Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS

KEBUTUHAN PEMEKARAN PUSKESMAS WANASARI


DAN PERTIMBANGAN TATA RUANG DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WANASARI
TAHUN 2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu tindakan pemerintah di bidang pelayanan kesehatan masyarakat dalam
mendekatkan akses masyarakat adalah dengan memperbanyak jumlah Puskesmas.
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setingi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas harus didirikan
pada setiap kecamatan. Apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas,
maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas oleh pemerintah daerah,
dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan) dalam satu
kecamatan (Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas).

Buku pedoman kerja Puskesmas (1992) menyebutkan bahwa sasaran penduduk


yang dilayani untuk sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk. Hal ini bisa
diartikan bahwa pendirian sebuah Puskesmas idealnya ditempatkan pada suatu wilayah
yang jumlah penduduknya 30.000 j i w a atau kurang dari angka tersebut. Khusus
untuk kota besar dengan jumlah penduduk 1.000.000 atau lebih,wilayah kerja
Puskesmas bisa meliputi satu kelurahan.

Dalam menentukan pendirian serta wilayah kerja Puskesmas terdapat


pertimbangan-pertimbangan yaitu, jumlah dan kepadatan penduduk, luas daerah,
keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya. Luas wilayah yang masih efektif
untuk sebuah Puskesmas adalah suatu area dengan jari -jari 5 km, sedangkan luas
wilayah kerja yang dipandang optimal adalah a r e a dengan jari -jari 3 km, jadi jarak
antar Puskesmas adalah 3 sampai 5 km.

Dalam rangka mengefektifkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat maka


distribusi lokasi pusat-pusat pelayanan kesehatan hendaknya ditempatkan pada lokasi
yang tepat dengan mempertimbangkan organisasi keruangan. Hal ini dimaksudkan
agar lebih efisien dan merata penyebarannya dalam suatu wilayah sehingga dapat
ditempuh dalam waktu sesingkat mungkin. Selain itu, dampak pelayanan kepada
masyarakat baru akan nampak apabila pelayanan kesehatan tersebut merata dan dapat
dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dengan karakteristik sosial ekonomi yang
berbeda.

B. TUJUAN :
1. Sebagai dokumen yang menggambarkan tentang analisis pendirian puskesmas
Wanasari.

2
2. Sebagai bahan untuk perencanaan pengembangan (Pemekaran) Puskesmas
Wanasari agar memenuhi kriteria yang dipersyaratkan.

3
BAB II
ANALISIS SITUASI

A. Tinjauan Geografi
Puskesmas Wanasari didirikan pada tahun 1974, berlokasi di jalan raya
Klampok nomor 20 desa Klampok kecamatan Wanasari kabupaten Brebes.
Dibangun di atas lahan seluas 474,15 m 2 dengan luas bangunan 270 m2. Sejak
didirikan, Bangunan Puskesmas mengalami rehab total untuk bangunan
Puskesmas bagian depan pada tahun 2006 dan bagian belakang pada tahun
2011 (luas bangunan menjadi 405 m2). Di belakang gedung Puskesmas berdiri
bangunan gedung Puskesmas Mampu Persalinan 24 jam (PMP) dengan luas
tanah 311 m2 dan luas bangunan 70 m2 yang merupakan gedung alih fungsi
dari rumah dinas medis. Puskesmas Wanasari mempunyai dua (2) Puskesmas
Pembantu yaitu di desa Pesantunan dan Sawojajar, 4 PKD (desa Keboledan,
Kupu, Dumeling dan Kertabesuki).
Luas wilayah Kerja Puskesmas Wanasari adalah 33,37 km² dengan
jumlah desa binaan yang secara administratif berjumlah 7 Desa meliputi desa
Pesantunan, desa Klampok, desa Keboledan, desa Kupu, desa Dumeling, desa
Kertabesuki dan desa Sawojajar. Jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Wanasari tahun 2018 sebanyak 73,063 jiwa, kepadatan penduduk
tiap km² 2.055 jiwa. Berdasarkan letak geografis, daerah di wilayah kerja
Puskesmas Wanasari adalah daerah tambak dan sebagian daerah pertanian,
adapun desa dengan jarak dan waktu tempuh terjauh ke Puskesmas Wanasari
adalah desa Sawojajar yaitu 0,9 km untuk jarak dan 19 menit untuk waktu
tempuh (www.google.co.id/maps/).
Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Wanasari adalah sebagai berikut
:
1. Sebelah Timur : Kecamatan Brebes
2. Sebelah Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Sidamulya
3. Sebelah Barat : Kecamatan Bulakamba
4. Sebelah Utara : Laut Jawa

4
8

B. Tinjauan Demografi
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Wanasari pada tahun 2019
adalah 73.708 orang, dengan perincian 37.844 orang laki-laki dan 35.864
orang Perempuan. Luas wilayah kerja Puskesmas Wanasari 35,6 km ²,
sehingga kepadatan penduduk di Kecamatan Wanasari Wilayah Puskesmas
Wanasari adalah 2.073 jiwa per kilometer. Kepadatan jumlah penduduk
sangat berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan yang dilakukan.

Jumlah Penduduk di wilayah Puskesmas Wanasari menurut jenis


kelamin tahun 2018 :
No Desa Laki- Laki Perempuan Jumlah
1 Pesantunan 8115 7657 15.772
2 Klampok 8021 7774 15.795
3 Keboledan 4017 3803 7.820
4 Kupu 4401 4173 8.574
5 Dumeling 5063 4745 9.808
6 Kertabesuki 2557 2310 4.867
7 Sawojajar 5670 5402 11.072
Jumlah 37.844 35.864 73.708

5
BAB III
ANALISIS SARANA DAN BANGUNAN FISIK

A. Tinjauan Sarana dan Prasarana


Kondisi gedung dan sarana pelayanan di Puskesmas Wanasari dalam
kondisi baik. Namun dengan melihat jumlah kunjungan rata-rata per hari 300
pasien sehingga terasa ketidaknyamanan bagi pasien maupun karyawan.
Sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Wanasari meliputi
2 pustu, 4 PKD, 57 posyandu yang tersebar di seluruh wilayah Puskesmas
Wanasari. Matriks evaluasi kondisi Puskesmas Wanasari berdasarkan Permenkes
no 75 tahun 2014
1. Arsitektur Bangunan

a. Tata Ruang

No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan

1 Rancangan tata ruang memperhatikan fungsi Sesuai tata ruang


sebagai fasilitas kesehatan Pemda

2 Bangunan diselenggarakan sesuai Bangunan


peruntukan lokasi diselenggarakan
sesuai peruntukan
lokasi
3 Tata ruang puskesmas mengikuti peraturan
Tata ruang daerah
a. Nilai koefisien bangunan maksimal 60 Sesuai
%
b. Nilai koefisien lantai bangunan Tidak sesuai
maksimal 1,8
c. Nilai koefisien daerah hijau minimal 15 Tidak sesuai
%
d. Garis sepadan bangunan dan garis Tidak sesuai
sepadan pagar

b. Desain

No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan

1 Tata letak ruang pelayanan pada bangunan Belum sesuai


puskesmas memperhatikan zona puskesmas
sebagai bangunan fasilitas kesehatan
2 Tata letak diatur dengan memperhatikan Tata letak belum
zona infeksius dan zona non infeksius memperhatikan
infeksius dan zona
non infeksius
3 Zona berdasarkan privasi kegiatan
a. Area Publik Belum sesuai

6
b. Area semi public Tidak sesuai

c. Ruang privat Belum sesuai

4 Zona berdasarkan pelayanan Tidak sesuai

5 Pencahayaan dan penghawaan yang aman Tidak sesuai


dan nyaman bagi semua bagian bangunan

6 Tersedianya fasilitas pendingin untuk Tersedia fasilitas


menyimpan obat obat khusus dengan suplai pendingin untuk
listrik yang tidak boleh terputus menyimpan obat-obat
khusus, tersedia
genset
7 Lebar koridor dengan standar 2,4 meter dan Tidak sesuai
tinggi 2,8 meter
Dan bila ada perbedaan ketinggian
permukaan pijakan dibuat ram dengan
kemiringan 7o

4. Persyaratan Ruangan

No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan

1 Ruang Administrasi Kantor Ada tapi kurang Terlalu sempit


memadai
2 Ruang Kepala puskesmas Ada

3 Ruang Rapat Ada tapi kurang Ruang kurang


memadai luas
4 Ruang Pendaftaran dan Rekam medis Ada tapi kurang Ruang
memadai pendaftaran
masih
menjadi satu
dengan ruang
rekam medis
dan sempit

5 Ruang Tunggu Ada tapi kurang


memadai
6 Ruang Tindakan Kegawatdaruratan Ada
7 Ruang Pemerikasaan Umum Ada tapi kurang Terlalu sempit
memadai
8 Ruang KIA /KB dan Imunisasi Ada tapi masih
menjadi satu ruangan
antara KIA, KB
9 Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut Ada tapi kurang Kompresor
memadai sudah di luar
ruangan
10 Ruang ASI Ada

11 Ruang Promosi kesehatan Ada

12 Ruang Farmasi Ada Ruang


farmasi dan
gudang

7
terpisah
13 Ruang persalinan Ada

14 Ruang rawat pasca salin Ada

15 Laboratorium Ada tapi kurang Terlalu sempit


memadai
16 Ruang sterilisasi Ada tapi kurang Terlalu sempit
memadai
17 Ruang penyelenggaraan makanan Belum ada

18 Kamar Mandi / WC Ada Laki-laki dan


perempuan
terpisah
19 Kamar Mandi / WC untuk persalinan Ada

20 Gudang umum Ada tapi kurang Sempit


memadai
21 Rumah dinas tenaga kesehatan Ada Difungsikan
untuk tempat
persalinan
22 Parkir roda 2 dan roda 4 serta garasi ambulan Sudah ada tempat
dan kendaraan puskesmas keliling parkir, garasi belum
ada

5. Persyaratan komponen bangunan

No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan

1 Atap

a. Kekuatan atap tahan terhadap Tidak tahan terhadap


bencana , tidak bocor ,tahan lama bencana (gempa),
dan tidak menjadi perindukan vektor tidak bocor, tidak
menjadi perindukan
vektor
b. Material tidak korosif dan tidak Ya
mudah terbakar
2 Langit langit

a. Langit langit harus kuat, berwarna Kuat, berwarna


terang, mudah dibersihkan,tanpa terang, dengan
profil, tanpa sambungan sambungan
b. Ketinggian minimal 2,8 m dari lantai Ya
3 Dinding

a. Material dinding harus keras, rata, Ya


tidak berpori,tidak menyebabkan
silau, kedap air, mudah dibersihkan
b. Dinding km/wc kedap air dan Ya
dilapisi keramik setinggi 150 cm
c. Dinding laboratorium harus tahan Ya
bahan kimia tidak berpori dan mudah

8
dibersihkan
4 Lantai harus kuat, tahan air, tidak licin, Ya
berwarna terang dan mudah dibersihkan

5 Pintu dan jendela

a. Lebar pintu utama dan ruang gawat Ada, Lebar pintu lebih
darurat minimal 120 cm agar dapat dari 120 cm
dilalui brankar, pintu yg bukan akses
brankar lebar bukaan 90 cm dan
terbuka keluar
b. Pintu km/wc penyandang disabilitas Ada Lebar bukaan
lebar bukaan 90 cm dan terbuka pintu kurang
keluar dari 90 cm
c. Material pintu km/ wc harus kedap Ada
air

6 Kamar mandi (KM )/ WC

a. Memiliki ruang gerak yang cukup Ada


untuk masuk dan keluar pengguna

b. Lantai terbuat dari bahan yang tidak Ya


licin dan air buangan tidak boleh
menggenang

c. Pintu harus mudah dibuka dan Ya


ditutup

d. Kunci dipilih sedemikian rupa agar Ya


mudah dibuka pada kondisi darurat

e. Pemilihan kloset disesuaikan dengan Ya


kebutuhan dan kebiasaan pengguna

f. Minimal disediakan satu kamar Ada


mandi khusus penyandang disabilitas

7 Aksesabilitas penyandang disabilitas dan


lansia

a. Umum
Puskesmas menyediakan fasilitas Ya
dan aksesabilitas demi terwujudnya
kemudahan, kenyamanan dan
keamanan
b. Persyaratan teknis yang meliputi

9
6. Persyaratan prasarana puskesmas

Standar Permenkes Kondisi Yang Keterangan


Ada
1. Sistem penghawaan (ventilasi )

1. Ventilasi merupakan proses mensuplai Ada


udara segar kedalam gedung yang
bertujuan menghilangkan gas yang tidak
menyenangkan, menghilangkan uap air
lebih untuk kenyamanan termal.

2. Ventilasi ruangan dapat berupa ventilasi Tidak sesuai


alami atau mekanis, ventilasi alami tidak
boleh kurang dari 15% dari luas lantai
ruangan yang membutuhkan ventilasi.

3. Besaran pertukaran udara di berbagai Belum sesuai


fungsi ruangan adalah 12 kali pertukaran
per jam dan 10 kali pertukaran udara per
jam untuk KM/WC.

4. Penghawaan dalam ruangan perlu Penghawaan


memperhatikan 3 elemen dasar: dalam ruangan
a. Jumlah udara berkualitas baik yang sudah
masuk ruangan dalam waktu tertentu. memperhatikan
b. Arah aliran udara yg seharusnya 3 elemen dasar
mengalir dari area bersih ke area
terkontaminasi serta distribusi udara
keluar dalam setiap ruangan dialirkan
secara efisien.
c. Setiap ruangan diupayakan udara
bergerak dan terjadi pertukaran udara

5. Pemilihan system ventilasi alami dan Tidak sesuai


mekanik atau campuran dengan
memperhatikan kondisi local seperti
struktur bangunan, cuaca, biaya dan
kualitas udara luar.

2. Sistem Pencahayaan

1. Bangunan puskesmas harus mempunyai Memadai


system pencahayaan alami dan/ buatan

2. Pencahayaan harus terdistribusi merata Memadai


disetiap ruang

3. Lampu - lampu yang digunakan

10
diupayakan jenis yang hemat energi Lampu yang
digunakan jenis
hemat energi

3. Sistem Sanitasi

1. Sistem air bersih Memadai

1.1 Sistem air bersih harus direncanakan Sudah sesuai


dan dipasang dengan
mempertimbangkan sumber air
bersih dan system pengalirannya.

1.2 Sumber air bersih dapat diperoleh Sumber air


langsung dari sumber air bersih berasal
berlangganan dan/atau sumber air dari mata air
lainnya dengan baku mutu.

2. Sistem penyaluran air kotor dan / atau air


limbah

2.1 Tersedia sistem pengolahan air Tidak tersedia Masih dalam


limbah yang memenuhi persyaratan usulan ke BLUD
kesehatan UPTD Puskesmas
Brebes untuk
pembuatan IPAL
No. 440/0069/2018
2.2 Saluran air pengolahan air limbah Belum ada
yang memenuhi persyaratan kesehatan

2.3 Saluran air limbah harus kedap air, Tidak tersedia


bersih dari sampah dan dilengkapi
penutup dengan bak kontrol untuk
menjaga kemiringan saluran minimal 1%

3. Sistem pembuangan limbah infeksius dan


non infeksius

3.1 Sistem pembuangan limbah Ada, Sistem


infeksius dan non infeksius harus pembuangan
direncanakan dan dipasang dengan limbah infeksius
mempertimbangkan fasilitas dan non
pewadahan, Tempat Penampungan infeksius
Sementara (TPS), dan
pengolahannya

3.2 Pertimbangan jenis pewadahan dan Ada,


pengolahan limbah infeksius dan Pertimbangan

11
non infeksius diwujudkan dalam jenis pewadahan
bentuk penempatan pewadahan dan dan pengolahan
/ atau pengolahannya yang tidak limbah infeksius
mengganggu kesehatan penghuni, dan non
masyarakat dan lingkungannya serta infeksius
tidak mengundang datangnya
vektor/binatang penyebar penyakit.

3.3 Pertimbangan fasilitas Tempat Belum Ada


Penampungan Sementara (TPS)
yang terpisah diwujudkan dalam
bentuk penyediaan Tempat
Penampungan Sementara (TPS)
limbah infeksius dan non infeksius,
yang diperhitungkan berdasarkan
fungsi bangunan, jumlah penghuni,
dan volume limbah.

3.4 Ketentuan lebih lanjut mengenai Belum ada Masih dalam


tatacara perencanaan, pemasangan, usulan ke BLUD
dan pengolahan fasilitas UPTD Puskesmas
pembuangan limbah sesuai dengan Brebes untuk
ketentuan peraturan perundang pembuatan IPAL
undangan. No. 440/0069/2018

4. Sistem Kelistrikan

4.1 Umum

4.1.1 Sistem kelistrikan dan Sistem


penempatannya harus mudah kelistrikan
dioperasikan, diamati, dipelihara, tidak sudah sesuai
membahayakan, tidak mengganggu
lingkungan, bagian bangunan dan
instalasi lain.

4.1.2 Perancangan dan pelaksanaannya Sistem


harus memenuhi SNI0225-2011, tentang perancangan
Persyaratan Umum Instalasi Listrik sudah sesuai
(PUIL 2011) atau edisi yang terbaru

4.2 Sumber daya listrik

4.2.1 Sumber daya listrik yang Sumber daya


dibutuhkan, terdiri dari: listrik 17.600
1) Sumber daya listrik normal VA
dengan daya paling rendah 2200VA;
dan
2) Sumber daya listrik darurat 75%
dari sumber daya listrik normal.

12
4.2.2 Sumber daya listrik normal, Sumber daya
diperoleh dari: Sumber daya listrik listrik
berlangganan seperti PLN berlangganan
PLN

4.2.3 Sumber daya listrik darurat, Sumber daya


diperoleh dari : listrik darurat
1) Generator listrik. diperoleh dari
generator listrik
2) Uninterruptible Power Supply
(UPS)

4.3 Sistem Distribusi Sistem ditribusi


Sistem distribusi terdiri dari : terdiri dari
a. Panel-panel listrik. instalasi
b. Instalasi pengkabelan. pengkabelan
c. Instalasi kotak kontak dan sakelar

4.4 Sistem Pembumian Sesuai


Nilai pembumian (grounding) bangunan
tidak boleh kurang impedansinya dari 0.5
Ω. Nilai pembumian (grounding) alat
kesehatan tidak boleh kurang
impedansinya dari 0.1 Ω.
5. Sistem Komunikasi

Alat komunikasi diperlukan untuk Alat


hubungan/komunikasi di Komunikasi
lingkup dan keluar Puskesmas, dalam upaya berupa telepon
mendukung genggam dan
pelayanan di Puskesmas. Alat komunikasi telepon kabel
dapat berupa telepon
kabel, seluler, radio komunikasi, ataupun
alat komunikasi
lainnya

6. Sistem Gas Medik

Gas medik yang digunakan di Puskesmas Ada Belum


adalah Oksigen (O2). dipertimbangkan
Sistem gas medik harus direncanakan dan keselamatanya
diletakkan dengan
mempertimbangkan tingkat keselamatan
bagi penggunanya.

7. Sistem Proteksi Petir

Sistem proteksi petir harus dapat melindungi Belum Ada Masih dalam
semua bagian dari usulan ke BLUD
bangunan Puskesmas, termasuk manusia UPTD Puskesmas
yang ada di dalamnya, Brebes untuk
dan instalasi serta peralatan lainnya terhadap pemasangan Sistem
kemungkinan Proteksi Petir No.
bahaya sambaran petir. 671.5/0228.1/2018

13
8. Sistem Proteksi Kebakaran

8.1 Bangunan Puskesmas harus menyiapkan Tersedia alat


alat pemadam kebakaran untuk pemadam
memproteksi kemungkinan terjadinya kebakaran
kebakaran.

8.2 Alat pemadam kebakaran kapasitas Ada, jumlah


minimal 2 kg, dan dipasang 1 buah untuk memadai
setiap 15 m2.

8.3 Pemasangan alat pemadam kebakaran Ada


diletakkan pada dinding dengan
ketinggian antara 15 cm – 120 cm dari
permukaan lantai, dilindungi sedemikian
rupa untuk mencegah kemungkinan
kerusakan atau pencurian.
8.4 Apabila bangunan Puskesmas Belum ada
menggunakan generator sebagai sumber
daya listrik utama, maka pada ruangan
generator harus dipasangkan Alat
Pemadam Kebakaran jenis CO2
9. Sistem Pengendalian Kebisingan

9.1 Intensitas kebisingan equivalent (Leq) Belum pernah di


diluar bangunan Puskesmas tidak lebih ukur
dari 55 dBA, dan di dalam bangunan
Puskesmas tidak lebih dari 45 dBA.
9.2 Pengendalian sumber kebisingan
disesuaikan dengan sifat sumber
9.3 Sumber suara genset dikendalikan Bangunan
dengan meredam dan membuat sekat genset terpisah
yang memadai dan sumber suara dari lalu
lintas dikurangi dengan cara penanaman
pohon ataupun cara lainnya.

14
10. Sistem Transportasi Vertikal dalam
Puskesmas.

10.1 Tangga
10.1.1 Umum Tidak ada
Tangga merupakan fasilitas bagi
pergerakan vertikal yang dirancang
dengan mempertimbangkan ukuran dan
kemiringan pijakan dan tanjakan
dengan lebar yang memadai

10.2.2 Persyaratan tangga Tidak ada


1) Harus memiliki dimensi pijakan dan
tanjakan yang berukuran seragam,
dengan tinggi masing-masing
pijakan/tanjakan adalah 15 – 17 cm.
2) Harus memiliki kemiringan tangga
kurang dari 600.
3) Lebar tangga minimal 120 cm untuk
mempermudah evakuasi dalam
kondisi gawat darurat.
4) Tidak terdapat tanjakan yang
berlubang yang dapat
membahayakan pengguna tangga.
5) Harus dilengkapi dengan rel
pegangan tangan (handrail).
6) Rel pegangan tangan harus mudah
dipegang dengan ketinggian 65 cm -
80 cm dari lantai, bebas dari elemen
konstruksi yang mengganggu, dan
bagian ujungnya harus bulat atau
dibelokkan dengan baik ke arah
lantai, dinding atau tiang.
7) Rel pegangan tangan harus ditambah
panjangnya pada bagian ujung-
ujungnya (puncak dan bagian
bawah) sepanjang 30 cm.
8) Untuk tangga yang terletak di luar
bangunan, harus dirancang sehingga
tidak ada air hujan yang
menggenang pada lantainya.

15
10.2 Ram

1) Umum
Ram adalah jalur sirkulasi yang memiliki
bidang dengan kemiringan tertentu,
sebagai alternatif bagi orang yang tidak
dapat menggunakan tangga.

2) Persyaratan Ram. Ada, memadai


a) Kemiringan suatu ram di dalam
bangunan tidak boleh melebihi 70,
perhitungan kemiringan tersebut tidak
termasuk awalan dan akhiran ram
(curb ramps/landing).
b) Panjang mendatar dari satu ram
(dengan kemiringan 70) tidak boleh
lebih dari 9 m.
c) Lebar minimum dari ram adalah 120
cm dengan tepi pengaman.
d) Muka datar (bordes) pada awalan atau
akhiran dari suatu ram harus bebas
dan datar sehingga memungkinkan Belum memadai
sekurang-kurangnya untuk memutar
kursi roda dan stretcher, dengan
ukuran minimum 180 cm.

11. Puskesmas Keliling (Pusling) dan Ambulans

Ketentuan mengenai kendaraan Puskesmas Mengikuti


keliling dan ambulans ketentuan
mengikuti ketentuan teknis yang berlaku.

16
No Nama Ruang Kondisi Yang Ada Keterangan
Ruang kantor
1. Ruang Administrasi Ada tapi kurang Terlalu sempit
memadai
2. Ruang Kepala Puskesmas Ada
3. Ruang Rapat Ada tapi kurang Ruang kurang
memadai luas
Ruang Pelayanan
4. Ruang Pendaftaran dan Rekam Medik Ada tapi kurang Ruang
memadai pendaftaran masih
menjadi satu
dengan ruang
rekam medis dan
sempit

5. Ruang Tunggu Ada


6. Ruang Pemerikasaan Umum Ada tapi kurang Sempit
memadai
7. Ruang Tindakan Ada tapi kurang Sempit
memadai
8. Ruang KIA, KB dan Imunisasi Ada tapi masih
menjadi satu ruangan
antara KIA dan KB
9. Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut Ada tapi kurang Sempit
memadai
10. Ruang ASI Ada
11. Ruang Promosi Kesehatan Ada
12. Ruang Farmasi Ada Ruang Farmasi
dan Gudang
farmasi terpisah
13. Ruang Persalinan Ada Eks. Rumah
Dinas Puskesmas
Wanasari
14. Ruang Rawat Pasca Persalinan Ada
15. Laboratorium Ada tapi kurang Sempit
memadai
16. Ruang Sterilisasi Ada
17. Ruang Penyelenggaraan Makanan Belum ada
18. Kamar Mandi / WC pasien ( Laki-laki Ada
dan perempuan terpisah )
19. KM / WC Untuk Persalinan Ada
20. KM / WC Petugas Ada
21. Gudang Umum Ada tapi kurang Sempit
memadai
Pendukung
22. Rumah Dinas Tenaga Kesehatan Ada Rumdis ada di
PUSTU desa
Pesantunan
23. Parkir Kendaraan roda 2 dan 4 serta Sudah ada tempat

17
garasi untuk ambulans dan Puskesmas parkir, tapi garasi
keliling mobil belum ada

A. Puskesmas Pembantu

No Nama Ruang Kondisi Yang Ada Keterangan


1. Ruang pendaftaran dan Administrasi Ada tapi kurang
memadai
2. Ruang tunggu Ada
3. Ruang Pemerikasaan Umum Ada tapi kurang
memadai
4. Ruang KIA dan KB Masih jadi satu
dengan ruang
pemeriksaan umum
5. KM / WC Petugas dan Pasien Ada, tapi kurang
memadai
Pendukung
6. Rumah Dinas Tenaga Kesehatan Ada
7. Parkir Ada

18
BAB IV
ANALISIS RASIO JUMLAH PENDUDUK DAN KETERSEDIAAN TENAGA
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Jumlah tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas Wanasari pada tahun 2018 adalah
dokter umum sebanyak 3 orang PNS dan 1 orang dokter BLUD, perawat 5 orang (4 PNS, 1
BLUD), perawat gigi 2 orang (1 PNS, 1 BLUD), bidan 41 orang (23 PNS, 1 PTT dan 17
BLUD), tenaga assisten apoteker 3 orang (2 PNS, 1 BLUD), nutrisionis 1 orang PNS,
Sanitarian 1 orang PNS, analis kesehatan 2 orang (1 PNS, 1 BLUD) dan staf penunjang
administrasi sebanyak 6 orang (3 PNS, 3 BLUD) pramu kantor 4 orang BLUD, 2 orang juru
dan penjaga malam 2 orang BLUD. Keseluruhan tenaga tersebar di beberapa unit pelayanan
yaitu Puskesmas, Pustu, dan PKD.
Tenaga kesehatan menurut Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas adalah
setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya ksehatan. Kebutuhan SDM kesehatan
pada dasarnya dapat ditentukan berdasarkan:
Salah satu metode penyusunan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan rasio terhadap
sesuatu nilai (Ratio Method). Langkah awal menentukan rasio dari tenaga terhadap suatu
nilai tertentu misalnya jumlah penduduk. Perkiraan kebutuhan jumlah dari jenis tenaga
kesehatan tertentu diperoleh dengan membagi nilai yang diproyeksikan termasuk dengan
rasio yang ditentukan. Rasio dokter terhadap penduduk bervariasi dalam suatu daerah, mulai
dari 1 : 5.000 sampai 1 : 2.500, atau rata-rata 1 : 4.000. Bila proyeksi penduduk pada tahun
target adalah satu juta dengan rasio pada tahun target yang diinginkan sebesar 1 : 4.000,
kebutuhan dokter yang diperlukan adalah = 1.000.000 : 4.000 = 250 dokter Full Time
Equivalent (FTE).
Dalam menentukan pendirian serta wilayah kerja Puskesmas terdapat pertimbangan-
pertimbangan yaitu, jumlah dan kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan
keadaan infrastruktur lainnya. Luas wilayah yang masih efektif untuk sebuah Puskesmas
adalah suatu area dengan jari -jari 5 km, sedangkan luas wilayah kerja yang dipandang
optimal adalah a r e a dengan jari -jari 3 km, jadi jarak antar Puskesmas adalah 3 sampai 5
km. sehingga untuk memenuhi pelayanan kesehatan yang optimal, maka dipandang perlu
untuk dilakukan pemekaran Puskesmas Wanasari.

19
BAB V
KESIMPULAN

1. Berdasarkan beberapa analisis kajian diatas, dengan memperhatikan beban kerja


pelayanan, dengan beban kerja puskesmas yang sudah mencapai 73.708, maka
dipandang perlu untuk pemekaran Puskesmas.
2. Berdasarkan analisis kondisi fisik bangunan sudah tidak memenuhi persyaratan
karena keluasan dan kenyamanan bangunan sudah tidak sesuai dengan jumlah
kunjungan pasien yang banyak dengan harapan baik dari kenyamanan,keamanan dan
untuk kemudahan pelayanan dapat terpenuhi sehingga kepuasan masyarakat akan
bisa meningkat
3. Untuk tinjauan kebutuhan tenaga juga masih kurang artinya belum semuanya
memenuhi persyaratan minimalnya.
4. Untuk itu perlu diusulkan untuk pemekaran Puskesmas dan pemenuhan tenaga yang
kurang.

20

Anda mungkin juga menyukai