Anda di halaman 1dari 3

Jamaah..

Ketika alloh menciptakan syurga maka alloh meletakan 7 pintu


utama. Dan di antara 7 pintu syurga yang alloh cipptakan ,alloh swt
meletakkan sebuah pintu yg berada di tengah di antara pintu2 surga
yang lainya.yaitu birul walidaen. Yang artinya berbakti,berbuat baik
terhadap orang tua. Hal ini erat hubunganya dengan kita Sehingga alloh
swt mewajibkan kita untuk berbakti dan memuliakan orang tua kita.
Mengapa kita diwajibkan untuk memuliakan kedua orang tua?. Rasanya
tak cukup waktu untuk menjawabnya. Namun secara ringkas dapat
dijelaskan bahwa seorang ibu telah mengandung kita sembilan bulan
lamanya, tak pernah merasa jengkel, tak pernah merasa terbebani
karena ada sang bayi dalam perutnya. Ianya bersih dari pamrih, tak
berharap balasan dari sang bayi yang dikandungnya . Bahkan
Sebaliknya, seorang ibu akan merasa bahagia jika anaknya merasa
bahagia, seorang ibu akan turut sedih dan susah jika anaknya
mengalami kesusahan. Sang ibu tak akan makan sebelum anaknya
makan, dan tak akan berpakaian bagus jika anaknya belum
dibelikannya pakaian.

Pantaslah kiranya jika air mata kebahagiaan seorang ibu menjadi


rahmat dan jaminan kebahagiaan bagi seorang anak. Tapi justru
Sebaliknya saudara2 sekalian,kadang air mata kepedihan seorang ibu
sering menetes karena ulah anak2 yang durhaka .jika demikian maka
demi alloh akan menjadi laknat bagi kehidupan sang anak tsb.
#Maasyirol muslimin....
Jika ibu menjadi tumpuan hidup, maka seorang ayah pun demikian.
Keringat ayah siang dan malam membasahi tubuh karena mencari bekal
untuk hidup anak2 dan istrinya. Sang ayah akan merasa bangga jika
anaknya menjadi seoranag sarjana, sementara ia sendiri barangkali tak
pernah menikmati bangku sekolah. Sang ayah akan bahagia jika
anaknya menjadi seorang yang kaya, meskipun ia sendiri hidup dalam
gubuk kemiskinan.
Pengorbanan seorang ayah juga tak ada tandingannya. Baginya tak ada
istilah hina dalam menekuni pekerjaan, demi agar sang anak menjadi
manusia berguna. Akan tetapi sayangnya, ada sebagian anak2 kita yang
merasa rendah diri dan hina jika keadaan dan penampilan ayahnya
tidak sehebat ayah temannya. Padahal sang ayah sendiri tidak lagi
perduli akan keadaan dirinya. Sang ayah tak lagi memperhatiakan sehat
dan sakit,hujan diaberangkat,panas dia berangkat, asalkan anak2 dan
istrinya dapat hidup dengan layak.
Jika kita hitung dengan penuh kesadaran, maka betapa ayah dan ibu
telah mengorbankan segalanya untuk kehidupan anaknya. Pantaslah
jika kemudian Rasulullah SAW menggariskan bahwa ridha dan laknat
Allah tergantung pada ridha kedua orang tua. Sebagaimana sabda
rasulullah SAW: Ridhallaahi fii ridhal waalidayni. Wa sukhtul llahi
fii sukhtil waalidayni. Artinya: Keridhaan Allah tergantung pada
keridhaan orang tua, dan kemarahaNya pun ada pada kemarahan kedua
orang tua. (HR. Turmudzi)
#Jamaah sholat
Ironisnya saudara2 ku sekalian
Masih banyak kita lihat ada orang tua yang sudah renta yang tak lagi
fasih dalam mengayunkan langkah kakinya masih bekerja mencari
penghidupan, ada yang berjualan keliling dengan berjalan tertatih, ada
yang menjadi kuli buruh dengan badan yang tak lagi tegak,. Lalu di
mana anak2 nya, yg dl sewaktu kecil di gadang2 bisa membatu
kehidupan di saat tuanya.di mana bakti kita pada orang tua. Atau
sebegitu pelitnya kita sama orang tua karena kita merasa kita yg
mencari uang pagi siang malam. ada sebuah kisah inpiratif di jaman
rosululloh saw di mana Rasulullah saw didatangi oleh seorang pemuda
kaya. Kepada Rasulullah, pemuda itu mengeluhkan kebiasaan ayahnya yang
suka menghabiskan uangnya tanpa izinya. Pemuda tersebut mengaku
berang dengan ulah ayahnya.

Rasulullah kemudian memanggil ayah dari pemuda tsb. Dengan berjalan


tertatih2 dan bersandar pada tongkat yang rapuh, pria renta itu datang di
hadapan Rasulullah saw. Rasulullah saw kemudian bertanya wahai fulan?
benarkah engkau telah mengambil uang anakmu tanpa izin?. Pria tua renta
itupun menjawabnya dengan menangis.pria tua itupun tak sanggup menahan
air matanya sambil berkata,,Benar ya rosul, karena hal apa engkau
melakukanya? Lalu orang tua itu berkata :

" Ya Rasulullah. Ketika aku kuat dan anakku lemah, tatkala aku kaya raya
dan anakku miskin, aku tidak membelanjakan uangku kecuali untuk
memberi makan anakku. Bahkan terkadang aku membiarkan diriku
kelaparan asalkan anakku bisa makan," kata pria tua itu dengan
menangis.Jawaban itupun membuat Rasulullah terdiam. Begitu pula dengan
anaknya yang mengadukan ayahnya pada rosul."orang tua tadi kembali
berkata :Ya rosululloh. Sekarang aku telah tua dan lemah, sementara
anakku tumbuh kuat. Aku telah jatuh miskin sementara anakku menjadi
kaya raya," ucap pria tua itu melanjutkan bicaranya.sambil terus meneteskan
air matanya,

Pria itu terisak, bicaranyapun terhenti. Rasulullah saw kemudian memegang


tangan pria tua yang sudah renta tsb. Lalu meminta pria tersebut
melanjutkan perkataannya.

Ya Rosululloh" Dahulu aku menyediakan makan menyediakan minum


membelikan kue untuknya, tapi sekarang dia hanya menyiapkan
makan/minum membeli kue hanya untuk anak2nya saja, dan aku ridho ya
Rosul, karena Aku begitu menyayanginya. Aku tak pernah memperlakukan
dia seperti dia memperlakukan aku saat ini ya rosul,, Jika saja aku masih
seperti dulu, ketika aku masih kuat bekerja, ketika aku masih banyak harta,
aku masih akan merelakan hartaku untuk dia serta anak anakku ya rosul,"
kata pria renta tersebut sambil terus meneteskan air matanya,

Seketika, air mata Rasulullah berlinang. Seketika tetesan air mata rosul satu
persatu Meluncur melewati pipi dan jatuh melalui janggutnya.Maka apa kata
rosululloh saw kepada orang tua yang sudah renta tadi,,

" Baiklah, wahai orang tua ,,habiskan seluruh uang anakmu habiskan semua
harta anakmu sekehendak hatimu. Uang dan harta itu milikmu," kata
Rasulullah.

Mendengar ucapan Rasululloh, seorang ayah yang renta dan dan seorang
anak tsb menangis dan berpelukan. Keduanya saling meminta maaf.air mata
keduanya bercucuran di belahan wajah2 mereka.Sang anak merasa telah
berbuat tidak adil pada ayahnya. Keduanya bersedih, sampai membuat
Rasulullah turut terlarut dalam kesedihan,saudaraku rohimakumulloh.jika di
rumah kita masih ada orang tua kita Bersimpuhlah kita di hadapan kedua
orang tua kita, untuk meminta maaf dan ridhanya, karena
bagaimanapun banyaknya harta yang kita miliki, betapapun tingginya
pangkat dan jabatan serta berapapun banyak gelar yang tercantum di
depan nama, tidak akan ada artinya tanpa ridha dari kedua orang tua
kita.

Anda mungkin juga menyukai