Mutu GDR, Los
Mutu GDR, Los
1. Hospital patient, seorang individu yang mendapatkan layanan medis rumah sakit.
2. Hospital inpatient, seorang pasien yang telah mendapatkan layanan rumah sakit,
berupa menginap, perawatan, pengobatan dan umumnya pasien tersebut telah
menginap 1 malam.
3. Hospital newborn inpatient, bayi yang dilahirkan di rumah sakit. Umumnya bayi baru
lahir ini dihitung terpisah karena mereka mendapatkan layanan yang berbeda.
4. Inpatient hospitalization, periode dalam kehidupan pasien yang ketika ia dirawat di
satu rumah sakit terus menerus, tidak terputus kecuali cuti perawatan.
5. Inpatient admission, prosedur penerimaan untuk pasien menginap di rumah sakit
termasuk ruangan, perawatan dimana pasien menginap.
6. Inpatient discharge, akhir dari periode pasien menginap sampai keluar dari rumah
sakit setelah disetujui oleh rumah sakit. Umumnya melalui persetujuan bersama
dokter yang merawat, pergi menemui penasihat pengobatannya, dirujuk ke fasilitas
lain atau meninggal.
7. Hospital outpatient. Pasien rumah sakit yang mendapatkan layanan di satu atau
lebih dari fasilitas rumah sakit, ketika tidak dirawat atau dalam home care patient.
Seorang pasien rawat jalan dapat diklasifikasikan pada pasien yang datang pada
fasilitas gawat darurat atau dapat juga datang untuk ke klinik.
2.4.2 Indikator Efisiensi Pelayanan Rumah Sakit
Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat
pemanfaatan, mutu dan efisiensi pengelolaan rumah sakit. Beberapa indikator penilaian
pelayanan rumah sakit menurut Irwandy (2007), diantaranya adalah sebagai berikut:
∑ lama rawat
LOS = ∑ pasien keluar (hidup + mati)
1. Turn Over Interval (TOI)
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran
tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Semakin besar TOI maka efisiensi
penggunaan tempat tidur semakin jelek. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada
kisaran 1-3 hari.
Rumus:
1. Bed Turn Over (BTO)
BTO menurut Huffman (1994) adalah “…the net effect of changed in occupancy rate
and length of stay”. BTO menurut DepKes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian
tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan
waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Sedangkan menurut Barber Johnson angka ideal untuk nilai BTO adalah lebih dari 30
kali.
Rumus:
Standar
Grafik Barber
No Indikator DEPKES Johnson
BOR ( Bed Occupancy
1 Rate) 60-85% 75-85%
2 LOS (Length Of Stay) 6-9 hari 3-12 hari
3 TOI (Turn Over Interval) 1-3 hari 1-3 hari
4 BTO (Bed Turn Over) 40-50 kali >30 kali
Sumber : Instalasi Rekam Medis di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
2.4.4 Sensus Harian
Sensus harian rawat inap adalah kegiatan pencacahan/perhitungan pasien rawat
inap yang dilakukan setiap hari pada suatu ruang rawat inap berisi tentang mutasi
keluar masuk pasien selama 24 jam mulai dari pukul 00:00 s/d 24:00 WIB.
Tujuan sensus harian adalah untuk memperoleh informasi semua pasien yang masuk
dan keluar rumah sakit selama 24 jam.
2.4.5 Rekapitulasi
Rekapitulasi adalah formulir perantara untuk menghitung dan merekap pasien rawat
inap setiap hari yang diterima dari masing-masing ruang rawat inap.
Tujuan rekapitulasi yaitu untuk memperoleh informasi semua pasien yang dirawat di
rumah sakit secara keseluruhan maupun pada masing-masing.
1. Grafik I
Gambarlah sumbu horizontal X absis dan sumbu vertikal Y kordinat. X absis
adalah Turn Over Internal (TOI), Y kordinat adalah Length Of Stay (LOS).
Gambar 2.1. Sumbu X dan sumbu Y (Grafik I)
1. Grafik II
Langkah pertama : Buat grafik seperti gambar grafik I
Langkah kedua : Buat grafik dengan garis-garis dari BOR 50%, 70%, 80%, 90%
Untuk menentukan BOR harus dihitung/dicari titik LOS dan TOI dengan
menggunakan rumus:
L = O x 365/D
T = (A – O) x 365/D
Keterangan:
L = Length Of Stay
Jadi jika BOR (O) = 70%, maka tiga kali lipat LOS (L) sama dengan tujuh kali TOI
(T). Jadi jika BOR = 70% adalah garis penghubung antara titik (x,0) (y,0) dan (x,3)
(y,7).
Dengan cara yang sama maka dihasilkan sebagai berikut:
1. BOR 50% = Garis penghubung antara titik (x,0) (y,0) dan (x,1) (y,1).
2. BOR 80% = Garis penghubung antara titik (x,0) (y,0) dan (x,2) (y,8).
3. BOR 90% = Garis penghubung antara titik (x,0) (y,0) dan (x,1) (y,9).
Gambar 2.2. Garis BOR 50%, 70%, 80%, 90% (Grafik II)
1. Grafik III
Langkah pertama : Buat grafik seperti gambar grafik I
Langkah kedua : Gambar grafik Throughput (BTO) untuk 30 pasien, 20 pasien, 15
pasien, dan 12 pasien.
Dapat dihitung BTO 30 pasien dengan cara:
L = O x 365/D
O = 1 tempat tidur
Karena BTO adalah jumlah pasien yang keluar per tempat tidur selama satu tahun.
D = 30 pasien
Maka:
L = 1 x 365/30
= 12 /1
6
T = (A – O) x 365/D
Karena BTO adalah jumlah pasien yang keluar per tempat tidur selama satu tahun.
D = 30 pasien
Maka:
T = 1 x 365/30
= 12 /
1
6
Jadi jika LOS adalah 12 / hari dan TOI 12 / hari maka BTO = 30 pasien atau Grafik
1
6
1
6
1. Grafik IV
Gambarlah keempat parameter BOR, LOS, TOI, BTO. Daerah efisiensi adalah
daerah yang dibatasi oleh garis:
TOI = 1
LOS = 3
Menurut Grafik Barber Johnson, apabila berada dalam daerah efisien. maka
pengelolaan rumah sakit sudah efisien. Tetapi apabila berada di luar daerah efisien,
maka pengelolaan rumah sakit tersebut belum efisien.
1. Mutu adalah tingkat kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang sedang diamati
(Winston Dictionary, 1956).
2. Mutu adalah sifat yang dimiliki oleh suatu program (Donabedi, 1980).
3. Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa, yang di
dalamnya terkandung sekaligus pengertian rasa aman atau pemenuhan kebutuhan
para pengguna (Din ISO, 8402, 1986).
4. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan (Crosby, 1984).
Completeness
Informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik.
Correcteness
Memiliki kebenaran, dimana informasi yang dikeluarkan sudah bukan informasi yang
harus mengalami perubahan/pengeditan.
Security
Informasi yang ada dalam laporan tersebut harus aman dari pihak-pihak yang
bersangkutan.
1. Relevan (Relevance)
Informasi harus mempunyai manfaat bagi penerima, karena informasi ini akan
digunakan untuk pengambilan suatu keputusan dalam pemecahan suatu
permasalahan. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya
berbeda.
1. Fungsi SIRS
Membantu mewujudkan visi dan misi rumah sakit.
Membangun dan mengembangkan infrastruktur teknologi informasi.
Mensosialisasikan dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia rumah
sakit mengoperasikan teknologi informasi.
Meningkatkan mutu dan mempercepat proses pelayanan rumah sakit.
Mengurangi kesalahan faktor-faktor manusia.
1. Pelaporan SIRS
RL 1 “Data Dasar Rumah Sakit”
1. RL 1.1 (Data Dasar Rumah Sakit)
2. RL 1.2 (Indikator Pelayanan Rumah Sakit)
3. RL 1.3 (Fasilitas Tempat Tidur Rawat Inap)
RL 2 “Ketenagaan”
RL 3 “Pelayanan”
3. RL 3.1 (Rawat Inap)
4. RL 3.2 (Rawat Darurat)
5. RL 3.3 (Gigi dan Mulut)
6. RL 3.4 (Kebidanan)
7. RL 3.5 (Perinatologi)
8. RL 3.6 (Pembedahan)
9. RL 3.7 (Radiologi)
10. RL 3.8 (Laboratorium)
11. RL 3.9 (Rehabilitasi Medik)
12. RL 3.10 (Pelayanan Khusus)
13. RL 3.11 (Kesehatan Jiwa)
14. RL 3.12 (Keluarga Berencana)
15. RL 3.13 (Farmasi Rumah Sakit)
16. RL 3.14 (Rujukan)
17. RL 3.15 (Cara Bayar)
RL 4 “Morbiditas dan Mortalitas”
4. RL 4.a (Penyakit Rawat Inap)
5. RL 4.b (Penyakit Rawat Jalan)
RL 5 “Pengunjung Rumah Sakit”
5. RL 5.1 (Pengunjung Rumah Sakit)
6. RL 5.2 (Kunjungan Rawat Jalan)
7. RL 5.3 (Daftar 10 Besar Penyakit Rawat Inap)
8. RL 5.4 (Daftar 10 Besar Penyakit Rawat Jalan)
9. Waktu Pelaporan
Laporan Updating : RL 1, RL 1.1.
Laporan Tahunan : RL 1.2, RL 1.3, RL 2, RL 3.1, RL 3.2, RL 3.3, RL 3.4, RL 3.5, RL
3.6, RL 3.7, RL 3.8, RL 3.9, RL 3.10, RL 3.11, RL 3.12, RL 3.13, RL 3.14, RL 3.15,
RL 4, RL 4.a, RL 4.b.
Laporan Bulanan : RL 5, RL 5.1, RL 5.2, RL 5.3, RL 5.4.