Anda di halaman 1dari 19

“Supervisi Pendidikan untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam

Proses Pembelajaran”

Nanda Prasetyo1, Yoga Pratama Putra2, Azizah Zulfa Rosyidah3, Muhammad Celvin Az
Zahra4, Rukma Tama Maharani5, Shofiyullah Anwar6
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STKIP PGRI Pacitan 1,2,3,4,5,6
Email : azizahzulfarosyidah@gmail.com, mcelvin25@gmail.com, prasetyonanda849@gmail.com,
rukmatamamaharani@gmail.com, shofiyullahanwar@gmail.com, ypratama23@gmail.com.

ABSTRAK
Persoalan guru dalam dunia pendidikan senantiasa mendapat perhatian besar dari pemerintah
maupun masyarakat. Oleh karena itu, tidak heran apabila dalam pelaksanakan profesinya,
guru dituntut untuk meningkatkan kualitasnya. Tuntutan kerja tersebut dimaksudkan supaya
guru dapat bekerja sesuai dengan profesi yang diembannya. Artikel ini bertujuan mengkaji lebih
dalam tentang supervisi pendidikan untuk meningkatkan kinerja atau profesionalitas guru
demi terciptanya proses pembelajaran yang baik. Objek penelitiannya adalah supervisor sebagai
pelaku supervisi serta peran guru dalam proses pembelajaran. Metode penelitian yang
digunakan dalam artikel ini adalah studi pustaka atau library research yang dikombinasikan
dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil pada artikel ini yakni supervisi pendidikan
merupakan serangkaian kegiatan guna membantu guru dalam mengembangkan
kemampuannya pada saat mengelola proses pembelajaran. Dalam penerapannya pelaku
supervisi dapat disebut dengan supervisor yang biasanya diemban oleh Kepala Sekolah.
Supervisi pendidikan dinilai sangat penting untuk meningkatkan mutu pendidikan secara
menyeluruh khususnya pada kinerja guru dalam proses pembelajaran, hal tersebut didukung
dengan diberlakukannya prinsip hingga metode dan teknik supervisi dalam pelaksanannya.

Kata Kunci : Supervisi pendidikan, guru, pembelajaran

ABSTRACT
The problem of teachers in the world of education has always received great attention from
the government and society. Therefore, it is not surprising that in carrying out their profession,
teachers are required to improve their quality. The work demands are intended so that teachers
can work in accordance with the profession they carry. This article aims to examine more
deeply about educational supervision to improve teacher performance or professionalism in
order to create a good learning process. The object of the research is the supervisor as a
supervisor and the teacher's role in the learning process. The research method used in this
article is library research combined with a qualitative descriptive approach. The result in this
article is that educational supervision is a series of activities to assist teachers in developing
their abilities when managing the learning process. In practice, the supervising actor can be
called a supervisor, which is usually carried out by the principal. Educational supervision is
considered very important to improve the quality of education as a whole, especially in the
performance of teachers in the learning process, this is supported by the implementation of the
principles and methods and techniques of supervision in its implementation.

Keywords: Educational supervision, teachers, learning


PENDAHULUAN

Persoalan guru dalam dunia pendidikan senantiasa mendapat perhatian besar


dari pemerintah maupun masyarakat. Guru merupakan pengemban tugas dari masyarakat
yang berfungsi mempersiapkan generasi muda agar menjadi genersi yang menjadi harapan
semua pihak dan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia (Munawar,2019). Guru merupakan
komponen yang sangat menentukan dalam keberhasilan suatu pendidikan. Hal ini memang
wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa
sebagai subjek dan objek belajar (Barinto, 2012). Oleh karena itu, tidak heran, apabila
masyarakat menuntut guru bertindak secara profesional dalam melaksanakan profesinya
sebagai guru guna meningkatkan kualitas pendidikan yang mereka lakukan. Tuntutan kerja
secara profesional dimaksudkan agar supaya guru dapat bekerja sesuai dengan profesi yang
diembannya. Kerja yang profesional mewajibkan seseorang untuk mengetahui terlebih dahulu
makna profesi sebagai bentukan kata profesional. Profesi dipahami sebagai spesialisasi dari
jabatan keilmuan, intelektual yang diperoleh melalui studi dan latihan, yang bertujuan untuk
mensuplay keterampilan melalui pelayanan yang prima dan gaji atau bayaran (fee). Untuk
meningkatkan profesionalisme guru di sekolah, supervisi pendidikan merupakan langkah
taktis dalam mengurai problematika profesionalisme guru. Supervisi ditujukan pada kegiatan
pembinaan dan pengembangan orang yang disupervisi. Asumsi masyarakat yang
menempatkan kegiatan supervisi sebagai kegiatan pengawas yang melakukan pembinaan di
sekolah, sudah seharusnya diganti menjadi fungsi problem solver yang lebih mengedepankan
terhadap peningkatan proses belajar mengajar. Supervisi berfungsi melihat dengan jelas
terhadap problematika yang muncul dalam mempengaruhi situasi belajar dan
menstimulir guru ke arah usaha perbaikan.

Supervisi merupakan layanan yang diberikan kepada para guru, dengan tujuan untuk
menghasilkan perbaikan supervisi pendidikan sebagai bagian dari kegiatan supervisi yang
terfokus dan terencana, merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan
kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran (Nur Maneh, Cut Zahri Harun, 2018). Oleh
karenanya esensi dari kegiatan supervisi pendidikan bukanlah menilai unjuk kerja yang
ditunjukkan oleh guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru
dalam mengembangkan kemampuan profesionalismenya menjadi lebih baik. instruksional,
belajar dan kurikulum. Kegiatan ini menunjukkan bahwa guru harus siap untuk disupervisi
setiap saat, mengingat tujuan supervisi sudah jelas. Apabila guru telah memahami peran dan
fungsi supervise ini, maka problematika pendidikan akan mudah dipecahkan. Keberhasilan
sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran, merupakan keberhasilan yang diraih secara
Supervisi pendidikan sebagai bagian dari kegiatan supervisi yang terfokus dan terencana,
merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan
pembelajaran (Nur Maneh, Cut Zahri Harun, 2018). Oleh karenanya esensi dari kegiatan
supervisi pendidikan bukanlah menilai unjuk kerja yang ditunjukkan oleh guru dalam
mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru dalam mengembangkan
kemampuan profesionalismenya menjadi lebih baik.Permendiknas Nomor 13 tahun 2007
tentang Standar Kompetensi Sekolah/Madrasah meliputi kompetensi kepribadian, sosial,
manajerial, kewirausahaan, dan supervisi. Dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI
Nomor 162/U/2003 tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai seorang pendidik harus
memuat yang disebut “Emaslim” (edukator, manajer, administrator, supervisor, leader,
inovator, dan motivator). Sebagai Salah satu standar dan tugas pendidikan adalah kompetensi
supervisi. Kompetensi tersebut meliputi, yaitu: (1) merencanakan program supervisi
pendidikan dalam rangka peningkatan profesionalisme guru; (2) melaksanakan supervisi
pendidikan terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat;
(3) Menindak lanjuti hasil supervisi pendidikan terhadap guru dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru. Menurut Munawar (2019) bahwa supervisi untuk meningkatkan belajar
siswa melalui pembangunan pengawasan dan profesional. Supervisi pendidikan dilakukan
untuk membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Kepala sekolah dapat mengetahui kompetensi dan
kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran dari masingmasing guru melalui kegiatan
monitoring, pemantauan dan pengawasan pembelajaran di kelas. Hasil pemantauan atau yang
biasa disebut dengan hasil supervisi tersebut, digunakan untuk menyusun program tindak
lanjut dari supervisi berikutnya. Artikel ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
pelaksanaan supervisi yang meliputi: Pengertian supervisi pendidikan, tugas supervisor,
tujuan supervisi pendidikan, serta teknik dan metode pendidikan. Artikel diharapkan dapat
memberikan manfaat atau masukan sehingga dapat meningkatkan kinerja guru dalam proses
pembelajaran.

METODE

Metode yang digunakan adalah studi pustaka atau library research yang dikombinasikan
dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Studi pustaka adalah serangkaian kegiatan yang
berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta
mengelolah bahan penelitian (Zed,2008:3) Studi pustaka atau library research
digunakan karena baik pendapat penulis dan penjelasan yang ada di artikel ini diambil dari
berbagai sumber ilmu/bacaan yang valid dan relevan. Sedangkan menurut Sugiyono (2014),
deskriptif kualitatif bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan
pustaka yang telah diperoleh.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengertian Supervisi Pendidikan
Menurut Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
(2008) Secara etimologis, supervisi dialih bahasakan dari perkataan inggris “Supervision”
artinya pengawasan. Pengertian supervisi secara etimologis, menyebutkan bahwa dilihat dari
bentuk perkataannya, supervisi terdiri dari dua buah kata super + vision : Super = atas, lebih,
Vision = lihat, tilik, awasi. Makna yang terkandung dari pengertian tersebut, bahwa seorang
supervisor mempunyai kedudukan atau posisi lebih dari orang yang disupervisi, tugasnya
adalah melihat, menilik atau mengawasi orang-orang yang disupervisi. Istilah supervisi atau
pengawasan dalam kelembagaan pendidikan diidentikkan dengan supervisi pengawasan
profesional, hal ini tentu dihadapkan pada berbagai peristiwa dan kegiatan, contoh jika
pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah, maka pengawasan dilakukan untuk melihat
kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran terhadap siswa, namun jika supervisi
dilaksanakan oleh pengawas satuan pendidikan, maka kepala sekolah dalam konteks
kelembagaan jelas menjadi tujuan utama dalam meningkatkan mutu pendidikan secara
menyeluruh.
Supervisi pendidikan adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan
kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
(Daresh, 1989, Glickman,et al, 2007). Sedangkan, menurut Samsuadi (2015) menyatakan bahwa
supervisi pendidikan adalah usaha dalam upaya memperbaiki pengajaran, termasuk
menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi
tujuan-tujuan pembelajaran, bahan pengajaran, metode, evaluasi dan penilaian pengajaran.

Jadi, supervisi adalah pengawasan profesional dalam bidang pendidikan yang


dijalankan berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan tentang bidang kerjanya, memahami
tentang pembelajaran lebih mendalam dari sekedar pengawas biasa dengan tujuan utama
dalam meningkatkan mutu pendidikan secara menyeluruh khususnya pada kinerja guru
dalam proses pembelajaran

Tugas Supervisi Supervisor

Perkembangan supervisi pendidikan berkembang seiring dengan perkembangan ilmu


pengetahuan, teknologi, serta sosial ekonomi dan budaya masyarakat. Supervisi berkembang
dalam bentuk kolaborasi antara supervisor dan guru bersama berinisiatif dan
bertanggungjawab dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, serta menumbuhkan budaya
belajar pada guru untuk selalu meningkatkan kompetensinya. (Sabandi, 2013)
a.) Pendidikan Terhadap Kinerja Guru

Supervisi pendidikan dinilai dari dimensi kepemimpinan dan pengawasan. Sedangkan


variabel kinerja guru dinilai dari kuantitas kerja dan kualitas kerja. Kemampuan kepala
sekolah dalam melaksanakan supervisi diperlukan tindakan-tindakan positif yang berkaitan
dengan peningkatan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi terutama yang berkaitan
dengan peningkatan kemapuan kepemimpinan dan kemampuan pengawasan kepala sekolah.
Pihak-pihak yang terlibat harus berperan aktif dalam meningkatkan kemampuan supervisi
kepala sekolah seperti: 1) Kepala sekolah harus selalu berupaya meningkatkan kemampuan
kepemimpinan dan pengawasan sebagai bagian dari pengawasan sebagai bagian dari kegiatan
supervisi pendidikan, selain itu kepala sekolah harus mampu melakukan perubahan-
perubahan terhadap pelaksanaan supervisi pendidikan, serta kepala sekolah harus
berkesinambungan dalam melaksanakan supervisi pendidikan. 2) Pihak guru harus menerima
terbuka setiap tindakan kepala sekolah yang bermakna supervisi terhadap proses belajar
mengajar yang dilakukan oleh para guru sehingga aka nada kerjasama yang saling
menguntungkan antara pihak kepala sekolah dan guru sehingga akan berdampak positif
terhadap ektifitas proses beelajar mengajar. 3) Kepala sekolah diberikan peluang dan
kesempatan seluas-luasnya untuk melakasanakan supervisi pendidikan kepada para guru
dalam melaksanakan tugasnya. 4) Pengawas sekolah selaku pembina sekolah harus
meningkatkan kegiatan dalam pengawasan terhadap sekolah-sekolah yang diawasinya
terutama para kepala sekolah dalam pelakasaan tugasnya. (Suryani,2015)

b.) Peran Supervisor Dalam Meningkatkan Proses Pembelajaran

Supervisi di sekolah dilaksanakan oleh kepala sekolah yang bertindak sebagai supervisor,
maka kepala sekolah harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk
meningkatkan kinerja guru. Kinerja guru tersebut baik dalam bentuk apa pun termasuk dalam
bentuk peningkatan proses pembelajaran. Dalam hal ini dapat digunakan prespektif supervisi
pendidikan dengan pendekatan inspeksi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sabandi
(2013) bahwasanya supervisor datang ke sekolah dan mengamati guru belajar. Fokus
perhatian supervisor adalah menemukan kesalahan guru berdasarkan standar kerja baku
yang dirumuskan sedemikian rupa oleh otoritas pendidikan. Selain itu, juga
mengemukakan bahwasanya supervisor dengan guru merupakan dua pihak sebagai atasan-
bawahan. Sehingga supervisor memiliki tingkat kebenaran yang lebih dari pada guru.

Sabandi (2013) juga mengemukakan, adapun beberapa peranan supervisor yang harus
diterapkan dalam meningkatkan proses pembelajaran oleh guru antara lain: 1)Sebagai
koordinar, ia dapat mengkoordinasi program belajar mengajar dan tugas-tugas guru dengan
baik dalam setiap kegiatan guru tersebut. 2)Sebagai konsultan, ia dapat memberikan bantuan
atau bimbingan kepada setiap guru dalam mengkonsultasikan setiap masalah yang dihadapi
guru baik secara individual maupun kelompok. 3)Sebagai pemimpin kelompok, ia dapat
memimpin sejumlah staf guru dalam mengembangkan potensi kelompok. 4)Sebagai
evaluator, ia dapat membantu para guru dalam menilai hasil dan proses belajar dan juga dapat
menilai kurikulum yang sedang dikembangkan oleh guru. 5)Memberikan pimpinan yang
evektif dan demokratis. Adapun tugas-tugas yang harus dilakukan oleh supervisor dalam
melaksanakan peranannya sebagai supervisor untuk meningkatkan proses pembelajaran
antara lain: 1)Melakukan pembinaan dalam pengembangan pada kinerja guru yang masih
dinilai kurang baik dalam proses pembelajaran 2)Melakukan evaluasi dan monitoring
pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh setiap guru.
Tujuan Supervisi pendidikan

Semua kegiatan yang dilakukan tentu memiliki tujuan dan selalu mengarah kepada tujuan
yang ingin dicapai tersebut. Pendidikan merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia yang
memiliki tujuan yang ingin dicapai dari proses pelaksanaanya.

Merumuskan tujuan supervisi pendidikan harus dapat membantu mencari dan menentukan
kegiatan-kegiatan supervisi yang lebih evektif. Kita tidak dapat berbicara tentang efektivitas
suatu kegiatan, jika tujuannya belum jelas. Tujuan supervisi pendidikan adalah:

1. Membantu Guru agar dapat lebih mengerti/menyadari tujuan-tujuan pendidikan di


sekolah, dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan itu.
2. Membantu Guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan masalah-
masalah yang dihadapi siswannya; supaya dapat membantu siswanya itu lebih baik lagi.
3. Untuk melaksanakan kepemimpinan efektif dengan cara yang demokratis dalam rangka
meningkatkan kegiatan-kegiatan profesional di sekolah, dan hubungan antara staf yang
kooperatif untuk bersama-sama meningkatkan kemampuan masing-masing.
4. Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru dan memanfaatkan serta
mengembangkan kemampuan itu dengan memberikan tugas dan tanggung jawab yang
sesuai dengan kemampuannya.
5. Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya didepan kelas.
6. Membantu guru baru dalam masa orientasinya supaya cepat dapat menyesuaikan diri
dengan tugasnya dan dapat mendayagunakan kemampuannya secara maksimal.
7. Membantu guru menemukan kesulitan belajar murid-muridnya dan merencanakan
tindakan-tindakan perbaikannya.
8. Menghindari tuntutan-tuntutan terhadap guru yang diluar batas atau tidak wajar, baik
tuntutan itu datangnya dari dalam (sekolah) maupun dari luar (masyarakat
Menurut Hasbullah, fungsi dan tujuan supervisi pendidikan adalah sebagai berikut.

1. Sebagai arah pendidikan. Dalam hal ini, tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha,
sedangkan arah tadi menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang kepada
situasi berikutnya. Sebagai contoh, guru yang berkeinginan membentuk anak didikanya
menjadi manusia yang cerdas maka arah dari usahanya ialah menciptakan situasi belajar
yang dapat mengembangkan kecerdasan.
2. Tujuan sebagai titik akhir. Dalam kaitan ini, apa yang diperhatikan adalah hal-hal yang
terletak pada jangkauan masa datang. Misalnya, jika seorang pendidik bertujuan agar anak
didiknya menjadi manusia yang berakhlak mulia, tentu penekanannya di sini adalah
deskripsi tentang pribadi akhlakul karimah yang diinginkannya tersebut.
3. Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain. Dalam hal ini, tujuan pendidikan yang
satu dengan yang lain merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
4. Memberi nilai pada usaha yang dilakukan. Dalam konteks usaha-usaha yang dilakukan,
kadang-kadang didapati tujuannya yang lebih luhur dan lebih mulia dibanding yang
lainnya. Semua ini terlihat apabila berdasarkan nilai-nilai tertentu.
Tujuan supervisi pendidikan ialah mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik
melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar.

Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran. Tujuan umum Supervisi adalah
memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut
mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan
proses belajar mengajar.
Menurut Glickman, et al (2007) dan Sergiovanni (1987), tujuan supervisi adalah sebagai
berikut:
1. Membantu dosen atau instrusktur mengembangkan kompetensinya

2. Mengembangkan kurikulum

3. Mengembangkan kelompok kerja dosen atau instruktur, dan membimbing penelitian


tindakan kelas

Pada dasarnya tujuan utama dalam meningkatkan mutu pendidikan secara menyeluruh
khususnya pada kinerja guru dalam proses pembelajaran. Menurut Lalupanda (2019)
supervisi harus menyeluruh, terutama bagi para guru yang telah diidentifikasi membutuhkan
perbaikan yang signifikan. Supervisi ini harus mengarahkan pada suatu rencana tentang
sumber daya, saran, dan pengembangan profesional yang diperlukan untuk me-ningkatkan
kualitas guru secara individu. Melalui supervisi pendidikan guru dapat mempelajari dan
memahami tugas dan perannya sebagai seorang pendidik. Guru memegang peranan penting
dalam meningkatkan mutu pendidikan. Saat ini diperlukan guru-guru yang mampu
melaksanakan tugas dan peran secara professional.

Prinsip-Prinsip Supervisi
Pendidikan

Menurut Shulhan, Muwahid (2012) sesuai dengan yang dikemukakan Kemendikbud,


(2012), beberapa prinsip supervisi pendidikan yang harus dijadikan pedoman dalam
melaksanakan tugas sebagai supervisor adalah: praktis, sistematis, objektif, realistis,
antisipatif, konstruktif, kooperatif, kekeluargaan, demokratis, aktif, humanis,
berkesinambungan, terpadu, komprehensif. Berikut ini penjelasannya:

1. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi satuan pendidikan.

2. Sistematis, artinya dikembangkan sesuai perencanaan program supervisi yang matang


dan tujuan pembelajaran

3. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen

4. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenanya.

5. Antisipatif, artinya mampu mengadaoi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi

6. Kontruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi dosen atau instruktur dalam
mengembangkan proses pembelajaran
7. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik anatara supervisior dan dosen atau
instruktur dalam mengembankan proses pembelajaran.
8. Kekeluargaan , artinya mempertimbangkan sasaling asah, asih , dan asuh dalam
mengembangkan pembelajaran.
9. Demokratis, artiya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi
pendidikan’
10. Aktif, dosen atau instruktur dan supervisor harus aktif berpartisipasi

11. Humanis , artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis , terbuka,
jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor.
12. Berkesinambungan, supervisi pendidikan dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh
kepala satuan pendidikan
13. Terpadu, menyatu dengan program pendidikan
14. Komprehensif, memenuhi ketiga tujuan supervisi pendidikan diatas
Fungsi Supervisi Pendidikan
Menurut Swearingen terdapat 8 fungsi supervisi sebagai berikut:

1. Mengkoordinasi semua usaha sekolah


Usaha-usaha sekolah meliputi:

2. Usaha tiap guru


Guru ingin mengemukakan ide dan menguraikan materi pelajaran menurut pandangannya ke
arah peningkatan. Usaha-usaha yang bersifat individu tersebut perlu dikoordinasi. Itulah
fungsi supervisi.

3. Usaha-usaha sekolah
Sekolah dalam menentukan kebijakan, merumuskan tujuan-tujuan atas setiap kegiatan
sekolah, termasuk program-program sepanjang tahun ajaran, perlu ada koordinasi yang baik.

4. Usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan


Setiap guru ingin bertumbuh dalam jabatannya. Oleh karena itu, guru selalu belajar terus
menerus, mengikuti seminar, workshop, dan lain-lain. Mereka berusaha meningkatkan diri
agar lebih baik. Untuk itu, perlu ada koordinasi yang merupakan tugas dari supervisi.

5. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah


Kepemimpinan merupakan suatu ketrampilan yang harus dipelajari dan membutuhkan
latihan yang terus-menerus. Salah satu fungsi supervisi adalah melatih dan memperlengkapi
guru-guru agar mereka memiliki ketrampilan dalam kepemimpinan di sekolah.

6. Memperluas pengalaman guru


Supervisi harus dapat memotivasi guru-guru untuk mau belajar dari pengalaman nyata
dilapangan. Melalui pengalaman baru ini mereka dapat belajar untuk memperkaya
pengetahuan mereka.

7. Menstimukasi usaha-usaha sekolah yang kreatif


Seorang supervisi harus bisa memberikan stimulus agar guru-guru tidak hanya berdasarkan
instruksi atasan, tetapi mereka adalah pelaku aktif dalam proses belajar mengajar.

8. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus


Penilaian yang diberikan harus bersifat menyeluruh dan kontinu. Mengadakan penilaian
secara teratur merupakan suatu fungsi utama dari supervisi pendidikan.

9. Menganalisis situasi belajar mengajar


Tujuan dari supervisi adalah untuk memperbaiki situasi belajar mengajar. Penganalisisan
memberi pengalaman baru dalam menyusun strategi dan usaha ke arah perbaikan.

10. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada setiap anggota staf supervisi
berfungsi untuk memberikan dorongan stimulasi dan membantu guru agar dapat
mengembangkan pengetahuan dalam ketrampilan mengajar.

11. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan
pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
Teknik dan Metode Supervisi

Metode dalam konteks ini merupakan suatu cara yang ditempuh oleh pengawas
pendidikan guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai baik oleh sistem perorangan
maupun kelembagaan pendidikan itu sendiri, sedangkan teknik adalah langkah-langkah
kongkrit yang dilaksanakan oleh seorang supervisor, dan teknik yang dilaksanakan dalam
supervisi dapat ditempuh melalui berbagai cara, yakni pada prinsipnya berusaha
merumuskan harapan menjadi sebuah kenyataan. Teknik supervisi merupakan cara-cara
yang ditempuh dalam mencapai tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan
penyelesaian masalah guru- guru dalam mengajar, masalah kepala sekolah dalam
mengembangkan kelembagaan serta masalah-masalah lain yang berhubungan serta
berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan. Dalam supervisi dikenal dengan dua
teknik besar, yakni teknik individual dan teknik kelompok. Teknik individual antara lain
berupa (1) kunjungan dan observasi kelas (2) individual conference (3) kunjungan antar guru-
guru (4) evaluasi diri (5) supervisory buletin (6) profesional reading (7) profesional writing,
sedangkan teknik kelompok antara lain (1) rapat staf sekolah (2) orientasi guru baru (3)
curriculum laboratory (4) panitia (5) perpustakaan profesional (6) demonstrasi mengajar
(7) lokakarya (8) field trips for staff personnels (9) pannel or forum discussion (10) in service
training dan (11) organisasi profesional. (Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
Dan Tenaga Kependidikan,2008)

Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah metode dan teknik supervisi individual dan
kelompok :
Tabel 1. Metode dan Teknik Supervisi Individual
(Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, 2008)

NO. Metode & Prinsip Dasar Tujuan Supervisi Analisis


Teknik Pelaksanaan
Supervisi Supervisi
1. Observasi Perekaman Memvalidas Timbulnya kesan serta
informasi secara i kesenjangan antara
langsung dalam keberhasilan atasan dan bawahan
kegiatan belajar- tujuan pendidikan
mengajar yang dilakukan
2. Pertemuan Dilakukan setelah oleh guru
Menganalis Hendaknya dilakukan
Individu observasi a oleh supervisor yang
dilakukan, kesulitan memiliki tingkat
sehingga terjalin belajar baik kompetensi yang
hubungan akrab yang tinggi.
3. Supervisi Pemusatan hasil ditimbulkan
Menciptaka Pengoptimalisasian
bulletin belajar berdasarkan n media cetak bagi
secara menyeluruh komunika pendidikan
si internal
dan
bersifat
4. Evaluasi Menumbuhkan dan pengembangan
Menumbuhkan Kesulitan yang
Diri mengembangkan dan dihadapi akan kembali
potensi diri secara membangkitka pada sejauhmana
akurat n keberanian masing-masing
diri pada guru individu memiliki
kesadaran diri
5. Bacaan Memperkaya Penggalian potensi Ketersediaan sarana
Profesional pengalaman diri secara akurat sekolah menjadi
individual penghambat utama

6. Bacaan Memperkaya Penggalian potensi Ketersediaan sarana


Profesional pengalaman diri secara akurat sekolah menjadi
individual penghambat utama
7. Menulis Mengoptimalkan Meningkatka Kurangnya percaya diri
Profesional potensi diri melalui n dalam menulis yang
tulisan ilmiah kemandiria dirasakan oleh banyak
n kalangan, serta media
profesional yang kurang men-
dukung

Tabel 2. Metode dan Teknik Supervisi Kelompok


(Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, 2008)

No Metode & Prinsip Dasar Tujuan Supervisi Analisis


. Teknik Pelaksanaan Supervisi
Supervisi
1. Rapat Merencanakan Memperbaiki Rapat berjenjang
Sekolah bersama-sama visi, kualitas staf dan dengan
misi, orientasi dan program sekolah memperhatikan
strategi sekolah kualitas efektifitas
dan efisiensi
2. Orientasi Memperkenalkan dan Mendapatkan Jarang dilakukan
Guru Baru memperkaya informasi bagi guru karena kurangnya
pengalaman dengan baru tentang sekolah kesadaran untuk
jalan bertukar terkait hal tersebut
pengalaman
3. Laboratori Membantu Membantu guru dan Hal ini baru
um pengembangan personil sekolah dikembangkan oleh
Kurikulum kurikulum bagi pi-hak dalam mengembang- sekolah-sekolah
terkait, teruta-ma kan dan mem- unggul
guru perbaiki kuri-kulum
4. Panitia Memecahk Mendorong Kecenderun
an keberanian dan gan
masalah- menciptakan melemparka
masalah kesempatan bagi n tugas
khusus individu dalam tertentu
5. Perpustaka dalam
Memberika penga-laman
Memotivasi sering
Pembentuka
an n bantuan peningkatan n
Profesiona dalam pengetahuan kebiasaan
l peningkata sesuatu
n yang harus
6. Demonstra kompetens
Peningkata Membantu dilaksanaka
Jarang
si n didaktik mengembangkan dilaksanaka
Mengajar dan pengajaran yang n selain
Metodik efektif kurang
Guru adanya
percaya diri
7. Lokakarya Menghidup Pemecahan masalah Membutuhk
kan dan situasi sehari- an
kerjasama hari biaya yang
yang cukup tinggi
memadai
8. Field Memberika Memahami teknik Perlunya
Trips for n supervisi yang tindak
Staff kesempata ditentukan oleh lanjut
Personnel s n pada kebutuhan staf dengan
pengemba sistem
9. Diskusi ngan staf
Memperka Menumbuhkan evaluasi
Sikap
Panel ya ide dan sikap, pengetahuan berpikir
gagasan dan kete-rampilan kritis sangat
dalam diperlukan
pemecahan namun hal
10. In Service masalah
Mengacu Pemenuhan ini jarang
Diperlukan
Training pada azas kebutuhan tenaga strategi
pendidikan profesional yang
seumur memadai
hidup dalam
11 Organisasi Keanggota Peningkatan pengemban
Sejauh ini
profesi an dalam tanggung jawab dan patut
profesi kesadaran dipertanyak
menjadi an lembaga
kebutuhan ini dalam
tersendiri pengemban
KESIMPULAN

Jadi, supervisi pendidikan merupakan serangkaian kegiatan guna membantu guru dalam
mengembangkan kemampuannya pada saat mengelola proses pembelajaran. Dalam
penerapannya sendiri pelaku supervisi tersebut dapat disebut dengan supervisor yang
biasanya diemban oleh Kepala Sekolah. Tugas sebagai supervisor antara lain adalah melakukan
pembinaan dalam pengembangan pada kinerja guru yang masih dinilai kurang baik dalam
proses pembelajaran serta, melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh setiap guru. Pada dasarnya supervisi pendidikan dinilai
sangat penting sebab memliki tujuan utama untuk meningkatkan mutu pendidikan secara
menyeluruh khususnya pada kinerja guru dalam proses pembelajaran. Ada 14 prinsip dalam
supervisi pendidikan antara lain praktis, sistematis, objektif ,realistis, antisipatif, kontruktif,
kooperatif, kekeluargaan, demokratis, aktif, humanis, berkesinambungan, terpadu serta
komprehensif hal tersebutlah yang menajdi pedoman atau dasar drai pelaksanaan supervisi
pendidikan. Dalam supervisi diperlukan metode dan teknik dalam pelaksanaannya, metode
dalam konteks ini merupakan suatu cara yang ditempuh oleh pengawas pendidikan guna
merumuskan tujuan yang hendak dicapai baik sedangkan teknik adalah langkah-langkah
kongkrit yang dilaksanakan oleh seorang supervisor, pada hal ini terdapat dua metode dan
teknik besar, yakni individual dan kelompok, keduanya sangat penting untuk mendukung
pelaksanaan supervise pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Barinto. 2012 . “Hubungan Kompetensi Guru Dan Supervisi Akademik Dengan Kinerja Guru
Smp Negeri Se-Kecamatan Percut Sei Tuan”. Jurnal Tabularasa, Vol. 9 No. 2,
Halaman 201–214. http://digilib.unimed.ac.id/687/

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan. 2008. Metode
dan Teknik Supervisi. Jakarta : Kemendikbud.

Munawar. 2019. “Supervisi Akademik: Mengurai Problematika Profesionalisme Guru di


Sekolah”. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol. 3 No. 1, Maret 2019. Halaman
135-155. E-ISSN: 2549-5720 P-ISSN: 2549-3663 https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/al-
tanzim

Nur Maneh, Cut Zahri Harun, B. 2018. “Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Kepala
Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di SD Negeri 52 Banda Aceh”. Jurnal
Magister Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 5, Vol. 6
No. 4, Halaman 205–209. ISSN 2302-0156.
http://202.4.186.66/JAP/article/view/13147

Prasojo, Lantip Diat. 2019. “Supervisi Pendidikan” . Jurnal Pendidikan, Vol. 2 No. 3,
Halaman 2-34. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Makalah%20Supervisi
%20perhutani.pdf.

Sabandi, A. 2013. “Supervisi Pendidikan Untuk Pengembangan Profesionalitas Guru


Berkelanjutan”. Jurnal Pedagogi, Jurnal Ilmiah IlmuPendidikan, Vol. 13 No.2
Halaman 1–9.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi/article/download/4275/3345

Samsuadi, S. 2015. “Pengaruh supervisi akademik dan kepemimpinan kepala sekolah


terhadap disiplin kerja guru”. Journal of Educational Science and Technology, Vol.
1 No. 2. https://doi.org/10.26858/est.v1i2.1515

Shulhan, Muwahid. 2012. Supervisi Pendidikan. Surabaya : Acima Publishing


Sugiyono. 2014. Memahami penelitian kualitatif. Bandung : CV Alfabeta.
Suryani, Cut. 2015. “Implementasi Supervisi Pendidikan dalam Meningkatkan Proses
Pembelajaran di MIN Sukadamai Kota Banda Aceh”. Jurnal Ilmiah Didaktika,
Agustus 2015, Vol.16 No.1, Halaman 23-42.
https://jurnal.arraniry.ac.id/index.php/didaktika/article/view/585

Zed, Mestika, 2008. Metode Penelitian kepustakaan, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

Anda mungkin juga menyukai