Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH SERVICESCAPE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION DI KAFE KUPU-KUPU

(SURVEI TERHADAP TAMU YANG MELAKUKAN PEMBELIAN DI KAFE KUPU-KUPU)

PENGARUH SERVICESCAPE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION


DI KAFE KUPU-KUPU
(Survei Terhadap Tamu Yang Melakukan Pembelian di Kafe Kupu-Kupu)

Friga Statifiansyah
Gitasiswhara

Abstrak

This aims to find the influence of service scape to the behavioral intention for visitors at the restaurant. Many
researchers have already discovered that people dine in the restaurant, not just because of the food taste, but
also the ambience or physical attributes. Many restaurants have attempted to design its service scape to
create a competitive advantage for surpassing the competitors. The variables studied in this research are
service scape, as the independent variable, and the behavioral intention as the dependent one. The dimension
of service scape consists of the ambient conditions, spatial layout, sign and symbols. Whereas, the dimension
of behavioral intention consists of repurchase intention and the tendency of spreading the word-of-mouth
about the restaurant. The instrument of this research was questionnaires that are distributed to 100
respondents. The multiple regression's statistical tool was used for analyzing the data and assisted by SPSS
18. The result indicated that the sign and symbol had the highest impact to the behavioral intention.

Keywords: Servicescape, Behavioral Intention.

I. PENDAHULUAN 15rb-50rb) dan varian minuman mulai


dari softdrink, kopi, the dan masih banyak
Kafe Kupu-Kupu merupakan sebuah
yang lainnya (dari 3rb-20rb).
perusahaan yang didirikan pada bulan April 2009
2. Meeting Package
setelah sebelumnya beberapa pendirinya
Kafe Kupu-Kupu menyediakan paket
menjalankan usaha di bidang lain. Melihat peluang
untuk meeting di lantai 2, dengan luas
belum adanya rumah makan yang berbentuk kafe
ruangan 20mx10m dapat diset sedemikian
di Kolonel Masturi, Bandung Barat maka para
rupa untuk keperluan meeting
pendiri sepakat untuk mendirikan sebuah kafe
tamu.Dengan harga yang ditawarkan
dengan nama Kafe Kupu-Kupu setelah
sebesar Rp35.000, tamu sudah dapat
sebelumnya mendirikan sebuah CV bernama CV
coffee break dan lunch.
Ranah Hidup Sejahtera yang membawahi kafe
tersebut secara hukum.
3. WeddingPackage
Merupakan sebuah restoran dining yang Wedding package yang disediakan Kafe
bersifat kafe, tentunya memiliki keunikan dari Kupu-Kupu sudah termasuk hidangan
tema yang mereka ambil, yaitu kupu-kupu. Selain buffet untuk tamu undangan, dekorasi,
itu untuk memberikan kesan yang edukatif, Kafe kue pengantin, stall makanan tambahan,
Kupu-Kupu mengusung konsep book and art yaitu live music, dan fasilitas pendukung
dengan menyediakan fasilitas buku bacaan yang lainnya.
ditata rapi di rak untuk para tamu yang berkunjung,
4. Kids Birthday
sebari menyantap makanan dan minuman, tamu
pun dapat membaca buku yang telah disediakan. Acara ulang tahun anak dapat
Menawarkan atmosphere yang baik karena terletak dilaksanakan di Kafe Kupu-Kupu dengan
di daerah yang tinggi, sehingga selain dari segi dekor sedemikian rupa yang
makanan dan minuman, tamu pun dapat melihat bertemakan ulang tahun dan makanan
kota Cimahi dan sekitarnya dari tempat makan. yang disesuaikan untuk anak-anak.
Sebagai usaha yang bergerak di bidang Kafe Kupu-Kupu pun menyediakan kue
penyedia jasa makanan dan minuman khususnya ulang tahun khusus untuk si anak.
restoran yang utamanya menyediakan makanan Kafe Kupu-Kupu sebagai tempat makan yang
dan minuman, Kafe Kupu-Kupu juga menyediakan mengusung konsep Book and Art yang
beberapa produk dan pelayanan lain diantaranya: mementingkan kenyamanan pengunjung selama
1. Dining Menu berada di Kafe Kupu-Kupu, sehingga pengunjung
Diperuntukan bagi tamu regular yang diharapkan melakukan pembelian ulang jika kesan
datang ke Kafe Kupu-Kupu, tamu dapat pertama tamu baik dan betah berlama-lama berada
memilih menu makanan mulai dari di Kafe Kupu-Kupu untuk menikmati makanan
cemilan (dari 7rb 16 rb), makanan yang disediakan Kafe Kupu-Kupu. Dari hal
Indonesia (dari 12rb-30rb), western (dari tersebut penulis ingin mengetahui sampai sejauh

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. VI, No. 2, 2016 -1061
Friga Statifiansyah, Gitasiswhara

mana perilaku tamu yang berkunjung ke Kafe Sumber : Manajemen Kafe Kupu-Kupu 2015
Kupu-Kupu, maka dilakukan Pra penelitian Melihat dari tabel 1 behavioral intention
mengenai behavioral intention yang ditujukan dan data kunjungan di Kafe Kupu-Kupu tidak
kepada 30 orang tamu yang pernah berkunjung ke begitu bagus maka behavioral intention dan
Kafe Kupu-Kupu. Dalam pra penelitian ini kunjungan perlu ditingkatkan dengan strategi yang
digunakan tiga atribut behavioral intention yaitu dimiliki Kafe Kupu-Kupu baik dari segi pemasaran
repurchase intention (melakukan pembelian atau fasilitas-fasilitas penunjang. Fasilitas
ulang), price premium (membayar lebih) dan word penunjang seperti design interior ataupun eksterior
of mouth (merekomendasikan pada orang lain). dan mengemasnya secantik mungkin agar tamu
Adapun hasilnya dapat dapat dilihat pada gambar tertarik.
dibawah ini : Mengemas suatu produk menjadi salah
satu strategi yang dilakukan restoran atau kafe
untuk menarik kunjungan, memberikan nilai lebih
dan merangsang konsemen untuk datang. Di
100 dalamnya terdapat fasilitas fisik (servicescape)
seperti penataan cahaya, atmosphere, bangunan
80
dan brand/sign. Penilaian bagus atau tidaknya
60 sebuah restoran tidak berkutat hanya pada kualitas
ataupun kuantitas makanan saja. Menurut
40 Fitzsimmons (2011:154) servicescape adalah
fasilitas fisik dalam pelayanan yang didesain untuk
20 kebutuhan tamu untuk mempengaruhi perilaku
tamu dan memuaskan tamu dimana desain fasilitas
0 fisik akan memberikan dampak yang positif
terhadap tamu dan karyawan.
Yang artinya adalah servicescape adalah
sebagai salah satu alat pemuas kebutuhan
konsumen selain makanan dan minuman yang
Ya disedikan kafe. serangkaian acara yang nyata
maupun tidak nyata dari pengalaman pelanggan
ketika sedang makan. Faktor – faktor servicescape
Tidak terbagi menjadi 3 aspek yaitu ambient condition
(karakter lingkungan), spatial layout and
functionality (penataan) dan sign, symbol, and
artifacts (Merek). Melalui strategi servicescape ini
diharapkan dapat menjadi penghubung antara kafe
Gambar 1 dan pengunjungnya untuk menciptakan hubungan
Hasil Pra Penelitian yag baik.
Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui bahwa Berdasarkan fenomena yang terjadi
hanya sebanyak 43% yang akan melakukan penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan
pembelian ulang ke Kafe Kupu-Kupu, lalu untuk
judul “Pengaruh Servicescape Terhadap
membayar lebih dengan fasilitas atau jasa yang
Behavioral Intention di Kafe Kupu-Kupu
diberikan Kafe Kupu-Kupu hanya 30% yang ingin (Survei Terhadap Tamu yang Melakukan
membayar lebih dan hanya 40% saja yang Pembelian di Kafe Kupu-Kupu).
bersedia untuk merekomedasikan Kafe Kupu-
Kupu ke orang lain. Dari presentase tersebut dapat
dilihat bahwa terdapat masalah apabila tamu yang
datang tidak ingin berkunjung kembali, dan akan II. KAJIAN PUSTAKA
berdampak pada berkurangnya kunjungan ke Kafe
Kupu-Kupu setiap tahunnya, seperti yang dapat Pemasaran merupakan salah satu dari
kita lihat dari tabel disamping: kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para
pengusaha dalam usahanya untuk
Tabel 1 mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk
Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kafe Kupu- berkembang dan mendapatkan laba. Berhasil
kupu tahun 2012-2014 tidaknya dalam bpencapaian tujuan bisnis
tergantung pada keahlian mereka di bidang
pemasaran, produksi, keuangan, maupun dibidang
Tahun Jumlah Tingkat
lain. Selain itu juga tergantung pada kemampuan
Kunjungan Pertumbuhan
mereka untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi
2012 23.907 -
tersebut agar organisasi dapat berjalan lancar.
2013 23.578 Turun 1.38%
2014 23.397 Turun 0,77%

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. VI, No. 2, 2016 -1062
PENGARUH SERVICESCAPE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION DI KAFE KUPU-KUPU
(SURVEI TERHADAP TAMU YANG MELAKUKAN PEMBELIAN DI KAFE KUPU-KUPU)

Pemasaran menurut Kotler dan Amstrong primer dan menyiapkan dari elemen
(2014:27) yaitu “marketing as the process by layanan tambahan yang saling
which companies create value for customers and memperkuat nilai tambah perangkat yang
build strong customer relationships in order to membantu pelanggan untuk
capture value from customers in return”, artinya menggunakan produk inti lebih efektif
adalah proses dimana perusahaan menciptakan 2. Place and time, mengacu pengiriman
nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan elemen produk kepada pelanggan, banyak
yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan informasi – elemen yang disampaikan
menangkap nilai dari pelanggan sebagai secara elektronik
imbalannya. 3. Pricing, termasuk biaya non moneter
Dalam penelitian ini lebih diperkecil skala kepada konsumen dan pertimbangan
pemasaran bagi industri pariwisata, menurut Prof. pengelolaan pendapatan
Dr. Salah Wahab, L.J. Crampon, MA dan L.M. 4. Promotion, juga dipandang sebagai
Rothfield dalam R.G Soekadijo (2002:218) bentuk komunikasi pelanggan dan
pemasaran pariwisata adalah suatu proses membimbing pendidikan melalui proses
manajemen yang dilakukan oleh organisasi pelayanan, bukan hanya iklan dan
pariwisata nasional atau perusahaan-perusahaan promosi.
termasuk dalam kelompok industri pariwisata
untuk melakukan identifikasi terhadap wisatawan Pemasaran jasa memerlukan tiga tambahan Ps
yang sudah punya keinginan untuk melakukan meliputi manajemen jasa interaksi langsung
perjalanan wisata dan wisatawan yang punya dengan pelanggan:
potensi untuk melakukan perjalanan wisata dengan
jalan melakukan melakukan komunikasi dengan 1. Process, mengacu pada desain dan
mereka, mempengaruhi keinginan,kebutuhan, pengelolaan proses layanan pelanggan,
memotivasinya terhadap apa yang disukai dan termasuk permintaan dan mengelola
yang tidak disukainya, pada tingkat daerah-daerah kapasitas dan pelanggan terkait yang
lokal,regional, nasional ataupun internasional menunggu, menerapkan manajemen
dengan menyediakan obyek dan atraksi wisata agar kualitas layanan yang ketat, pelatihan
wisatawan memperoleh kepuasan optimal. karyawan yang lebih hati-hati, dan
Sedangkan menurut (Yoety 1990:30) dalam mengotomatisasi tugas yang sebelumnya
bukunya Tourism Marketing, pemasaran dilakukan oleh manusia.
pariwisata adalah suatu system dan koordinasi 2. Physical environment, juga dikenal
yang dilaksanakan sebagai suatu kebijakan bagi sebagai servicescape, memberikan bukti
perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang nyata dari gambar dan kualitas layanan
kepariwisataan, baik milik swasta maupun perusahaan dan memfasilitasi proses
pemerintah, dalam ruang lingkup lingkup local, pengiriman.
regional, nasional dan internasional untuk 3. People, meliputi perekrutan, pelatihan,
mencapai kepuasan wisatawan dengan dan memotivasi karyawan jasa untuk
memperoleh keuntungan yang wajar. memberikan kualitas layanan dan
Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat produktivitas.
disimpulkan bahwa pemasaran pariwisata Salah satu strategi yang dapat dipakai
merupakan suatu aktivitas perusahaan atau instansi perusahaan adalah physical environment stsu yang
memberikan informasi yang baik untuk calon lebih dikenal dengan servicescape. Menurut
konsumen baik skala kecil ataupun besar, agar Fitzsimmons (2011:154) pengertian servicescape
mereka tertarik dengan kelebihan yang perusahaan adalah fasilitas fisik dalam pelayanan yang
miliki dan untuk memenuhi kebutuhan dan didesain untuk kebutuhan tamu untuk
keinginan melelui proses pertukaran dimana dalam mempengaruhi perilaku tamu dan memuaskan
pemasaran ini kegiatan bisnis dirancang untuk tamu dimana desain fasilitas fisik akan
mendistribusikan barang-barang kepada konsumen memberikan dampak yang positif terhadap tamu
untuk mencapai sasaranserta tujuan organisasi. dan karyawan. Sedangkan menurut Lovelock
Untuk melakukan kegiatan pemasaran, (2011: 4) servicescape merupakan gaya dan
perusahaan dapat membidik beberapa strategi yang tampilan fisik dari elemen pengalaman lain yang
terkandung dalam bauran pemasaran, seperti yang ditemui oleh pelanggan di tempat penghantaran
dikatakan Lovelock (2011:44) menyatakan bahwa jasa.
untuk bauran pemasaran jasa perlu menambahkan . Berdasarkan definisi dari servicescape diatas
3Ps yaitu: process, physical environment, dan dapat disimpulkan servicescape adalah suatu
people, secara rinci penjelasan unsur 4Ps dan 3Ps lingkungan dimana konsumen dan penjual
menurut Lovelock (2011:44) sebagai berikut : berinteraksi, dilengkapi dengan fasilitas dan
1. Product elements, mencakup produk inti komunikasi sebagai suatu komoditas yang nyata.
yang merespon kebutuhan pelanggan Servicescape harus direncanakan agar menarik,

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. VI, No. 2, 2016 -1063
Friga Statifiansyah, Gitasiswhara

memuaskan, dan memenuhi segala kegiatan antara dan artifacts memberikan sinyal komunikasi
konsumen dan penjual secara bersamaan. implicit dan menciptakan daya tarik estetis
Menurut Fitzsimmons (2011:59) dimensi secara keseluruhan. Sign, symbol, dan artifacts
servicescape yang digunakan terdiri dari 3 unsur sangat penting sebagai bentuk first impression
yaitu ambient conditions, spatial layout and dari pelanggan dan untuk mengkomunikasikan
functionality, signs symbols & artifacts. Dimensi konsep baru dalam suatu jasa.
lingkungan fisik yang melatarbelakangi suatu jasa Perilaku niat pelanggan terhadap produk dan jasa
dapat dikategorikan kedalam tiga dimensi yang diberikan perusahaan merupakan hasil dari
komposif sebagai berikut: proses kepuasan yang dirasakan pelanggan
a. Ambient Condition terhadap produk dan jasa. Kepuasan yang
Merupakan karakteristik lingkungan yang dirasakan pelanggan terhadap produk dan jasa
berkenaan dengan kelima panca indera. Latar yang telah diberikan dapat memberikan pengaruh
belakang dari lingkungan seperti suhu, perilaku niat pelanggan yang tinggi atau rendah
pencahayaan, musik, warna, bau dan gangguan tergantung seberapa besar kepuasan yang
suara). Beberapa ganguan kecil mungkin tidak dirasakan pelanggan. Pemahaman terhadap
akan menggangu pelanggan namun jika kondisi perilaku konsumen akan memudahkan perusahaan
lingkungan menjadi ekstrim dapat menjadi dalam mengatur dan mengembangkan strategi
masalah serius dan membuat pelanggan yang akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
tertekan. dan keinginan konsumen. Kecenderungan perilaku
b. Spatial Layout and Functionality konsumen adalah seperangkat hasil akhir dari
Merupakan denah ruangan, ukuran, dan item-item yang termasuk dalam analisa.
bentuk dari perlengkapan perabot, meja-meja, Menurut Baker and Crompton (2000:789)
mesin dan peralatan yang berpotensi dan cara mengemukakan bahwa behavioral intention
mereka diatur juga kemampuan benda-benda mewakili kemungkinan sikap yang besar terhadap
tersebut untuk memfasilitasi kegiatan transaksi perilaku dan cenderung merefleksikan loyalitas
jasa. Pengaturan peralatan dan interior untuk konsumen sebagai predictor yang akurat. Selain
visual dari tampilan fisik dan fungsi-fungsi itu Hsu (2009:115) juga mengemukakan bahwa
yang bermanfaat untuk penyerahan atau behavioral intention mengacu pada upaya tingkat
pelayanan jasa. Tata ruang (spatial layout) sadar seseorang akan mengerahkan untuk
mengacu pada bagaimana ruangan tersebut melakukan perilaku dan dapat diukur dengan kata-
digunakan dan dimana furnitur dan peralatan dari mulut ke mulut, untuk beralih toko, dan
ditempatkan dalam kamar. Skala dan ukuran patronase masa depan. Berdasarkan teori tersebut,
properti perhotelan mempengaruhi tata ruang. dapat disimpulkan bahwa behavioral intention
Fungsionalitas mengacu pada efektivitas tata adalah suatu indikasi dari bagaimana orang
ruang untuk memfasilitasi pelayanan yang bersedia untuk melakukan perilaku-perilakunya di
efisien dan memberikan kepuasan pelanggan. masa depan dan menanamkan kepercayaan
Tata ruang harus mencapai keseimbangan pelanggan terhadap perusahaan sehingga
optimal antara persyaratan operasional dan menimbulkan kepuasan tersendiri.
harapan pelanggan. Dalam penelitian ini penulis
c. Sign, Symbol, and Artifacts menggunakan dimensi behavioral intention
Tanda-tanda atau simbol juga bentuk menurut Wahyuningsih (2011:3), yaitu :
bangunan yang mampu mengkomunikasikan 1. Repurchase Intention
tampilan bagi pelanggan. Segala sesuatu yang repurchase intentions yang didefinisikan
ada di lingkungan jasa yang berperan sebagai oleh (Hellier, 2003:1764 dalam
sinyal secara langsung maupun tidak langsung Wahyuningsih, 2012:3) sebagai ketetapan
untuk mengkomunikasikan citra perusahaan, keputusan seseorang untuk membeli
membantu pelanggan menemukan arahnya, kembali barang maupun jasa di
dan untuk menyampaikan proses pelayanan perusahaan yang sama dalam situasi yang
jasa. Item-item ini bertindak sebagai sinyal tidak terlampau lama dan dengan
eksplisit atau implisit yang lingkungannya.
mengkomunikasikan tempat pada 2. Word of Mouth
penggunanya. Tanda petunjuk atau keterangan yang diartikan oleh (Westbrook,
sebagai sinyal eksplisit, dapat digunakan 1987:261 dalam Wahyuningsih, 2012:3)
sebagai label (contoh: nama perusahaan, nama sebagai komunikasi informal yang
departemen). Sebagai keterangan arah atau ditujukan kepada konsumen lain tentang
tujuan (contoh : masuk, keluar), dan untuk perusahaan, pemakaian atau karakteristik
mengkomunikasikan atau berperilaku (contoh : produk barang ataupun jasa tertentu.
dilarang merokok). Tanda petunjuk dan
keterangan yang cukup akan mengurangi Ada beberapa premis yang penulis ambil, menurut
persepsi kesimpangsiuran dan stress. Symbol Fitzsimmons (2011:154): Servicescape adalah

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. VI, No. 2, 2016 -1064
PENGARUH SERVICESCAPE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION DI KAFE KUPU-KUPU
(SURVEI TERHADAP TAMU YANG MELAKUKAN PEMBELIAN DI KAFE KUPU-KUPU)

fasilitas fisik dalam pelayanan yang didesain untuk IV. HASIL PENELITIAN DAN
kebutuhan tamu untuk mempengaruhi perilaku PEMBAHASAN
tamu dan memuaskan tamu dimana desain fasilitas
fisik akan memberikan dampak yang positif Berdasarkan hasil penelitian tamu mengenai
terhadap tamu dan karyawan. tanggapan atribut servicescape di Kafe Kupu-
Lalu menurut Lovelock, Wirtz, dan Mussry Kupu yang mendapatkan penilaiaan tertinggi
(2011: 4) mendefinisikan servicescape atau sesuai dengan tanggapan konsumen adalah sign,
physical environment merupakan gaya dan symbol, and artifact yaitu sebesar 35 % hal ini
tampilan fisik dari elemen pengalaman lain yang disebabkan para tamu Kafe Kupu-Kupu merasakan
ditemui oleh pelanggan di tempat penghantaran kesesuai antara brand kafe dengan sign, symbol,
jasa. Dan yang terakhir menurut Ingrid Y. Lin and artifact yang digunakan dalam interior
(2004:176), Servicescape berperan penting dalam maupun eksterior di Kafe Kupu-Kupu. Sedangkan
berbagai perusahaan jasa seperti hotel dan atribut lain yang mendapatkan penilaian yang
restoran, servicescape memberikan kesan pertama terendah adalah ambient condition sebesar 32,03%
sebelum konsumen memilih untuk berinteraksi yang tidak terlalu berbeda jauh dengan spatial
dengan service yang diberikan perusahaan. layout and functionality yaitu sebesar 32,95%.
Servicescape pun berperan penting bagi tamu Sedangkan untuk atribut behavioral intention
untuk mempercayai, bersikap dan berharap pada di Kafe Kupu-Kupu yang mendapatkan penilaiaan
perusahaan. Kemudian konsumen merasakan tertinggi sesuai dengan tanggapan konsumen
fasilitas fisik dan menjadikannya pengalaman yang adalah word of mouth yaitu sebesar 51.35%,
baik atau buruk. terlihat dari pengalaman responden tentang sumber
Berdasarkan premis diatas, maka hipotesis informasi yang mereka dapat dari teman mengenai
utama dalam penelitian ini adalah : “ terdapat Kafe Kupu-Kupu merupakan hasil dari word of
pengaruh yang signifikan antara servicescape yang mouth pula. Sedangkan atribut lain yaitu
terdiri dari ambient condition, spatial layout and repurchase intention memiliki penilaian sebesar
functionality dan sign symbol and artifact terhadap 48.64% yang tidak terlalu berbeda jauh dengan
behavioral intention“. word of mouth, niat tamu untuk membeli kembali
produk dan jasa yang ditawarka Kafe Kupu-Kupu
III.METODE PENELITIAN cukup baik.
Pengujian hipotesis secara simultan (Uji
Objek dalam penelitian ini adalah tamu yang F/Tabel Anova) menunjukan bahwa nilai Fhitung =
melakukan pembelian di Kafe Kupu-Kupu. 21,573 dengan tingkat probabilitas sig. 0,000. Oleh
Variabel bebas servicescape (X) yang terdiri dari karena nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari taraf
ambient condition, spatial layout and functionality signifikansi 5% (0,05) maka dapat dikatakan
dan sign, symbol, and artifacts. Sedangkan untuk bahwa model fit dan dapat memprediksikan
variabel terikat behavioral intention (Y) yang behavioral intention. Menurut perhitungan didapat
terdiri dari repurchase intention dan word of Ftabel = 2,14 atau Fhitung > Ftabel yaitu 21,573 > 2,16.
mouth. Populasi dalam penelitian ini adalah tamu Maka H0 ditolak dan Ha diterima. Secara
yang melakukan pembelian di Kafe Kupu-Kupu keseluruhan atau simultan variabel independen
pada Tahun 2014. Servicescape (X) yang terdiri dari ambient
Teknik sampling yang digunakan dalam condition, spatial layout and functionality dan
penelitian ini adalah Systematic Random Sampling, sign, symbol, and artifacts berpengaruh secara
didapat sampel sejumlah 100 responden . signifikan terhadap variabel dependen yaitu
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross behavioral intention (Y).
sectional karena dilakukan dalam waktu kurang Sedangkan secara parsial melalui uji t
dari satu tahun. metode yang digunakan dalam menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari
penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif atribut-atribut servicescape terhadap behavioral
dan verifikatif dimana dalam penelitian ini akan intention. Pengambilan kesimpulan berdasarkan
diuji pengaruh servicescape terhadap behavioral pada pengujian yang dilakukan dengan cara
intention di Kafe Kupu-Kupu membandingkan thitung dengan ttabel yang nilainya
Teknik pengumpulan data yang dilakukan sebesar 1,984. Dengan hasil ambient condition
penulis adalah dengan cara melakukan wawancara, sebesar 2,098, spatial layout and functionality
observasi, kuisioner dan studi literatur. Untuk sebesar 2,389 dan sign, symbol, and artifacts
memperoleh hasil pengaruh servicescape terhadap sebesar 3,149. Melalui hasil analisis regresi
behavioral intention penulis menggunakan teknik berganda didapat persamaan sebagai berikut:
analisis data regresi berganda.
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3

Y = 4,049 + 0,067 X1 + 0,113 X2 + 0,518 X3

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. VI, No. 2, 2016 -1065
Friga Statifiansyah, Gitasiswhara

Nilai koefisien regresi 0,067 menyatakan Fitzsimmons, James A and Mona J.


apabila ambient condition (X1) ditambahkan satu Fitzsimmons. 2011. Service Management:
satuan, maka nilai behavioral intention tamu akan Operations, Strategy, Information
meningkat sebesar 0,067 , nilai koefisien regresi Technology 7th edition,. The McGraw-
0,113 menyatakan apabila spatial layout and
functionality (X2) ditambahkan satu satuan, maka
Hill. International Edition.
behavioral intention tamu akan akan meningkat
sebesar 0,113, nilai koefisien regresi 0,518 Hsu, Maxwell K, Yinghua Huang, and Scott
menyatakan apabila sign, symbol, and artifact(X3) Swanson . 2009. Grocery Store Image, Travel
ditambahkan satu satuan, maka behavioral Distance, Satisfaction and Behavioral
intention tamu akan akan meningkat sebesar 0,518. Intentions,Taiwan : International Journal of
. Retail & Distribution Management.

Kotler, Philip and Gary Amstrong. 2014.


Priciples of Marketing Global 15th edition,
V. KESIMPULAN & REKOMENDASI New Jersey: Prentice.

Secara keseluruhan servicescape yang di Lovelock, Christopher dan Jochen Wirtz. 2011.
laksanakan di Kafe Kupu-Kupu cukup baik. Hal ini Service Marketing:People, Technology,
sesuai dengan tanggapan dan penilaian tamu Strategy. 7th edition, New Jersey: Pearson
terhadap servicescape. Hasil penelitian Hall.
menunjukan bahwa servicescape dapat
mempengaruhi behavioral intention di Kafe Kupu-
Kupu. Namun dalam beberapa pelaksanaan masih
Oka A. Yoeti. 1990. Pengantar Ilmu
terdapat kekurangan seperti rendahnya penilaian Pariwisata, Bandung: Angkasa
ambient condition. Oleh karena itu penulis
menyarankan agar manjemen Kafe Kupu-Kupu R.G. Soekadijo. 2002. Anatomi Pariwisata :
dapat meningkatkan ambient condition contohnya Memahami Pariwisata sebagai Sistemic
menciptakan suasana yang lebih nyaman bagi Linkage, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
tamu, mulai dari pencahayaan, warna cat,
kebersihan dan suhu ruangan di Kafe Kupu-Kupu. Wahab, Crampon, Rothfield. 1997. Pemasaran
Pariwisata, Jakarta: PT Pradnya Paramita
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuningsih. 2011. Asean Marketing Journal,
Baker, D.A dan Crompton, J.L. 2000. Quality, Palu: Tadulako University
Satisfaction And Behavioral Intentions, Great
Britanian: Annalis of Tourism Research

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. VI, No. 2, 2016 -1066

Anda mungkin juga menyukai