
Ada
hubungan
lama
pengobata
n dengan
kualitas
hidup
pasien TB
paru nilai
p value
0,000
(p<0,05).
Ada
hubungan
dukungan

xii
keluarga
dengan
kualitas
hidup
pasien TB
paru nilai
p value
0,000
(p<0,05).
Ada
hubungan
depresi
dengan
kualitas
hidup
pasien TB
paru di
Rumah
Sakit
Khusus
Paru
Sumatera
Barat
Lubuk
Alung
nilai p
value
(p<0,05).

2. Faktor – Faktor yang Behubungan dengan Pola Nutrisi Pasien Tuberkulosis


Populasi/Pasien Intervensi Compariso Outcome Time/Lama Jurnal
n Penelitian
Populasi dalam - Diet Tidak ada Hasil Pengumpula Judul: Nutrisi
penelitian ini direncanakan perbedaan penelitian n data pada pasien
adalah seorang 75% KET pemberian menunjuk penelitian Tuberculosis
pasien (1200 kkal) intervensi. kan bahwa dilakukan dengan
Tuberculosis via oral malnutrisi pada geriatri
dengan geriatri - Jumlah, dan TB tanggal 5 disertai
disertai dengan jenis dan terkait Juni – 30 dengan gizi
gizi buruk. komposisi erat, Oktober buruk.
diet dapat wasting 2017.
berubah pada Penulis:
sesuai penderita Asrini Safitri
kondisi dan TB aktif
toleransi dan merupaka Bagian Gizi
akan n Klinik
ditingkatkan kombinasi Fakultas
bertahap berbagai Kedokteran
dengan faktor Universitas

xiii
manajemen seperti Muslim
peningkatan penurunan Indonesia
berat badan nafsu
jika KET makan dan
sudah asupan
tercapai. makan,
- Koreksi meningkat
hiperkalemia nya
menunggu kehilangan
hasil lab zat gizi,
terbaru. dan
- Kebutuhan gangguan
cairan: metabolis
1800cc/24 me
jam akibat
- inflamasi
Suplementasi dan respon
via oral imun.
- Monitoring
asupan
harian,
antropometri,
laboratorium.
- Kerjasama
dan
komunikasi
yang baik
dengan
pasien,
keluarga,
dokter
penanggung
jawab utama
pasien dan
dietisien agar
preskripsi
diet dapat
terlaksana.
- Edukasi gizi
pada pasien.
- Lab: asam
urat, profil
lipid, UUN,
cek ulang
elektrolit

xiv
C. Kaitan Pola Nutrisi dan Kulitas Hidup Pasien Dengan Tuberkolosis
Populasi/ Intervensi Comparasion Outcome Time/ Jurnal
Pasien Lama
Penelitian
Terdapat Memberikan Perbedaan Berdasarkan Nutrisi Pada
seorang edukasi kepada dengan hasil yang Pasien
pasien pasien dan menggunakan didapat pasien Tuberculosis
yang di keluarga pasien adanya bisa Dengan
diagnosa berupa perjalanan pemberian mengetahui Geriatri
Tuberculo penyakit dan edukasi yang bagaimana Disertai Gizi
sis paru + pronogsisnya dan berbeda yaitu siklus penyakit Buruk
atelectasis bagaimana mengenai tersebut
dan efusi menjaga kualitas perjalanan menginfeksi Penulis :
pleura. hidup bagi pasien penyakit beserta Asrini Safitri
Tuberculosis. menginfeksi pronogsisnya
dan serta juga lebih
pronogsinya menjaga
serta kualitas hidup
bagaimana untuk bisa
menjaga cepat sembuh.
kualitas hidup
bagi pasien
tubeculosis.

Dapat disimpulkan pada makalah ini yang berkaitan tentang pola nutrisi dan kualitas
hidup pasien penderita tuberculosis :

Hubungan kebiasaan makan dengan kualitas hidup pasien tuberkulosis, ada pada seorang
pasien yang didiagnosis menderita tuberkulosis paru, atelektasis, dan efusi pleura. Dengan
mendidik pasien dan keluarga pasien tentang perkembangan penyakit dan prognosis serta
menjaga kualitas hidup pasien TBC dengan dukungan nutrisi selama pengobatan TB paru
kepercayaan dan support keluarga dan kulitas hidup yang baik.

Perbedaan penggunaan pelatihan yang berbeda berkaitan dengan perkembangan dan


prognosis penyakit menular, serta menjaga kualitas hidup pasien tuberkulosis. Berdasarkan
hasil yang diperoleh, pasien dapat mengetahui perjalanan penyakit dan prognosisnya serta
menjaga kualitas hidup lebih baik sehingga dapat cepat pulih.

xv
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Infeksi ini biasanya menyerang paru-paru, tetapi juga
dapat mempengaruhi organ lain seperti ginjal, tulang, dan sistem saraf. Tuberkulosis
dapat menyebar melalui udara saat seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau
berbicara Secara klinis, tuberkulosis dibagi menjadi dua bentuk yakni tuberkulosis
paru, dan tuberkulosis ekstra paru. Tuberkulosis paru adalah bentuk yang paling
umum, di mana bakteri menginfeksi paru-paru dan gejalanya meliputi batuk kronis,
batuk berdarah, kelelahan, penurunan berat badan, demam, dan keringat malam.
Tuberkulosis ekstra paru melibatkan organ tubuh lain dan manifestasi gejalanya
bergantung pada organ yang terinfeksi.

Infeksi tuberkulosis menyebar melalui berbagai tahapan yaitu:

1. Infeksi dan penetrasi: Bakteri Mycobacterium tuberkulosis dapat menyebar


melalui droplet.
2. Infeksi primer: Begitu bakteri masuk ke dalam tubuh, mereka menginfeksi
paru-paru dan berkembang menjadi infeksi primer.
3. Infeksi laten: Dalam banyak kasus, sistem kekebalan tubuh dapat
mengendalikan infeksi dan menjaga bakteri dalam keadaan laten atau tidak
aktif.
4. TBC aktif: Ketika sistem kekebalan melemah secara signifikan, baik karena
faktor genetik, kesehatan yang buruk, atau obat-obatan yang menekan
sistem kekebalan, bakteri TBC dapat aktif kembali dan menyebabkan TBC
aktif.
5. Peradangan dan kerusakan jaringan: Aktivitas bakteri tuberkulosis dan
respon inflamasi sistem kekebalan tubuh merusak jaringan paru-paru.
6. Penyebaran dan komplikasi: Jika TBC aktif tidak diobati, bakteri dapat
menyebar ke organ lain di tubuh, seperti tulang, kulit, ginjal, otak, atau
sumsum tulang belakang. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi serius dan
membahayakan nyawa pasien.

xvi
Pada penderita tuberkulosis atau TB paru pasien, kuliatas hidup dan pola nutrsi sangat
berkaitan dengan pasien TB paru. Pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan salah satu upaya
penting dalam meningkatakan system kekebalan tubuh. Pemenuhan nutrisi dan kualitas hidup
yang baik dapat mempengaruhi prognosis pasien dengan tuberkulosis paru. Pasien yang
memperoleh nutrisi yang cukup dan memiliki kualitas hidup yang baik cenderung memiliki
peluang kesembuhan yang lebih baik daripada mereka yang mengalami defisiensi nutrisi dan
penurunan kualitas hidup yang signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

Bab II Tinjauan Pustaka. (n.d.). Retrieved from repository.poltekkes-smg.ac.id:


https://repository.poltekkes-smg.ac.id/index.php?p=fstream-pdf&fid=35110&bid=19124.

Safitri, A. (2018, Desember). Nutrisi pada Pasien Tuberkulosis dengan Geriatri Disertai Gizi Buruk.
Umi Medical Jurnal, 3.

Suriya, M. (2018, Juli). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Hidup Pasien TB Paru di
Rumah Sakit Khusus Paru Lubuk Alung Sumatera Barat. Jurnal Keperawatan Abdurrab, 2, 29-
38.

Suryani, A. (2020, Februari 23). Karya Ilmiah Akhir Ners. Retrieved from
repository.poltekkesbengkulu.ac.id: http://repository.poltekkesbengkulu.ac.id/908/1/KARYA
%20ILMIAH%20AKHIR%20NERS%20AMALIA%20SURYANI.pdf.

xvii

Anda mungkin juga menyukai