Supervisi Pendidikan Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Word
Supervisi Pendidikan Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Word
Proses Pembelajaran”
Nanda Prasetyo1, Yoga Pratama Putra2, Azizah Zulfa Rosyidah3, Muhammad Celvin Az
Zahra4, Rukma Tama Maharani5, Shofiyullah Anwar6
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STKIP PGRI Pacitan 1,2,3,4,5,6
Email : azizahzulfarosyidah@gmail.com, mcelvin25@gmail.com, prasetyonanda849@gmail.com,
rukmatamamaharani@gmail.com, shofiyullahanwar@gmail.com, ypratama23@gmail.com.
ABSTRAK
Persoalan guru dalam dunia pendidikan senantiasa mendapat perhatian besar dari pemerintah
maupun masyarakat. Oleh karena itu, tidak heran apabila dalam pelaksanakan profesinya,
guru dituntut untuk meningkatkan kualitasnya. Tuntutan kerja tersebut dimaksudkan supaya
guru dapat bekerja sesuai dengan profesi yang diembannya. Artikel ini bertujuan mengkaji lebih
dalam tentang supervisi pendidikan untuk meningkatkan kinerja atau profesionalitas guru
demi terciptanya proses pembelajaran yang baik. Objek penelitiannya adalah supervisor sebagai
pelaku supervisi serta peran guru dalam proses pembelajaran. Metode penelitian yang
digunakan dalam artikel ini adalah studi pustaka atau library research yang dikombinasikan
dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil pada artikel ini yakni supervisi pendidikan
merupakan serangkaian kegiatan guna membantu guru dalam mengembangkan
kemampuannya pada saat mengelola proses pembelajaran. Dalam penerapannya pelaku
supervisi dapat disebut dengan supervisor yang biasanya diemban oleh Kepala Sekolah.
Supervisi pendidikan dinilai sangat penting untuk meningkatkan mutu pendidikan secara
menyeluruh khususnya pada kinerja guru dalam proses pembelajaran, hal tersebut didukung
dengan diberlakukannya prinsip hingga metode dan teknik supervisi dalam pelaksanannya.
ABSTRACT
The problem of teachers in the world of education has always received great attention from
the government and society. Therefore, it is not surprising that in carrying out their profession,
teachers are required to improve their quality. The work demands are intended so that teachers
can work in accordance with the profession they carry. This article aims to examine more
deeply about educational supervision to improve teacher performance or professionalism in
order to create a good learning process. The object of the research is the supervisor as a
supervisor and the teacher's role in the learning process. The research method used in this
article is library research combined with a qualitative descriptive approach. The result in this
article is that educational supervision is a series of activities to assist teachers in developing
their abilities when managing the learning process. In practice, the supervising actor can be
called a supervisor, which is usually carried out by the principal. Educational supervision is
considered very important to improve the quality of education as a whole, especially in the
performance of teachers in the learning process, this is supported by the implementation of the
principles and methods and techniques of supervision in its implementation.
Supervisi merupakan layanan yang diberikan kepada para guru, dengan tujuan untuk
menghasilkan perbaikan supervisi pendidikan sebagai bagian dari kegiatan supervisi yang
terfokus dan terencana, merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan
kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran (Nur Maneh, Cut Zahri Harun, 2018). Oleh
karenanya esensi dari kegiatan supervisi pendidikan bukanlah menilai unjuk kerja yang
ditunjukkan oleh guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru
dalam mengembangkan kemampuan profesionalismenya menjadi lebih baik. instruksional,
belajar dan kurikulum. Kegiatan ini menunjukkan bahwa guru harus siap untuk disupervisi
setiap saat, mengingat tujuan supervisi sudah jelas. Apabila guru telah memahami peran dan
fungsi supervise ini, maka problematika pendidikan akan mudah dipecahkan. Keberhasilan
sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran, merupakan keberhasilan yang diraih secara
Supervisi pendidikan sebagai bagian dari kegiatan supervisi yang terfokus dan terencana,
merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan
pembelajaran (Nur Maneh, Cut Zahri Harun, 2018). Oleh karenanya esensi dari kegiatan
supervisi pendidikan bukanlah menilai unjuk kerja yang ditunjukkan oleh guru dalam
mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru dalam mengembangkan
kemampuan profesionalismenya menjadi lebih baik.Permendiknas Nomor 13 tahun 2007
tentang Standar Kompetensi Sekolah/Madrasah meliputi kompetensi kepribadian, sosial,
manajerial, kewirausahaan, dan supervisi. Dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI
Nomor 162/U/2003 tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai seorang pendidik harus
memuat yang disebut “Emaslim” (edukator, manajer, administrator, supervisor, leader,
inovator, dan motivator). Sebagai Salah satu standar dan tugas pendidikan adalah kompetensi
supervisi. Kompetensi tersebut meliputi, yaitu: (1) merencanakan program supervisi
pendidikan dalam rangka peningkatan profesionalisme guru; (2) melaksanakan supervisi
pendidikan terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat;
(3) Menindak lanjuti hasil supervisi pendidikan terhadap guru dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru. Menurut Munawar (2019) bahwa supervisi untuk meningkatkan belajar
siswa melalui pembangunan pengawasan dan profesional. Supervisi pendidikan dilakukan
untuk membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Kepala sekolah dapat mengetahui kompetensi dan
kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran dari masingmasing guru melalui kegiatan
monitoring, pemantauan dan pengawasan pembelajaran di kelas. Hasil pemantauan atau yang
biasa disebut dengan hasil supervisi tersebut, digunakan untuk menyusun program tindak
lanjut dari supervisi berikutnya. Artikel ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
pelaksanaan supervisi yang meliputi: Pengertian supervisi pendidikan, tugas supervisor,
tujuan supervisi pendidikan, serta teknik dan metode pendidikan. Artikel diharapkan dapat
memberikan manfaat atau masukan sehingga dapat meningkatkan kinerja guru dalam proses
pembelajaran.
METODE
Metode yang digunakan adalah studi pustaka atau library research yang dikombinasikan
dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Studi pustaka adalah serangkaian kegiatan yang
berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta
mengelolah bahan penelitian (Zed,2008:3) Studi pustaka atau library research
digunakan karena baik pendapat penulis dan penjelasan yang ada di artikel ini diambil dari
berbagai sumber ilmu/bacaan yang valid dan relevan. Sedangkan menurut Sugiyono (2014),
deskriptif kualitatif bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan
pustaka yang telah diperoleh.
Supervisi di sekolah dilaksanakan oleh kepala sekolah yang bertindak sebagai supervisor,
maka kepala sekolah harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk
meningkatkan kinerja guru. Kinerja guru tersebut baik dalam bentuk apa pun termasuk dalam
bentuk peningkatan proses pembelajaran. Dalam hal ini dapat digunakan prespektif supervisi
pendidikan dengan pendekatan inspeksi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sabandi
(2013) bahwasanya supervisor datang ke sekolah dan mengamati guru belajar. Fokus
perhatian supervisor adalah menemukan kesalahan guru berdasarkan standar kerja baku
yang dirumuskan sedemikian rupa oleh otoritas pendidikan. Selain itu, juga
mengemukakan bahwasanya supervisor dengan guru merupakan dua pihak sebagai atasan-
bawahan. Sehingga supervisor memiliki tingkat kebenaran yang lebih dari pada guru.
Sabandi (2013) juga mengemukakan, adapun beberapa peranan supervisor yang harus
diterapkan dalam meningkatkan proses pembelajaran oleh guru antara lain: 1)Sebagai
koordinar, ia dapat mengkoordinasi program belajar mengajar dan tugas-tugas guru dengan
baik dalam setiap kegiatan guru tersebut. 2)Sebagai konsultan, ia dapat memberikan bantuan
atau bimbingan kepada setiap guru dalam mengkonsultasikan setiap masalah yang dihadapi
guru baik secara individual maupun kelompok. 3)Sebagai pemimpin kelompok, ia dapat
memimpin sejumlah staf guru dalam mengembangkan potensi kelompok. 4)Sebagai
evaluator, ia dapat membantu para guru dalam menilai hasil dan proses belajar dan juga dapat
menilai kurikulum yang sedang dikembangkan oleh guru. 5)Memberikan pimpinan yang
evektif dan demokratis. Adapun tugas-tugas yang harus dilakukan oleh supervisor dalam
melaksanakan peranannya sebagai supervisor untuk meningkatkan proses pembelajaran
antara lain: 1)Melakukan pembinaan dalam pengembangan pada kinerja guru yang masih
dinilai kurang baik dalam proses pembelajaran 2)Melakukan evaluasi dan monitoring
pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh setiap guru.
Tujuan Supervisi pendidikan
Semua kegiatan yang dilakukan tentu memiliki tujuan dan selalu mengarah kepada tujuan
yang ingin dicapai tersebut. Pendidikan merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia yang
memiliki tujuan yang ingin dicapai dari proses pelaksanaanya.
Merumuskan tujuan supervisi pendidikan harus dapat membantu mencari dan menentukan
kegiatan-kegiatan supervisi yang lebih evektif. Kita tidak dapat berbicara tentang efektivitas
suatu kegiatan, jika tujuannya belum jelas. Tujuan supervisi pendidikan adalah:
1. Sebagai arah pendidikan. Dalam hal ini, tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha,
sedangkan arah tadi menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang kepada
situasi berikutnya. Sebagai contoh, guru yang berkeinginan membentuk anak didikanya
menjadi manusia yang cerdas maka arah dari usahanya ialah menciptakan situasi belajar
yang dapat mengembangkan kecerdasan.
2. Tujuan sebagai titik akhir. Dalam kaitan ini, apa yang diperhatikan adalah hal-hal yang
terletak pada jangkauan masa datang. Misalnya, jika seorang pendidik bertujuan agar anak
didiknya menjadi manusia yang berakhlak mulia, tentu penekanannya di sini adalah
deskripsi tentang pribadi akhlakul karimah yang diinginkannya tersebut.
3. Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain. Dalam hal ini, tujuan pendidikan yang
satu dengan yang lain merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
4. Memberi nilai pada usaha yang dilakukan. Dalam konteks usaha-usaha yang dilakukan,
kadang-kadang didapati tujuannya yang lebih luhur dan lebih mulia dibanding yang
lainnya. Semua ini terlihat apabila berdasarkan nilai-nilai tertentu.
Tujuan supervisi pendidikan ialah mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik
melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar.
Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran. Tujuan umum Supervisi adalah
memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut
mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan
proses belajar mengajar.
Menurut Glickman, et al (2007) dan Sergiovanni (1987), tujuan supervisi adalah sebagai
berikut:
1. Membantu dosen atau instrusktur mengembangkan kompetensinya
2. Mengembangkan kurikulum
Pada dasarnya tujuan utama dalam meningkatkan mutu pendidikan secara menyeluruh
khususnya pada kinerja guru dalam proses pembelajaran. Menurut Lalupanda (2019)
supervisi harus menyeluruh, terutama bagi para guru yang telah diidentifikasi membutuhkan
perbaikan yang signifikan. Supervisi ini harus mengarahkan pada suatu rencana tentang
sumber daya, saran, dan pengembangan profesional yang diperlukan untuk me-ningkatkan
kualitas guru secara individu. Melalui supervisi pendidikan guru dapat mempelajari dan
memahami tugas dan perannya sebagai seorang pendidik. Guru memegang peranan penting
dalam meningkatkan mutu pendidikan. Saat ini diperlukan guru-guru yang mampu
melaksanakan tugas dan peran secara professional.
Prinsip-Prinsip Supervisi
Pendidikan
6. Kontruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi dosen atau instruktur dalam
mengembangkan proses pembelajaran
7. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik anatara supervisior dan dosen atau
instruktur dalam mengembankan proses pembelajaran.
8. Kekeluargaan , artinya mempertimbangkan sasaling asah, asih , dan asuh dalam
mengembangkan pembelajaran.
9. Demokratis, artiya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi
pendidikan’
10. Aktif, dosen atau instruktur dan supervisor harus aktif berpartisipasi
11. Humanis , artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis , terbuka,
jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor.
12. Berkesinambungan, supervisi pendidikan dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh
kepala satuan pendidikan
13. Terpadu, menyatu dengan program pendidikan
14. Komprehensif, memenuhi ketiga tujuan supervisi pendidikan diatas
Fungsi Supervisi Pendidikan
Menurut Swearingen terdapat 8 fungsi supervisi sebagai berikut:
3. Usaha-usaha sekolah
Sekolah dalam menentukan kebijakan, merumuskan tujuan-tujuan atas setiap kegiatan
sekolah, termasuk program-program sepanjang tahun ajaran, perlu ada koordinasi yang baik.
10. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada setiap anggota staf supervisi
berfungsi untuk memberikan dorongan stimulasi dan membantu guru agar dapat
mengembangkan pengetahuan dalam ketrampilan mengajar.
11. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan
pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
Teknik dan Metode Supervisi
Metode dalam konteks ini merupakan suatu cara yang ditempuh oleh pengawas
pendidikan guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai baik oleh sistem perorangan
maupun kelembagaan pendidikan itu sendiri, sedangkan teknik adalah langkah-langkah
kongkrit yang dilaksanakan oleh seorang supervisor, dan teknik yang dilaksanakan dalam
supervisi dapat ditempuh melalui berbagai cara, yakni pada prinsipnya berusaha
merumuskan harapan menjadi sebuah kenyataan. Teknik supervisi merupakan cara-cara
yang ditempuh dalam mencapai tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan
penyelesaian masalah guru- guru dalam mengajar, masalah kepala sekolah dalam
mengembangkan kelembagaan serta masalah-masalah lain yang berhubungan serta
berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan. Dalam supervisi dikenal dengan dua
teknik besar, yakni teknik individual dan teknik kelompok. Teknik individual antara lain
berupa (1) kunjungan dan observasi kelas (2) individual conference (3) kunjungan antar guru-
guru (4) evaluasi diri (5) supervisory buletin (6) profesional reading (7) profesional writing,
sedangkan teknik kelompok antara lain (1) rapat staf sekolah (2) orientasi guru baru (3)
curriculum laboratory (4) panitia (5) perpustakaan profesional (6) demonstrasi mengajar
(7) lokakarya (8) field trips for staff personnels (9) pannel or forum discussion (10) in service
training dan (11) organisasi profesional. (Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
Dan Tenaga Kependidikan,2008)
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah metode dan teknik supervisi individual dan
kelompok :
Tabel 1. Metode dan Teknik Supervisi Individual
(Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, 2008)
Jadi, supervisi pendidikan merupakan serangkaian kegiatan guna membantu guru dalam
mengembangkan kemampuannya pada saat mengelola proses pembelajaran. Dalam
penerapannya sendiri pelaku supervisi tersebut dapat disebut dengan supervisor yang
biasanya diemban oleh Kepala Sekolah. Tugas sebagai supervisor antara lain adalah melakukan
pembinaan dalam pengembangan pada kinerja guru yang masih dinilai kurang baik dalam
proses pembelajaran serta, melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh setiap guru. Pada dasarnya supervisi pendidikan dinilai
sangat penting sebab memliki tujuan utama untuk meningkatkan mutu pendidikan secara
menyeluruh khususnya pada kinerja guru dalam proses pembelajaran. Ada 14 prinsip dalam
supervisi pendidikan antara lain praktis, sistematis, objektif ,realistis, antisipatif, kontruktif,
kooperatif, kekeluargaan, demokratis, aktif, humanis, berkesinambungan, terpadu serta
komprehensif hal tersebutlah yang menajdi pedoman atau dasar drai pelaksanaan supervisi
pendidikan. Dalam supervisi diperlukan metode dan teknik dalam pelaksanaannya, metode
dalam konteks ini merupakan suatu cara yang ditempuh oleh pengawas pendidikan guna
merumuskan tujuan yang hendak dicapai baik sedangkan teknik adalah langkah-langkah
kongkrit yang dilaksanakan oleh seorang supervisor, pada hal ini terdapat dua metode dan
teknik besar, yakni individual dan kelompok, keduanya sangat penting untuk mendukung
pelaksanaan supervise pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Barinto. 2012 . “Hubungan Kompetensi Guru Dan Supervisi Akademik Dengan Kinerja Guru
Smp Negeri Se-Kecamatan Percut Sei Tuan”. Jurnal Tabularasa, Vol. 9 No. 2,
Halaman 201–214. http://digilib.unimed.ac.id/687/
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan. 2008. Metode
dan Teknik Supervisi. Jakarta : Kemendikbud.
Nur Maneh, Cut Zahri Harun, B. 2018. “Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Kepala
Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di SD Negeri 52 Banda Aceh”. Jurnal
Magister Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 5, Vol. 6
No. 4, Halaman 205–209. ISSN 2302-0156.
http://202.4.186.66/JAP/article/view/13147
Prasojo, Lantip Diat. 2019. “Supervisi Pendidikan” . Jurnal Pendidikan, Vol. 2 No. 3,
Halaman 2-34. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Makalah%20Supervisi
%20perhutani.pdf.
Zed, Mestika, 2008. Metode Penelitian kepustakaan, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia