Kelompok 2:

1. Syahrul Saputra (11210541000123)

2. Indana Zulfa Mahar (11210541000125)
3. Deswita Shifa (11210541000129)
4. Nabila Fitri Hayati (11210541000146)
Menjelaskan Hakikat
Penelitian Kualitatif
Definisi dan Fungsi
Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang mengkaji pengalaman
masyarakat secara rinci dengan menggunakan serangkaian metode penelitian
tertentu seperti wawancara, diskusi kelompok, observasi, analisis, metode visual,
dan sejarah hidup atau biografi.

Salah satu ciri paling menonjol dari penelitian kualitatif adalah bahwa pendekatan ini
mengidentifikasi permasalahan dari sudut pandang partisipan penelitian dan
memahami makna dan interpretasi yang mereka berikan terhadap perilaku,
peristiwa atau objek.
METODE KUALITATIF BIASANYA DIGUNAKAN UNTUK MEMBERIKAN
PEMAHAMAN MENDALAM TENTANG PERMASALAHAN PENELITIAN YANG
MENCAKUP PERSPEKTIF POPULASI PENELITIAN DAN KONTEKS DI MANA
MEREKA HIDUP.
PENELITIAN KUALITATIF BERGUNA UNTUK MENGEKSPLORASI TOPIK-TOPIK
BARU ATAU MEMAHAMI ISU-ISU KOMPLEKS; UNTUK MENJELASKAN
KEYAKINAN DAN PERILAKU MASYARAKAT; DAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI
NORMA-NORMA SOSIAL ATAU BUDAYA SUATU KELOMPOK ATAU
MASYARAKAT.
PENELITIAN KUALITATIF DILAKUKAN UNTUK:
MEMAHAMI PERILAKU, KEYAKINAN, PENDAPAT DAN EMOSI DARI SUDUT
PANDANG PESERTA PENELITIAN ITU SENDIRI (INI DISEBUT VERSTEHEN);
MEMAHAMI DAN MENJELASKAN PANDANGAN DAN PERILAKU
MASYARAKAT;
MEMAHAMI PROSES, SEPERTI BAGAIMANA ORANG MENGAMBIL
KEPUTUSAN, ATAU MENEGOSIASIKAN SUATU PEKERJAAN, ATAU
MENGELOLA BISNIS;
MENAFSIRKAN TEMUAN PENELITIAN KUANTITATIF;
MENGUNGKAP MAKNA YANG DIBERIKAN ORANG TERHADAP PENGALAMAN
MEREKA;
MEMAHAMI INTERAKSI SOSIAL ANTAR MANUSIA DAN NORMA-NORMA
SERTA NILAI-NILAI YANG DIANUT OLEH MEREKA;
MENGIDENTIFIKASI KONTEKS SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI ATAU FISIK DI
MANA KEGIATAN BERLANGSUNG;
MEMBERIKAN SUARA TERHADAP PERMASALAHAN POPULASI PENELITIAN
TERTENTU;
MEMBERIKAN KEDALAMAN, DETAIL, NUANSA DAN KONTEKS TERHADAP
PERMASALAHAN PENELITIAN;
MEMERIKSA SECARA RINCI ISU-ISU SENSITIF SEPERTI SEKSUALITAS,
KEKERASAN, HUBUNGAN PRIBADI;
MEMPELAJARI ISU-ISU KOMPLEKS SEPERTI PERDAGANGAN MANUSIA ATAU
PENGGUNAAN NARKOBA, YANG MUNGKIN TERLALU RUMIT ATAU
TERSEMBUNYI UNTUK DAPAT DENGAN MUDAH DIURAIKAN MELALUI
PENELITIAN KUANTITATIF.
 Perbedaan Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif
Tabel 2.2 Perbedaan utama antara penelitian kualitatif dan kuantitatif
SINGKATNYA, TUJUAN PENELITIAN KUALITATIF ADALAH UNTUK MENCARI
PEMAHAMAN KONTEKSTUAL TERHADAP FENOMENA, MENJELASKAN PERILAKU
DAN KEYAKINAN, MENGIDENTIFIKASI PROSES DAN MEMAHAMI KONTEKS
PENGALAMAN MASYARAKAT. KARENA SIFAT PENELITIAN KUALITATIF YANG
MENDALAM, HANYA DIPERLUKAN SEDIKIT PARTISIPAN PENELITIAN, KARENA
TUJUANNYA ADALAH UNTUK MENCAPAI INFORMASI YANG MENDALAM (BUKAN
KETERWAKILAN STATISTIK) DENGAN 'MENGGALI' SETIAP PARTISIPAN SECARA
MENDALAM TENTANG PENGALAMAN MEREKA MENGENAI TOPIK PENELITIAN.
ANALISIS DATA KUALITATIF BERSIFAT INTERPRETATIF, DIMANA PENELITI
BERUSAHA MENAFSIRKAN MAKNA YANG DIBERIKAN PARTISIPAN TERHADAP
PANDANGAN DAN PENGALAMAN MEREKA.
Paradigma dalam Penelitian
Sosial
Paradigma penelitian sosial mengacu pada kerangka konseptual,
pandangan dunia, dan pendekatan metodologis yang digunakan oleh
peneliti sosial untuk memahami, menjelaskan, dan mengkaji fenomena
sosial. Paradigma ini membentuk landasan bagi cara peneliti memandang
dunia sosial, memilih topik penelitian, mengumpulkan data, menganalisis
data, dan menghasilkan pengetahuan dalam bidang ilmu sosial.
Setiap paradigma penelitian sosial memiliki ciri-ciri khasnya sendiri yang mempengaruhi pendekatan
penelitian yang digunakan. Beberapa paradigma penelitian sosial yang paling umum mencakup:
1. Paradigma Positivisme: Paradigma ini menekankan pada penggunaan metode ilmiah untuk
mengukur fenomena sosial secara objektif.
2. Paradigma Konstruktivisme: Paradigma ini berfokus pada pemahaman makna subjektif yang
diberikan oleh individu terhadap pengalaman sosial.
3. Paradigma Interpretatif (Verstehen): Paradigma ini, seperti yang telah dijelaskan dalam pertanyaan
sebelumnya, menekankan pemahaman mendalam terhadap makna yang terkandung dalam tindakan
manusia dan masyarakat.
4. Feminisme: Paradigma ini berfokus pada analisis aspek gender dalam masyarakat dan hubungannya
dengan ketidaksetaraan gender.

5. Teori Kritis: Paradigma ini menyoroti aspek-aspek sosial yang terkait dengan kekuasaan,
ketidaksetaraan, dan konflik dalam masyarakat.

6. Paradigma Konstruktivisme Sosial: Paradigma ini berfokus pada pemahaman tentang bagaimana
konsep-konsep sosial dan identitas individu dibentuk oleh interaksi sosial.
Istilah atau Perspektif
Verstehen
Perspektif verstehen adalah pendekatan dalam ilmu sosial yang menekankan
pemahaman mendalam terhadap tindakan manusia dan makna yang terkandung
dalam tindakan tersebut. Istilah ini berasal dari bahasa Jerman dan berarti
"memahami" atau "mengerti." Perspektif Verstehen sering dikaitkan dengan
pendekatan interpretatif atau hermeneutik dalam penelitian sosial.
Dalam konteks perspektif Verstehen, beberapa poin penting yang perlu
diperhatikan adalah:
Makna Subjektif
Konteks Budaya dan Sosial
Pendekatan Kualitatif
Refleksi Peneliti
Hermeneutika
Pemahaman Holistik
Pemahaman Emik dan
Etik
KONSEP PERSPEKTIF EMIK BERHUBUNGAN ERAT DENGAN KONSEP VERSTEHEN.
PERBEDAAN ANTARA PERSPEKTIF ETIK DAN EMIK DITERAPKAN KHUSUSNYA
DALAM DISIPLIN ANTROPOLOGI BUDAYA. PERSPEKTIF EMIK MEMBERIKAN
INFORMASI TENTANG SUDUT PANDANG ORANG DALAM, PERSEPSI ORANG
DALAM, KEYAKINAN DAN SISTEM MAKNA. DENGAN DEMIKIAN, HAL INI
MENCERMINKAN MAKNA BUDAYA YANG MELEKAT PADA FAKTA, PERISTIWA,
ATAU PENGALAMAN TERTENTU. PERSPEKTIF ETIK MENGACU PADA SUDUT
PANDANG ORANG LUAR, PENDAPAT DAN KEYAKINAN MEREKA.
Istilah Subjektivitas
PENDEKATAN INTERPRETATIF MENGAKUI SUBJEKTIVITAS. HAL INI MENGAKUI
BAHWA PERSPEKTIF PARTISIPAN PENELITIAN MENCERMINKAN PANDANGAN
SUBJEKTIF MEREKA TERHADAP DUNIA SOSIAL MEREKA, DAN BAHWA PENELITI
JUGA MEMBAWA PENGARUH SUBJEKTIF MEREKA KE DALAM PROSES PENELITIAN,
KHUSUSNYA SELAMA PENGUMPULAN DAN INTERPRETASI DATA. SELAMA
PERTEMUAN ANTARA PENELITI DAN PARTISIPAN PENELITIAN, MASING- MASING
AKAN BEREAKSI TERHADAP LATAR BELAKANG, KARAKTERISTIK, DAN POSISI SATU
SAMA LAIN, DAN DENGAN CARA INI MASING- MASING AKAN BERKONTRIBUSI
PADA KONSTRUKSI REALITAS SELAMA PROSES WAWANCARA. PENDEKATAN
INTERPRETATIF MENGAKUI BAHWA LATAR BELAKANG, POSISI ATAU EMOSI
PENELITI MERUPAKAN BAGIAN INTEGRAL DARI PROSES MENGHASILKAN DATA.
Istilah Reflektivitas
REFLEKSIVITAS ADALAH PROSES YANG MELIBATKAN REFLEKSI DIRI SECARA
SADAR DI PIHAK PENELITI UNTUK MEMPERJELAS POTENSI PENGARUHNYA
TERHADAP PROSES PENELITIAN. MELALUI REFLEKSIVITAS, PENELITI KUALITATIF
MEREFLEKSIKAN SUBJEKTIVITAS MEREKA, TENTANG BAGAIMANA ‘LATAR
BELAKANG SOSIAL, ASUMSI, POSISI DAN PERILAKU MEREKA BERDAMPAK PADA
PROSES PENELITIAN’ DAN BAGAIMANA PARTISIPAN PENELITIAN BEREAKSI
TERHADAP PENELITI DAN LATAR PENELITIAN.
REFLEKSIVITAS DIPERLUKAN UNTUK MELEGITIMASI, MEMVALIDASI, DAN
MEMVALIDASI MEMPERTANYAKAN PROSES PENELITIAN
REFLEKSIVITAS DAPAT DIANGGAP BERSIFAT PRIBADI ATAU INTERPERSONAL.
REFLEKSIVITAS PRIBADI MELIBATKAN PENELITI UNTUK MEREFLEKSIKAN
BAGAIMANA LATAR BELAKANG DAN ASUMSI MEREKA SENDIRI DAPAT
MEMPENGARUHI PROSES PENELITIAN DAN DATA YANG DIBUAT. SEDANGKAN,
REFLEKSIVITAS INTERPERSONAL MENGAKUI BAHWA PENGATURAN WAWANCARA
DAN DINAMIKA INTERPERSONAL ANTARA PENELITI DAN PARTISIPAN DAPAT
MEMPENGARUHI PENCIPTAAN PENGETAHUAN.
 Pendekatan pada
Penelitian Kualitatif
DISINI DIGAMBARKAN BAHWA PROSES PENELITIAN KUALITATIF SEBAGAI TIGA
SIKLUS YANG TERPISAH NAMUN SALING TERKAIT: SIKLUS DESAIN, SIKLUS
PENGUMPULAN DATA, DAN SIKLUS ANALISIS. SEMENTARA PENELITI KUALITATIF
LAINNYA MEMANG JUGA MENGIDENTIFIKASI BAHWA PENELITIAN KUALITATIF
ADALAH SIKLUS DI ALAM (FLICK, 2009; MAXWELL, 2005; SPRADLEY, 1980),
PARA PENELITI BIASANYA MENGACU PADA PROSES SIKLUS YANG
MENGHUBUNGKAN PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS. NAMUN,
MENGKONSEPTUALISASIKAN PROSES SIKLUS PENELITIAN KUALITATIF UNTUK
MELIBATKAN KETERKAITAN ANTARA DESAIN PENELITIAN (SIKLUS DESAIN),
PENGUMPULAN DATA (SIKLUS PENGUMPULAN DATA) DAN ANALISIS DATA
(SIKLUS ANALISIS).
.
PENELITI DISINI MENGGUNAKAN PENALARAN INDUKTIF (KHAS PARADIGMA
INTERPRETATIF) DAN PENALARAN DEDUKTIF YANG MENDASARI BANYAK
PENELITIAN KUANTITATIF. YAITU PENALARAN DEDUKTIF DIDOMINASI DALAM
SIKLUS DESAIN (DENGAN MENGGABUNGKAN KONSEP DARI TEORI DAN
LITERATUR YANG ADA KE DALAM PERTANYAAN PENELITIAN DAN KERANGKA
KONSEPTUAL DEDUKTIF), SEDANGKAN PENALARAN INDUKTIF LEBIH MENONJOL
DALAM SIKLUS PENGUMPULAN DATA (KETIKA MENGUMPULKAN DATA DAN
MEMBUAT REFERENSI INDUKTIF YANG MEMBENTUK PENGUMPULAN DATA LEBIH
LANJUT). DALAM SIKLUS ANALITIK, PENALARAN INDUKTIF TERCERMIN DALAM
'DASAR' ANALISIS DAN TEORI INDUKTIF, SEMENTARA PENALARAN DEDUKTIF
JUGA DIGUNAKAN KETIKA MEMASUKKAN TEORI ATAU KONSEP INDUKTIF KE
DALAM TEORI YANG ADA (SEBAGIAN BESAR DEDUKTIF).
Thank You!