Laprak Biokimia - Muhammad Faisal Al Absy - D1A018182
Laprak Biokimia - Muhammad Faisal Al Absy - D1A018182
Disusun Oleh :
Muhammad Faisal Al Absy (D1A018182)
Dosen Pengampu
1. Dr. Ir. Rainiyati, M. Si
2. Dr. Lizawati, S.P., M.P
Asisten Dosen
1. Jepune Simanullang
2. Robby Abija Siringoringo
Biokimia adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari kimia proses dan
molekul yang terlibat dalam kehidupan, termasuk molekul-molekul seperti
protein, asam nukleat (DNA dan RNA), lipid, karbohidrat, dan berbagai reaksi
kimia yang terjadi di dalam sel dan organisme hidup. Disiplin ini mencoba untuk
memahami bagaimana molekul-molekul ini berinteraksi satu sama lain untuk
menjalankan fungsi-fungsi biologis, seperti metabolisme, reproduksi,
pertumbuhan, dan respons terhadap lingkungan.
Kebersihan alat yang digunakan merupakan salah satu faktor utama dari
keberhasilan kegiatan praktikum. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat
laboratorium adalah agar mengetahui cara-cara penggunaan alat tersebut dengan
baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir
sedikit mungkin. Halini penting agar saat melakukan penelitian, data yang
diperoleh akan benar pula. Data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas
penelitian seseorang.
Mahasiswa dapat mengetahui fungsi serta cara kerja dari alat-alat yang
umum digunakan pada pratikum biokimia sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
Setiap alat memiliki fungsi dan prosedur kerja yang berbedabeda oleh kare
na itu penting bagi kita untuk mengenal prosedur kerja setiap alat dan kegunannya
masing-masing.Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para
pekerja atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan
kecelakaan fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam
laboratorium yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan
keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif,dan efesien (Khasani,
1990).
Prinsip kerja:
Siapkan bahan atau larutan yang akan
dimasukkan ke Gelas beaker. Tuang larutan ke
dalam Gelas beaker. Untuk melakukan
pengukuran (lihat dari tinggi volume larutan
yang terbaca dalam skala).
2. Pipet tetes Berfungsi untuk memindahkan larutan atau
media yang di gunakan saat pratikum.
Prinsip kerja:
Cara menggunakannya adalah dengan
memencet karet pada ujung pipet dengan
perlahan. Kemudian masukkan ujung bawah
yang berbentuk runcing ke cairan atau larutan
yang akan diambil.
Prinsip kerja:
Siapkan bahan kimia yang akan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi Masukkan bahan kimia ke
dalam tabung reaksi dengan hati-hati dan
perlahan. Jangan melebihi kapasitas maksimum
dan batas tanda pada tabung reaksi.
Jika diperlukan, panaskan bahan kimia dengan
menggunakan bunsen burner atau peralatan
pemanas lainnya.
Setelah digunakan, buang bahan kimia dengan
benar sesuai dengan aturan dan standar
pengelolaan limbah laboratorium. Bersihkan
tabung reaksi.
Prinsip kerja:
Cukup dengan merenggangkan penyapit ketika
akan mengambil tabung reaksi, dan menutup
penyapit ketika akan mengangkat tabung reaksi
Prinsip kerja:
Labu erlenmeyer digunakan untuk
mencampurkan reaksi secara rata, sedangkan
labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya
digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan
kecepatan lemah.
7. Cawan petri Berfungsi untuk mengerinhkan atau penguapan
bahan kimia dengan cara meletakkan bahan
kedalam cawan petri. Bahan tersebut akan lebih
cepat mengering / menguap karena memiliki
permukaan yang luas.
Prinsip kerja:
Cawan petri harus disterilisasi terlebih dahulu.
Medium dituangkan pada bagian bawah baru
kemudian ditutup dengan bagian atas yang
memiliki diameter lebih besar.
8. Lampu bunsen Sebagai pembakar yang menggunakan bahan
bakar spritus/ Alkohol pada saat pemanasan
media yang akan digunakan.
Prinsip kerja:
Masukkan corong dalam bagian mulut
Bunsen.
Tuangkan spiritus hingga ¾ bagian dari
Bunsen (jangan diisi terlalu penuh untuk
menghindari ledakan keatas).
Masukkan sumbu ke dalam Bunsen dan
biarkan hingga terendam oleh cairan dari
spiritus.
Untuk menyalakan sumbu, gunakan korek
api gas atau korek api kayu.
Selanjutnya nyalakan api.
9. Pinset Sebagai alat penjepit bahan-bahan yang akan
digunakan pratikum.
Cara kerja:
Menggunakan ibu jari dan dua atau tiga
anak jari dalam satu tangan dengan
menekan bagian tengah dari kedua bilah
atas dan bawah.
Menjepit benda yang akan diambil atau
dipindahkan.
10. Corong gelas Berfungsi sebagai instrumen untuk
mempermudahkan dalam
memasukkan/memindahkan suatu larutan dan
wadah ke wadah lainnya.
Cara kerja:
Mengambil corong sesuai ukuruan wadah yang
digunakan agar air tidak melimpah. Kemudian
tuangkan larutan dengan hati-hati kemudian
angkat corong perlahan.
Cara kerja:
Jika suatu ketika Anda kesulitan untuk
membuka tutup botol sampel laboratorium,
taruhlah ke dalam air panas. Perbedaan
temperatur mungkin bisa menimbulkan
pemuaian, sehingga tutupnya akan mudah
dibuka.
12. Gelas ukur Berfungsi sebagai pengukur volume suatu
cairan yang memiliki beberapa pilihan
berdasarkan skala volumenya.
Cara kerja:
Gelas ukur lebih baik di letakkan di media
yang sejajar(meja yang rata) posisi mata sejajar
dengan permukaan larutan yag di tuangkan dan
disesuaikan dengan ukuran yang tertera,
sehingga akurasi/ketelitian pada penglihatan
lebih besar dan tepat
13. Kertas lakmus Berfungsi suntuk mengukur suatu pH larutan
yang dibuat saat pratikum.
Cara kerja:
Jika kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam
larutan air yang memiliki sifat asam, maka
kertas lakmus berubah warna menjadi merah
dalam beberapa detik. Lalu sebaliknya, jika
kertas lakmus dicelupkan ke dalam larutan air
yang bersifat basa atau netral, maka kertas
lakmus tetap berwarna biru.
14. Termometer Berfungsi untuk mengukur suhu media yang
dibuat pada saat pratikum hingga mencapai
suhu yang ditentukan.
Cara kerja:
volume zat cair akan berubah apabila
dipanaskan atau didinginkan. Volume zat cair
akan bertambah apabila dipanaskan, sedangkan
apabila didinginkan volume zat cair akan
berkurang.
15. Pengaduk Berfungsi sebagai pengaduk larutan hingga
mencapai homogenitas yang diperlukan
Cara kerja
Campurkan dua atau lebih bahan kimia yang
akan diaduk. Lalu genggam batang pengaduk
tersebut dengan baik dan benar, kemudian
mulai aduk secara hati-hati hingga homogen.
Timbangan digital
BAB IV
PENUTUP
4 1 Kesimpulan
4.2 Saran