Model Pembelajaran
Model Pembelajaran
Model pembelajaran ini untuk mendorong siswa untuk menemukan jawaban dari masalah yang
dihadapi. Sehingga dalam proses pembelajaran, siswa dituntut untuk mau berpikir secara kritis
dan analitis.
Sintak; Prosedur pembelajaran inkuiri terdapat enam langkah, yaitu orientasi masalah,
merumuskan masalah, membuat hipotesis, eksplorasi (mengumpulkan informasi atau data),
menguji hipotesis dan membuat kesimpulan
Model pembelajaran kontekstual ini adalah upaya guru untuk mengaitkan materi dengan dunia
nyata. Sehingga konsep yang diajarkan di dalam kelas tidak hanya sebagai bayangan saja, namun
bisa diterapkan dan digunakan dalam kehidupan nyata.
Ekspositori berarti sebuah penjelasan yang dilakukan oleh seorang guru mengenai sebuah teori
atau konsep. Dengan model pembelajaran ini, diharapkan para siswa memahami materi pelajaran
secara maksimal melalui penjelasan verbal yang dilakukan oleh guru.
Model pembelajaran ini menekankan pada penyelesaian masalah secara ilmiah. Dalam bahasa
Inggris model pembelajaran ini biasa disebut dengan Problem based learning.
Sintak atau langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah/PBL adalah; 1) orientasi siswa pada
masalah, 2) mengorganisasi siswa untuk belajar, 3) membimbing penyelidikan individual
maupun kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil, 5) menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah.
Dengan model pembelajaran ini, siswa akan belajar secara berkelompok untuk mencapai tujuan
dari sebuah pembelajaran tertentu.
Sementara itu, model pembelajaran berbasis proyek ini menjadi sebuah proyek atau kegiatan
nyata sebagai kegiatan inti dalam sebuah pembelajaran.
Seperti namanya, model pembelajaran ini biasanya dilakukan oleh dua kelas menjadi satu sesi
pelajaran. Ini dapat dilakukan efektivitas belajar.
Pembelajaran dengan model tugas terstruktur ini siswa diberikan tugas-tugas tertentu oleh guru.
Tujuannya adalah memperdalam kepada materi yang telah diberikan.
Model pembelajaran ini dapat dilakukan dengan pengumpulan karya terpilih dari satu kelas.
Prinsip dari model ini adalh membuat peserta didik aktif dan dapat menjalin koorporasi untuk
menghasilkan sebuah karya.
menggunakan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat terbuka (open-ended)
menyelesaikan masalah sosial, keterampilan sosial, belajar mandiri, dan membantu siswa untuk
membangun atau memperoleh pengetahuan baru. Adapun contoh sintaks model pembelajaran
Tahap 1 : Orientasi terhadap masalah Guru menyajikan masalah nyata kepada peserta didik
Tahap 3 : Penyelidikan individual maupun Guru membimbing peserta didik melakukan pengumpulan
kelompok alternatif penyelesaian masalah.
Tahap 4 : Pengembangan dan penyajian hasil Guru membimbing peserta didik untuk menentukan penyeles
penyelesaian masalah didik menyusun laporan hasil penyelesaian, masalah, misal d
yang berbeda. Namun, dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 mencantumkan model
pembelajaran inquiry dan discovery secara bersamaan. Oleh sebab itu, sintaks kedua model
Model pembelajaran discovery/inqury learning merupakan kegiatan belajar yang berfokus pada
pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Adapun tujuan model
pembelajaran ini adalah agar siswa mampu merumuskan dan menjawab berbagai pertanyaan dan
menggunakan sebuah kegiatan (proyek) untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Penekanan dari model pembelajaran ini terletak pada aktivitas peserta didik, baik
secara individual maupun kelompok, untuk menghasilkan produk (berupa desain, skema, karya
tulis, karya seni, prakarya, dan sebagainya) dengan menerapkan keterampilan meneliti,
menganalisis, membuat, hingga menyampaikan produk hasil belajar mereka. Berikut contoh
Tahap 4 : Penyelesaian dengan fasilitasi dan monitoring guru Guru memfasilitasi dan me
Tahap 5 : Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil karya proyek Guru memfasilitasi peserta
Tahap 6 : Evaluasi proses dan hasil Guru dan peserta didik pad
materi yang agak kompleks, dan yang lebih penting lagi, serta dapat membantu guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang berdimensi soasial, serta hubungan antar manusia. Misalnya,
telah dibuktikan bahwa menggunakan model pembelajaran kooperatif sangat efektif untuk
memperbaiki hubungan antar suku dan etnik di dalam kelas yang bersifat multikultural, serta
Adapun tujuan model pembelajaran kooperatif secara ringkas dikelompokkan menjadi tiga
bagian, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan
keterampilan sosial peserta didik. Berikut contoh sintaks model pembelajaran kooperatif
(cooperative learning).
Sintaks model pembelajaran langsung
Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa
tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik, dan
tentunya juga dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Oleh karena itu, guru sangat berperan
dapat dimunculkan dalam setiap kegiatan belajar mengajar, tapi bukan sebagai siklus
pembelajaran.
Oleh sebab itu, dalam membuat sintaks untuk model pembelajaran yang digunakan haruslah
Kemendikbud (2013).