Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRATIKUM BIOKIMIA

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

Disusun Oleh :
Muhammad Faisal Al Absy (D1A018182)

Dosen Pengampu
1. Dr. Ir. Rainiyati, M. Si
2. Dr. Lizawati, S.P., M.P

Asisten Dosen
1. Jepune Simanullang
2. Robby Abija Siringoringo

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biokimia adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari kimia proses dan
molekul yang terlibat dalam kehidupan, termasuk molekul-molekul seperti
protein, asam nukleat (DNA dan RNA), lipid, karbohidrat, dan berbagai reaksi
kimia yang terjadi di dalam sel dan organisme hidup. Disiplin ini mencoba untuk
memahami bagaimana molekul-molekul ini berinteraksi satu sama lain untuk
menjalankan fungsi-fungsi biologis, seperti metabolisme, reproduksi,
pertumbuhan, dan respons terhadap lingkungan.

Ilmu Biokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang peranan berbagai


molekul dalam reaksikimia dan proses yang berlangsung dalam makhluk hidup.
Jangkauan ilmu Biokimia sangat luassesuai dengan kehidupan itu sendiri. Tidak
hanya mempelajari proses yang berlangsung dalam tubuh manusia, ilmu Biokimia
juga mempelajari berbagai proses pada organisme mulai dari yang sederhana
sampai yang kompleks.( Departemen Biokimia & Biologi Molekuler ) Pengenalan
alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan
penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika
penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur(Plummer 1987).

Laboratorium Pertanian di Universitas Jambi merupakan salah satu tempat


yang dimana mahasiswa menjalani praktikum biokimia yang melibatkan
penggunaan berbagai jenis peralatan kimia. Berikut adalah beberapa contoh alat
yang perlu dikenal dalam praktikum biokimia tersebut: gelas beaker, pipet tetes,
tabung reaksi, rak penyimpanan tabung reaksi, klip tabung reaksi, erlenmeyer,
cawan Petri, burner bunsen, set pengukur, corong dari kaca, wadah larutan, kertas
lakmus, termometer, alat pengaduk, botol semprot, buret, penyangga untuk buret,
timbangan digital, dan timbangan analitik.Sebelum melakukan pratikum
mikrobiologi pratikan terlebih dahulu mengetahui mengenai alat-alat laboratorium
agar tidak terjadinya kecelakaan dalam pratikum. Selain itu pratikan juga harus
mengetahui prosedur penggunaannya, mengetahui fungsi dari alat-alat tersebut.

Kebersihan alat yang digunakan merupakan salah satu faktor utama dari
keberhasilan kegiatan praktikum. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat
laboratorium adalah agar mengetahui cara-cara penggunaan alat tersebut dengan
baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir
sedikit mungkin. Halini penting agar saat melakukan penelitian, data yang
diperoleh akan benar pula. Data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas
penelitian seseorang.

1.2 Tujuan Pratikum

Mahasiswa dapat mengetahui fungsi serta cara kerja dari alat-alat yang
umum digunakan pada pratikum biokimia sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksaan


Hari/Tanggal : Rabu, 13-September-2023
Waktu : 12.30 s/d 14.30
Tempat : Lab. Fisiologis Tanaman , fakultas Pertanian, Univ. Jambi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Laboratorium merupakan tempat melakukan penelitian dan berbagai


percobaan. Dalam penggunaan alat-alat dalam laboratorium tidaklah semudah
mempergunakan peralatan rumah tangga, walaupun keduanya memiliki fungsi
yang tidak jauh berbeda. Jika tidak berhati-hatidalam penggunaannya, peralatan
laboratorium dapat rusak, hasil penelitian gagal atau kurangmemuaskan dan
bahakan dapat menyebabkan dampak negatif pada keselamatan diri kitasendiri.
Alat-alat dalam laboratorium perlu kita rawat dan diperhatikan karena akan
sangat berguna.

Setiap alat memiliki fungsi dan prosedur kerja yang berbedabeda oleh kare
na itu penting bagi kita untuk mengenal prosedur kerja setiap alat dan kegunannya
masing-masing.Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para
pekerja atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan
kecelakaan fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam
laboratorium yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan
keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif,dan efesien (Khasani,
1990).

Terdapat beberapa macam alat yang dipakai di laboratorium, antara lain:


gelas piala (beker gelas), pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pencepit
tabung reaksi, erlenmeyer, cawan petri, lampu bunsen, pingset, corong gelas, botol
larutan, kertas lakmus, termometer, pengaduk, botol semprot, buret, penyangga
buret, timbangan digital, dan timbangan analitik.
Untuk menghindari kecelakaan dan bahaya dengan memahami cara kerja
dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat sedang melaksanakan
praktikum dengan sempurna, kebersihan alat yang digunakan dan ketelitian
praktikan dalam perhitungan sangat mempengaruhi keberhasilan dalam suatu
praktikum, dengan ketelitian dan diminta penggunaan alat maka kesalahan dalam
praktikum dapat di minimalisasi (Riadi, 1990).

Maka, dari penjelasan yang telah dijelaskan di atas, dalam pelaksanaannya


diharapkan kita dapat melakukan percobaan dengan baiklah dimana selain itu
memperkenalkan alat dan fungsi kita juga harus mengetahui cara kerja dan
sistematika penggunaan alat-alat tersebut secara tepat dan akurat karena dengan
mengetahui sistematika atau langkah-langka penggunaan alat akan membuat
praktikan tahu bagaimana bagaimana mengatasi kesalahan-kesalahan yang dapat
terjadi pada alat saat kita melakukan percobaan di laboratorium. (Mardani, 2007).
BAB III
HASIL PENGAMATAN

No. Gambar Fungsi dan prinsip kerja


1. Beaker glass Berfungsi sebagai wadah penampungan yang
di gunakan untuk mengaduk dan memanaskan
cairan yang biasanya di gunakan di
laboratorium.

Prinsip kerja:
Siapkan bahan atau larutan yang akan
dimasukkan ke Gelas beaker. Tuang larutan ke
dalam Gelas beaker. Untuk melakukan
pengukuran (lihat dari tinggi volume larutan
yang terbaca dalam skala).
2. Pipet tetes Berfungsi untuk memindahkan larutan atau
media yang di gunakan saat pratikum.

Prinsip kerja:
Cara menggunakannya adalah dengan
memencet karet pada ujung pipet dengan
perlahan. Kemudian masukkan ujung bawah
yang berbentuk runcing ke cairan atau larutan
yang akan diambil.

3. Tabung reaksi Berfungsi sebagai wadah untuk mereaksikan


dua atau lebih larutan bahan kimia.

Prinsip kerja:
Siapkan bahan kimia yang akan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi Masukkan bahan kimia ke
dalam tabung reaksi dengan hati-hati dan
perlahan. Jangan melebihi kapasitas maksimum
dan batas tanda pada tabung reaksi.
Jika diperlukan, panaskan bahan kimia dengan
menggunakan bunsen burner atau peralatan
pemanas lainnya.
Setelah digunakan, buang bahan kimia dengan
benar sesuai dengan aturan dan standar
pengelolaan limbah laboratorium. Bersihkan
tabung reaksi.

4. Rak tabung reaksi Berfungsi untuk meletakkan tabung reaksi pada


saat bahan kimia/ sebagai tempat penyimpanan
tabung reaksi pada saat tidak digunakan
Prinsip kerja:
Dengan cara menaruh tabung reaksi di lubang-
lubang yang tersedia pada rak.
5. Penjepit tabung reaksi Berfungsi untuk memindahkan tabung reaksi
ketika melakukan proses pemanasan.

Prinsip kerja:
Cukup dengan merenggangkan penyapit ketika
akan mengambil tabung reaksi, dan menutup
penyapit ketika akan mengangkat tabung reaksi

6. Erlenmeyer Berfungsi sebagai penampungan larutan atau


cairan, gelas erlenmeyer dapat digunakan
sebagai wadah meracik dan menghomogenkan
bahan-bahan komposisi media menampung
aquades.

Prinsip kerja:
Labu erlenmeyer digunakan untuk
mencampurkan reaksi secara rata, sedangkan
labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya
digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan
kecepatan lemah.
7. Cawan petri Berfungsi untuk mengerinhkan atau penguapan
bahan kimia dengan cara meletakkan bahan
kedalam cawan petri. Bahan tersebut akan lebih
cepat mengering / menguap karena memiliki
permukaan yang luas.
Prinsip kerja:
Cawan petri harus disterilisasi terlebih dahulu.
Medium dituangkan pada bagian bawah baru
kemudian ditutup dengan bagian atas yang
memiliki diameter lebih besar.
8. Lampu bunsen Sebagai pembakar yang menggunakan bahan
bakar spritus/ Alkohol pada saat pemanasan
media yang akan digunakan.

Prinsip kerja:
 Masukkan corong dalam bagian mulut
Bunsen.
 Tuangkan spiritus hingga ¾ bagian dari
Bunsen (jangan diisi terlalu penuh untuk
menghindari ledakan keatas).
 Masukkan sumbu ke dalam Bunsen dan
biarkan hingga terendam oleh cairan dari
spiritus.
 Untuk menyalakan sumbu, gunakan korek
api gas atau korek api kayu.
 Selanjutnya nyalakan api.
9. Pinset Sebagai alat penjepit bahan-bahan yang akan
digunakan pratikum.
Cara kerja:
 Menggunakan ibu jari dan dua atau tiga
anak jari dalam satu tangan dengan
menekan bagian tengah dari kedua bilah
atas dan bawah.
 Menjepit benda yang akan diambil atau
dipindahkan.
10. Corong gelas Berfungsi sebagai instrumen untuk
mempermudahkan dalam
memasukkan/memindahkan suatu larutan dan
wadah ke wadah lainnya.
Cara kerja:
Mengambil corong sesuai ukuruan wadah yang
digunakan agar air tidak melimpah. Kemudian
tuangkan larutan dengan hati-hati kemudian
angkat corong perlahan.

11. Botol larutan Berfungsi sebagai wadah gempa penyimpanan


larutan.

Cara kerja:
Jika suatu ketika Anda kesulitan untuk
membuka tutup botol sampel laboratorium,
taruhlah ke dalam air panas. Perbedaan
temperatur mungkin bisa menimbulkan
pemuaian, sehingga tutupnya akan mudah
dibuka.
12. Gelas ukur Berfungsi sebagai pengukur volume suatu
cairan yang memiliki beberapa pilihan
berdasarkan skala volumenya.
Cara kerja:
Gelas ukur lebih baik di letakkan di media
yang sejajar(meja yang rata) posisi mata sejajar
dengan permukaan larutan yag di tuangkan dan
disesuaikan dengan ukuran yang tertera,
sehingga akurasi/ketelitian pada penglihatan
lebih besar dan tepat
13. Kertas lakmus Berfungsi suntuk mengukur suatu pH larutan
yang dibuat saat pratikum.
Cara kerja:
Jika kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam
larutan air yang memiliki sifat asam, maka
kertas lakmus berubah warna menjadi merah
dalam beberapa detik. Lalu sebaliknya, jika
kertas lakmus dicelupkan ke dalam larutan air
yang bersifat basa atau netral, maka kertas
lakmus tetap berwarna biru.
14. Termometer Berfungsi untuk mengukur suhu media yang
dibuat pada saat pratikum hingga mencapai
suhu yang ditentukan.
Cara kerja:
volume zat cair akan berubah apabila
dipanaskan atau didinginkan. Volume zat cair
akan bertambah apabila dipanaskan, sedangkan
apabila didinginkan volume zat cair akan
berkurang.
15. Pengaduk Berfungsi sebagai pengaduk larutan hingga
mencapai homogenitas yang diperlukan
Cara kerja
Campurkan dua atau lebih bahan kimia yang
akan diaduk. Lalu genggam batang pengaduk
tersebut dengan baik dan benar, kemudian
mulai aduk secara hati-hati hingga homogen.

16. Botol semprot Berfungsi sebagai tempat penyimpanan


aquades dan biasanya juga digunakan untuk
mencuci atau membilas bahan-bahan kimia
yang tidak larut dalam air.
Cara kerja:
 Memasukkan akuades saja ke dalamnya
sampai penuh.
 Proses pengisiannya pun sama seperti
mengisi botol semprot kebanyakan, dengan
memutar bagian atas untuk membuka dan
menutup botol. Setelah itu, botol siap Anda
gunakan dengan menekan badannya yang
elastis sampai air keluar.
17. Buret Berfungsi sebagai tempat titrasi atau juga
sebagai penanda volume.
Cara kerja:
Buret harus di tes terlebih dahulu sebelum
digunakan agar mengetahui apakah Buret bocor
atau tidak sehingga memastikan laboran bisa
menggunakannya untuk proses titrasi. Setelah
itu, dilanjutkan dengan mengisi dengan reagen,
larutan, ataupun zat cair sampai mencapai
volume skala nol pada Buret.

18. Penyangga buret Berfungsi sebagai instrumen penyangga


peralatan laboratorium yang digunakan sebagai
penyangga atau penjepit buret agar dapat
menempel pada tegakannya dan dapat berdiri
tanpa harus dipegangi.
Cara kerja:
Penjepit buret ditempelkan dengan tegakan
retot, sedangkan buret dijepit dengan penjepit
buret.

19. Berfungsi sebagai penambang bahan/media


pratikum dengan tingkat ketelitian 0,1 gram.
Cara kerja:
Cukup dilakukan dengan cara menekan tombol
dan hasil timbang langsung dapat dilihat di
display yang disediakan.

Timbangan digital

20. Timbangan analitik Berfungsi sebagai penambahan bahan yang


akan digunakan dalam pratikum dengan tingkat
ketelitian 0,0001 gram.
Cara kerja:
Ketika benda diletakkan di atas timbangan
analitik, beban akan menyebabkan benda
bergerak ke bawah dan menekan seluruh
timbangan analitik. Setelah itu, timbangan
analitik akan mengukur gaya yang dihasilkan
oleh benda tersebut dan menampilkan hasilnya
pada layar. Hasil pengukuran tersebut dapat
dibaca dengan satuan yang sangat kecil, seperti
miligram atau bahkan mikrogram.

BAB IV
PENUTUP

4 1 Kesimpulan

Setiap alat mempunyai fungsi dan cara penggunaan yang berbeda-beda.


Oleh karenaitu kita perlu mengenal setian jenis alat, fungsi, dan prosedur
penggunaannya masing-masing.Setelah kita mengenal dan mengetahui fungsi dan
cara kerja masing-masing alat dapatmenghindari kita dari kesalahan penggunaan
alat tersebut. Karena apabila kita tidakmengetahui cara kerja dan fungsi masing-
masing alat, kita dapat melakukan kesalahan yangnantinya dapat berbahaya bagi
kita maupun praktikan yang lainnya. Kesalahan yang sekecilapapun dapat
merubah hasil dari praktikum kita.

4.2 Saran

Setiap praktikan diharapkan dapat menyimak penjelasan materi dari Dosen


maupun Asisten Dosen sebelum kegiatan dilakukan. Selain itu, praktikan juga
diharuskan untuk menjaga kebersihan dan keamanan laboratorium selama
kegiatan berlangsung. Dan setiap Praktikan juga disarankan untuk mempelajari
materi sebelum kegiatan praktikum dilaksanakan, guna meminimalisir terjadinya
kekurangpahaman selama pelaksanaan kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Khasani. 1990. Prosedur Alat – Alat Kimia. Yogyakarta: Liberty.


Riadi. 1990. Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif: Choosing Effective
Laboratory Tests. Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Mardani, 2007. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Buku Kedokteran EGC,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai