Makalah Konsep Belajar
Makalah Konsep Belajar
DISUSUN OLEH:
NIM: 20231014401012
NIM: 20231014401022
DOSEN PENGAMPU:
Nr. MOZA SUZANA S.kep M.kep
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan rahmat dan
pertolongannya kami dapat menyelesaikan makalah tugas kelompok mata kuliah
belajar dan pembelajaran.
sarannya guna penyempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua dalam belajar dan hasilnya dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian belajar dan pembelajaran
2. Mengetahui Apa saja teori-teori belajar dan pembelajaran
3. Mengetahui elemen-elemen yang mempengaruhi pembelajaran
4. Mengetahui prinsip dan metode yang mempengaruhi belajar efektif
5. Mengetahui jenis-jenis pembelajaran?
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. KONSEP BELAJAR
A. Pengertian Belajar
adalah makhluk yang belajar. Sejak manusia di lahirkan, belajar
merupakan aktivitas yang utama. Oleh karena itu, belajar selalu ada dalam
kehidupannya. Belajar tidak hanya melibatkan penguasaan suatu
kemampuan akademik tetapi juga melibatkan perkembangan emosional,
interaksi social, dan perkembangan kepribadian.
6
Cronbach mengatakan, bahwa belajar merupakan aktivitas yang di tunjukan
oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman .
7
Perubahan itu berdampak secara psikologis kepada setiap orang yang
sudah belajar, Dengan belajar, manusia menjadi semakin maju, mengerti
cita-citanya sehingga ia akan mempersiapkan diri untuk meraihnya.
B. Teori Belajar
8
Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses. Peneliti
yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari
ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel
menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama
terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk
konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh
informasi dari lingkungan. Contoh aplikasi teori belajar Kognitivisme Menurut
Piaget : Menurut Brunner : Menurut Ausubel :
3. Teori Belajar Humanistik
Dalam teori humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan
kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana dirinya
untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan positif ini yang disebut
sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanisme biasanya
menfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan yang
positif.Kemampuan positif tersebut erat kaitannya dengan pengembangan emosi
positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi merupakan karateristik yang
sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanisme. Dalam teori
pembelajaran humanistik, belajar merupakan proses yang dimulai dan ditujukan
untuk kepentingan memanusiakan manusia. Dimana memanusiakan manusia di
sini berarti mempunyai tujuan untuk mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri,
serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal. Contoh Aplikasi Teori
Humanistik
4. Teori Belajar Konstruksivisme
Pembelajaran konstruktivistik adalah pembelajaran yang lebih
menekankan pada proses dan kebebasan dalam menggali pengetahuan serta
upaya dalam mengkonstruksi pengalaman. Dalam proses belajarnya pun,
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya dengan
bahasa sendiri, untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga siswa menjadi
9
lebih kreatif dan imajinatif serta dapat menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif.
Dalam teori konstruktivistik adalah bahwa dalam proses pembelajaran
siswalah yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah yang harus aktif
mengembangkan pengetahuan mereka, bukannya guru atau orang lain. Peserta
didik perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah dan menemukan sesuatu yang
berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ide. Penekanan belajar siswa secara
aktif ini perlu dikembangkan karena kreativitas dan keaktifan siswa akan
membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa. Startegi
Pembelajaran Konstruktivisme
10
b. Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu
obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat
menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika
bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbulah
kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.
c.Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya
terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari
tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar
dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
d. Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan
itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesuai
belajar dan berlatih. Jadi jelaslah bahwa bakat itu
mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari
siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik
karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat
lagi dalam belajarnya itu.
e.Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan
dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau
tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat,
sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu
sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya.
f. Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan
seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk
melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak
dapat melaksanakan kegiatan secara terus menerus, untuk itu
diperlukan latihan-latihan dan pelajaran.
11
g. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response
atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang
dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan
berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan itu
perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa
belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya
akan lebih baik.
3) Faktor kelelahan,
yang meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan
jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan
untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan
adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk
menghasilkan sesuatu hilang. b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal
dari luar diri siswa, yang termasuk kedalam faktor eksternal adalah:
1) Faktor keluarga. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh
dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara
anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi
keluarga.
2) Faktor sekolah. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini
mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa , relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah pelajaran
dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode
belajar dan tugas rumah.
3) Faktor Masyarakat. Masyarakat sangat berpengaruh terhadap
belajar siswa karena keberadaannya siswa dalam masyarakat.
Seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media yang
juga berpengaruh terhadap positif dan negatifnya, pengaruh
dari teman bergaul siswa dan kehidupan masyarakat disekitar
siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa.
12
D. PRINSIP DAN METODE YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
EFEKTIF
1. PRINSIP
Prinsip belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak dan sumber
motivasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara
pendidik dengan peserta didik. Prinsip ini dijadikan sebagai dasar dalam
upaya pembelajaran, baik bagi mahasiswa maupun dosen dalam upaya
mencapai hasil yang di inginkan.
2. METODE
Metode pengajaran memainkan peran penting dalam menciptakan
lingkungan pembelajaran yang efektif. Dalam pendidikan yang dapat di
gunakan oleh dosen untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada
siswa. Pemilihan metode pengajaran yang tepat dapat membantu
meningkatkan pemahaman, motivasi dan keterlibatan mahasiswa dalam
proses belajar-mengajar. Ada beberapa metode pengajaran yang efektif
dalam belajar di antara nya;
a. Motode Ceramah
Metode ceramah adalah pendekatan pengajar di mana dosen secara
verbal menyampaikan pengetahuan mahasiswa.
b. Metode diskusi kelompok
Metode diskusi kelompok untuk melibatkan mahasiswa dalam diskusi
berkelompok untuk mendiskusikan topik tertentu
c. Metode pembelajaran kooperatif
Metode pembelajaran kooperatif melibatkan mahasiswa bekerja secara
tim dalam menyelesaikan tugas atau proyek bersama .
d. Metode pembelajaran berbasis proyek
Metode pembelajaran berbasis proyek melibatkan mahasiswa dalam
menyelesaikan proyek nyata yang relevan dengan materi
pembelajaran.
13
e. Metode pembelajaran berbasis teknologi
Metode pembelajaran berbasis teknolongi memanfaatkan alat dan
aplikasi teknologi untuk meningkatkan pengalaman pembelajaran. Ini
termasuk penggunaan perangkat lunak edukatif, presentasi,
multimedia, simulasi, atau platform pembelajaran online.
E. JENIS BELAJAR
Dalam proses belajar mengajar di kenal juga adanya bermacam-
macam kegiatan yang kemudian memiliki corak yang berbeda antara satu
dengan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik dalam aspek
materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah
laku yang di harapkan. Keaneragaman jenis belajar ini sendiri muncul dalam
dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang sangat
beragam. Jenis-jenis belajar antara lain:
1. BELAJAR ABSTRAK
Belajar Abstrak ialah proses belajar yang menggunakan cara-cara
berpikir abstrak. Tujuannya ialah memperoleh pemahaman serta
pemecahan masalah-masalah yang tak nyata. Dalam mempelajari hal-hal
yang abstrak ini kemudian diperlukan peranan akal yang kuat di samping
penguasaan atas prinsip, konsep, serta generalisasi.
2. BELAJAR KETERAMPILAN
Belajar keterampilan ialah belajar dengan menggunakan gerakan-
gerakan monotorik yaitu yang berhubungan dengan urat-urat saraf serta
otot-otot (neuromuscular). Tujuannya ialah memperoleh dan menguasai
keterampilan jasmani tertentu.
3. BELAJAR SOSIAL
Belajar sosial pada dasarnya ialah belajar memahami masalah-masalah
serta teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya ialah
14
menguasai pemahaman serta kecakapan dalam memecahkan masalah-
masalah sosial seperti diantaranya masalah keluarga, masalah
persahabatan, kelompok, serta berbagai masalah-masalah lain yang
bersifat kemasyarakatan
4. BELAJAR RASIONAL
Belajar rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan
berpikir secara logis serta rasional ( sesuai dengan akal sehat ). Tujuan
dari jenis belajar memperoleh aneka ragam kecakapan dengan
menggunakan prinsip-prinsip serta konsep-konsep. Selain itu, jenis belajar
ini juga sangat erat kaitannya dengan belajar pemecahan masalah.
5. BELAJAR KEBIASAAN
Belajar kebiasaan merupakan suatu proses pembentukan kebiasaan-
kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada
sebelumnya. Belajar kebiasaan, selain menggunakan perintah, suri
tauladan, serta pengalaman khusus, juga menggunakan hukuman serta
ganjaran. Tujuan dari jenis ini ialah agar mahasiswa memperoleh sikap-
sikap serta kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih tepat dan positif dalam
arti selaras dengan kebutuhan ruang serta waktu ( kontekstual ).
6. BELAJAR APRESISIAI
Belajar apresiasi ialah proses belajar mempertimbangkan ( judgemet )
arti penting ataupun nilai suatu objek, tujuannya adalah agar siswa
memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa ( affective skill ),
yaitu kemampuan dalam menghargai secara tepat mengenai suatu nilai
objek tertentu, misalnya saja pada apresiasi sastra, musik, dan lain-lain.
7. BELAJAR PENGETAHUAN
Belajar pengetahuan ( studi ) adalah proses belajar dengan cara
melakukan penyelidikan mendalam mengenai suatu objek pengetahuan
tertentu. Studi ini juga dapat diartikan sebagai sebuah program belajar
15
terencana untuk dapat menguasai materi pelajaran dengan cara melibatkan
kegiatan investigasi serta eskperimen.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses
komunikasi. Proses komunikasi harus diciptakan atau diwujudkan melalui
kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan atau intirmasi antara
pendidik dengan peserta didik. Satu kesatuan dari proses komunikasi belajar
mengajar yang bertumpu pada tujuan pendidikan di sekolah adalah media
pembelajaran. Peranan media pembelajaran pun menjadi penting karena
memiliki nilai praktis dan fungsi yang besar dalam pelaksanaan pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam
mengembangkankemampuan kognitif, efektif, dan psikomotorik seseorang,
Dalam hal ini adalah kemampuanyang harus dimiliki oleh siswa atau peserta
didik Salah satu peran yang dimiliki oleh seorang guru untuk melalui tahap-
tahap ini adalah sebagai fasilitator untuk menjadi fasilitator yang baik guru
harus berupaya dengan optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang
sesuaidengan karakteristik anak didik, Demi mencapai tujuan pembelajaran
maka dari itu dalam makalah ini, akan di bahas tentang pengertian, klasifikasi
dankriteria pemilihan media pembelajaran yang bertujuan memberikan
gambaran secara lebih detail tentang :Konsep Belajar”.
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang
perlu penulis perbaiki . hal ini masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi
TEORI-BELAJAR.pdf (uny.ac.id)
https://psikologi.uma.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/Faktor-faktor-yang-
Mempengaruhi-Hasil-Belajar.pdf
https://fkip.umsu.ac.id/2023/05/29/memahami-metode-pengajaran-yang-efektif-
dalam-konteks-pendidikan
https://www.gramedia.com/literasi/belajar/#Jenis-Jenis_Belajar
18