D3s1-Bab Ii
D3s1-Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
13
Berikut adalah arti dan beberapa pengertian macam-macam definisi jalan yang sering
dijumpai :
a. Jalan yang gunakan bagi pengendara lalu lintas dan dapat dipergunakan untuk umum
(Jalan Umum).
b. Jalan yang dibangun oleh beberapa perseorangan, instansi dan badan usaha atau
kelompok masyarakat guna kepentingan pribadi atau beberapa kelompok tertentu
(Jalan Khusus).
c. Jalanan umum berbayar namun aksesnya lebih cepat dan mudah termasuk kedalam
bagian sistem jaringan dan sebagai akses nasional yang saat melintasi jalanan tersebut
diharuskan membayar (Jalan Tol).
d. Suatu kegiatan penyusunan arahan sesuai standar teknis yang berlaku, pemberdayaan
sumber daya manusia, pelayanan serta penelitian dan pengembangan pada jalan
(Pembinaan Jalan).
e. Kegiatan yang melibatkan meningkatkan mutu fungsi jalan, penganggaran dan
pemrograman jalan, pelaksanaan konstruksi jalan, serta pengoperasian, perencanaan
teknis jalan dan pemeliharaan pada jalan (Pengembangan Jalan).
f. Suatu Kegiatan yang mempunyai tujuan tertib terhadap aturan, binaan dan
pengembangan jalan bermaksud untuk tujuan-tujuan tertentu (Pengawasan Jalan).
g. Orang-orang yang melakukan dan terjun dalam pembangunan, peraturan dan
pembinaan serta adanya pengawasan jalan sesuai dengan kewenangannya
(Penyelenggara Jalan).
h. Sebagai jalan untuk jalur utama angkutan serta pendistribusian antar kota satu dan kota
yang lainya, dengan laju kendaraan mencapai >60km/jam. Mempunyai lebar jalan
hingga >8m. Daya tampung untuk jalannya, mempunyai rata-rata lebih besar daripada
jumlah kendaraan yang melintas (Jalan Arteri).
Pada dasarnya jenis dari jalanan sangatlah banyak dan mungkin penyebutan di setiap
daerah berbeda–beda namun definisi jalanan di manapun tetaplah sama yaitu komponen
penunjang pendistribusian sebagai sarana seseorang bisa berada di satu tempat dan
berpindah ke tempat yang lainnya. Mungkin saja yang membedakan antara jalanan satu
dengan yang lainnya adalah posisi, perawatan jalan dan penggunaan jalan.
14
2.2 Jalan Pantura
15
Jalur Pantai Utara merupakan Jalur ruas yang tepatnya ada disejajar dengan garis
pantai, jalur pendistribusian wilayah utara pulau Jawa. Pada Jalan Pantura biasanya memang
dilalui oleh kendaraan yang ber-gandar, namun di jalan Pantura sendiri tidak ada larangan
untuk pengendara motor melintas. Jalan Pantura adalah solusi untuk pengendara motor
melintas dari satu kota ke kota lain dengan cepat (jalur pintas).
Akses ini biasa dilintasi oleh bermacam jenis kendaraan, mulai dari kendaraan
golongan I hingga klasifikasi kendaraan golongan V. Jalur ini sering menjadi sorotan karena
terkenal dengan keadaan jalanya yang rusak, licin dibeberapa jalur Pantura wilayah tertentu,
dan salah satunya adalah jalur Pantura yang ada di Kaligawe Semarang.
Wilayah Kaligawe Semarang sering dikait-kaitkan dengan jalan Pantura karena
lokasinya yang berada di Kaligawe, sebagai jalanan pendistribusian antar wilayah, jalan
Pantura Kaligawe sangat menuai perhatian karena banyak sekali kendaraan-kendaraan besar
yang melintasi jalur ini.Berikut golongan kendaraan-kendaraan yang melintasi jalur Pantura
Kaligawe :
2.2.1 Golongan Kendaraan Yang Melintas
1. Kendaraan Golongan I
16
2. Kendaraan Golongan II
17
4. Kendaraan Golongan IV
18
perusahaan mempunyai namun kendaraan ini dirasa dapat memuat banyak barang dengan
kapasitas yang sangat besar serta perawatan pada kendaraan yang ekstra.
2.3 Kerusakan Jalan Raya
Menurut Warpani (2011), kecelakaan yang disebabkan oleh faktor jalan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh perkerasan jalan:
a. Lebar perkerasan yang tidak memenuhi syarat.
b. Permukaan jalan yang licin dan bergelombang.
c. Permukaan jalan yang berlubang.
2. Kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh alinyemen jalan :
a. Tikungan yang terlalu tajam.
b. Tanjakan dan turunan yang terlalu curam.
3. Kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh pemeliharaan ja-
lan :
a. Jalan rusak.
b. Perbaikan jalan yang menyebabkan kerikil dan debu berserakan.
4. Kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh penerangan ja-
lan:
a. Tidak adanya lampu penerangan jalan pada malam hari.
b. Lampu penerangan jalan yang rusak dan tidak diganti.
5. Kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh rambu-rambu
lalu-lintas :
a. Rambu ditempatkan pada tempat yang tidak sesuai.
b. Rambu lalu-lintas yang ada kurang atau rusak.
c. Penempatan rambu yang membahayakan pengguna jalan.
Sedangkan menurut Polwiltabes Semarang, sebab terjadinya kecelakaan lalu-lintas
yang diakibatkan oleh faktor jalan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Jalan licin.
2. Tikungan terlalu tajam.
3. Jalur jalan yang menyempit.
4. Teknis pengendalian lantas yang kurang tepat (rambu, trafficlight, dan lain-lain).
5. Jalan bergelombang.
6. Jalan berlubang.
19
Analisis yang dilakukan Direktorat Jendral Perhubungan Darat menunjukkan bahwa usia 16-
30 tahun merupakan penyebab terbesarterjadinya kecelakaan (55,99%), kelompok usia 21-
25 tahun adalahkelompok terbesar penyebab kecelakaan dibandingkan dengan ke-lompok
usia lainnya. Sedangkan pada kelompok 26 – 30 tahun sebagaipenyebab kecelakaan
menurun cukup drastis. Kelompok usia 40 tahun menjadi penyebab kecelakaan relatif lebih
kecil seiring dengankematangan dan tingkat disiplin yang lebih baik. Untuk
mengetahuikelompok usia dan prosentase dalam keterlibatan kecelakaan dapatdilihat pada
Tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Kelompok Usia Pengemudi Yang Terlibat Kecelakaan
Kelompok Usia Prosentase (%)
16-20 19,41
21-25 21,98
26-30 14,60
31-35 9,25
36-40 7,65
41-75 18,91
20
terkonsterasi pada bagian ini dan dapat dibilang merupakan pusat dari suatu konstruksi jalan
yang sangat penting atau intim.
Perkerasan jalan yang dibuat dengan sebaik baiknya atau bagus, akan berdampak bagus
pula bagi kelancaran perjalanan demikian sebaliknya jika perkerasan jalan dibuat tidak
sedemikian baik sesuai prosedur lalu lintas akan terganggu dan banyak hambatan sehingga
menghambat pendistribusian antara satu wilayah ke wilayah yang lain. Jaringan jalan di
Indonesia sudah tersebar dan meluas keseluruh pelosok dan dapat dijangkau transportasi
darat dengan sangat mudah.
Pada dasarnya perkerasan jalan biasanya dibuat sesuai dengan arus volume lalu lintas
pada sebuah jalanan, jika arus lalu lintas tersebut cenderung padat maka perkerasan pada
tanah yang akan digunakan juga harus dibuat sebaik mungkin.
2.5 Jenis Konstruksi Perkerasan
Menurut Sukirman, tahun 1992 sesuai dengan bahan-bahan yang mengikat konstruksi
perkerasan jalan sendiri dapat dibedakan atas hal berikut :
2.4.1 Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
21
tronton, beberapa contohnya seperti jembatan layang, jalan tol, persimpangan bersinyal
maupun pada Jalan Pantura yang ada di Kaligawe.
Modulus Elastisitas (E) merupakan salah satu parameter yang menunjukantingkat
kekakuan konstruksi disamping dimensinya dan dapat dipergunakansebagai acuan ilustrasi
tingkat kekakuan konstruksi perkerasan. Padaperkerasan aspal (perkerasan lentur), modulus
etastisitas sekitar (Ea) sekitar 4.000 MPa, sedangkan pada perkerasan kaku (beton semen)
modulus elastisitas rata-rata (Eb) berkisar pada besaran 40.000 MPa atau 10 kali lipat
dariperkerasan aspal.
2.4.2 Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
22
makadam (berasal dari nama John Loudon McAdam), maupun telford (berasal dari nama
Thomas Telford. Pada saat ini konstruksi seperti itu tidak layak lagi dibuat pada jalan penting
dan mempunyai volume lalu lintas yang tinggi dan dengan beban yang berat, seperti jalan
arteri dan kolektor primer maupun sekunder. Konstruksi Macadam dan Telford masih dapat
dipertimbangkan dikonstruksi untuk jalan dengan beban lalu lintas yang ringan, seperti jalan
lokal.
2.4.3 Perkerasan Komposit (Composite Pavement)
23
besar, lendutan dapat di hitung pula melalui aplikasi Plaxis agar mengetahui titik-titik
lendutan secara detail.
2.7 Fungsi Lapisan Perkerasan
Terdapat beberapa fungsi lapisan perkerasan, diantaranya :
a. Bagian dari perkerasan jalan yang fungsinya menahan gaya lintang dari beban-beban
roda yang melintas di atasnya.
b. Pelindung dari berbagai elemen-elemen yang tidak dibutuhkan oleh tanah.
c. Sebagai lapisan yang menyebarkan beban kebagian bawah, sehingga dapat ditopang
oleh lapisan yang mempunyai daya dukung yang amat buruk.
d. Sebagai suatu lapisan yang melindungi dari air atau kedap air bertujuan sebagai
pelindung badan jalan dari rusaknya jalan akibat perubahan cuaca.
e. Perantara antara gaya yang melintas dengan tanah asli.
2.8 Umur Rencana
Umur rencana Jalan Raya menggunakan Metode Analisa Komponen, 1987
berdasarkan petunjuk perencanaan perkerasan lentur menjelaskan bahwasanya umur rencana
adalah perhitungan waktu yang terhitung sejak jalan tersebut dibuka sampai jalan tersebut
memerlukan pembetulan yang sangat berat atau dianggap sangat perlu diberi lapis
permukaan yang baru. Umur rencana sendiri dilihat dari jumlah tahun dari saat jalan dibuka
untuk kendaraan hingga menjadi jalanan pendistribusian pusat kota, dalam hal ini harus
sangat diperhatikan. Selama jalan masih dipergunakan disitulah harus selalu adanya
perbaikan dan pengecekan jalan, seperti lapisan non struktural yang mempunyai fungsi
penting sebagai lapisan haus dan kedap air.
Peninggian jalan rata-rata mempunyai target umur 10 tahun sedangkan umur
perkerasan lentur jalan yang baru biasanya hingga 20 tahun walaupun pada kenyataanya
umur rencana pada jalan Kaligawe tidak sesuai dengan estimasi yang ditetapkan.Pada
kenyataanya umur rencana yang sering dijumpai dilapangan tidak mencapai 20 tahun karena
sudah banyak bukti di jalanan hal tersebut dapat terjadi dikarenakan iklim yang tidak dapat
diprediksi serta hal-hal lainya yang diluar perkiraan, perkembangan lalu lintas yang terlalu
besar dan jarang sekali mendapatkan perhatian yang memadai dari penyelenggara jalan.
Seharusnya umur rencana adalah suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh
penyelenggara jalan karena tanpa memperhatikan umur rencana, penyelenggara jalan dapat
sangat bermasalah karena membangun sebuah jalan dengan tidak memperhatikan apa yang
seharusnya diperhatikan untuk keselamatan pengguna jalan.
24
2.9 Lumpur
25
Selain itu pada aliran sungai yang terdapat di jalur Pantura warna airnya sangat gelap
dikarenakan terdapat lumpur yang sangat pekat dan hitam didukung dengan sampah-sampah
yang mengendap. Pada sungai tersebut sehingga menyebabkan aliran sungai yang terdapat
pada Pantura ini menjadi meluap dan naik ke permukaan tanah. Selain itu kedalaman pada
sungai ini sendiri tergolong dangkal, dikarenakan endapan lumpur dan sampah sampah yang
terdapat pada dasar sungai yang amat banyak. Sungai yang terdapat pada jalur Pantura ini
menjadi tempat berkumpulnya pembuangan air kotor dari rumah – rumah warga sekitar yang
mayoritas air–air limbah rumah tangga dan juga limbah – limbah pabrik disekitar kawasan
Kaligawe.
2.10 Penurunan Muka Tanah (Land Subsidence)
Penurunan muka tanah atau land subsidence adalah suatu proses pergerakan penurunan
muka tanah yang berdasar atas suatu hal tertentu di Kota Semarang, Kaligawe ini cenderung
disebabkan oleh lokasi jalan Pantura yang dekat dengan laut sangat mendukung terjadinya
penurunan muka tanah, sering sekali terjadi banjir rob di wilayah Pantura Kaligawe
Semarang sehingga menyebabkan distribusi perekonomian di Kota Semarang menjadi
tersendat.
Tak diungkiri lagi wilayah Kaligawe sangat dekat dengan laut lepas Kota Semarang,
ombak, pasang surut air laut, serta kadar garam yang terdapat pada laut pun sangat
mempengaruhi terjadinya pergeseran dan rusaknya lapisan tanah. Memang penurunan
terkadang tidak ekstrem setiap tahunnya dibeberapa wilayah tetapi bukan tak mungkin bila
dibiarkan terus menerus akan berdampak munculnya kerugian tidak hanya material tetapi
juga korban jiwa.
Jembatan dan pemukiman di wilayah Pantura menunjukan bahwa potensi kerugian
yang diakibatkan subsiden tanah tiap tahunnya mencapai 619 Trilyun Rupiah. Sementara
itu, untuk potensi hilangnya bangunan pemukiman di Kawasan gambut yang terindikasi
subsiden mencapai sekitar 158 Trilyun Rupiah, angka ini belum memasukan kerugian
ekonomi lainnya.
Wilayah Kaligawe yang memiliki tekstur tanah yang labil, sangat tidak cocok untuk
dibuat sebuah hunian. Hunian biasanya memerlukan penguatan pada tanah dan bangunan
melalui adanya pondasi dikarenakan wilayah ini berdekatan dengan laut maka jika tanah
digali terlalu dalam, akan mengakibatkan keluarnya air dari dalam tanah yang biasanya itu
adalah air laut.
26
Sumber : Journal Unpair, 2022
Gambar 2.12 Lingkar Luar Utara Semarang
Gambar 2.12 Lingkar Luar Utara Semarang tepatnya pada Pantura Kaligawe, berada
pada kondisi Morfologi yang mayoritas dataranya rendah mempunyai stratigrafi geologi
regional berada di lapisan Alluvium (Qa)gravel, sand, clay, sily, plant remains; dan
pleistoceve clay yang pada umumnya tanah ini mempunyai sifat kaku hampir keras dan
mempunyai warna abu-abu walau kadang-kadang dijumpai lapisan firm-stiff.
Kerusakan tanah pada wilayah Pantura Kaligawe ini tidak dapat diprediksi, menurut
warga setempat, kerusakan tanah disebabkan karena adanya pergeseran tanah yang berawal
dari lautan yang dekat dengan wilayah Pantura Kaligawe namun bisa juga disebabkan oleh
kendaraan yang bermacam macam membawa muatan kedalam wilayah ini.
Selain itu cuaca sangat berpengaruh sangat besar terhadap terjadinya perawatan jalan
atau tanah di wilayah ini. Dan pada struktur kemungkinan sering terjadinya kegagalan yang
terjadi oleh timbunan/oprit menyebabkan penurunan jangka panjang (long term settlement)
Serta penanganan yang harus dilakukan adalah sesegera mungkin melaksanakan konsolidasi
dengan menggunakan penyalir vertikal juga digunakan dalam pembangunan Jalan Pantura
Kaligawe Semarang dan sesegera mungkin melakukan perbaikan di setiap kerusakan jalan
karena jika semakin lama didiamkan akan semakin banyak jalan yang rusak di wilayah
Kaligawe Semarang. Jembatan penghubung yang menjadi jalan tol ikut serta membuat
masalah baru pada Jalan Kaligawe, adanya terowongan pada bagian bawah tol ini membuat
aliran air tidak dapat mengalir sehingga menjadi genangan karena tekstur tanah pada bawah
tol cenderung cekung ke bawah.
27
2.11 Rob
28
dari luas, kedalaman air yang digunakan, standar pengelolaan, dan masih banyak lagi
lainnya. Adanya tambak juga menjadi sebab Kaligawe sering dilanda rob, terlebih lagi saat
hujan mengguyur wilayah ini tambak di sekitar ini menjadi meluap dan naik ke permukaan
jalanan.
2.12 Banjir
Pada setiap wilayah pasti mempunyai kendalanya masing-masing begitu juga alam
yang tidak bisa diprediksi kapan datangnya. Salah satu yang pernah terjadi di Indonesia
adalah bencana alam banjir, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung. Banjir merupakan
bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia. Definisibanjir adalah keadaan dimana
suatu daerah tergenang oleh air dalam jumlahyang besar. Kedatangan banjir dapat diprediksi
dengan memperhatikan curahhujan dan aliran air. Namun kadangkala banjir dapat datang
tiba-tiba akibat dariangin badai atau kebocoran tanggul yang biasa disebut banjir
bandang.Jenis banjir yang sering terjadi di Indonesia adalah banjir genangan, banjir
bandang, dan banjir rob yang diakibatkan oleh naiknya permukaan air laut. Melansir Pusat
Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, berikut jenis-jenis banjir:
2.12.1 Banjir Bandang
Banjir bandang adalah banjir yang paling berbahaya. Banjir jenis ini akan mengangkut
air, lumpur, bebatuan, dan apapun yang ada di sekitar alirannya. Banjir bandang juga kerap
menimbulkan kerusakan cukup parah. Banjir jenis ini biasa terjadi akibat hutan gundul.
Daerah yang rawan terkena banjir bandang adalah daerah pegunungan. Banjir bandang
seringkali terjadi tanpa adanya tanda-tanda, terjadi begitu saja dan seringkali banjir bandang
yang sering ditemui dikarenakan air yang tertampung pada sebuah waduk sudah tidak
terkendali lagi sehingga menyebabkan waduk atau penampung air menjadi jebol sehingga
debit yang tinggi dan deras meluap hingga ke sekitaran sungai dan tak jarang pula meluap
ke perumahan penduduk dan membuat begitu banyaknya kerusakan. Sangat merugikan,
banjir bandang tidak hanya menggasak pemukiman, banjir bandang yang ekstrim dapat
merusak rumah, membawa barang barang yang ada disekitar rumah dan juga banjir bandang
yang ekstrem termasuk pepohonan yang ada pada sekitaran rumah.
Berdasarkan penelitian Eve Gruntfest, Profesor Geografi dan Studi Lingkungan di
University of Colorado, Colorado Springs, kesimpulan umum penyebab banjir bandang
yaitu itensitas curah hujan, perbedaan regional yang meliputi jumlah curah hujan, durasi
curah hujan dan kondisi sebelumnya dan dampak dari urbanisasi. Untuk menilai potensi
banjir juga bisa dilihat dari faktor manusia karena ketidaktahuan tentang wilayah geografis.
29
2.12.2 Banjir Air
Banjir air merupakan banjir yang terjadi akibat luapan air sungai, danau, atau selokan.
Banjir air adalah jenis banjir yang sering terjadi saat hujan dalam intensitas tinggi atau hujan
deras dalam waktu yang lama dan biasanya hanya meluap pada sekitaran sungai saja. Selama
debit banjir tidak berlebihan maka banjir air ini masih tergolong banjir yang normal dan
tidak berpotensi menyebabkan kerusakan.
2.12.3 Banjir Lumpur
Banjir lumpur adalah banjir yang keluar dari perut bumi dan menggenangi wilayah
daratan. Lumpur yang dihasilkan mengandung gas yang berbahaya. Banjir jenis ini memiliki
sedikit kemiripan dengan banjir bandang perihal material yang dikeluarkan. Banjir lumpur
biasanya terjadi pada wilayah pegunungan, hal ini biasanya disebabkan karena pelapukan
pada batu-batu. Batu gunung yang mengalami perubahan tempat dan bertemu dengan air
bisa jadi air hujan dengan intensitas yang tinggi sehingga menyebabkan tanah yang awalnya
kering menjadi basah dan mengalir menjadi banjir dengan warna air yang cokelat bercampur
banyaknya lumpur.
2.12.4 Banjir Cileunang
Banjir Cileunang adalah sebutan untuk banjir yang terjadi akibat derasnya hujan yang
menghasilkan debit air yang melimpah dan tidak terbendung. Banjir ini menyebabkan luapan
air yang sedikit mirip dengan banjir air.
2.13 Kanal
Kanal atau umumnya disebut dengan terusan (terusan kapal) ialah jalur air buatan
manusia. Kanal terdiri asal 2 macam, yaitu kanal yang hanya dipergunakan untuk
mengarahkan dan mengalirkan air saja serta satunya adalah kanal yang artinya jalur
transportasi yang bisa di navigasi, digunakan untuk angkutan barang serta orang, seringkali
terhubung dengan sungai, bahari serta danau.
Kanal sudah dibuat oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Kanal tertua ditemukan
di Mesopotamia, sekitar tahun 4000 sebelum masehi. Walaupun bentuk kanal hampir tidak
berubah, teknologi pembangunan kanal makin berkembang.Kanal dibagi menjadi tiga sesuai
fungsi yaitu:
30
a. Transportasi Navigasi
Kanal transportasi navigasi yang digunakan untuk membawa kapal dan barang kapal
pengiriman serta menjadi transportasi seseorang untuk menyebrangi satu pulau ke
pulau yang lain, kemudian dibagi lagi sebagai dua jenis: yang terhubung ke danau yang
ada, sungai, atau laut. Termasuk kanal antar-basin, mirip Terusan Suez (Terusan
terbesar sedunia), Erie Canal, dan Terusan Panama. yg terhubung pada jaringan kota:
seperti Grande Canal berasal Venice Italia, Gracht of Amsterdam asal Belanda, dan
Waterways of Bangkok asal Thailand.
b. Saluran air (Waterways)
Kanal menjadi penampung pasokan air yang dipergunakan sebagai tempat
pembuangan air terakhir sebelum menuju ke laut danbertemunya air payau juga air
laut. Kanal yang dipergunakan sebagai saluran air sangatlah penting bagi penduduk
Indonesia, terkenal dengan wilayahnya yang seringkali mengalami banjir kanal
dianggap sebagai solusi yang sangat baik karena daya tamping yang besar dan mampu
menampung air dengan debit yang besar.
c. Terusan Kapal
Kanal yang dipergunakan menjadi terusan (terusan kapal) artinya jalur air yang
digunakan untuk meningkatkan kecepatan pelayaran. Tanpa melewati terusan, kapal
wajib berlayar mengelilingi daratan yang jauh jaraknya. Terusan bisa berupa sungai
yang dimodifikasi atau kanal spesifik yang dibangun asal awal buat keperluan
tadi.syarat suatu kanal buat bisa digunakan menjadi terusan artinya kanal tersebut
harus mempunyai kedalaman minimal lima m (16,4 kaki).
Di Indonesia, Kanal jarang sekali digunakan sebagai terusan kapal atau tempat
bersandarnya perahu-perahukecil yang dimiliki perseorangan. Indonesia cenderung
memanfaatkan kanal sebagai pengendali air agar air yang ada pada saluran tersebut
terkontrol dengan baik dan juga tidak meluap ke pemukiman penduduk yang dapat
menyebabkan banjir pada wilayah yang ada di dekatnya.
Berbalik dengan yang ada di Luar Negeri atau Luar Negara Indonesia, Kanal justru
dijadikan tempat sandarnya kapal-kapal mewah dan juga kapal barang yang ukuranya tidak
lumayan besar. Kapal mewah sebagai contohnya adalah kapal pesiar yang dimiliki oleh
perseorangan. Kanal yang ada di Luar Negeri dijadikan wisata air seperti halnya
perseorangan memiliki kapal penumpang lalu dilakukan penghiasan.
31