HLKSNB Kel 8
HLKSNB Kel 8
Dosen Pengampu :
Alwi Musa Muzaiyin,, S.EI., M.Sy
Disusun oleh :
FAKULTAS SYARIAH
TAHUN 2023
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada kami. Tidak lupa sholawat
serta salam kami haturkan kepada baginda nabi Muhammad SAW. Yang menjadi tauladan bagi
umat manusia.
Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Hukum Lembaga Keuangan Syariah Non Bank yaitu Bapak Alwi Musa Muzaiyin,, S.EI.,
M.Sy yang memberikan tugas ini. Sehingga kami bisa berlatih dan dapat menyelesaikannya
dengan baik. Kelompok kami banyak mengalami kesulitan disebabkan kurangnya ilmu
pengetahuan. Namun, berkat kerjasama dan kesungguhan kami dalam mengerjakan makalah
ini, akhirnya dapat diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari sebagai mahasiswa yang pengetahuannya tidak seberapa yang masih
perlu belajar dalam penulisan makalah. Bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik saran yang positif. Agar tercipta makalah yang lebih baik
serta berdaya guna di masa yang akan datang.
Besar harapan kami, sehingga makalah ini bermanfaat dan mushlahat bagi semua orang.
Waalaikumsalam Wr.Wb
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
Sampul ...............................................................................................................................
A. Kesimpulan .......................................................................................... 9
B. Saran .................................................................................................... 9
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah kurang lebih dua dekade, industri keuangan syariah Indonesia telah
berkembang dengan pencapaian yang cukup menjajikan. Keberadaanya pun semakin
menguat bersamaan dengan perkembangan positif lembaga keuangan syariah yang saat
ini ada 13 Bank Umum Syariah di Indonesia, 21 Unit Usaha Syariah, dan 167 BPRS.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Lembaga Keuangan Mikro.
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam Lembaga Keuangan Mikro.
3. Untuk mengetahui regulasi Lembaga Keuangan Mikro.
4. Untuk mengetahui karakteristik Lembaga Keuangan Mikro.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lembaga Keuangan Mikro
Lembaga yang bertindak seperti individu ini memiliki kewajiban yang sama
seperti layaknya sebuah invidu, seperti membayar zakat dari keuntungan yang
1
Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah. (Jakarta: Kencana, 2009), 29.
2
Bustari, Rose, Menik, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta:Kencana, 2016), 23.
3
Andri Soemitra, Hukum Ekonomi Syariah Dan Fiqh Muamalah Di Lembaga Keuangan Dan Bisnis
Kontemporer, (Jakarta Timur: Prenadamedia Group, 2019), 227.
4
Widiyanto, abdul ghafar, kartiko, BMT Praktik Dan Kasus, (Jakarta: RajagGrafindo Persada 2016), 7.
5
Darmawan, Muhammad Iqbal, Manajemen Lembaga Keuangan Syariah, (Yogjakarta: UNY Press, 2020), 90.
5
diperoleh dari usahanya. Sementara untuk menjaga stabilitas Lembaga disebut Al-
Qur’an mengajarkan konsep Tindakan tegas. Al-Qur’an juga bahkan menjelaskan
perlunya upaya manajemen sebagai satu struktur yang rapi untuk melakukan
perjuangan mencapai tujuan Lembaga sebagai perwujudan kecintaan Tuhan. Ini
menunjukkan bahwa fungsi itu tidak sebagaimana mestinya. Karena itu dapat
disimpulkan bahwa penekanan Al-Qur’an terletak bukan pada bentuk Lembaga
yang merupakan bangunan dari sebuah fungsi, tetapi pada etika Lembaga tersebut.
Namun kedua metode ini kita pakai dalam melihat pembentuka dan perkembangan
yang terjadi pada Lembaga, terutama keuangan, dakam sejarah Islam.6
6
Muhammad, Dasar-Dasar Keuangan Syariah, (Yogjakarta: Deepublish, 2015, 44.
6
Tingkat kemampuan yang berbeda akan diperlakukan dengan ketentuan
yang berbeda pula berdasarkan tingkat kamampuan lembaga dalam menjalankan
fungsinya. Cara pengaturan yang demikian tidak lagi mendasarkan pada jenis dan
bentuk lembaga keuangan apa yang akan diatur, apa pun jenis dan bentuk
lembaganya akan diatur menurut fungsi dan kapasitasnya. Jadi lembaga keuangan
tertentu, misalnya LKM Syariah akan dikenakan aturan yang prudent atau non-
prudent tergantung pada fungsi atau kemampuannya. Boleh jadi LKM Syariah
tertentu sudah masuk kategori wajib menggunakan aturan prudent, sedangkan LKM
Syariah lainnya masih dikenakan aturan yang bersifat non-prudential. Semua
lembaga keuangan itu, baik yang sudah berskala prudent maupun masih non-
prudent sama-sama dibiarkan tumbuh dan semua adalah legal. Lembaga keuangan
itu baru disebut ilegal jika seharusnya sudah saatnya diatur secara prudent atau
bahkan saatnya wajib transformasi ke bentuk bank, tetapi sengaja tidak
meningkatkan statusnya.
1) Terdiri dari berbagai bentuk pelayanan keuangan, terutama simpan dan pinjam.
7
Lihat Pasal 6 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pemberdayaan Usaha Kecil, Mikro dan
Menengah.
7
2) Diarahkan untuk melayani masyarakat berpenghasilan rendah.
3) Menggunakan sistem serta prosedur yang sederhana (Ginanjar, 2003, Hal.26).
1) LKM berbentuk bank, yaitu BPR dan Unit Mikro dari Bank Umum.
2) LKM berbentuk koperasi, yaitu KSP, USP, KJKS, UJKS; serta,
3) LKM Bukan Bank Bukan Koperasi (LKM B3K) seperti BKD dan LPKD yang
tidak memenuhi syarat dalam UU Perbankan, Baitul Maal wat Tamwil (BMT),
dan Koperasi Kredit yang tidak memiliki izin pendirian koperasi, dan
sebagainya. LKM B3K selanjutnya dikenal sebagai LKM Informal.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian makalah sederhana ini kami susun. Terima kasih kepada pembaca
yang sudi menelaah isi makalah ini, ternyata masih banyak kekurangan dan
kelemahannya. Penulis berharap pembaca berkenan memberikan kritik dan saran
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah. (Jakarta: Kencana, 2009), 29.
Bustari, Rose, Menik, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta:Kencana, 2016), 23.
Widiyanto, abdul ghafar, kartiko, BMT Praktik Dan Kasus, (Jakarta: RajagGrafindo
Persada 2016), 7.
10