Anda di halaman 1dari 2

 Variasi lubricant pada lumpur pemboran menghasilkan perbedaan nilai rheology pada BHR dan

AHR yang mana bila semakin sedikit berat lubricant maka semakin besar pula nilai rheologynya .
Contohnya adalah pada CaCO3 10gr Lub 1% :

Rheology @120F BHR AHR

600 rpm 87 77

300 rpm 60 53

200 rpm 51 42

100 rpm 40 29

6 rpm 17 8

3 rpm 15 7

CaCO3 10gr Lub 5%:

Rheology @120F BHR AHR

600 18 9

300 14 6

200 12 5

100 9 3

6 4 2

3 3 2

 Plastic viscosity mengalami penurunan nilai pada variasi lubricant 1% hingga 5% yang maknanya
semakin besar kadar lubricant atau pelumas dapat mengurangi perlambatan pergerakan yang
dialami oleh serbuk bor sehingga serbuk bor dapat lebih mudah terangkat.

 Gel strength memiliki fungsi sebagai menahan cutting dan material pemberat lumpur agar
jangan turun, sehingga padatan tidak menumpuk dan mengendap di annulus, dan mencegah
pipa terjepit. Dapat dilihat pada data bahwa gel strength dengan kadar lubricant yang banyak
( pada contoh CaCO3 Lub 5% ) cenderung memiliki nilai BHR dan AHR yang terlalu kecil yang
maknanya adalah cutting akan mengendap.
 Lumpur yang memiliki kadar lubricant yang tinggi memiliki nilai API Filtrate yang tinggi yang
artinya lubricant sangat berarti saat terjadi kontak antara lumpur pengeboran dengan batuan
porous sehingga membuat fluida dan partikel kecil lainnya dapat melewati batuan tersebut.
 Rheologi lumpur dari data tersebut adalah rheology lumpur yang baik karena memiliki
karakteristik nilai dari Yield Point lebih tinggi dibandingkan dengan Plastic Viscosity sehingga
dapat menjaga cutting agar tidak turun kembali ke dasar sumur yang mengakibatkan pipe stack.
 pH pada lub 3% dan lub 5% setelah AHR pada 300 derajat F adalah pH asam . Kalau lumpur bor
dalam suasana asam maka cutting yang keluar dari lubang bor akan halus atau hancur, sehingga
tidak dapat ditentukan batuan apakah yang ditembus oleh mata bor. Dengan kata lain sulit
untuk mendapatkan informasi dari cutting.

Anda mungkin juga menyukai